You are on page 1of 15

KOMUNIKASI/ PENDIDIKAN ANTARA INDIVIDU DAN KELOMPOK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Promosi Kesehatan
Program Studi DIV Kebidanan Malang Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Herawati Mansur, S.ST.,M.Pd.,M.Psi.

Oleh :
RIRIN SORIANINGSIH NIM. P17311175004
JAYANTI IMANSARI NIM. P17311175006
JULFA MASFURI W. NIM. P17311175015
DEWI KARTIKA NIM. P17311175018
BERLIANA KARTIKASARI NIM. P17311175029
SELLA NAWANG WULANDARI NIM. P17311175046

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBDANAN
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN ALIH JENJANG

1
TAHUN 2017/2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas segala rahmat, karunia
terutama kesehatan yang diberikan-Nya sehingga penyusun dapa tmenyelesaikan
makalah ini dengan baik. Tanpa adanya kesempatan dan kesehatan penyusun tidak
akan dapat menyelesaikan makalah ini secara tuntas.

Selama proses penulisan makalah ini penyusun memperoleh banyak


bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung mau pun tidak langsung. Atas
terselesaikannya makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Herawati Mansur., S.ST., M.Pd., M.Psi s selaku dosen pengajar mata
kuliah Promosi Kesehatan

Penyusun mengakui makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah
ini kedepannya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi semua orang yang
memanfaatkannya.

Malang, 21 Desember 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. 2


DAFTAR ISI …………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………. 4
a. Latar Belakang…………………………………………………………4
b. Rumusan Masalah ……………………………………………………..5
c. Tujuan………………………………………………………………….5

BAB II TINJAUAN TEORI ………………………………………………….6


a. Konsep Pendidikan Kesehatan …………...........………………….......6
b. Konsep Komunikasi Dalam Pendidikan Kesehatan………...........…...9

BAB III PENUTUP………………………………………………………….14


a. Kesimpulan ………………………………………………………….14
b. Saran…………………………………………………………………14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….……15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan terdiri dari faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan,dan
faktor keturunan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Status kesehatan akan
tercapai secara optimal, jika keempat faktor dapat berjalan secara bersama-sama.
Melihat keempat faktor pokok yang mempengaruhi kesehatan masyarakat tersebut,
maka dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan
masyarakat,hendaknya diperlukan intervensi yang diarahkan pada keempat faktor
tersebut. Pendidikan atau promosi kesehatan merupakan bentuk intervensi terhadap
faktor perilaku. Namun demikian, faktor lingkungan, pelayanan kesehatan, dan
faktor keturunan juga memerlukan intervensi promosi kesehatan. Dalam promosi
kesehatan diperlukan adanya komunikasi dan pendidikan kesehatan meliputi
komunikasi antara individu dengan kelompok.
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Komunikasi
dibuat untuk menyebarluaskan pesan kepada publik, mempengaruhi khalayak
dan menggambarkan kebudayaan pada masyarakat. Hal ini membuat media
menjadi bagian dari salah satu unsur yang kuat di masyarakat. Untuk memenuhi
kebutuhan berinteraksi yang bersifat antarpribadi, dipenuhi melalui kegiatan
komunikasi interpersonal atau antarpribadi. Sedangkan kebutuhan untuk
berkomunikasi secara publik dengan orang banyak, dipenuhi melalui
aktivitas komunikasi massa.
Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam
berlangsungnya kehidupan suatu masyarakat. Selain merupakan kebutuhan,
aktivitas komunikasi sekaligus merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat.
Sebab tidak mungkin manusia hidup di suatu lingkungan tanpa berkomunikasi satu
sama lain. Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada
khalayak massa dengan menggunakan saluran-saluran media massa.
Dunia kesehatan memang merupakan sebuah profesi yang menuntut
interaksi dan komunikasi yang tinggi di antara individu maupun kelompok sehingga
dapat memberikan pendidikan kesehatan yang sesuai di masyarakat. Oleh karena

4
itu, pengetahuan dan pemahaman tentang komunikasi itu sendiri dan prinsip –
prinsip yang terdapat di dalamnya sangatlah diperlukan. Dengan memaparkan satu
persatu unsur – unsur yang ada dalam komunikasi, pelaku komunikasi dapat
melihat dengan lebih jelas lagi hal – hal yang perlu diterapkan maupun yang tidak
perlu diterapkan saat berkomunikasi dengan orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pendidikan kesehatan ?
2. Bagaimana konsep komunikasi dalam pendidikan kesehatan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep pendidikan kesehatan
2. Untuk mengetahui konsep komunikasi dalam pendidikan kesehatan

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan


2.1.1 Definisi pendidikan kesehatan
Pendidikan pada dasarnya adalah segala upaya yang terencana untuk
memengaruhi, memberikan perlindungan dan bantuan sehingga peserta
memiliki kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan harapan. Pendidikan
juga dapat dikatakan sebagai proses pendewasaan pribadi. Dimana ciri
orang dewasa adalah ditunjukkan oleh kemampuan secara fisik, mental,
moral, sosial, dan emosional (Maulana, 2009).
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, bukan hanya proses pemindahan materi dari individu ke orang lain
dan bukan seperangkat prosedur yang akan dilaksanakan ataupun hasil yang
akan dicapai. Proses perkembangan akan selalu berubah secara dinamis
karena individu dapat menerima atau menolak keterangan baru, sikap baru,
dan perilaku baru yang berhubungan dengan tujuan hidup. Dapat
disimpulkan, pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang
berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap, dan
pengetahuan terkait dengan kesehatan individu, masyarakat, dan bangsa.
Semua hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan atau
memelihara kesehatan (Maulana, 2009).
2.1.2 Tujuan pendidikan kesehatan
Menurut Maulana (2009), tujuan pendidikan kesehatan diantaranya
yaitu :
a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.
Maka pendidikan kesehatan bertanggung jawab mengarahkan cara-cara
hidup sehat menjadi kebiasaan hidup masyarakat sehari-hari.
b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

6
c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sasaran
pelayanan kesehatan yang ada. Seperti halnya dalam pemanfaatan
sarana pelayanan kesehatan yang tidak digunakan sebagaimana
mestinya.
2.1.3 Sasaran pendidikan kesehatan
Sasaran pendidikan kesehatan di Indonesia berdasarkan program
pembangunan Indonesia menurut Fitriani (2011), adalah sebagai berikut :
a. Masyarakat umum yang berorientasi kepada masyarakat pedesaan.
b. Masyarakat dalam kelompok tertentu seperti wanita, pemuda remaja.
Termasuk dalam kelompok khusus adalah lembaga pendidikan mulai
dari TK sampai perguruan tinggi, sekolah agama baik negeri atau
swasta.
c. Sasaran individu dengan tekhnik pendidikan kesehatan individual.
2.1.4 Tahapan kegiatan pendidikan kesehatan
Menurut Azwar (1983) yang dikutip oleh Fitriani (2011)
mengemukakan tahapan yang dilalui oleh pendidikan kesehatan adalah :
a. Tahap sensitisasi
Pada tahapan ini dilakukan guna untuk memberikan informasi dan
kesadaran pada masyarakat tentang hal penting mengenai masalah
kesehatan seperti kesadaran kesehatan pemanfaatan fasilitas kesehatan
wabah penyakit, imunisasi. Pada tahap ini tidak menjelaskan mengenai
pengetahuan, tidak juga merujuk pada perubahan sikap, serta tidak atau
belum bermaksud pada masyarakat untuk mengubah perilakunya.
Contoh :
Bentuk kegiatan : siaran radio, poster, serta selebaran yang lainnya.
b. Tahap publisitas
Tahap ini merupakan tahapan lanjutan dari tahap sensitisasi. Bentuk
kegiatan ini berupa press release yang dikeluarkan Departemen
Kesehatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut jenis atau macam
pelayanan kesehatan.

7
c. Tahap edukasi
Tahap ini kelanjutan pula dari tahap sensitisasi yang mempunyai tujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap serta mengarahkan
pada perilaku yang diinginkan.
Contoh :
1. Ibu hamil memahami bahwa pentingnya pemeriksaan secara rutin
mengenai masalah kehamilan pada bidan atau dokter.
2. Pada kesehatan gigi, sebelum datang rasa sakit gigi sebaiknya
masyarakat memahami cara gosok gigi yang benar dan pemeriksaan
yang rutin untuk memeriksakan gigi.
Cara yang diberikan dalam contoh tersebut yaitu dengan metode belajar
mengajar.
d. Tahap motivasi
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap edukasi. Setelah mengikuti
pendidikan kesehatan, individu atau masyarakat mampu mengubah
perilaku sehari-hari sesuai dengan perilaku yang dianjurkan.
Contoh :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan gigi tentang gosok gigi yang
benar masyarakat mampu melaksanakan kegiatan gosok gigi pada saat
yang dianjurkan oleh kesehatan.
Kegiatan ini dilakukan secara berurutan dan bertahap, maka pelaksana
harus memahami ilmu komunikasi untuk tahap sensitisasi dan publisitas
serta edukasi atau ilmu belajar mengajar untuk melaksanakan
pendidikan kesehatan pada tahap edukasi dan motivasi.
2.1.5 Proses pendidikan kesehatan
Prinsip pokok dalam pendidikan kesehatan adalah proses belajar.
Dalam proses belajar ini terdapat 3 persoalan pokok yaitu :
a. Persoalan masukan (input)

8
Menyangkut pada sasaran belajar yaitu individu, kelompok serta
masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar
belakang.

b. Persoalan proses
Mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (perilaku)
pada diri subjek belajar tersebut.
c. Persoalan keluaran (output)
Merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan atau
perubahan perilaku dari subjek belajar.
2.2 Konsep Komunikasi Dalam Pendidikan Kesehatan
2.2.1 Definisi komunikasi
Menurut Fitriani (2011), komunikasi memiliki beberapa definisi,
diantaranya :
a. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau penyampaian pesan atau
informasi tentang pikiran atau perasaan.
b. Komunikasi kegiatan pengoperan lambing yang mengandung
arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam
kegaiatn komunikasi.
c. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang
kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial.
2.2.2 Tujuan komunikasi
Tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut :
a. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
b. Mempengaruhi perilaku seseorang
c. Mengungkapkan perasaan
d. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
e. Berhubungan dengan orang lain
f. Menyelesainkan sebuah masalah
g. Mencapai sebuah tujuan
h. Menurunkan ketegangan dan mneyelesaikan konflik

9
i. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain
2.2.3 Jenis komunikasi
Komunikasi digunakan untuk menciptakan atau mneingkatkan
aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri
dari :

a. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal mencakup aspek-aspek berupa :
1. Vocabulary, komunikasi tidak efektif apabila disampaikan dengan kata-
kata yang tidak dimengerti.
2. Racing (kecepatan), komunikasi dapat sukses apabila komunikasi di
ucapkan dengan kecepatan berbicara diatur dengan baik.
3. Intonasi suara, pesan yang disampaikan akan mempunyai arti lain
apabila disampaikan dengan intonasi yang berbeda.
4. Humor, dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia.
5. Singkat dan jelas, komunikasi dapat efektif apabila disampaikan dengan
singkat dan jelas.
6. Timing (waktu yang tepat), dalam berkomunikasi dapat menyediakan
waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
b. Komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan
komunikasi nonverbal memberikan arti pada komunikasi verbal.
Diantaranya yaitu :
1. Ekspresi wajah
2. Kontak mata
3. Sentuhan
4. Postur tubuh dan gaya berjalan
5. Gerak isyarat, yang dapat mempertegas pembicaraan
2.2.4 Bentuk-bentuk komunikasi
Komunikasi sebagai proses memiliki bentuk sebagai berikut:
a. Komunikasi dalam diri individu (Intrapersonal)

10
Komunikasi intrapersonal merupakan model bicara seorang diri atau
dialog internal yang terjadi secara konstan dan tanpa disadari (Maulana,
2009).
b. Komunikasi antarpribadi (Interpersonal)
Komunikasi antarpribadi merupkaan komunikasi langsung bertatap
muka, baik secara individu maupun kelompok. Metode komunikasi
antarpribadi yang paling baik adalah konseling, dimana saling terjadi
dialog terbuka tanpa kehadiran orang pihak ketiga serta keberhasilan
yang ingin dicapai dapat segera dinilai (Maulana, 2009).
c. Komunikasi massa
Komunikasi massa ini dengan sasaran kelompok dalam jumlah
yang besar, umumnya tidak dikenal. Komunikasi massa adalah
penggunaan media massa TV, radio, dan media cetak) untuk
menyampaiakn pesan atau informasi kepada masyarakat. Penggunaan
media massa ini memingkinkan sasaran dapat dicapai lebih banyak
sehingga menghemat waktu, tenaga, dan biaya (Fitriani, 2009).
d. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang sasarannya
sekelompok orang, yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan
merupakan komunikasi langsung dan timbal balik. Selain itu,
komunikasi kelompok ini berlangsung antara beberapa orang dalam
suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, dan sebagainya.

Klasifikasi kelompok dan karakteristiknya yaitu :

1. Kelompok primer dan sekunder


Kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggotanya
berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam kerjasama.
Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggotanya
berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati.
Adapun karakteristiknya dalam komunikasi adalah :

11
a) Kualitas komunikasi kelompok primer bersifat dalam dan
meluas, sedangkan kelompok sekunder bersifat dangkal dan
terbatas.
b) Komunikasi dalam kelompok primer bersifat personal,
sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
c) Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek
hubungan dari pada aspek isi, sedangkan kelompok sekunder
sebaliknya.
d) Komunikasi kemlompok primer cenderung ekspresif, sedangkan
kelompok sekunder instrumental.
e) Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan
kelompok sekunder formal.
2. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan
Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggotanya secara
administrative dan fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan
sebagai alat ukur 9 standart) untuk menilai diri sendiri atau untuk
membentuk sikap.
3. Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif
Kelompok deskriptif menunjukkan kelompok dengan melihat proses
pembentukannya secara alamiah. Sedangkan kelompok preskriptif
adalah mengacu pada langkah-langkah yang harus di tempuh
anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok, seperti halnya
diskusi bundar, diskusi panel, dll.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok, diantaranya


yaitu :

Kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi, maka


keefektifannya dapat dilihat dari beebrapa banyak informasi yang
diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat
memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok. Untuk itu faktor-

12
faktor keefektifan dalam komunikasi kelompok yaitu pada karakteristik
kelompok sebagai berikut:

1. Ukuran kelompok
2. Jaringan komunikasi
3. Kohesi kelompok
4. Kepemimpinan
2.2.5 Hambatan dalam komunikasi
Berikut dibawah ini adalah hambatan dan proses komunikasi adalah :
a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan
belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh
perasaan atau situasi emosional.
b. Hambatan dalam bahasa, bahasa yang digunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu. Selain itu symbol yang digunakan antara
pengim dan penerima tidak sama.
c. Hambatan media, hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga
tidak dapat mendengarkan pesan.
d. Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang salah
dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
e. Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak
menggambrkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretative, tidak
tepat waktu atau tidak jelas, dan sebagainya.

BAB III

13
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

14
Fitriani, Sinta. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : graham Ilmu.
Maulana, Heri. D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC

15

You might also like