Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Kata Kunci : massage effleurage, nyeri persalinan kala I fase aktif, ibu bersalin
44 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 5, No. 10, Juni 2015
I. PENDAHULUAN
Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah
persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang (Joseph,
2010). Menurut pendapat James (2005) yang menyatakan adanya rasa takut
dan kecemasan atau ansietas terjadi pada 90% ibu melahirkan (multi atau
primigravida).Partus lama rata-rata di dunia menyebabkan kematian ibu
sebesar 8% dan di Indonesia sebesar 9%. Dari hasil survei (SKRT 2012)
diketahui bahwa partus lama merupakan komplikasi penyebab kematian ibu
yang terbanyak nomor 5 di Indonesia (Amiruddin, 2013).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban
didorong keluar melalui jalan lahir (Saifuddin, 2006).Kala I persalinan
adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan
serviks yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm)
pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada
multigravida kira-kira 7 jam (Prawirohardjo, 2008). Proses kala I disertai
nyeri yang merupakan suatu proses fisiologi, merupakan pengalaman yang
subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi
dan penipisan serviks (Arifin, 2008).
Upaya untuk mengatasi nyeri persalinan dapat menggunakan metode
non farmakologi. Metode non farmakologi mempunyai efek non invasif,
sederhana, efektif, dan tanpa efek yang membahayakan, meningkatkan
kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontol perasaannya dan
kekuatannya. Untuk itu masyarakat banyak yang memilih metode non
farmakologi di bandingkan metode farmakologi. Metode non farmakologi
yang dapat digunakan untuk menurunkan nyeri persalinan antara lain
homeopathy, massage effleurage, imajinasi, umpan balik biologis, terapi
musik, akupresure, massage counterpresure, hipnobirthing, waterbirth,
relaksasi dan akupuntur (Danuatmaja B & Meliasari M, 2008).
Ada dua teknik pemijatan abdomen yang dilakukan dalam persalinan
yaitu counterpresssure dan effleurage.Massage atau pijatan pada abdomen
(effleurage) adalah bentuk stimulasi kulit yang digunakan selama proses
persalinan dapat menimbulkan efek relaksasi (Moondragon, 2006). Relaksasi
yang dialami ibu merangsang otak untuk menurunkan kadar hormon
adrenalin dan meningkatkan produksi oksitosin yang merupakan faktor
penting timbulnya kontraksi uterus yang adekuat (Chapman,2006).
Studi Pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 12
Januari 2014 di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten, yaitu
persalinan pada bulan 01 Desember 2014 – 31 Desember 2014 berjumlah
Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih, Pengaruh Massage Effleurage …. 45
265 ibu bersalin, 43 diantaranya ibu bersalin secara tindakan seperti induksi/
stimulasi, 60 ibu bersalin secara SC, 20 ibu bersalin secara VE, dan 142
sisanya ibu bersalin secara normal.Dari studi pendahuluan yang dilakukan
oleh peneliti diperoleh hasil banyak ibu inpartu belum mengetahui tentang
teknik pengurangan rasa nyeri persalinan. Nyeri persalinan yang tidak dapat
diatasi dapat berakibat pada kegawatan janin dan kegawatan pada ibu.
Berdasarkan uraian tersebut dan melihat banyaknya ibu inpartu yang
belum mengetahui tentang manajemen pengurangan rasa nyeri maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Massage effleurage
terhadap tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin di RSU
PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten”.
2. Analisis bivariat
Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov
Test dengan hasil nilai P sebelum massage effleurage adalah 0,029 dan
nilai P sesudah massage effleurage adalah 0,153 maka dapat dilanjutkan
dengan melakukan uji Paired T-test untuk mengetahui perbedaan tingkat
nyeri sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
48 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 5, No. 10, Juni 2015
B. Bahasan
1. Usia
Berdasarkan karakteristik responden dari usia, responden yang
paling banyak berusia 20-25 tahun sebanyak 16 responden (57,1%) dan
paling sedikit usia 31-35 tahun sebanyak 1 responden (3,6%). Hasil
penelitian tersebut dilihat dari rata-rata usia responden menunjukkan
kelompok usia yang relatif aman untuk melahirkan (Kumala, 2012)
menjelaskan usia ini secara fisik sangat ideal untuk menikah dan hamil
karena di usia ini fungsi organ reproduksi masih optimal. Kematangan
mental dan emosional di usia ini juga jauh lebih siap.
Pada persalinan usia kurang dari 20 tahun dan usia di atas 35
tahun banyak beresiko terhadap kesehatan ibu dan janinnya. Kehamilan
dan persalinan pada ibu dengan usia 20-35 tahun merupakan kelompok
umur kesehatan reproduksi yang optimal. Persalinan dipengaruhi oleh
usia karena usia merupakan pencetus timbulnya nyeri karena semakin
bertambahnya usia seseorang akan berubah dan berbeda sesuai dengan
usia (Wiknjosastro, 2005). Usia reproduksi sehat adalah usia yang baik
untuk hamil, bersalin, nifas dan sehat secara fisik, mental, dan
kesejahteraan social secara utuh pada semua hal yang berhubungan
dengan system dan fungsi, serta proses reproduksi dan bukan hanya
kondisi yang bebas dari penyakit atau kecacatan (Kusmiran, 2011).
Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih, Pengaruh Massage Effleurage …. 49
C. Keterbatasan Penelitian
Untuk menghindari faktor subjektifitas, pengumpulan data tentang
intensitas nyeri tidak dilakukan peneliti. Namun telah diupayakan
semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang baik dengan
meminta bantuan orang lain untuk melakukan pengukuran (Bidan dan
fisioterapis). Untuk menentukan parameter nyeri seharusnya dengan
pemeriksaan kadar endorphin, namun karena keterbatasan sumber daya
sehingga dalam penelitian ini tidak dilakukan pemeriksaan kadar
endorphin, tetapi telah diupayakan semaksimal mungkin untuk
mendapatkan hasil yang baik dengan menggunakan NRS yang sudah
terbukti validitas dan reliabilitasnya.
DAFTARPUSTAKA