You are on page 1of 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 37 - 47


Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU


PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN
RAWAT JALAN PUSKESMAS PONCOL KOTA SEMARANG TAHUN
2012

Artikel Ilmiah
FIIL HENDRA HASBI
BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jalan Prof. Soedarto, SH. Tembalang, Semarang
Email : flyingdefil@gmail.com

ABSTRACT

Poncol Health Center is one of The Health Centers in Semarang City that lies in
Central Semarang. In last 3 years from 2009 to 2011, the Poncol Health Centre
had been decreasing trend of the outpatient services revisit number. The main aim
of this research is to find the relationship between the patient’s perception about
the services quality of the administration, doctors, nurses, medicines, facilities,
and the supporting facilities with the reuse of the outpatient services of Poncol
Health Center Semarang City. The kind of the research was observational study
using survey method with analytical quantitative and cross sectional approach.
The research instrument used the structured questionnaires to 100 samples which
had been used the outpatient services. The data was analyzed with chi square test.
The analysis that used in this research were univariate and bivariate analysis. The
results of the research showed that the charactherictics of the patients had not
relationship with the willingness to reuse the outpatient services, and there were
five (5) variables which had relationship with the willingness to reuse the
outpatient services such as : the quality of administration services with p value
=0,001, the quality of doctors services with p value =0,002, the quality of
medicines services with p value=0,000, the quality of facilities with p value
=0,035, and the quality of the supporting facilities with p value =0,002, while the
quality of nurses services had not relationship (p value =0,072). It is suggested to
Poncol Health Centre to improve the services quality especially in employee’s
dicipline sector, improve speed of the administration and farmation services,
improve employee’s knowledge and ability by giving a training program, and
taking care the facilities and the infrastructures.

Key words : Service Quality, Outpatient Services Revisit, Poncol Health Centre

PENDAHULUAN
Pusat Kesehatan Masyarakat pusat pembangunan kesehatan, pusat
(Puskesmas) sebagai bagian dari pembinaan peran serta masyarakat
sektor pelayanan publik (public dalam bidang kesehatan serta pusat
sector)1 ialah suatu unit pelaksana pelayanan kesehatan tingkat pertama
fungsional yang berfungsi sebagai yang menyelenggarakan kegiatannya
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 37 - 47
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

secara menyeluruh, terpadu, dan bentuk rawat inap. Dalam pengertian


berkesinambungan pada suatu rawat jalan ini termasuk tidak hanya
masyarakat yang bertempat tinggal yang diselenggarakan oleh sarana
dalam suatu wilayah tertentu.2 pelayanan yang telah lazim dikenal
Puskesmas sebagai unit pelaksana seperti rumah sakit, puskesmas atau
teknis pelayanan kesehatan di bawah klinik, tetapi juga yang
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota diselenggarakan di rumah pasien.2
memberikan pelayanan kesehatan Minat seseorang terhadap jasa
dasar di wilayah kerja kecamatan pelayanan berkaitan dengan
atau sebagian dari wilayah kemampuan penyedia jasa pelayanan
kecamatan.3 tersebut dalam memberikan
Puskesmas bertanggung jawab kepuasan. Kepuasan konsumen dapat
menyelenggarakan upaya kesehatan didefinisikan sebagai big quality atau
perorangan dan upaya kesehatan broad quality (kepuasan secara
masyarakat, yang keduanya jika luas).5 Kepuasan secara luas tersebut
ditinjau dari sistem kesehatan terkait dengan mutu secara
nasional merupakan pelayanan menyeluruh yang menyangkut mutu
kesehatan tingkat pertama. Upaya pelayanan, pembiayaan, saluran
kesehatan wajib puskesmas, distribusi, jaminan keamanan
meliputi: Upaya Promosi Kesehatan, penggunaan dan aspek
Upaya Kesehatan Lingkungan, moralitas/kinerja pegawai dari suatu
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta organisasi jasa pelayanan kesehatan.
Keluarga Berencana, Upaya Minat masyarakat untuk
Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya memanfaatkan pelayanan rawat jalan
Pencegahan dan Pemberantasan Puskesmas Poncol Kota Semarang
Penyakit Menular, serta Upaya dipengaruhi oleh beberapa faktor,
Pengobatan. diantaranya adalah persepsi pasien
Upaya pengobatan di akan mutu pelayanan rawat jalan
Puskesmas adalah bentuk pelayanan Puskesmas.
kesehatan yang ditujukan untuk Jumlah kunjungan pasien
menghentikan proses perjalanan rawat jalan di Puskesmas Poncol
suatu penyakit yang diderita oleh Kota Semarang pada 3 tahun
seseorang sehingga penderitaannya berturut-turut sejak tahun 2009
dapat dihilangkan.4 Bentuk mengalami penurunan, baik pada
pelayanan pengobatan di Puskesmas pasien umum maupun pasien Askes
diarahkan dengan menggunakan tiga dan juga pasien yang tidak
cara yaitu diagnosa penyakit, dikenakan biaya berobat/gratis.
tindakan pengobatan dan rujukan. Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan
Pelayanan rawat jalan
No. Tahun Jumlah
(ambulatory service) adalah salah Kunjungan
satu bentuk dari pelayanan 1. 2009 37.155
kedokteran yang ada. Secara 2. 2010 35.941
sederhana yang dimaksud dengan 3. 2011 30.201
pelayanan rawat jalan adalah Sumber : Laporan Tahunan
pelayanan kedokteran yang Puskesmas Poncol Kota Semarang
disediakan untuk pasien tidak dalam Tahun 2011
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 37 - 47
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Jumlah kunjungan pasien rawat dan juga Puskesmas Miroto. Dengan


jalan di Puskesmas Poncol Kota banyaknya provider pelayanan
Semarang yang semakin menurun kesehatan tersebut, masyarakat mulai
sejak tahun 2009 menunjukkan mencoba untuk mendapatkan
rendahnya minat masyarakat untuk pelayanan kesehatan di tempat yang
melakukan kunjungan ulang ke berbeda dengan harapan
Puskesmas Poncol Kota Semarang. mendapatkan pelayanan yang lebih
Pada umumnya, masyarakat baik, sehingga demikian masyarakat
cenderung memanfaatkan pelayanan telah mampu untuk membandingkan
kesehatan yang lebih mudah pelayanan kesehatan yang mereka
dijangkau, atau dekat dengan tempat terima berdasarkan persepsi dan
tinggal. Masyarakat di Semarang kesan yang mereka dapatkan selama
Tengah biasanya memanfaatkan mendapatkan pelayanan.
pelayanan rawat jalan Puskesmas Dengan semakin menurunnya
Poncol untuk mendapatkan angka kunjungan rawat jalan
pelayanan kesehatan. Namun dengan Puskesmas Poncol Kota Semarang,
semakin banyaknya provider maka dianggap perlu untuk
pelayanan kesehatan membuat dilakukan sebuah penelitian untuk
alternatif pilihan masyarakat untuk mengetahui apakah ada hubungan
memanfaatkan pelayanan kesehatan antara persepsi pasien tentang mutu
semakin banyak. Di Semarang pelayanan rawat jalan Puskesmas
tengah sendiri terdapat beberapa Poncol terhadap minat untuk
Rumah Sakit dan Puskesmas baik memanfaatkan ulang pelayanan
milik pemerintah maupun swasta, rawat jalan Puskesmas Poncol Kota
seperti RST.Wira Tamtama, RS. Semarang.
Hermina, RS.Panti Wilasa Citarum,

METODE
Jenis penelitian yang rawat jalan Puskesmas Poncol Kota
digunakan adalah observasional Semarang Tahun 2011. Teknik
dengan pendekatan kuantitatif. pengambilan sampel yang digunakan
Sementara metode penelitian ini dalam penelitian ini adalah accidental
adalah survey dengan pendekatan sampling.7 Jumlah sampel sendiri
cross sectional dimana proses adalah sejumlah 100 orang,
pengambilan data dilakukan dalam yang diwawancara dengan
waktu yang bersamaan antara menggunakan kuesioner yang telah
variabel bebas dan variabel terikat diuji validitas dan reliabilitasnya
pada subyek penelitian yaitu pasien dengan pertanyaan meliputi persepsi
yang telah mendapatkan pelayanan di pasien tetang mutu pelayanan
Puskesmas Poncol Kota Semarang.6 administrasi, dokter, perawat &
Populasi penelitian adalah semua bidan, farmasi, sarana Puskesmas,
pasien yang pernah memanfaatkan serta sarana penunjang Puskesmas.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 37 - 47
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Persepsi Pasien Tentang Mutu disampaikan oleh pasien. Banyak


Pelayanan Administrasi dan pasien juga kemudian menyatakan
Hubungannya Dengan tidak yakin dengan ketepatan
Pemanfaatan Ulang Pelayanan petugas dalam memberikan
Rawat Jalan. pelayanan.
Sebagaimanapuskesmas Salah satu dimensi mutu
pada umumnya, dalam pelayanan adalah memberikan
memberikan pelayanan setiap pelayanan dengan waktu yang
pasien yang datang harus terlebih tepat sesuai waktu yang
dahulu mendaftar pada bagian dibutuhkan, sebagaimana tertera
loket pendaftaran. Bagian loket dalam standar pelayanan. Dalam
pada sebuah Puskesmas memberikan pelayanan, petugas
merupakan bagian penting yang sebaiknya menggunakan waktu
berkaitan dengan kelancaran sebaik – baiknya yaitu tidak
pelayanan pasien yang datang. terlalu lama dan tidak terlalu
Hampir di semua Puskesmas baik cepat. Pemeriksaan atau
di kota maupun kabupaten pelayanan yang terlalu lama
menghadapi permasalahan pada cenderung mengakibatkan pasien
bagian loket pendaftaran.8 atau pelanggan yang dilayani
Padapenelitianini bosan / jenuh dan menganggap
ditemukanbahwafaktor bahwa petugas tidak professional
kecepatan petugas dalam (terkesan lambat) serta akan
memberikan pelayanan dinilai mengakibatkan antrean yang
masih kurang dan menyebabkan panjang di loket pendaftaran atau
banyak pasien yang datang loket pembayaran. Sementara
mengeluh karena lambannya petugas yang memberikan
kinerja petugas administrasi. pelayanan terlalu cepat akan
Pasien yang datang lebih pagi member kesan tidak teliti, asal –
mengeluhkan keterlambatan asalan, terburu – buru dan tidak
petugas, karena dengan demikian profesional.9
pasien menunggu lebih lama. Dari hasil analisis distribusi
Waktu dalam memberikan jawaban responden di atas, maka
pelayanan juga cukup lama distribusi persepsi pasien terhadap
sehingga menimbulkan antrian mutu pelayanan administrasi
yang cukup panjang, sementara Puskesmas dapat dikategorikan
setelah memberikan pelayanan sebagai berikut :
kepada pasien, petugas juga tidak Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
terlalu akrab dengan pasien Persepsi Pasien Tentang Mutu
sehingga menimbulkan kesan Pelayanan Administrasi
yang tidak menyenangkan bagi Puskesmas Poncol Tahun 2012
pasien yang datang. Petugas
administrasi juga kurang
mendengarkan keluhan yang
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 37 - 47
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Mutu frekuensi % Pada penelitian ini sendiri,


Pelayanan persepsi masyarakat terhadap
Kurang Baik 62 62 layanan masih termasuk dalam
Baik 38 38 kategori kurang baik, dan hasil uji
Total 100 100 hubungan antara persepsi pasien
tentang mutu pelayanan
Berdasarkan tabel di 4.5 di administrasi dengan minat
atas dapat dilihat bahwa 62 % pemanfaatan ulang didapatkan
responden berpersepsi bahwa nilai p 0,001 (< 0,05), yang berarti
mutu pelayanan administrasi bahwa ada hubungan antara
puskesmas kurang baik. persepsi pasien tentang mutu
Sedangkan 38 % responden administrasi dengan pemanfaatan
lainnya berpersepsi bahwa mutu ulang pelayanan rawat jalan
pelayanan administrasi Puskesmas Puskesmas Poncol kota semarang.
Poncol sudah baik.

2. Persepsi Pasien Tentang Mutu Dari hasil analisis distribusi


Pelayanan Dokter dan jawaban responden di atas, maka
Hubungannya Dengan Minat distribusi frekuensi mengenai
Pemanfaatan Ulang Pelayanan persepsi pasien terhadap mutu
Rawat Jalan. pelayanan dokter Puskesmas
Dari distribusi jawaban dapat dikategorikan sebagai
pasien , diketahui bahwa berikut :
mayoritas responden menjawab Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi
bahwa pelayanan dokter cukup Persepsi Pasien Tentang Mutu
baik dan baik. Beberapa hal yang Pelayanan Dokter Puskesmas
perlu diperhatikan dan perlu Poncol Tahun 2012
diperbaiki adalah ketepatan dalam
memulai pelayanan, dimana Mutu frekuensi %
dokter terlambat datang sehingga Pelayanan
terlambat dalam memberikan Kurang baik 51 51
pelayanan kepada pasien yang Baik 49 49
sudah datang lebih awal dan Total 100 100
menunggu lama. Kemudian
jawaban dokter atas pertanyaan Berdasarkan tabel 4.7, dapat
pasien tentang penyakit yang dilihat bahwa 51 % responden
dideritanya juga masih kurang. berpersepsi bahwa mutu
Penjelasan dokter mengenai pelayanan dokter kurang baik, dan
penyakit yang diderita pasien 49 % responden berpersepsi
perlu disampaikan dalam bahasa bahwa mutu pelayanan dokter
yang lebih sederhana dan mudah sudah baik.
dimengerti oleh pasien. Hasil uji hubungan antara
Keakraban hubungan dengan persepsi pasien tentang mutu
pasien juga perlu di tingkatkan pelayanan dokter dengan minat
lagi. pemanfaatan ulang didapatkan
nilai p sebesar 0,001 ( < 0,05),
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 37 - 47
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang berarti bahwa ada hubungan diperhatikan bahwa mayoritas


antara persepsi pasien tentang pasien yang berjenis kelamin
mutu pelayanan dokter dengan wanita (ibu-ibu) lebih peka jika
pemanfaatan ulang pelayanan dibandingkan dengan pasien pria.
rawat jalan Puskesmas Poncol Ibu-ibu lebih sensitif terhadap
Kota Semarang. perlakuan yang didapatkan,
Faktor yang juga belum perhatian dalam pelayanan yang
memuaskan diantaranya adalah diterimanya. Jika pasien merasa
sikap dokter masih dirasakan diperlakukan berbeda dari pasien
menunjukan adanya perbedaan lainnya dan juga merasa diabaikan
dalam memberikan pelayanan maka sudah pasti pasien akan
pada setiap pasien dan kemauan merasa kecewa karena tidak
dokter untuk mendengarkan setiap mendapatkan pelayanan yang
keluhan penyakitnya. Perlu sesuai dengan harapannya.

3. Persepsi Pasien Tentang Mutu perawat dalam memulai


Pelayanan Perawat & Bidan memberikan pelayanan. Pada daya
dan Hubungannya Dengan tanggap pelayanan, faktor yang
Minat Pemanfaatan Ulang masih kurang adalah jawaban
Pelayanan Rawat Jalan. perawat dalam menjawab setiap
Pelayanan kesehatan di pertanyaan tentang penyakit
Puskesmas saat ini belum optimal pasien. Pasien juga masih merasa
atau kurang dirasakan masyarakat, kurang yakin atas ketepatan
termasuk pelayanan keperawatan. perawat dalam melakukan dan
Masyarakat saat ini kurang bisa memberikan asuhan keperawatan.
menerima pelayanan yang Faktor yang masih kurang lainnya
seadanya dan tidak manjur Hal itu adalah pada empati pelayanan
terjadi dikarenakan tidak semua perawat, yaitu keakraban
petugas termasuk perawat hubungan dan komunikasi
memiliki jiwa pelayanan yang perawat pasien. Secara
baik (public quality keseluruhan, jawaban responden
accountability) sikap ramah dan cenderung berpotensi ke arah
murah senyum secara ikhlas untuk kurang baik. Sedangkan pada
membantu pasien serta bukti fisik pelayanan, yakni
komunikasi yang kurang baik. penampilan, sikap dan kerapian
Padahal, fungsi pelayanan perawat sudah baik.
Puskesmas dituntut lebih memiliki Mutu pelayanan yang baik
nilai-nilai efisiensi, efektif dan dikaitkan dengan kesembuhan
produktif baik dari sisi tenaga dari penyakit, peningkatan derajat
pelayanan maupun yang dilayani kesehatan, kecepatan pelayanan,
pada masa yang akan datang.8 keramahan petugas dan
Dari distribusi jawaban kemudahan prosedur.10
pasien, diketahui bahwa pada Kemudian dari hasil analisis
faktor kehandalan perawat, faktor distribusi jawaban responden di
yang masih dirasakan kurang oleh atas, maka distribusi frekuensi
pasien adalah ketepatan waktu mengenai persepsi pasien
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 37 - 47
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

terhadap mutu pelayanan perawat Kota Semarang. Puskesmas


Puskesmas dapat dikategorikan Poncol hanya melayani pelayanan
seperti terlihat pada tabel di rawat jalan dan tidak memiliki
bawah ini : fasilitas pelayanan rawat inap
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi untuk pasien, sehingga peran
Persepsi Pasien Terhadap Mutu perawat lebih terbatas, dan pasien
Pelayanan Perawat Puskesmas lebih merasakan langsung
Kota Semarang Tahun 2012 pelayanan dari dokter. Masyarakat
dengan pendidikan rendah
Mutu frekuensi % cenderung beranggapan bahwa
Pelayanan pelayanan yang akan diterima di
Kurang baik 55 55 Puskesmas adalah pelayanan dari
Baik 45 45 dokter.
Total 100 100 Citra perawat di masyarakat
selama ini hanyalah pembantu
Berdasarkan tabel 4.9, dapat dokter. Hal ini juga terlihat dari
dilihat bahwa 55 % responden sistem penghargaan dan
berpersepsi bahwa mutu kompensasi yang bersifat finansial
pelayanan perawat kurang baik, dan fasilitas / kesempatan,
dan 45 % responden lainnya penghargaan masyarakat umum dan
berpersepsi bahwa mutu profesi terhadap keperawatan masih
pelayanan perawat sudah baik. belum memadai. Anggapan ini
Namun dari hasil penelitian harus diluruskan karena tenaga
diketahui nilai p value sebesar keperawatan merupakan bagian
0,079 (> 0,05), yang berarti dari tenaga kesehatan dan memiliki
bahwa tidak ada hubungan antara kemampuan sebagai
mutu pelayanan perawat dengan kontributor penting dalam
pemanfaatan ulang pelayanan meningkatkan kualitas pelayanan
rawat jalan Puskesmas Poncol
kesehatan masyarakat.11

4. Persepsi Pasien Tentang Mutu metode tata laksana yang sesuai


Pelayanan Farmasi dan dalam upaya mencapai tujuan
Hubungannya Dengan Minat yang ditetapkan.12
Pemanfaatan Ulang Pelayanan Dari distribusi jawaban
Rawat Jalan. pasien, diketahui bahwa faktor
Pelayanan kefarmasian kecepatan petugas dalam
meliputi pengelolaan sumber daya memberikan pelayanan obat
(SDM, sarana prasarana, sediaan dirasakan masih kurang. Petugas
farmasi dan perbekalan kesehatan yang melayani pelayanan obat
serta administrasi) dan pelayanan hanya berjumlah 2 orang,
farmasi klinik (penerimaan resep, sementara pasien yang datang
peracikan obat, penyerahan obat, banyak, sehingga menimbulkan
informasi obat dan antrian yang panjang dan pasien
pencatatan/penyimpanan resep) harus menunggu lebih lama.
dengan memanfaatkan tenaga, Petugas harus lebih cepat dalam
dana, prasarana, sarana dan menyiapkan obat mempercepat
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 37 - 47
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

waktu pelayanan. Faktor Berdasarkan tabel 4.11, 64


keyakinan pasien terhadap % responden berpersepsi bahwa
ketepatan petugas dalam mutu pelayanan obat kurang baik,
mengemas obat, dan ketersediaan dan 36 % lainnya berpersepsi
obat baik jenis maupun jumlah bahwa mutu pelayanan obat sudah
obat yang diterima pasien juga baik.
harus diperhatikan lagi. Pada penelitian ini diketahui
Dari hasil analisis distribusi bahwa mutu pelayanan obat
jawaban responden di atas, maka Puskesmas Poncol Kota
distribusi frekuensi persepsi Semarang termasuk dalam
pasien terhadap mutu pelayanan kategori kurang baik, dan hasil uji
obat dapat dikategorikan sebagai antara persepsi pasien tentang
berikut : mutu pelayanan obat dengan
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi minat pemanfaatan ulang
Persepsi Pasien Terhadap Mutu pelayanan rawat jalan Puskesmas
Pelayanan Obat Puskesmas diperoleh nilai p value sebesar
Poncol Kota Semarang Tahun 0,000 (< 0,05) yang berarti bahwa
2012 ada hubungan antara persepsi
pasien tentang mutu pelayanan
Mutu frekuensi %
obat dengan pemanfaatan ulang
Pelayanan
pelayanan rawat jalan Puskesmas
Kurang baik 64 64
Poncol Kota Semarang.
Baik 36 36
Total 100 100

5. Persepsi Pasien Tentang Mutu karyawan, angka kunjungan dan


Sarana Puskesmas dan kepuasan pasien.13
Hubungannya Dengan Minat Dari distribusi jawaban
Pemanfaatan Ulang Pelayanan pasien, diketahui bahwa faktor
Rawat Jalan. yang paling kurang pada sarana
Prasarana adalah tempat, puskesmas adalah WC dan air.
fasilitas dan peralatan yang secara Dapat dilihat berturt-turut pada
tidak langsung mendukung setiap pertanyaan, pada bukti fisik
pelayanan kesehatan, sedangkan ketersediaan sarana, faktor yang
sarana adalah suatu tempat, fasilitas masih kurang adalah kelayakan
dan peralatan yang secara langsung berfungsinya WC pasien,
terkait dengan pelayanan rawat kemudian pada bukti kemudahan
jalan. Dalam upaya mendukung penggunaan sarana, faktor yang
pelayanan rawat jalan kurang adalah kemudahan dalam
di Puskesmas diperlukan menggunakan WC pasien. Faktor
prasarana dan sarana yang kebersihan WC juga masih
memadai disesuaikan dengan kurang, sedangkan untuk
kebutuhanmasing-masing pemenuhan kebutuhan selain WC
Puskesmas dengan sudah cukup baik.
memperhatikan luas cakupan, Kemudian Dari hasil
ketersediaan ruangan, jumlah analisis distribusi jawaban
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 37 - 47
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

responden di atas, maka distribusi kurang baik, sementara 43 %


frekuensi persepsi pasien terhadap pasien lainnya berpersepsi bahwa
mutu sarana Puskesmas dapat mutu sarana sudah baik.
dikategorikan sebagai berikut : Hasil uji hubungan antara
Tabel 4.13 Distribusi Frekwensi persepsi pasien tentang mutu
Persepsi Pasien Terhadap Mutu sarana puskesmas dengan minat
Sarana Puskesmas Poncol Kota pemanfaatan ulang pelayanan
Semarang Tahun 2012 rawat jalan didapatkan nilai p
0,021 (< 0,05), yang berarti
Mutu Frekuensi % bahwa ada hubungan antara
Pelayanan persepsi pasien tentang mutu
Kurang baik 57 57 sarana puskesmas dengan
Baik 43 43 pemanfaatan ulang pelayanan
Total 100 100 rawat jalan Puskesmas Poncol
kota semarang. Sementara mutu
Berdasarkan tabel 4.13, 57 sarana Puskesmas sendiri masih
% diantaranya berpersepsi bahwa termasuk kategori kurang baik.
mutu sarana Puskesmas Poncol

6. Pesepsi Pasien Tentang Mutu Kemudian dari hasil analisis


Sarana Penunjang Puskesmas distribusi jawaban responden di
dan Hubungannya Dengan atas, maka distribusi frekuensi
Pemanfaatan Ulang Pelayanan persepsi pasien terhadap mutu
Rawat Jalan fasilitas penunjang Puskesmas
Sarana penunjang adalah dapat dikategorikan sebagai
sarana tambahan dari sarana dan berikut :
prasarana utama Puskesmas, Tabel 4.15 Distribusi Frekwensi
untuk menunjang pelayanan yang Persepsi Pasien Terhadap Mutu
diberikan.14 Sarana penunjang Sarana Penunjang Puskesmas
Puskesmas Poncol mencakup Poncol Kota Semarang Tahun
Laboratorium dan sarana 2012.
penunjang di dalam dan luar
ruangan seperti ruang tunggu Mutu frekuensi %
pasien, dan ketersediaan taman di Pelayanan
Puskesmas. Kurang baik 66 66
Dari distribusi jawaban Baik 34 34
pasien, diketahui bahwa pada Total 100 100
fasilitas penunjang seperti
laboratorium, faktor yang bisa Berdasarkan tabel 4.15,
dikatakan masih kurang adalah dapat dilihat bahwa 66 %
keramahan petugas laboratorium. responden berpersepsi bahwa
Sedangkan fasilitas penunjang mutu sarana penunjang
berupa sarana dalam dan luar Puskesmas kurang baik,
ruangan, faktor yang paling sementara 34 % responden
kurang adalah tersedianya taman lainnya berpersepsi bahwa mutu
yang asri dan rindang. sarana penunjang baik.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 37 - 47
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Pada penelitian ini tentang mutu sarana penunjang


didapatkan bahwa p value 0,001 dengan pemanfaatan ulang
(< 0,05), yang berarti bahwa ada pelayanan rawat jalan Puskesmas
hubungan antara persepsi pasien Poncol.

7. Minat Masyarakat Dalam berminat untuk melakukan


Memanfaatkan Kembali kunjungan ulang, meskipun
Pelayanan Rawat Jalan mereka berpersepsi bahwa
Puskesmas Poncol pelayanan Puskesmas masih
Dari penelitian ini dapat kurang. Dari identitas responden
dilihat bahwa mayoritas pasien penelitian, diketahui bahwa
berpersepsi bahwa pelayanan mayoritas responden yang
Puskesmas Poncol masih kurang. menyatakan berminat untuk
Namun demikian, pada memanfaatkan kembali pelayanan
kenyataannya masyarakat (pasien) rawat jalan adalah responden yang
yang berminat untuk bertempat tinggal di sekitar
memanfaatkan kembali pelayanan wilayah kerja Puskesmas Poncol.
rawat jalan Puskesmas Poncol Responden penelitian mayoritas
tetap banyak. Dari 100 responden berasal dari kalangan menengah
penelitian, 64 responden ke bawah, dan cenderung
menyatakan masih berminat untuk memanfaatkan pelayanan
memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan yang berada dekat dari
rawat jalan Puskesmas Poncol. tempat tinggalnya, dengan
Dalam hal ini, faktor maksud untuk menghemat biaya
keterjangkauan provider transportasi dan tidak terlalu lelah
pelayanan kesehatan (Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan
Poncol) menjadi alasan utama kesehatan di tempat yang lebih
bagi masyarakat yang masih jauh dari tempat tinggal mereka.

KESIMPULAN rawat jalan Puskesmas Poncol


1. Persepsi pasien terhadap mutu Kota Semarang
pelayanan (administrasi, dokter, 4. Ada hubungan antara persepsi
perawat, obat, sarana dan sarana pasien tentang mutu pelayanan
penunjang) termasuk kategori dokter dengan minat pemanfaatan
kurang baik. ulang pelayanan rawat jalan
2. 64 responden masih berminat Puskesmas Poncol Kota Semarang
untuk memanfaatkan kembali 5. Tidak ada hubungan antara
pelayanan rawat jalan Puskesmas persepsi pasien tentang mutu
Poncol, sedangkan 36 responden pelayanan perawat / bidan dengan
menyatakan tidak ingin kembali minat pemanfaatan ulang
berobat ke Puskesmas Poncol. pelayanan rawat jalan Puskesmas
3. Ada hubungan antara persepsi Poncol Kota Semarang.
pasien tentang mutu pelayanan 6. Ada hubungan antara persepsi
administrasi dengan minat pasien tentang mutu pelayanan
pemanfaatan ulang pelayanan obat dengan minat pemanfaatan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 37 - 47
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

ulang pelayanan rawat jalan 8. Ada hubungan antara persepsi


Puskesmas Poncol Kota Semarang pasien tentang mutu sarana
7. Ada hubungan antara persepsi penunjang Puskesmas dengan
pasien tentang mutu sarana minat pemanfaatan ulang
Puskesmas dengan minat pelayanan rawat jalan Puskesmas
pemanfaatan ulang pelayanan Poncol Kota Semarang.
rawat jalan Puskesmas Poncol
Kota Semarang

DAFTAR PUSTAKA 8. Santoso, S., SPSS- Mengolah


1. Departemen Kesehatan RI,. DataStatistikSecara
Pedoman Kerja Puskesmas. Jilid Profesional,. Elex Media
I, Jakarta, 1991 Komputindo, Jakarta, 2000.
2. Soejitno, Soedarmono, dkk., 9. Djauzi, Samsuridjal;
Reformasi Perumahsakitan Supartondo., Komunikasi dan
Indonesia, Bagian Penyusunan Empati, Dalam Hubungan
Program dan Laporan Ditjen Dokter – Pasien., Fakultas
Pelayanan Medik, Departemen Kedokteran, Universitas
Kesehatan RI – WHO, Jakarta, Indonesia, Jakarta, 2004
2000 10. Nurjannah, Intansari., Hubungan
3. Dinas Kesehatan Kota Terapeutik Perawat dan Klien,
Semarang. Profil Kesehatan Kualitas pribadi Sebagai
Kota Semarang 2009. Sarana., Program Studi Ilmu
4. Departemen Kesehatan RI, KeperawatanFakultas
Pedoman Kerja Puskesmas Jilid Kedokteran, Universitas
I, Sistem Upaya Kesehatan Gadjahmada, Yogyakarta, 2001
Puskesmas, Jakarta, 1990 11. Marr, Heather dkk., Penjaminan
5. Indriaty, Dewy. Analisis Kualitas Dalam Keperawatan,
Pengaruh Tingkat Kualitas Konsep, Metode dan Studi
Pelayanan Jasa Puskesmas Kasus, Penerbit Buku
Terhadap Kepuasan Pasien,. Kedokteran, Jakarta, 2001
Skripsi Fakultas Ekonomi 12. Gifari, A.B., Manajemen Umum
Universitas Diponegoro. 2010. Rumah Sakit, Manajemen
6. Masri, S., Sifian, E., Metode Perumahsakitan. Irsjan, Jakarta,
Penelitian Survey. Lembaga 1984
Penelitian, Pendidikan dan 13. Azwar, Azrul, 1994, Program
Penerangan Ekonomi dan Sosial, Menjaga Mutu Pelayanan
Jakarta. 1989. Kesehatan, Yayasan Penerbit
7. Junadi, P., Pengantar Analisis IDI, Jakarta
Data,. Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta. 1995.

You might also like