Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Dengan mempelajari perhitungan survival dan mortalitas ikan ini,
mahasiswa diharapkan mampu :
Mengetahui dan memahami bagaimana perhitungan survival ikan
Mengetahui dan memahami bagaimana perhitungan dari metode-metode
yang digunakan dalam perhitungan survival ikan
Mengetahui dan memahami bagaimana perhitungan mortalitas ikan
Mengetahui bagian-bagian dari mortalitas
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Survival
Metoda survival (S) adalah dengan membandingkan ikan yang hidup pada
akhir periode (Nt) dengan jumlah ikan pada awal periode pengamatan (No).
Nt
S
No
Survival adalah peluang untuk hidup dalam satu saat tertentu yang sama
dengan peluang tidak ditangkap (e –Ft) dan peluang tidak mati secara alami (e –Mt).
Mortalitas merupakan salah satu pelengkap dari Survival. Hubungan mortalitas
karena penangkapan dan alami adalah :
(1 S ) F
E …. Mortalitas fishing
Z
dan
2
(1 S )M
D ….. Mortalitas alami
Z
Contoh :
Dalam suatu perairan telah disebar 1.000 ekor ikan. Satu tahun kemudian dipanen
ada 600 ekor ikan. Selama setahun itu terjadi penangkapan 50 hari usaha
penangkapan. Dalam 50 hari itu telah ditangkap 100 ekor (E = 0,1) dan ikan mati
alami sebanyak 300 ekor (D = 0,3).
Sehingga :
600
S
1000
= 0,6
Dimana,
S = e –Zt
- Ln 0,6 = -Z
= - 0,511
Z = 0,511
DZ
M
(1 S )
0,3 x0,511
(1 0,6)
= 0,38325
3
Bila tiap tahun dimasukkan 1.000 ekor anak ikan dan survival tahunannya
50%. Keadaan tersebut pada tahun ke 11 adalah :
Kelas Umur : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
800
600
400
200
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Umur
Berdasarkan hal tersebut diatas maka tidak perlu tidak perlu tahu jumlah
ikan dalam tiap umur yang leih tua dari pada ikan yang diberi kode 0, kecuali
4
jumlah seluruhnya. Dengan demikian rumus ini dapat digunakan apabila
penentuan terhadap yang lebih tua tidak baik. Namun sangat jelas begantung
kepada keperwakilan ikan berumur muda yang digunakan.
Contoh :
Umur : 0 1 2 3 4 5 6+
Frekuensi : 0,3 2,3 12,7 17,2 24,1 14,1 29,5
Jadi pengaruh penambahan usia terhadap waktu dimana stok sedang direkruit,
menyebabkan pendugaan survival akan lebih besar dari pada orang mengatasi
pada waktu sampel diambil.
5
2.1.2 Metode Robson dan Chapman
Menurut Robson dan Chapman (Ricker, 1975) pendugaan yang paling baik
untuk S dari data sensus umur adalah:
𝑻
𝑺=
∑𝑵 + (𝑻 − 𝟏)
𝑻−𝟏
𝐒 = (𝑺 − )
∑𝑵 + 𝑻 − 𝟐
dimana: T = N1+N2+N3+…..+Nn
∑N = N0+N1+N2+N3+…..+Nn
Contoh :
umur : 3 4 5 6 7 8
frekuensi : 25 12 6 3 2 1
𝟒𝟔
𝑺= = 𝟎, 𝟒𝟗
𝟒𝟗 + 𝟒𝟔 − 𝟏
𝟒𝟔 − 𝟏
𝑽𝒂𝒓𝒊𝒂𝒏𝒄𝒆 = 𝟒𝟗(𝟒𝟗 − ) = 𝟎, 𝟎𝟎𝟑
𝟒𝟗 + 𝟒𝟔 − 𝟐
6
2.2 Mortalitas
Mortalitas adalah jumlah actual ikan yang mati pada suatu keadaan
tertentu tidak ditentukan sebelumnya. Ada 2 cara untuk menduga mortalitas :
1. mempertimbangkan populasi yang dipanen sebagai jumlah pengukuran
jumlah eksploitasi,
2. mempertimbangkan beberapa usaha alat penangkapan tertentu yang
proposional dengan kekuatan fishing mortality
7
( No Nt )
Z
No
Dimana,
Z = laju mortalitas
No = jumlah ikan awal pengamatan
Nt = jumlah ikan akhir pengamatan
Sehingga nilai Z = 0,8
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya
perhitungan survival dan mortalitas ikan. Survival adalah metode perhitungan
dengan membandingkan ikan yang hidup diakhir periode pengamatan dengan ikan
yang hidup diawal periode pengamatan. Survival juga dapat diartikan sebagai
peluang untuk hidup dalam satu saat tertentu yang sama dengan peluang tidak
ditangkap dan peluang tidak mati secara alami. Sementara mortalitas adalah
sebagai pelengkap dari survival atau dugaan mortalitas dalam populasi.
3.2 Saran
Dalam makalah ini perlu dikembangkan secara detail dan mendalam
bagaimana ikan dapat ditentukan berdasarkan perhitungan survival dan
mortalitasnya. Hal ini bermanfaat agar dalam pengaplikasiannya memudahkan
bagi pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
Kasimah. Pengaruh Padat Penebaran Berbeda Terhadap Survival Rate (SR) dan
Pertumbuhan Benih Ikan Betutu (Oxyyeleotris marmorata Bleeker)
dengan Pemberian Pakan Scenedesmus sp. Department of Animal
Husbandry. Tahun 2005.
10