You are on page 1of 9

PREVALENSI RETINOPATI DIABETIK PADA POLIKLINIK ILMU KESEHATAN

MATA SELANG SATU TAHUN

1
Tiara Ilery
2
Vera Sumual
3
Laya Rares

Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : tiarailery@yahoo.com

Abstrac : Diabetic retinopathy is a disease that tends to damage retinal microvasculature as


chronic progressive, related with the old hyperglycaemia and also connected with diabetes
mellitus and hypertension; that can expand into certain level and can turn to serious
complication. The purpose of this observation is to know about prevalence of diabetic
retinopathy on Polyclinic Opthalmology BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou in Manado within
one year. This method of observation are retrospective descriptive which is utilize the
secondary data in notes form that is taken from Department of Opthalmology BLU RSU Prof.
Dr. R. D. Kandou in Manado within period June 2012 – May 2013 and October 2013. In this
observation that had 498 samples, with 219 people (44%) that is positively diagnosed with
diabetic retinopathy. Based from sexes it self, diabetic retinopathy occur more in female
patient as much as 116 people (52,96%). However, that disease is dominated with the patient
at age 45-64 year old 128 people (58,44%) that also has history of diabetes mellitus. From
219 patients retinopati diabetik, there are 200 people (91,32%) that has vision problem. As
we know about the risk of this disease, we are hoping that the patient of retinopati diabetik
and diabetes melitus could constantly control their blood pressure and blood sugar, as well as
eyes checking to cut down future risk.
Keywords : Prevalence, retinopathy, diabetic retinopathy, complication of diabetes.

Abstrak : Retinopati diabetik adalah penyakit yang berpotensi merusak pembuluh darah
retinal secara kronis progresif, berhubungan dengan hiperglikemia yang lama dan terkait
dengan diabetes melitus juga hipertensi; dapat berkembang sampai tingkatan tertentu dan
merupakan komplikasi yang serius. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui prevalensi
retinopati diabetik pada poliklinik ilmu kesehatan mata BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado selang satu tahun. Metode penelitian bersifat deskriptif retrospektif dengan
memanfaatkan data sekunder berupa catatan medik yang terdapat di Bagian Mata BLU RSU
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Juni 2012-Mei 2013 dan Oktober 2013. Dalam
penelitian ini terdapat 498 sampel, dengan 219 orang (44%) yang terdiagnosa retinopati
diabetik. Berdasarkan jenis kelamin, retinopati diabetik lebih banyak dialami pasien berjenis
kelamin perempuan sebanyak 116 orang (52,96%). Sedangkan untuk rentang umur,
didominasi oleh pasien dengan rentang umur 45-64 tahun sebanyak 148 orang (67,5%), dan
terdapat 128 orang (58,44%) yang memiliki riwayat diabetes melitus. Dari 219 orang pasien
retinopati diabetik terdapat 200 orang (91,32%) yang visusnya terganggu. Dengan melihat
resiko penyakit ini, pasien retinopati diabetik dan diabetes melitus diharapkan dapat
mengontrol gula darah dan tekanan darah, serta dengan rutin memeriksakan mata untuk
menekan progresifitas penyakit.

Kata Kunci : Prevalensi, retinopati, retinopati diabetik, komplikasi diabetes.

Retinopati diabetik adalah penyakit


yang berpotensi merusak pembuluh darah
retinal secara kronis progresif,
berhubungan dengan hiperglikemia yang
lama dan terkait dengan diabetes melitus
juga hipertensi,1 dapat berkembang sampai
tingkatan tertentu,2 dan merupakan
komplikasi yang serius.3 Diabetes adalah
penyakit gangguan metabolik dengan
adanya hiperglikemia kronik dimana Gambar 1. (veecareeyehospital.com)
terjadi resistensi insulin atau gangguan Retina pada mata normal (kiri) dan retina
sekresi yang menyebabkan komplikasi pada mata penderita retinopati diabetik.
multiorgan termasuk komplikasi pada
mata, ginjal, saraf, pembuluh darah, dan Sekarang ini retinopati diabetik
jantung.4 Diabetes melitus adalah masalah meningkat menjadi penyebab utama
kesehatan utama didunia dengan angka kebutaan di dunia pada kelompok umur
kejadian penyakitnya yang terus 20-65 tahun. Sekitar 2,5-50juta orang
meningkat tiap tahunnya. Retinopati didunia mengalami kebutaan karena
diabetik adalah kelainan pada retina yang retinopati diabetik. Hilangnya produktifitas
tidak disebabkan radang, yang ditemukan dan kualitas hidup membawa pasien
pada pasien diabetes melitus. Retinopati retinopati diabetik pada masalah sosial dan
diabetik merupakan penyulit penyakit ekonomi.6
diabetes yang paling penting, karena Berkaitan dengan prognosis dan
insidensinya yang cukup tinggi yaitu pengobatan, maka retinopati diabetik
mencapai 40-50% penderita diabetes dan dibagi menjadi:2,4,5,7
prognosisnya yang kurang baik terutama 1. Retinopati diabetik non
bagi penglihatan.5 proliferatif, penderita tidak
mengalami gejala atau dengan
gejala minimal pada fase sebelum
masa dimana telah tampak lesi
vaskuler melalui pemeriksaan
ophtalmoskopi.
2. Retinopati diabetik proliferatif,
dapat sampai pada tingkat pasien
mengeluh melihat bayangan • Peningkatan angregasi eritrosit
benda-benda hitam melayang • Serum lipid yang abnormal
mengikuti pergerakan mata dan • Fibrinolisis yang tidak sempurna
penurunan tajam penglihatan. • Abnormalnya kadar hormon
3. Retinopati diabetik proliferatif pertumbuhan
beresiko tinggi, diidentifikasi • Tidak seimbangnya vascular
pasien dengan retinopati diabetik endothelial growth factor (VEGF)
yang beresiko tinggi dengan
prognosis penglihatan yang Yang menjadi faktor resiko untuk
buruk. retinopati diabetik yaitu tipe diabetes yang
4. Edema makula diabetik, edema diderita pasien, durasi diabetes penderita,
retina dengan tanda hilangnya kontrol gula darah, kontrol tekanan darah,
gambaran retina terutama daerah kontrol lipid darah, kehamilan, dan
makula sehingga sangat merokok.1,2,4
mengganggu tajam penglihatan
pasien. Pemeriksaan penunjang untuk
retinopati diabetik dapat dilakukan foto
Gejala yang dapat dirasakan yaitu fundus dimana dapat diperiksa adanya
bintik-bintik gelap yang mengambang kekeruhan pada media penglihatan, seperti
pada penglihatan, floaters, kesulitan pada kornea, lensa, dan badan kaca, serta
membaca, penglihatan menjadi kabur, fundus okuli terutama retina dan papil
kesulitan dengan persepsi warna, fluktuasi, saraf optik, dan merupakan metode yang
dan kehilangan daya penglihatan.3 efektif dan sensitif, fotografi tujuh bidang
merupakan pemeriksaan skrining baku
emas; OCT (Optical Coherence
Tomography) sangat bermanfaat dalam
menentukan dan memantau edema makula,
dan FFA (Fundus Flourescein
Angiography) Berguna untuk menentukan
kelainan mikrovaskuler pada retinopati
diabetik. Defek pengisian yang besar pada
jalinan kapiler menunjukan luasnya
iskemia. FFA dapat membantu
menentukan prognosis serta luas dan
Gambar 2. (adamimages.com) Retina pada penempatan terapi laser.5,9
Non proliferatif retinopati diabetik (kiri)
dan retina pada proliferatif retinopati Cara penanganan utama adalah
diabetik (kanan). pencegahan, dengan cara mengkontrol
tekanan darah, lipid darah, dan gula
Menurut American Academy of darah.11 Sedangkan untuk tatalaksana
Opthalmology, belum diketahui sebab retinopati diabetik dapat dilakukan Laser
pasti penyakit diabetik mikrovaskuler ini. Scatter, untuk pasien dengan resiko tinggi
Diyakini bahwa perubahan biokimia dan retinopati diabetik proliferatif,3,6,8 scatter
fisiologi karena terpajan dengan panretinal photocoagulation (PRP) dapat
hiperglikemia yang lama, sehingga terjadi memperlambat atau menghentikan
gangguan endotel vaskuler. Kelainan kebocoran darah dan cairan pada retina;9
hematologik dan biokimia berkorelasi dapat diberikan anti VEGF (Vascular
dengan prevalensi dan tingkat keparahan Endothelial Growth Factor) diantaranya
retinopati :8 Avastin (Bevacizunab) sangat efektif
untuk menginhibisi neovaskularisasi yang
• Peningkatan adhesi platelet
berhubungan dengan retinopati diabetik 45-64 334 67,1
yang proliferatif, glaukoma neovaskuler, >65 117 23,5
edema makula diabetik, dan edema makula Jumlah 498 100,0
sekunder pada oklusi vena retina, serta
Lucentis (Ranibizunab), dibuat untuk
pemakaian intraokuler dengan fragmen Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa
antibody yang lebih kecil untuk penetrasi pengelompokan pasien berdasarkan
ke retina yang lebih baik.10 Untuk rentang usia yang paling banyak adalah
pembedahan, dapat dilakukan vitrektomi pasien berusia 45-65 tahun yang lebih dari
adalah teknik pembedahan yang dilakukan setengah dari jumlah pasien keseluruhan.
untuk mengeluarkan darah dari vitreus
dengan insisi atau goresan pembedahan Tabel 2. Distribusi Pasien Berdasarkan
yang kecil.8 Jenis Kelamin

Jenis
N Presentase (%)
Kelamin
METODOLOGI L 231 46,4
P 267 53,6
Metode yang diterapkan dalam penelitian Jumlah 498 100,0
ini adalah deskriptif dengan pendekatan
studi retrospektif, dengan menggunakan
catatan medik pasien yang berobat ke Tabel 2 menyatakan bahwa pasien yang
Poliklinik Ilmu Kesehatan Mata BLU RSU berjenis kelamin perempuan dan laki-laki
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado selama hampir sama banyaknya, walaupun masih
periode Juni 2012-Mei 2013 dan Oktober diungguli oleh pasien perempuan.
2013. Subjek penelitian ini adalah semua
Tabel 3. Distribusi Pasien Berdasarkan
pasien retinopati diabetik dan pasien
Riwayat Penyakit Dahulunya (RPD)
dengan riwayat diabetes melitus yang
datanya lengkap. Variabel penelitian RPD N Presentase (%)
adalah pasien diabetes melitus, jenis DM 259 52,0
kelamin, rentang umur, tipe retinopati, dan DM + HP 211 42,4
visus. HP 8 1,6
Konsul Poli
20 4,0
Interna
HASIL PENELITIAN Jumlah 498 100,0

Penelitian dilakukan di RSU Prof. Dr. R.


D. Kandou Manado pada 498 data rekam Dari tabel 3 dapat dilihat distribusi pasien
medik pasien yang datang berobat pada yang memeriksakan diri ke Poli Retina
Poli Retina Ilmu Kesehatan Mata periode yang terbanyak adalah pasien dengan
Juni 2012-Mei 2013 dan Oktober 2013. diabetes melitus. Pasien yang dikonsul dari
Hal-hal yang diamati yaitu jenis kelamin, Poli Interna adalah pasien-pasien yang
usia, riwayat penyakit dahulu, diagnosa, didiagnosa diabetes melitus dan hipertensi.
dan visus pasien. Tabel 4. Distribusi Pasien Berdasarkan
Tabel 1. Distribusi Pasien Berdasarkan Diagnosa Penyakitnya
Usia Diagnosa N Presentase (%)
NPDR 18 3,6
Usia (tahun) N Presentase (%) Background NPDR 2 0,4
25-44 47 9,4 Mild NPDR 104 20,9
Moderate NPDR 52 10,4
Severe NPDR 13 2,6 Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa
Severe NPDR + pasien yang mempunyai riwayat penyakit
2 0,4
High risk PDR
Severe NPDR + diabetes melitus adalah yang paling
1 0,2 banyak mengalami Retinopati Diabetik,
Moderate NPDR
Severe NPDR + PDR 1 0,2 dan presentasi yang paling sedikit yaitu
PDR 15 3,0 pasien yang diketahui mempunyai riwayat
High risk PDR 4 0,8 hipertensi.
Advance PDR 2 0,4
NPDR + PDR 1 0,2
Tabel 7. Distribusi Pasien Berdasarkan
RD 4 0,8
RH 70 14,0 Jenis Kelamin dan Diagnosa
Lain-lain 209 42,0
Jenis Kelamin
Jumlah 498-209-70=219 100-42-14=44 Diagnosa
L P
NPDR 7 11
Background NPDR 1 1
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat kita lihat Mild NPDR 51 53
bahwa dari 498 pasien, presentase terbesar Moderate NPDR 25 27
adalah pasien yang mengalami penyakit Severe NPDR 5 8
lain bukan retinopati sebanyak 209 orang Severe NPDR +
2 0
High risk PDR
(42%), dan dari penyakit Retinopati
Severe NPDR +
Diabetik yang terbanyak adalah mild 0 1
Moderate NPDR
NPDR (retinopati diabetik non proliferatif Severe NPDR + PDR 1 0
ringan) sebanyak 104 orang (20,9%). PDR 7 8
High risk PDR 1 3
Tabel 5. Distribusi Pasien Berdasarkan Advance PDR 1 1
Status Visusnya NPDR + PDR 1 0
RD 1 3
Presentase RH 34 36
Status Visus N Lain-lain 94 115
(%) 231-94- 267-115-
Terganggu 433 86,9 Jumlah
34=103 36=116
Tidak
65 13,1
Terganggu
Total 498 100,0 Tabel 7 memperlihatkan bahwa
perbandingan diagnosa penyakit untuk
pasien berjenis kelamin perempuan dan
Dari tabel 5 diketahui pasien-pasien yang laki-laki hampir sama untuk penyakit
mengalami gangguan penglihatan lebih Retinopati Diabetik.
banyak daripada pasien-pasien yang
ketajaman penglihatannya tidak terganggu Tabel 8. Distribusi Pasien Berdasarkan
walaupun mengalami Retinopati Diabetik. Jenis kelamin dan Status Visus

Tabel 6. Distribusi Pasien Berdasarkan


Jenis Kelamin dan Riwayat Penyakit
Status Visus
Dahulu Jenis
Tidak
Kelamin Terganggu
Riwayat Penyakit Dahulu Terganggu
Jenis L 198 33
DM Konsul
Kelamin DM HP P 235 32
+ HP P.Int
L 125 97 3 6
P 134 114 5 14
Tabel 8 menyatakan bahwa terdapat
perbedaan yang cukup jauh antara pasien
yang visusnya terganggu dan yang tidak
terganggu baik untuk pasien berjenis M + P.Int
kelamin perempuan maupun berjenis HP
NPDR 9 0 8 1
kelamin laki-laki. Background
0 0 1 1
NPDR
Tabel 9. Distribusi Pasien Berdasarkan Mild NPDR 56 2 41 5
Usia dan Riwayat Penyakit Dahulu Moderate NPDR 35 1 9 7
Severe NPDR 9 0 2 2
Riwayat Penyakit Dahulu Severe NPDR +
Usia 0 0 2 0
DM Konsul High risk PDR
(tahun) DM HP Severe NPDR +
+ HP P.Int 1 0 0 0
Moderate NPDR
25-44 32 13 0 2 Severe NPDR +
45-64 174 139 6 15 1 0 0 0
PDR
>65 53 59 2 3 PDR 9 2 4 0
High risk PDR 3 0 1 0
Advance PDR 2 0 0 0
Tabel 9 menyatakan bahwa distribusi NPDR + PDR 0 0 1 0
RD 3 0 1 0
pasien yang mempunyai riwayat diabetes
RH 16 0 52 2
melitus presentasinya terbanyak, dengan Lain-lain 115 3 89 2
berada pada rentang usia 45-64 tahun.
Tabel 10. Distribusi Pasien Berdasarkan Dari tabel 11 dapat dilihat distribusi pasien
Usia dan Diagnosa dengan riwayat penyaki diabetes melitus,
Rentang Usia (tahun) hipertensi, gabungan keduanya, serta yang
Diagnosa dikonsul dari Poli Interna pada masing-
25-44 45-64 >65
NPDR 1 11 6 masing diagnosa; dengan distribusi
Background NPDR 0 2 0 terbanyak adalah pasien yang mempunyai
Mild NPDR 8 65 31 riwayat penyakit dahulu diabetes melitus,
Moderate NPDR 5 36 11
Severe NPDR 2 9 2
dan diagnosa mild NPDR.
Severe NPDR +
High risk PDR
0 2 0 Tabel 12. Distribusi Pasien berdasarkan
Severe NPDR + Diagnosa dan Status Visus
0 1 0
Moderate NPDR
Severe NPDR + Status Visus
0 0 1
PDR Diagnosa Tidak
PDR 0 12 3 Terganggu
Terganggu
High risk PDR 1 3 0
Advance PDR 0 2 0 NPDR 17 1
NPDR + PDR 0 1 0 Background
1 1
RD 0 4 0 NPDR
RH 3 44 23 Mild NPDR 95 9
Lain-lain 27 142 40 Moderate
47-27- 334-142- 117-40- 46 6
Jumlah
3=17 44=148 23=54
NPDR
Diketahui dari tabel 10 bahwa yang Severe NPDR 13 0
terbanyak distribusi pasiennya adalah pada Severe NPDR
rentang usia 45-64 tahun. Terdapat + High risk 2 0
perbedaan jumlah yang lumayan menonjol PDR
antara 3 rentang usia diatas. Severe NPDR
+ Moderate 1 0
Tabel 11. Distirbusi Pasien Berdasarkan NPDR
Riwayat Penyakit Dahulu dan Diagnosa Severe NPDR
1 0
+ PDR
Riwayat Penyakit Dahulu PDR 14 1
Diagnosa
D HP DM Konsul
High risk orang pada periode Juni 2012-Mei 3013
4 0
PDR dan Oktober 2013, diperoleh jumlah pasien
Advance 219 orang (44%).
2 0
PDR Berdasarkan jenis kelamin, diperoleh
NPDR + hasil bahwa pasien Retinopati Diabetik
1 0
PDR yang berjenis kelamin perempuan
RD 3 1 berjumlah 116 orang dan yang berjenis
RH 60 10 kelamin laki-laki berjumlah 103 orang.
Lain-lain 173 36 Hasil ini tidak berbeda dengan hasil
433-173- 65-36- penelitian yang dilakukan oleh National
Jumlah
60=200 10=19 Eye Intitute (2010)11, dimana didapatkan
pasien yang berjenis kelamin perempuan
lebih banyak terkena retinopati diabetik
Tabel 12 memperlihatkan bahwa pasien dibandingkan dengan pasien laki-laki.
dengan diagnosa Retinopati Diabetik Didukung juga dengan teori-teori yang
dengan tipe apapun mengalami gangguan menjelaskan bahwa setelah berumur diatas
ketajaman penglihatan dengan jumlah 40 tahun, metabolisme dan strukstur-
yang relatif lebih banyak dibanding struktur sel sudah lebih susah beradaptasi
dengan yang tisak terganggu. dan bekerja lebih lambat, apalagi setelah
menopause adanya hubungan dengan tidak
Keterangan :
seimbangnya hormon estrogen dan
1. L = Laki=laki progesteron, ditambah kehamilan menjadi
2. P = Perempuan salah satu faktor resiko pada pasien yang
3. NPDR = Retinopati diabetik non menderita diabetes dan retinopati diabetik.
proliferatif Tetapi berbeda dengan hasil Jordan
4. Background NPDR = Retinopati University Hospital (Digital Journal
diabetik non proliferatif awal Ophtalmology, 2008)12, dimana diperoleh
5. Mild NPDR = Retinopati diabetik pasien yang berjenis kelamin laki-laki
non proliferatif ringan lebih banyak dibanding dengan pasien
6. Moderate NPDR = Retinopati berjenis kelamin perempuan. Namun data
diabetik non proliferatif sedang ini tidak bisa menjelaskan dengan pasti
7. Severe NPDR = Retinopati hubungan jenis kelamin dengan penyakit
diabetik non proliferatif berat Retinopati Diabetik, karena tidak
8. PDR = Retinopati diabetik lengkapnya data pada rekam medik
proliferatif sehingga tidak semua pasien bisa diambil
9. High risk PDR = Retinopati datanya untuk diteliti.
diabetik proliferatif beresiko tinggi Berdasarkan rentang usia, diperoleh
10. Advance PDR = Retinopati hasil bahwa pasien Retinopati Diabetik
diabetik proliferatif berat yang terbanyak adalah pada rentang usia
11. RD = Retinopati diabetik 45-64 tahun sebanyak 148 orang (67,5%).
12. RH = Retinopati hipertensi Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian
13. DM = Diabetes melitus yang dilakukan oleh Natinal Eye Institute
14. HP = Hipertensi (2010)16 dimana didapatkan hasil lebih
15. Konsul P.Int = Konsul poli interna banyak pada rentang usia diatas 65 tahun.
Dan berbeda dengan hasil penelitian
PEMBAHASAN Jordan University Hospital (Digital
Berdasarkan hasil penelitian yang Journal Ophtalmology, 2008)17 bahwa
dilakukan dengan kriteria sampel yaitu pasien dibawah 45 tahun tidak
pasien Retinopati Diabetik yang tercatat bermanifestasikan severe NPDR,
dalam laporan rekam medik sebanyak 498 sedangkan pada penelitian ini didapatkan 2
pasien severe NPDR dan 1 pasien dengan adalah pasien yang mempunyai riwayat
high risk PDR. diabetes melitus, yang paling banyak
Berdasarkan riwayat penyakit mempunyai riwayat diabetes melitus
dahulu, diperoleh hasil bahwa presentase adalah pasien dengan usia 45-64 tahun,
terbesar riwayat penyakit dahulu yang dan yang paling banyak mengalami
dialami oleh pasien retinopati diabetik gangguan visus adalah pasien yang
adalah diabetes melitus, diikuti gabungan berjenis kelamin perempuan.
diabetes melitus dan hipertensi, lalu pasien
yang dikonsul dari poli interna. Sesuai SARAN
teori bahwa pasien diabetes melitus sangat
Untuk peneliti yang akan datang
beresiko terhadap penyakit retinopati
yang ingin melakukan penelitian tentang
diabetik.
Retinopati Diabetik, agar menggali
Berdasarkan diagnosa pasien,
informasi tentang hubungannya dengan
diperoleh hasil bahwa presentase terbesar
durasi penyakit, kehamilan, serta
yang dialami pasien retinopati bila
kebiasaan merokok. Untuk populasi
diklasifikasikan adalah mild NPDR.
penderita Retinopati Diabetik, diharapkan
Berdasarkan status visusnya,
dapat mengontrol gula darah dan tekanan
diperoleh hasil bahwa lebih banyak pasien
darah, serta dengan rutin memeriksakan
yang visusnya terganggu dibandingkan
mata untuk menekan progresifitas
dengan yang tidak terganggu. Hasil yang
penyakit.
diperoleh ini sesuai dengan teori yang
menjelaskan bahwa gula darah sangat DAFTAR PUSTAKA
berhubungan dengan cairan dalam bola
mata. Sehingga bila pasien yang sudah 1. Bailey C, Chakravarthy U, Cohen S,
diabetes dan terkena Retinopati Diabetik, Dodson P, Gibson J, Menon G, dkk.
sangatlah mungkin cepat atau lambat Diabetic Retinopathy Guidelines. The
penglihatannya akan terganggu atau Royal College of
memburuk. Namun hasil ini akan lebih Opthalmologists.2012;6-9,56-64.
jelas menjelaskan dampak Retinopati 2. Chew EY, Benson WE, Blodi BA,
Diabetik pada pasien bila diteliti juga Boldt HC, Murray TG, Olsen TW,
durasi penyakitnya. Tetapi karena tidak dkk. Diabetic retinopathy. Preferred
lengkapnya data rekam medik, sehingga practice pattern.2012;4:4-15.
tidak bisa dicari hubungan durasi 3. Kumar KPS, Bhowmik D, Harish G,
penyakitnya dengan memburuknya visus Duraivel S, Kumar BP. Diabetic
pasien. Retinopathy – Symptoms, Causes,
Risk Factors and Treatment. The
KESIMPULAN Pharma Innovation.2012;1(8):7-13.
4. Mitchell P, Foran S, Wong TY, Chua
Hasil penelitian pada pasien
B, Patel I, Ojaimi E. Guidelines for
Retinopati Diabetik pada Poliklinik Ilmu
the Management of Diabetic
Kesehatan Mata BLU RSU Prof. Dr. R. D.
Retinopathy. Government : National
Kandou Manado, dapat diambil
Health and Medical Research Council
kesimpulan bahwa terdapat pasien
(NHMRC).2008;22-4,30-6.
retinopati diabetik yang berjenis kelamin
5. Ilyas HS, Yulianti SR. Penglihatan
perempuan lebih banyak daripada pasien
turun perlahan tanpa mata merah. In:
berjenis kelamin lelaki, Mild NPDR
Ilyas HS, Yulianti SR (eds.)Ilmu
merupakan stadium Retinopati Diabetik
Penyakit Mata. 4th ed. Jakarta: Badan
yang paling banyak ditemukan, ditemukan
Penerbit FKUI; 2012. p221-5.
pasien Retinopati Diabetik banyak
6. Viswanath K, McGavin DDM.
mengalami gangguan visus, yang paling
Diabetic Retinopathy : Clinical
banyak mengalami retinopati diabetik
findings and management. Journal of
Community Eye
Health.2003;16(46):21-4.
7. Antonetti DA, Klein R, Gardner TW.
Mechanisms of Disease Diabetic
Retinopathy. The New England
Journal of Medicine.2012;366:1227-
39.
8. Regillo C, Chang TS, Johnson MW,
Kaiser PK, Scott IU, Spaide R, dkk.
Basic and Clinical Science Course :
Retina and Vitreous. American
Academy of
Opthalmology.2005;12:99-118.
9. Riordan-Eva P, Whitcher JP. Retina.
In: Susanto D (eds.)Vaughan &
Asbury : Oftalmologi Umum. 17th ed.
Jakarta: EGC; 2012. p185-93.
10. Gupta N, Mansoor S, Sharma A,
Sapkal A, Sheth J, Falatoonzadeh P,
dkk. Diabetic Retinopathy and
VEGF. The Open Ofthalmology
Journal.2013;7:4-10.
11. National Eye Institute. Diabetic
Retinopathy.
www.nei.nih.gov/eyedata/diabetic.asp
(accessed 19 Januari 14).
12. Digital Journal of
Opthalmology. Prevalence and risk
factors of diabetic retinopathy among
Jordanian patients with type 2
diabetes.
http://www.djo.harvard.edu/site.php?u
rl=/physicians/oa/1204 (accessed 19
Januari 14).

You might also like