You are on page 1of 11

BIOMEKANIKA 2

Respon tulang & PDL (lig.perio) terhadap gaya ortodonti yang dikenakan pada gigi secara
terus menerus:

 Respon terhadap gaya yang terus menerus adalah fungsi besarnya tekanan
 Daya yang kuat & cepat :
o Nyeri
o Nekrosis elemen seluler di PDL
o Resorbsi tul. alveolar yang merusak tul. Alveolar di dekat gigi
 Daya yang ringan:
o Bisa diterima oleh sel-sel di PDL remodeling soket oleh resorbsi frontal
o Relatif tidak nyeri

- Ditimbulkan resorbsi frontal


- Daerah nekrosis dapat
Pada praktek orto  pergerakan gigi
terjadi, tapi bisa dicegah

Karena ada kontrol biologi:


- Teori Bioelektrik
Gaya pada gigi  gigi bergerak 
- Teori tekanan- regangan

 Mekanisme kontrol biologis dari stimulus ortodonti pergerakan gigi


 2 elemen kontrol untuk pergerakan gigi
1. Listrik biologis (teori bioelektrik) :
Pergerakan gigi/ metabolisme tulang dihasilkan oleh sinyal elektrik yang timbul
ketika tulang alveolar meregang / menekuk
2. Tekanan- regangan pada PDL :
Pergerakan gigi dihasilkan oleh perubahan seluler oleh messengerkimia yang
awalnya dianggap hasil perubahan aliran darah
 Kedua teori ini tidak bertentangan/ saling terpisah ( saling terjadi)
Teori Bioelektrik

 Sinyal elektrik  piezoelektrik  perubahan struktur kristal dari beberapa material


yang menghasilkan suatu aliran listrik karena elektron yang berpindah dari 1 bagian
ke bagian lain dari kristal tersebut.
 Mineral tulang, serat kolagen, serta spesimen tulang yang kering bila diberikan
tekanan  piezoelektrik
 Sinyal piezoelektrik punya 2 karakteristik :
1. Cepat turun jumlahnya  daya  respon sinyal  hilang dengan cepat,
walaupun daya masih ada
2. Produksi sinyal yang sama dalam arah yang berbeda ketika daya dihilangkan
 Sampai saat ini masih sulit dipahami
 Kedua karakteristik : perpindahan elektron dengan pola kristal yang berubah oleh
tekanan
 Ketika struktur kristal berubah  elektron pindah dari 1 lokasi ke lokasi lain  arus
listrik
 Gaya dihilangkan  kristal kembali ke bentuk asal  aliran balik elektron
 Aktivitas ritmik  sinyal listrik konstan
 Sinyal elektrik penting untuk menjaga tulang
 Tanpa sinyal elektrik  mineral tulang hilang atropi
 Medan elektromagnetik  potensial membran sel & permeabilitas  memicu
aktivitas seluler
 Efek ini  perawatan orto masa depan  merubah pertumbuhan tulang rahang.

Teori Tekanan- Regangan

 Berdasarkan pada sifat kimia


 Gaya terus menerus pada gigi  perubahan aliran darah pada pergerakan gigi
 Pada PDL  terdapat daerah yang tertekan & meregang
 Daerah yang tertekan  aliran daeah berkurang
 Perubahan aliran darah dengan cepat  mengakibatkan perubahan linkungan kimia
 Perubahan kimia  merangsang diferensiasi & aktivitas seluler
 Sisi yang mengalami tekanan :
o LP tertekan / kompresi
o Diameter pembuluh darah mengecil
o Aliran darah berkurang
o Lingkungan kimia berubah (O2 menurun)
o Osteoklas aktif
o Resorpsi tulang alveolar
 Sisi yang mengalami regangan:
o LP meregang / streching
o Diameter pembuluh darah melebar
o Aliran darah bertambah
o Lingkungan kimia berubah (O2 meningkat)
o Osteoblas aktif
o Aposisi tulang alveolar

Efek besarnya gaya

 Makin besar gaya  makin besar reduksi aliran darah pada PDL yang tertekan 
pembuluh darah kolaps, aliran darah (-)
 Respon jaringan perio terhadap gaya orto  tergantung besarnya gaya
 Makin besar gaya yang diberikan  LP makin tertekan  kematian sel- sel perio 
nekrosis jaringan  undermining resorption

Gaya Ringan

 Gaya ringan tapi lama gigi  aliran darah PDL yang tertekan berkurang segera
setelah cairan keluar dari PDL gigi bergerak pada soketnya (beberapa detik)
 Perubahan pada lingkungan kimiawi  pada aktivitas seluler yang berbeda
 hewan percobaan  peningkatan AMP ( cyclic Adenosine Monophospate)  second
messenger  diferensisasi sel  tampak setelah 4 jam tekanan terus menerus.
 Lamanya waktu memproduksi respon ini  respon terhadap alat lepasan
 Penggunaan alat lepasan  4-6 jam / hari efek ortodontik ( supaya gigi bisa beregrak)
 Kadar prostaglandin (first messenger) & interleukin 1 beta meningkat  beberapa
saat setelah aplikasi tekanan.
 Prostaglandin dikeluarkan  sel-sel mengalami deformasi secara mekanis
 Respon seluler  mobilisasi fosfolipid membran  fosfat inositol
 Messenger kimia  gol sitokin, NO & regulator aktivitas sel lain
 Berbagai jenis obat  memperngaruhi prostaglandin & perantara kimia lainnya 
modifikasi farmakologis  gaya ortodontik
 Gigi bergerak  osteoklas  membuang tulang pada PDL yang tertekan
 Osteoblas  membentuk tulang baru regangan & membentuk kembali daerah yang
telah teresorbsi pada sisi tekanan
 Prostaglandin E merangsang  aktivitas osteoklastik & osteoblastik
 Hormon paratiroid disuntikkan  osteoklas ( muncul dalam beberapa jam)  respon
yang terjadi jauh lebih lambat bila rangsangan yg terjadi deformasi mekanis  bila
osteoklas muncul 48 jam
 Osteoklas muncul dalam 2 gelombang:
o Populasi sel lokal ( gelombang pertama)
o Daerah yang jauh memiliki aliran darah ( gelombang kedua yang jauh lebih
besar)
 Osteoklas  menyerang lamina dura  membuang tulang  resorpsi frontal
 Pada saat yang sama, tapi agak lambat di belakangnya  osteoblas ( dari sel-sel
progenitor lokal PDL)  membentuk tulang pada sisi regangan  hanya terjadi
aktivitas remodeling pada sisi tertekan  ruang PDL melebar

Gaya Besar

 Gaya besar  menutup pembuluh darah total  suplai darah ke PDL


 Pada daerah PDL yang tertekan  Osteoklas  Selanjutnya : nekrosis steril
 Gambar histologis sel- sel menghilang  Avaskuler pada PDL  hyalinized  proses
yang terjadi bukan membentuk jaringan hyalin
 Remodeling tulang  membatasi daerah nekrotik  sel-sel daerah sekitar yang tidak
rusak
 Setelah beberapa hari  elemen- elemen seluler memasuki daerah nekrotik
(hyalinized)  osteoklas muncul di ruang sum-sum tulang sekitarnya  menyerang
bagian dalam tulang tepat bersebelahan dengan daerah PDL nekrotik  undermining
resorption ( dari dalam keluar)  karena serangan berasal dari bagian dalam lamina.
 Undermining resorption & hialinisasi menyebabkan pergerakan gigi tertunda karena :
o Penandaan stimulasi differensiasi sel-sel dalam tulang Adanya ketebalan
tulang yang harus dibuang dari bagian dalam sebelum gigi dapat bergerak
 Bila daerah nekrotik dapat dihindari:
o Pergerakan gigi akan efektif
o Nyeri berkurang
 Respon fisiologis terhadap adanya daya pada gigi (tabel 9-2) ( Lengkapin !!!)
 Secara klinis  sulit menghindari tekanan yang menghasilkan daerah yang avaskuler
pada PDL, disarankan : tekanan pada gigi dibebaskan pada interval – interval tertentu
mempertahankan tekanan dalam waktu yang cukup respon biologis  membantu
menjaga vitalitas
 Gaya yang ringan  daerah avaskuler  pergerakan gigi tertunda  daerah tersebut
dibuang melalui undermining resorption

Gaya besar Gaya ringan


Cepat menimbulkan rasa sakit Relatif tidak menimbulkan rasa sakit
Elemen- elemen seluler LP  nekrosis Elemen – elemen seluler LP  tetap vital
Undermining resorption Frontal resorption
Gigi goyang Gigi relatif tidak goyang
Pergerakan gigi tiba- tiba Gerakan gigi sedikit demi sedikit

Daya besar Daya ringan


Undermining resorption Frontal resorption
Jumps tooth movement ( gerakan gigi Smooth continous tooth movement
seperti anak tangga )

 Pergerakan gigi efektif  minimal 6 jam / hari

Kegoyangan & rasa sakit yang berhubungan dengan perawatan orto


 Pergerakan gigi  remodeling tulang sekitar gigi, reorganisasi LP
 Selama perawatan  serat LP ada yang terputus  kegoyangan ( Ro photo : ruang LP
melebar
 Tingkat kegoyangan gigi  gaya
 Gaya ringan  kegoyangan sedang (moderate)
 Gaya besar  kegoyangan besar (severe)
 Bila gigi goyang :
o Bebaskan gigi dari oklusi
o Gaya dihilangkan sampai terjadi kegoyangan ringan
 Gaya tepat  sakit minimal/ tidak sakit, beberapa jam baru sakit  gigi sensitif
tekanan, saat menggigit yang keras  2-4 hari, kemudian hilang & timbul lagi setelah
alat diaktivasi lagi  daerah iskemi  nekrosis steril  mengurangi tekanan &
membiarkan aliran darah berjalan  pengunyahan berulang –ulang ( makan permen
karet) 8 jam setelah aktivasi

Mengatasi rasa sakit

 Farmakologis kurang / tidak dianjurkan


 Acetaminofen > aspirin & ibuprofen

Pengaruh obat-obatan terhadap pergerakan gigi secara orto

 Pengaruh obat-obatan terhadap pergerakan gigi secara orto ada 2, yaitu :


o Merangsang pergerakan gigi :
 Vit D
 Injeksi prostaglandin
o Menghambat pergerakan gigi:
 Bifosfonat (untuk osteoporosis)
 Inhibitor- inhibitor prostaglandin
 Bofosfonat terutama digunakan dalam pengobatan osteoporosisi ( mis : alendronate
“fosamax”)
 Bifosfonat, analog sintetik dari pirofosfat dapat mengikat hidroksiapatit pada tulang,
bersifat sebagai inhibitor osteoklas (osteoklas merupakan mediator resorpsi tulang)
sehingga memperlambat terjadinya remodeling  pergerakan gigi terhambat.
 Obat-obatan yang dapat mempengaruhi aktivitas prostaglandin terbagi dalam 2
kategori:
o Kortikosterois & NSAID (anti inflamasi non- steroid) yang mempengaruhi
sintesis prostaglandin
o Agen-agen lain yang memiliki efek agonis & antagonis campuran terhadap
berbagai prostaglandin

Stimulus
Membran
Leukotriens
phospholipids

Phospolipase
5 lipoxygenase
A2

Asam - Prostaglandin
arachidonik - Thromboxande A2
Cyclooxigenase

 Kortikosteroid mengurangi sintesis prostaglandin dengan menghambat pembentukan


asam arachidonik
 NSAID menghambat pembentukan prostaglandin dari asam arachidonik
 Prostaglandin diperlukan untuk proses resorpsi & aposisi
 Beberapa obat lain yang dapat mempengaruhi tingkat prostaglandin:
o Anti depresan trisiklin (doxepin, amitriptyline, imipramine)
o Anti aritmia ( procaine)
o Obat-obatan anti malaria (quinine, quinidine, chloroquine)
o Methyl xanthenes
o Antikonvulsan (phenytoin)
o Tetrasiklin ( doxycycline)
 Untuk meminimalkan rasa sakit gunakan daya ringan

Efek- efek merugikan akibat gaya orto

 Inflamasi gingiva
 Kerusakan pada email gigi ( dekalsifikasi)
 Kegoyangan & rasa sakit yang berhubungan dengan perawatan orto
 Efek pada pulpa
 Efek pada struktur akar
 Efek perawatan terhadap ketinggian tulang alveolar

Inflamasi Gingiva

 Faktor awal & yang penting penyebab inflamasi gingiva adalah plak bakteri pada
margin gingival
 Pasien yang mendapat perawatan orto dapat meningkatkan daerah retensi untuk
mikroba yang bertanggung jawab dalam gingivitis & dekalsifikasi
 Pada pasien dengan alat ortodontik cekat, jumlah bakteri streptococcus mutans &
lactobacilli lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang tidak memakai alat
ortodontik (penelitian davies, dkk)

Kerusakan Pada Email Gigi ( dekalsifikasi)

 Sering terjadi white spot (early caries lesion) pada permukaan labial gigi
 Resiko dekalsifikasi email pada pasien orto dapat dikurangi dengan meningkatkan OH
& penggunaan fluor
 Terapi fluor dapat mengurangi demineralisasi & mencegah pembentukan plak dengan
membloking system bacterial enzim serta dapat membantu remineralisasi email
 Fraktur email pada saat debonding ( pelepasan breket) dapat terjadi terutama pada
pemakaian breket keramik yang memiliki kekuatan perlekatan tinggi
 Rasa sakit  alergi  bukan gaya orto  trauma
 Alargen karet/ latek  elastik/ sarung tangan
 Nikel  kawat, band, bracket, tube
 Akrilik  pelat landasan
 Trauma  pelat akrilik & ujung-ujung pegas yang tajam & menekan mukosa

Efek pada pulpa

 Gaya ringan ortodonti  ligamen perio, tidak ada pulpa/ minimal


 Awal perawatan  mungkin terjadi respon inflamasi ringan meningkat sementara 
ketidaknyamanan
 Pulpitis ringan  tidak signifikan dalam waktu lama
 Perawatan ortodonti (dgn gaya berat)  gigi non vital
 Gigi non vital juga dapat terjadi akibat:
o Riwayat trauma sebelumnya
o Gaya ortodonti besar & kontinyu
o Tidak terkontrol
o Pergerakan apkes gigi sampai menembus tulang alveolar

Post endo treatment  pergerakan gigi  cenderung resorpsi

Syarat-syarat post endo treatment:

 Pengisian saluran akar baik ( dianjurkan untuk pengisian dengan kalsium hidroksida
kemudian baru pengisian tetap)
 Tidak ada kelainan patologi di daerah apeks & sekitarnya
 Sudah direstorasi dengan baik
 Sudah berfungsi dengan baik
 Tidak ada kelainan jaringan perio
 Ada tulang periodontal
 Menggunakan gaya lebih ringan

Efek pada sturktur akar

 Dulu  struktur akar gigi tidak diremodeling (seperti tulang)


 Kini  struktur akar gigi diremodeling (seperti tulang)
 Gaya ringan  sementoklas & sementoblas seimbang
 Gaya besar & continous  resorpsi akar gigi berat
 Kerusakan akar permanen  resorpsi > aposisi
 Bagian semen / dentin yang terpisah dari akar akan diresorpsi & tidak akan dibentuk
kembali
 Selama pergerakan gigi, sel- sel sementoklas menyerang sementum seperti tulang
Sehinga menimbulkan defek pada permukaan akar selama proses reparasi, defek ini
akan diisi lagi oleh sementum. Pemendekan akar akan terjadi bila ada kavitas pada
akar gigi, maka akar gigi akan terpotong berbentuk pulau-pulau diisi lagi dengan
sementum tapi pengisian tidak bisa full  terjadi pemendekan akar.

Pemendekan akar gigi selama perawatan orto dibagi 3:

A. Resorpsi sedang (moderate) yang menyeluruh


B. Resorpsi berat (severe) yang menyeluruh
C. Resorpsi berat terlokalisir

A. Resorpsi sedang yang menyeluruh


 Meskipun ada potensi perbaikan dari struktur akar gigi, tetapi ada
kecenderungan pemendekan akar gigi terutama pasien-pasien yang menerima
perawatan lebih lama. Rata-rata besarnya pemendekan seperti tabel 9.4
(Lengkapin!!)
Maxilary Mandibular
Serial ext plus Late ext Serial ext plus Late ext
Central incisor -1,5 -2,0
Lateral Incisor -2,0 -2,5
Canine -1,0 -1,5
Premolar 2 -0,5 -1,5
Molar 1 -0,5 -1,0
(mesial)

 90% Insisive RA > 50% all teeth  kehilangan panjang akar gigi ringan selama
perawatan  tidak signifikan
 Kadang-kadang kehilangan panjang akar gigi berat 1/3 atau ½ atau lebih seperti
pada gambar

B. Resorpsi Berat yang Menyeluruh


 Gaya ringan  sangat jarang terjadi
 Kalau terjadi  ada faktor lain (sistemik) gangguan keseimbangan hormon &
gangguan metabolisme lainnya
C. Resorpsi Berat Terlokalisir
 Biasanya terjadi gaya berlebihan, khususnya gaya besar & kontinyu
 Pada pasien dengan waktu perawatan lebih lama
 Kontak apeks dengan tulang korteks khususnya I RA
 Gigi yang paling sering mengalami resorpsi apeks :
o I sentral RA
o I lateral RA
o I RB
o M1 RB

Efek perawatan terhadap ketinggian tulang alveolar

 Keberadaan tulang alveolar  keberadaan gigi


 Gigi hilang  tulang alveolar hilang
 Jika gigi erupsi/ digerakkan  tulang alveolar mengikuti
 Penyakit perio akut / kronis  Kontra indikasi
 Post penyakit perio & terkontrol  indikasi
 Perawatan orto meningkatkan inflamasi gusi  resorpsi puncak tulang alveolar
 Gaya ringan  resorpsi puncak tulang alveolar sedikit sekali rata-rata < 0,5 & tidak
lebih dari 1 mm
 Gaya memadai  ekstrusi & intrusi akan diikuti oleh tulang alveolar
 Ekstrusi  Puncak tulang alveolar bertambah
 Intruksi  puncak tulang alveolar berkurang
 Gaya yang berat  resorpsi puncak tulang alveolar meningkat

You might also like