Professional Documents
Culture Documents
• Nama : Ny. SF
• Umur : 37 th
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan Terakhir : SLTA
• Agama : Islam
• Alamat : Grabag
• Tanggal MRS : 3/1/2017, Jam 21:00
Anamnesis
Keluhan Utama Riwayat Penyakit Sekarang
1. Hamil ini - - -
Anamnesis
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pasien tidak pernah menderita Pasien telah menikah selama 11 tahun. Pasien tidak menggunakan kontrasepsi
keputihan yang gatal dan berbau. Pertama kali berhubungan seksual pada apapun
Keputihan hanya muncul saat akan usia 26 tahun dengan suaminya. Pasien
menstruasi, tidak berbau dan berwarna tidak pernah berganti-ganti pasangan
putih bening. seksual. Riwayat nyeri, perdarahan saat
melakukan hubungan seksual beberapa
tahun terakhir disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Kepala :
• Keadaan Umum : Sakit sedang
Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Tanda-tanda vital
Thorax :
• Tekanan darah : 160/100 mmHg
Simetris, sonor, SDV (+/+), rhonki (-/-),
• Denyut Nadi : 86 x/menit
wheezing (-/-), S1>S2 Reguler, Murmur (-)
• Suhu tubuh : 36,8oC
Abdomen :
• Frekuensi napas : 20 x/menit
• Inspeksi : tampak perut membesar
• Status gizi : SMK, tidak tampak tanda-tanda
• Tinggi Badan : 155cm tumor, inflamasi, perlukaan ataupun
• Berat badan : 62 kg bekas luka.
• BMI : 25.81 kg/m2 • Auskultasi : BU(+) N, DJJ (+) 148x/m
• Perkusi : redup (+)
• Palpasi : TFU 24cm , NT (-)
Ekstremitas :
Akral hangat, nadi kuat
Pemeriksaan Fisik
Status Obstetri Pemeriksaan ginekologi :
• TFU : 24 cm 1. Pemeriksaan luar :
• Leopold I : teraba bagian teratas janin bulat • Inspeksi: Perdarahan pervaginam (+),
lunak Discharge (-), Vulva eritem (-), inflamasi (-)
• Leopold II : teraba punggung dibagian • Palpasi: Supel, nyeri tekan regio
sinistra hipogastrika (-), tinggi fundus uteri 24 cm
• Leopold III : teraba bagian terbawah janin
2. Pemeriksaan dalam (Vaginal Toucher) : Tidak
bulat keras dilakukan
• Leopold IV : bagian terbawah janin belum
masuk PAP
• Kontraksi/his : + Jarang
• DJJ : 148x/menit
Pemeriksaan Fisik
Data Monitoring Tekanan Darah
200
180 180
170 170 170
160 160 160 160 160
140 140
130
120 120
110 110
100 100 100 100 100
90 90
80 80 80
70
60
40
20
0
03 Januari 04 Januari 05 Januari 06 Januari 07/01/2018 7 Januari 2018 08 Januari 09 Januari 10 Januari 11 Januari 12 Januari
2018 2018 2018 2018 (2:30 dini hari) (Post OP) 2018 2018 2018 2018 2018
Sistolik Diastolik
Pemeriksaan penunjang :
USG Kehamilan :
• Bayangan Janin (+)
• Gestational Sac (+)
• TBJ : 900 gram (+)
• DJJ : (+)
• Gerak janin : aktif
Pemeriksaan penunjang :
DARAH RUTIN (3/1/2018) URINALISA (3/1/2018)
No Pemeriksaan Hasil Normal NO PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
1 HB 14.2 11.5-16.5 1 WARNA KUNING KUNING
2 AL 12.5 H 4-11 MUDA
2 KEKERUHAN AGAK KERUH JERNIH
3 AE 4.4 3.8-5.8
3 BJ 1.020 1.010 – 1.025
4 HMT 41.2 37-47 4 KEASAMAN 5.0 L 6-7
5 AT 263 5 GLUKOSA URINE NEGATIF NEGATIF
EOS 1 1-6 6 PROTEIN URINE +4 NEGATIF
6 BASO 0 0-1 7 BILIRUBIN URINE NEGATIF NEGATIF
7 NS 65 40-75 8 UROBILINOGEN NORMAL NORMAL
8 LIM 27 20-45 9 KETON NEGATIF NEGATIF
9 MONO 8 2-10 10 NITRIT NEGATIF NEGATIF
11 LEKOSIT URINE NEGATIF NEGATIF
10 GDS 80 70-140
12 BLOOD URINE 150/uL H NEGATIF
11 UREUM 48.6 H 16.6 – 48.5 MIKROSKOPIS
12 KREATININ 0.92 0.51-0.95 13 LEKOSIT 8-10/LPB H 2-4
13 SGOT 37 H <32 14 ERITROSIT 10-15/LPB 0-1
14 SGPT 24 <33 15 EPITEL 20-25/LPK 1-3
15 HBSAG NEGATIF NEGATIF 16 KRISTAL NEGATIF
17 SILINDER NEGATIF
Pemeriksaan penunjang :
EKG
Atau jika tidak ditemukan proteinuria, onset baru hipertensi dengan timbulnya awitan baru salah satu dari tanda dibawah ini
Trombositopenia Hitung trombosit <100.000/uL
Insufisiensi Ginjal Kreatinin serum diatas 1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan dua kali lipat kadar
kreatinin serum dari sebelumnya pada kondisi dimana tidak ada
kelainan ginjal lainnya
Gangguan Fungsi Hati Peningkatan konsentrasi transaminase hati hingga 2 kali lipat normal.
Edema Paru
Gangguan Serebral atau Penglihatan
Penjelasan
• Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal,
dan merujuk
• 3B. Gawat darurat
• Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada
keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau
kecacatan pada pasien.
• Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya.
• Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Preeklamsia sebagai penyakit yang unik
Pengobatan kuratif PE?
• It is a disease unique to pregnancy, with the only cure being delivery of the fetus and
placenta. (CMDT, 2015, p791)
Insidensi di Indonesia
Insiden preeklampsia di Indonesia sendiri adalah 128.273/tahun atau sekitar 5,3%.
9 Obesitas sebelum hamil (95% CI, 1,66 – 3,67), wanita dengan IMT sebelum hamil > 35 dibandingkan ~2-3 x lipat atau 4 x
dengan IMT 19-27 memiliki risiko preeklampsia 4 kali lipat (95% CI, 3,52- lipat
5,49)
10 Proteinuria
11 Indeks masa tubuh
12 Tekanan darah diastolic >80mmhg
13 Kehamilan Multipel (RR 2.93 95%CI 2,04 – 4,21) ~2-4 x lipat
Faktor Resiko terjadinya Superimposed PE
Riwayat PE
sebelumnya
Diastolik Penyakit
>80 mmHg ginjal kronis
Faktor Resiko
Superimposed
Preeclampsia
Sistolik >130
Perokok
mmHg
Obesitas
Manifestasi Klinis
Keluhan Umum :
1. Pusing dan nyeri kepala
2. Nyeri ulu hati
3. Pandangan kurang jelas
4. Mual hingga muntah
(PPK Faskes Primer, 2015, hal 696)
Tambahan :
1. Mild symptoms : edema
2. Alarming symptoms :
1. Headache : either located over the occipital or
frontal region
2. Disturbed Sleep
3. Dimished urinary output : Urinary output of less
than 400ml in 24 hours (Oliguria) is very ominous
4. Epigastric pain NETTER’S OBSTETRICS AND GYNECOLOGY, 2nd Edition, 2008 p547
5. Eye symptoms
(DC Dutta’s Textbook Of Obstetrics, 2013, p224)
Etiopathogenesis
Kelainan dua tahap & invasi trofoblastik abnormal
(Williams Obstetric 23th ed. P744)
Kelainan dua tahap
(Redman, 2009 dalam Obstetri Williams, ed.23, hal 744)
Etiopathogenesis Tahap 1
Plasentasi yang
kurang baik (awal)
• Setiap teori yang memuaskan mengenai etiologi dan
pathogenesis preeklamsia harus dapat menjelaskan hasil
pengamatan bahwa penyakit hipertensi dalam kehamilan Tahap 2
Stres oksidatif
lebih mungkin timbul pada perempuan yang ; pada plasenta
(lanjut)
• Terpajan vili korionik untuk pertama kalinya
• Terpajan vili korionik dalam jumlah berlebihan, seperti pada
kehamilan ganda atau mola hidatidosa Restriksi Pelepasan factor-
Pertumbuhan factor plasental ke
• Telah memiliki penyakit ginjal atau kardiovaskular Janin sistemik
(Sherwood, Human Physiology from cells to system, 8th edition, 2013, p353)
Etiopathogenesis
Pilihan Obat :
Metildopa : (PNPK Preeklamsia, POGI, 2016)
• Agonis reseptor alfa, bekerja di SSP, safety margin paling luas (paling aman)
• dimulai pada dosis 250-500mg PO 2-3x1, dosis maks 3000mg/hari
• Efek maksimal 4-6 jam pasca masuk, menetap 10-12 jam sebelum diekskresikan ginjal
• IV : 250-500mg/6 jam sampai maksimum 1000mg/6 jam untuk krisis hipertensi
Nifedipine (CCB) :
• 10mg PO, diulang tiap 15-30 menit, dosis maksimal 30 mg/hari. Tidak boleh diberikan SL
(PNPK Preeklamsia, POGI, 2016)
Tatalaksana Lain
Kortikosteroid
Pemberian glukokortikoid untuk
pematangan paru janin tidak merugikan ibu.
Diberikan pada kehamilan 32-34 minggu,
2x24 jam. Obat ini juga diberikan pada
sindrom HELLP.
(Ilmu Kebidanan Sarwono, 2016, P549)
• Protocols for High-Risk Pregnancies: An Evidence-Based Approach, Sixth Edition, p338, 2015