You are on page 1of 7

Jurnal Saintia Kimia

Vol. 1, No. 2, 2013

STUDI PENYEDIAAN NANOKRISTAL SELULOSA DARI TANDAN


KOSONG SAWIT (TKS)

Fenny Aulia, Marpongahtun, Saharman Gea

Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Sumatera Utara
Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU, Medan

Abstrak

Isolasi dan karakterisasi nanokristal selulosa dari alfaselulosa yang berasal dari Tandan Kosong Sawit (TKS)
telah dilakukan. Tandan Kosong Sawit (TKS) didelignifikasi dengan HNO 33,5% dan NaNO2, diendapkan
denganNaOH 17,5%, dan proses pemutihan dengan H2O2 10%. Nano kristal selulosa diperoleh melalui
proses hidrolisis menggunakan H2SO4 45%. Struktur permukaan nanokristal selulosa dianalisa dengan
Scanning Electron Microscopy (SEM) dan hasilnya menunjukkan nano kristal selulosa yang dihasilkan
berukuran 79 nm. Analisa degradasi termal dengan menggunakan Thermogravimetry Analysis (TGA)
menunjukkan bahwa nanokristal selulosa mulai terdekomposisi pada suhu 160o C. Hal ini menunjukkan
proses isolasi nanokristal selulosa dari α-Selulosa telah terjadi.

Kata kunci : tandan kosong sawit, hidrolisis, nanokristal selulosa

Abstract

Isolation and characterization cellulose nanocrystal of alpha cellulose from Palm Empty Fruit Bunch (EFB)
have been performed. Oil Palm Empty Fruit Bunch (EFB) was delignificated with 3,5% HNO3 and NaNO2,
precipitated with17.5% NaOH, bleaching process with 10% H2O2. Nanocrystal obtained through the
hydrolysis of alpha cellulose using 45% H2SO4. Nanocrystal surface structures cellulose analyzed by
Scanning Electron Microscopy (SEM) and the results show that the resulting cellulose Nanocrystal size 79
nm. Analysis of thermal degradation using Thermal Gravimetric Analysis (TGA) showed that cellulose
Nanocrystal starting temperature of 160oC decomposes. It shows the process of cellulose Nanocrystal
isolation of alpha cellulose has occurred.

Keywords: empty fruit bunches palm, hydrolisys, nanocrystal cellulose


Jurnal Saintia Kimia
Vol. 1, No. 2, 2013

1. Pendahuluan sehingga harga obat relatif meningkat.


Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Dengan adanya penelitian isolasi nano
Jack) berasal dari Nigeria, Afrika Barat, selulosa ini, dapat diketahui hasil selulosa
pada kenyatannya tanaman kelapa sawit yang didapat dari Tandan Kosong Sawit
hidup subur di luar daerah asalnya, seperti (TKS) dengan proses ligninfikasi,
Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua pemurnian alfa selulosa, serta hidrolisis
Nugini. Bahkan mampu memberikan hasil dengan asam untuk mengendapkan nano
produksi per hektar yang lebih tinggi. selulosa. Setelah itu di karakterisasi
Indonesia merupakan penghasil utama dengan menggunakan Scanning Electronic
minyak sawit(3). Microscopy (SEM).Isolasi nano selulosa
dari tandan kosong sawit di lakukan
Kelapa sawit menghasilkan limbah dengan pengendapan melalui hidrolisis
yang dapat memberikan manfaat yang asam dengan menggunakan asam sulfat
besar bagi kehidupan, diantaranya sebagai pada suhu 45o C selama 30 menit(1).
pupuk organik dan sebagai arang aktif.
Salah satu limbah padat industri kelapa
sawit adalah tandan kosong sawit (TKS). 2. Metode Penelitian
Tandan kelapa sawit merupakan salah satu 2.1 Bahan-bahan
limbah padat industri kelapa sawit. Tandan
Tandan Kosong Sawit ((TKS), Aquadest,
kosong sawit juga menghasilkan serat kuat
HNO3 3,5%, NaNO2, NaOH 2%, NaSO3
sebagai bahan pengisi dalam produk serat
2%, NaOCl 1,75%, NaOH 17,5%, H2O2
berkaret, diantaranya jok mobil, matras
10%, Aquabidest, H2SO4 45%, Membran
dan papan komposit. Limbah padat
dialisis 25 Amstrong.
mempunyai cirri khas pada komposisinya.
Komponen terbesar dalam limbah padat
tersebut adalah selulosa, disamping 2.2 Alat-alat
komponen lain meskipun lebih kecil Alat-alat yang dipergunakan berupa alat-
seperti abu, hemiselulosa, dan lignin. alat kaca yang biasa dipergunakan
Tandan kelapa sawit merupakan salah satu dilaboratorium, Neraca Analitis, Kertas
limbah padat industri kelapa sawit. Tandan Saring Biasa, Termometer, Hot Plate,
kosong sawit juga menghasilkan serat kuat Oven, Indikator Universal, Desikator,
sebagai bahan pengisi dalam produk serat Sentrifugator, Seperangkat alat SEM,
berkaret, diantaranya jok mobil, matras Seperangkat alat TGA.
dan papan komposit(3).
2.3. Cara Kerja
Selulosa merupakan polimer
2.3.1 Preparasi Serbuk Tandan
karbohidrat yang tersusun atas β-D
Kosong Sawit (TKS)
Glukopiranosa dan terdiri dari tiga gugus
hidroksi per anhidro glukosa Tandan Kosong Sawit dicuci dan direndam
menjadikan selulosa memiliki derajat dalam air selama 2 jam. Selanjutnya
fungsionalitas yang tinggi. Selulosa dikeringkan di bawah sinar matahari
merupakan biopolimer yang berlimpah di selama 2 hari. Digunting – gunting hingga
alam, dapat diperbaharui, mudah terurai, diperoleh serat halus.
dan juga non toksik. Sebagai materi yang
dapat diperbaharui, selulosa dan 2.3.2 Ekstraksi α-Selulosa dari
turunannya dapat dipelajari dengan baik. Tandan Kosong Sawit
Bahan dasar selulosa telah digunakan lebih
dari 150 tahun dalam berbagai macam Sebanyak 75 gram serat TKS dimasukkan
aplikasi, seperti makanan, produksi kertas, ke dalam beaker glass, kemudian
biomaterial, dan dalam bidang kesehatan(2). ditambahkan 1 L campuran HNO3 3,5%
dan 10 mg NaNO2, dipanaskan di atas hot
Nanokristal sebagai bahan yang plate pada suhu 90o C selama 2 jam.
berperan dalam pembuatan obat – obatan Setelah itu disaring dan ampas dicuci
yang selama ini diimpor ke Indonesia hingga filtrate netral.Selanjutnya di digesti
Jurnal Saintia Kimia
Vol. 1, No. 2, 2013

dengan 750 ml larutan yang mengandung kemudian diperkuat dengan suatu


NaOH 2% dan Na2SO3 2% pada suhu 50o rangkaian listrik yang menyebabkan
C selama 1 jam.Kemudian disaring dan timbulnya gambar CRT (Chatode Ray
ampas dicuci sampai netral. Selanjutnya Tube). Pemotretan dilakukan setelah
dilakukan pemutihan dengan 250 ml memilih bagian tertentu dari objek
larutan NaOCl 1,75% pada temperatur (sampel) dan perbesaran yang diinginkan
mendidih selama 0,5 jam. Kemudian sehingga diperoleh foto yang baik dan
disaring dan ampas dicuci sampai pH jelas.
filtrate netral. Setelah itu dilakukan
pemurnian Alfa Selulosa dari sampel
dengan 500 ml larutan NaOH 17,5% pada 2.3.5 Uji degradasi termal
suhu 80o C selama 0,5 jam. Kemudian menggunakan Thermogravimetry
disaring, dicuci hingga filtrat Analysis (TGA)
netral.Dilanjutkan pemutihan dengan H2O2
10% pada suhu 60o C dalam oven selama 1 Sampel ditimbang dengan massa 12,272
jam. Kemudian disimpan dalam desikator. mg dan dipanaskan pada suhu kamar
sampai 612oC dengan laju pemanasan
10oC/menit. Analisis dilakukan dengan
2.3.3 Isolasi nanokristal selulosa menaikkan suhu sampel secara bertahap
dari α-Selulosa dan menentukan berat terhadap perubahan
temperature. Suhu dalam metode
Sebanyak 1 gram α-Selulosa dilarutkan pengujian mencapai 650oC atau lebih.
dalam 25 ml H2SO4 45% pada suhu 45o C Perubahan berat akibat proses pemanasan
selama 45 menit. Kemudian didinginkan dapat ditentukan langsung dari termogram
dan ditambahkan dengan 25 mL yang terhasil. Setelah data diperoleh, dapat
aquabidest, lalu dibiarkan selama satu ditentukan dekomposisinya.
malam hingga terbentuk suspensi.
Suspensi yang terbentuk disentrifugasi 3. Hasil dan Pembahasan
dengan kecepatan 10000 rpm selama 20 3.1. Hasil
menit hingga pH netral. Kemudian 3.1.1 Isolasi-Selulosa dari Tandan
diultrasonifikasi selama 10 menit, setelah
Kosong Sawit (TKS)
itu dimasukkan ke dalam membran dialisis
dan rendam dalam 100 ml aquabidest, Hasil dari penelitian ini, berupa pulp
diamkan selama 4 hari sambil distirer. berwarna kuning kecoklatan. Proses
Kemudian aquabidest diuapkan pada suhu terakhir dilakukan pemutihan
70o C untuk mendapatkan nanokristal menggunakan hidrogen peroksida 10% α-
selulosa. selulosa yang dihasilkan dari proses ini
memiliki bentuk berupa pulp berwarna
putih yang kemudian dapat dikeringkan
2.3.4 Uji Morfologi menggunakan pada oven pada suhu 600C. Untuk
Scanning Electron Microscopy (SEM) mengetahui bahwa pulp yang diperoleh
merupakan α-selulosa dilakukan uji
Penggunaan SEM diawali dengan
kualitatif menggunakan natrium hidroksida
merekatkan sampel dengan stab yang
17,5 %.
terbuat dari logam spesimen palladium.
Kemudian sampel dibersihkan dengan alat
peniup, sampel di lapisi dengan emas dan 3.1.2 Isolasi Nanokristal selulosa
palladium dalam mesin dionspater yang dari α-Selulosa
bertekanan 1492 x 10-2 atm. Sampel
Nanokristal selulosa yang diisolasi dari α-
selanjutnya dimasukkan ke dalam ruangan
Selulosa berupa kristal bening berbentuk
yang khusus dan kemudian disinari dengan
jarum. Pembuatan nanokristal selulosa
pancaran electron bertenaga 10 kV
terdiri atas beberapa tahapan, yaitu
sehingga sampel mengeluarkan elektron
hidolisis, penetralan dengan proses
sekunder dan elektron terpental yang dapat
sentrifugasi, dan proses isolasi nanokristal
di deteksi dan detector scientor yang
selulosa menggunakan dialisis membran.
Jurnal Saintia Kimia
Vol. 1, No. 2, 2013

Proses hidrolisis dilakukan dengan yang terlarut tersebut dapat diendapkan.


menggunakan H2SO4 45%. Diperlukan Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan
konsentrasi 45% agar diperoleh bahwa keaadaan selulosa mempengaruhi
nanokristal selulosa yang baik, jika hidrolisis(5).
menggunakan yang pekat akan
terhidrolisis menjadi glukosa. Sentrifugasi 4.2. Pembahasan
dalam proses ini diperlukan agar
nanokristal yang dihasilkan menjadi netral 4.2.1 Analisa Struktur Permukaan
setelah dihidrolisis dengan asam. Proses dengan SEM
penetralan menggunakan aquabidest
agar dihasilkan nanokristal yang lebih
murni.

Proses selanjutnya isolasi nanokristal


selulosa menggunakan membran dialisis,
disertai perendaman didalam aquabidest
dan menggunakan stirer yang bertujuan
agar nanokristal lebih cepat keluar dari
membran. Proses ini berlangsung selama
4-8 hari. Setelah itu, dilakukan penguapan
agar diperoleh nanokristal yang
diinginkan.Kemudian dilakukan analisis
menggunakan Scanning Electron
Microscopy (SEM) untuk mengetahui
ukuran permukaan nanocrystal dan analisis
termal menggunakan TGA untuk
mengetahui suhu dekomposisi nanocrystal
selulosa yang diperoleh dari hasil
penelitian.

Pada penelitian Nanokristal


sebelumnya, hidrolisis dengan H2SO4 akan
mengalami perubahan struktur fisik
(bentuk serat) pada sekitar 65% H2SO4.
Perubahan struktur dan pola reaksi ini
akibat adanya pengaruh asam dan Gambar (i) a. Agregat Nanokristal
temperatur menunjukkan bahwa faktor Selulosa (150x) b. Nanokristal tunggal
utama penyebab perubahan struktur Selulosa (50000x)
selulosa adalah pemecahan ikatan
hidrogen. Dalam hidrolisis dengan asam Analisa struktur permukaan
encer, reaksi hidrolisis berlangsung nanokristal selulosa dilakukan dengan
menghasilkan hidro selulosa dengan Scanning Electron Microscopy (SEM)
derajat polimerisasi yang rendah, tetapi dilakukan untuk melihat struktur
kristalinitas yang lebih tinggi. Hidrolisis permukaan nanokristal selulosa. Dari hasil
selulosa sangat dipengaruhi oleh derajat SEM yang diperoleh, pada gambar (i) a
kristalinitas dan pembengkakan selulosa. pada perbesaran 150x terlihat bahwa ada
Reaktifitasnya juga dipengaruhi oleh sekumpulan kristal yang teraglomerasi.
disintegrasi atau prosedur Pada gambar (i) b pada perbesaran
dekristalisasinya. Pada saat pre-treatment 50000x terlihat bahwa Kristal tunggal
dilakukan menggunakan H2SO4 60%, dalam ukuran nano, yaitu antara 79-84 nm.
proses hidrolisis menjadi sangat lamban.
Gambar(i) a dan (i) b
Tetapi pada saat penambahan diatas 65%,
menunjukkan bahwa Nanokristal Selulosa
sebagian besar selulosa dibubarkan. Ketika
telah berhasil diisolasi dari Tandan
hal itu terjadi, dilakukan pengenceran
Kosong Sawit (TKS).
dengan air, sehingga bagian dari selulosa
Jurnal Saintia Kimia
Vol. 1, No. 2, 2013

4.2.2 Analisa Degradasi Termal 1) peroleh dari tandan kosong sawit


Nanokristal selulosa melalui proses delignifikasi,
pengendapan, dan pemutihan adalah
berupa pulp berwarna putih.
2) Isolasi Nanokristal Selulosa dari α-
Selulosa melalui proses hidrolisis
berupa kristal jarum bening. Analisa
struktur permukaan Nanokristal
Selulosa menggunakan Scanning
Electron Microscopy menunjukkan
bahwa nanokristal yang diperoleh
berukuran 79 nm. Analisa degradasi
termal menggunakan
Thermogravimetry Analysis (TGA)
menunjukkan bahwa Nanokristal
Selulosa terdegradasi pada suhu
160oC dan memiliki residu 28%.

5.2. Saran
Berdasarkan pada penelitian yang
dilakukan, penulis menyarankan agar
analisa morfologi nanokristal dilakukan
dengan Transmission Electron Microscopy
(TEM), dan dilihat dari berbagai aplikasi
nanokristal selulosa, perlu dilakukan
beberapa cara pengolahan Nanokristal
Selulosa yang akan disesuaikan dengan
Gambar (ii) Grafik TGA
aplikasi baik dibidang kesehatan maupun
Gambar (ii) menunjukkan dibidang industri
perubahan berat yang menunjukkan bahwa
nanokristal selulosa mulai terdekomposisi
pada suhu 160oC. Penghilangan berat DAFTAR PUSTAKA
merupakan fungsi temperatur.Terdapat
dua puncak yang diperoleh dari kurva 1. Bledzki, A-K, Gassan J., 1990.
termogravimetri yang dihasilkan dari Composites Reinforced with
penelitian. Puncak yang pertama berkisar Cellulose Based Fibres. Prog
pada suhu 150-200oC dan puncak yang Polym Sci.
kedua berkisar antara suhu 300-350oC.
2. Coffey, D.G., D. A. Bell and A.
Termogravimetri menggunakan
atmosfer nitrogen untuk mencegah
Handerson. Cellulose and
terjadinya degradasi dini. Residu dari Cellulose Derivates. New York.
Nanokristal Selulosa adalah 28%.Hal ini
menunjukkan bahwa Nanokristal Selulosa 3. Fauzi, I. Y., 2003. Kelapa
tidak dapat melebur secara permanen. Sawit. Jakarta: Penebar
Swadaya.

5.Kesimpulan dan Saran 4. Qianxiang, Y. Y. Lee, Par O.


5.1. Kesimpulan Petterson and Robbert W.,
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan 2003. Heterogeneous Aspect of
mengenai studi penyediaan nanokristal Acid Hydrolysis of α-Cellulose.
selulosa, maka dapat disimpulkan sebagai Auburn: University Auburn.
berikut :
Jurnal Saintia Kimia
Vol. 1, No. 2, 2013
Jurnal Saintia Kimia
Vol. 1, No. 2, 2013

You might also like