You are on page 1of 12

PEMBELAJARAN INSTRUKSIONAL TERPROGRAM

DALAM PENINGKATAN EFEKTIVITAS


PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK

Subiyono
FT Universitas Negeri Yogyakarta

Abstract
This study aimed to find empirical evidence that in Technical Drawing students
taught by the programmed instruction model attained higher achievement than
those taught by the conventional teaching model. This study was a quasi-
experimental study. The research subjects were students of the Department of
Mechanical Engineering, the Faculty of Engineering, the Yogyakarta State
University. Group A2 was selected as the experimental group, consisting of regular
S1 students, and Group B1 as the control group, consisting of regular D3 students.
The group members were non-randomly selected. The data were analyzed using
the t-test. The result showed that the tobserved (17.717) was higher than the ttable
(2.038) at p < .05, indicating that there was a significant difference between the two
groups. The students in the experimental group attained a higher mean score than
those in the control group. In other words, in Technical Drawing, the students
taught by the programmed instruction model attained higher achievement than
those taught by the conventional teaching method.

Keywords: programmed instruction, Technical Drawing

A. Pendahuluan proses belajar mengajar perancangan


Kemampuan membaca dan mem- karena sebagaian waktu tersedia hilang
buat gambar merupakan kompetensi karena harus mengulang menjelaskan
penguasaan Gambar Teknik yang harus substansi teori Gambar Teknik.
dicapai oleh mahasiswa dalam proses Hasil penelitian Subiyono (2005:
belajar mengajar kuliah Gambar Tek- 34), menunjukkan bahwa nilai rerata
nik. Gambar Teknik merupakan bahasa Gambar Teknik mahasiswa Pendidikan
dan alat komunikasi antara pembuat Teknik Mesin hanya 33.05, selanjutnya
gambar, pekerja di bengkel, dan si penelitian Subiyono (2006: 37) menun-
pemberi ide (perancang). Dengan kata jukkan bahwa nilai rerata mahasiswa
lain, kemampuan dalam Gambar Tek- dalam Gambar Mesin 41.7, hal ini
nik sangat diperlukan untuk dapat menguatkan hasil yang dicapai pada
menguasai kompetensi pada mata ku- penelitian 2005, bahwa dasar pengua-
liah lain seperti Gambar Mesin, atau saan Gambar Teknik yang belum
Praktik Bengkel, perancangan dan mata matang berakibat pada rendahnya nilai
kuliah Proyek Akhir. Dengan demikian penguasaan Gambar Mesin. Demikian
penguasaan gambar teknik yang ren- pula selanjutnya menurut penelitian
dah akan berpengaruh pada prosess Subiyono (2006 : 35 ), pertama; bahwa
belajar mengajar Gambar Mesin, dan pada laporan proyek akhir sekitar 90 %

177
178

mahasiswa yang diteliti, gambar kerja- bagian dari suatu obyek, dengan mem-
nya belum layak dikatakan sebagai berikan gambaran bentuk obyek de-
gambar kerja karena gambar tersebut ngan persis dan komplit, dan memberi-
tak dapat mengungkapkan maksud kan semua informasi yang diperlukan
tujuannya dengan benar, kedua; bahwa untuk keperluan proses manufaktur
pada awal mengerjakan proyek akhir serta pemeriksaan obyek itu sendiri.
85 % mahasiswa belum siap gambar Suatu gambar memberikan informasi
kerjanya pada pekerja, bentuk dan ukuran obyek
Berpijak dari penemuan di atas, di- yang akan dibuat, bahan, bagaimana
duga ada indikasi metode yang di- pengerjaan permukaan, dan informasi-
gunakan oleh dosen dalam mengajar informasi terkait lainnya. Dengan demi-
Gambar Teknik kurang cocok dengan kian setelah menerima perintah dalam
latar belakang (karakteristik) maha- bentuk gambar, pekerja perlu membaca
siswa. Penelitian Subiyono tentang dan mempelajari serta mengerti semua
Gambar Mesin (2006 : 56) ditemukan informasi – informasi yang terkandung
bahwa 95 % mahasiswa yang memiliki didalamnya. Gambar Teknik dapat juga
sifat ketergantungan dalam arti belum disebut gambar kerja karena gambar
memiliki kemandirian. Selain itu perlu tersebut merupakan acuan dalam pem-
disadari bahwa bahwa mahasiswa buatan benda kerja. Gambar Kerja
pendidikan teknik mesin FT UNY suatu bagian mesin merupakan suatu
sebagian besar adalah mahasiswa kelas gambar bagian–bagian mesin (detail)
2 dan mahasiswa kelas 3 bila dilihat yang dipisahkan yang berisi dimensi
dari peminat ujian masuk perguruan dan informasi bahan, pengerjaan per-
tinggi. Dengan demikian maka metode mukaan dan informasi-informasi teknik
pengajarannya pun harus melihat latar lain termasuk spesifikasi untuk keper-
belakang mahasiswa tersebut. luan proses produksi dan inspeksi kua-
Berpijak dari paparan permasalah- litas. Sehingga insinyur, ilmuwan atau
an di atas maka perlu metode pem- teknisi harus dapat membuat represen-
belajaran yang cocok untuk mem- tasi gambar konstruksi suatu alat per-
belajarkan sasaran didik yang masuk alatan dan mesin, gambar perancangan,
dalam katagori kelas dua dan kelas dan data-data yang terkait, maksudnya
tiga, dan yang hampir seluruhnya mereka harus mengerti prinsip-prinsip
memiliki sifat ketergantungan. Dengan dasar pembuatan gambar (bahasa gam-
demikian untuk memecahkan per- bar), harus dapat mengeksekusi peker-
masalahan tersebut, pertanyannya mo- jaan dengan pertimbangan-pertimbang-
del pembelajaran yang bagaimana yang an skill dan kemampuan alat peralatan
dapat membekali kompetensi maha- mesin (Giesecke, dkk, 1974: 8). Pen-
siswa dalam Gambar Teknik secara dapat dari Gupta dan Murthy (tt.: 27)
efektif dan efisien. Dalam penelitian ini bahwa kegiatan terackhir dalam proses
dipilih model pembelajarn dengan ke- perancangan adalah membuat deskrip-
giatan Instruksioanl Terprogram se- si sempurna susunan konstruksi,
bagai salah satu alternatif pemecahan. elemen , dan sub. Elemen dalam bentuk
gambar kerja yang mencakup: bentuk,
B. Landasan Teori ukuran dan toleransi, tanda pengerjaan
Gambar Teknik adalah representasi dan simbol, pertimbangan standarisasi,
bidang permukaan suatu obyek atau keterangan-keterangan yang perlu dan

Cakrawala Pendidikan, Juni 2009, Th. XXVIII, No. 2


179

instruksi-instruksi khusus serta nama diarahkan untuk mengurangi kesalah-


komponen, bahan, jumlah, spesifikasi. an, dan diikuti umpan balik dengan
Yoseph, dkk (1999: 1-10) berpen- segera. Dalam hal ini, mahasiswa men-
dapat bahwa alur perancangan meliputi dapat kebebasan untuk belajar menurut
beberapa tahap, yaitu tahap analisis kemampuan dan kecepatan masing-
berisisi identifikasi kebutuhan, keten- masing. (Atwi, 2001: 179).
tuan tugasn perincian biaya; tahap Atwi mengatakan bahwa untuk
kreatif berisi penggagasan atau sum- menggunakan metode ini perlu diper-
bang saran dan pembuatan konsep; hatikan hal-hal sebagai berikut: (a)
tahap pembuktian meliputi analisis mahasiswa harus benar-benar memiliki
(verifikasi) dan uji eksperimen; tahap seluruh bahan, alat dan perlengkapan
penyajian berisi penjelasan rancangan lain yang dibutuhkan untuk menyele-
(laporan akhir perancangan); tahap saikan pelajaran tersebut; (b) maha-
industri berisi rancangan untuk produk siswa harus tahu bahwa bahan itu
(pengolahan gambar kerja) dan pem- bukan tes, tetapi untuk membantu be-
buatan, dan terakhir tahap komersial lajar, (c) tersedia sumber untuk mem-
meliputi distribusi dan konsumsi. bantu mahasiswa bila ia mengalami
Menurut Darmawan H.S. (2000 : 2), kesulitan, (d) secara periodik, maha-
perancangan dan pembuatan produk siswa harus dicek kemampuannya un-
adalah dua kegiatan manunggal, arti- tuk membuatnya benar-benar belajar.
nya bahwa rancangan hasil kerja pe- Metode ini diterapkan untuk: (a)
rancangan tidak ada gunanya kalau semua tahap belajar, dari permulaan
rancangan tersebut tidak dibuat benda sampai dengan proses akhir belajar
kerjanya, sebaliknya pembuat tidak da- mahasiswa, (b) pelajaran formal, jarak
pat merealisasikan benda teknik tanpa jauh, dan magang, (c) mengatasi ke-
terlebih dulu dibuat gambar rancang- sulitan perbedaan individu, (d) mem-
annya yang dalam hal ini adalah permudah mahasiswa belajar dalam
gambar kerja. Dengan demikian bahwa waktu yang diinginkan. Keterbatasan
gambar kerja adalah hasil akhir ran- metode ini adalah: (a) setiap mahasiswa
cangan dan merupakan dasar atau titik harus melalui urutan kegiatan belajar
awal pembuatan produk. yang sama, (b) biaya pengembangan
Produk hasil perancangan dido- tinggi, (c) mahasiswa kurang mendapat
kumentasikan dalam dokumen yang interaksi sosial.
terdiri dari gambar susunan, gambar Gambar Teknik lebih merupakan
detail dan spesifikadsinya, daftar kom- mata kuliah praktek sehingga dalam
ponen, indeks produk, jumlah, spesifi- proses belajar mengajarnya perlu di-
kasi, bahan, asal komponen, dan adakan tes awal untuk mengetahui
keterangan teknik lain (Bryakov, dkk. kemampuan mahasiswa yang sebelum-
(tt.: 6). nya (minggu sebelumnya) dan untuk
Metode Kegiatan Instruksional memotivasi mahasiswa agar memper-
Terprogram adalah suatu metode yang siapkan diri sebelum menempuh ku-
menggunakan bahan instruksional liah.
yang disiapkan secara khusus. Isi pela- Setelah mendapat materi kuliah,
jaran harus dipecah menjadi beberapa penjelasan dan pengarahamn maha-
penggal materi atau menjadi langkah- siswa secara mandiri harus diberi tugas
langkah kecil, diurut dengan cermat untuk mengetahui daya tangkap maha-

Pembelajaran Instruksional Terprogram dalam Peningkatan Efektifitas Pembelajaran


180

siswa dalam memperoleh materi yang siswa yang dapat dikatakan mam-
dijelaskan oleh dosen. Kemudian dosen pu/melakukan analisis. Lebih-lebih
memberi tugas serupa untuk dikerjakan kalau tugas itu boleh dikerjakan di
mahasiswa perorangan tetapi boleh rumah.
berdiskusi dengan mahasiswa lainnya. 2. Mahasiswa tidak terbiasa menyiap-
Hal ini untuk membekali kompetensi kan diri sebelum mengikuti kuliah,
afektif dalam bentuk kemampuan be- karena tak ada tes awal.
kerjasama. Sambil memberi tugas, do- 3. Kemampuan mandiri kurang diper-
sen segera memberi tahu kelemahan hatikan
dan kekurangan pekerjaan mahasiswa Untuk model yang kedua memiliki
yang diselesaikan secara mandiri se- kelebihan membiasakan mahasiswa
bagai bahan diskusi. mempersiapkan diri sebelum meng-
Pembelajaran Konvensional Gam- ikuti kuliah, terlatih berpikir mandiri,
bar Teknik paling tidak mengikuti alur dan terlatih bekerjasama dengan fokus
pelaksanaan seperti berikut: (a) pem- bahasan. Model ini menuntut dosen
berian materi, (b) pengarahan dan pen- selalu ada ditempat dan tak boleh
jelasan tugas, (c) pemberian tugas meninggalkan ruangan saat tes awal
(dikerjakan di kelas dan dirumah), (d) maupun tes mandiri, selain itu dosen
pengumpulan tugas, (e) evaluasi, dan harus segera mengevaluasi hasil peker-
(f) review. jaan mahasiswa dan memberi peng-
Metode yang akan dikembangkan arahan bahasan diskusi berdasar hasil
model Kegiatan Instruksional Terpro- evaluasinya.
gram menggunakan tes awal, dengan Berdasarkan kerangka berpikir
prosedur sebagai berikut: (a) cek ke- yang dibangun di depan penelitian ini
siapan bahan, alat, perlengkapan maha- mengajukan hipotesis sebagai berikut:
siswa, (b) cek sumber – sumber belajar, Hasil belajar Gambar Teknik maha-
(c) tes awal, (d) review, (e) pemberian siswa Pendidikan Teknik Mesin FT
materi, (f) tugas mandiri (dikontrol/ UNY yang diajar dengan metode yang
diawasi), (g) dikumpulkan dan dieva- menggunakan Tes Awal dan Kegiatan
luasi (umpan balik) langsung, (h) pem- Instruksional Terprogram lebih baik di-
berian tugas serupa dengan yang tadi, bandingkan dengan hasil belajar Gam-
tetapi mahasiswa boleh diskusi, dimana bar Teknik mahasiswa pendidikan tek-
dosen sambil memberikan masukan nik Mesin FT UNY yang diajar dengan
kelamahan dan kekureang hasil peker- metode pembelajaran yang konven-
jaan mahasiswa yang perlu, (i) didis- sional (ceramah, tanya jawab, dan pem-
kusikan, (j) dikumpulkan, (k) komentar berian tugas) digunakan sebelumnya.
dari dosen. Penelitian ini dimaksudkan untuk
Dari kedua metode tersebut bila mendapatkan bukti empirik bahwa
dibandingkan, untuk model PBM yang model pembelajaran Gambar Teknik
Umum dipakai memiliki kelemahan dengan Kegiatan Intruksional Terpro-
seperti berikut. gram lebih baik dibandingkan dengan
1. Mahasiswa masih memiliki peluang pembelajaran Konvensional.
menyontek temannya, sedangkan
dirinya sendiri kurang/tidak mela-
kukan analisis, sehingga hasil se-
benarnya hanya ada bebarapa maha-

Cakrawala Pendidikan, Juni 2009, Th. XXVIII, No. 2


181

C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian A = Kelompok Mahasiswa Yang men-
eksperimen semu atau quasi dapat Perlakuan dengan pembe-
experiment dengan subyek Penelitian lajaran Kegiatan Intruksional Ter-
ini adalah mahasiswa Pendidikan Tek- program
nik Mesin FT UNY yang mengambil B = Kelompok Mahasiswa Yang men-
mata kuliah Gambar Teknik, semester I. dapat Perlakuan model secara kon-
Objek penelitiannya adalah kemam- vensional
puan membaca dan membuat gambar X1 =Perlakuan Model Kegiatan Instruk-
teknik mesin. Penelitian ini mengguna- sional Terprogram
kan dua kelompok yang ditentukan X2= Perlakuan Model yang biasa di-
secara langsung (intact group) yaitu gunakan sebelumnya (ceramah,
kelompok eksperimen dan kelompok tanya jawab, pemberian tugas)
kontrol. Yang menjadi kelompok eks- T1 = Nilai Akhir kelompok perlakuan
perimen yang mendapatkan perlakuan T2 = Nilai Akhir kelompok kontrol
adalah kelompok kelas A1 dan B1 dan Teknik analisis data yang diguna-
kelompok kontrol menggunakan kelas kan untuk menganalisis data yang
A2, dan B2. terkumpul digunakan Uji-t (t test cor-
Variabel bebas (independent) peneli- related samples)
tian ini adalah metode instruksional Keterbatasan – keterbatasan:
terprogram dan variabel terikatnya a. Peneliti tidak memberi materi 1 Se-
(dependent) variabelnya adalah hasil mester karena bulan Nopember 2008
prestasi Gambar Teknik. Materi ajar sudah harus melaporkan hasil.
yang digunakan dalam penelitian se- b. Peneliti tidak mengecek tingkat ke-
suai dengan silabus yang meliputi: Pro- mandirian mahasiswa.
yeksi ortogonal (Amerika dan Eropa), c. Peneliti tidak membedakan maha-
Proyeksi Miring (Isometrik, dimetrik, siswa Reguler dan Non Reguler.
Paralel), Dimensi (Dasar pemberian d. Nilai yang diambil hanya nilai ke-
Dimensi), Potongan, Toleransi, Tanda mampuan kognitif karena berdasar-
Pengerjaan, Gambar Susunan, dan kan hasil penelitian sebelumnya
Gambar Bagian. Tes yang digunakan penguasaan yang lemah adalah as-
adalah Tes Ujian Semester yang di- pek kognitif, sedang tentanng ke-
gunakan jurusan Pendidikan Teknik terampilan hasilnya sudah baik.
Mesin FT UNY. Desain eksperimen
semu dapat dilihat pada gambar beri- D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
kut. 1. Hasil Penelitian
Penelitian ini mengkaji perbedaan
hasil belajar mahasiswa dalam mata
Kelompok Perlakuan Tes Akhir kuliah Gambar Teknik bagi yang diajar
A X1 T1 dengan pendekatan pembelajaran in-
B X2 T2 truksional terprogram dengan pende-
Gambar 1. Desain Ekperimen Semu katan pembelajaran konvensional.
Non Equivalent Post Test Only Control
Group

Pembelajaran Instruksional Terprogram dalam Peningkatan Efektifitas Pembelajaran


182

a. Hasil belajar Gambar Teknik yang dilakukan dengan Model Konvensional.


Variabel Mean Std Dev Minimum Maksimum N
Kabel
Konvensional 26.97 8.74 20.00 45.00 33

Untuk lebih memperjelas paparan data tersebut, maka berikut ini ditampilkan
diagram batangnya:

Histogram

20

15
Frequency

10

Mean = 26.9697
Std. Dev. = 8.74459
0 N = 33
20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00

Konvens

Gambar 1. Hasil Belajar Pembelajaran Konvensional

b. Hasil belajar Gambar Teknik yang dilakukan dengan Pendekatan Pembelajaran


Instruksional Terprogram.

Variabel Mean Std Dev Minimum Maksimum N Kabel


Instruksional 50.60 18.90 25.00 100.00
Terprogram

Untuk Lebih memperjelas paparan data tersebut , maka berikut ini ditampilkan
diagaram batangnya:
Histogram

5
Frequency

1
Mean = 50.6061
Std. Dev. = 18.90592
0 N = 33
20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

InsTerprog

Gambar 2. Hasil Belajar Pembelajaran Instruksional Terprogram

Cakrawala Pendidikan, Juni 2009, Th. XXVIII, No. 2


183

c. Pengujian Persyaratan Analisis Smirmov menunjukkan bahwa kelom-


1) Uji Normalitas pok Instruksional Terprogram dan ke-
Pengujian normalitas pada pene- lompok Konvensional diambil dari po-
litian ini dilakukan dengan mengguna- pulasi yang mempunyai dsitribusi nor-
kan uji Kolmogorov dan Smirmov. mal. Pengujian tersebut dilaporkan pa-
Hasil perhitungan uji Kolmogorov dan da bagian berikut ini.

Tabel 1. Tes Normalitas

InsTer Konv
prog ens
N 33 33
Mean 26.969
50.6061
Normal 7
Parameters(a,b) 18.9059 8.7445
Std. Deviation 2 9
Most Extreme Absolute .105 .302
Differences
.105 .302
Positive
-.088 -.213
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z .604 1.737
Asymp. Sig. (2-tailed) .859 .005
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

2) Uji Homoginitas dari F tabel, dengan demikian dapat


Uji F digunakan untuk menegetahui disimpulkan bahwa varian kelompok
apakah varian sampel yang akan di- mahasiswa yang dilakukan dengan
komparasikan itu homogin atau tidak. pembelajaran model Intreuksional Ter-
Dari data yang terkompul selanjutnya program dan model Konvensional
dianalisis dengan menggunakan uji F. homogin. Pengujian Hipotesis dilaku-
Dari hasil analsisi diperoleh harga F kan pada pembelajaran yang meng-
hitung sebesar 0.155. F tabel pada taraf gunakan model Konvensional dan mo-
signifikansi 0.5 % dengandf (32 ) = 1. del Intruksional Terprogram. Hasil tes
Ternyata harga F hitung lebih kecik dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Frekwensi Kelompok Intruksional Terprogram


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 25.00 3 9.1 9.1 9.1

4 12.1 12.1 21.2


30.00

3 9.1 9.1 30.3

Pembelajaran Instruksional Terprogram dalam Peningkatan Efektifitas Pembelajaran


184

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
35.00

2 6.1 6.1 36.4


40.00

4 12.1 12.1 48.5


45.00

2 6.1 6.1 54.5


50.00

5 15.2 15.2 69.7


55.00

1 3.0 3.0 72.7


60.00

4 12.1 12.1 84.8


65.00

2 6.1 6.1 90.9


75.00

1 3.0 3.0 93.9


80.00

1 3.0 3.0 97.0


85.00

1 3.0 3.0 100.0


100.00

33 100.0 100.0
Total

Tabel 3. Frekwensi Kelompok Konvensional

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20.00 17 51.5 51.5 51.5

4 12.1 12.1 63.6


25.00

2 6.1 6.1 69.7


30.00

4 12.1 12.1 81.8


35.00

4 12.1 12.1 93.9


40.00

2 6.1 6.1 100.0


45.00

33 100.0 100.0
Total

Cakrawala Pendidikan, Juni 2009, Th. XXVIII, No. 2


185

Tabel 4. Hasil Uji t


One-Sample Test

Test Value = 0
95% Confidence Interval of
the Difference
Sig. (2- Mean
t df tailed) Difference Lower Upper
InsTerprog 15.377 32 .000 50.60606 43.9023 57.3098
Konvens 17.717 32 .000 26.96970 23.8690 30.0704

Menyimak tabel 5, nilai t hitung kan menyumbang peningkatan hasil


17.717 sedang nilai t tabel 2.038 pada nilai Gambar Teknik oleh mahasiswa
taraf signifikansi 5 %. Karena t hitung > Teknik Mesin, yaitu sebagai berikut.
dari t tabel maka H0 ditolak, dengan a. Pengecek catatan dan alat perleng-
demikain ada perbedaan antara nilai kapan siswa
Gambar Teknik yang diajar dengan Dosen mengecek kesiapan awal ter-
Model Kegiatan Intruksional Terpro- hadap catatan, kelengkapan peralatan
gram dengan nilai Gambar Teknik yang menggambar, dan buku teks/modul
diajar dengan model Konvensional. mendorong mahasiswa untuk lebih
Dari tabel 3, tabel 4 dan rabel 5 dapat siap dalam proses belajar berikutnya.
dilihat bahwa nilai Gambar Teknik Kelengkapan catatan, ketidakkomplitan
kelompok Instruksional terprogram peralatan dan lupa membawa buku
lebih baik dari nilai Gambar Teknik diktat atau hand out menunjukkan bah-
kelompok Konvennsional hal ini ter- wa mahasiswa kurang siap, menye-
cermin dari Mean dan Mode dari kedua pelekan atau tidak terbiasa untuk selalu
kelompok. siap. Hal ini tidak terjadi pada kelom-
pok mahasiswa dengan Intruksional
2. Pembahasan Terprogram. Pada inspeksi mendadak
Hasil penelitian secara deskriptif minggu ke 4 terhadap kelompok Kon-
menunjukkan bahwa rerata nilai maha- vensional, dari mahasiswa 19 orang,
siswa kelompok Instruksional Terpro- ternyata l 5 orang tidak memiliki alat
gram lebih tinggi dibandingkan dengan perlengkapan yang lengkap, 2 orang
rerata nilai mahasiswa kelompok Kon- tak membawa peralatan, 16 orang tak
vensional. Dengan kata lain prestasi memiliki catatan yang lengkap, 6 orang
belajar mahasiswa yang diajar dengan tak membawa diktat/handout. Selan-
pendekatan intruksional terprogram jutnya, inspeksi mendadak minggu ke 5
lebih baik dibandingkan dengan pres- terhadap 18 mahasiswa kelompok kon-
tasi belajar mahasiswa yang diajar vensional yang lain, menunjukkan: 3
dengan pendekatan pembelajaran kon- orang tak membawa perlengkapan alat
vensional. Ada beberapa hal yang menggambar yang lengkap, 2 orang tak
membedakan pendekatan pembelajaran membawa alat menggambar, 12 tak
instruksional terprogram dengan pem- memiliki catatan yang komplit dan 3
belajaran konvensional yang diperkira- orang tak membawa diktat atau hand

Pembelajaran Instruksional Terprogram dalam Peningkatan Efektifitas Pembelajaran


186

out. Dengan demikian dari sisi kesiap- e. Kesempatan Diskusi Pasca Tes
an kelompok Instruksioanl Terprogram Materi Baru
lebih baik dibandingkan dengan kelom- Pada tes pasca pemberian materi
pok konvensional. baru pengawasan dilakukan dengan
ketat, hal ini bertujuan agar hasil pe-
b. Tes awal nyelesaian tugas yang dikerjakan betul-
Pada setiap awal pertemuan diada- betul atas dasar kemampuan mandiri
kan tes awal, hal ini akan mendorong setiap mahasiswa. Setelah hasil peker-
mahasiswa untuk mempelajari materi jaan dikumpulkan, mahasiswa menger-
yang diperoleh sebelumnya sebelum jakan soal itu lagi dengan cara berdis-
mengikuti kuliah. Kecuali itu kondisi kusi antar teman. Sementara pengajar
ini mendorong mahasiswa untuk tidak mengoreksi dan langsung mengumum-
datang terlambat karena takut tidak kan hasilnya. Hasil pekerjaan siswa
bisa mengikuti tes awal ini. Bila maha- yang langsung dikembalikan dan nilai-
siswa datang lebih awal bagi pengajar nya juga langsung diberikan akan
juga menguntungkan karena pengajar mendorong sebagian mahasiswa puas
dapat menjelaskan materi tanpa harus bagi yang mendapat nilai baik, dan
mengulangi kembali karena tidak ada sebagian mahasiswa menyadari keku-
mahasiswa yang terlambat. rangan dan kelemahannya. Pemberian
jawaban yang betul oleh pengajar mem-
c. Review buat mahasiswa segera tahu yang betul,
Review sangat menguntungkan yang kurang dan yang salah. Kondidi
mahasiswa, karena kecuali mahasiswa ini juga akan mendorong mahasiswa
mendapat penjelasan ulang sehingga untuk selalu mempersiapkan dan mem-
menjadi lebih jelas juga membuat perbaiki diri pada minggu berikutnya
mahasiswa menyadari kekurangan, Kesempatan diskusi pada saat me-
kelemahan, dan kesalahannya sehingga ngerjakan tes akan membuat kemam-
untuk berikutnya mahasiswa dapat be- puan mahasiswa dalam berinteraksi so-
lajar dan memperhatikan hal-hal yang sial meningkat, karena antar mahasiswa
salah untuk tidak diulangi lagi pada saling memberi dan menerima, menya-
latihan berikutnya. dari adanya kekurangan dan kelemah-
an, melatih bekerjasama, belajar menje-
d. Pemberian Materi dan Tes Pasca laskan, menyadari adanya penyelesaian
Pemberian Materi masalah dari sudut pandang yang ber-
Pemberian materi baru oleh peng- beda. Interaksi sosial tersebut akan da-
ajar yang disusul dengan tes awal, pat mendewasakan mahasiswa dalam
mendorong mahasiswa memperhatikan belajarnya.
penjelasan-penjelasan dengan cermat.
Tes langsung pasca pemberian materi f. Pemberian Arahan Materi untuk
bertujuan untuk mengetahui sejauh Dipelajari di Rumah
mana mahasiswa mampu menangkap Pemberian arahan materi untuk
penjelasannnya. Dengan demikian ma- dipelajari dirumah membuat maha-
hasiswa terlatih untuk memperhatikan siswa memiliki arah dalam belajar, dan
penjelasan, yang dalam hal ini tentu mendorong mahasiswa untuk siap
saja memiliki dampak positip terhadap pada minggu berikutnya.
hasil belajarnya.

Cakrawala Pendidikan, Juni 2009, Th. XXVIII, No. 2


187

Langkah-langkah yang dilakukan menit pengawasan tes pasca pem-


dalam metode Instruksional Terpro- berian materi baru, dan 20 menit
gram yang tidak dilakukan oleh metode untuk koreksi.
konvensional adalah kegiatan periodik e. Materi yang dikuasai kelompok
per tatap muka, yang meliputi cheking mahasiswa Instruksional terpro-
catatan alat dan perlengkapan siswa, gram lebih banyak dibanding de-
tes awal, pengawasan ketat pada tes ngan materi yang dikuasai kelom-
awal, koreksi & umpan balik langsung, pok mahasiswa Konvensional. Hal
dan tes setelah mendapat materi baru. ini dapat dilihat dari jawaban tes
Dengan demikian wajar kalau nilai akhir yang menunjukkan bahwa
penguasaan pengetahuan Gambar Tek- banyak soal-soal yang tidak ter-
nik mahasiswa kelompok yang diberi- jawab oleh kelompok Konvensioanal
kan dengan metode Instruksiopanl Ter- karena keterbatasan penguasaan.
program lebih baik dibandingkan de-
ngan nilai penguasaan pengetahuan 2. Rekomendasi
Gambar Teknik mahasiswa kelompok a. Diktat atau buku Gambar Teknik
yang diberikan dengan metode Kon- yang dimiliki perlu diusahakan
vensional. sama pengarangnya.
b. Dengan ketatnya waktu yang penuh
C. Simpulan dan Rekomendasi konsentrasi perlu ada waktu isti-
1. Simpulan rahat di tengah-tengah jam pelajar-
a. Nilai rerata Gambar Teknik maha- an.
siswa yang diajar dengan metode c. Indikator-indilkator catatan yang
Instruksional Terprogram lebih baik lengkap dan alat perlengkapan sis-
dibandingkan dengan nilai rerata wa yang lengkap perlu diinformasi-
Gambar Teknik kelompok Konven- kan pada minggu pertama kuliah.
sional.
b. Kegiatan yang dilakukan per tatap
muka dengan metode Instruksional Daftar Pustaka
Terprogram yang tidak dilakukan
oleh metode Konvensional adalah Atwi .S.M. 2001. Desain Instruksional.
cheking catatan alat dan perleng- Dikti: PAU PPAU UT Pres.
kapan mahasiswa, tes awal, peng-
awasan ketat pada tes awal, koreksi Early, J.H.. 1991. Drafting Technology.
& umpan balik langsung, dan tes New York: Addison Wedlley
setelah mendapat materi baru. Publishing Company.
c. Tes awal mendorong mahasiswa
belajar sebelum mengikuti kuliah Giesecke, F. 1974. Technical Drawing.
dan mendorong mahasiswa tidak New York: Machmillan Publish-
berani datang terlambat. ing CO, Inc.
d. Dalam metode Instruksional Ter-
program Pengajar dituntut lebih Gupta. V. dan Murphy, P.N. tth. An
konsentrasi pada awal 60 menit Introductions to Engineering Design
pertama, dengan perincian 20 menit Method. New Delhi: Tata Mc
untuk tes awal sambil ceking catat- Graw Hill Publishing Company
an dab alat perlengkapan siswa, 20 Limited.

Pembelajaran Instruksional Terprogram dalam Peningkatan Efektifitas Pembelajaran


188

Harsokusumo. D., 1999. Pengantar Pe-


rancangan Teknik. Jakarta: Dirjen
Dikti.

Subiyono. 2005. Analisis Kualitas Ke-


mampuan Mahasiswa dalam Mem-
buat Gambar Mesin. Yogyakarta :
Lemlit UNY.

Subiyono. 2006. Pembelajaran Perancang-


an Alat Permesinan Berbasis Pro-
sedur Standard Operasi dan Ins-
truksi Kerja Sebagai Sub. Sistem
Pelaksanaan Proyek akhir model ko-
laborasi. Yogyakarta: Lemlit UNY.

Subiyono. 2006. Pengaruh Strategi Pem-


belajaran Heruistik dan Algoritmik
Berdasarkan Gaya Kognitif Maha-
siswa terhadap Hasil Belajar Gam-
bar Mesin. Yogyakarta: Lemlit
UNY.

Cakrawala Pendidikan, Juni 2009, Th. XXVIII, No. 2

You might also like