You are on page 1of 7
Jurnal MIMI, Vol S No, Oktober 2009, hal 82-88 STUDI KECELAKAAN KERJA PADA PETUGAS RS ELIM RANTEPAO DAN RSUD LAKIPADADA MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA iF Martina Parubak, Rafael Djajakusli, Syamstar S. Russeng Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja FKM Unhas Makassar ABSTRACT Along the progress of hospital technology, the hospital worker face risk that has been increased beside the unmanaged well facility and utility could be the potential hazard, This research aimed to know difference of occupational accident on workers of Elim Hospital Rantepao and Lakipadada Hospital Makale based on age, sex. work unit, work period, accident type. characteristic of injury and injury position on workers body. Research type that used is analitic survey with cross sectional design and testing by Mann Whitney Test on significant level a=0.05. Sample taking by systematic random sampling method. In Elim Hospital Rantepao responden that had occupational accident experience was 42 persons (42.0%) whereas in Lakipadada Hospital Makale was 62 persons (39,5%). Result of analysis show that there was difference occupational accident on both of hospital according to age (p=0,035), sex (p=0,00), and work period (p=0,00). Whereas according to work unit (p=0,609), accident type (p=0.309). characteristic of injury (p=0,152), and injury position (p-0,315) there was no difference of occupational accident on Hospital Rantepao and Lakipadada Hospital Makale workers. ‘The conclution of this research is there was difference of occupational accident according to age. sex. work unit and work period, Whereas based on accidcnt type. characteristic of injury and injury position there was no difference of occupational accident on Elim Hospital Rantepao and Lakipadada Hospital Makale workers. It’s suggested to hospital direction to. care Occupational Health and Safety Problem by Commitee of Hospital Occupational Health and Safety (P2K3), design safe work environment. and increase awareness of worker about the Antik IV importance of Occupational Health and Safety Key Words : Occupational Acc PENDAHULUAN Kegiatan di RS mempunyai risiko berasal dari faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial. Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan RS menen- kan tingkat risiko K3. Seiring dengan kemajuan IPTEK, Khususnya kemajuan teknologi RS. maka risiko yang dihadapi petugas RS semakin meningkat RS dengan segala fasilitas dan peralatannya apabila tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber bahaya kesclamatan dan Kesehatan yang potensial, terutama bagi petugas keschatan RS tersebut! Menurut US Department of Health and Human Services (1990) bahwa sebagai konsekuensi dari fungsi RS maka potensi munculnya bahaya kesebatan dan kesclamatan kerja tidak dapat dihindari seperti bahaya pemajanan radiasi, bahan kimia toksik, ba- haya biologis, temperatur ekstrim, bising, debu, stress, dll, Dibanding dengan pekerja sipil lain pekerja RS lebih banyak mengalami masalah kese- hhatan- dan keselamatan kerja, berdasarkari Klaim kompensasi yang diajukan’. RS Elim Rantepao adalah RS swasta dan RSUD Lakipadada Makale adalah RS umum milik peme- rintah Kabupaten Tana Toraja, Kedua RS tersebut 82 lent, Hospital, Workers merupakan RS pendidikan bagi tenaga paramedis dan juga merupakan RS terbesar di daerah Tana Toraja yang sama-sama tergolong sebagai RS tipe C. Pene- litian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan gambaran kejadian kecelakaan kerja pada petugas RS Flim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale, BAHAN DAN METODE, Lokasi Penclitian Penelitian ini dilaksanakan di RS Elim Rantepao yang merupakan RS swasta yang terletak di JL ‘Ahmad Yani No. 68 Rantepao, Kabupaten Toraja Utara dan RSUD Laki-padada Makale yang meru- pakan RS umum milik pemerintah Kabupaten Tana Toraja yang terletak di JI. Pongtiku Kelurahan Bu- ngin Makale, Kabupaten Tana Toraja, RS Elim dan RSUD Lakipadada juga merupakan RS pendidikan bagi tenaga paramedis. Kedua RS tersebut merupa- kan RS terbesar di daerah Tana ‘Toraja yang sama- sama tergolong sebagai RS tipe C. Populasi dan sampel Populasi dalam penclitian ini adalah seluruh petugas pada RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipa- Jurnal MKMI, Vol 5 No, 2009 dada Makale, dimana dari RS Elim sebanyak 136 orang dan dari RSUD Lakipadada sebanyak 260 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah systematic random sampling’, dengan cara membagi jumlah populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan untuk mendapatkan interval. Sampel diambil dengan membuat daftar_seluruh elemen atau anggota dari kedua kelompok populasi sevara acak antara 1 sampai 396 kemudian dilakukan pengundian untuk memilih sampel dengan meng- gunakan interval 2 sehingga diperoleh sampel di RS. Elim Rantepao sebanyak 100 orang sedangkan di RSUD Lakipadada Makale se-banyak 157 orang. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data primer diperoleh de- ngan wawancara langsung menggunakan kuesioner tethadap responden yang menjadi sampel. Sedangkan data sekunder mengenai jumlah petugas RS serta jumlah petugas per bagian diperoleh dari bagian kepegawaian RS Elim Rantepao dan RSUD Laki- padada Makale. Analisis Data Analisis data dilakuken dengan _menggunakan Mann-Whitney U-Test. Uji tersebut digunakan untuk membuktikan signifikan hipotesis komparatif dua sampel independen (group) pada tingkat kemaknaan a = 0,05"*, Adapun semua variabel dalam penelitian ini diuji dengan Mann-Whitey U-Test, yakni umur, jenis kelamin, unit kerja, masa kerja, jenis kecela- kaan, sifat cedera/luka, dan letak cederalluka. HASIL ‘Tabel 1. Distribusi Responden Menurat Pengalaman Kecelakaan Pada Petugas RS Elim Rantepao Kabupaten Toraja Utara dan RSUD Lakipadada Makale Kabupaten Tana Toraja Pengalaman RS Eli La aa Jumlah Kecelakaan un MS a % Tidak 58 580 95 60,5 153 59,5 Pernah Pernah 42 42,0 62 39,5 104 40,5 Total 100 100,0_157__100,0_257_100.0 ‘Sumber : data primer Berdasarkan penelitian yang dilakukan diper- oleh hasil bahwa petugas yang pernah mengalami kecelakaan kerja sebesar 104 orang dari 257 res- ponden, Pada RS Elim Rantepao responden yang pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 42 orang atau sebesar 42,0% sedangkan dari RSUD Lakipadada Makale sebanyak 62 orang atau sebesar 39,5%. Dari 42 petugas yang pernah mengalami kecela- kaan kerja di RS Elim Rantepao, terdapat 23 petugas yang mengalami lebih dari satu jenis kecelakaan kerja sehingga jumlah kecelakaan kerja bertambah menjadi 85. Sedangkan dari 62 petugas yang pernah mengalami kecelakaan kerja di RSUD Lakipadada Makale, terdapat 39 petugas yang mengalami lebih dari satu jenis kecelakaan kerja sehingga jumlah kecelakaan kerja bertambah menjadi 138. Adapun distribusi kejadian kecelakaan kerja berdasarkan variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. Umur Kejadian kecelakaan kerja di RS Elim Rantepao lebih banyak terjadi pada petugas dengan kelompok umur < 30Th sebesar 50,6%. Sedangkan di RSUD Lakipadada Makale kejadian kecelakaan yang paling banyak, terjadi pada petugas dengan kelompok umur > 30Th, sebesar 63,8%. Analisis perbedaan dengan Uji Mann Whitney diperoleh probabilitas sebesar 0,035 pada taraf kemaknaan bahwa Ho diterima itungnya > 0,05. Dengan demikian ada perbedaan ~ gambaran kejadian kecelakaan kerja pada petugas RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale ber- dasarkan umur, Jenis Kelamin Petugas yang paling banyak mengalami kecela- kaan kerja pada kedua RS adalah petugas perempuan. Pada RSUD Lakipadada Makale persentase kejadian kecelakaan kerja yang dialami petugas perempuan adalah sebesar 75,4% sedangkan pada RS Elim Ran- tepao sebesar 63,5%. Dengan Uji Mann Whitney pada tingkat kemaknaan 0,05 diperolch probabilitas sebesar 0,00. Karena nilai pro-babilitas < 0,05 maka ada perbedaan gambaran kejadian kecelakaan kerja pada petugas RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipa- dada Makale berdasarkan jenis kelamin, Unit Kerja Pada RS Elim Rantepao persentase kejadian kecelakaan kerja yang dialami petugas dari unit kerja medik adalah sebesar 68,2% sedangkan di RSUD Lakipadada Makale sebesar 60,9%. Berdasarkan ha- sil analisis melalui Uji Mann Whitney diperoleh probabilitas sebesar 0,609 pada taraf kemaknaan 0,05. Dengan demikian tidak ada perbedaan gam- baran kejadian kecelakaan kerja pada petugas RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale ber- dasarkan unit kerja, Masa Kerja Pada RS Flim Rantepao kejadian kecelakaan kerja dengan persentase yang paling banyak adalah pada petugas yang masa kerjanya belum lama ( 51h) sebesar 81.2%, Analisis. Tabel 2. Distr MIM, Oktober 2009, ha 2-88 perbedaan dengan Uji Mann Whitney pada tingkat kemaknaan 0,05 diperoleh probabilitas sebesar 0.00. Karena nilai probabilitas < 0.05 maka ada perbedaan gambaran kejadian kecelakaan kerja pada petugas RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale ber- dasarkan masa kerja i Kecelakaan Kerja Pada Petugas RS Elim Rantepao Kabupaten Toraja Utara dan RSUD Lakipadada Makale Kabupaten Tana Toraja eee *#! Keeelakaan Kerja RS Flim) RSUD Lakipadada semi £ a t % f Me Umar <30th B 50 HOLT 230Th 42 494 88 63.8 130 58.3 Total 85 1000 138 ——:100.0. 2331000 Jenis Kelamin Laki-laki 3 36.5 34 65 iy Perempuan SH 6383104 158 70.9 Total 85 100.0 138 223. 160.0 Unit kerja Medik. 58 68.2 84 60.9 142 63.7 Penunjang Medik 0 0.0 17 123, 17 7.6 Non Medik at 318 aF 26.8 64 28.7 Total 85 1000 138 100.0233 1000 Masa Kerja 0,05, maka tidak ada perbedaan gambaran kejadian ke- celakaan kerja pada petugas RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale berdasarkan jenis ke- celakaan. Sifat Cedera/Luka Pada kedua RS, cedera akibat kecelakaan yang dialami petugas paling banyak cedera ringan dengan persentasenya pada RS Elim Rantepao sebesar 94,7% dan pada RSUD Lakipadada Makale sebesar 98,3%. Analisis melalui Uji Mann Whitney diperoleh proba- bilitas sebesar 0,152 pada taraf kemaknaan 0,05. Karena nilai probabilitas > 0,05 maka tidak ada perbedaan gambaran kejadian kecelakaan kerja pada petugas RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale berdasarkan sifat cedera/luka. Letak Cedera/Luka Pada kedua RS, letak cedera yang dialami oleh petugas akibat kecelakaan kerja cenderung pada bagian tubuh dengan kategori tidak berbahaya. Pada RS Elim Rantepao persentasenya sebesar 97,4% se- dangkan pada RSUD Lakipadada Makale sebesar 99,2%, Analisis melalui Uji Mann Whitney diperoleh probabilitas sebesar 0,315 pada tingkat kemaknaan 0,05. Dengan demikian tidak ada perbedaan gamba- ran kejadian kecelakaan kerja pada petugas RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale berdasar- kan letak cedera/luka. PEMBAHASAN Perbandingan kecelakaan kerja pada petugas RS. Elim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale dapat dilihat berdasarkan 7 (tujuh) variabel berikut ini. Umur Dari seluruh jumlah responden menurut kelom- pok umur, petugas yang mengalami kecelakaan kerja pada RS yang satu berbeda dengan RS lainnya. Di RS Elim Rantepao, kelompok umur yang cenderung mengalami kecelakaan kerja adalah kelompok umur muda (< 30Th) sebanyak 24 orang atau 57,1% de- ngan persentase kejadian kecelakaan kerja pada kelompok umur tersebut sebesar 50,6%. Adapun faktor yang mempengaruhi tingginya jumlah kece- lakaan kerja pada kelompok umur muda karena go- longan usia muda cenderung ceroboh dan bersikap suka tergesa-gesa. Berdasarkan hasil penelitian ILO (1989) di Amerika Serikat, diungkapkan bahwa pe- kerja usia muda lebih banyak mengalami kecelakaan dibandingkan pekerja dengan usia yang lebih tua. Pe- kerja usia muda biasanya Kurang berpengalaman dalam pekerjaanya®. Sedangken pada RSUD Lakipadada Makate, kelompok umur yang cenderung mengalami kecela- kaan kerja adalah kelompok umur tua (= 30Th) se- banyak 38 orang atau 68.1% dengan persentase keja- dian kecelakaon kerja sebesar 61,3%. Dalam hal ini, Kecenderungan kecelakaan kerja pada usia tua dise- babkan karena semakin tua seseorang, maka reaksi terhadap sesuatu semakin menurun. Kapasitas fi pun akan semakin berkurang seperti penglihatan dan kekuatan fisik, sehingga lebih berisiko untuk meng- alami kecelakaan kerja, Hal ini sesuai dengan teori Suma’mur (1989) bahwa beberapa kapasitas fisik, seperti penglihatan, pendengaran, dan kecepatan re- aksi, menurun setelah usia 30 tahun atau lebih’. Dengan Uji Mann Whitney pada taraf kemak- naan 0,05 diperoleh hasil bahwa ada perbedaan kece- Jakaan kerja antara RS Elim Rantepao dan RSUD, Lakipadada Makale berdasarkan kelompok umur. Hal ini apabila dikaitkan dengan lama kerja para petugas pada unit kerja masing-masing, secara statis- tik digambarkan bahwa pada RS Flim Rantepao proporsi kejédian kecelakaan kerja paling besar terjadi pada petugas berumur <30 tahun dengan lama kerja < I tahun sebesar 31,76%. Sebaliknya di RSUD Makale, proporsi kejadian kecelakaan kerja yang __ paling besar terjadi pada petugas berumur > 30 tahun 85 dengan lama kerja 6 tahun sebesar 15,94%. Jenis Kelamin Pada RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale didominasi oleh petugas perempuan dengan persentase masing-masing sebesar 63,0% dan 68,8 %, Dalam ha! ini terlihat bahwa petugas perempuan lebih cenderung untuk mengalami kecelakaan kerja ketimbang petugas laki-laki. Hal ini disebabkan kare~ nna petugas laki-laki dan perempuan memiliki kapasi- tas yang berbeda secara fisiologi dan psikologis. Da- lam fungsi reproduksi, perempuan akan mengalami haid, kehamilan, nifas, serta menopause, yang tentu saja membedakannya dengan petugas laki-laki yang secara kodrati tidak mengalami demikian®. Jika ditilik dari distribusi kecelakaan kerja me- nurut unit Keria yang kemudian dihubungkan dengan jenis kelamin, maka terlihat bahwa kejadian kece- lakaan terbanyak dialami oleh petugas pada unit ker- ja medik dimana pada bagian medik tersebut, petu- gasnya didominasi oleh perempuan. Dengan menggunakan Mann Whimey Test de- ngan taraf kemaknaan 0,05 diperoleh hasil bahwa ada perbedaan kecelakaan kerja antara RS Elim Rante- pao dan RSUD Lakipadada Makale berdasarkan jenis, kelamin. Hal ini disebabkan karena secara statistik, pada RS Elim Rantepao petugas laki-laki lebih ba- nyak yang mengalami lebih dari satu jenis kecelaka- an kerja sedangkan pada RSUD Lakipadada Makale terjadi_yang sebaliknya, yakni petugas perempuan yang lebih: banyak mengalami kecelakaan kerja lebih dari satu jenis kecelakaan, Unit Kerja Petugas yang cenderung mengalami kecelakaan kerja adalah petugas pada unit kerja medik yakni pa- da RS Elim Rantepao mencapai 64,3% atau sebanyak 27 orang dan pada RSUD Lakipadada Makale scba- nyak 44 orang atau 71,0%. Sedangkan petugas yang paling sedikit mengalami kecelakaan kerja adalah petugas dari unit kerja penunjang medik, yakni di RSUD Lakipadada Makale sebanyak 6 orang atau 9.7% dan tidak ada satupun petugas dari RS Elim Rantepao. Petugas pada unit kerja penunjang medik lebih, sedikit_ mengalami kejadian kecelakaan kerja oleh Karena pada unit ini, pekerjaan kurang beragam dan kurang berisiko jika dibanding dengan kedua unit kerja lainnya. Selain itu, petugas pada unit penunjang medik umumnya hanya bertugas dari pagi hingga siang hari sehingga pada jam kerja yang demikian, konsentrasi petugas masih baik”. Pada unit kerja medik, petugas pada RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale memiliki kecen-derungan yang sama yakni distribusi kecelaka- an kerja paling tinggi pada bagian rawat inap. Di RS slim Rantepao persentase kejadian kecelakaan kerja pada bagian rawat inap sebesar 87.9% dan pada RSUD Lakipadada Makale sebesar 90.5%. Adapun kecenderungan ini discbabkan oleh karena pada ba- gian rawat inap, ada petugas yang bekerja malam hhingga pagi hari. Hal ini akan’ mengurangi konsen- trasi petugas saat bekerja yang berakibat meningkat- nya kejadian kecelakaan kerja Masa Kerja Petugas pada RS Elim Rantepao dan RS Umum Daerah Lakipadada Makale pada umumnya tergo- long petugas dengan masa kerja yang sudah lama (= 51h). Namun untuk Kategori petugas yang lebih se- ring mengalami kecelakaan kerja berbeda antara satu rumah sakit dengan rumah sakit lainnya dimana pada RS Elim Rantepao petugas yang lebih cenderung mengalami kecelakaan kerja adalah petugas dengan masa kerja belum lama (<5Th) sebesar 52.4% dan di RSUD Lakipadada Makale petugas dengan masa kerja sudah lama (> STh) lebih cenderung mengalami kecelakaan kerja yakni sebesar 79.0%. Adapun distribusi kecelakaan kerja pada kedua rumah sakit berdasarkan masa kerja ialah di RS Elim Rantepao petuyas kategori belum lama bekerja (< STh) yang mengalami kecelakaan kerja adalah sebe- sar 51,8%, Hal ini sejalan dengan teori Suma’mur ‘mengatakan bahwa kecelakaan kerja akan lebih sering terjadi pada tenaga kerja yang belum lama Jurnal MRM Oktober 2009. hal_82:88 Karena mereka masih dianggap belum mengetahui seluk beluk pekerjaannya atau dengan kata lain masih belum berpengalaman’. Menurut survey yang dilakukan, petugas di RS Elim Rantepao belum terla- lu terampil dan menguasai pekerjaanya dengan baik sehingga masih perlu banyak belajar dalam pengua- saan tugas dan pekerjaannya yang sarat dengan risiko terhadap kesehatan dan keselamatannya, Akan tetapi berbeda dengan RSUD Lakipadada Makale dimana kecelakaan kerja lebih cenderung dialami oleh petugas dengan Kategori sudah lama bekerja (25Th) yakni sebesar 81.2%. Hal ini menun- jukkan bahwa walaupun masa kerja petugas semakin bertambah namun itu belum menjamin bebasnya pe- tugas dari risiko kecelakaan kerja. Walaupun petugas telah berpengalaman dan tidak asing dengan lingku- ngan kerjanya tetapi justru karena merasa demikian sehingga petugas cenderung kurang, berhati-hati bekerja’. Kondisi yang ditemukan pada petugas RSUD Lakipadada Makale memperlihatkan bahwa petugas yang telah lama bekerja justru kurang mem- perhatikan keselamatan saat bekerja karena mercka cenderung merasa sudah terampil dan berpengalaman dalam bidangnya, Jenis Kecelakaan Jenis kecelakaan kerja yang paling banyak terja- di pada RS Flim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale adalah teriris yang kemudian disusul dengan kejadian tertusuk. Selisity kedua jenis hecetakaan ter- sebut tidaklah berbeda jauh. Di RS Elim Rantepao persentase kejadian teriris sebesar 30,6% dan keja- dian tertusuk sebesar 25.9%, sedangkan di RS Umum Daerah Lakipadada Makale persentase kejadian ter- iris sebesar 26.8% dan kejadian tertusuk sebesar 26.1%. Dalam penelitian ini. kejadian teriris tidak hanya dialami oleh petugas dari unit medik tetapi se- bagian juga terjadi pada petugas dari unit non medik sehingga kasusnya sedikit lebih banyak dari kasus kejadian tertusuk, Jumlah kasus kejadian tertusuk pada umumnya dialami oleh petugas unit medik, meskipun ada juga beberapa yang dari unit kerja lain tapi kasusnya tidak sebesar kejadian teriris ‘Adapun jenis kecelakaan teriris umumnya dise- babkan oleh penggunaan pisau, membuka sampul ‘obat atau penggunaan benda tajam lainnya oleh petugas dengan kurang berhati-hati, Sedangkan untuk Jenis kecelakaan tertusuk disebabkan oleh penggu- ‘naan jarum oleh petugas unit Kerja medik seperti jarum spoit yang digunakan untuk menyuntik, jarwin fistula ataupun ahbocath untuk infus. Biasanya pe- tugas menutup kembali jarum yang sudah terpakai sebelum dimasukkan ke tempat sampah, Penutupan Kembali jarum bekas dapat menyebabkan petugas yerhati-hati'! tertusuk jar jjika mereka kura Surnal MKML, Vol S No, 2009 Untuk kategori jenis kecelakaan yang. paling jarang terjadi, di RS Elim Rantepao adalah terkena bahan merusak yang hanya terdapat 1 kasus atau 1,2% yakni dialami oleh petugas pada instafasi rawat darurat. Sedangkan di RSUD Lakipadada Makale, kecelakaan kerja yang paling jarang terjadi adalah terpukul oleh benda dengan kasus sebanyak 2 atau 1.4% yang dialami oleh petugas pada bagian fisio- terapi. Dengan menggunakan Mann Whitney Test de- ngan taraf kemaknaan 0,05 diperoleh hasil bahwa ti- dak ada perbedaan kecelakean kerja antara RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale berdasar- kan jenis kecelakaan kerja. Hal ini disebabkan karena secara statistik, jenis Kecelakaan pada RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale met kecenderungan yang sama. Sifat Cedera/Luka Sifat cedera ditentukan oleh jenis perawatan yang diterima petugas karena kecelakaan kerja yang dialaminya serta jumiah hari petugas tersebut tidak dapat bekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cedera/luka yang paling banyak terjadi di RS Elim Rantepao dan RS Umum Daerah Lakipadada Makale adalah Tuka iris dan Iuka tusuk. Pada umumnya sete- lah mengalami kecelakaan kerja, petugas hanya me- merlukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)/kotak obat dan istirahat sejenak sehingga ce- dera yang dialami dapat pulih tanpa harus melakukan perawatan medik secara intensif. Bahkan ada juga petugas yang tidak perlu perawatan apa-apa setelah mengalami kecelakaan kerja. Setelah itu, mereka da- pat bekerja kembali, Hal tersebut menggambarkan bahwa kecelakaan kerja yang dialami oleh petugas pada kedua RS lebih cenderung mengakibatkan cedera ringan, Hal ini berlaku baik pada unit medik, penunjang medik, maupun non medik, Pada RS Elim Rantepao terdapat 72 kecelakaan kerja yang menyebabkan cedera ringan atau persen- tasenya mencapai 94,7% dan pada RSUD Lakipada- da Makale, ke-celakaan kerja yang mengakibatkan cedera ringan se-banyak 119 atau persentasenya sebesar 98,3%. Sedangkan untuk kategori cedera berat, pada RS Elim Rantepao terdapat 4 kasus atau 5,3%. Hal ini dialami oleh petugas pada bagian rawat inap dimana petugas menga-lami kecelakaan jatuh dari motor pada saat dalam per-jalanan ke rumah sakit yang mengakibatkan petugas ter-sebut menderita luka-luka dan harus dirawat selama lebih dari sehari sehingga terjadi kerugian karena kehilangan hari kerja. Pada RSUD Lakipadada Makale terdapat 2 kasus cedera berat atau 1,7% yang dialami oleh petugas pada ba- gian rawat inap. Hal ini juga serupa dengan yang dialami oleh petugas di RS Elim Rantepao yakni 87 kecelakaan terjadi pada saat perjalanan ke tempat kerja yang menyebabkan luka-luka yang harus wat lebih dari sehari Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan Mann Whitney Test pada tingkat kemaknaan 0,05 diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan kece- lakaan kerja antara RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale berdasarkan sifat cedera/luka karena baik di RS Elim Rantepao maupun di RS Umum Daerah Lakipadada Makale, kecenderungan sifat cedera/luka yang dialami petugas tidaklah berbeda. Letak Cedera/Luka Pengklasifikasian letak cedera didasarkan pada bahaya tidaknya jika bagian tubuh mengalami ce- dera akibat kecelakaan kerja. Pada umumnya, letak cedera pada tubuh juga berkaitan dengan jenis peker- jaan yang dilakukan. Menurut hasil penelitian, pada RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale, letak cedera/luka akibat kecelakaan kerja cenderung, tergolong pada bagian tubuh dengan kategori tidak berbahaya, Karena umumnya mengenai anggota tu- buh seperti daerah tangan atau kaki dan tidak menge- nai anggota tubuh atau organ-organ vital tubuh Di RS Elim Rantepao persentase letak cedera/ luke dengan kategori tidak berbahaya mencapai 97,4 % atau sebanyak 74 kasus sedangkan pada di RSUD Lakipadada Makale persentasenya mencapai 99,2% atau sebanyak 120 kasus, Adapun letak cedera yang paling banyak dialami oleh petugas pada kedua RS. adalah pada daerah tangan. Hal ini disebabkan karena pada umumnya petugas di RS lebih banyak meng- gunakan tangan untuk mengerjakan tugasnya, seperti pekerjaan menyuntik, melakukan operasi, merawat pasien, memasak, memperbaiki peralatan RS, mem- bersihkan serta mencuci’”, Dengan menggunakan Mann Whitney Test pada tingkat kemaknaan 0,05 maka diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan kecelakaan kerja antara RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale berdasar- kan letak cedera /luka karena petugas di RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale sama-sama cenderung untuk mengalami kecelakaan kerja pada bagian tubuh dengan kategori tidak berbahaya KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan gambaran kecelakaan kerja pada petugas di RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale maka di- peroleh kesimpulan bahwa ada perbedaan gambaran kejadian kecelakaan kerja pada petugas RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale berdasar- kan umur, jenis kelamin, dan masa kerja dan tidak ada perbedaan gambaran kejadian kecelakaan kerja pada petugas RS Elim Rantepao dan RSUD Lakipa- dada Makale berdasarkan unit kerja, jenis kecelaka- an, sifat cedera/luka, dan letak cedera/luka Disarankan agar dilakakan pencatatan dan pela- poran yang teratur dan sistematis terhadap_setiap Kejadian kecelakaan kerja: lingkungan kerja didesain DAFTAR PUSTAKA L. Djojosugito, Ahmad, 2006. Peran RS Dalam kesehawm Dan Keselamatun Kerja, Makalah Seminar K3 RS Persahabatan tanggal 15 Feb- ruari 2000, Jakarta : Ul-Press. 2. Nasri. Sjahrul M. 2006. Risiko Tinggi Di Tempat Kerja RS. Makalah Seminar K3- RS. Persuha- bavan tanggal 13 November 2001. Jakarta : Ul ~ Press. 3. Notoatmodjo. 2005. Mefodologi Penelitian Ke- sehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono, 2003. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta 5. Santoso, Singgib. 2003. Mengatasi Berbugai Masalah Statistik Dengan Spss Versi 11.5. Jax Karta : PT Elex Media Komputindo. Arifin, Syamsul, 2004. Hubungan Menstruasi dan Kecelakaan Kerja, hitp:iwww.ipindu.es- martstudent. com. (online) diakses 14 Februari 2009 7. Suma’mur, 1989, Keselamatan Kerja & Pence- gahan Kecelakaan, Jakarta : PT Gunung Agung, 88 Jurnal MAMI, Oktober 2009. hal $2.88 dengan memperhatikan faktor-faktor yang berhubu ngan dengan K3 untuk mewujudkan Kondisi yan: aman bagi petugas: perlunya dibentuk Panitia Pem- bina K3 (P2K3) RS yang khusus menangani masa- Jah-masalah sehubungan dengan K3 8. Anies. 2003. Penvakit Akibat Kerja ~ Berbugei Penyakit Akibat Lingkungan Kerja dan Upaya Penanggu-langannya. Jakarta: PT Flex Media Komputindo. Hindrasari, Evy. 2004. Studi Kecelakaan Kerjer Pada Petugas RS Umum Davrah Labuang Baji Makassar Periode 1 September 2003 ~ 31 Agus- tus 2004 (skripsi tidak diterbitkan), Makassar PKM - UNHAS. Saleh, Kasmawati, 2003. Studi Perhandingan Kecelakaan Kerja Pada, Tenaga Kerja Unit Produksi Bugian Cutting di PT. Katingan Tim- ber Company dan PT. Maruki International Indonesia (skripsi tidak diterbitkan). Makassar FKM—UNHAS, W.. Lanny, & Handayani, Sri, 2004. Studi Kecelakaan Kerja Terhadap Petugas RS Di Be- herapa RS Di Pare-Pare (skripsi tidak diterbit- kan), Makassar : FK - UNHAS, Pusat Kesehatan Kerja. 2008, Kesehatan Dan Keselumatan Kerja Laboratorium Kesehatan. http://www .kesehatankerja.com (online) diakses 7 Oktober 2007

You might also like