Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The world of telecommunications is inseparable from the word routing. Routing is one that
affects the satisfaction of the services. In the course of user data packet, the packet must pass through
each router that has been doing the routing. Routing is the process of determining the best path (best
path) to reach a destination network. Routing can also mean the process of moving the data packets
from the sender host to the destination host where the sending host and the destination host is not in
the network. Routing methods exist, such as the method of Distance Vector and Link State a general
description of the type of routing methods.
RIPv2 routing protocol is one kind of distance vector routing method that informs the number
of hops to the destination network, then routing protocol OSPF routing protocol is a type of method
that will receive the link state topology or folder from neighboring routers to link information
collection. In this study, compared with the RIPv2 routing protocol OSPF routing protocol in terms of
Quality of Service (QoS), speed of updating the table against the use of video streaming, then the test
when one link or path down to see the speed of the process of moving the latest lines. Further tests on
how much time should be required (convergence) when the client is in a video stream when the best
path suddenly down. Tests performed on RIPv2 and OSPF routing protocols based on the standard
configuration. Then the test was also performed with the parameters for the OSPF protocol transmits
on line by 10 M.
This study is able to provide a reference or description of the instigators of the network in the
selection of the best routing protocol. This study also provides insight on the quality of video
streaming on the testing parameters.
Keywords : Bandwidth, Convergence, Distance Vector (RIPv2), Link State (OSPF), Quality of
Service.
2. LANDASAN TEORI
Gambar 2.1 Penggunaan IGP dan EGP
2.1 Protokol Routing
(Sumber: Rendra towidjojo. 2012)
Pada umumnya protokol routing
mendistribusikan tabel routing-nya sendiri ke
Penggunaan protokol routing memudah-
router yang lain. Untuk menyinkronkan tabel
kan jika akan mengelola jaringan dalam skala
routing, maka beberapa routing diizinkan ke
besar. karena jika terjadi perubahan dalam jaring-
router-router yang lain untuk meng-update secara
an baik itu penanbahan jaringan, dan lain
periodik tentang status jaringan mereka.
sebagainya, tidak perlu mengkonfigurasi kembali
Algoritma ini tidak bisa memilih jalan optimal.
entry route node pada setiap router. Pada saat
Routing statik biasanya digunakan untuk jaringan
akan memilih protokol routing, akan dihadapkan
yang kemungkinan kecil mengalami perubahan
pada pilihan seperti berikut
dalam topologinya.
1. Routing Information Protocol (RIP)
Protokol routing mempunyai ke-
2. Interior Gateway Routing Protocol
mampuan untuk membangun informasi dalam
(IGRP)
tabel routing secara dinamik. Apabila terjadi
3. Enhanced Interior Gateway Routing
perubahan jaringan protokol routing mampu
Protocol (EIGRP)
memperbaharui informasi routing tersebut.
4. Open Shortest Path First (OSPF)
Routing pada jaringan TCP/IP dibagi menjadi 2
5. Intermediate System-to-Intermediate
macam :
System (IS-IS)
1. Interior Gateway Protocol (IGP)
6. Border Gateway Protocol (BGP)
Merupakan protokol routing yang
menangani perutean dalam suatu auto-
Protokol routing yang seperti RIP, IGRP,
nomous system. Atau dalam kata lain
EIGRP,IS-IS dan OSPF merupakan algoritma
IGP digunakan untuk meng-hubungkan
routing yang dynamic. Dalam protokol tersebut
jaringan-jaringan dalam sebuah Auto-
secara periodik meng-update dan menganalisis
nomous System.
dengan cara menerima paket dari router lain jika
2. Exterior Gateway Protocol (EGP)
terjadi perubahan dalam topologi suatu jaringan.
Merupakan protokol routing yang
Dalam mengirim update routing,
menangani routing antar autonomous
beberapa protokol routing hanya mengirimkan
system. Atau dapat dikatakan EGP di-
informasi network address tanpa meneyertakan
gunakan untuk menghubungkan jaring-
subnetmask atau prefix dari jaringan yang
an-jaringan yang berasal dari Auto-
dikelolanya. Protokol routing yang tidak
nomous system yang berbeda. Auto-
menyertakan subnetmask (prefix) pada saat akan
nomous system adalah suatu sistem
mengirimkan informasi routing disebut protokol
jaringan internet yang berada dalam satu
routing classfull (classfull routing protocol).
kendali administrasi dan teknis.
Sedangkan protokol routing yang menyertakan
subnetmask (prefix) pada saat mengirimkan
Contoh implementasi IGP dan EGP
informasi routing disebut protokol routing class-
seperti pada gambar 2.1, terdapat dua jaringan
less (classless routing protocol) . Yang termasuk
yang berbeda Autonomus system (AS).
protokol routing classfull adalah RIPv1 dan
Administrator dari AS Number 200 juga tidak
IGRP, sedangkan yang merupakan protokol
memiliki otoritas untuk mengkonfigurasi router-
routing classless adalah RIPv2, EIGRP, OSPF,
router yang ada pada jaringan AS Number 300,
IS-IS serta BGP.
dan begitu pula sebaliknya. Untuk meng-
Pada layer internet TCP/IP, router dapat
hubungkan kedua jaringan tersebut, maka
menggunakan protokol routing untuk mem-
administrator tersebut menghubungkan kedua
bentuk routing melalui suatu algoritma. Untuk
router terluar mereka. Kemudian mengkonfi-
membangun tabel routing, setiap protokol Protocol), H.323, dan SCTP (Stream Control
routing menjalankan algoritma routing. Jika kita Transmission Protocol).
mengelompokan berdasarkan algoritma routing 1. Realtime Transport Protocol (RTP)
dan jenis routing seperti tabel 2.1 RTP terletak di antara Application Layer
dan Transport Layer. Khususnya dalam
Tabel 2.1 Pembagian Algoritma Protokol hal ini di antara protokol UDP (User
Routing Datagram Protocol) pada Transport
Algoritma Layer dan aplikasi-aplikasi multimedia
Algoritma
Routing Protokol Routing
Protokol pada Application Layer. RTP hanya
Routing Link mengurusi paket data yang bersifat satu
DistanceVector
State arah, yaitu dari komputer pengirim ke
RIP komputer penerima.
BGP
IGRP
EIGRP
IS-IS
OSPF
4.2 Pengujian
pengujian ini dilakukan dengan
melakukan proses video streaming yang
dilakukan oleh client. Client akan mengakses
video yang telah dikombinasikan dengan
tampilan website sebanyak sepuluh kali
percobaan. Pengujian ini dilakukan oleh satu
client mengakses website video streaming,
kemudian dua client dalam mengakses video
streaming dengan IP Address website
192.168.2.2. Adapun tampilan website tersebut
seperti gambar 4.2 dibawah. Kemudian dalam
proses analisa menggunakan aplikasi wireshark
untuk melihat perjalanan paket dan berdasarkan
skenario pengujian penelitian.
4.5 Perbandingan dalam update Tabel Routing kol routing. Pengujian dilakukan pada kondisi
Perbandingan dalam proses update tabel yang sama terhadap tiga item perbandingan
routing berdasarkan pada kondisi atau skenario protokol-routing.
yang dilakukan pada jaringan di tiap-tiap proto-
Tabel 4.2 Pengujian Update protokol routing
RIPv2 OSPF Cost (Default) OSPF Cost Bandwidth
Kondisi
Router
Akhir Packet Delay Packet Packet Delay Packet Packet Delay
Packet Loss
Received (s) Received Loss (s) Received Loss (s)
ether 4
1 164 (66 %) 86 (34 %) 88.22 99 (99%) 1(1%) 1.014 96 (96%) 4 (4%) 1.014
Down
ether 1
1 104 (42 %) 106 (43 %) 107.9 98 (98%) 2(2%) 1.855 98 (98%) 2 (2%) 1.855
Down
ether 4 & 1
1 57 (23 %) 193 (77 %) 196.5 48(48%) 52(52%) 42.972 96(96%) 4 (4%) 42.972
Down
ether 1
2 179 (72 %) 71 (28 %) 72.42 99(99%) 1(1%) 2.027 98(98%) 2 (2%) 2.027
Down
ether 2
2 56 (22 %) 194 (78 %) 196.7 97(97%) 3(3%) 1.967 98(98%) 2 (2%)
Down 1.967
Rata-rata 45% 52% 132.3 88.20% 11.80% 9.967 9.967 2.80% 9.967
Berdasarkan pengujian tersebut, didapatkan hasil 4.6 Pengujian berdasarkan video streaming
perbandingan yang signifikan terhadap tiga item Pengujian berdasarkan video streaming
percobaan tersebut. Dalam proses update tabel bermaksud melihat perbadingan terhadap pro-
routing dihasilkan bahwa protokol routing OSPF tokol pengujian dalam proses video streaming
dengan parameter perubahan limit cost oleh client. Pengujian ini melihat berapa waktu
bandwidth pada proses trasmith memiliki nilai yang digunakan dalam proses perpindahan jalur
yang baik dari kesemua sisi mulai dari paket ketika jalur yang digunakan seketika down dan
received, packet loss dan delay. pengaruh-terhadap-video.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil bahwa update tabel pada saat client melakukan video
protokol Routing OSPF dengan parameter limit straming dan percobaan untuk mencapai
bandwidth 10 M memiliki waktu yang lebih kecil convergence. metode distance vector lebih baik
dibandingkan protokol atau pengujian yang lain. daripada metode link state berdasarkan parameter
Delay dengan perbandingan Delay protokol
5 PENUTUP routing distance vector 0.0005572 Second
5.1Kesimpulan sedangkan protokol link state 0.0005929 Second.
Berdasarkan pengujian terhadap metode Pada parameter Packet Loss protokol metode link
protokol routing distance vector dan protokol state dengan metrik cost bandwidth lebih baik
link state dengan memilih routing OSPF dan daripada metode distance vector dengan
RIPv2 sebagai routing dalam penelitian dengan perbandingan nilai Packet Loss protokol routing
melakukan perbandingan berdasarkan link state 0.79903 Persen sedangkan protokol
konfiguarasi standard dan perubahan parameter Distance Vector 1.76850 Persen. protokol
bandwidth sebagai cost bandwidth metric untuk metode Distance Vector lebih baik daripada
protokol routing OSPF. Dengan beberapa metode link state berdasarkan parameter
percobaan penelitain terhadap Quality of Service, Throughput. Nilai Throutghput protokol routing
link state 1.75 MBit/s sedangkan protokol Rifiani. Vina. (2010). Analisa perbandingan
Distance Vector 2.05 MBit/s. Metode protokol metode routing distance Vector dan
Link State lebih baik dari protokol Distance link state pada jaringan packet. Jurnal
Vector dari sisi packet received, Packet Loss dan Teknik Telekomunikasi Politeknik
Delay dari sisi update tabel. Pada pengujian Elektronika Negeri Surabaya
berdasarkan kondisi video pada saat jaringan Romadhon, Pearl Pratama. (2014) Analisis
down, maka protokol Link State lebih baik dari kinerja jaringan wireless lan
protokol Distance Vector dengan membutuhkan menggunakan metode QoS dan RMA
waktu kecil dari 4 Second untuk kembali normal. pada PT Pertamina Ep Ubep Ramba
Dari pengujian yang dilakukan antara (Persero). skripsi teknik informatika
dua metode tersebut, bahwa metode link state Universitas Bina Darma
dengan protokol routing OSPF lebih baik dari Safitri, Rosydina (2010). Implementasi dan
pada metode distance vector dengan protokol Analisa Perbandingan QoS pada
routing RIPv2, yang signifikan pada pengujian jaringan VPN berbasis MPLS
waktu convergence dan update table. menggunakan Routing Protokol RIPv2,
EIGRP dan OSPF terhadap Tunneling
5.2 Saran IPSEC untuk Layanan IP-Based Video
Untuk penelitian sejenis maka Conference. Skripsi Teknik Elektro
disarankan untuk melakukan percobaan tehadap Universitas Indonesia.
protokol lain sepeti IS-IS, IGRP, EIGRP, BGP Tanenbaum, Andrew S (2011). Computer
dan lain-lain menggunakan device yang berbeda. Networks, Fifth Edition. Boston:
Kemudian dengan konsep Autonomous yang Prentice Hall
berbeda, aplikasi percobaan yang berbeda seperti Towidjojo, Rendra. (2012). Konsep dan
live streaming atau video conference dan Implementasi Routing dengan Router
pengukuran yang berbeda pula. Mikrotik 100 % Connected. Yogyakarta.
Jasacom
6 Daftar Pustaka (2013). Konsep dan
Implementasi Routing dengan Router
Fatkhurrokhman, Mohammad. (2014). Analisis Mikrotik 200 % Connected. Yogyakarta.
Perbandingan Metode Routing Link Jasacom
State Vs Distance Vector. Paper Villasica, Yovie Dwi (2014). Analisis kinerja
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan routing dinamis dengan teknik ospf
Universitas Negeri Yogyakarta (open shortest path first) pada topologi
Forouzan, Behrouz A, (2012). Data mesh dalam Jaringan local area
Communications and Networking, Fifth network (lan) menggunakan cisco
Edition, New York: McGraw Hill Packet tracer. Jurnal Teknik
Hasanah, Febri U dan Mubarakah, Naema Telekomunikasi Universitas Sumatera
(2014). Analisis kinerja routing Utara
dinamis dengan teknik RIP (routing Yugianto,Gin-Gin. dan Rahman (2012). Router
information protocol) pada topologi Teknologi, Konsep, Konfigurasi dan
Ring dalam jaringan lan (local area Troubleshooting. Jakarta. Informatika
network) Menggunakan cisco packet Wahono, Romi S. (2006), Konsep Subnetting,
tracer. Jurnal Teknik Telekomunikasi Siapa Takut?
Universitas Sumatera Utara http://romisatriowahono.net/konsep-
Kader. Dave P (2014). Analisa Performansi subnetting (diakses pada januari 2016)
Algoritma Routing Di Jaringan http://www.videolan.org/vlc/streaming.html
Komputer Unsrat. Journal Teknik (diakses pada Januari 2016)
Elektro dan Komputer Universitas Sam ETSI. (1999). Telecommunications and Internet
Ratulangi Protocol Harmonization Over
Pratama, I Putu Agus Eka. (2014). Handboook Networks ( TIPHON) General
Jaringan Komputer. Bandung: aspects of Quality of Service-(QoS)
Informatika