You are on page 1of 19

LAPORAN LABORATORIUM ACTIVITY

BIOKIMIA

1. Norman Prabowo (121 0211 060)


2. Putra Mahardika (121 0211 151)
3. Aviriga Septa K.L. (121 0211 148)
4. Najibah Zulfa Assa’diyah (121 0211 099)
5. Paramita Affandi (121 0211 095)

DAFTAR ISI
BAB I PERCOBAAN ENZIM

I.1 PENDAHULUAN ENZIM.............................................................................(1)

I.2 TUJUAN..........................................................................................................(2)

ALAT DAN BAHAN......................................................................................(2)

CARA KERJA.................................................................................................()

I.3 HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................(4)

I.4 KESIMPULAN...............................................................................................(4)

BAB II PERCOBAAN PROTEIN

II.1 PENDAHULUAN PROTEIN.......................................................................(14)

II.2 TUJUAN........................................................................................................(15)

ALAT DAN BAHAN....................................................................................(15)

CARA KERJA...............................................................................................()

II.3 HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................(17)

II.4 KESIMPULAN.............................................................................................(17)

BAB III PERCOBAAN KARBOHIDRAT

III.1 PENDAHULUAN KARBOHIDRAT.............................................................(8)

III.2 TUJUAN........................................................................................................(11)

ALAT DAN BAHAN....................................................................................(11)

CARA KERJA...............................................................................................()

III.3 HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................(13)

III.4 KESIMPULAN.............................................................................................(13)

BAB IV DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................(19)


BAB I

PENDAHULUAN

A. Enzim
Enzim merupakan protein katalis. Katalis merupakan suatu agen kimia yang berfungsi untuk
mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tumbuhan tanpa ikut beraksi
ataupun mempengaruhi keseimbangan reaksi dan merusak atau mengubah prose reaksi .
Enzim mmpu melakukan hal tersebut berdasarkan pengaruhnya terhadap energi aktivasi yang
dibutuhkan oleh setiap reaksi kimia. Dengan adanya enzim energi aktivasi menjadi lebih
rendah sehingga laju reaksi menjadi lebih cepat. Energi aktivasi adalah energi yang
digunakan untuk memecahkan molekul senyawa reaktan, yang mana hanya bisa putus
apabila telah menyerap energi dari lingkungan sekitarnya dan menjadikannya sebagai
molekul yang stabil. Enzim mengalami perubahan fisik selama reaksi,tapi berubah kembali
kepada keadaan semula setelah reaksi selesai. Walaupun di ketahui ada beberapa kasus
katalisis di lakukan oleh molekul-molekul RNA, hampir semua enzim merupakan katalisator
protein. Kebanyakan reaksi biokimia akan berlangsung lambat sekali jika tidak di katalisis
oleh enzim. Enzim hanya mengubah substrat yang spesifik menjadi produk .
Maksudnya,enzim hanya bekerja pada satu substrat saja. Berbeda dengan katalisator non
protein seperti H+,OH-, dan ion-ion logam).

Pada hakikatnya semua reaksi biokimia dikatalisis enzim. Enzim juga berperan dalam proses
pertumbuhan seluler,metabolisme,respirasi dan reproduksi. Dalam melakukan tugasnya,
enzim membutuhkan kofaktor yang disebut dengan koenzim. Koenzim yang berperan dalam
reaksi enzimatis biasanya terdiri dari fosfor atau vtamin. Enzim dan koenzim harus besatu
untk melakukan tugasnya. Koenzim menyimpan atau melepaskan energi dan menerim produk
oksidasi dari reaksi – reaksi kimia. Koenzim yang umum yaitu, ATP, NAD (nicontinamade-
adenine-dinucleotide) dan FAD (flavin – adenine – dinucleoide)

Enzim yang ditemukan dalam mikroorganisme diklasifikasikan berdasarkan kapan dn dimana


enzim berfungsi. Enzim konstitutif selalu terdapat dalm sel sebagai bagian integral dari
sel,misalnya dimutase,yang membantu petumbuhan aeob pada lingkungan yang mengandung
oksigen. Enzim adaptif atau enzim induksi, hanya dihasilkan juka ada substrat yang
spesifikm,misalnya sitrokom oksidasehanya dihasilkan jika ada besi. Eksoenzim yaitu enzim
yang dihasilkan di dalm sel dan dikerjakan diluar sel. Beberapa pengaruh toksik patogen
disebabkan oleh eksoenzim.

Dalam menjalannkan aktivitasnya enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti
suhu, pH ,konsentrasi substrat dan inhibitor.
Suhu merupakan faktor yang penting bagi kerja enzim. Sampai pada titik tertentu,
peningkatan suhu berbanding lurus dengan kecepatan laju reaksi sampai mencapai titik
optimumnya. Setelah melewati suhu optimum kecepatan reaksi akan menurun drastis. Enzim
memiliki suhu optimal pada suhu 35 – 40 derajat. Pada suhu ≤ 0 maka enzim dalam keadaan
non aktif. Pada suhu ekstrim melewati suhu optimum , maka enzim mengalami denaturasi
(kerusakan struktur dan fungsi)

Tingkat keasaman (pH)

Umumnya enzim membutuhkan pH optimum netral (±7) . namun ada beberapa enzim yang
dapat bekerja dalam suasana asam seperti pepsin dan renin yang bekerja didalam lambung.
Peningkatan atau penurunan pH yang ekstrim akan menyebabkan enzim mengalami
denaturasi.

Komponen utama enzim adalah protein. Tidak semua protein bertindak sebagai enzim. hanya
protein yang bersifat fungsional yang dapat menjadi komponen utama enzim. Pengaruh

Suhu

Tujuan :

Memperlihatkan kecepatan reaksi enzimatik sampai suhu tertentu sebanding dengan


kenaikan suhu. Reaksi enzimatik mempunyai suhu optimum.

Alat :

1. Tabung reaksi

2. Penjepit tabung

3. Pipet

4. Tempat tabung

Bahan :

1. Susu segar
2. Larutan enzim pepsin 0,5%

Cara kerja :

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Siapkan empat tabung reaksi untuk susu masing-masing 5 ml

3. Siapkan empat tabung reaksi untuk larutan pepsin 0,5% masing-masing 1 ml

4. Masukkan :

 Satu tabung berisi susu dan satu berisi tabung pepsin ke inkubator 0°C

 Satu tabung berisi susu dan satu berisi tabung pepsin ke inkubator (25-30)°C

 Satu tabung berisi susu dan satu berisi abung pepsin ke inkubator (37-40)°C

 Satu tabung berisi susu dan satu berisi tabung pepsin ke inkubator (75-80)°C

Masing-masing dimasukkan keinkubator selama 3 menit

5. Setelah 3 menit, campurkan masing-masing tabung dan hitung berapa lama proses
penggumpalan terjadi.

Hasil Percobaan :

BAHAN SUHU
0°C (25-30)°C (37-40)°C (75-80)°C
Susu segar 5 mL 5mL 5mL 5mL
Pepsin 0,5 % 1mL 1mL 1mL 1mL
DIINKUBASI SELAMA 3 MENIT
CAMPURAN BAHAN SUSU DAN PEPSIN PADA MASING- MASING SUHU
Hasil Pengukuran 7 menit 3 menit 14 1 menit 10 15 detik
Waktu Penggumpalan (detik) detik detik

Pembahasan :
Dari hasil percobaan untuk memperlihatkan kecepatan reaksi enzimatik pada suhu tertentu
yang telah dilakukan, pada tabung pertama 5 ml susu diinkubasi selama 3 menit pada suhu 0 0
C dicampur dengan 1 ml pepsin yang telah diinkubasi selama 3 menit pada suhu 0 0 akan
menggumpal pada menit ke 7. Tabung kedua 5 ml susu diinkubasi selama 3 menit pada suhu
250 C dicampur dengan 1 ml pepsin yang telah diinkubasi pada suhu dan waktu yang sama
akan menggumpal pada menit ke 3,14. Kemudian pada tabung ketiga 5 ml susu diinkubasi
selama 3 menit pada suhu 370 C dicampur dengan 1 ml pepsin yang telah diinkubasi pada
suhu dan waktu yang sama akan menggumpal pada menit ke 1,10 dan pada tabung terakhir 5
ml susu diinkubasi pada suhu 800 C dan dicampur dengan 1 ml pepsin yang telah diinkubasi
pada suhu danwaktu yang sama akan menggumpal pada detik ke 15.

Kesimpulan :

Dari hasil percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa enzim bekerja secara maksimal
pada suhu optimum yaitu 370C. Pada suhu 00 susu menggumpal cukup lama karena pada suhu
tersebut enzim dalam keadaan tidak aktif. Dan enzim mengalami denaturasi pada suhu
maksimum yaitu 750-800.

2. Pengaruh Konsentrasi Enzim

Tujuan :

Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi enzim terhadap kecepatan reaksi enzim.

Alat :

1. Tabung reaksi

2. Pipet

3. Wadah tabung reaksi

Bahan :
1. Susu segar

2. Pepsin 0,25%

3. Akuades

Cara kerja :

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Siapkan tiga tabung reaksi untuk susu masing-masing 5 ml dan masukkan ke inkubator
selama 3 menit.

 Tabung pertama tidak ada penambahan aquaades

 Tabung kedua penambahan aquaades 0,5 ml

 Tabung ketiga penambahan aquades 0,75 ml

3. Setelah 3 menit susu diinkubasi, campurkan ketiga tabung susu ke masing-masing


tabung pepsin dan hitung berapa lama proses penggumpalan terjadi.

Hasil Percobaan :

Bahan Konsentrasi Enzim


0,25 % 0,125 % 0,25 %
Pepsin 0,25% 1 mL 0,5 mL 0,625 mL
Akuades - 0,5 mL 0,75 mL
0
INKUBASI PADA SUHU 37 SELAMA 3 MENIT
Susu hangat (370C) 5 mL 5 mL 5 mL
Campur bahan susu pada masing-masing konsentrasi pepsin

Waktu penggumpalan (detik) 180 340 570


Pembahasan :

Dari hasil percobaan untuk menguji kecepatan reaksi penggumpalan pada konsentrasi
enzim yang telah dilakukan, pada tabung pertama yang berisi pepsin 1 ml setelah diinkubasi
selama 3 menit pada suhu 370 C lalu dicampurkan pada 5 ml susu bersuhu 370 C mulai
menggumpal pada detik ke 180. Tabung kedua yang berisi 0,5 ml pepsin dicampur 0,5 ml
akuades lalu diinkubasi selama 3 menit pada suhu 37 0 C dan dicampur kembali dengan 5 ml
susu bersuhu 370 C akan menggumpal pada detik ke 340. Pada tabung terakhir yang berisi
0,25 ml pespsin dicampur 0,75 ml akuades lalu diinkubasi selama 3 menit pada suhu 37 0 C
dan dicampurkan kembali dengan 5 ml susu bersuhu 370 C akan menggumpal pada detik ke
570.

Kesimpulan:

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan, bahwa:

1. Semakin besar konsentrasi substrat, semakin lambat pula kerja enzim

2. Semakin besar konsentrasi enzim, semakin cepat pula kerja enzim


BAB II

PENDAHULUAN

Karbohidrat

Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Istilah
ini paling sering digunakan dalam biokimia, di mana pada dasarnya adalah sebuah sinonim
dari sakarida. Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1 atom
O. Karbohidrat berasal dari tumbuhan melalui proses fotosintesis. Pada proses fotosintesis
itu, tumbuhan menyintesis karbondioksida (CO2) dan air (H2O) yang akan menghasilkan
amilum, selulosa, glukosa sederhana. Dihasilkan juga oksigen (O2) yang lepas di udara.
Reaksi yang terjadi adalah :
6 CO2+ 6 H2O  C6H12O6+ 6 O2

Keluarga besar karbohidrat alami yang mengisi peran banyak pada makhluk hidup, seperti
penyimpanan dan transportasi energi (misalnya, pati, glikogen) dan komponen struktural
(misalnya, selulosa dan kitin pada tanaman di arthropoda). Kata ini berasal dari bahasa
Yunani''σάκχαρον''(''sákcharon''), yang berarti "gula". Sakarida dan turunannya termasuk
biomolekul penting lainnya banyak yang memainkan peran kunci dalam sistem kekebalan
tubuh, pemupukan, patogenesis, pembekuan darah, dan pembangunan.
Dalam ilmu makanan dan dalam konteks informal, karbohidrat adalah istilah yang sering
berarti setiap makanan yang sangat kaya di pati (seperti sereal, roti dan pasta) atau gula
(seperti permen, selai dan makanan penutup).
Rumus umum karbohidrat yaitu Cn(H2O)n, sedangkan yang paling banyak kita kenal yaitu
glukosa : C6H12O6, sukrosa : C12H22O11, sellulosa : (C6H10O5)n
Karbohidrat dikelompokkan menjadi tiga jenis, diantaranya:

1. Monosakarida

Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisi menjadi karbohidrat


yang lebih sederhana.

Struktural terdapat dua derivat masing-masing:

1. ALDOSA, yaitu derivat polihidroksi alhedehida, aldosa yang paling sederhana


yaitu aldotriosa (gliseral-dehida)

2. KETOSA, yaitu derivat polihidroksi keton, ketosa yang paling sederhana adalah
ketriosa (dihidroksiaseton)

TABEL: Monosakarida yang penting

Aldosa Ketosa

Triosa (C3H6O3) Gliseraldehida Dihidroksiaseton

Tetrosa (C4H8O4) Treosa

Eritros

Pentosa (C5H10O5) Ribosa/Deoksiribosa Xilulosa

Arabinosa Ribulosa

Xilosa

Liksosa

Heksosa (C6H12O6) Glukosa Fruktosa

Galaktosa/Fukosa

Mannosa

Heptosa (C7H14O7) Sedoheptulosa

Monosakarida diklasifikasikan mejadi:


o Glukosa → mengandung gugus aldehid

o Galaktosa → mengandung gugus aldehid

o Fruktosa → mengandung gugus aldehid

> Gugus keton dan gugus aldehid dapat mereduksikan larutan benedict

Disakarida

Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida.

Disakarida diklasifikasikan menjadi:

1. Maltosa → terdiri dari dua unit glukosa yang mengandung OH laktol

2. Laktosa → terdiri dari satu unit galaktosa dan satu unit glukosa yang mengandung OH
laktol

3. Sukrosa → terdiri dari satu unit fruktosa dan satu unit glukosa yang tidak mengandung
OH laktol

Polisakarida

Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari sepuluh unit monosakarida. Contoh
dari polisakarida:

1. Amilum → tidak mengandung OH laktol

TABEL: Amilum secara bertahap

Reaksi Jodium Hidrolisat

Biru lembayung Amilum → Maltosa

Biru lembayung Amilum yang mudah larut


Lembayung kemerahan Amilodektrin → Maltosa

Merah Eritodekstrin → Maltosa

Tidak merubah warna JOD Achroodekstin → Maltosa

Tidak merubah warna JOD Maltosa

2. Insulin

Suatu fruktosan

Diklinik dipergunakan untuk tes laju filtrasi glomerulus ginjal

3. Dekstrin

Suatu senyawa antara pada hidrolisis amilum

4. Sellulosa

Suatu glukosan yang tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim saluran pencrnaan manusia

Tujuan :

Memperlihatkan sifat mereduksi dari beberapa macam sakarida

Dasar Teori :
Kuprisulfat di dalam larutan tembaga alkali akan direduksi oleh sakarida yang
mempunyai gugus aldehid atau pepton bebas membentuk kuprooksida.

Alat :

1. Tabung reaksi

2. Pipet tetes

3. Tabung ukur

Bahan :

1. Larutan benedict (terdiri dari kuprisulfat, natrium karbonat natrium sitrat)

2. Larutan glukosa 2%

3. Larutan fruktosa 2%

4. Larutan sukrosa 2%

5. Larutan amilum 2%

Cara kerja :

1. Siapkan alat dan bahan

2. Siapkan larutan benedict di setiap tabung

3. Teteskan larutan glukosa pada tabung 1, fruktosa pada tabung 2, sukrosa tabung 3 dan pati
pada tabung 4
4. Panaskan selama 3 menit lalu biarkan dingin perlahan

5. Amati endapan yang terbentuk pada masing-masing tabung

TAB U N G
BAHAN
1 2 3 4

Larutan Benedict 2,5 mL 2,5 mL 2,5 mL 2,5 Ml

Larutan glukosa 2% 4 tetes - - -

Larutan fruktosa 2% - 4 tetes - -

Larutan sukrosa 2% - - 4 tetes -

Amilum 2% - - - 4 tetes

Panaskan selama 3 menit dalam air mendidih (100°C), lalu biarkan dingin perlahan

Hasil: Ada Ada Tidak ada Tidak ada


Ada/tidaknya endapan endapan endapan merah endapan merah
endapan merah bata merah bata merah bata bata bata

Pembahasan:

Dari hasil percobaan pengujian karbohidrat yang kami lakukan untuk mengetahui sifat
mereduksinya beberapa macam sakarida, diketahui tabung pertama yang berisi larutan
benedict 2,5 ml yang ditetesi 4 tetes larutan glukosa 2% setelah dipanaskan selama 3 menit
dalam air mendidih akan menghasilkan endapan merah bata. Kemudian tabung kedua yang
berisi larutan benedict 2,5ml yang ditetesi 4 tetes larutan fruktosa 2% setelah dipanasi selama
3 menit dalam air mendidih juga menghasilkan endapan merah bata. Namun, pada tabung
ketiga yang berisi larutan benedict 2,5ml yang ditetesi 4 tetes sukrosa 2% dan tabung
keempat yang berisi larutan benedict 2,5ml yang ditetesi 4 tetes amilum 2% setelah dipanasi
selama 3 menit dalam air mendidih tidak menghasilkan endapan berwarna merah bata.

Kesimpulan:

Jadi kami dapat menarik kesimpulan dari percobaan yang kami lakukan bahwa
karbohidrat yang mengandung gugus aldehid dan gugus keton dapat mereduksikan larutan
benedict dengan ditandai adanya endapan merah bata.
BAB III

PENDAHULUAN

Protein

Istilah protein berasal dari kata Yunani proteos, yang berarti yang utama atau yang
didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda, Gerardus Mulder
(1802-1880), karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam
setiap organisme.

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air.
Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada di dalam otot, seperlima di dalam
tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain
dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormone, pengangkut zat-zat gizi dan darah,
matriks intraseluler dan sebagainya dalam protein. Disamping itu asam amino yang
membentuk protein bertindak sebagai precursor sebagian besar koenzim, hormon, asam
nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan.

Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizimlain, yaitu
membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.

Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul anatara lima ribu hingga
beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang terikat satu sama
lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsure-unsur karbon, hydrogen, oksigen,
dan nitrogen, beberapa asam amino disamping itu mengandung unsur-unsur fosfor, besi,
iodium, dan kobalt. Unsure nitrogen adalah unsure utama protein, karena terdapat di dalam
semua protein akan tetapi tidak terdapat di dalam karbohidrat dan lemak. Unsure nitrogen
merupakan 16% dari berat protein.

Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan
keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya. Berat molekul protein bisa
mencapai 40 juta, dibandingkan dengan berat molekul glukosa yang besarnya 180. Jenis
protein sangat banyak, mungkin sampai 1010-1012. Ini dapat dibayangkan bila diketahui
bahwa protein terdiri atas sekian kombinasi berbagai jenis dan jumlah asam amino. Ada 20
jenis asam amino yang diketahui sampai sekarang yang terdiri atas 9 asam amino esensial dan
11 asam amino non esensial.

Fungsi protein

 Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh

 Pertumbuhan dan pemeliharaan

 Mengatur keseimbangan air

 Memelihara netralitas tubuh

 Pembentukan antibodi

 Mengangkut zat-zat gizi

 Sumber energi

Sumber protein
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu,
seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang
kedelai dan hasilnya, seperti temped an tahu serta kacang-kacangan lain. Kacang kedelai
merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai biologi tertinggi.

Tujuan :

Untuk mengetahui kandungan protein.

Alat dan bahan :


1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Larutan ,
4. Larutan NaOH 1 ml
5. Larutan Albumin 1 ml
6. Aquades1 ml
7. Pati 1 ml
Cara Kerja :

1. Siapkan 3 buah tabung reaksi.


 Tabung pertama, terdiri dari larutan Albumin sebanyak 1 ml dan larutan NaOH 1ml.
 Tabung kedua, terdiri dari Aquades sebanyak 1 ml dan larutan NaOH 1 ml.
 Tabung ketiga, terdiri dari larutan pati sebanyak 1 ml dan larutan NaOH 1 ml.
2. Teteskan CuSO4, amati perubahan warna yang terjadi.
3. Lakukan hal yang sama pada tabung 2 dan tabung 3

HASIL PERCOBAAN

Albumin 1 ml Aquades 1 ml Pati 1 ml


NaOH 1 ml 1 ml 1 ml
2 tetes 2 tetes 2 tetes
Perubahan warna Ada Tidak Ada Tidak Ada

PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan pengujian biuret yang kami lakukan untuk mengetahui kandungan
protein, diketahui tabung pertama yang berisi larutan Albumin 1 ml yang dicampurkan NaOH
1 ml dan diteteskan CuSO4 terbukti mengandung protein karena mengalami perubahan warna
lembayung. Sedangkan tabung kedua, yang terdiri dari Aquades sebanyak 1 ml bercampur
dengan larutan NaOH 1 ml dan tabung ketiga yang terdiri dari larutan pati sebanyak 1 ml
bercampur larutan NaOH 1 ml setelah diteteskan larutan CuSO4 tidak mengalami perubahan
warna .

KESIMPULAN

Jadi kami dapat menarik kesimpulan dari percobaan yang kami lakukan bahwa Albumin
memiliki ikatan peptida dan setelah bereaksi dengan biuret dalam suasana basa mengalami
perubahan warna yaitu warna lembayung.

DAFTAR PUSTAKA

Murray Robert K, dkk. 2009. Biokimia Harper edisi 27. Jakarta. Penerbit buku
Kedokteran EGC

Hardjasasmita pantjita. 2006. Iktisar biokimia dasar B. Jakarta. Balai Penerbit


FKUI.

You might also like