You are on page 1of 11

ANALISA PERBANDINGAN METODE PROTOKOL ROUTING DISTANCE

VECTOR DENGAN PROTOKOL ROUTING LINK STATE TERHADAP APLIKASI


LAYANAN PAKET DATA REAL TIME MENGGUNAKAN ROUTER MIKROTIK

Busran, S.Pd.,M.T*, Dadan Hendra Juanda**


*Dosen Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri
**Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Padang
Email: dadanhendrajuanda@gmail.com**

ABSTRACT
The world of telecommunications is inseparable from the word routing. Routing is one that
affects the satisfaction of the services. In the course of user data packet, the packet must pass through
each router that has been doing the routing. Routing is the process of determining the best path (best
path) to reach a destination network. Routing can also mean the process of moving the data packets
from the sender host to the destination host where the sending host and the destination host is not in
the network. Routing methods exist, such as the method of Distance Vector and Link State a general
description of the type of routing methods.
RIPv2 routing protocol is one kind of distance vector routing method that informs the number
of hops to the destination network, then routing protocol OSPF routing protocol is a type of method
that will receive the link state topology or folder from neighboring routers to link information
collection. In this study, compared with the RIPv2 routing protocol OSPF routing protocol in terms of
Quality of Service (QoS), speed of updating the table against the use of video streaming, then the test
when one link or path down to see the speed of the process of moving the latest lines. Further tests on
how much time should be required (convergence) when the client is in a video stream when the best
path suddenly down. Tests performed on RIPv2 and OSPF routing protocols based on the standard
configuration. Then the test was also performed with the parameters for the OSPF protocol transmits
on line by 10 M.
This study is able to provide a reference or description of the instigators of the network in the
selection of the best routing protocol. This study also provides insight on the quality of video
streaming on the testing parameters.

Keywords : Bandwidth, Convergence, Distance Vector (RIPv2), Link State (OSPF), Quality of
Service.

1. PENDAHULUAN vector). Sedangkan metode protokol Routing


Routing adalah proses penentuan jalur Link State merupakan jenis protokol routing
terbaik (best path) untuk mencapai suatu network yang membangun topologi secara mandiri
tujuan. Routing juga dapat berarti proses berbeda dengan distance vector yang
memindahkan paket data dari host pengirim ke menggunakan jarak dan arah untuk menentukan
host tujuan dimana host pengirim dan host tujuan jalur terbaik, dengan prinsip kerja router akan
tidak berada dalam satu network, Dan router menerima topologi atau map dari router
tersebut dapat menentukan jalur terbaik yang tetangganya. Pemilihan metode routing yang
dilewati data, sehingga data bisa sampai ketujuan baik menjadi prioritas untuk memaksimalkan
seperti yang diharapkan. Di dalam perjalanan penggunaan jaringan internet.
paket data tersebut, bisa berbeda sesuai dengan Dalam pengiriman paket data real time,
metode routing yang digunakan. data real time yang memiliki perlakuan khusus,
Metode routing yang ada, seperti dimana paket tersebut harus sampai ketujuan
metode Distance Vector dan Link State yang tanpa ada keterlembatan paket yang diterima
banyak dipakai oleh pengguna jaringan internet. diuser tujuan. paket data real time yang
Metode Protokol routing Distance Vector merepresentasikan pemakaian bandwidth yang
menginformasikan banyaknya hop ke jaringan besar, dimana paket data audio dan video
tujuan (the distance) dan arahnya dimana sebuah disatukan. Paket audio dan video dikirim dalam
paket dapat mencapai jaringan tujuan (the waktu yang bersamaan.
Dari uraian di atas, maka dalam gurasi protokol routing BGP pada kedua router
penelitian tugas akhir ini akan dibahas tentang ” tersebut.
Analisa Perbandingan Metode Protokol
Routing Distance Vector Dengan Protokol
Routing Link State Terhadap Aplikasi
Layanan Paket Data Real time Menggunakan
Router MikroTik”.

2. LANDASAN TEORI
Gambar 2.1 Penggunaan IGP dan EGP
2.1 Protokol Routing
(Sumber: Rendra towidjojo. 2012)
Pada umumnya protokol routing
mendistribusikan tabel routing-nya sendiri ke
Penggunaan protokol routing memudah-
router yang lain. Untuk menyinkronkan tabel
kan jika akan mengelola jaringan dalam skala
routing, maka beberapa routing diizinkan ke
besar. karena jika terjadi perubahan dalam jaring-
router-router yang lain untuk meng-update secara
an baik itu penanbahan jaringan, dan lain
periodik tentang status jaringan mereka.
sebagainya, tidak perlu mengkonfigurasi kembali
Algoritma ini tidak bisa memilih jalan optimal.
entry route node pada setiap router. Pada saat
Routing statik biasanya digunakan untuk jaringan
akan memilih protokol routing, akan dihadapkan
yang kemungkinan kecil mengalami perubahan
pada pilihan seperti berikut
dalam topologinya.
1. Routing Information Protocol (RIP)
Protokol routing mempunyai ke-
2. Interior Gateway Routing Protocol
mampuan untuk membangun informasi dalam
(IGRP)
tabel routing secara dinamik. Apabila terjadi
3. Enhanced Interior Gateway Routing
perubahan jaringan protokol routing mampu
Protocol (EIGRP)
memperbaharui informasi routing tersebut.
4. Open Shortest Path First (OSPF)
Routing pada jaringan TCP/IP dibagi menjadi 2
5. Intermediate System-to-Intermediate
macam :
System (IS-IS)
1. Interior Gateway Protocol (IGP)
6. Border Gateway Protocol (BGP)
Merupakan protokol routing yang
menangani perutean dalam suatu auto-
Protokol routing yang seperti RIP, IGRP,
nomous system. Atau dalam kata lain
EIGRP,IS-IS dan OSPF merupakan algoritma
IGP digunakan untuk meng-hubungkan
routing yang dynamic. Dalam protokol tersebut
jaringan-jaringan dalam sebuah Auto-
secara periodik meng-update dan menganalisis
nomous System.
dengan cara menerima paket dari router lain jika
2. Exterior Gateway Protocol (EGP)
terjadi perubahan dalam topologi suatu jaringan.
Merupakan protokol routing yang
Dalam mengirim update routing,
menangani routing antar autonomous
beberapa protokol routing hanya mengirimkan
system. Atau dapat dikatakan EGP di-
informasi network address tanpa meneyertakan
gunakan untuk menghubungkan jaring-
subnetmask atau prefix dari jaringan yang
an-jaringan yang berasal dari Auto-
dikelolanya. Protokol routing yang tidak
nomous system yang berbeda. Auto-
menyertakan subnetmask (prefix) pada saat akan
nomous system adalah suatu sistem
mengirimkan informasi routing disebut protokol
jaringan internet yang berada dalam satu
routing classfull (classfull routing protocol).
kendali administrasi dan teknis.
Sedangkan protokol routing yang menyertakan
subnetmask (prefix) pada saat mengirimkan
Contoh implementasi IGP dan EGP
informasi routing disebut protokol routing class-
seperti pada gambar 2.1, terdapat dua jaringan
less (classless routing protocol) . Yang termasuk
yang berbeda Autonomus system (AS).
protokol routing classfull adalah RIPv1 dan
Administrator dari AS Number 200 juga tidak
IGRP, sedangkan yang merupakan protokol
memiliki otoritas untuk mengkonfigurasi router-
routing classless adalah RIPv2, EIGRP, OSPF,
router yang ada pada jaringan AS Number 300,
IS-IS serta BGP.
dan begitu pula sebaliknya. Untuk meng-
Pada layer internet TCP/IP, router dapat
hubungkan kedua jaringan tersebut, maka
menggunakan protokol routing untuk mem-
administrator tersebut menghubungkan kedua
bentuk routing melalui suatu algoritma. Untuk
router terluar mereka. Kemudian mengkonfi-
membangun tabel routing, setiap protokol Protocol), H.323, dan SCTP (Stream Control
routing menjalankan algoritma routing. Jika kita Transmission Protocol).
mengelompokan berdasarkan algoritma routing 1. Realtime Transport Protocol (RTP)
dan jenis routing seperti tabel 2.1 RTP terletak di antara Application Layer
dan Transport Layer. Khususnya dalam
Tabel 2.1 Pembagian Algoritma Protokol hal ini di antara protokol UDP (User
Routing Datagram Protocol) pada Transport
Algoritma Layer dan aplikasi-aplikasi multimedia
Algoritma
Routing Protokol Routing
Protokol pada Application Layer. RTP hanya
Routing Link mengurusi paket data yang bersifat satu
DistanceVector
State arah, yaitu dari komputer pengirim ke
RIP  komputer penerima.
BGP 
IGRP 
EIGRP 
IS-IS 
OSPF 

2.2 Video Streaming


Video streaming adalah proses
pengiriman file video ataupun audio secara
langsung ke klien dari server. Video streaming
merupakan suatu metode yang memanfaatkan
suatu streaming server untuk mentransmisikan
digital video melalui suatu jaringan data
sehingga video palyback dapat langsung Gambar 2.2 Protokol RTP diantara Application
dilakukan tanpa harus menunggu proses dan Transport Layer
download selesai terlebih dahulu ataupun (Sumber: I Putu Agus Eka Pratama, 2014)
menyimpannya terlebih dahulu disisi PC client.
Sistem video streaming melibatkan proses 2. Realtime Transport Contol Protokol
encoding terhadap isi dari data video, dan (RTCP)
kemudian mentransmisikan video streaming RTCP memperbaiki kelemahan yang
melalui suatu jaringan, sehingga client tujuan dimiliki oleh RTP dengan cara menye-
dapat mengakses, melakukan decoding, dan diakan dukungan two way feedback
menampilkan video tersebut secara real-time. untuk paket data yang dikirim dari kom-
Sebagai gambaran sebuah kanal gambar puter pengirim ke komputer penerima
(video) yang baik tanpa di kompresi akan sekaligus paket data yang dikirim dari
mengambil bandwidth sekitar 9 Mbps, komputer penerima ke komputer
sedangkan sebuah kanal suara (audio) yang baik pengirim.
tanpa di kompresi akan mengambil bandwidth 3. Session Initialization Protocol (SIP)
sekitar 64 Kbps. Namun dengan teknik kompresi Komunikasi telepon berbasiskan peng-
yang ada, sebuah kanal suara dan gambar alamatan jaringan (IP Address) pada
sebelum dilewatkan dalam jaringan TCP/IP akan Internet Protocol, yang disebut dengan
terlebih dahulu melalui proses kompresi sehingga VOIP (Voice Over IP). SIP merupakan
dapat menghemat sebuah kanal video menjadi protokol berbasis teks yang meng-
sekitar 30 Kbps dan kanal suara menjadi 6 Kbps gunakan messages, serupa dengan pro-
(half-duplex). tokol HTTP (Hyper Text Transfer Pro-
tocol) pada layanan berbasis web.
2.3 Daftar Protokol Real time dan Interaktif 4. H.323
untuk QoS Protokol H.323 banyak digunakan di
Terdapat lima buah protokol di internet dalam jaringan komputer publik berbasis
yang bersifat interaktif dan real time. Kelima internet, minsalkan pada layanan telepon
buah protokol tersebut meliputi RTP (Real time internet atau VOIP (Voice Over Internet
Transport Protocol), RTCP (Real time Transport Protocol) untuk memudahkan komuni-
Control Protocol), SIP (Session Initialization
kasi antara terminal dengan telepon dan 2.5 Protokol Distance vector
saluraun telepon. Distance Vector Protokol merupakan
teknik routing dinamik yang menggunkan jarak
dan arah sebagai panduan utama dalam routing.
Jarak yang dimaksud adalah banyaknya router
yang dilalui, sedangakan arah yang dimaksud
adalah alamat router yang dilalui. Sebuah pro-
tokol distance vector menginformasikan banyak-
nya hop ke jaringan tujuan (the distance). Router
yang menggunakan algoritma distance vector
menggunakan jarak dan arah sebagai acuan
Gambar 2.3 Skema Protokol H.323 beserta Sub
routingnya. Algoritma distance vector juga
protokol
dikenal sebagai algoritma Bellman-Ford, router
(Sumber: I Putu Agus Eka Pratama, 2014)
mampu untuk melewatkan update route ke
tetangganya pada interval rutin terjadwal. Setiap
5. Stream Control Transmission Protocol
tetangga kemudian menerima nilai tujuannya
(SCTP)
sendiri dan menyalurkan informasi routing ke
SCTP merupakan protokol pada Trans-
tetangga terdekat. Hasil dari proses ini sebuah
port Layer yang mengkombinasikan fitur
tabel yang berisi kumpulan semua distance/
dari UDP dan TCP untuk men-ciptakan
tujuan ke semua jaringan tujuan. Algoritma
layanan yang lebih baik di dalam komu-
routing distance vector secara periodik menyalin
nikasi multimedia.
table routing dari router ke router. Perubahan
tabel routing ini di-update antar router yang sa-
2.4 Quality Of Service
ling berhubungan saat terjadi perubahan topologi
Quality of Service (QoS) merupakan
sekumpulan teknik dan mekanisme yang men-
jamin performasi dari jaringan komputer di da-
lam penyadiaan layanan kepada aplikasi-aplikasi
di dalam jaringan komputer. QoS dilihat dan di-
ukur dari sudut pandang penyedia layanan. QoS
berkaitan erat dengan data multimedia, layanan
multimedia, dan real time multimedia. Untuk itu
perlu adanya pemahaman mengenai protokol-
protokol yang digunakan pada layanan multi-
media di internet. Gambar 2.4 Konsep Distance vector
Kinerja jaringan komputer dapat (Sumber : Gin-Gin Yugiarto, 2012 )
bervariasi akibat beberapa masalah, seperti
halnya masalah bandwidth, lacency/delay, dan Router B menerima informasi dari router
throughput yang dapat membuat efek yang lebih A. Router B menambahkan nomor distance
besar bagi banyak aplikasi seperti video con- vector, seperti jumlah hop. Jumlah ini menam-
ference atau video streaming dan lain sebagainya bahkan distance vector, router B melewatkan
yang membuat pemakai frustasi ketika paket data tabel routing baru ini ke router-router
aplikasi tersebut dialirkan di atas jaringan dengan tetangganya yang lain, yaitu router C. Proses ini
bandwidth yang tidak cukup. Ada beberapa akan berlangsung untuk semua router. Algoritma
alasan mengapa kita memerlukan QoS, yaitu: ini mengakumulasi jarak jaringan sehingga dapat
1. Untuk memberikan prioritas untuk digunakan untuk memperbaiki database infor-
aplikasi-aplikasi yang kritis pada masi mengenai topologi jaringan. In-terface yang
jaringan. terhubung langsung ke router tetangganya
2. Untuk memaksimalkan penggunaan in- mempunyai distance 0.
vestasi jaringan yang sudah ada.
3. Untuk meningkatkan performansi untuk 2.6 Routing Information Protocol
aplikasi-aplikasi yang sensitif terhadap Routing Information Protocol (RIP)
delay, seperti Voice dan Video. merupakan salah satu protokol routing distance
Untuk merespon terhadap adanya perubahan- vector, sebuah protokol yang sangat sederhana.
perubahan pada aliran traffic di jaringan. Dikarenakan RIP berdasarkan open standard dan
mudah diimplementasikan. RIP bekerja dengan menerima routing update dari router tetangga
menggunakan algoritma Bellman Ford yang tidak lagi mengirimkkan routing update kembali
menghitung jumlah hop (count hop) sebagai ke router tetangga tersebut.
routing metric dan merupakan protokol routing
distance vector. Yang artinya RIP hanya bekerja 2.6.3 Route Poison dengan Poison Reserve
berdasarkan arah dan jarak. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya
RIP mengirim pesan routing-update routing loop adalah route poisoning, namun cara
pada interval yang tetap. Ketika router menerima ini juga digabungkan dengan cara lain yang
routing-update yang berisi perubahan routing, ia dinamakan poisoning Reserve. Route poisoning
meng-update tabel routing-nya ke rute yang adalah teknik yang meng-setting metrik dari
baru. Dalam hal ini metric yang diterima network yang down diatas metrik maksimum
bertambah nilainya 1, dan interface asal dari up- yang diizinkan.
date menunjukkan hop berikutnya dalam tabel
routing. 2.6.4 Hold Down Timer
Update kapanpun kalau perubahan Penggunaan timer pada protokol routing
dideteksi. Topologi mengalami perubahan juga yang disebut hold down timer. Timer ini akan
akan dikirim triggered update-nya langsung. bertugas memberitahukan kepada router untuk
Tanpa trigger, RIP tidak akan bagus unjuk tidak segera menghapus entry route yang sudah
kerjanya. Setelah proses update tabel routing dinyatakan invalid. Jika hold down timer ini
terjadi, maka konfigurasi pun mengalami lebih besar dari waktu pengiriman routing
perubahan, kemudian router secara langsung update. Jika selang waktu pengiriman routing
memulai transmit update routing untuk update RIP secara default adalah 30 detik, maka
menginformasikan ke router-router lainnya hold down timer pada RIP secara default 3 menit.
tentang perubahan yang terjadi. Triggered update
ini, dikirim secara regular dan terjadwal 2.6.5 Protokol Link-State
Algoritma Link state juga dikenal dengan
2.6.1 RIP Timer algoritma Djikstra atau algoritma Shortest path
Dalam bekerja RIP menggunakan tiga First (SPF), merupakan jenis protokol routing
buah timer untuk menjaga entry route yang ada yang membangun topologi secara mandiri
dalam tabel routing. berbeda dengan distance vector yang meng-
A. Update Timer gunakan jarak dan arah untuk menentukan jalur
Secara default adalah 30 detik, timer ini terbaik. Prinsip kerja dari link-state adalah router
berfungsi sebgai waktu untuk akan menerima topologi atau map dari router
menentukan interval pengiriman routing tetangganya untuk pengumpulan informasi link.
update ke router tetangga. Informasi link yang dikirim merupakan kondisi
B. Timeout Timer pada router yang terhubung langsung ke suatu
Secara default adalah 3 menit, timer ini jaringan dan kondisi link pada router saling
berperan untuk mempertahankan sebuah terhubung, untuk menentukan jalur terbaik.
entry route pada tabel routing. Jika timer Algoritma ini memperbaiki informasi database
ini habis maka entry tersebut akan dari informasi topologi. Routing ini meng-
dihapus dari tabel routing dan diberi gunakan teknik link state, dimana artinya tiap
metrik 16 (invalid). router akan mengumpulkan informasi tentang
C. Garbage Timer interface, bandwidth, roundtrip dan sebagainya.
Secara default adalah 2 menit. Garbage Kemudian antar router akan saling menukar
timer berfungsi menahan sebuah entry informasi, nilai yang paling efisien yang akan
route di neighbor tabel setelah entry diambil sebagai jalur dan di masukkan ke dalam
route dihapus dari tabel routing. Jika table routing. Dengan menggunakan algoritma
garbage timer habis, maka entry tersebut pengambilan keputusan Shortest Path First
akan dihapus dari neighbor tabel (SPF), informasi LSA tersebut akan diatur
(terhapus dari router). sedemikian rupa hingga membentu suatu jalur
routing.
2.6.2 Spit Horizon Algoritma SPF menghitung jaringan
Salah satu cara untuk mencegah terjadi yang dapat dicapai. Topologi ini berisi semua
routing loop adalah split horizon. Cara ini rute – rute yang mungkin untuk mencapai
mengatur agar sebuah router yang telah jaringan dalam protokol link-state internetwork.
Router kemudian menggunakan SPF untuk ting protocol yang menggunakan konsep area
memperpendek rute. Link state juga mem- untuk skalabilitas.
perbaiki database topologi yang lain dari
elemen-elemen topologi dan status secara detail. 2.7.1 OSPF Packet
OSPF akan menggunakan 5 jenis paket
data (OSPF Packet) yang kesemuanya
digunakan dalam tahapan pertukaran informasi
routing (routing update). Kelima paket tersebut
bertu-juan untuk mencapai kondisi adjacency
antar router.
A. Hello Packet
Hello Packet merupakan paket OSPF
yang sangat penting, karena paket OSPF
inilah yang akan menentukan apakah
router-router yang bertetangga dapat
mencapai kondisi adjacency atau tidak.
Gambar 2.5 Jaringan Link-State Discovery B. DataBase Description (DBD) Packet
(Sumber : Gin-Gin Yugiarto, 2012 ) DBD Packet digunakan untuk
kepentingan sinkronisasi Link State
Proses router pertama yaitu melihat peru- Database. Router yang menerima DBD
bahan topologi link-state, melewatkan infor-masi Packet tersebut akan membandingkan
sehingga semua router dapat menggunakan untuk dengan Link State Database yang
proses update. Untuk mencapai keadaan konver- dimilikinya yang kemudian
gen, setiap router mempelajari router-router disingkronkan DBD Packet dikirimkan
tetanganya termasuk nama dari router-router secara unicast dengan menggunakan IP
tetangganya. Router membentuk paket LSA yang Address dari router yang akan dituju
mendaftar informasi ini dari tetangga-tetanga C. Link State Request (LSR) packet
baru, perubahan cost link dan link-link yang LSR Packet digunakan sebuah router
tidak valid. Paket LSA ini kemudian dikirim untuk meminta informasi yang ada
keluar sehingga semua router-router lain mene- dalam Link State Database milik router
rima itu. lain.
D. Link State Update (LSU) Packet
2.7 Open Shortest Path First LSU merupakan paket yang berisikan
Merupakan interior routing protocol informasi routing dari setiap router.
yang kepanjangan dari Open Shortest Path First Informasi routing ini berasal dari Link
termasuk dalam Interior Gateway Protocol State Database. LSU Packet merupakan
(IGP). Menggunakan algoritma Dijkstra untuk jawaban dari LSR Packet. LSU Packet
menghitung Shortest Path First (SPF). Meng- dikirimkan secara multicast. Penggunaan
gunakan cost sebagai routing metric. Setelah istilah LSU dan LSA terkadang bisa
antar router bertukar informasi maka akan membingungkan karena LSA juga
terbentuk database link state pada masing merupakan information routing yang
masing router. dikirimkan oleh router OSPF.
Router yang menjalankan OSPF hanya E. LSAck. Packet
akan bertukar informasi routing (routing update) LSA Acknowledgment atau LSAck
dengan router OSPF lainnya. Namun sebelum menggunakan paket yang berguna untuk
melakukan pertukaran informasi routing tersebut, memberitahukan kepada router pengirim
router router tersebut akan melakukan beberapa LSU bahwa LSU Packet telah diterima.
tahapan. Router OSPF akan mengirimkan bebe-
rapa paket OSPF lainnya yang kesemuanya 3. METODOLOGI PENELITIAN
digunakan untuk membentuk tabel routing. Pada 3.1 Jenis Penelitian
OSPF dikenal kondisi adjacency antar router. Pada tugas akhir ini jenis penelitian yang
Sebelum router-router tersebut bertukar infor- digunakan dalam bentuk penelitian eksperimen,
masi routing, maka sebuah router akan terlebih dimana membandingkan hasil-hasil konfigurasi
dahulu mencapai kondisi adjacency dengan yang telah menerapkan semua komponen yang
router tetangganya. OSPF adalah classless rou- terlibat dalam penelitain ini dan berdasarkan
Skenario penelitian. Pada penelitian yang 3.2 Desain dan Perancangan
menerapkan dua metode ini, diharapkan Topologi yang digunakan pada penelitin
mendapatkan hasil perbedaan antara masing- ini, terlihat pada gambar 3.1. Pada topologi ter-
masing metode, dan menjadi tolak ukur dalam sebut terdapat dua unit laptop client , server,
menerapkan pada dunia lapangan. Kemudian switch , kabel UTP dan lima unit router yang
menjadi solusi dan rekomendasi bagi penggiat- nantinya terlibat dalam penelitian. Dua unit
penggiat dunia jaringan khususnya dalam laptop yang terpisah jaringan akan melakukan
melakukan menajemen routing untuk layanan- video streaming. Dua laptop tersebut terhubung
layanan paket yang bersifat real time. ke Router melewati perantara switch, router-
router tersebut akan dilakukan konfigurasi rou-
ting OSPF dan RIPv2 nantinya metode tersebut
di konfigurasi masing-masing sesuai skenario
penelitian.

Gambar 3.1 Topologi Jaringan

3.3 Metode Pengujian pengujian diataranya adalah pengujian protokol


Pada penelitan ini dilakukan pengujian routing RIPv2 berdasarkan metik Hop Count, pe-
Quality of Service, Update Table dan untuk ngujian protokol routing OSPF berdasarkan
mrncapai convergence pada masing-masing me- metik Cost, kemudian pengujian protokol routing
tode. Melihat perbandingan antar metode dengan OSPF berdasarkan metric Cost Bandwidth.
membandingkan perameter-parameter Quality of
Servive tersebut dalam keadaan jaringan normal 4. PEMBAHASAN
dan ketika ada gangguan pada jaringan dalam hal Adapun rancangan topologi implemen-
ini pemutusan best path utama. Pengujian dilaku- tasi analisa perbandingan metode protokol
kan dengan memban-dingkan ketika ada peruba- routing distance vector dengan protokol routing
han parameter metrik bandwidth pada protokol link state terhadap aplikasi layanan paket data
routing OSPF, sedangkan protokol RIPv2 hanya realtime menggunakan router mikrotik dapat
menggunakan pengujian berdasarkan metric Hop disimulasikan seperti gambar 4.1 dibawah ini :
Count. Secara garis besar terdapat tiga model

Gambar 4.1 Topologi Implementasi Protokol Routing


4.1 Pengujian Protokol Routing RIPv2 , OSPF Pengujian protokol routing OSPF de-
dan OSPF Cost Bandwidth ngan parameter metrik cost bandwidth adalah
Pengujian protokol routing yang akan untuk melihat perbandingan pengujian dengan
dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan parameter bandwidth. Konfigurasi pengujian
pengujian dalam bentuk hasil Quality of service dengan parameter bandwidth dengan cara
(QoS) ketika client melakukan streaming video. membatasi pemakaian bandwidth interface yang
Pengujian QoS streaming video berdasarkan digunakan router untuk melakukan transmit data.
ketika client 1 sedang melakukan streaming Pada kondisi normal, interface router melewat-
video, kemudian melihat hasil parameter QoS. kan paket data dengan parameter metrik Cost
Selanjutnya dalam pengujian QoS streaming dengan melihat berapa jumlah Cost yang
video juga dilakukan ketika kedua client sedang dibutuhkan untuk sampai ketujuan, Cost terkecil
melakukan video streaming. yang dipilih sebagai best path.

Tabel 4.1 Pengujian Protokol RIPv2 dan OSPF


Hop count Cost (OSPF) OSPFCost
No Router Link Down Keterangan
(RIPv2) Bandwidth
1–3–5 4 30 10 Mbps -
1 }Load Balancing
1–4–5 4 30 10 Mbps -
1–3–5 4 30 10 Mbps - -
2
1–4–5 4 30 - 1 Link 1 Putus
1–3–5 4 30 - 2 Link 2 Putus
3
1–4–5 4 30 10 Mbps - -
1–2–4–5 5 40 10 Mbps 1, 2
4 }Load Balancing
1–2–3–5 5 40 10 Mbps 1, 2
1–2–4–5 5 40 10 Mbps 1, 2, 4 -
5
1–2–3–5 5 40 - 1, 2, 3 Link 1, 2, 3 Putus
1–2–4–5 5 40 - 1, 2, 4 Link 1, 2, 3 Putus
6
1–2–3–5 5 40 10 Mbps 1, 2, 3 -

4.2 Pengujian
pengujian ini dilakukan dengan
melakukan proses video streaming yang
dilakukan oleh client. Client akan mengakses
video yang telah dikombinasikan dengan
tampilan website sebanyak sepuluh kali
percobaan. Pengujian ini dilakukan oleh satu
client mengakses website video streaming,
kemudian dua client dalam mengakses video
streaming dengan IP Address website
192.168.2.2. Adapun tampilan website tersebut
seperti gambar 4.2 dibawah. Kemudian dalam
proses analisa menggunakan aplikasi wireshark
untuk melihat perjalanan paket dan berdasarkan
skenario pengujian penelitian.

Gambar 4.2 Tampilah video streaming


4.3 Analisa Paket Data Pada frame 2 terjadi proses response dari request
Apapun penjelasan hasil capture meng- yang berasal dari frame 1 (192.168.2.2 ke
gunakan aplikasi wireshark untuk melihat paket 192.168.1.6) melalui port 80 menuju port 49392
data seperti pada gambar 4.3 dengan informasi yang dikirim adalah TCP
Pada komunikasi yang terjadi antara segment of a reassembled PDU yang berarti web
client dengan server, maka pada wireshark dapat server mengirimkan fragment data menuju client
dianalisa proses komunikasi yang teradi. Pada dengan besar fragment sebesar 1318 untuk tiap
gambar 4.29 terjadi proses permintaan request fragment data paket yang berarti pada request
dari IP Client (192.168.1.6) ke web server video dari client sudah diterima oleh web server secara
straming menggunakan protokol TCP dari port baik dan web server memberitahukan kepada
49392 menuju port 80, len (panjang data)=0. client.

Gambar 4.3 Hasil capture wireshark

4.4 Perbandingan Quality of service throughput dalam mengakses video streaming


Setelah melakukan pengujian Quality of jaringan lokal, maka diperoleh perbandingan
service di parameter delay, packet loss dan seperti pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Perbandingan Quality of service


Perbandingan Quality of service (QoS)
Delay Packet Loss Throughput
Protokol Metrik
Routing Satu Dua Satu Dua Satu Dua
Hop Cost Bandwidth client Client Client Client Client Client
Distance 4 - - 0.00034 0.00053 1.58169 2.62950 2.28413 1.89410
Vector
(RIPv2) 5 - - 0.00075 0.00060 1.41575 1.44706 1.30837 2.72140
Default
Link State - 30 - 0.00053 0.00061 0.69025 0.86175 0.64087 0.78537
(OSPF)
Cost - 40 - 0.00058 0.00066 1.35042 0.82415 3.14043 1.09407
(Default)
Link State - 30 10 M 0.00063 0.00065 0.85308 1.06785 1.07810 0.86700
(OSPF)
Bandwidth - 40 10 M 0.00116 0.00121 0.51271 0.76247 3.35017 1.70733

4.5 Perbandingan dalam update Tabel Routing kol routing. Pengujian dilakukan pada kondisi
Perbandingan dalam proses update tabel yang sama terhadap tiga item perbandingan
routing berdasarkan pada kondisi atau skenario protokol-routing.
yang dilakukan pada jaringan di tiap-tiap proto-
Tabel 4.2 Pengujian Update protokol routing
RIPv2 OSPF Cost (Default) OSPF Cost Bandwidth
Kondisi
Router
Akhir Packet Delay Packet Packet Delay Packet Packet Delay
Packet Loss
Received (s) Received Loss (s) Received Loss (s)
ether 4
1 164 (66 %) 86 (34 %) 88.22 99 (99%) 1(1%) 1.014 96 (96%) 4 (4%) 1.014
Down
ether 1
1 104 (42 %) 106 (43 %) 107.9 98 (98%) 2(2%) 1.855 98 (98%) 2 (2%) 1.855
Down
ether 4 & 1
1 57 (23 %) 193 (77 %) 196.5 48(48%) 52(52%) 42.972 96(96%) 4 (4%) 42.972
Down
ether 1
2 179 (72 %) 71 (28 %) 72.42 99(99%) 1(1%) 2.027 98(98%) 2 (2%) 2.027
Down
ether 2
2 56 (22 %) 194 (78 %) 196.7 97(97%) 3(3%) 1.967 98(98%) 2 (2%)
Down 1.967
Rata-rata 45% 52% 132.3 88.20% 11.80% 9.967 9.967 2.80% 9.967

Berdasarkan pengujian tersebut, didapatkan hasil 4.6 Pengujian berdasarkan video streaming
perbandingan yang signifikan terhadap tiga item Pengujian berdasarkan video streaming
percobaan tersebut. Dalam proses update tabel bermaksud melihat perbadingan terhadap pro-
routing dihasilkan bahwa protokol routing OSPF tokol pengujian dalam proses video streaming
dengan parameter perubahan limit cost oleh client. Pengujian ini melihat berapa waktu
bandwidth pada proses trasmith memiliki nilai yang digunakan dalam proses perpindahan jalur
yang baik dari kesemua sisi mulai dari paket ketika jalur yang digunakan seketika down dan
received, packet loss dan delay. pengaruh-terhadap-video.

Tabel 4.3 Perbandingan berdasarkan waktu convergance


OSPF Cost
No Router Ket. Link RIPv2 OSPF Cost keterangan video
Bandwidth
Link 1
1 R1 R3 R5 0:01:19 0:00:02 0:00:03 Berlanjut
Down/ether 4
Link 2
2 R1 R4 R5 0:02:35 0:00:02 0:00:03 Berlanjut
Down/ether 1
R1 R2 R3
Equal Load
R5
3 Balancing / ether 0:02:53 0:00:22 0:00:03 Berlanjut
R1 R2 R4
1, 4 down
R5
R1 R2 R4 Link 1, 2 dan 3
4 0:03:01 0:00:03 0:00:01 Berlanjut
R5 Down
R1 R2 R3 Link 1, 2 dan 4
5 0:03:05 0:00:25 0:00:01 Berlanjut
R5 Down

Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil bahwa update tabel pada saat client melakukan video
protokol Routing OSPF dengan parameter limit straming dan percobaan untuk mencapai
bandwidth 10 M memiliki waktu yang lebih kecil convergence. metode distance vector lebih baik
dibandingkan protokol atau pengujian yang lain. daripada metode link state berdasarkan parameter
Delay dengan perbandingan Delay protokol
5 PENUTUP routing distance vector 0.0005572 Second
5.1Kesimpulan sedangkan protokol link state 0.0005929 Second.
Berdasarkan pengujian terhadap metode Pada parameter Packet Loss protokol metode link
protokol routing distance vector dan protokol state dengan metrik cost bandwidth lebih baik
link state dengan memilih routing OSPF dan daripada metode distance vector dengan
RIPv2 sebagai routing dalam penelitian dengan perbandingan nilai Packet Loss protokol routing
melakukan perbandingan berdasarkan link state 0.79903 Persen sedangkan protokol
konfiguarasi standard dan perubahan parameter Distance Vector 1.76850 Persen. protokol
bandwidth sebagai cost bandwidth metric untuk metode Distance Vector lebih baik daripada
protokol routing OSPF. Dengan beberapa metode link state berdasarkan parameter
percobaan penelitain terhadap Quality of Service, Throughput. Nilai Throutghput protokol routing
link state 1.75 MBit/s sedangkan protokol Rifiani. Vina. (2010). Analisa perbandingan
Distance Vector 2.05 MBit/s. Metode protokol metode routing distance Vector dan
Link State lebih baik dari protokol Distance link state pada jaringan packet. Jurnal
Vector dari sisi packet received, Packet Loss dan Teknik Telekomunikasi Politeknik
Delay dari sisi update tabel. Pada pengujian Elektronika Negeri Surabaya
berdasarkan kondisi video pada saat jaringan Romadhon, Pearl Pratama. (2014) Analisis
down, maka protokol Link State lebih baik dari kinerja jaringan wireless lan
protokol Distance Vector dengan membutuhkan menggunakan metode QoS dan RMA
waktu kecil dari 4 Second untuk kembali normal. pada PT Pertamina Ep Ubep Ramba
Dari pengujian yang dilakukan antara (Persero). skripsi teknik informatika
dua metode tersebut, bahwa metode link state Universitas Bina Darma
dengan protokol routing OSPF lebih baik dari Safitri, Rosydina (2010). Implementasi dan
pada metode distance vector dengan protokol Analisa Perbandingan QoS pada
routing RIPv2, yang signifikan pada pengujian jaringan VPN berbasis MPLS
waktu convergence dan update table. menggunakan Routing Protokol RIPv2,
EIGRP dan OSPF terhadap Tunneling
5.2 Saran IPSEC untuk Layanan IP-Based Video
Untuk penelitian sejenis maka Conference. Skripsi Teknik Elektro
disarankan untuk melakukan percobaan tehadap Universitas Indonesia.
protokol lain sepeti IS-IS, IGRP, EIGRP, BGP Tanenbaum, Andrew S (2011). Computer
dan lain-lain menggunakan device yang berbeda. Networks, Fifth Edition. Boston:
Kemudian dengan konsep Autonomous yang Prentice Hall
berbeda, aplikasi percobaan yang berbeda seperti Towidjojo, Rendra. (2012). Konsep dan
live streaming atau video conference dan Implementasi Routing dengan Router
pengukuran yang berbeda pula. Mikrotik 100 % Connected. Yogyakarta.
Jasacom
6 Daftar Pustaka (2013). Konsep dan
Implementasi Routing dengan Router
Fatkhurrokhman, Mohammad. (2014). Analisis Mikrotik 200 % Connected. Yogyakarta.
Perbandingan Metode Routing Link Jasacom
State Vs Distance Vector. Paper Villasica, Yovie Dwi (2014). Analisis kinerja
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan routing dinamis dengan teknik ospf
Universitas Negeri Yogyakarta (open shortest path first) pada topologi
Forouzan, Behrouz A, (2012). Data mesh dalam Jaringan local area
Communications and Networking, Fifth network (lan) menggunakan cisco
Edition, New York: McGraw Hill Packet tracer. Jurnal Teknik
Hasanah, Febri U dan Mubarakah, Naema Telekomunikasi Universitas Sumatera
(2014). Analisis kinerja routing Utara
dinamis dengan teknik RIP (routing Yugianto,Gin-Gin. dan Rahman (2012). Router
information protocol) pada topologi Teknologi, Konsep, Konfigurasi dan
Ring dalam jaringan lan (local area Troubleshooting. Jakarta. Informatika
network) Menggunakan cisco packet Wahono, Romi S. (2006), Konsep Subnetting,
tracer. Jurnal Teknik Telekomunikasi Siapa Takut?
Universitas Sumatera Utara http://romisatriowahono.net/konsep-
Kader. Dave P (2014). Analisa Performansi subnetting (diakses pada januari 2016)
Algoritma Routing Di Jaringan http://www.videolan.org/vlc/streaming.html
Komputer Unsrat. Journal Teknik (diakses pada Januari 2016)
Elektro dan Komputer Universitas Sam ETSI. (1999). Telecommunications and Internet
Ratulangi Protocol Harmonization Over
Pratama, I Putu Agus Eka. (2014). Handboook Networks ( TIPHON) General
Jaringan Komputer. Bandung: aspects of Quality of Service-(QoS)
Informatika

You might also like