Professional Documents
Culture Documents
8sbyn Revised PDF
8sbyn Revised PDF
Subiyono
FT Universitas Negeri Yogyakarta
Abstract
This study aimed to find empirical evidence that in Technical Drawing students
taught by the programmed instruction model attained higher achievement than
those taught by the conventional teaching model. This study was a quasi-
experimental study. The research subjects were students of the Department of
Mechanical Engineering, the Faculty of Engineering, the Yogyakarta State
University. Group A2 was selected as the experimental group, consisting of regular
S1 students, and Group B1 as the control group, consisting of regular D3 students.
The group members were non-randomly selected. The data were analyzed using
the t-test. The result showed that the tobserved (17.717) was higher than the ttable
(2.038) at p < .05, indicating that there was a significant difference between the two
groups. The students in the experimental group attained a higher mean score than
those in the control group. In other words, in Technical Drawing, the students
taught by the programmed instruction model attained higher achievement than
those taught by the conventional teaching method.
177
178
mahasiswa yang diteliti, gambar kerja- bagian dari suatu obyek, dengan mem-
nya belum layak dikatakan sebagai berikan gambaran bentuk obyek de-
gambar kerja karena gambar tersebut ngan persis dan komplit, dan memberi-
tak dapat mengungkapkan maksud kan semua informasi yang diperlukan
tujuannya dengan benar, kedua; bahwa untuk keperluan proses manufaktur
pada awal mengerjakan proyek akhir serta pemeriksaan obyek itu sendiri.
85 % mahasiswa belum siap gambar Suatu gambar memberikan informasi
kerjanya pada pekerja, bentuk dan ukuran obyek
Berpijak dari penemuan di atas, di- yang akan dibuat, bahan, bagaimana
duga ada indikasi metode yang di- pengerjaan permukaan, dan informasi-
gunakan oleh dosen dalam mengajar informasi terkait lainnya. Dengan demi-
Gambar Teknik kurang cocok dengan kian setelah menerima perintah dalam
latar belakang (karakteristik) maha- bentuk gambar, pekerja perlu membaca
siswa. Penelitian Subiyono tentang dan mempelajari serta mengerti semua
Gambar Mesin (2006 : 56) ditemukan informasi – informasi yang terkandung
bahwa 95 % mahasiswa yang memiliki didalamnya. Gambar Teknik dapat juga
sifat ketergantungan dalam arti belum disebut gambar kerja karena gambar
memiliki kemandirian. Selain itu perlu tersebut merupakan acuan dalam pem-
disadari bahwa bahwa mahasiswa buatan benda kerja. Gambar Kerja
pendidikan teknik mesin FT UNY suatu bagian mesin merupakan suatu
sebagian besar adalah mahasiswa kelas gambar bagian–bagian mesin (detail)
2 dan mahasiswa kelas 3 bila dilihat yang dipisahkan yang berisi dimensi
dari peminat ujian masuk perguruan dan informasi bahan, pengerjaan per-
tinggi. Dengan demikian maka metode mukaan dan informasi-informasi teknik
pengajarannya pun harus melihat latar lain termasuk spesifikasi untuk keper-
belakang mahasiswa tersebut. luan proses produksi dan inspeksi kua-
Berpijak dari paparan permasalah- litas. Sehingga insinyur, ilmuwan atau
an di atas maka perlu metode pem- teknisi harus dapat membuat represen-
belajaran yang cocok untuk mem- tasi gambar konstruksi suatu alat per-
belajarkan sasaran didik yang masuk alatan dan mesin, gambar perancangan,
dalam katagori kelas dua dan kelas dan data-data yang terkait, maksudnya
tiga, dan yang hampir seluruhnya mereka harus mengerti prinsip-prinsip
memiliki sifat ketergantungan. Dengan dasar pembuatan gambar (bahasa gam-
demikian untuk memecahkan per- bar), harus dapat mengeksekusi peker-
masalahan tersebut, pertanyannya mo- jaan dengan pertimbangan-pertimbang-
del pembelajaran yang bagaimana yang an skill dan kemampuan alat peralatan
dapat membekali kompetensi maha- mesin (Giesecke, dkk, 1974: 8). Pen-
siswa dalam Gambar Teknik secara dapat dari Gupta dan Murthy (tt.: 27)
efektif dan efisien. Dalam penelitian ini bahwa kegiatan terackhir dalam proses
dipilih model pembelajarn dengan ke- perancangan adalah membuat deskrip-
giatan Instruksioanl Terprogram se- si sempurna susunan konstruksi,
bagai salah satu alternatif pemecahan. elemen , dan sub. Elemen dalam bentuk
gambar kerja yang mencakup: bentuk,
B. Landasan Teori ukuran dan toleransi, tanda pengerjaan
Gambar Teknik adalah representasi dan simbol, pertimbangan standarisasi,
bidang permukaan suatu obyek atau keterangan-keterangan yang perlu dan
siswa dalam memperoleh materi yang siswa yang dapat dikatakan mam-
dijelaskan oleh dosen. Kemudian dosen pu/melakukan analisis. Lebih-lebih
memberi tugas serupa untuk dikerjakan kalau tugas itu boleh dikerjakan di
mahasiswa perorangan tetapi boleh rumah.
berdiskusi dengan mahasiswa lainnya. 2. Mahasiswa tidak terbiasa menyiap-
Hal ini untuk membekali kompetensi kan diri sebelum mengikuti kuliah,
afektif dalam bentuk kemampuan be- karena tak ada tes awal.
kerjasama. Sambil memberi tugas, do- 3. Kemampuan mandiri kurang diper-
sen segera memberi tahu kelemahan hatikan
dan kekurangan pekerjaan mahasiswa Untuk model yang kedua memiliki
yang diselesaikan secara mandiri se- kelebihan membiasakan mahasiswa
bagai bahan diskusi. mempersiapkan diri sebelum meng-
Pembelajaran Konvensional Gam- ikuti kuliah, terlatih berpikir mandiri,
bar Teknik paling tidak mengikuti alur dan terlatih bekerjasama dengan fokus
pelaksanaan seperti berikut: (a) pem- bahasan. Model ini menuntut dosen
berian materi, (b) pengarahan dan pen- selalu ada ditempat dan tak boleh
jelasan tugas, (c) pemberian tugas meninggalkan ruangan saat tes awal
(dikerjakan di kelas dan dirumah), (d) maupun tes mandiri, selain itu dosen
pengumpulan tugas, (e) evaluasi, dan harus segera mengevaluasi hasil peker-
(f) review. jaan mahasiswa dan memberi peng-
Metode yang akan dikembangkan arahan bahasan diskusi berdasar hasil
model Kegiatan Instruksional Terpro- evaluasinya.
gram menggunakan tes awal, dengan Berdasarkan kerangka berpikir
prosedur sebagai berikut: (a) cek ke- yang dibangun di depan penelitian ini
siapan bahan, alat, perlengkapan maha- mengajukan hipotesis sebagai berikut:
siswa, (b) cek sumber – sumber belajar, Hasil belajar Gambar Teknik maha-
(c) tes awal, (d) review, (e) pemberian siswa Pendidikan Teknik Mesin FT
materi, (f) tugas mandiri (dikontrol/ UNY yang diajar dengan metode yang
diawasi), (g) dikumpulkan dan dieva- menggunakan Tes Awal dan Kegiatan
luasi (umpan balik) langsung, (h) pem- Instruksional Terprogram lebih baik di-
berian tugas serupa dengan yang tadi, bandingkan dengan hasil belajar Gam-
tetapi mahasiswa boleh diskusi, dimana bar Teknik mahasiswa pendidikan tek-
dosen sambil memberikan masukan nik Mesin FT UNY yang diajar dengan
kelamahan dan kekureang hasil peker- metode pembelajaran yang konven-
jaan mahasiswa yang perlu, (i) didis- sional (ceramah, tanya jawab, dan pem-
kusikan, (j) dikumpulkan, (k) komentar berian tugas) digunakan sebelumnya.
dari dosen. Penelitian ini dimaksudkan untuk
Dari kedua metode tersebut bila mendapatkan bukti empirik bahwa
dibandingkan, untuk model PBM yang model pembelajaran Gambar Teknik
Umum dipakai memiliki kelemahan dengan Kegiatan Intruksional Terpro-
seperti berikut. gram lebih baik dibandingkan dengan
1. Mahasiswa masih memiliki peluang pembelajaran Konvensional.
menyontek temannya, sedangkan
dirinya sendiri kurang/tidak mela-
kukan analisis, sehingga hasil se-
benarnya hanya ada bebarapa maha-
C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian A = Kelompok Mahasiswa Yang men-
eksperimen semu atau quasi dapat Perlakuan dengan pembe-
experiment dengan subyek Penelitian lajaran Kegiatan Intruksional Ter-
ini adalah mahasiswa Pendidikan Tek- program
nik Mesin FT UNY yang mengambil B = Kelompok Mahasiswa Yang men-
mata kuliah Gambar Teknik, semester I. dapat Perlakuan model secara kon-
Objek penelitiannya adalah kemam- vensional
puan membaca dan membuat gambar X1 =Perlakuan Model Kegiatan Instruk-
teknik mesin. Penelitian ini mengguna- sional Terprogram
kan dua kelompok yang ditentukan X2= Perlakuan Model yang biasa di-
secara langsung (intact group) yaitu gunakan sebelumnya (ceramah,
kelompok eksperimen dan kelompok tanya jawab, pemberian tugas)
kontrol. Yang menjadi kelompok eks- T1 = Nilai Akhir kelompok perlakuan
perimen yang mendapatkan perlakuan T2 = Nilai Akhir kelompok kontrol
adalah kelompok kelas A1 dan B1 dan Teknik analisis data yang diguna-
kelompok kontrol menggunakan kelas kan untuk menganalisis data yang
A2, dan B2. terkumpul digunakan Uji-t (t test cor-
Variabel bebas (independent) peneli- related samples)
tian ini adalah metode instruksional Keterbatasan – keterbatasan:
terprogram dan variabel terikatnya a. Peneliti tidak memberi materi 1 Se-
(dependent) variabelnya adalah hasil mester karena bulan Nopember 2008
prestasi Gambar Teknik. Materi ajar sudah harus melaporkan hasil.
yang digunakan dalam penelitian se- b. Peneliti tidak mengecek tingkat ke-
suai dengan silabus yang meliputi: Pro- mandirian mahasiswa.
yeksi ortogonal (Amerika dan Eropa), c. Peneliti tidak membedakan maha-
Proyeksi Miring (Isometrik, dimetrik, siswa Reguler dan Non Reguler.
Paralel), Dimensi (Dasar pemberian d. Nilai yang diambil hanya nilai ke-
Dimensi), Potongan, Toleransi, Tanda mampuan kognitif karena berdasar-
Pengerjaan, Gambar Susunan, dan kan hasil penelitian sebelumnya
Gambar Bagian. Tes yang digunakan penguasaan yang lemah adalah as-
adalah Tes Ujian Semester yang di- pek kognitif, sedang tentanng ke-
gunakan jurusan Pendidikan Teknik terampilan hasilnya sudah baik.
Mesin FT UNY. Desain eksperimen
semu dapat dilihat pada gambar beri- D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
kut. 1. Hasil Penelitian
Penelitian ini mengkaji perbedaan
hasil belajar mahasiswa dalam mata
Kelompok Perlakuan Tes Akhir kuliah Gambar Teknik bagi yang diajar
A X1 T1 dengan pendekatan pembelajaran in-
B X2 T2 truksional terprogram dengan pende-
Gambar 1. Desain Ekperimen Semu katan pembelajaran konvensional.
Non Equivalent Post Test Only Control
Group
Untuk lebih memperjelas paparan data tersebut, maka berikut ini ditampilkan
diagram batangnya:
Histogram
20
15
Frequency
10
Mean = 26.9697
Std. Dev. = 8.74459
0 N = 33
20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00
Konvens
Untuk Lebih memperjelas paparan data tersebut , maka berikut ini ditampilkan
diagaram batangnya:
Histogram
5
Frequency
1
Mean = 50.6061
Std. Dev. = 18.90592
0 N = 33
20.00 40.00 60.00 80.00 100.00
InsTerprog
InsTer Konv
prog ens
N 33 33
Mean 26.969
50.6061
Normal 7
Parameters(a,b) 18.9059 8.7445
Std. Deviation 2 9
Most Extreme Absolute .105 .302
Differences
.105 .302
Positive
-.088 -.213
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z .604 1.737
Asymp. Sig. (2-tailed) .859 .005
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
35.00
33 100.0 100.0
Total
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20.00 17 51.5 51.5 51.5
33 100.0 100.0
Total
Test Value = 0
95% Confidence Interval of
the Difference
Sig. (2- Mean
t df tailed) Difference Lower Upper
InsTerprog 15.377 32 .000 50.60606 43.9023 57.3098
Konvens 17.717 32 .000 26.96970 23.8690 30.0704
out. Dengan demikian dari sisi kesiap- e. Kesempatan Diskusi Pasca Tes
an kelompok Instruksioanl Terprogram Materi Baru
lebih baik dibandingkan dengan kelom- Pada tes pasca pemberian materi
pok konvensional. baru pengawasan dilakukan dengan
ketat, hal ini bertujuan agar hasil pe-
b. Tes awal nyelesaian tugas yang dikerjakan betul-
Pada setiap awal pertemuan diada- betul atas dasar kemampuan mandiri
kan tes awal, hal ini akan mendorong setiap mahasiswa. Setelah hasil peker-
mahasiswa untuk mempelajari materi jaan dikumpulkan, mahasiswa menger-
yang diperoleh sebelumnya sebelum jakan soal itu lagi dengan cara berdis-
mengikuti kuliah. Kecuali itu kondisi kusi antar teman. Sementara pengajar
ini mendorong mahasiswa untuk tidak mengoreksi dan langsung mengumum-
datang terlambat karena takut tidak kan hasilnya. Hasil pekerjaan siswa
bisa mengikuti tes awal ini. Bila maha- yang langsung dikembalikan dan nilai-
siswa datang lebih awal bagi pengajar nya juga langsung diberikan akan
juga menguntungkan karena pengajar mendorong sebagian mahasiswa puas
dapat menjelaskan materi tanpa harus bagi yang mendapat nilai baik, dan
mengulangi kembali karena tidak ada sebagian mahasiswa menyadari keku-
mahasiswa yang terlambat. rangan dan kelemahannya. Pemberian
jawaban yang betul oleh pengajar mem-
c. Review buat mahasiswa segera tahu yang betul,
Review sangat menguntungkan yang kurang dan yang salah. Kondidi
mahasiswa, karena kecuali mahasiswa ini juga akan mendorong mahasiswa
mendapat penjelasan ulang sehingga untuk selalu mempersiapkan dan mem-
menjadi lebih jelas juga membuat perbaiki diri pada minggu berikutnya
mahasiswa menyadari kekurangan, Kesempatan diskusi pada saat me-
kelemahan, dan kesalahannya sehingga ngerjakan tes akan membuat kemam-
untuk berikutnya mahasiswa dapat be- puan mahasiswa dalam berinteraksi so-
lajar dan memperhatikan hal-hal yang sial meningkat, karena antar mahasiswa
salah untuk tidak diulangi lagi pada saling memberi dan menerima, menya-
latihan berikutnya. dari adanya kekurangan dan kelemah-
an, melatih bekerjasama, belajar menje-
d. Pemberian Materi dan Tes Pasca laskan, menyadari adanya penyelesaian
Pemberian Materi masalah dari sudut pandang yang ber-
Pemberian materi baru oleh peng- beda. Interaksi sosial tersebut akan da-
ajar yang disusul dengan tes awal, pat mendewasakan mahasiswa dalam
mendorong mahasiswa memperhatikan belajarnya.
penjelasan-penjelasan dengan cermat.
Tes langsung pasca pemberian materi f. Pemberian Arahan Materi untuk
bertujuan untuk mengetahui sejauh Dipelajari di Rumah
mana mahasiswa mampu menangkap Pemberian arahan materi untuk
penjelasannnya. Dengan demikian ma- dipelajari dirumah membuat maha-
hasiswa terlatih untuk memperhatikan siswa memiliki arah dalam belajar, dan
penjelasan, yang dalam hal ini tentu mendorong mahasiswa untuk siap
saja memiliki dampak positip terhadap pada minggu berikutnya.
hasil belajarnya.