You are on page 1of 54

Preeklamsia Berat

Selasa, 15 Januari 2018 / Yoga Yudhistira (20120310186)


Presentasi Kasus
Kepaniteraan Klinik Stase Obstetri dan Ginekologi
Periode 53
Pembimbing : dr. Adi Pramono Sp.OG (K)
Identitas Pasien

• Nama : Ny. SF
• Umur : 37 th
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan Terakhir : SLTA
• Agama : Islam
• Alamat : Grabag
• Tanggal MRS : 3/1/2017, Jam 21:00
Anamnesis
Keluhan Utama Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien G1P0A0, usia 37 tahun, hamil 28 Tanda-tanda inpartu berupa kenceng-


minggu dengan PEB dan infertile 11 kenceng yang rutin, terus menerus dan
tahun, datang ke IGD Poned RSB Budi semakin kuat (-) hanya kenceng-
Rahayu dengan keluhan keluar darah kenceng yang tidak beraturan, bloody
dari jalan lahir jam 17:30 HMRS show (+), bukaan serviks tidak diketahui
(3/1/18), Cairan Ketuban (-), PPV (- karena pemeriksaan dalam tidak
Keluar darah +20cc) dilakukan.

dari jalan lahir


Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan
tekanan darah 160/100 mmHg, tanda-
tanda pre eklamsia berat berupa nyeri Kehamilan saat ini adalah kehamilan
kepala, gangguan visus, kelemahan pertama pasien yang sangat
anggota gerak, nyeri perut epigastric / diharapkan.
kanan atas disangkal, BAK/BAB dalam
batas normal.
Anamnesis
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga


1. HT (-) 1. HT (-)
2. DM (-) 2. DM (-)
3. Asma (-) 3. Asma (-)
4. Alergi (-) 4. Alergi (-)
5. Sakit Jantung (-) 5. Sakit Jantung (-)
6. Tuberkulosis (-) 6. Tuberkulosis (-)
7. Keguguran (-) 7. Keguguran (+) : adik pasien
8. Kehamilan dengan penyulit non-obstetric (-) 8. Kehamilan dengan penyulit non-obstetric (-)
9. Kehamilan dengan penyulit obstetric (-) 9. Kehamilan dengan penyulit obstetric (-)
10. Infertilitas (+) 11 tahun 10. Infertilitas (+) : kakak pasien
Anamnesis
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Riwayat pengobatan sebelumnya
• Pengobatan saat ini adalah yang pertama kali saat gejala awal pasien muncul, pasien
memiliki riwayat pengobatan infertilitas -+ 5 tahun di klinik dr.Adi Pramono Sp.OG (K).
• Pasien tidak dalam pengobatan rutin dan tidak ada riwayat minum jamu-jamuan selama
kehamilan.
• Riwayat Operasi : disangkal
• Riwayat Menstruasi
• Menarche : 14 tahun
• Siklus : Teratur (28 hari)
• Jumlah : Normal
• Lamanya : 8 hari
• Disertai rasa sakit : Ya
• Riwayat Obstetri
No. Keadaan Kehamilan, Persalinan, Keguguran Umur Sekarang Keadaan Anak Tempat
dan Nifas Persalainan

1. Hamil ini - - -
Anamnesis
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Riwayat Ginekologi Riwayat Seksual Riwayat Kontrasepsi

Pasien tidak pernah menderita Pasien telah menikah selama 11 tahun. Pasien tidak menggunakan kontrasepsi
keputihan yang gatal dan berbau. Pertama kali berhubungan seksual pada apapun
Keputihan hanya muncul saat akan usia 26 tahun dengan suaminya. Pasien
menstruasi, tidak berbau dan berwarna tidak pernah berganti-ganti pasangan
putih bening. seksual. Riwayat nyeri, perdarahan saat
melakukan hubungan seksual beberapa
tahun terakhir disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Kepala :
• Keadaan Umum : Sakit sedang
Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Tanda-tanda vital
Thorax :
• Tekanan darah : 160/100 mmHg
Simetris, sonor, SDV (+/+), rhonki (-/-),
• Denyut Nadi : 86 x/menit
wheezing (-/-), S1>S2 Reguler, Murmur (-)
• Suhu tubuh : 36,8oC
Abdomen :
• Frekuensi napas : 20 x/menit
• Inspeksi : tampak perut membesar
• Status gizi : SMK, tidak tampak tanda-tanda
• Tinggi Badan : 155cm tumor, inflamasi, perlukaan ataupun
• Berat badan : 62 kg bekas luka.
• BMI : 25.81 kg/m2 • Auskultasi : BU(+) N, DJJ (+) 148x/m
• Perkusi : redup (+)
• Palpasi : TFU 24cm , NT (-)
Ekstremitas :
Akral hangat, nadi kuat
Pemeriksaan Fisik
Status Obstetri Pemeriksaan ginekologi :
• TFU : 24 cm 1. Pemeriksaan luar :
• Leopold I : teraba bagian teratas janin bulat • Inspeksi: Perdarahan pervaginam (+),
lunak Discharge (-), Vulva eritem (-), inflamasi (-)
• Leopold II : teraba punggung dibagian • Palpasi: Supel, nyeri tekan regio
sinistra hipogastrika (-), tinggi fundus uteri 24 cm
• Leopold III : teraba bagian terbawah janin
2. Pemeriksaan dalam (Vaginal Toucher) : Tidak
bulat keras dilakukan
• Leopold IV : bagian terbawah janin belum
masuk PAP
• Kontraksi/his : + Jarang
• DJJ : 148x/menit
Pemeriksaan Fisik
Data Monitoring Tekanan Darah
200
180 180
170 170 170
160 160 160 160 160
140 140
130
120 120
110 110
100 100 100 100 100
90 90
80 80 80
70
60
40
20
0
03 Januari 04 Januari 05 Januari 06 Januari 07/01/2018 7 Januari 2018 08 Januari 09 Januari 10 Januari 11 Januari 12 Januari
2018 2018 2018 2018 (2:30 dini hari) (Post OP) 2018 2018 2018 2018 2018
Sistolik Diastolik
Pemeriksaan penunjang :

USG Kehamilan :
• Bayangan Janin (+)
• Gestational Sac (+)
• TBJ : 900 gram (+)
• DJJ : (+)
• Gerak janin : aktif
Pemeriksaan penunjang :
DARAH RUTIN (3/1/2018) URINALISA (3/1/2018)
No Pemeriksaan Hasil Normal NO PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
1 HB 14.2 11.5-16.5 1 WARNA KUNING KUNING
2 AL 12.5 H 4-11 MUDA
2 KEKERUHAN AGAK KERUH JERNIH
3 AE 4.4 3.8-5.8
3 BJ 1.020 1.010 – 1.025
4 HMT 41.2 37-47 4 KEASAMAN 5.0 L 6-7
5 AT 263 5 GLUKOSA URINE NEGATIF NEGATIF
EOS 1 1-6 6 PROTEIN URINE +4 NEGATIF
6 BASO 0 0-1 7 BILIRUBIN URINE NEGATIF NEGATIF
7 NS 65 40-75 8 UROBILINOGEN NORMAL NORMAL
8 LIM 27 20-45 9 KETON NEGATIF NEGATIF
9 MONO 8 2-10 10 NITRIT NEGATIF NEGATIF
11 LEKOSIT URINE NEGATIF NEGATIF
10 GDS 80 70-140
12 BLOOD URINE 150/uL H NEGATIF
11 UREUM 48.6 H 16.6 – 48.5 MIKROSKOPIS
12 KREATININ 0.92 0.51-0.95 13 LEKOSIT 8-10/LPB H 2-4
13 SGOT 37 H <32 14 ERITROSIT 10-15/LPB 0-1
14 SGPT 24 <33 15 EPITEL 20-25/LPK 1-3
15 HBSAG NEGATIF NEGATIF 16 KRISTAL NEGATIF
17 SILINDER NEGATIF
Pemeriksaan penunjang :
EKG

• Interpretasi : Irama sinus, frekuensi


75x/menit reguler, axis normal,
blokade jantung (-), infark (-),
pembesaran ruang jantung (-),
kompleks QRS lead ekstremitas <5
kotak & lead precordial <10 kotak.
• Kesan : EKG Low Voltage e.c.
Pericardial Effusion dd pleural
effusion
Pemeriksaan penunjang :
Rontgen Thorax

Cardiomegali dengan oedema pulmonum


Diagnosis Penatalaksanaan
Diagnosis Treatment

• Diagnosa Kerja : G1P0A0, usia 37 tahun, usia Awal :


kehamilan 28 minggu, dengan Preeklamsia 1. Inf Ringer Lactat 16 tpm
Berat dan Perdarahan Antepartum 2. MgSO4 20% 4gr/jam (bolus) lanjut 1 gr/jam
• Diagnosis Akhir : (Syring Pump)
• Kebidanan : G1P0A0, usia 37 tahun, pasca 3. Histolan 2x1/2 tab
SCTPP atas indikasi PEB dengan oedem 4. Inj. Dexametasone
pulmo, asites, partus premature, primi tua, 5. Pro USG  Post USG : ditambah dopamet
riwayat perdarahan antepartum. 2x150, aspilet 1x80mg
• Penyakit Dalam : Decom. Cordis ec. HHD
dd cardiomyopathy post partum, PEB, post
SC, hipoalbumin, hiponatremia.
• Jantung : EPA related PEB, CHF, HHD
Pembahasan
Pengertian
• Preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi yaitu :
yang baru terjadi pada kehamilan / diatas usia • Trombostiopenia,
kehamilan 20 minggu disertai adanya • gangguan ginjal,
gangguan organ. • gangguan liver,
• Jika hanya didapatkan hipertensi saja, kondisi • edema paru,
tersebut tidak dapat disamakan dengan • gejala neurologis atau
peeklampsia, harus didapatkan gangguan • gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda
organ spesifik akibat preeklampsia tersebut. gangguan sirkulasi uteroplasenta.

• Kebanyakan kasus preeklampsia ditegakkan (PNPK Preeklamsia, POGI, 2016, hal 7)


dengan adanya protein urin, namun jika
protein urin tidak didapatkan, salah satu
gejala dan gangguan lain dapat digunakan
untuk menegakkan diagnosis preeklampsia,
Klasifikasi 1. Pre eklamsia
• Tanpa tanda bahaya
• Dengan tanda bahaya
• ACOG 2013,
Preeklamsia dengan tanda bahaya, apabila ditemukan
mengklasifikasikan hipertensi salah satu dari gejala/tanda berikut ini :
dalam kehamilan menjadi : 1. TD Sistol >=160 mmHg atau TD diastole
>=110mmHg pada dua pengukuran dengan selang
1. Pre eklamsia (tanpa/dengan 4 jam saat pasien berada dalam tirah baring;
tanda bahaya) 2. Trombosit <100.000/uL
2. Eklamsia 3. Gangguan fungsi hati : enzim hati meningkat 2x
dari nilai normal, nyeri perut kanan atas persisten
3. Hipertensi kronis yang berat atau nyeri epigastrium yang tidak
4. Hipertensi kronis dengan membaik dengan pengobatan, atau keduanya;
superimposed preeklamsia 4. Insufisiensi renal yang progresif : kreatinin
serum>1.1 mg/dL atau konsentrasi kreatinin serum
5. Hipertensi gestasional naik 2x lipat pada kondisi tidak terdapat penyakit
• Kapita Selekta Kedokteran, ginjal
5. Edema paru
2014, p417 6. Gangguan serebral atau penglihatan akut
Klasifikasi 2. Eklamsia
Timbulnya kejang grand-mal pada perempuan
dengan preeklamsia. Eklamsia dapat terjadi
sebelum, selama dan setelah kehamilan.
• ACOG 2013,
mengklasifikasikan hipertensi 3. Hipertensi Kronis
Hipertensi yang sudah ada sebelum
dalam kehamilan menjadi : kehamilan
1. Pre eklamsia (tanpa/dengan
tanda bahaya) 4. Hipertensi kronis dengan
2. Eklamsia superimposed preeklamsia
3. Hipertensi kronis Preeklamsia yang terjadi pada perempuan
hamil dengan hipertensi kronis
4. Hipertensi kronis dengan
superimposed preeklamsia 5. Hipertensi gestasional
5. Hipertensi gestasional Peningkatan tekanan darah setelah usia
kehamilan lebih dari 20 minggu tanpa
• Kapita Selekta Kedokteran, FK adanya proteinuria atau kelainan sistemik
UI, 2014, p417 lainnya.
Kriteria Diagnosis Preeklamsia
Tekanan Darah (TD) • TD Sistol >=140mmHg atau diastole >=90mmHg pada dua kali pengkuran, setidaknya dengan selisih
4 jam, pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu pada perempuan dengan TD normal sebelumnya.
• TD sistol >=160mmHg atau diastole >=110mmHg, hipertensi dapat ditegakkan dalam hitungan
menit untuk mempercepat dimulainya pemberian antihipertensi.
DAN
Proteinuria • Protein urin kuantitatif >=300mg/24 jam (or this amount extrapolated from a timed collection
Atau
• Rasio Protein/kreatinin >=0,3*
• Pemeriksaan dipstick urin +1 (hanya jika pemeriksaan protein urin kuantitatif tidak tersedia)

Atau jika tidak ditemukan proteinuria, onset baru hipertensi dengan timbulnya awitan baru salah satu dari tanda dibawah ini
Trombositopenia Hitung trombosit <100.000/uL
Insufisiensi Ginjal Kreatinin serum diatas 1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan dua kali lipat kadar
kreatinin serum dari sebelumnya pada kondisi dimana tidak ada
kelainan ginjal lainnya

Gangguan Fungsi Hati Peningkatan konsentrasi transaminase hati hingga 2 kali lipat normal.
Edema Paru
Gangguan Serebral atau Penglihatan

• KSK, 2014, p418, Berdasar (ACOG, 2013)


Kompetensi Dokter Umum
• Preeklamsia : 3B
• Eklamsia : 3B

Penjelasan
• Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal,
dan merujuk
• 3B. Gawat darurat
• Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada
keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau
kecacatan pada pasien.
• Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya.
• Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Preeklamsia sebagai penyakit yang unik
Pengobatan kuratif PE?
• It is a disease unique to pregnancy, with the only cure being delivery of the fetus and
placenta. (CMDT, 2015, p791)

Kapan dapat terjadi


• Preeclampsia-eclampsia can occur any time after 20 weeks of gestation and up to 6
weeks postpartum. (CMDT, 2015, p791)
• Preeclampsia rarely develops before 20 weeks of gestation. In this early stage, rule out
underlying renal disease, molar pregnancy, and other medical disorders. (Protocols for
High-Risk Pregnancies: An Evidence-Based Approach, Sixth Edition, p329, 2015.
Epidemiologi
Insidensi Umum Primigravida > Multigravida
• The incidence of pre-eclampsia in hospital • The incidence in primigravidae is about 10%
practice varies widely from 5 to 15%. (DC and in multigravidae 5%. (DC Dutta’s
Dutta’s Textbook Of Obstetrics, 2013, p221) Textbook Of Obstetrics, 2013, p221)

Insidensi di Indonesia
Insiden preeklampsia di Indonesia sendiri adalah 128.273/tahun atau sekitar 5,3%.

(PNPK Preeklamsia, POGI, 2016, hal 12)


Epidemiologi
Prevalensi Umum
• Prevalensi preeklampsia di Negara maju adalah 1,3% - 6%,
sedangkan di Negara berkembang adalah 1,8% - 18%.
(PNPK Preeklamsia, POGI, 2016, hal 12)
3 besar penyebab kematian ibu
Perbandingan hipertensi kronis dan hipertensi Hipertensi dalam kehamilan masuk kedalam tiga
gestasional/preeklamsia? penyebab utama kematian ibu:
• Hypertension complicates 7–10% of pregnancies, of which 1. Perdarahan (30%)
70% are due to gestational hypertension/preeclampsia and 2. Hipertensi dalam kehamilan (25%)
30% are due to chronic essential hypertension. 3. infeksi (12%)
(Protocols for High-Risk Pregnancies: An Evidence-Based (PNPK Preeklamsia, POGI, 2016, hal 12)
Approach, Sixth Edition, p329, 2015)
Epidemiologi
Faktor Resiko terjadinya pre eklamsia. (PNPK Preeklamsia, POGI, 2016, hal 12)
1 Penyakit ginjal
2 Usia >=40 ahun Nuli (RR 1,68 95%CI 1,23 - 2,29) Multi (RR 1,96 95%CI 1,34 - 2,87) ~2 x lipat
3 Nulipara (RR 2,91, 95% CI 1,28 - 6,61) ~3 x lipat
4 Multipara dgn riw. PE, kehamilan =nullipara atau (1,5 setiap 5 tahun jarak kehamilan pertama dan kedua; ~3 x lipat atau 1,5x
dgn pasangan baru atau jarak p<0,0001) lipat /5 tahun jarak
kehamilan >=10 th kehamilan
5 Riwayat PE Keluarga : (RR 2,90 95%CI 1,70 – 4,93), Ibu : (RR 3,6 95% CI 1,49 – 8,67) , PE 3 hingga 7 x lipat
sebelumnya : (RR 7,19 95%CI 5,85 - 8,83)
6 IDDM (RR 3.56; 95% CI 2,54 - 4,99) (n=56.968) ~3 x lipat
7 Kehamilan dgn inseminasi donor (OR 1,8; 95 % CI 95%, 2-2,6) ~2 x lipat
sperma, oosit, atau embrio
8 Sindrom antifosfolipid (RR 9,72 ; 95% CI 4,34 - 21,75) ~10 x lipat

9 Obesitas sebelum hamil (95% CI, 1,66 – 3,67), wanita dengan IMT sebelum hamil > 35 dibandingkan ~2-3 x lipat atau 4 x
dengan IMT 19-27 memiliki risiko preeklampsia 4 kali lipat (95% CI, 3,52- lipat
5,49)
10 Proteinuria
11 Indeks masa tubuh
12 Tekanan darah diastolic >80mmhg
13 Kehamilan Multipel (RR 2.93 95%CI 2,04 – 4,21) ~2-4 x lipat
Faktor Resiko terjadinya Superimposed PE
Riwayat PE
sebelumnya

Diastolik Penyakit
>80 mmHg ginjal kronis

Faktor Resiko
Superimposed
Preeclampsia
Sistolik >130
Perokok
mmHg

Obesitas
Manifestasi Klinis
Keluhan Umum :
1. Pusing dan nyeri kepala
2. Nyeri ulu hati
3. Pandangan kurang jelas
4. Mual hingga muntah
(PPK Faskes Primer, 2015, hal 696)
Tambahan :
1. Mild symptoms : edema
2. Alarming symptoms :
1. Headache : either located over the occipital or
frontal region
2. Disturbed Sleep
3. Dimished urinary output : Urinary output of less
than 400ml in 24 hours (Oliguria) is very ominous
4. Epigastric pain NETTER’S OBSTETRICS AND GYNECOLOGY, 2nd Edition, 2008 p547
5. Eye symptoms
(DC Dutta’s Textbook Of Obstetrics, 2013, p224)
Etiopathogenesis
Kelainan dua tahap & invasi trofoblastik abnormal
(Williams Obstetric 23th ed. P744)
Kelainan dua tahap
(Redman, 2009 dalam Obstetri Williams, ed.23, hal 744)

Etiopathogenesis Tahap 1
Plasentasi yang
kurang baik (awal)
• Setiap teori yang memuaskan mengenai etiologi dan
pathogenesis preeklamsia harus dapat menjelaskan hasil
pengamatan bahwa penyakit hipertensi dalam kehamilan Tahap 2
Stres oksidatif
lebih mungkin timbul pada perempuan yang ; pada plasenta
(lanjut)
• Terpajan vili korionik untuk pertama kalinya
• Terpajan vili korionik dalam jumlah berlebihan, seperti pada
kehamilan ganda atau mola hidatidosa Restriksi Pelepasan factor-
Pertumbuhan factor plasental ke
• Telah memiliki penyakit ginjal atau kardiovaskular Janin sistemik

• Secara genetis beresiko untuk mengalami hipertensi selama


kehamilan.
Respons inflamasi,
• Adanya janin bukan merupakan syarat diagnosis pre aktivasi endotel
sistemik
eklamsia. Vilikorionik tidak harus terdapat dalam uterus.

(Obstetri Williams, ed.23, hal 744)


Sindrom
preeklamsia
Etiopathogenesis
6 Teori :
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas dan disfungsi endotel
3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
4. Teori adaptasi kardiovaskularori genetic
5. Teori defisiensi gizi (minyak ikan, kalsium)
6. Teori inflamasi
(Ilmu kebidanan, sarwono, bina pustaka, 2016, hal 532)
Etiopathogenesis

• Williams Obstetric 23th ed. p84


Etiopathogenesis
• Sherwood, 7th, p771
Etiopathogenesis
• Martini, 9th, 1083, 2012
Etiopathogenesis
• Sherwood, 7th, p783
Etiopathogenesis

• Silverthorn Human Physiology Integrated Approach 5th (2010), p857


Etiopathogenesis
• ROBBINS AND COTRAN PATHOLOGIC BASIS OF DISEASE, Ninth Edition, 2015 p1038,
Etiopathogenesis • (DC Dutta’s Textbook Of Obstetrics, 2013, p221)

Williams Obstetric 23th ed. P,732


Williams Obstetric 23th ed. p91
Etiopathogenesis

(DC Dutta’s Textbook Of Obstetrics, 2013, p221)

(Sherwood, Human Physiology from cells to system, 8th edition, 2013, p353)
Etiopathogenesis

(DC Dutta’s Textbook Of Obstetrics, 2013, p221)


Etiopathogenesis

(DC Dutta’s Textbook Of Obstetrics, 2013, p221)


Etiopathogenesis
Tatalaksana
• Macam : Ekpektatif atau Aktif
• Tujuan : memperbaiki luaran perinatal dengan mengurangi morbiditas neonatal serta
memperpanjang usia kehamilan tanpa membahayakan ibu.

Kriteria Terminasi Kehamilan pada PEB (PNPK Preeklamsia, POGI, 2016)


Preeklamsia tanpa gejala berat
(PNPK Preeklamsia, POGI, 2016)
Preeklamsia Berat
(PNPK Preeklamsia, POGI, 2016)
Fungsi :
1. Antihipertensi (Vasodilator Vaskular),
Tatalaksana Lain 2. Antikonvulsan (Menghambat pembentukan
reseptor NMDA otak saat asfiksia) dan
3. Tokolitik (Relaksan)
(PNPK Preeklamsia, POGI, 2016)
• Magnesium Sulfat
• MgSO4 (larutan 20%) : Dosis 4g IV
bolus pelan dalam 20 menit,
dilanjutkan dosis rumatan 1-2
gram/jam dalam infus RL drip pelan
selama 24 jam. Selama pemberian
harus disiapkan antidotum, yakni Ca
Glukonas (10ml dalam larutan 10%)
jika terjadi hypermagnesemia (tanda
: hilangnya reflex patella sampai
paralisis napas. MgSo4 harus
diberikan selama 24 jam pasca
melahirkan untuk pasien PEB.
(KSK, FKUI, 2014)
(PNPK Preeklamsia, POGI, 2016)
Tatalaksana Lain
• Magnesium Sulfat (berdasarkan • Frekuensi pernapasan >16 kali/menit,
tidak ada tanda-tanda distress
buku Ilmu kebidanan, Sarwono, pernapasan
2016, hal 547) • Magnesium sulfat dihentikan bila
• Cara Pemberian : • Ada tanda-tanda intoksikasi
• Setelah 24 jam pascapersalinan atau 24
• Loading Dose : initial dose 4 gram jam setelah kejang terakhir
mgSO4: intravena, (40% dalam 10cc)
selama 15 menit • Dosis terapeutik dan toksis MgSO4
• Maintenance Dose : Diberikan infus 6 • Dosis terapetik
gram dalam larutan Ringer/6 jam; atau • Hilangnya reflek tendon
diberikan 4 atau 5 gram i.m., selanjutnya • Terhentinya pernapasan
maintenance dose diberikan 4 gram i.m. • Terhentinya jantung
tiap 4-6 jam • Pemberian MgSO4 dapat menurunkan
• Syarat-syarat pemberian MgSO4: resiko kematian ibu dan didapatkan 50%
• Harus tersedia antidotum MgSO4, bila dari pemberiannya menimbulkan efek
terjadi intoksikasi yaitu kalsium glukonas flushes (rasa panas)
10%=1g (10% dalam 10cc) diberikan I.V. • Bila refrakter : thiopental sodium,
3 menit sodium amobarbital, diazepam, fenitoin
• Refleks patella (+) kuat
Tatalaksana Lain

• Buku Saku Pelayanan


Kesehatan Ibu (WHO)
Kontroversial pada hipertensi ringan-sedang.
Indikasi utama adalah untuk keselamatan ibu
Tatalaksana Lain dalam mencegah penyakit serebrovaskular.
Penurunan TD tidak lebih dari 25% dalam 1 jam.
(PNPK Preeklamsia, POGI, 2016)
Anti hipertensi :
Target penurunan TD S<160mmHg, dan D<105
mmHg, jangan menurunkan tekanan darah
terlalu rendah karena dapat mengganggu
suplai darah ke janin.
(KSK, FKUI, 2014)

Pilihan Obat :
Metildopa : (PNPK Preeklamsia, POGI, 2016)
• Agonis reseptor alfa, bekerja di SSP, safety margin paling luas (paling aman)
• dimulai pada dosis 250-500mg PO 2-3x1, dosis maks 3000mg/hari
• Efek maksimal 4-6 jam pasca masuk, menetap 10-12 jam sebelum diekskresikan ginjal
• IV : 250-500mg/6 jam sampai maksimum 1000mg/6 jam untuk krisis hipertensi

Nifedipine (CCB) :
• 10mg PO, diulang tiap 15-30 menit, dosis maksimal 30 mg/hari. Tidak boleh diberikan SL
(PNPK Preeklamsia, POGI, 2016)
Tatalaksana Lain
Kortikosteroid
Pemberian glukokortikoid untuk
pematangan paru janin tidak merugikan ibu.
Diberikan pada kehamilan 32-34 minggu,
2x24 jam. Obat ini juga diberikan pada
sindrom HELLP.
(Ilmu Kebidanan Sarwono, 2016, P549)

(PNPK Preeklamsia, POGI, 2016)


Tatalaksana Lain
Pemeriksaan Penunjang
Pencegahan
1. Aspirin 60-80 mg/hari dimulai pada akhir trimester pertama disarankan pada perempuan
dengan riwayat eklamsia dan kelahiran preterm kurang dari 34 0/7 minggu atau pre eklamsia
pada lebih dari satu kehamilan sebelumnya
2. Pemberian vitamin C dan E untuk mencegah pre eklamsia tidak direkomendasikan
3. Asupan garam harian disarankan untuk tidak diretriksi
4. Tirah baring atau pembatasan aktivitas fisik lain tidak disarankan sebagai pencegahan primer dan
komplikasinya.s
(KSK, FKUI, 2014 mengutip ACOG 2013)
Komplikasi

(DC Dutta’s Textbook Of Obstetrics, 2013, p226-227)


Komplikasi

(DC Dutta’s Textbook Of Obstetrics, 2013, p226-227)


Prognosis

• Protocols for High-Risk Pregnancies: An Evidence-Based Approach, Sixth Edition, p338, 2015

You might also like