You are on page 1of 13

Penerapan Kaidah Dasar Bioetik Dalam Ilmu Kedokteran

Disusun Oleh:
Kelompok B2

Daphine Satria-102013558

Angelina Paulus-102016063

Tania-102016199

Yogi Sampe Pasang-102016146

Nor Umi Izati binti Khalidi-102016261

Darma Refmon Pongtiku Dembong-102016219

Helga Karenina Ririmasse-102016158

Marjeane Ndoen-102016105

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No 6, Jakarta Barat 11510


2016
Abstrak
Semakin pesat perkembangan teknologi yang terjadi, membuat ilmu kedokteran

berkembang semakin luas dan masalah-masalah yang ada didalamnya semakin beragam. Salah

satu masalah yang semakin berkembang adalah bioetika, yang mengontrol tata cara seorang

Dokter berperilaku dan berinteraksi dengan pasiennya. Bioetika adalah studi interdisipliner

tentang problem yang ditimbulkan oleh perkembangan dibidang biologi dan ilmu kedokteran.

Dalam dunia kedokteran, dikenal dengan istilah KDB (Kaidah dasar bioetik) yang terdiri atas

Beneficence, Non-Maleficence, Justice,dan Autonomy. Keempat kaidah tersebut berfungsi untuk

membantu dokter menghadapi pasien, mencegah penyalahgunaan hak yang dimilikinya, dan

melindungi hak-hak pasien.

Kata kunci : Beneficence, Non-Maleficence, Justice, Autonomy

Abstract

Increasingly rapid technological development, making medical science spread more

widely and the problems that exist in more diverse. One growing problem is bioethics, which

controls the procedure a doctor behaves and interacts with patients. Bioethics is the

interdisciplinary study of the problem posed by developments in the field of biology and

medicine. In medicine, known as KDB (basic rule bioethics) consisting of beneficence, non-

Maleficence, Justice, and Autonomy. The fourth rule serves to help doctors with patients, prevent

abuse of its rights, and protecting the rights of patients.

Keywords: Beneficence, Non-Maleficence, Justice, Autonomy.


Pendahuluan

Perkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat etika

kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang berkaitan dengan

kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis dan profesi kedokteran saja,

terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga, masyarakat, dan teman sejawat. Oleh karena

itu, sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan bioetika atau yang disebut juga dengan

etika biomedis.

Masyarakat di era modern seperti sekarang ini adalah masyarakat yang cerdas. Mereka

bisa mendapatkan informasi-informasi dengan mudah lewat berbagai media untuk memperkaya

pengetahuan mereka. Rasa ingin tahu mereka yang tinggi menbuat mereka giat mencari

informasi tertentu, baik itu informasi yang bersifat umum maupun informasi yang bersifat

khusus. Banyak dari mereka yang juga giat mencari informasi seputar masalah-masalah

kesehatan.

Dengan kondisi masyarakat yang cerdas dan kritis terhadap informasi-informasi seputar

kesehatan, seorang dokter haruslah lebih memperhatikan cara kerja mereka. Disinilah kaidah-

kaidah dasar bioetik perlu diperhatikan dan diterapkan. Kaidah bioetik adalah hal paling dasar

yang harus dikuasai oleh seorang dokter karena dari sanalah seorang dokter belajar bagaimana

berperilaku sesuai dengan etika kedokteran. Dengan menerapkan kaidah bioetik secara benar,

masyarakat akan lebih percaya terhadap dokter dan terhadap segala kinerja medis yang dilakukan

oleh seorang dokter. Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah, penulis menghimbau

agar mahasiswa Fakultas Kedokteran dapat memahami dan menerapkan kaidah-kaidah dasar

bioetik seperti Beneficence, Non-Maleficence, Justice dan Autonomy.


Kasus Skenario B

Seorang laki-laki berusia 21 tahun datang kepada dokter dengan keluhan sudah beberapa

hari demam, sering buang air kecil sedikit-sedikit, dan setiap buang air kecil terasa nyeri. Dokter

melakukan anamnesa, ternyata pasien pernah melakukan hubungan kelamin dengan seorang

wanita yang baru dikenalnya. Setelah itu dokter melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis,

hasilnya tidak diketemukan nanah di mulut uretra. Setelah itu dokter mengajukan agar pasien

melakukan pemeriksaan laboratorium. Dua hari kemudian, dokter membuat diagnose infeksi

saluran kemih biasa, bukan sebagai akibat hubungan seksual. Dokter memberikan terapi dengan

antibiotika dan pasien setelah diberi pengobatan sembuh sempurna.

Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui

Tidak ada (Negatif)

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat pada makalah ini adalah :

 Seorang laki-laki berusia 21 tahun datang dengan keluhan demam, buang air kecil sedikit

sedikit, dan setiap buang air kecil terasa nyeri.

Hipotesis

 Dokter menerapkan kaidah dasar bioetik beneficence kepada pasien laki-laki tersebut.
Sasaran pembelajaran

1. Mahasiswa mengetahui tentang kaidah dasar bioetik Beneficence.

2. Mahasiswa mengetahui tentang kaidah dasar bioetik Non-maleficence.

3. Mahasiswa mengetahui tentang kaidah dasar bioetik Justice.

4. Mahasiswa mengetahui tentang kaidah dasar bioetik Autonomy.

Pembahasan Masalah

Etika

Etika merupakan bagian filsafat yang meliputi hidup baik, menjadi orang yang baik,

berbuat baik dan menginginkan hal baik dalam hidup. Etika, sebagaimana metoda filsafat,

mengandung permusyawaratan dan argument eksplisit untuk membenarkan tindakan tertentu

(etika praktis). Juga membahas asas-asas yang mengatur karakter manusia ideal atau kode etik

profesi tertentu (etika normatif). Etika adalah pedoman berbuat sesuatu dengan alasan tertentu.

Alasan tersebut sesuai dengan nilai tertentu dan pembenarannya. Etika penting karena

masyarakat selalu berubah, sehingga kita harus dapat memilih dan menyadari kemajemukan

(norma) yang ada (filsafat praksiologik). Jadi etika juga adalah alasan untuk memilih nilai yang

benar ditengah belantara norma (filsafat moral). Perbedaan etika dengan moralitas, bahwa

moralitas adalah pandangan tentang kebaikan/kebenaran dalam masyarakat. Suatu hukum dasar

dari masyarakat yang paling hakiki dan amat kuat. Ia merujuk pada perilaku yang sesuai dengan

"kebiasaan atau perjanjian rakyat yang telah diterima", sesuai nilai dan pandangan hidup sejak

masa kanak-kanak, tanpa permusyawaratan.


Pengertian Bioetik

Saat ini ada banyak definisi yang diutarakan oleh beberapa ahli berkaitan dengan Bioetik.

Berikut ini adalah salah satu definisi Bioetik yang cukup mewakili definisi-definisi Bioetik

lainnya: Bioetik atau dikenal juga dengan istilah bioetika berasal dari kata bios yang memiliki

arti kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetik merupakan

studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan

juga ilmu kedokteran. Saat ini, Bioetik tidak hanya membicarakan segala hal yang berkaitan

dengan bidang medis (seperti: abortus, eutanasia, teknologi reproduksi buatan, dan rekayasa

genetik), tetap juga membahas masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup

kesehatan masyarakat, moralitas, lingkungan kerja, hak pasien, dan sebagainya.

Prinsip-Prisip Dasar Bioetik

Di dalam kaidah dasar bioetik terkandung prinsip-prinsip dasar bioetik yang harus selalu

diperhatikan. Empat prinsip bioetik (beneficence, non-maleficence, auotonomy, dan

justice) dapat diterima di seluruh budaya, tetapi prinsip etik ini dapat bervariasi antara satu

kebudayaan dengan kebudayaan yang lainnya. Di Indonesia sendiri, ada 4 prinsip berkaitan

dengan bioetik yang harus selalu dipegang oleh seorang dokter. Keempat prinsip tersebut adalah:

1. Beneficence

Kaidah Beneficence adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menciptakan

suatu kebaikan bagi orang lain. Tindakan Beneficence dapat dilakukan untuk membantu

mencegah atau menghilangkan keburukan. Point utama dari prinsip beneficence

sebenarnya lebih menegaskan bahwa seorang dokter harus mengambil langkah atau
tindakan yang lebih banyak dampak baiknya daripada buruknya sehingga pasien

memperoleh kepuasan tertinggi.

Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat

manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam

keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang

terbaik bagi pasien. Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan kesenangan

kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada

hal yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini, yaitu;

 Mengutamakan Alturisme

 Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

 Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan

seorang dokter

 Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu

keburukannya

 Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang

 Menjamin kehidupan-baik-minimal manusia

 Pembatasan “goal based”

 Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien

 Minimalisasi akibat buruk

 Kewajiban menolong pasien gawat darurat

 Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan

 Tidak menarik honorarium di luar kepantasan

 Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan


 Mengembangkan profesi secara terus menerus

 Memberikan obat berkhasiat namun murah

 Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain

inginkan.

Berbuat baik (beneficence). Selain menghormati martabat manusia, dokter juga harus

mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya (patient welfare).

Pengertian ”berbuat baik” diartikan bersikap ramah atau menolong, lebih dari sekedar memenuhi

kewajiban. Tindakan berbuat baik (beneficence) terbagi menjadi :

1) General beneficence

a. Melindungi & mempertahankan hak yang lain

b. Mencegah terjadi kerugian pada yang lain,

c. Menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain.

2) Specific beneficence

d. Menolong orang cacat

e. Menyelamatkan orang dari bahaya.

f. Mengutamakan kepentingan pasien

g. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan

dokter/rumah sakit/pihak lain

h. Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya > akibat buruk)

i. Menjamin nilai pokok : "apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik

terhadapnya" (apalagi ada yg hidup).


Prima Facie : dalam kondisi atau konteks tertentu, seorang dokter harus melakukan pemilihan 1

kaidah dasar etik ter-”absah” sesuai konteksnya berdasarkan data atau situasi konkrit terabsah

(dalam bahasa fiqh ’ilat yang sesuai). Inilah yang disebut pemilihan berdasarkan asas prima

facie.

Berdasarkan pada kasus yang diberikan, dokter tersebut telah melakukan kaidah dasar bioetik

Beneficence, yaitu:

Yang pertama: Dokter telah melakukan anamnesa terhadap pasien yang datang. Artinya, dokter

tersebut telah mengutamakan altruisme dalam pengertian dokter tersebut mengerjakan sesuatu

tanpa pamrih.

Yang kedua: setelah pasien di anamnesa dokter juga melakukan pemeriksaan fisik dan setelah

hasilnya diketahui, dokter menganjurkan untuk pasien melakukan pemeriksaan laboratorium.

Artinya, dokter memandang keluarga atau pasien bukanlah suatu hal yang menguntungkan bagi

dirinya. Dalam parti, bahwa tidak menjadikan pasien sebagai objek yang menguntungkan

sebaliknya seorang dokter dalam kewajiban utamanya adalah memprioritaskan kesehatan pasien.

Pada kasus ini, dokter tidak memandang status sosial pasien dalam memberikan penjelasan

maupun dalam pengobatan.

Yang ketiga: dokter menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan. Artinya, di kasus ini

sebelum dokter melakukan pemeriksaan harus atas persetujuan pasien, karena pasien berhak

mendapatkan pengobatan dan pelayanan medis terbaik.


Yang keempat: Menjamin nilai harkat dan martabat pasiendokter tidak sembarang membuat

asumsi tentang penyakit dan tidak menyebarkan keadaan seorang pasien.

Yang kelima: Paternalisme bertanggung jawabdokter bertanggung jawab atas pasien sepenuhnya

sampai pasien itu sembuh.


2. Non-Maleficence

Non-maleficence berarti “tidak memberikan derita/gangguan/tidak

mencelakakan”. Seorang dokter harus menahan diri untuk tidak memberikan pelayanan

yang menyimpang ataupun bersifat iri pada pasien dalam hal apapun. Bagaimanapun

juga, kaidah ini memberikan sedikit panduan yang berguna bagi dokter sejak mulai

marak terjadinya kasus-kasus di bidang kesehatan. Kaidah ini berlaku pada saat keadaan

gawat darurat dimana diperlukan suatu intervensi medik untuk menyelamatkan nyawa

pasien. Namun, dalam skenario kasus tidak ditemukan adanya pelanggaran ataupun

pelaksanaan kaidah Non-maleficence dalam skenario ini.

3. Autonomy

Dalam prinsip ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia,

terutama hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Pasien diberi hak untuk berfikir secara

logis dan membuat keputusan sesuai dengan keinginannya sendiri. Autonomy pasien

harus dihormati secara etik. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa dibutuhkan pasien

yang dapat berkomunikasi dan pasien yang sudah dewasa untuk dapat menyetujui atau

menolak tindakan medis.

Melalui informed consent, pasien menyetujui suatu tindakan medis secara tertulis.

Informed consent menyaratkan bahwa pasien harus terlebih dahulu menerima dan

memahami informasi yang akurat tentang kondisi mereka, jenis tindakan medik yang

diusulkan, resiko, dan juga manfaat dari tindakan medis tersebut. Keputusan itu harus

dihormati, bahkan jika keputusan tersebut tidak dalam kepentingan yang terbaik untuk

pasien.
4. Justice

Justice adalah satu-satunya kaidah bioetik yang berbeda dengan kaidah dasar

bioetika lainnya, karena ketika Beneficence, Non-maleficence, dan Autonomy membahas

tentang hubungan dokter dengan pasiennya, Justice membahas tentang hak-hak yang

dimiliki oleh orang lain yang memiliki kesamaan dengan pasien dalam hal kesamaan

kerentanan terhadap suatu penyakit dan sebagainya. Secara umum, prinsip Justice

mengacu pada keadilan dokter terhadap pasiennya baik secara moral maupun etika yang

menyatakan bahwa seorang dokter harus memberikan pelayanan yang sepadan kepada

pasiennya jika dikaitkan dengan orang lain yang memiliki gangguan kesehatan yang

sama. Untuk menentukan apakah diperlukan nilai keadilan moral untuk kelayakan

minimal dalam memberikan pelayaan medis, harus dinilai juga dar seberapa penting

masalah yang sedang dihadapi oleh pasien.5 Dengan mempertimbangkan berbagai aspek

dari pasien, diharapkan seorang dokter dapat berlaku adil. Namun didalam kasus, tidak

ditemukan adanya pelanggaran ataupun pelaksanaan kaidah dasar bioetik Justice.


Kesimpulan

 Hipotesis terbukti benar dan dokter melakukan tugasnya sesuai dengan kaidah dasar

bioetik Beneficence, yang menekankan pada suatu tindakan yang dilakukan untuk

menciptakan suatu kebaikan bagi orang lain.

Daftar Pustaka

1. Hanafiah, M. J., Amir, Amri. 2009. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan, Edisi 4.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

2. Beneficience. Diunduh dari www.scribd.com. Pada 2 Oktober 2016.

3. Darwin, Eryati dan Hardhisman dkk. Etika Kedokteran. Jakarta: Budi Utama. 2012.

4. Modul pembelajaran Blok 1 Modul 1, WHO AM I? Bioetika,Humaniora,dan

Profesionalisme dalam profesi dokter. 2016

5. Sachrowardi, Qomariyah & Basbeth, Ferryal. 2011. Bioetik: Isu & Dilema. Jakarta

Selatan: Pensil-324

You might also like