You are on page 1of 527
HARTA HARAM MUAMALAT KONTEMPORER PETE Gave lzala) Ut i rye) NZ LU ‘YYangan berjualan di - pasar ini para Me pedagang yang tidak my mengerti dien (muamalat)” SS BGK) Dr. Erwandi Tarmizi, MA Pakar Fikih Muamalat Kontemporer Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT) ISBN 978-602-19742-0-9 judul Buku; Harta Haram Muamalat Kontemporer Penulis: Dr. Erwandi Tarmizi, MA Penyunting — : Tim Kajian Jumat Tata Letak Liwa KartinaS.Si Desain Sampul : Suwidi, MBA Cetakan : Pertama, Februari 2012 Keduabelas, April 2016 Ketigabelas, Agustus 2016 Keempatbelas, Oktober 2016 Kelimabelas, Februari 2017 Penerbit : P.T. Berkat Mulia Insani JL San Fransisco 3 - Blok Q5 /20A Kota Wisata, Bogor 16968 : bukuhhmk@gmail.com HP 08161953420 Hakpengarang dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atauselurah is bul ini ke dalam bentucapa pun nps iain ertus dar pengarang Allrights reserved DAFTAR ISI PRAKATA PENULIS Ix DAFTAR ISI XUN BABE ls PENDAHULUAN. 25 110. 1.2 Urgensi Memahami Harta Haram 25 1.3 Dampak harta haram terhadap pribadi dan umat 27 1.4 Solusi 33 BAB I] HARTA HARAM HASII, KEZALIMAN 30 2.4. DefinisiZalim 39 2.2 Zalim Dalam Muamalat 39 2.2.4 Kezaliman Terhadap Hal-Hak Allah an 2.2.1.1 Harta Haram, Zekat Yang Tidak Ditunaikan a2 . (a Membersi ram ini a 2.2.1.1.2 Pengelolaan Harta Zakat 46 2.2.2 Kezaliman Terhadap Orang Tertentu 49 2.2.2.1 Jual-beli Barang Terpaksa ag 2.2.2.1.1 Haramkah, Membeli Barang Dengan Harga Murah Karena Penjual Segan Terhadap Pembeli? 50 2.2.2.1.2 Haramkah, Membeli Barang Dengan Harga Murah Karena Penjual Terdesak Butuh Uang? __ 51 2.2.2.1.3 Jual-beli Terpaksa yang Dibolehkan 52 2.2.2.1.4 Akad ifan 2.2.2.2 Harta Haram Hasil Penjualan Najis 55 2.2.2.2.1 Apakah Sah Akad Jual Beli Najis? 56 2.2.2.2.2 Menjual Najis Seharga Biaya Pengolahan 57 2.2.2.2.3 Bentuk-bentuk Najis yang Haram Diperjualbelikan _59 I: xii Bahan dengan hak cipta 2.2.2.2.3.1 Kotoran Manusia (Tinja) 59 2.2.2.2.3.1.1 Ikan yang Diberi Pakan Tinja, atau yang Hidup di Air yang Tercemar Najis 61 2.2.2.2.3.1.2 Cara Membersihkan Hewan Jallalah 63 2.2.2.2.3.2 Menjual Pupuk Kandang 63 2.2.2.2.3.2 Bangkal 67 2.2.2.2.3.2.2 Vang Termasuk Bangkai 67 2.2.2.3.2.2.1 Hewan yang mati tanpa diputuskan urat saluran pernafasan dan urat saluran makanan 68 2.2.2.2.3.2.2.2 Hewan Ternak yang Disembelih Tanpa Mengucapkan "bismillah". 68 2.2.2.2.3.2.2.3 Hewan Yang disembelih oleh Non Muslim 69 2.2.2.2.3.2.3 Penjagalan Hewan dengan Cara Modern za 2.2.2.2.3.2.3.1 Penjagalan Ayam 7 2.2.2.2.3.2.3.2 Tinjauan Syar'i Tentang Penyembelihan Ayam Menggunakan Alat Modern R 2.2.2.2.3.2.3.3 Penjagalan Kambing Dan Sapi Dengan Cara Modern 7 2.2.2.2.3.2.3.4 Tinjauan Syar'i Tentang Cara Penyembelihan dengan Dibius Terlebih Dahulu 74 2.2.2.2.3.2.4 Anggota Tubuh Hewan yang Dipotong Saat Hewan Masih Hidup 76 2.2.2.2.3.2.5 Hukum Jual-Beli Organ Tubuh Manusia 76 2.2.2.2.3.2.6 Yang Tidak Termasuk Bangkai Najis 7 2.2.2.2.3.2.7 Kulit Hewan, Dagingnya Tidak Halal Dimakan 79 2.2.2.2.3.2.3 Hukum Jual-Beli sangkai 81 2.2.2.2.3.2.4 Jual-Beli Makanan Olahan yang Telah Dicampur Bangkai dan Tidak Dapat Dipisahkan 82 2.2.2.2.3.2.5 Menjual Hewan Ternak yang Diberi Pakan Bangkai 83 2.2.2.2.3.3 Darah (Ad Daam Al Masfuh) 84 2.2.2.2.3.3.1 Hukum Jual-Beli Darah BG xiii 2.2.2.2.3.3.2 Hukum Menjual Makanan Olahan yang Mengandung Protein dari Plasma Darah 87 2.2.2.2.3.3.3 Halalkah Protein dari Plasma Darah? 87 2.2.2.2.3.3.3 Hukum Jual Beli Darah Manusia 89 2.2.2.2.3.4 Anjing 90 2.2.2. ‘4.1 Jasad Anjing Termasuk Najis 90 2.2.2.2.3.4.2 Menjual Anjing Piaraan 91 2.2.2.2.3.4.2 Memelihara Anjing untuk Berburu, Menjaga Kebun dan Hewan Ternak 92 2.2.2.2.3.4.4 Memelihara Anjing untuk Menjaga Rumah, Dapetkah Digiyaskan dengan Anjing Penjaga Kebun? 93 222235 Babi 2.2.22.35.1 Gelatin Babi 95 2.2.2.2.3.5.2 Vaksin yang Mengandung Gelatin Babi 100 2.3.5.3 Hukum Lemak Babi 100 9.2.3.6 Khamar 101 .2.3,6.1 Hukum Menjual Khamar 104 2 Alkohol 106 2.2.2.2.3.6.3 Memproses Khamar/Alkohol Menjadi Zat Lain 108 2.2.2.2.3.6.4 Cuka yang Diproses Melalui Cara Haram 110 2.2.2.2.3.6.$ Makanan dan Minuman Beralkohol aaa 2.2.2.2.3.6.6 Makanan dan Minuman yang Ditambahkan Alkohol qua. 2.2.2.2.3.6.7 Menggunakan Obat-Obatan Beralkohol 114 2.2.2.2.3.6.7.1 Penggunaan Khamar/alkohol Murni Sebagai Obat 2.2.2.2.3.6.7.2 Obat yang Mengandung Alkohol Tambahan 116 2.2.2.2.3,6.8 Parfum yang Mengandung Alkohol 7 2.2.2.3 Hasil Jual-Beli Barang yang Diharamkan 119 2.2.2.3.1 Benda-Benda yang Mengandung Unsur Kesyirikan 119 xiv 2.2.2.3.2 Patung dan Lukisan Manusia/Hewan yang Tidak Disembah 2.2.2.3.3 Hukum Menjual Boneka (Mainan Anak-Anak) 124 2.2.2.3.4 Menjual Patung Alat Peraga dalam Proses Belajar ‘Mengajar 126 2.2.2.3.5 Menjual Foto/Poster Manusia atau Hewan 127 2.2.2.3.6 Menjual Barang yang Bermotif Manusia/Hewan 128 2.2.2.3.7 Jual-Beli Narkoba 80. 2.2.2.3.8 Jual-Beli Rokok 132 2.2.2.3.8 Jual-Beli Alat Musik dan Media Rekaman Musik 136 2.2.2.4 Upah/Imbalan Melakukan Pekerjaan Haram 140 2.2.2.3.10 Upah Jasa Memainkan Alat Musik dan ‘Mendendangkan Lagu Diiringi Musik 444 2.2.2.3.11 Upah Kontrak Profesi Sebagai Aktor/Aktris 142 2.2.2.4.2.1 Hukum Seni Peran 143 2.2.2.4.2.2 Hukum Upah Kontrak Berakting 147 2.2.2.4.2.2.1 Upah Berakting Yang Disertai Hal-hal Haram 147 2.2.2.5 Upah/Imbalan Melakukan ibadah 148 2.2.2.5.1 Honor Mengajar Alquran, lImu-limu Keislaman, dan Ceramah Agama 2.2.2.5.1.1 Boleh Menerima Honor Dari Baitul Maal 151 2.2.2.5.1.2 Halalkah Upah Kerja Dakwah? 152 2.2.2.5.2 Hak Cipta Menulis Buku Keislaman. 155 2.2.2.5.3 Franchise (Waralaba) 163 2.2.3 Kezaliman Terhadap Orang Banyak 165 2.2.3.1 Ghisysy (Curang Dalam Berdagang} 165 2.2.3.1.1 Pedagang Muslim Wejib Jujur, Tidak Boleh Curang 166 2.2.3.1.2 Bentuk-Bentuk Ghisysy 170 2.2.3.1.2.1 Ba'i Al Mustarsil (Pembeli yang Lugu) 170 2.2.3.1.2.1.1 Khiyar Ghabn 172 xv 2.2.3.1.2.1.2 Berapakah Persentase Harga Barang yang Dianggap Tertipu? 173 2.2.3.1.2.2 Ghisysy pada Barang dengan Cara Menyembunyikan Cacat atau Merekayasa Barang 174 2.2.3.1.2.2.1 Cacat Produk Makanan yang Diberi Bahan ‘Tambahan, Pengawet, atau Hormon Perangsang. Pertumbuhan Terlarang 175 2.2.3.1.2.3 Hukum Ghisysy dalam Makanan Olahan dan Buah-Buahan dengan Menggunakan Zat Terlarang 176 2.2.3.1.2.4 Pemalsuan Merek Dagang (Barang Tiruan) 178 2.2.3.1.25 Ghisysy Iklan Produk 179 2.2.3.1.2.6 Ghisysy di Dunia Pendidikan 181 2.2.3.1.3 Status Aked Jual Beli yang Mengandung Ghisysy pada Barang 184 2.2.3.1.4 Khiyar Aib/Khiyar Tadlis Hak Pembeli 185 2.2.3.1.5 Sanksi untuk Pedagang yang Melakukan Ghisysy 186 2.2.3.2 thtikar (Menimbun Barang) 187 2.2.3.2. Hukum thtikar (Menimbun Barang) 187 2.2.3.2.2 Menyimpan Bahan Makanan untuk Kebutuhan Setahun atau Menabung untuk Kebutuhan Hari Esok, Apakah Termasuk thtikar? 189 2.2.3.2.3 Menyimpan Barang untuk Dijual pada Saat Harga Naik, Apakah Termasuk ihtikar? 192 2.2.3.2.4 Objek thtikar 193 2.2.3.2.5 Sanksi Pelaku Jhtikar 195, 2.2.3.3 Korupsi 195 2.2.3.3.1 Hukum Korupsi Menurut Islam 197 2.2.3.3.2 Bentuk-Bentuk Korupsi 201 3 Langkah-langkah Islam Memberantas Korupsi__203 1 Pencegahan 208 2.2.3.3.3.1.1 Anjuran Mengangkat Pegawai yang Jujur___210 2.2,3.3.3.1.2 Mengengkat Calon Pegawai yang Zuhud 2a. xvi Bahan dengan hak cipta 2.2.3.3.3.1.3 Mencukupi Kebutuhan Pokok Pegawai 213 2.2.3.3.3.2 Pengawasan 214 2.2.3.3.3.2.1 Pencatatan Jumlah Kekayaan Calon Pejabat 215 2.233.322 Pembultian Terhalik 218 2.2.3.3.3.2.3 Inspeksi Mendadak 216 2.2.3,3.3.3 Pemberian Sanksi 216 2.2,3.3.3.3.1 Hukum Potong Tangan untuk Koruptor 21Z 2.2.3.4 Risywah (Sogok atau Suap) 221 2.2.3.4. Risywah Penyakit Kronis Umat Yahudi 221 2.2.3.4.2 Hukum Risywah beserta Dampaknya 223 2.2.3.4.3 Bentuk-bentuk Risywah 222 2. 4 Risywah dalam Penegakan Hukum 22 2.2.3.3.3.5 Risywah Penerimaan dan Pengangkatan Calon Pegaw: 228 2.2.3.3.3.6 Hadiah dari Calon Anggota Legislatif atau Calon Kepala Negara/Daerah Saat Kampanye 229 2.2.3.4.4 Kapan Risywah Dibolehkan? 232 2.2.3.4.5 Islam Memberantas Risywah 234 2.2.3.5 Pajak kontemporer Menurut Fikih 234 BAB Ill GHARAR HARTA HARAM 240 3.1 Definisi Ghorar 240 3.2 Hubungan Gharar dengan Qimar (perjudian) 240 3.3. Hubungan Gharar Dengan Maysir 2a 3.4 Hubungan Gharar Dengan Qur'ah 2a 3.5 Hubungan Gharar dengan Mukhatarah 202 3.6 Hukum Ba‘ Ghorar 243 3.7 Kriteria Gharar Yang Diharamkan 245 3.8 Hikmah Pelarangan Bai Gharar 248 3.9 Ruang Lingkup Gharar Dalam Akad Jual-Beli 253 3.9.1 Gharar dalam Akad 253 xvii 3.9.2 Gharar dalam Objek Akad 254 3.9.3 Gharar (Ketidakjelasan) Jangka Waktu Pembayaran 257 3.10 Bentuk-bentuk Bai Gharar pada Masa Jahiliyah 258 3.11 Bentuk Perjudian Bangsa Arab Jahiliyyah 261 3.12 Gharar Dalam Muamalat Kontemporer 263 3.12.1 Jual-Beli Barang Melalui Telepon dan Internet 263 3.12.1.1 Titip Beli Online 270 3.12.1.2 Transportasi Umum Menggunakan Aplikasi Online 280 3.12.1.3 Supply Kontrak (Pre Order) 284 3.12.2 Asuransi (Insurance) 287 3.12.2.1 Sejarah Asuransi Konvensional 287 3.12.2.2 Asuransi Syariah 293 3.12.2.3Perbedaan Antara Asuransi Syariah dengan Asuransi Komersial 298 3.12.2.4 Prinsip-prinsip Dasar Asuransi Syariah 299 3.12.2.5. BPIS Kesehatan 256 3.12.3 Hadiah Komersial 304 3.12.3.1 Cindera Mata (Souvenir) 305 3.12.3.2 Hadiah Promosi 306 3.12.3.3 Hadiah Promosi Langsung 308 3.12.3.4 Hadiah yang Diberikan dengan Cara Melengkapi Gambar, Mengumpulkan Huruf atau Kemasan 309 3.12.3.5 Hadiah Emas 311 3.12.4 Hadish Perlombaan 314 3.12.4.1 Materi Perlombaan Masyru', Pemenangnya Boleh Diberi Hadiah 315 3.12.4.1.1 Pihak Pemberi Hadiah 316 3.12.4.1.2 Perlombaan yang Dapat Digiyaskan dengan Lomba Masyru! 318 3.12.4.1.3 Hadiah Perlombaan Kegiatan Keislaman, 320 xviii 3.12.4.2 Materi Perlombaan Mubsh (Bolen), Pemenangnya Tidak Boleh Menerima Hadiah 3.12.4.2.1 Hadiah Perlombaan Olah Raga 3.12.4.2.2 Hadiah Perlombaan di Pusat Perbelanjaan dan Media Massa Visual dan Non Visual 3.12.4.3 Materi Perlombaan Haram Sekalipun Tanpa Disertai Hadiah ataupun Taruhan 3.12.4.3.1 Olah Raga Tinju, Gulat Bebas, Matador, Adu Hewan 3.12.4.3.5 Permainan Dadu 3.12.4.3.6 Monopoli, Ular Tangga, Ludo dan Seluruh, Permainan yang Menggunakan Dadu 3.12.4.3.7 Permainan Kartu Remi dan Domino 3.12.4.3.8 Catur 3.12.5 Hadiah Undian 3.12.5. Kupon Undian (Lottery Ticket) 3.12.5.2 Hadiah Undian (Door Prize) di Pusat Perbelanjaan/Keramaian 3.12.6 Pengembalian Barang yang Telah Dibeli 3.12.7 Diskon (Potongan Harga) 3.12.8 Kartu Diskon (Kartu Member) 3.12.9 Multi Level Marketing (MLM) 3.12.10 Gharar dalam Akad Ifarah (Upah/Sewa) 3.12.10.1 Gaji Pokok + Bonus 3.12.10.2 Penetapan Upah Berdasarkan Persentase Besarnye Penjualan 3.12.10.3 Penetapan Upah Berdasarkan Besarnya Laba 3.12.10.4 Penetapan Upah Berdasarkan Sisa dari Harga yang Dipatok Oleh Pemilik 8arang 3.12.10.5 Mengikat Upah Kontrak Gedung dengan LIBOR 3.12.11 Gharar di Bursa 3.12.11.1 Short Sale xix 320 323 327 329 330 332 334 334 335 337 337 339 340 347 350 353 362 362 363 366 368 370 372 372 3.12.11.2 Forward Contract (Kontrak Berjangka) 375 3.12.11.3 Jual-Bali Indeks 377 3.12.11.4 Kontrak Opsi 379 BAB IV RIBA HARTA HARAM 382 4.1. Definisi Riba 382 4.2. Sejarah Riba 382 4.3. Hukum Riba 384 4.4 Menanggapi Teori Yang Menghalalkan Riba 386 4.5. Dampak Riba 389 4.5.1 Dampak Riba Terhadap Pribadi 389 45.2 Dampak Riba Terhadap Kehidupan Bermasyarakat 390 4.5.3. Dampak Riba Terhadap Ekonomi 391 4.5.3.1 Riba Merusak Sumber Daya Manusia 391 4.5.3.2 Riba Merupakan Penyebab Utama Terjadinya Inflasi 392 4.5.3.3 Riba Menghambat Lajunya Pertumbuhan Ekonomi 393 4.5.3.4 Riba Menciptakan Kesenjangan Sosial 303 4.8.3.5 Riba Faktor Utama Terjadinya Krisis Ekonomi Global 394 4.6 Pembagian Riba 397 4.6.1 Riba Dayn 397 Memahami Kaidah Kaidah fikih:«3 58 42s ja 8S) 398 Kapan Riba Dayn Boleh Dilakukan? 400 4.6.1.1 Bentuk-bentuk Riba Dayn 403 4,6.1.1.1 Bunga Bank 403 4,6.1.1.1.1 Hukum Bunga Bank 403 4,6.1.1.1.2 Hukum Menabung di Bank Konversional 407 4,6.1.1.1.3Hukum Menerima Hadiah dari Bank Hasil Undian 407 4.6.1.1.2 Penggunaan Barang Gadai oleh Pihak Kreditur_ 409 4.6.1.1.3 Gadai Emas di Lembaga Keuangan Syariah a2 4.6.1.1.4 Jual-beli Kredit 418 4.6.1.1.4.1 Pengertian dan Hukum Jual-beli Kredit, 418 XX 4,6.1.1.4.2 Persyaratan Keabsahan Jual-beli Kredit 4.6.1.1.4.2.1 Syarat |: Akad Jual Kredit Tidak Dimaksudkan untuk Melegalkan Riba. 46.1.1.4.2.1.1.1 Bail ‘nah 4.6.1.1.4.2.1.2 Tawarrug 4,6.1.1.4.2.2 Syarat Il dan Ill: Barang Telah Dimiliki Penjual dan telah Diterima sebelum Dijual 46.1.1.4.2.2.1 Murabahah Pembiayaan Multi Jasa 4.6.1.1.4.2.3 Syarat IV: Harga Harus Satu dan Jelas Serta Angsuran dan Jangka Waktunya juga Harus Jelas 4.6.1.1.4.2.4 Syarat V: Akad Jual-beli Kredit Tegas 4.6.1.1.4.2.4 Syarat VI: Tidak Ada Sanksi Denda Keterlambatan Membayar Angsuran 4.6.1.1.4.2.1.1 Solusi Isiami untuk Kredit Macet 46.1.1.4.2.1.2 Solusi Kredit Macet yang Difatwakan Boleh oleh Dewan Syari'ah Nasional yang Kontroversial 46.1.1.4.2.1.2.1 Ta'widh 4.6.1.1.4.2.1.2.2 Late Charge 4.6.1.1.5 Kartu Kredit 4.6.1.1.5.1 Definisi Kartu Kredit 4.6.1.1.5.2 Hukum Kartu Kredit 4.6.1.1.5.3 Akad Qardh pada Kartu Kredit 4.6.1.1.5.3.1 Hukum-Hukum Qardh pada Kartu Kredit 4.6.1.1.5.3.1.1 luran Keanggotaan (Membership Fee) 4,6.1.1.5.3.1.2 Bunga Pembayaran Angsuran 46.1.1,5.3.1.3 Denda Keterlambatan (Penalty) 4.6.1.1.5.4 Akad Kafalah pada Kartu Kredit 4.6.1.1.5.5 ljarah (Upah Jasa) pada Kartu Kredit 4.6.1.1.5.6 Dampak Riba Terhadap Keabsahan Kartu Kredit 4.6.1.1.5.7 Kartu Kredit Syeriah xxi 424 427 428 431 435 435, 448 455 487 460 461 466 467 472 475 476 476 476 477 477 478 478 479 aga 485, 48a 4.6.1.1.6 Surat-Surat Berharga 4.6.1.1.6.1 Saham Istimewa (preferred stock) 4.6.1.1.6.2 Obligasi (bond) 4.6.1.1.6.3 Surat Perbendaharaan Negara (Treasury Bill) 4.6.1.1.6.3 Sukuk Ijarah 4.6.1.1.64 Sertifikat Deposito [Certificate of Deposit) 4.6.1.1.6.5 Surat Wesel (Bill of Exchange) 4,6.1.1.6.6 Hukum Diskonto Bank 4.6.1.1.6.7 Solusi Islami untuk Diskonto Bank 4.6.1.1.7 Letter of Credit (Surat Kredit Berdokumen) 4.6.1.1.8 Beli-Kala Menguntungkan (Buy On Margin) 4.6.1.1.9 Pelunasan Utang dengan Mata Uang Terkena Hiperinflasi 490 490 492 aga 495, 502 504 307 508 509 512 515 4,6.1.1.10 Mengikat Utang dengan Indeks Suku Bunga, Harga Barang, Logam Mulia, dan Valuta Asing 4,6.1.1.11 Mudharabah Musytarakah 4,6.1.1.12 Dana Talangan Haji 4.6.1.1.13 Arisan 4.6.1.1.14 Cash Back 4.6.2 Riba Ba‘ 4.6.2.1 Definisi Riba Ba 4.6.2.2 Dalil Tentang Riba Ba'i 4.6.2.3 Kaidah Riba Ba't 4.6.2.4 Hikmah Riba Ba'i Diharamkan 4.6.2.5 Dapatkah Komoditi Lain Diqiyaskan dengan 6 Komoditi Ribawi? Kapan Riba Bai' Dibolehkan? 4.6.2.5 Beberapa Perdagangan yang Termasuk Riba 6a‘? 4.6.2.5.1 Murabahah Emas: 4.6.2.5.2 Transaksi Forward Exchange 4.6.2.5.3 Transaksi Spot xxii 518 523 527 531 533 535 539 550 352 952 560 563 4.6.2.5.4 Transfer Luar Negri (Valuta Asing) 569 4.6.2.5.5 Cek (Cheque) s72 4.6.2.5.5.1 Cek Sendiri (Own Cheque) s72 Pencairan Cek di Bank Bukan Penerbit Buku Cak 575 4.6.2.5.5.2 Cek Terdaftar (Registered Cheque) 578 4.6.2.5.5.3 Cek Terjamin (Certified Cheque) 579 4.6.2.5.5.4 Cek Perjalanan (Traveler's Cheque) 579 4.6.2.5.6 Kartu Isi lang Telepon Seluler dan Kartu Belanja 580 4.6.2.5.6.1 Kartu Isi lang Telepon Seluler 580 4.6.2.5.6.2 Kartu Belanja 583 4.6.2.5.7 Perdagangan Saham 585 4,6.2.5.7.1 Saham Perusahaan yang Usahanya Halal dan Memiliki Utang dalam Bentuk Pembiayaan Ribawi 586 4,6.2.5.7.2 Hukum Jual-beli Saham Perusahaan Halal 590 4,6.2.5.7.3 Hukum Jual-beli Saham Perusahaan, Asetnya dalam Bentuk Uang/Emas 591 BAB V BERTAUBAT DARI HARTA HARAM 596 5.1 Anjuran untuk segera bertaubat 596 5.2 Tata Cara Bertaubat 601 5.1.1 Cara Bertaubat dari Harta Haram Hasil dari ‘Muamalat Yang Dilakukan Tanpa Saling Ridha 601 5.1.1.1 Harta Haram Hasil Muamalat Yang Tidak Saling Ridha dan Diketahui Keberadaan oarangnya 602 5.1.1.2 Harta Haram Hasil Muamalat Tidak Saling Ridha dan Tidak Diketahui Keberadaan orangnya 606 5.1.2 Cara Bertaubat dari Harta Haram Hasil Muamalat yang Dilakukan atas Dasar Saling Ridha 607 5.1.2.1 Orang yang Tidak Tahu Bahwa Muamalat yang Dilakukannya Haram 607 5.1.2.2 Orang yang Tahu Bahwa Muamalat yang la Lakukan Hukumnya Haram: 608 xxiti BAB VI BERMUAMALAH DENGAN PEMEGANG HARTA HARAM 612 6.1. Bermuamalat dengan orang yang diyakini bahwa seluruh hartanya haram 612 6.2. bermuamalat dengan orang yang hartanya bercampur antara haram dan halal 615 BAB VII PENUTUP 620 DAFTAR PUSTAKA 642 RIWAYAT HIDUP PENULIS 650 xxiv BABI PENDAHULUAN 1.1 DEFINISI HARTA HARAM Yang dimaksud dengan harta haram, yaitu: setiap harta yang didapatkan dari jalan yang dilarang syariat!. Adapun yang dimaksud dengan muamalat adalah: hukum syariat yang berkaitan dengan hubungan manusia satu dengan lainnya. Dan untuk hal yang berkenaan dengan harta (jual-beli, sewa menyewa, warisan dan lain sebagainya) biasanya ditambahkan kata “maaliyyah” yang berarti harta’. Akan tetapi, belakangan kata muamalat konotasinya adalah muamalat maaliyyah. 1.2 URGENSI MEMAHAMI HARTA HARAM. Seorang manusia yang hidup di abad modem ini, dituntut untuk mengumpulkan dan menumpuk harta sebanyak-banyaknya agar bisa hidup layak dan tenang menghadapi masa depan diri dan anak cucunya. Pada saat itu orang-orang tidak peduli lagi dari mana harta dia dapatkan. Rasulullah shallallahu alaiki wa sallam bersabda: "Akan datang suatu masa, orang-orang tidak perduli dart mana harta dihasitkannya, apakah dari jalan yang halal atau dari jalan yang haram’. (HR. Bukhari). Orang-orang tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 : 1. Sebagian manusia tidak pernah peduli akan kaidah rabbani dalam mencapai tujuan mencari harta, kelompok ini + Dr. Khalid Al Mushith, A¢ taubah minal makasib al mukarramak wa abkomuka fil {gh al Islami, Journal kementerian keadilan, Arab Saudi, edis! 38, Rabiul akhir 1429H, hal 13. ® Dr. Satid Abu Habib, Algamus aifighy, hal 263 25 dianjurkan untuk memeriksa kembali akidah mereka, dimana mereka telh menjadikan dinar dan dirham sebagai tuhannya dan tidak mengindabkan peraturan Allah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mendoakan kehancuran untuk kelompok ini dengan sabdanya: aed) LE} ond Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba pakaian... (HR Bukhari). Rasulullah shallalichu alaihi wa sallam adalah seorang yang dikabulkan doanya, bila ia mendoakan kehancuran untuk para pemuja harta, niscaya kebinasaan akan menimpa mereka. Mereka bukan lagi hamba Allah yang patuh dan tunduk dengan perintahNya, karena tautan hati mereka terhadap harta menyamai bahkan melebihi hubungan mereka terhadp Allah, bila berbenturan antara keuntungan niaga dengan syariat Allah niscaya perintah Allah dikesampingkannya. Mereka tidak meyakini rezki mereka berasal dari Allah, mereka mengira bahwa pencapaian-pencapaian dunia mereka murni keahil mereka berniaga, mereka berujar seperti ucapan Karun: (ose ge Se ta 53) Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku’. (Al Qashash: 78). Padahal Allah telah berfirman: SSUES al 0g fp Ogltad Guill 1) Spl a de 1d By "Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya". (Al'Ankabuut: 17). 2. Sebagian lagi, orang-orang yang masih memiliki dhamir (hati) yang peka, akan tetapi karena mereka sedari kecil tidak pernah mengerti dan mempelajari ketentuan Allah tentang muamalat, kelompok ini -mau tidak mau- akan melanggar syariat Allah saat mengumpulkan harta karena ketidaktahuannya 26 Mereka adalah orang yang dimaksud oleh Ali bin Abi Thalib -&, "Borang siapa yang melakukan perniagaan sebelum mempelajari fikih (muamatat) dia akan terjerumus ke dalam riba, dia akan terjerumus dan terjerumus". (Sebagaimana dinukil oleh Abu Layts, Tanbih Al Ghafilin, hal. 364). 1.3 DAMPAK HARTA HARAM TERHADAP PRIBADI DAN UMAT Harta haram yang dihasilkan oleh dua kelompok yang telah disebutkan di atas berdampak buruk terhadap pribadi pelakunya secara khusus dan umat manusia secara umum. Dampak buruk tersebut dapat dijelaskan dalam poin-poin berikut: 1.3.1 Memakan harta haram adalah perbuatan mendurhakai Allah dan mengikuti langkah syaitan, Allah berfirman: Ngbad (ges ig Cb Pole 59h ge igs Zoid gi Gs He 38 "Hoi sekalian manusic, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan jenganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi”. (A Bagarah: 168). Dalam ayat ini Allah memerintahkan seluruh manusia agar memakan harta yang didapatkan secara halal, sedangkan memakan, mencari serta mendapatkan harta dengan jalan yang haram adalah perbuatan durhaka dan jalan yang dirintis oleh musuh bebuyutan anak cucu Adam yakni syaitan. Mendurhakai Allah (berbuat dosa) merusak diri setiap insan, merusak jasmani, rohani dan akal fikiran. Imam Syafi'i bersyair: alas sy J sgh Vi 3385... 3 Aku mengadu kepada Waki’ buruknya hafalanku Ja menasehatiku agar aku meninggalkan maksiat Ja menerangkan kepadaku bahwa ilmu adalah cahaya 27 Dan cahaya Allah tidak akan menerangi pelaku maksiat3 1.32 Setelah Allah memerintahkan semua manusia agar mencari harta dengan cara yang halal, secara khusus Allah memerintahkan para rasul agar memakan harta dari yang halal saja, Allah berfirman Gelb Sphias GG te tglabiy Uri Gye IIS ep git uD) "Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (Al Mu’minuun: 51). Dalam ayat di atas, secara khusus Allah memerintahkan para rasul-Nya agar hanya memakan makanan yang didapatkan secara halal, lalu Allah memerintahkan mereka untuk beramal salih. Hal ini mengisyaratkan bahwa sangat erat hubungan antara mengkonsumsi makanan yang halal dengan amal salih. Maka jangan diharap jasad kita akan bergairah untuk melakukan amal-amal salih bila jasad tersebut tumbuh dan berkembang dari makanan yang haram. Dan jasad yang malas beramal shalih tidak akan merasakan kenikmatan ibadah dan taqarrub kepada Allah yang pada gilirannya mengantarkan jiwa-ruhaninya kepada gundah-gulana hingga sampai titik hampa dan nestapa. Ini adalah petaka yang dahsyat terhadap setiap pribadi yang merindukan kedekatan dengan Maha Penciptanya 1.33 Memakan harta haram adalah ciri khas kelompok mayoritas Yahudi yang diabadikan Allah dalam firman-Nya: "Den kamu akan melihat kebonyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesunggubnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu’. (Al Maidah: 62). Allah menggambarkan sebuah masyarekat yang rusak dan hancur di masa itu, yaitu masyarakat Yehudi. Di mana salah satu ciri khas masyarakat tersebut adalah mayoritas anggota masyarakatnya 8 Diwan As Syaft hal 54 28 sangat suka memakan harta haram, dalam bentuk sogok dan riba. Bila kerusakan ini ditiru oleh masyarakat muslim maka kerusekan dalam masyarakat muslim tak akan terelakkan 1.34 Petaka amat buruk yang menimpa mereka adalah api neraka (harta haram) yang setiap saat mereka masukkan ke dalam perut mereka, karena diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: 3) EN oy ea th oy "Wahai Ka‘ab bin ‘Ujrah, Sesungguhnya tidaklah tumbuh setiap daging yang diberi asupan makanan yang haram melainkan nerakalah yang berhak membakarnya” (HR. Ahmad dan Tirmizi, dinyatakan shahih oleh Al-Albani). Ancaman ini amat menakutkan orang yang yakin akan kebenaran sabda Nabi shallallahu alaihi wa saliam. Tentu dia tidak akan berani mengambil sekecil apapun harta haram, tentu dia tidak akan tega membawa secuilpun harta haram pulang ke rumahnya lalu menyuapkannya ke mulut isteri dan anak- anaknya Karena hakikatnya adalah api neraka yang diberikannya kepada mereka. 1.35. Doa tidak dikabulkan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Wahai manusia, sesungguhnya Allah Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik, sesungguhnya Alla memerintahkan orang- orang yang beriman apa yang Ia perintahkan kepada para Rasul, Allah berfirman “Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang 29 baik-baik dan kerjakanleh amal yang saleh” (Al Mu‘minuun: 51) dan Allah Ta’ala berfirman “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu” (Al Bagorah : 172), kemudian beliau menyebutkan seorang lelaki yang mengadakan perjalanan jauh, berambut kusut dan berdebu, menadahkan tangannya kelangit “Ya Rabb, Ya Rabb”, padahal makanannya berasal dari yang haram, minumannya berasol dari yang haram, pakaiannya berasal dari yang haram dan makan dari yang haram, maka bagaimana doanya akan dikabutkan”. (AR, Muslim), Hadis di atas menjelaskan bahwa ada seseorang yang memiliki empat faktor untuk dikabulkan doanya, yaitu: - la sedang melakukan perjalanan jauh yang sangat melelahkan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah redhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 55855 cpglbu 565 ci3 U5 Y Sule ies dty coal, Je aig 59855 « Blok "Tiga doa yang mustajab tanpa ada keraguan: doa orang yang dizalimi, doa orang yang sedang melakukan perjalanan jjauh, dan dea orang tua terhadap anaknya". (HR. Abu Daud, dan dinyatakan hasan oleh Al Albani). - [a sedang berpenampilan dengan rambut kusut dan pakain berdebu. Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Bh de pal Jaan y "Berapa banyak orang yang berambut kusut lagi berdebu, memakai kain yang lusuh, tidak diacuhkan, namun jika bersumpah atas nama Allah, niscaya Allah kabulkan". (HR. Tirmizi, ia berkata, "Hadis ini hasan gharib"), - la berdoa sambil mengangkatkan menadahkan tangan ke langit. Diriwayatkan dari Salman Al Farisi redhiyallahu ‘anhu, Nabi bersabéa, 30 "Sesungguhnya Rabb kalian tabaraka wa ta‘ala Maha Malu dan Maka Dermawan, Dia malu terhadap hambaNya yang menadahkan tangan kepadaNya lalu tangan itu kembali turun hampa (tidak dikabulkan doanya)". (HR. Abu Daud, dinyatakan shahih oleh Al Albani). = Ia berdoa berulang kali menyebut nama Allah, "Ya Rabb, Ya Rabb" Empat faktor dikabulkannya suatu doa yang dimiliki oleh orang yang disebutkan dalam hadis di atas tidak berarti sama sekali dikarenakan ia melakukan satu faktor ditolaknya doa, yaitu memakan dan memakai harta haram. Karena doa merupakan inti dari ibadah shalat, maka bila doa ditolak dikhawatirkan shalat pemakan harta haram juga ditolak. Tbnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, 5 8 tet Soe a ks Vy “Allah tidak menerima shalat seorang yang di dalam perutnya ada makanan haram"', Selain dikhawatirkan shalatnya tidak diterima, amal ibadah pokok yang lain juga tidak diterima, Sedekah dan zakatnya tidak diterima, Nabi bersabda, «ky, “Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci terlebih dahulu dan Allah juga tidak menerima sedekah dari harta haram”. (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani). Haji dan umrah dengan harta haram juga khawatir tidak akan diterima oleh Allah. Diriwayatkan oleh Tabrani, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, thao ses Vy «pth Sole acs Yo 2a EG BS 9S Op 38 ase eed aah) oad * Ag Zahabi, Al Kaba‘ir, bal. 120. Dan Tbnu Rajab, Jami al Ulum wot Hikam, hal 262. 31

You might also like