You are on page 1of 8

Bab 2 tentang Gizi

1.1 Pengertian
Gizi merupakan proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi.(4)
Tubuh manusia memperoleh zat gizi dalam bentuk makanan baik yang berasal dari
tumbuhan maupun dari hewan. Kebutuhan tubuh akan zat gizi tidak dapat dipenuhi hanya
dengan satu atau dua macam bahan makanan saja, karena pada umumnya tidak ada satu
bahan makanan yang mengandung bahan makanan secara lengkap.(4)
Gizi mempunyai nilai yang sangat penting bagi tubuh yaitu:
1) Untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan
2) Memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari.

1.2 Status Gizi


Status gizi diartikan sebagai keadaan kesehatan seseorang atau sekelompok orang
yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuran-ukuran gizi tertentu. Status
gizi adalah hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk kedalam tubuh
(nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient output) akan zat gizi tersebut.(5)
Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi
esensial, status gizi lebih terjadi karena tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah yang
berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksik yang membahayakan. Baik pada status gizi
kurang, maupun status gizi lebih terjadi gangguan gizi.(5)
Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
1. Konsumsi makanan
Seseorang yang dalam kehidupannya sehari-hari mengkonsumsi makanan yang
kurang asupan zat gizi, akan mengakibatkan kurangnya simpanan zat gizi pada
tubuh yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apabila keadaan
ini berlangsung lama, maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya akan terjadi
kemerosotan jaringan.(5)
2. Status kesehatan
Tingginya penyakit parasit dan infeksi pada alat pencernaan dan penyakit lain
yang diderita juga akan mempengaruhi status gizi seseorang. Memburuknya
keadaan akibat penyakit infeksi adalah akibat beberapa hal, antara lain :
1) Turunnya nafsu makan akibat rasa tidak nyaman yang dialaminya, sehingga
masukan zat gizi kurang padahal tubuh memerluan zat gizi lebih banyak untuk
menggantikan jaringan tubuhnya yang rusak akibat bibit penyakit.(5)
2) Penyakit infeksi sering dibarengi oleh diare dan muntah yang menyebabkan
penderita kehilangan cairan dan sejumlah zat gizi seperti berbagai mineral, dan
sebagainya. Penyakit diare menyebabkan penyerapan zat gizi dari makanan
juga terganggu, sehingga secara keseluruhan mendorong terjadinya gizi
buruk.(5)
3) Faktor lingkungan kerjamenurut Sugeng Budiono, faktor lingkungan kerja
menunjukkan pengaruh yang jelas terhadap gizi kerja. Beban yang berlebihan
menyebabkan penurunan berat badan, sebaliknya motivasi yang kuat, kadang-
kadang meningkatkan selera makan yang menjadikan sebagai salah satu
penyebab bertambahnya berat badan dan kegemukan.(5)
2.3 Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung.
2.3.1 Penilaian Status Gizi Secara Langsung
1. Indeks Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia, maka antropometri gizi
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.(4)
Ada beberapa indeks antropometri yang umumnya dikenal, yaitu :
1) Berat badan menurut umur (BB/U)
2) Tinggi badan menurut umur (TB/U)
3) Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
4) Lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U)
Indikator BB/U menunjukkan secara sensitive status gizi saat ini karena mudah berubah.
Namun indikator BB/U tidak spesifik karena berat badan selain dipengaruhi oleh umur
juga dipengaruhi oleh tinggi badan. Indikator TB/U menggambarkan status gizi di masa
lalu, dan indikator BB/TB menggambarkan secara sensitif dan spesifik status gizi saat
ini.(4)
Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan digunakan untuk memantau
Indeks Massa Tubuh (IMT) orang dewasa. IMT atau Body MassIndex (BMI) merupakan
alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa. Untuk
mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut :
IMT = BB / TB (m) x TB (m)
Dengan kategori ambang batas IMT sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kategori ambang batas IMT

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan < 17,0


tingkat berat

Kekurangan berat badan


17,0-18,4
tingkat ringan

Normal 18,5-25,0

Gemuk Kelebihan berat badan 25,1-27,0


tingkat ringan

Kelebihan berat badan


>27,0
tingkat berat

2. Klinis
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan
dengan ketidakcukupan (4)
3. Biokimia
Penilaian status gizi dengan metode biokimia adalah pemeriksaan dengan spesimen
yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.(4)
2.3.2 Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung
1. Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.(4)
2. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data
beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan dan kematian akibat penyakit tertentu dan data lain yang berhubungan
dengan gizi.(4)
2.3.3. Penghitungan Kebutuhan Nutrisi
1. Perhitungan Berat Badan Ideal
Berat ideal = (tinggi-100)-10%(Kg)
* untuk wanita <150 cm dan pria < 160 cm tidak perlu dikurangi 10 %
2. Kebutuhan Kalori Basal
a. Penghitungan
Laki-laki : BB Ideal (Kg) x 30 kkal/Kg
Perempuan : BB Ideal (Kg) x 25 kkal/Kg
b. Penyesuaian
1) Aktivitas ringan : (10% x kal.Basal) + kal Basal
2) Aktivitas sedang : (20% x kal.Basal) + kal Basal
3) Aktivitas berat : (37% x kal.Basal) + kal Basal
4) Umur > 40 tahun : (5% x kal.Basal) + kal Basal
3. Ukuran Status Gizi
a. Penghitungan
IMT= BB(Kg)/TB (M)2
Kategori IMT :
1) < 17,00 : kurus
2) 17,0-18,4 : kurus
3) 18,5-25 : normal
4) 24,1-27 : gemuk
5) > 27 : gemuk sekali

b. Penyesuain
1) BB Gemuk : (20% x kal.Basal) - kal Basal
2) BB Lebih : (10% x kal.Basal) + kal Basal
3) BB Kurang : (20% x kal.Basal) + kal Basal

1.4 Kebutuhan Gizi Tenaga Kerja


Gizi kerja adalah nutrisi atau kalori yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Gizi kerja merupakan pemberian
gizi yang diterapkan kepada masyarakat pekerja dengan tujuan meningkatkan derajat
kesehatan, efisiensi dan produktivitas kerja setinggi-tingginya. Bahan-bahan makanan pada
umumnya mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.(6)
Sesuai dengan fungsinya zat-zat gizi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu, zat
tenaga yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein. Zat pembangun yang terdiri dari protein,
mineral, air. Zat pengatur yang terdiri dari vitamin, mineral, protein, air.(6)
Berikut ini adalah kegunaan dari zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
metabolisme :
1. Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah untuk menyediakan energi bagi tubuh seseorang yang
memakan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan akan menjadi gemuk. Apabila
karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun.(6)
2. Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini
selain berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun
dan pengatur. Protein selain akan digunakan bagi pembangunan struktur tubuh juga akan
disimpan untuk digunakan dalam keadaan darurat, sehingga pertumbuhan atau
kehidupan dapat terus terjamin dengan wajar, akan tetapi dalam keadaan tidak
diterimanya makanan yang tidak bergizi secara terus-menerus, dengan sendirinya akan
terjadi gejala-gejala kekurangan protein diantaranya adalah pertumbuhan kurang, daya
tahan tubuh menurun, rentan terhadap penyakit dan daya kerja merosot.(6)
3. Lemak
Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi bagi tubuh.
Fungsi utama dari lemak adalah untuk memberi tenaga pada tubuh. Disamping fungsinya
sebagai sumber tenaga, lemak juga merupakan bahan pelarut dari beberapa vitamin A,
D, E, dan K.(6)
4. Vitamin
Vitamin merupakan zat organik yang dibutukan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat
sedikit, namun penting untuk mempertahankan kesehaatan tubuh. Menurut sifatnya,
vitamin digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K) dan
vitamin yang larut dalam air (B dan C) walaupun vitamin hanya dibutuhkan dalam
jumlah yang sedikit, namun akan berpengaruh besar terhadap tubuh apabila kita
kekurangan vitamin.(6)
5. Mineral
Mineral adalah bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan
fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara
keseluruhan.(6)
6. Air
Pada proses metabolisme tubuh air merupakan hal yang sangat diperlukan bagi tubuh.
Kehilangan 10% dari cairan tubuh akan sangat membahayakan. Kematian biasanya
terjadi biasanya bila kehilangan cairan tubuh mencapai 20% dari berat badan. Sedangkan
pada orang dewasa lebih kurang 65% air berfungsi sebagai zat pembangun dan zat
pengatur.(6)
Kebutuhan zat gizi bagi tenaga yang paling utama adalah karbohidrat yang akan diubah
menjadi kalor, karena tenaga kerja lebih banyak menggunakan energi untuk kerja otot.
Tenaga kerja dewasa tidak lagi memerlukan protein untuk pertumbuhan, tetapi diperlukan
untuk memelihara fungsi tubuh, disamping sebagai sumber energi. Tenaga kerja hanya akan
menunjukkan produktivitasnya apabila kepadanya diberikan tenaga yang berasal dari
makanan, makin besar tenaga yang diberikan makin besar pula kemungkinan produktivitas
kerjanya.(6)

Tabel 2.2 Jumlah Zat Yang Sesuai Dengan Kebutuhan


Jenis Usia BB Kal Prot Ca Besi Karoten Tia Ribofla Niasin Vit. C
Kelamin (Th) (kg) (Kcal) min vin
(g) (g) (g) (mg) (mg) (mg)
(g) (g)

Pria 20-39 55 2600 65 0,5 10 4000 1,0 1,4 17 60

40-59 55 2400 65 0,5 10 4000 1,0 1,3 16 60

Wanita 20-39 47 200 55 0,5 12 4000 0,8 1,1 13 60

40-59 47 1900 55 0,5 12 4000 0,8 1,0 13 60

>60 47 1600 55 0,5 12 4000 0,8 0,9 9 60

Hamil +100 +10 +0, +5 +0,2 +0,2 +2 +30


5

Menyusui +600 +25 +0, +5 +0,4 +0,4 +5 +30


5

2.5 Produktivitas Kerja


Menurut L. Greenberg dalam Sinungan (2009), mendefinisikan produktivitas
sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas
masukan selama periode tersebut. Produktivitas juga diartikan sebagai perbandingan ukuran
harga bagi masukan dan hasil, perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan
yang dinyatakan dalam satu – satuan (unit) umum.(7)
Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa
mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari
ini (Dewan Produktivitas Nasional). Sedangkan, menurut Muchdrasyah Sinungan (2008:12)
produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang atau jasa)
dengan masukan yang sebenarnya.(7)
Dewan Produktivitas Nasional Indonesia telah merumuskan definisi produktivitas
secara lengkap yaitu sebagai berikut (Umar Husein, 2002):
a. Produktivitas pada dasarnya merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih
baik dari hari ini.
b. Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang
dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).
c. Produktivitas mempunyai dua dimensi, yaitu efektivitas yang mengarah pada
pencapaian unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan
kualitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua efisiensi yang berkaitan dengan upaya
membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan
tersebut dilaksanakan.(7)

Tabel 2.3 Kebutuhan Energi Pekerja


JENIS KERJA LAKI-LAKI WANITA KEBUTUHAN
KEBUTUHAN ENERGI/HARI
ENERGI/HARI (Kkal/hari
(Kkal/hari)

Ringan 2400 2000

Sedang 2600 2400

Berat 3000 2600

You might also like