You are on page 1of 1
kerajaan-kerajaan Islam atau perkembangan Islam di satu daerah, baik adat istiadatnya, atau dalam dangkal pengaruh Islamnya. Buah penyelidikan itu mereka susun dan mereka karang atau bukukan, dan mereka siarkan di dalam majalah yang khas untuk itu. Tetapi bukanlah perkara yang mudah pula menelan sama sekali hasil penyelidikan mereka itu. Kerana ada dua hal, yang mereka tidak dapat melepaskan diri daripadanya, sehingga kadang-kadang penulisan sejarah itu tidak dilepaskan daripada ‘maksud tersembunyi’ si penyelidik sendiri. Dua hal itu: Pertama ialah kepentingan kolonial, kepentingan penjajahan. Kedua ialah kepentingan penyiaran agama Kristian. Dalam hal yang pertama, apabila kita baca, amat terasalah keunggulan pihak Belanda dan kesalahan pihak Raja-raja Islam itu. Apabila terjadi suatu peperangan, yang salah dan yang kalah ialah pihak ‘Bumiputra’ dan yang menang dan yang benar ialah pihak Belanda. Dan kalau di Semenanjung Tanah Melayu ialah pihak Inggeris. Seakan-akan tidak dapat dimengarti oleh si penyusun sejarah itu, apakah pendirian Raja-raja Bumiputra itu yang menyebabkan dia melawan. Apakah mereka akan dapat menulis lebih dari itu? Niscaya tidak. Demikian pula dari hal penyelidik atau orientalis yang digerakkan oleh penyiar agama Kristian. Mereka pun menyelidiki dan menulis tentang Islam di Indonesia termasuk sejarahnya. Mereka menulis tentang kekuatannya supaya diserang dengan tenaga yang lebih kuat. Mereka selidiki pula kelemahannya, karena dari segi yang lemah itulah mereka akan menerobos masuk. Maka tidaklah dapat menyisihkan mereka di antara ‘antah’ dengan ‘beras’ kalau dalam mengaji hasil penyelidikan mereka itu kita tidak sadar, bahwa yang menulis ini bukan ‘kita’. Untuk itu, tidaklah cukup kalau kita

You might also like