Professional Documents
Culture Documents
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan Akuisisi Tahun 2013
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan Akuisisi Tahun 2013
Skripsi
Oleh :
Jestina Sidauruk
By
Jestina Sidauruk
This study aimed to analyze the differences of financial performance before and
after the acquisition. The financial performance were measured by using financial
ratios: Liquidity (current ratio and quick ratio), Activities (inventory turnover and
accounts receivable turnover), Profitability (net profit margin, return on assets,
and return on equity), Solvency (debt to equity ratio and long-term debt to equity
ratio) and Growths (growth of earnings per share). Population of this study is the
go public companies in Indonesia Stock Exchange which doing acquisitions in
2013. The samples of this study were obtained 8 acquirer companies using simple
random sampling method, this research data obtained through the website
(www.idx.co.id). Analysis of data using descriptive statistics, normality test and
different test of dummy variable regression, t hypothesis testing to test the
differences partially. The rate error or significant used in this study was 5%. The
results of t test showed that the variable current ratio (CR), quick ratio (QR),
inventory turnover (ITO), accounts receivable turnover (ARTO), net profit
margin, debt to equity ratio (DER), long-term debt to equity ratio (LTDER) and
earnings per share growth shows that there is no difference before and after the
acquisition with value of t count < t table (2,02108) and the significance value >
0,05. While the variables return on assets and return on equity showed that there
is the difference before and after the acquisition with value of t count > t table
(2,02108) and the significance value < 0,05. Investors should be cautious in
investing on companies which doing acquisitions, because the acquisition does
not always bring a good impact for the company.
Oleh
Jestina Sidauruk
Kata kunci : Akuisisi, Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Uji Beda Regresi
Variabel dummy.
ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI
PADA PERUSAHAAN PENGAKUISISI YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015
Oleh
JESTINA SIDAURUK
Skripsi
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
anak kedua dari enam bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Surung
yang diselesaikan tahun 2010, dan pada tahun 2013 penulis berhasil lulus
Utara.
BEM FEB Unila periode 2015-2016 dan Bendahara Umum UKM Katolik Unila
Kuliah Kerja Nyata di Desa Tri Jaya, Kecamatan Penawar Tama, Kabupaten
Tulang Bawang.
MOTTO
“Kepala yang baik dan hati yang baik selalu merupakan kombinasi
yang hebat. Namun, saat kamu menambahkan lidah atau pena yang
(Nelson Mandela)
berlutut sekalipun”
Sebab segala sesuatu yang telah kulalui dan kucapai adalah kehendak dari
Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus, dan dengan kerendahan hati dan penuh syukur
kupersembahkan karya kecilku ini sebagai tanggung jawab dan rasa terima
kasihku kepada:
yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, nasehat dan doa yang
Abang yang dengan tulus dan iklas membantu perkuliahan dan atas segala
pendidikan ini
Universitas Lampung”
SANWACANA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik yang
2011-2015”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
kelulusan studi pada Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan bimbingan dari
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
2. Ibu Dr. R.R. Erlina, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
4. Bapak Dr. Irham Lihan, S.E., M.Si. selaku Pembimbing Utama atas
dan kritik yang telah diberikan, serta pembelajaran selama dalam proses
6. Bapak Hidayat Wiweko, S.E., M.Si. selaku Penguji Utama pada ujian
8. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
9. Kepada Orang Tuaku tercinta, Bapak Surung Sidauruk dan Mama Permina
Sinaga atas dukungan, kasih sayang, dan doa untuk keberhasilan dan
keluarga.
10. Abangku Rejeki P. Sidauruk atas segala motivasi, kesabaran, doa dan
Ronauli atas dukungan, semangat, kasih sayang, serta doa yang telah
xii
diberikan, semoga dapat menjadi teladan yang baik bagi kalian dan dapat
Andi, Armania, Atika, Merry, Uli, Indah, Kamilia, Yohana, Rifky, Lianty,
Dyta, Desvita, Agung, Vivi, Shofa, Mbak Rova, Yenny, Diah, Shara,
yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu terima kasih atas segala
Dody, Berliana, Dani, Wilda, Lian, Arum, Indri, Samuel, Martin, Angel
Bang Aji, Bang Asido, Bang Agus, Bang Rizal, Bang Lintong, Ka Probo,
Bang Willy, Ka Mario, Kak Hanny, Kak Siska, Kak Yohana, Kak Yona,
Mbak Emil, Ka Barly, Bang Martin, Rianto, Jupendi, Caca, Soma, Niko,
Beny, Rosa, Ibnu, Onisa, Kili-kili, Igna, Yohanes, Tyar, Paul, Dormian
dan saudaraku yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu
dan semua pihak yang telah membantu, memberikan motivasi serta doa
kepada penulis yang tidak dapat disampaikan satu persatu saya ucapkan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat memberikan manfaat dan
Penulis
Jestina Sidauruk
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.............................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 11
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 11
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 12
Tabel Halaman
1.1 Rata-rata Variabel Kinerja Keuangan NPM, ROA, ROE dan
CR dari Tujuh Perusahaan yang Melakukan Akuisisi ................... 7
2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 33
3.1 Definisi Operasional Variabel ......................................................... 50
3.2 Kerangka Sampling ......................................................................... 52
3.3 Daftar Sampel Perusahaan .............................................................. 53
4.1 Data hasil perhitungan current ratio perusahaan pengakuisisi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah akuisisi
(dalam persen) ................................................................................. 59
4.2 Data hasil perhitungan quick ratio perusahaan pengakuisisi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah akuisisi
(dalam persen) ................................................................................. 64
4.3 Data hasil perhitungan inventory turn over perusahaan pengakuisisi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah
akuisisi (dalam kali) ........................................................................ 69
4.4 Data hasil perhitungan account receivable turn over perusahaan
pengakuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan
sesudah akuisisi (dalam kali)........................................................... 75
4.5 Data hasil perhitungan net profit margin perusahaan pengakuisisi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah
akuisisi (dalam persen).................................................................... 80
4.6 Data hasil perhitungan return on asset perusahaan pengakuisisi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah
akuisisi (dalam persen).................................................................... 85
4.7 Data hasil perhitungan return on equity perusahaan pengakuisisi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah
akuisisi (dalam persen).................................................................... 90
4.8 Data hasil perhitungan debt to equity ratio perusahaan pengakuisisi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah
akuisisi (dalam persen).................................................................... 96
4.9 Data hasil perhitungan long term debt to equity ratio perusahaan
pengakuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan
sesudah akuisisi (dalam persen) ...................................................... 101
4.10 Data hasil perhitungan pertumbuhan earning per share perusahaan
pengakuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan
sesudah akuisisi (dalam persen) ...................................................... 106
4.11 Hasil Uji Normalitas........................................................................ 111
4.12 Hasil Perhitungan dengan variabel dummy untuk current ratio
sebelum dan sesudah akuisisi.......................................................... 112
xvii
Gambar Halaman
1.1 Skema Akuisisi................................................................................ 16
2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 37
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Populasi Perusahaan Pengakuisisi yang Terdaftar di L-1
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013
3. Tabel Data CR, QR, ITO, ARTO, NPM, ROA, ROE, DER, L-4
LTDER dan Pertumbuhan EPS Perusahaan Pengakuisisi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sebelum dan Sesudah Akuisisi
perdagangan bebas. Hal ini ditandai dengan adanya perkembangan ekonomi yang
menuntut setiap perusahaan untuk lebih meningkatkan kinerjanya bila ingin tetap
tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para
atau kinerja perusahaan. “Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan
individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen (Helfert, 1996).”
pihak internal maupun eksternal. Kinerja perusahaan terbagi menjadi tiga yaitu
perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini
sangat penting agar sumber daya perusahaan digunakan secara optimal dalam
pada laporan keuangan di samping data-data non keuangan lain yang bersifat
kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada.
Kinerja keuangan dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara
periodik. Laporan keuangan berupa neraca, laba rugi, arus kas, dan perubahan
Setiap jenis rasio keuangan mempunyai kegunaan untuk analisis yang berbeda,
perusahaan tepat pada waktunya. Adapun rasio ini terdiri dari Rasio Lancar
(Current Ratio), Rasio Cepat (Quick Ratio) dan Rasio Kas (Cash Ratio).
3
dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini terdiri dari Perputaran
Aktiva (Total Asset Turn Over), Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn
(Fixed Assets Turnover), dan Perputaran Piutang (Account Receivable Turn Over).
pengelola perusahaan dapat mencari keuntungan atau laba untuk setiap penjualan
yang dilakukan. Secara umum rasio profitabilitas dalam perusahaan terdiri dari
Margin Laba Kotor atas Penjualan (Gross Profit Margin), Margin Laba
atas Penjualan (Net Profit Margin), Pengembalian Aset ( Return On Assets) dan
prestasi yang dicapai perusahaan pada kurun waktu tertentu. Rasio pertumbuhan
terdiri dari Debt to Total Assets Ratio, Debt to Equity Ratio dan Long Term Debt
to Equity.
investasi. Rasio penilaian terdiri dari Tambahan Nilai Ekonomis (Economic Value
Added), Tambahan Nilai Pasar (Market Value Added), Rasio Harga Pasar
Terhadap Nilai Buku (Market to Book Value) dan Rasio Harga Terhadap Laba
bertahan, dan mengalami peningkatan laba setiap tahunnya. Oleh sebab itu,
saham dari perusahaan subsidiary dalam jumlah material (lebih dari 50%) (Go,
2012). Pemilikan sejumlah lebih dari 50% saham hak suara tersebut akan
yang dibeli. Status dari perusahaan yang membeli maupun yang dibeli adalah
pengambil alih (acquiring company) dan perusahaan yang diambil alih disebut
mencapai manajemen perusahaan yang lebih efisien dengan saling mengisi dan
saling mengoreksi. Selain itu, akuisisi juga bertujuan mengurangi risiko kerugian
yang akan ditanggung sendiri, mencoba memasuki segmen pasar yang baru
persaingan pasar.
banyak dilakukan. RSM Indonesia sebagai salah satu kantor akuntan publik dan
tahun 2015. Peningkatan aktivitas akuisisi perusahaan akibat kebutuhan dana dan
hingga awal November 2015 telah mencapai US$ 3,53 miliar. Sejumlah besar
bayar utang.
6
akuisisi yaitu motif sinergi dan ekonomi. Namun selain itu juga motif diversifikasi
komoditas gula, karet, kakao, teh dan mengoptimalkan lahan perkebunan yang
(Laporan Tahunan PT Salim Ivomas Pratama Tbk, 2013). Lainnya halnya dengan
PT Indospring yang mengakuisisi 99% saham PT Sinar Indra Jaya dengan latar
belakang untuk menghindari risiko terjadinya piutang tak tertagih, bukan untuk
Untuk menilai bagaimana keberhasilan akuisisi yang dilakukan, dapat dilihat dari
logika dari pengukuran berdasarkan akuntansi bahwa jika skala bertambah besar
Di bawah ini terdapat perbedaan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah
melakukan akuisisi pada perusahaan yang akan diteliti, yang tampak pada tabel
berikut ini.
7
melakukan akusisi mengalami dampak yang berbeda pada tahun sebelum dan
sesudah melakukan akuisisi. Rasio profitabilitas yang diukur melalui Net Profit
Margin (NPM) yang mengalami peningkatan yang sangat drastis sesudah akuisisi.
Satu tahun sebelum akuisisi diperoleh NPM sebesar 30,40% kemudian satu tahun
diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Semakin besar NPM,
Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan laba yang tinggi. Para investor pasar modal perlu mengetahui
tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak.
8
Hal serupa juga terjadi pada Return On Equity (ROE) yang mengalami
kemudian sesudah akuisisi meningkat menjadi 10,37%. Hal ini berarti perusahaan
maksimal setelah akusisi. Namun sebaliknya, pada Return On Asset (ROA) terjadi
penurunan. Satu tahun sebelum akuisisi diperoleh ROA sebesar 9,57 % kemudian
sesudah akuisisi menurun menjadi 7,12%, yang berarti perusahaan belum dapat
Pada rasio likuiditas Current Ratio (CR) yang merupakan rasio kemampuan
melakukan akuisisi. Sebelum akuisisi diperoleh Current Ratio sebesar 251, 45%
yang artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin atau ditanggung oleh Rp 2,5145
aktiva lancar. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin terjamin hutang-hutang
perusahaan kepada kreditur. Bagi kreditur semakin tinggi rasio lancar semakin
bagus, akan tetapi untuk perusahaan tertentu dapat berarti lain. rasio lancar yang
tinggi dapat diartikan perusahaan kelebihan aktiva lancarnya atau ada yang tidak
optimal. Satu tahun sesudah akuisisi diperoleh nilai Current Ratio sebesar
159,47%, yang artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin atau ditanggung
akuisisi. Penurunan nilai dari current ratio sesudah akuisisi hampir mencapai
100%.
return saham sebelum & sesudah merger dan akuisisi. Hasil pengujian secara
untuk rasio keuangan EPS, OPM, NPM, ROE, dan ROA sedangkan hasil dari test
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Hasil dari test Manova menunjukan
Sign Test) menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan untuk rasio
keuangan NPM, ROA, ROE, Debt Ratio, EPS, TATO dan CR. Namun terdapat
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa studi dalam 7 rasio keuangan, NPM, ROI, ROE, EPS, TATO, CR dan Debt
rasio ROI, EPS dan Debt Ratio terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan
sesudah merger.
menunjukkan terdapat perbedaan pada variabel CR, ROA, PER dan tidak terdapat
merger dan akuisisi. Hasil dari pengujian Wilcoxon Signed Ranks Test
menunjukkan bahwa CR, TATO, NPM, ROA, Cash Flow From Operations Sales
setelah merger dan akuisisi pada PT XL Axiata Tbk. Perbedaan kinerja keuangan
sebelum dan sesudah akuisisi. Hasil analisis diketahui bahwa tidak ada perbedaan
secara signifikan pada rasio keuangan yaitu CR, rasio keuangan solvabilitas
aktivitas TATO terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah akuisisi
perusahaan.
rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
diukur dengan Rasio Likuiditas (Current Ratio) dan (Quick Ratio) antara
diukur dengan Rasio Aktivitas (Inventory Turn Over dan Account Receivable
diukur dengan Rasio Profitabilitas (Net Profit Margin, Return On Aset, dan
diukur dengan Rasio Solvabilitas (Debt to Equity Ratio dan Long Term Debt
pengakuisisi yang diukur dengan Rasio Likuiditas (Current ratio dan Quick
pengakuisisi yang diukur dengan Rasio Aktivitas (Inventory Turn Over dan
Return On Asset, dan Return on Equity) antara sebelum dan sesudah akuisisi
pengakuisisi yang diukur dengan Rasio Solvabilitas (Debt to Equity Ratio dan
Long Term Debt to Equity Ratio) antara sebelum dan sesudah akuisisi.
sebagai berikut.
a. Bagi Akademisi
b. Bagi Investor
2.1.1 Akuisisi
Akuisisi merupakan salah satu strategi eksternal yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk melakukan ekspansi usaha tanpa perlu memulai usaha dari
kepemilikan suatu perusahaan. Akuisisi berasal dari kata acquisitio (Latin) dan
sesuatu / obyek untuk ditambahkan pada sesuatu / obyek yang telah dimiliki
sebelumnya.
atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik
perusahaan pengambil alih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan
hukum atau perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar
15
perseroan tersebut.
Perusahaan yang terlibat dalam akuisisi secara yuridis masih tetap berdiri dan
saham berhak suara (voting stock) yang biasanya ditunjukan atas kepemilikan
lebih dari 50 persen saham berhak suara tersebut. Pengakuisisi yang memiliki
saham kurang dari jumlah itu dimungkinkan dapat dinyatakan sebagai pemilik
suara mayoritas jika anggaran dasar perusahaan yang diakuisisi menyebutkan hal
yang demikian. Namun pemilik dari 51 persen dapat juga dinyatakan belum
Perusahaan A Perusahaan A
Pengendalian
Perusahaan B Perusahaan B
Ditinjau dari tipe-tipe akuisisi yang merupakan salah satu bentuk kombinasi
Akuisisi finansial merupakan suatu tindakan akuisisi terhadap satu atau beberapa
finansial.
jangka panjang.
atau disebut “head to head competitior”. Pesaing yang dimaksud dapat berupa
pesaing yang memiliki produk dan jasa yang sama atau pun pesaing yang
18
memiliki daerah pemasaran yang sama. Tindakan akuisisi ini biasanya bertujuan
Akuisisi dalam bentuk vertikal ditujukan untuk menguasai sejumlah mata rantai
lain yang tidak mempunyai kaitan bisnis secara langsung dengan bisnis akuisitor.
melakukan akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non-ekonomi. Motif ekonomi
ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada esensi tujuan perusahaan
tersebut, tetapi didasarkan pada keinginan subyektif atau ambisi pribadi pemilik
Menurut Moin (2004) secara garis besar motif akuisisi adalah sebagai berikut :
1. Motif Ekonomi
mencapai peningkatan nilai bagi perusahaan dan pemegang saham. Oleh karena
itu, seluruh aktivitas dan keputusan yang diambil oleh perusahaan harus diarahkan
19
mencapai tujuan ini. Implementasi program yang dilakukan oleh perusahaan harus
2. Motif Strategis
Motif ini juga termasuk motif ekonomi ketika aktivitas akuisisi diarahkan
kompetitif dalam industri. Akuisisi juga memiliki motif strategis jika dilakukan
3. Motif Sinergi
Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan akuisisi adalah
rupa sehingga gabungan aktivitas tersebut menghasilkan efek yang lebih besar
bekerja sendiri.
3. Motif Diversifikasi
Akan tetapi jika melakukan diversifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula,
maka perusahaan tidak lagi berada pada koridor yang mendukung kompetensi ini
(core competence).
4. Motif Non-Ekonomi
tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat non-ekonomi, seperti prestise dan
ambisi. Motif non-ekonomi bisa berasal dari manajemen perusahaan atau pemilik
perusahaan.
Tahapan proses akuisisi yang terstruktur berikut ini dapat digunakan sebagai
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses akuisisi pada tahap awal ini
adalah:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses akuisisi pada tahap kedua ini
adalah:
21
harga akuisisi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses akuisisi pada tahap ketiga ini
adalah:
lingkungan
sinergi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses akuisisi pada tahap keempat ini
adalah:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses akuisisi pada tahap akhir ini
adalah:
proses akuisisi
tersebut kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen, dalam hal ini
oleh perusahaan dalam mengelola sumber daya yang ada secara efektif dan
suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang
keuangan pada dasarnya merupakan hasil proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan tersebut.
a. Neraca
modal perusahaan pada suatu periode tertentu. Sisi aktiva pada neraca
menggambarkan kewajiban perusahaan yang berupa klaim pihak ketiga atau pihak
lainya atas kekayaan bank yang dinyatakan dalam bentuk rekening giro, deposito
periode waktu.
menampilkan sejumlah saldo laba yang ditahan perusahaan dan pengeluaran pada
suatu perusahaan terutama yang sifatnya pengeluaran modal sebagai biaya pada
tahun berjalan.
kinerja keuangan suatu perusahaan karena fokus utama dalam pelaporan keuangan
perbandingan jumlah, dari satu jumlah dengan jumlah lainnya sehingga dari
Rasio merupakan alat yang memperbandingkan suatu hal dengan hal lainnya
sehingga dapat menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu laporan finansial
berupa neraca dan laporan laba rugi (Ross, Randolph dan Bradford, 2009).
Sedangkan menurut Harahap (2011), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh
dari hasil perbandingan suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan atau
financial ratio sangat penting yang digunakan untuk melakukan analisa terhadap
sebagai berikut:
c. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditur dapat digunakan
pinjaman
stakeholder organisasi
1. Rasio Likuiditas
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang segera harus dilunasi yaitu
kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Ada tiga ukuran yang dapat
Rasio atau perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar suatu
diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar pada perusahaan
Rasio atau perbandingan antara aktiva lancar yang segera kembali ke kas (total
aktiva lancar dikurangi persediaan) dengan utang lancar. Quick ratio digunakan
27
Rasio atau perbandingan antara aktiva lancar yang setara dengan kas ditambah
sekuritas dengan utang lancar. Cash ratio digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia
2. Rasio Aktivitas
aktivanya. Dengan kata lain rasio ini mengukur seberapa besar kecepatan aset-aset
Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total
perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Rasio ini mengukur
28
Working capital turn over merupakan kemampuan modal kerja (neto) berputar
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed
assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta
tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau
berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang
dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk menilai efisiensi
Rasio perputaran piutang mengukur berapa kali piutang usaha telah berputar
(menjadi kas) selama tahun tersebut. Rasio ini memberikan pandangan mengenai
penagihannya.
29
4. Rasio Profitabilitas
Karena semakin besar keuntungan perusahaan, semakin besar laba ditahan yang
laba perusahaan tergantung dari laba dan modal mana yang diperhitungkan
(Sitanggang, 2012).
berikut:
memperhitungkan biaya bunga dan pajak perusahaan. Semakin tinggi rasio ini,
operasi, bunga dan pajak perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan
bahwa perusahaan mempunyai margin yang tinggi dari setiap penjualan dari
bersih dari jumlah dana yang diinvestasikan atau total aset perusahaan. ROA yang
positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi,
yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan
mendapatkan kerugian.
atas setiap rupiah dari modal pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini
4. Rasio Pertumbuhan
sejenis (Weston dan Brigham, 1983). Rasio pertumbuhan pada dasarnya adalah
31
untuk mengetahui seberapa besar prestasi yang dicapai perusahaan pada kurun
tergambar pada setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja
yang diterima pemegang saham. Selain pertumbuhan earning per share, rasio
aktiva.
5. Rasio Solvabilitas
dibanding dengan aset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar rasio ini
Merupakan perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka
Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva.
Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva.
32
debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang
Long term debt to equity ratio adalah bagian dari rasio solvabilitas yang
digunakan untuk mengukur bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan
Rasio penilaian pasar adalah ukuran yang paling komprehensif untuk menilai
risiko-risiko dan rasio hasil pengembalian. Rasio penilaian pasar yaitu rasio yang
kombinasi prestasi yang telah dicapai perusahaan baik secara internal maupun
oleh masyarakat yang tercermin dalam harga pasar saham (Sitanggang, 2012).
(bursa) diatas nilai buku yang tercermin dalam harga pasar (market price) saham
perusahaan tertentu.
33
perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh oleh para pemegang saham.
2. Muhammad NPM (net profit Uji Hasil dari test Manova menunjukan
Aji Nugroho margin), ROA Normalitas pengujian secara serentak terhadap
(return on asset), semua rasio keuangan tidak berbeda
(2010) ROE (return on Uji beda secara signifikan. Sedangkan pengujian
equity), DER Wilcoxon secara parsial (Wilcoxon Sign Test)
(debt to equity Sign Test menunjukan tidak adanya perbedaan
ratio), Debt ratio, yang signifikan untuk rasio keuangan
EPS (earning per Uji NPM, ROA, ROE, Debt Ratio, EPS,
share), TATO Manova TATO dan CR untuk pengujian 1 tahun
(Total Asset sebelum dan 1 tahun setelah M&A
Turnover) dan CR hingga 1 tahun dan 5 tahun setelah
(current ratio) M&A. Namun ada sedikit perbedaan
pada perbandingan 1 tahun sebelum
dengan 2, 3 dan 4 tahun sesudah M&A
dimana rasio keuangan DER
menunjukan ada perbedaan yang
signifikan.
34
3. Fairuz Angger Laba Bersih Statistik Hasil dari penelitian ini menunjukkan
Wibowo Margin (NPM), Deskriptif bahwa studi dalam 7 rasio keuangan,
Return On NPM, ROI, ROE, EPS, TATO, CR dan
(2012) investasi (ROI), Wilcoxon Debt Ratio. Pada Perusahaan
Return On Equity Signed pengakuisisi tidak menunjukkan
(ROE), Debt Ranks Test perbedaan yang signifikan
Ratio, Perputaran dibandingkan sebelum dan sesudah
Total Aktiva Uji akuisisi. Sedangkan pada perusahaan
(TATO), Rasio Manova merger, rasio ROI, EPS dan Debt Ratio
Lancar (CR) dan terdapat perbedaan yang signifikan
Produktif per sebelum dan sesudah merger.
Saham (EPS).
5. Rizky Rifianti Current Ratio Uji Hasil dari pengujian Wilcoxon Signed
(CR), Total Asset statistik Ranks Test menunjukkan bahwa
(2014) Turnover Current Ratio (CR), Total Asset
(TATO), Net Uji Turnover (TATO), Net Profit Margin
Profit Margin normalitas (NPM), Return On Asset (ROA), Cash
(NPM), Return Flow From Operations Sales
On Asset (ROA), dan (CFFOSAL), dan Cash Flow From
Cash Flow From Operations Total Asset (CFFOTA)
Operations Total Wilcoxon menunjukkan tidak terdapat beda
Asset (CFFOTA), Signed signifikan dengan taraf signifikansi >
Cash Flow Ranks 0,05. Sedangkan untuk Debt Ratio
FromOperations Test. (DR) menunjukkan terdapat perbedaan
Sales signifikan dengan taraf signifikansi <
(CFFOSAL), 0,05.
Debt Ratio.
6. Yoyo Sudaryo ROA (return on Analisis Hasil penelitian: (1) Kinerja keuangan
asset), ROE Deskriptif PT XL Axiata Tbk sebelum merger dan
(2014) (return on equity), akuisisi belum menunjukan
CR (current Analisis peningkatan yang signifikan, (2)
ratio), Debt to Komparati Kinerja keuangan PT XL Axiata
Total Assets f (uji t-test) setelah merger dan akuisisi mengalami
peningkatan. Perhitungan terhadap
rasio keuangan juga menunjukan angka
yang positif. (3) Perbedaan kinerja
keuangan sebelum dan setelah merger
diketahui dari perhitungan komparatif
t-test untuk Return On Assets adalah
3,282, Return On Equity ,535,Current
ratio adalah 2,724, Debt to total assets
adalah 2,983. Nilai tersebut lebih tinggi
dari t-tabel sehingga dapat disimpulkan
bahwa kinerja keuangan pada PT XL
Axiata Tbk meningkat.
35
usahanya. Keberhasilan perusahaan dalam akuisisi dapat dilihat juga dari kinerja
perusahaan diukur dari rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio
perusahaan, ketika likuditas baik maka kepercayaan supplier akan semakin baik
juga. Rasio likuiditas diukur dengan menghitung Current Ratio dan Quick Ratio.
ketika aktivitas perusahaan baik maka kelancaran dalam mengelola sumber daya
atau aktiva akan optimal. Rasio aktivitas diukur dengan Inventory Turn Over dan
laba. Rasio Profitabilitas diukur dengan Net Profit Margin, Return On Asset,
menghitung Debt to Equity Ratio dan Long Term Debt to Equity Ratio.
periode sebelum akuisisi tahun 2011 dan 2012, periode saat terjadinya akuisisi
tahun 2013, dan periode sesudah akuisisi tahun 2014 dan 2015
37
Perusahaan Pengakuisisi
Yang Terdaftar Di BEI
Laporan Keuangan
Uji Beda
Regresi Variabel Dummy
terjadi sinergi. Sinergi merupakan nilai perusahaan setelah akuisisi lebih besar
memutuskan untuk melakukan akuisisi satu atau lebih perusahaan akan menjadi
menghemat pajak, tetapi alasan tersebut berubah sejak krisis ekonomi yang
likuiditas (Anita dalam Widyaputra 2006). Strategi akuisisi mulai digunakan oleh
oleh perusahaan asing dan perusahaan yang sudah go public dan biasanya
segera membayar utang dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Current ratio
merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas. Setiap perusahaan harus mampu
tersebut.
39
Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamidah &
akvitas akuisisi. Hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti adalah sebagai berikut.
Quick ratio merupakan rasio lain yang digunakan untuk mengukur tingkat
aktiva lancar dan utang lancar dikurangi dengan persediaan. Semakin tinggi quick
ratio sesudah akuisisi akan mempengaruhi meningkatnya jumlah kas dan surat-
surat berharga serta aktiva lancar lainnya sehingga perusahaan akan mampu
diukur dengan Inventory Turn Over antara sebelum dan sesudah akuisisi.
2.5.4 Hubungan account receivable turn over sebelum dan sesudah akuisisi
Account receivable turn over mengukur berapa lama waktu yang diperlukan
menjadi kas). Semakin lama rata-rata piutang, berarti semakin besar dana yang
tertanam pada piutang. Semakin tinggi perputaran, semakin pendek waktu antara
penjualan kredit dengan penagihan tunainya. Oleh karena itu, sesudah akuisisi
diukur dengan Account Receivable Turn Over antara sebelum dan sesudah
akuisisi.
Net profit margin merupakan rasio antara laba bersih dibandingkan dengan
penjualan. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap net profit margin pasca
diukur dengan Net Profit Margin antara sebelum dan sesudah akuisisi.
besar dari sebelumnya terhadap perusahaan pengambilalih. Hal ini sejalan dengan
akuisisi return on asset semakin meningkat dan sejalan juga dengan hasil
return on asset sesudah akuisisi, yang berarti perusahaan semakin efisien dalam
serta modal perusahaan juga akan semakin bertambah sehingga perusahaan akan
Pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sudaryo (2014) yang
terdapat perbedaan return on equity 1 tahun sebelum dan 2 tahun setelah akuisisi.
kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada. Salah satu upaya yang
akuisisi. Dengan adanya dua perusahaan yang berbeda diharapkan akan terjadi
sinergi sehingga kesertaan modal perusahaan akan cukup baik dengan cara
(2012) terdapat perbedaan DER pada periode 1 tahun sebelum dengan 2, 3 dan 4
hutang. Perbedaan debt ratio juga ditemukan Rifianti (2014) yang menunjukkan
bahwa adanya perbaikan dalam arti aset perusahaan lebih besar dibandingkan
hutang yang dimiliki perusahaan. Oleh sebab itu, hipotesis yang dirumuskan oleh
2.5.9 Hubungan long term debt to equity ratio sebelum dan sesudah akuisisi
Long Term Debt To Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka
panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh
sipemilik perusahaan. Semakin rendah rasio ini maka akan semakin tinggi
akuisisi
tersebut dan juga kemampuan perusahaan mengelola usahanya. Oleh karena itu,
saham untuk memperoleh laba per saham yang lebih besar dari proses akuisisi
dapat tercapai.
diukur dengan Pertumbuhan Earning Per Share antara sebelum dan sesudah
akuisisi.
III. METODE PENELITIAN
penelitian ini yang akan dibandingkan adalah kinerja keuangan sebelum dan
sesudah akuisisi.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
arsip yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Data tersebut diperoleh dari
akuisisi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, meliputi: neraca dan laporan laba-
rugi dalam kurun waktu tertentu. Sumber data lainnya diperoleh dari buku-buku
atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan perusahaan pengambilalih
dan yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah.
46
perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu. Pada dasarnya variabel dalam
penelitian ini adalah kinerja keuangan. Secara spesifik, kinerja keuangan disini
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
melunasi hutang lancar. Semakin besar rasio ini menunjukan semakin likuid
perusahaan tersebut.
b. Quick Ratio
menggunakan aktiva yang lebih likuid . Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus
yaitu :
2. Rasio Aktivitas
perputaran piutang mengukur berapa kali piutang usaha telah berputar (menjadi
3. Rasio Profitabilitas
Net profit margin (NPM) mengukur seberapa banyak laba bersih setelah pajak
dan bunga yang dapat dihasilkan dari penjualan atau pendapatan. Rasio yang
rendah bisa disebabkan karena penjualan turun lebih besar dari turunnya biaya,
tinggi.
b. Return On Asset
Return on Asset (ROA) mengukur seberapa efektif aset yang ada mampu
aset ini. ROA dapat ditingkatkan melalui peningkatan profit margin dan
c. Return On Equity
tersedia bagi pemegang saham, dengan kata lain rasio ini mengukur berapa rupiah
4. Rasio Solvabilitas
Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh
panjang, semakin rendah rasio ini akan semakin baik kemampuan perusahaan
Long Term Debt To Equity Ratio (LTDER) merupakan rasio yang mengukur
bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.
5. Rasio Pertumbuhan
telah dicapai dari periode ke periode berikutnya. Earning Per Share menunjukan
50
bagian laba yang dinikmati oleh pemegang saham untuk tiap lembar saham yang
dimiliki. Besar kecilnya EPS dipengaruhi oleh laba bersih dan jumlah saham yang
dimiliki perusahaan.
1/n
Pertumbuhan Earning Per Share : Xn - 1
Xo
Keterangan:
n = periode pengamatan
Return On Rasio untuk mengukur ROA: Laba Bersih Setelah Pajak X 100%
Asset kemampuan perusahaan Total Aktiva
dalam menghasilkan laba
dengan memanfaatkan
seluruh aktiva yang
dimiliknya.
Return On Rasio untuk mengukur ROE: Laba Bersih Setelah Pajak X 100 %
Equity kemampuan perusahaan Ekuitas
dalam menghasilkan laba
dengan memanfaatkan
modal yang dimilikinya
Debt to Rasio untuk mengukur DER = Total Utang X 100%
Equity perbandingan antara Ekuitas
Ratio hutang yang dimiliki
perusahaan dengan
modal sendiri
Long Term Rasio untuk mengukur LTDER = Utang Jangka Panjang X 100%
Debt to bagian dari modal Ekuitas
Equity sendiri yang dijadikan
Ratio jaminan untuk hutang
jangka panjang.
1/n
Pertumbuh Rasio untuk mengukur Pertumbuhan Earning Per Share: Xn - 1
an seberapa besar Xo
Earning kemampuan perusahaan
Per Share dalam mempertahankan
dan meningkatkan EPS
yang telah dicapai dari
periode ke periode
berikutnya.
Bursa Efek Indonesia yang melakukan akuisisi tahun 2013, yaitu sejumlah 15
ini dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling. Simple Random Sampling
adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik
Cara pengambilan sampel dengan random ada tiga cara: 1) Cara undian adalah
untuk menjadi anggota sampel, 2) Cara ordinal adalah cara pengambilan sampel
dengan cara kelipatan dari sampel sebelumnya, misalkan kelipatan dua, kelipatan
dapat dihasilkan 8 perusahaan sampel (50% dari 15 perusahaan sama dengan 7,5
atau dibulatkan menjadi 8). Adapun prosedur pengambilan sampel dengan simple
kedalam botol.
d. Perusahaan sampel berasal dari nama perusahaan yang keluar yang dikocok
selama 8 kali
JENIS
SEKTOR/
N PENGAKUSISI KODE SUB DIAKUSISI TANGGAL
O EMITEN SEKTOR AKUISISI
Sumber: www.sahamok.com
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dilihat dari nilai rata-rata (mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
perusahaan dari rasio keuangan sebelum dan sesudah akuisisi ditinjau dari
Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan
Pengertian dari data berdistribusi normal adalah bahwa data akan mengikuti
nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2013). Uji normalitas yang
a. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas ≤ 0,05 maka distribusi data adalah
tidak normal.
b. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusi data adalah
normal.
dan sesudah akuisisi menggunakan uji beda regresi variabel dummy. Metode
Yi = a + bX + Et
Dengan:
(ITO) (DER)
Share (EPS)
a = Intercept
b = Koefisien regresi perbedaan sebelum kinerja keuangan akuisisi dengan
lainnya
X = 1 Jika Sebelum Akuisisi
X = 0 Jika lainnya (Bukan Sebelum akuisisi)
Et = Standar error
57
Catatan : Jika lainnya dalam hal ini, adalah jika saat terjadi akuisisi dan Sesudah
akuisisi.
koefisien regresi secara parsial atau individu. Hasil uji t ini kemudian di
bandingkan dengan nilai dalam tabel untuk mendukung atau tidak mendukung
hipotesis nol (Ho) yang dikemukakan. Uji t ini bertujuan untuk mengetahui
apakah kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi berbeda secara signifikan
1. Jika t hitung < t tabel, maka Ho didukung dan Ha tidak didukung, dapat
2. Jika t hitung > t tabel, maka Ho tidak didukung dan Ha didukung, dapat
1. Jika signifikansi t > 0,05, maka Ho didukung dan Ha tidak didukung, dapat
2. Jika signifikansi t < 0,05, maka Ho tidak didukung dan Ha didukung, dapat
5.1 Simpulan
Berdasarkan hipotesis, analisis pengujian data, dan hasil pembahasan pada bab
2. Rasio aktivitas diukur dengan variabel inventory turn over dan account
3. Rasio profitabilitas diukur dengan variabel net profit margin dan return on
halaman 84 dan 95) sebelum dan sesudah akuisisi, Sedangkan dari variabel
4. Rasio solvabilitas yang diukur dari variabel debt to equity ratio perusahaan
akuisisi diantaranya current ratio, quick ratio, account receivable turn over,
earning per share. Penurunan juga terjadi pada debt to equity sebesar
8,763% yang tentunya baik bagi perusahaan sesudah akuisisi, namun jumlah
rata-rata masih tergolong tinggi karena masih diatas standar industri. Pada
rasio inventory turn over dan long term debt to equity ratio terjadi
10. Penelitian ini tidak mendukung hipotesis 4 yang menunjukkan tidak terdapat
11. Penelitian ini tidak mendukung hipotesis 5 yang menunjukkan tidak terdapat
14. Penelitian ini tidak mendukung hipotesis 8 yang menunjukkan tidak terdapat
15. Penelitian ini tidak mendukung hipotesis 9 yang menunjukkan tidak terdapat
17. Dari Keseluruhan hasil rata-rata variabel kinerja keuangan sebelum dan
sehingga motif ekonomi dan sinergi dalam melakukan akuisisi juga belum
tercapai.
5.2 Saran
ini, bahwa dari sisi rasio keuangan sebagian besar tidak terdapat perbedaan
ditemukannya perbedaan dalam periode satu atau dua tahun sehingga dapat
Fahmi, Irham. 2010. Manajemen Kinerja: Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Go, Marcel. 1992. Akuisisi Bisnis: Analisis Dan Pengelolaan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi
Kesepuluh. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Moin, A. 2004. Merger, Akuisisi dan Divestasi. Edisi Kedua. Jakarta: Ekonisia.
Rifianti, Rizky. 2014. Kinerja Operasi Pada Perusahaan yang Melakukan Merger
dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2011. Skripsi. Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
(Dipublikasikan).