You are on page 1of 12

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
      Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahuataala, sholawat serta salam kita
kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad sallallahualaihiwasallam, karena atas
rahmat   dan   hidayah­Nya   peper   ini   dapat   diselesaiakan.   Peper   ini   penulis   samapikan
kepada   Pembina  matakuliah   Pembelajaran  Matematika   SMA  bapak  Ariyanto,  sebagai
tugas   pendalaman   pembelajaran   matematika. 
     Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada bapak maupun ibu dosen matematika
yang telah mencurahkan ilmunya kepada penulis, sehingga penulis dapat dengan baik dan
lancar   dalam   menulis   paper   ini. 
      Selanjutnya kami mohon kepada bapak bapak doseb khususnya dan para pembaca
pada umumnya bila ada kesalahan atau kekurangan dalam paper ini, baik dari segi bahasa
maupun kontennya, penulis  mengharapkan  kritik dan saran yang bersifat  membangun
kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya­karya tulis yang akan dating.
Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………….ii
DAFTAR ISI ………………………………………iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………….1
B. Masalah………………………………… 2
C. Tujuan………………………………… 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Matriks……………………… 3
B. Jenis-Jenis Matriks……………………4
C. Transpose Matriks……………………7
D. Kesamaan Dua Matriks………………7
E. Oprasi Penjumlahan dan Pengurangan Matriks…...8
BAB III : SIMPULAN…………………………..15
DAFTAR PUSTAKA……………………………16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Matematika   berasal   dari   bahasa   latin  Manthanein  atau  Mathema  yang   berarti
“belajar   atau   hal   yang   dipelajari”.   Sedangkan   matematika   di   dalam   bahasa   belanda
dikenal  dengan  sebutan  wiskunde  yang memiliki  arti  “ilmu  pasti”.  Jadi  secara  umum
dapat diartikan bahwa matematika merupakan sebuah ilmu pasti yang berkenaan dengan
penalaran.
 Minimnya   pemahaman   siswa   terhadap   konsep   matematika   menimbulkan
kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika tidak hanya disebabkan oleh siswa itu
sendiri, tetapi didukung juga oleh ketidak mampuan guru menciptakan situasi yang dapat
membuat siswa tertarik pada pelajaran matematika.
Dalam   pembelajaran   di   Sekolah   Menengah   Atas   (SMA),   matriks   merupakan
materi yang harus dipelajari karena materi ini selalu muncul dalam soal Ujian Nasional
(UN), khusus untuk materi matriks ditemukan banyak kendala dalam mempelajarinya.
Impilikasi dirasakan oleh tenaga pengajar (guru) berupa kendala dan hambatan
dalam   mengajarkan   konsep   Matriks.   apabila   guru   menerapkan   materi   yang   telah
direncanakan, maka sebagian siswa tidak dapat mengikuti dan memahami dengan baik
materi   tersebut,   sehingga   pada   saat   diberikan   soal­soal   untuk   diselesaikan,   banyak
diantara  mereka  yang kurang mampu  atau mengalami  kesulitan dalam  menyelesaikan
soal­soal tersebut.
Disini   penulis   akan   memberikan   materi   yang   berkaitan   dengan   pembahasan
Matrik untuk memenuhi tugas Pembelajaran Matematika SMA.

dikenal   dengan  sebutan  wiskunde  yang  memiliki  arti   “ilmu  pasti”.   Jadi  secara
umum dapat diartikan bahwa matematika merupakan sebuah ilmu pasti yang berkenaan
dengan penalaran.
 Minimnya  pemahaman  siswa terhadap  konsep matematika  menimbulkan  kesulitan  dalam
menyelesaikan soal matematika tidak hanya disebabkan oleh siswa itu 
2.      Mengetahui jenis­jenis matriks
3.      Dapat menghitung oprasi penjumlahan dan pengurangan pada matriks
4.      Mengetahi matriks tanspose dan kesaman matriks
5.      Dapat menyelesaikan soal­soal menhitung matriks.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Matriks
Matriks adalah susunan kumpulan bilangan yang di atur dalam baris dan kolom
berbentuk   persegi   panjang.   Matrik   di   cirikan   dengan   elemen­elemen   penyusun   yang
diapit oleh tanda kurung siku [ ] atau tanda kurung biasa ( ). 
Ukuran sebuah matrik dinyatakan dalam satuan ordo, yaitu banyaknya baris dan
kolom dalam matriks tersebut. Ordo merupakan karakteristik suatu matriks yang menjadi
patokan dalam oprasi­oprasi antar matriks. Matriks pada umumnya di simbolkan seperti
berikut ini :

Keterangan :
A             = nama matrik
m             = banyak baris 
n              = banyak kolom
m x n       = ordo matriks
Amxn      =artinya elemen matrik baris ke­m kolom ke­n.

Contoh 1

Tentukan baris dan kolom ?
Jawaban :
2 adalah elemen baris ke­1 kolom ke­1
4 adalah elemen baris ke­2 kolom ke­2
7 adalah elemen baris ke­3 kolom ke­2

B. Jenis – Jenis Matriks

Amxn      =artinya elemen matrik baris ke­m kolom ke­n.

Contoh 1

Tentukan baris dan kolom ?
Jawaban :
2 adalah elemen baris ke­1 kolom ke­1
4 adalah elemen baris ke­2 kolom ke­2
7 adalah elemen baris ke­3 kolom ke­2
B. Jenis – Jenis Matriks

Amxn      =artinya elemen matrik baris ke­m kolom ke­n.

Contoh 1

Tentukan baris dan kolom ?
Jawaban :
2 adalah elemen baris ke­1 kolom ke­1
4 adalah elemen baris ke­2 kolom ke­2
7 adalah elemen baris ke­3 kolom ke­2

B. Jenis – Jenis Matriks

a. Matriks persegi
Suatu matriks yang memiliki banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom disebut
matriks persegi.
 Contoh 2.

b. Matriks Baris
Matriks yang hanya mempunyai satu baris saja disebut matriks baris. Ordo matriks
baris ditulis (1xn) dengan n > 1, dan bilangan asli.
Contoh   3
c. Matriks Kolom
Matriks yang hanya mempunyai satu kolom saja disebut matriks kolom. Ordo matriks
kolo ditulis (mx1) dengan m ≥ 2, dan bilangan Asli.
Contoh   4

d. Matriks Diagonal
Matriks diagonal adalah matriks persegi yang semua elemen atau unsur di luar
diagonal utamanya adalah nol.
Contoh   5

e. Matriks Identitas
Suatu matriks dikatakn identitas, apabila diagonal yang elemen-elemen atau unsure-
unsur diagonal utama bernilai 1 (satu).
Contoh   6

f. Matriks Nol
Dikatakan sebagai matriks nol, apabila semua elemen atau unsurnya adalah nol.
Contoh 7

g. Matriks Simetris/Setangkap

Matriks Simetris adalah matriks persegi yang unsur padabaris ke-n dan kolom ke-m
sama dengan unsure pada baris ke-m kolom ke-n.
Contoh 8
h. Matriks Segitiga

Matriks segitiga adalah matriks persegi yang mempunyai elemen-elemen di atas


diagonal utamanya bernilai nol atai elemen-elemen di bawah diagonal utamanya bernilai
nol.
Contoh   9

C. Transpose Matriks
Transpose dari suatu matriks Amxn dapat dibentuk dengan cara menukarkan baris
matriks A menjadi kolom matriks baru dan kolom matriks A menjadi matriks baru. Mtriks

baru dinyatakan dengan lambang


Contoh   10

D. Kesamaan Dua Matriks


Dua buah matriks A dan B dikatakan sama (ditulis A=B), jika dan hanya jika kedua
matriks itu mempunyai ordo yang sama dan elemen-elemen yang seletaknya sama.
Karena menggunakan “jika dan hanya jika” maka pengertian ini berlaku menurut dua
arah, yaitu:
a. Jika A=B maka haruslah ordo kedua matriks itu sama, dan elemen-elemen yang
seletak sama.
b. Jika dua buah matriks mempunyai ordo yang sma, elemen-elemen yang seletak juga
sama maka A=B.
Contoh   11a

Contoh   11b

E. Operasi Aljabar pada Matriks


a. Penjumlahan Matriks
Jika A dan B dua buah matriks berordo sama maka jumlah matriks A dan B ditulis
A+B adalah sebuah matriks baru C yang diperoleh dengan menjumlahkan elemen-elemen
matriks A dengan elemen-elemen B yang seletak.
Contoh 12
Pada penjumlahan belaku sifat- sifat :
1. Komutatif, A+B = B+A
2. Asosiatif, ( A+B)+C = A+(B+C)
3. Sifat lawan, A+(-A) = 0
4. Identitas penjumlahan, A+0 = A

b. Pengurangan Matriks
Pengurangan matriks A dengan matriks B adalah suatu matriks yang elemen-elemenya
diperoleh dengan cara mengurangkan elemen matriks A dengan elemen matriks B yang
besesuaian (seetak), atau dapat pula diartikan sebagai menjumlahkan matriks A dengan
lawan negative dari B, dituliskan: A-B = A+(-B).
Seperti halnya pada penjumlahan dua buah matriks, pengurangan dua buah matriks
pun terdefinisi apabila ordo kedua matriks tersebut sama.
c. Soal-Soal dan penyelesaian Matriks.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Matriks adalah susunan kumpulan bilangan yang di atur dalam baris dan kolom
berbentuk persegi panjang. Matrik di cirikan dengan elemen-elemen penyusun yang
diapit oleh tanda kurung siku [ ] atau tanda kurung biasa ( ). Ukuran sebuah matrik
dinyatakan dalam satuan ordo, yaitu banyaknya baris dan kolom dalam matriks tersebut.
Transpose dari suatu matriks Amxn dapat dibentuk dengan cara menukarkan baris
matriks A menjadi kolom matriks baru dan kolom matriks A menjadi matriks baru.
Dua buah matriks A dan B dikatakan sama (ditulis A=B), jika dan hanya jika kedua
mempunyai ordo yang sama dan elemen-elemen yang seletaknya sama.
Penjumlahan Matriks Jika A dan B dua buah matriks berordo sama maka jumlah
matriks A dan B ditulis A+B adalah sebuah matriks baru C yang diperoleh dengan
menjumlahkan elemen-elemen matriks A dengan elemen-elemen B yang seletak.
Pengurangan Matriks Pengurangan matriks A dengan matriks B adalah suatu matriks
yang elemen-elemenya diperoleh dengan cara mengurangkan elemen matriks A dengan
elemen matriks B yang besesuaian (seetak), atau dapat pula diartikan sebagai
menjumlahkan matriks A dengan lawan negative dari B, dituliskan: A-B = A+(-B).

Pada penjumlahan dan pengurangan belaku sifat- sifat :


1. Komutatif, A+B = B+A
2. Asosiatif, ( A+B)+C = A+(B+C)
3. Sifat lawan, A+(-A) = 0
4. Identitas penjumlahan, A+0 = A

You might also like