Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
atau surface water seperti air yang diperoleh dari sungai maupun danau dapat
hidrologi dari bumi. Adapun air yang bersumber dari bawah tanah atau
(recharge rate) lewat hujan, jika jumlah yang dimanfaatkan melebihi kemampuan
terbarukan.
juga memiliki nilai intrinsik dan pemanfaatannya memiliki nilai tambah karena
yang cukup substansial. Seperti barang dan jasa lingkungan lainnya, nilai air
diturunkan dari arti penting dan kontribusi air bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya. Nilai air dapat diidentifikasi dari peranan air yang meliputi: (1) sumber
pertanian (irigasi) dan industri, serta menjaga fungsi dan proses ekologi; dan (3)
services). Dari sudut pandang ekonomi, peranan air tersebut dapat diringkas
menjadi tiga jenis, yaitu sebagai barang akhir untuk dikonsumsi, input antara
Sebagai bagian dari sumberdaya air, saat ini air tanah lebih cenderung
dimana air tanah tersebut bersifat common property. Menurut Fauzi (2006), hal ini
disebabkan karena pada saat sumberdaya tersebut tidak dimiliki dengan jelas, ia
akan menjadi common pool dimana setiap pengguna sumberdaya air meyakini
air, sehingga deplesi dari sumberdaya air dinilai tanpa harga (zero price). Lebih
lanjut lagi Kemper et al. (2006) menyebutkan bahwa pada kondisi tersebut,
pengguna sumberdaya air tanah akan menerima manfaat penuh dari keberadaan
Menurut Kemper et al. (2006), biaya yang dibayarkan oleh pengguna air
tanah pada umumnya hanya berkisar pada biaya untuk memperoleh air tanah
pemeliharaan pompa untuk ekstraksi air tanah (Operation and Mantainance Cost),
sosial yang timbul akibat kegiatan ekstraksi yang dilakukan. Dalam sudut
12
pandang ekonomi, kondisi undervaluation ini akan menyebabkan inefisiensi
Menurut Jones et al. (2000), estimasi nilai ekonomi total air seharusnya
melibatkan semua nilai, baik nilai guna (use value) maupun nilai bukan guna
(non-use value). Nilai guna langsung (direct use value) dari air merujuk pada
sedangkan nilai guna tidak langsung (indirect use value) terkait dengan fungsi air
sebagai suatu ekosistem. Nilai pilihan (option value) merupakan nilai untuk
mempertahankan nilai air yang akan digunakan di waktu yang akan datang, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sementara itu, nilai bukan guna (non-use
mendatang (bequest value) dan nilai intrinsik dari ekosistem air (existance value).
sumberdaya air tanah berdasarkan dua terminologi, yakni berdasarkan nilai air
tanah secara fisik (physical state terminology) dan nilai air tanah secara ekonomi
13
(economic terminology). Secara fisik air tanah terdiri dari nilai guna (extractive
value) yaitu apabila air tanah dimanfaatkan atau digunakan untuk berbagai
keperluan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan nilai in-situ yaitu manfaat atas
air tanah apabila dibiarkan tetap dalam kondisi aslinya. Nilai guna air tanah terdiri
dari kegunaan air tanah untuk berbagai keperluan domestik, pertanian, dan
industri, sedangkan nilai in-situ terdiri dari manfaat ekologis, manfaat buffering,
nilai pencegahan atas amblesan tanah dan muka air tanah (land subsidence
terminology), nilai air tanah diklasifikasikan menjadi nilai guna (use values) dan
nilai bukan guna (non-use values). Nilai guna merujuk pada penggunaan air baik
secara langsung maupun tidak langsung yang mencakup semua nilai pada
extractive value yang identik dengan nilai guna langsung (direct use value) dan
in-situ value yang identik dengan nilai guna tidak langsung (indirect use value).
Adapun untuk nilai bukan guna terdiri dari nilai keberadaan (existance value) dan
14
nilai warisan (bequest value). Nilai sumberdaya air tanah berdasarkan dua
Ekstraksi yang berlebihan oleh industri dan domestik secara kolektif pada
dan kualitas air tanah. Kondisi ini semakin diperburuk oleh perkembangan
menyebabkan masuknya zat pencemar yang berasal dari kebocoran pada saluran
menyebabkan air tanah tidak dapat lagi dikonsumsi secara bebas. Pencemaran
yang terjadi pada sumber air tanah ini merupakan kerugian bagi penduduk
setempat karena berkurangnya sumber air bersih yang dapat mereka manfaatkan
method). Perilaku pencegahan adalah tindakan yang dilakukan rumah tangga yang
suatu ekosistem. Menurut Fauzi (2006), metode tersebut merupakan salah satu
respon yang terkait dengan upaya yang dilakukan oleh rumah tangga dalam
mengurangi dampak akibat pencemaran air tanah yakni: (1) membeli durable
15
goods, misalnya alat-alat penyaring (filter) untuk memberikan perlakuan semacam
water treatment terhadap air tanah sebelum dikonsumsi; (2) membeli nondurable
goods, misalnya air galon; dan (3) merubah kebiasaan sehari-hari untuk
mendidihkan air yang digunakan untuk keperluan memasak dan minum atau (b)
mencuci ataupun mandi apabila adanya indikasi bahan pencemar, baik organik
melihat pembelian barang pasar yang serupa atau memiliki hubungan dengan
tanah atau air sumur. Namun, menurut Brouwer dan Pearce (2005), biaya dari
pendekatan ini hanya berlaku ketika terdapat perilaku pencegahan yang memilki
nilai pasar.
Untuk memperoleh nilai kerugian atas pencemaran air tanah yang terjadi
atau kualitas lingkungan dalam hal kesedian mengeluarkan biaya agar terhindar
dari pengaruh kurang baik pada habitat atau lingkungan. Pendekatan ini mengkaji
16
pengeluaran yang sesungguhnya yang mampu dilakukan orang agar terhindar dari
memberikan nilai pada hal-hal di dalam lingkungan yang dirasa negatif dengan
dari dampak negatif. Dalam hal ini dampak negatif belum terjadi, namun individu
atau kelompok percaya akan mengalami dampak negatif jika pengeluaran untuk
dari kondisi lingkungan dan keanekaragaman hayati yang baik, namun dianggap
rumah tangga atas upaya mereka untuk melakukan tindakan pencegahan akibat
pencemaran air tanah yang terjadi, terdapat pula biaya lain yang timbul akibat
rumah tangga masih menggunakan sumber air tanah yang telah tercemar sebagai
alternatif sumber air bersih lainnya. Menurut National Research Council (1997),
berdasarkan berbagai kasus pencemaran air tanah yang telah terjadi, konsumsi
17
Peningkatan resiko terkena penyakit tersebut menyebabkan peningkatan pula pada
biaya berobat, kehilangan waktu untuk kegiatan luang atau bersantai (leisure
ditanggung oleh manusia sebagai akibat atas konsumsi air tanah yang telah
salah satu teknik valuasi ekonomi yang berbasiskan biaya (cost-based approach).
dimana biaya pengeluaran medis terdiri dari biaya medis, biaya rumah sakit,
biaya obat, biaya rehabilitasi, dan nilai hilangnya waktu yang sama dengan
2. Nilai hilangnya waktu orang yang sakit (pendapatan yang hilang dan
Air tanah merupakan salah satu komponen dalam peredaran air di bumi
yang dikenal sebagai siklus hidrologi. Dalam siklus hidrologi, air tanah juga
mempunyai peran sebagai salah satu mata rantai yang berfungsi sebagai reservoir,
18
(recharge rate), jika jumlah yang dimanfaatkan melebihi kemampuan recharge,
maka sumberdaya ini dapat terdeplesi. Apabila sumberdaya ini terdeplesi, maka
membutuhkan waktu yang relatif lama yakni berupa proses geologi yang
kembali. Oleh karena itu sumberdaya air tanah ini sering diklasifikasikan sebagai
Menurut UU No. 7 Tahun 2004, air tanah adalah air yang terdapat dalam
Kodoatie dan Sjarief (2008), air tanah merupakan salah satu komponen dalam
daur hidrologi (hydrologic cycle) yang berlangsung di alam. Sumber ini terbentuk
dari air hujan yang meresap ke dalam tanah di daerah imbuhan (recharge area)
dan mengalir melalui lapisan batuan, terutama lapisan pembawa air (akuifer)
dalam satu cekungan air bawah tanah (groundwater basin) yang berada di bawah
permukaan tanah menuju ke daerah lepasan (discharge area). Air tanah dapat
berupa air sumur dalam maupun air sumur dangkal. Air sumur dalam ialah air
diminum karena bebas bakteri. Sebaliknya air sumur dangkal tidak dapat langsung
diminum karena rawan perembesan oleh zat pencemar yang berasal dari limbah
makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau
19
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya dan
telah melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Baku mutu
perubahan sifat fisik, kimia, dan atau hayati lingkungan hidup yang dapat
(Kristanto, 2004). Sampai saat sekarang ini sebagian besar masyarakat masih
menggunakan air tanah sebagai sumber utama pemenuhan kebutuhan air besih
sehari-sehari. Oleh karena itu kualitas air tanah menjadi sangat penting karena
sebagian besar pengguna air tanah menggunakan air tersebut secara langsung.
Meskipun ada beberapa yang melakukan pengolahan, namun hanya terbatas pada
tingkat bahaya (toksisitas) yang bervariasi dan mahalnya biaya untuk pemulihan
kualitas (remediasi), maka menjaga kualitas air tanah akan lebih baik daripada
pelarut yang penggunaannya sangat sulit untuk dikontrol. Keadaan tersebut tentu
20
meningkatkan risiko bagi manusia sebagai pengguna air tanah (Notodarmojo,
2005).
Harus diakui bahwa tanah sebagai tempat buangan akhir bagi limbah
merupakan alternatif yang menarik dan mudah untuk dilakukan. Disamping itu,
cara ini juga telah dipraktikkan sejak adanya kehidupan manusia. Pencemaran
pada air tanah telah terjadi di beberapa tempat, baik dalam skala kecil maupun
regional. Degradasi kualitas air tanah dan tanah sebagai mediumnya dapat terjadi
perkolasi dari efluen tangki septik, rembesan aliran air permukaan yang telah
tercemar, tempat pembuangan akhir sampah, ataupun tumpahan (spilling) dari zat
pencemar yang tidak disengaja, merupakan penyebab yang sering dijumpai. Jenis
sumbernya pun dapat berupa sumber tersebar (diffuse source), terpusat (point
source) ataupun dalam bentuk memanjang (line source). Kemudian seberapa jauh
tergantung pada berbagai faktor, seperti misalnya sifat resistansi dan akumulasi
Pencemaran air minum oleh air limbah dapat disebabkan karena sumber
pencemaran air juga dapat terjadi akibat adanya kandungan zat atau senyawa
kimia dalam sumber air yang melebihi ambang batas konsentrasi yang diizinkan.
Kontaminasi kandungan zat atau senyawa kimia ini dapat terjadi secara alami
ataupun akibat aktivitas manusia seperti limbah rumah tangga dan industri.
beberapa zat atau senyawa kimia yang bersifat racun terhadap tubuh manusia
21
misalnya logam berat, pestisida, senyawa mikro polutan hidrokarbon, zat-zat radio
aktif alami atau buatan dan sebagainya. Kontaminasi baik oleh mikroorganisme
maupun oleh zat atau senyawa kimia terhadap sumber air yang digunakan oleh
sumber air yang dikonsumsi oleh warga antara lain adalah disentri, thypus dan
yang tidak sehat dan perilaku individu yang tidak menjaga kebersihan dirinya dan
lingkungannya. Salah satu faktor yang penting untuk menanggulangi hal tersebut
air bersih yang sehat, meningkatkan sistem pembuangan limbah yang memenuhi
43 Tahun 2008 tentang air tanah menyebutkan bahwa pengelolaan air tanah
daya rusak air tanah yang berlandaskan pada strategi pelaksanaan pengelolaan air
tanah. Adapun menurut sudut pandang ekonomi pengelolaan air bawah tanah atau
22
groundwater merupakan contoh menarik untuk memahami kasus sumberdaya
yang bersifat common property dalam bentuknya yang paling asli (the purest
common pool problem). Hal ini disebabkan karena pada saat sumberdaya tersebut
tidak dimiliki dengan jelas, ia akan menjadi common pool dimana setiap pengguna
tanpa harga (zero price). Namun demikian, jika tidak diatur, ekstraksi akan terlalu
Neher (1990) dalam Fauzi (2006) melihat bahwa deplesi sumberdaya air
bawah tanah ini menyebabkan dampak ekonomi dalam tiga hal. Pertama,
yang dapat berakibat pada biaya ekonomi yang sangat mahal. Kedua, air bawah
tanah dapat diibaratkan uang di bank yang dapat dijadikan cadangan pada saat
curah hujan menurun akibat musim kemarau. Jika cadangan ini habis karena
sangat mahal. Ketiga, ketika ketersediaan air dalam tanah (water table) habis,
biaya ekstraksi akan meningkat. Dalam rejim pengelolaan yang tidak terkendali,
biaya ini akan sangat mahal, sehingga salah satu tujuan utama dari pengelolaan
sumber daya air bawah tanah adalah bagaimana mengendalikan biaya tersebut.
23
air tanah pada pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat secara adil
dan berkelanjutan. Lebih lanjut lagi Kodoatie dan Sjarief (2008) menjelaskan
pemanfaat air membayar biaya jasa pengelolaan sumberdaya air dan dengan
sumberdaya air baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketentuan ini tidak
kuantitas air tanah secara adil dan berkelanjutan. Saat ini data pemanfaatan air
tanah menunjukan bahwa 80% kebutuhan air bersih masyarakat perkotaan dan
pedesaan berasal dari air tanah. Peningkatan jumlah penduduk yang semakin pesat
kebutuhan air bersih ini akan merubah nilai dari sumberdaya air tanah yang
sebelumnya merupakan barang bebas (free good) menjadi barang yang bernilai
dalam sepuluh tahun mendatang, nilai strategis sumberdaya air bawah tanah akan
air sebagai bahan baku dan proses (Kodoatie dan Sjarief, 2008).
24
2.3 Penelitian Terdahulu
yang dilakukan oleh Perkasa (2010) yang berjudul “Estimasi Nilai Kerugian
Kapuk Muara akibat adanya pencemaran air tanah adalah berupa korbanan biaya
yang harus dikeluarkan oleh masyarakat untuk memperoleh sumber air bersih
alternatif selain air tanah, biaya untuk menyaring air tanah, dan biaya kesehatan.
dan cost of illness. Total kerugian yang harus dibayar oleh masyarakat Kapuk
Muara akibat pencemaran air tanah yang terjadi adalah sebesar Rp 9.926.489.524
per tahun. Adapun nilai total Willingness To Pay masyarakat untuk upaya
untuk mengestimasi nilai kerugian akibat banjir yang terjadi di Kampung Pulo.
25
datangnya banjir yakni berupa biaya peninggian rumah, biaya penanaman pohon,
maka total kerugian yang ditanggung oleh masyarakat Kampung Pulo yaitu
Akhir” didapatkan bahwa kerugian yang dirasakan oleh masyarakat Ciketing Udik
air. Total nilai kerugian yang dialami oleh masyarakat diestimasi dengan
yang dikeluarkan masyarakat atas upaya mereka untuk mengganti air bersih akibat
air yang tercemar dan cost of illness untuk menghitung biaya berobat masyarakat
akibat pencemaran air dan udara yang terjadi di lokasi penelitian tersebut. Total
kerugian yang dialami oleh masyarakat Ciketing Udik akibat pencemaran yang
dari tujuan, metode penelitian, dan hasil estimasi nilai kerugian yang diperoleh.
26
Tabel 2. Persamaan dan Perbedaan antara Penelitian “Estimasi Nilai
Kerugian Ekonomi Akibat Pencemaran Air Tanah” dengan
Penelitian Sebelumnya
27