You are on page 1of 5

EKUILIBRIU M ISSN : 1412-9124

Vol. 11. No. 1.Halaman :13 – 17 Januari 2012

PEMURNIAN GLISEROL DARI HASIL SAMPING PEMBUATAN BIODIESEL

Dian Novitasari, Deasy Ratnasari, Dwi Ardiana Setyawardhani*


Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami No. 36 A, Surakarta 57126 Telp/fax: 0271-632112

*Email: ardiana@uns.ac.id

Abstract: Glycerol is biodiesel byproduct and has high economic value, so it needs purification
to get high purity.Crude glycerol was obtained from triglyceride transesterification with methanol
and KOH catalyst. The aims of this research were purify glycerol from biodiesel byproduct and
determine the suitable of adsorbent for bleaching of glycerol. Crude glycerol used in this
research was from waste of cooking oil and kapokseed oil. In purification of glycerol from waste
cooking oil is started by separate methanol and water by distillation. It followed byadding 6%
acid solution (HCl, H2SO4, H3PO4). Glycerol was mixed with acid solution by 3:10 ratio and the
solution was then filtrated to separate the salt. The filtrate was then bleached by adding 2%
weight adsorbent (activated carbon, bleaching earth and activated zeolite), then stirred for 30
minutes at 30 oC. The solution was settled for 120 minutes and then filtered by whatman paper.
The results showed that the optimum density of glycerol was 1.26 g/ml with addition of H2SO4
6% volume and 0,5% water content. The brightest color of glycerol was light brown resulted
from the adsorption process used bleaching earth.

Keywords: Glycerol, Activated Carbon, Bleaching earth, Activated Zeolite.

PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk


Meningkatnya produksi biodiesel sebagai memanfaatkan dan memurnikan gliserol hasil
bahan bakar alternatif berakibat pada samping pembuatan biodiesel dan menentukan
meningkatnya jumlah hasil samping yang berupa jenis adsorben yang optimal dalam bleaching
gliserol. Gliserol adalah senyawa alkohol yang gliserol.
memiliki 3 gugus hidroksil.Senyawa ini berwujud Biodiesel adalah bahan bakar motor
cair, tidak berwarna dengan titik didih 290 diesel yang dibuat dari minyak nabati melalui
o
C.Titik didih yang sangat kuat ini disebabkan proses transesterifikasi.Transesterifikasi adalah
adanya ikatan hidrogen yang sangat kuat antar suatu reaksi antara trigliserida dengan alkohol
molekul gliserol. Gliserol merupakan bahan baku membentuk biodiesel dan gliserol (Hidayat,
pembentuk trigliserida, yang dapat membentuk 2010).
ikatan ester dengan asam lemak. Gliserol adalah
bahan yang dibutuhkan pada berbagai industri,
misalnya: obat-obatan, bahan makanan,
kosmetik, pasta gigi, industri kimia, larutan anti
beku, dan tinta printer. Gliserol murni
mempunyai harga jual yang cukup tinggi,
sehingga perlu dilakukan suatu usaha
pemurnian gliserol dari hasil samping
pembuatan biodiesel untuk meningkatkan nilai
ekonominya.Jika dilihat dari tingginya kebutuhan
gliserol dalam negeri, maka pemanfaatan
gliserol hasil samping pembuatan biodiesel ini
dapat memenuhi kebutuhan gliserol dalam Gambar 1. Reaksi Transesterifikasi
negeri.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Aziz Pada proses transesterifikasi, gliserol
(2008) dan Zainuddin (2008), pemurnian gliserol yang dihasilkan mengandung impuritas yang
hasil samping pembuatan biodiesel dilakukan cukup tinggi, yaitu sabun (sebagai lemak),
dengan cara distilasi, penambahan asam untuk garam, metanol dan katalis sehingga perlu
menetralkan katalis basa, dan filtrasi untuk dilakukan pemurnian agar dapat dimanfaatkan.
memisahkan gliserol dengan garamnya.

13
Pada saat ini pemakaian gliserol untuk mengandung unsur karbon (C). Aktivasi karbon
berbagai keperluan industri sudah sangat luas. bertujuan untuk memperluas permukaan karbon
Berikut ini persentase pemakaian gliserin untuk dengan membuka pori-pori yang tertutup,
berbagai keperluan industri : sehingga memperbesar kapasitas adsorbsi
terhadap zat warna (Ketaren, 1986).
 Alkyd resin : 36% Zeolit merupakan mineral alumina silikat
 Cosmetic/pharmaceutical : 30% terhidrat yang tersusun atas tetrahedral-
 Tobacco product : 16% tetrahedral alumina (AlO45-) dan silika (SiO44-)
 Food/beverages : 10% yang membentuk struktur bermuatan negatif dan
 Urethane uses : 6% berongga terbuka/berpori. Zeolit yang
 Explosives : 2% terdehidrasi akan mempunyai
struktur pori terbuka dengan Internal surface
Salah satu proses yang dilakukan pada area besar sehingga kemampuan menjerap
pemurnian gliserol adalah proses penghilangan molekul selain air semakin tinggi. Zeolit juga
warna yang tidak diinginkan. Proses ini disebut dapat digunakan sebagai adsorben warna dan
dengan bleaching (pemucatan) atau untuk pemucatan (Aya, 2010).
penghilangan warna.Warna yang terdapat pada
gliserol merupakan warna dari minyak yang METODE PENELITIAN
terlarut dan biasanya hanya dapat dihilangkan Bahan yang digunakan dalam penelitian
dengan perlakuan khusus yaitu dengan proses ini adalah minyak jelantah, gliserol dari hasil
bleaching. samping pembuatan biodiesel dari minyak biji
Menurut Andersen (2006), proses kapuk randu, metanol, KOH, H2SO46%, karbon
bleaching (pemucatan) yang telah dikenal aktif, bleaching earth, zeolit.
secara luas terdapat beberapa macam, antara Alat utama yang digunakan adalah labu
lainpemucatan dengan adsorpsi, yaitu dengan leher tiga, motor pengaduk, pengaduk merkuri,
cara menggunakan bahan pemucat seperti pemanas mantel, pendingin balik, corong
karbon aktif. Ada pula pemucatan dengan pemisah, gelas beaker, termometer dan kertas
oksidasi. Oksidasi ini bertujuan untuk merombak saring wattman.
zat warna yang ada tanpa memperhatikan Penelitian dilakukan dengan memanaskan
kualitas produk yang dihasilkan, banyak 400 mL minyak jelantah dalam labu leher tiga
digunakan pada industri sabun. Pemucatan yang yang dilengkapi dengan pendingin spiral, dan
lain bisa pula menggunakan panas. Pada suhu pengaduk sampai suhu 60 °C. Memanaskan
tinggi zat warna akan mengalami kerusakan larutan metanol (perbandingan metanol : minyak
sehingga warna yang dihasilkan akan lebih = 6:1 mgrek) dan KOH (2% berat minyak)
0
pucat. Biasanya disertai dengan kondisi hampa sampai suhu 60 C.Memasukkan larutan
udara (vakum). Terakhir adalah pemucatan metanol dan KOH ke dalam labu leher tiga yang
dengan hidrogenasi. Hidrogenasi bertujuan berisi minyak jelantah pada saat keduanya
0
untuk menjenuhkan ikatan rangkap yang ada mencapai suhu 60 C. Membiarkan reaksi
dan ikatan rangkap yang terdapat pada karoten selama 1 jam dengan kecepatan pengadukan
akan terisi atom H. Karoten yang terhidrogenasi 500 rpm, menjaga temperatur dan pengadukan
warnanya akan bertambah pucat. tetap konstan. Mendiamkan produk selama ± 20
Penelitian ini menggunakan proses jam sehingga terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas
bleaching (pemucatan) dengan adsorpsi yaitu berupa metil ester/biodiesel dan lapisan bawah
dengan cara menggunakan bahan pemucat berupa gliserol. Memisahkan biodiesel dengan
(adsorben). Terdapat beberapa jenis adsorben gliserol menggunakan corong pemisah.
o
antara lain bleaching earth, Activated carbon Memanaskan gliserol sampai suhu 105 C.
(Karbon Aktif) danActivated Zeolit (Zeolit Aktif). Menunggu sampai tidak ada metanol dan air
Bleaching earth merupakan bahan yang teruapkan dari gliserol. Membagi gliserol
pemucat sejenis tanah liat dengan komposisi hasil distilasi menjadi 3 bagian. Menambahkan
SiO2, Al2O3, air terikat serta ion kalsium, HCL 6%, H2SO4 6% dan H3PO4 6% ke dalam
magnesium oksida, dan besi oksida. Jumlah tiap bagian gliserol dengan perbandingan 3:10.
adsorben yang dibutuhkan untuk menghilangkan Menyaring gliserol menggunakan kertas saring
warna minyak tergantung dari macam dan tipe wattman. Mengambil filtrat dan membuang
warna dalam minyak dan sampai berapa jauh garam yang tersaring.
warna tersebut akan dihilangkan. Untuk proses adsorbsi warna digunakan
Karbon aktif merupakan bahan padat gliserol dari hasil samping pembuatan biodiesel
yang berpori-pori dan umumnya diperoleh dari dari minyak biji kapuk. Kemudian melakukan
hasil pembakaran kayu atau bahan yang pengecekan pH, jika pH gliserol > 7 maka

14 E K U I L I B R I U M Vol. 11. No. 1. Januari 2012 : 13 – 17


dilakukan penambahan larutan asam encer biodiesel dihasilkan dari reaksi transesterifikasi
untuk menetralkan pH. Pada penelitian ini, pH saja, sehingga katalis yang digunakan hanya
gliserol sudah netral sehingga tidak diperlukan katalis basa. Proses penambahan asam ini
penambahan asam.Larutan dipucatkan dengan menggunakan 3 jenis larutan asam, yaitu HCl,
menambahkan 2% berat adsorben (bleaching H2SO4 dan H3PO4 6%. Pada penelitian yang
earth, karbon aktif, dan zeolit aktif). Untuk zeolit telah dilakukan oleh Zainuddin (2008) mengenai
terlebih dahulu dilakukan aktivasi dengan cara optimasi penambahan asam pada pemurnian
merendamnya dalam larutan asam sulfat 2M gliserol, kadar gliserol paling tinggi diperoleh
o
dan dipanaskan pada suhu 400 C. Kemudian dengan perbandingan berat larutan asam 6%
campuran gliserol dan adsorbendiaduk selama dan gliserol sebanyak 3:10, kadar gliserol yang
30 menit, dan didiamkan selama 120 menit diperoleh sebesar 92,93%. Densitas yang
dengan variasi waktu pengambilan sampel didapatkan setelah penambahan asam dapat
setiap 10 menit.Waktu awal (T=0) dihitung dilihat pada Tabel 2.
setelah pengadukan selama 30 menit
selesai.Larutan disaring menggunakan kertas Tabel 2. Densitas Gliseroldengan Variasi
saring wattman dan dianalisa hasilnya. Penambahan Asam

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Asam Densitas (gr/ml)


Hasil analisa fisikokimiaCrude glycerol HCl 1,25
Crude glycerolyang dianalisa pada H2SO4 1,26
penelitian ini adalah crude glyceroldari hasil H3PO4 1,22
samping pembuatan biodiesel dari minyak
jelantah. Crude glycerolyang sudah dipisahkan Data dari tabel di atas menunjukkan
dari biodiesel dilakukan analisa meliputi bahwa densitas yang paling mendekati densitas
densitas, kadar air dan warna gliserol. Hasil gliserol murni adalah densitas gliserol dengan
analisis sifat fisik gliserol kasar dengan murni penambahan H2SO4. Diketahui bahwa densitas
tertera pada Table 1. gliserol murni sekitar 1,2620 g/ml (Groggins,
1958). Hal ini disebabkan adanya senyawa lain
Tabel 1. Perbandingan Sifat Fisik Crude glycerol dengan yang terdapat dalam crude glycerol, seperti sisa
Gliserol Murni metanol dengan densitas sebesar 0,7918 g/ml
(Groggins, 1958). Karena densitas metanol lebih
Crude Gliserol rendah dari densitas gliserol murni
Sifat Fisik Satuan
glycerol Murni menyebabkan densitas crude glycerol turun.
Densitas 1,15 1,26 g/ml
Kadar air 10,03 0,5 % Bleaching
Coklat Kuning Untuk proses bleaching pada penelitian ini
Warna -
kehitaman muda menggunakan gliserol dari hasil samping
pembuatan biodiesel dari minyak biji
Dari segi warna dapat dilihat bahwa kapuk.Adsorben yang digunakan adalah karbon
warna crude glycerol jauh lebih gelap dibanding aktif, bleaching earth, dan zeolit. Penambahan
warna gliserol murni. Dimana crude glycerol adsorben sebanyak 2% berat (Aziz, 2010).
mempunyai warna coklat kehitaman, sedangkan Pada penambahan karbon aktif, warna
gliserol murni mempunyai warna kuning muda. gliserol yang dihasilkan bening kehitaman.
Warna gelap ini kemungkinan disebabkan Perubahan warna gliserol dari coklat keruh
olehproses oksidasi terhadap tokoferol (vitamin kehitaman menjadi bening kehitaman terlihat
E) yang terdapat pada minyak jelantah. Oksidasi pada menit ke 10, selanjutnya warna gliserol
terhadap tokoferol dapat menghasilkan warna semakin menghitam. Hal ini dikarenakan warna
coklat pada minyak (Imbang, 2009). dasar pada karbon aktif ikut terlarut selama
proses adsorbsi sehingga menyebabkan hasil
Pemurnian Gliserol adsorbsi ikut menghitam.
Proses pemurnian gliserol diawali dengan Pada penambahan bleaching earth warna
proses distilasi untuk menghilangkan kadar air gliserol yang dihasilkan bening dan lebih terang.
dan metanol di dalam gliserol.Proses distilasi Perubahan warna gliserol dari coklat keruh
o
dilakukan pada suhu 105 C. kehitaman menjadi coklat bening terang terlihat
Proses pemurnian gliserol selanjutnya pada menit ke 20, selanjutnya tidak terjadi
adalah penambahan asam. Proses ini bertujuan perubahan warna yang signifikan.Hal ini
untuk menetralkan katalis basa yang masih dikarenakan adsorbsi maksimal bleaching earth
terikut dalam gliserol. Pada penelitian ini, terjadi pada menit-menit awal dan semakin lama

Pemurnian Gliserol dari Hasil Samping Pembuatan Biodiesel 15


(Dian Novitasari, Deasy Ratnasari, Dwi Ardiana Setyawardhani)
bleaching earth menjadi jenuh dan tidak dapat Pada penelitian yang dilakukan oleh Aziz
menyerap warna dengan maksimal. (2010), proses bleaching pada gliserol dari
Pada penambahan zeolit, warna gliserol minyak goreng bekas dengan menggunakan
yang dihasilkan tidak ada perubahan sama karbon aktif dapat menghasilkan warna kuning
sekali dibandingkan sebelum penambahan coklat bening dan penelitian yang dilakukan oleh
zeolit. Pada penelitian yang dilakukan oleh Zainuddin (2008), proses bleaching gliserol dari
Winarni (2010) zeolit digunakan sebagai minyak kelapa sawit menghasilkan warna coklat
adsorben pada minyak goreng bekas dan bening, sedangkan pada penelitian ini warna
menghasilkan perubahan warna dari coklat yang dihasilkan pada proses bleaching gliserol
hitaman menjadi kuning muda terang.Namun, dari minyak biji kapuk menghasilkan warna
zeolit tidak dapat digunakan sebagai adsorben bening kehitaman. Perbedaan warna ini
warna pada gliserol dikarenakan gliserol disebabkan karena jenis minyak dan kondisi
memiliki viskositas yang lebih tinggi adsorbsi yang berbeda.Perbedaan warna
dibandingkan dengan minyak goreng bekas. kemungkinan juga dikarenakan ukuran dari
Viskositas gliserol sebesar 1560 cp sedangkan ketiga adsorben yang berbeda. Ukuran zeolit,
viskositas minyak goreng bekas 300 cp (Sutiah, karbon aktif dan bleaching earth secara
2008). Sedangkan bleaching earth dapat berurutan adalah 0,254 mm (100 mesh), 25-50
digunakan sebagai adsorben untuk cairan µm, dan 100-120 µm. Semakin kecil ukuran pori
dengan viskositas rendah maupun tinggi, seperti adsorben maka semakin besar luas
pada penelitian Abdullah (2010) yang penampangnya, sehingga dapat menjerap
menggunakan bleaching earth sebagai adsorben pigmen polyphenolic kuning dari minyak biji
untuk pemucatan CPO dan menghasilkan CPO kapuk lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil
dengan warna kuning muda terang. Pada adsorbsi yang telah dilakukan, bleaching earth
penelitian ini bleaching earth juga digunakan menghasilkan warna coklat bening terang dan
sebagai adsorben untuk bleaching gliserol dan zeolit menghasilkan warna coklat keruh
menghasilkan gliserol dengan warna kuning kehitaman (tabel 3).
bening terang.

Tabel 3. Perbandingan Hasil Adsorbsi dari Berbagai Penelitian

No Penelitian Absorben Hasil Kondisi


1 Pemurnian Gliserol dari Hasil Karbon aktif Kuning-coklat  Karbon aktif 5% berat
Samping Pembuatan Biodiesel bening  Suhu adsorbsi 30oC
Menggunakan Bahan Baku  Waktu pengadukan 30
Minyak Goreng Bekas (Aziz, menit
2010)
2 Pemurnian Gliserol dari Hasil Karbon aktif Coklat bening  Karbon aktif 2% berat
Samping Pembuatan Biodiesel  Suhu adsorbsi 110oC
dari Bahan Baku Minyak Kelapa  Waktu pengadukan 1
Sawit (Zainuddin, 2008) jam
3 Penetralan Dan Adsorbsi Minyak Zeolit Kuning muda  Zeolit 6% berat
o
Goreng Bekas Menjadi Minyak terang  Suhu adsorbsi 70 C
Goreng Layak Konsumsi(Winarni,  Waktu pengadukan 30
2010) menit.
4 Optimasi Pemucatan CPO Bleaching Kuning muda  Bleaching earth 1%
Menggunakan Bleaching earth earth terang berat
(Abdullah, 2010)  Suhu adsorbsi 100 -
o
110 C
 Tidak dilakukan
pengadukan
5 Pada penelitian ini, digunakan a. Karbon a. Bening-  Karbon aktif, bleaching
gliserol hasil samping pembuatan aktif kehitaman earth dan zeolit 2%
biodiesel dari minyak biji kapuk b. Bleaching b. Coklat-bening berat
earth o
dan minyak jelantah. terang  Suhu adsorbsi 30 C
c. Zeolit c. Coklat-keruh  Waktu pengadukan 30
kehitaman menit

16 E K U I L I B R I U M Vol. 11. No. 1. Januari 2012 : 13 – 17


Pada penelitian ini, dari ketiga jenis Aziz, I., & Nurbayti S., 2010.Pemurnian Gliserol
adsorben yang digunakan, adsorben yang dari Hasil Samping Pembuatan Biodiesel
memberikan hasil paling optimal adalah adsorbsi Menggunakan Bahan Baku Minyak
menggunakan bleaching earth, karena Goreng Bekas. Laporan Penelitian UIN
perubahan warna gliserol terlihat paling terang Syarif Hidayatullah, Jakarta
dan adsorben yang tidak efisien digunakan Groggins, P.H., 1958, Unit Processes in Organic
adalah zeolit karena tidak memberikan Synthesis, 2nd ed., Academic Press Inc.,
perubahan warna sama sekali. New York
Hidayat,R. (2010, Maret). Pemanfaatan Minyak
KESIMPULAN Biji Kapuk Randu (Ceiba pentandra)
Berdasarkan hasil penelitian dapat Dalam Pembuatan Biodiesel dengan
disimpulkan bahwa penambahan asam sulfat Teknologi Gelombang Mikro. Retrieved
(H2SO4) menghasilkan densitas paling September 2011, from
mendekati dengan densitas gliserol murni yaitu http://microtechnologywave.com/pemanfa
1,26 g/ml dan bleaching earth memberikan atan minyak biji kapuk.html
pengaruh perubahan warna yang paling Imbang, D.R., (2009, April). Vitamin E. Retrieved
signifikan dibandingkan dengan adsorben lain. January 2012, from
Dalam waktu 20 menit gliserol sudah mengalami http://imbang.staff.umm.ac.id/Vitamin
perubahan warna dari coklat keruh kehitaman E.doc
menjadi coklat bening terang. Ketaren, S., 1986.Teknologi Minyak dan Lemak
Pangan, UI Press, Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Sutiah, & Firdausi,K.S., 2008. Studi Kualitas
Abdullah, & Atmanegara, Y.A., 2010. Optimasi Minyak Goreng dengan Parameter
Pemucatan CPO Menggunakan Arang Viskositas dan Indeks Bias.Laporan
Aktif Dan Bleaching earth, Laporan Penelitian Universitas Diponegoro,
Penelitian Universitas Lambung Semarang.
Mangkurat, Banjarmasin Winarni, & Sunarto,W., 2010. Penetralan Dan
Andersen. (2006, June). Bleaching. Retrieved Adsorbsi Minyak Goreng Bekas Menjadi
December 2011, from Minyak Goreng Layak Konsumsi. Laporan
naturalsource.com/bleaching PenelitianUniversitas Negeri Semarang,
Anonym.(2011, December).Distillation. Retrieved Semarang.
December 2011, from Zainuddin,A.,& Gunarto,E., 2008. Pemurnian
http://www.wikipedia.org/topic/distillation.a Gliserol dari Hasil Samping Pembuatan
spx Biodiesel.Laporan PenelitianInstitut
Aya. (2010, September).Zeolit. Retrieved Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
December2011, from http://www.material-
sciences.com/zeolit

Pemurnian Gliserol dari Hasil Samping Pembuatan Biodiesel 17


(Dian Novitasari, Deasy Ratnasari, Dwi Ardiana Setyawardhani)

You might also like