You are on page 1of 62

01-Nov-12

BAB – 13
Petunjuk Penggunaan Ketentuan Seismik
dari ASCE 7-05 dan IBC 2006
disusun oleh:
Steffie Tumilar

Perubahan pada ASCE 7-10 dan IBC 2012


akan dijelaskan pada saat kuliah.

SEAOC 1959
LA City Code- The First
Santa Barbara- Long Beach-1933 ASCE-SEAOC
1943 Blue Book
1925 1952

1927; 1935; 1937; 1940; 1943; 1949; 1952; 1955; 1958; 1961; 1964;
1967; 1970; 1973; 1976; 1979; 1982; 1985; 1988; 1991; 1994; 1997.
ATC 3-06
1978

San Fernando-
1971
Caracas-1967 Mexico City-1985 Loma Prieta-1989 Kobe-1995

Northridge-1994

1985; 1988; 1991; 1994; 1997; 2000; 2003

1
01-Nov-12

BOCA SBCCI UBC-ICBO


Building Officials Code Southern Building Code Uniform Building Code -1927
Berbagai data yang diperlukan dalam menentukan
Administration - 1915
(Mid West, Eastcoast)
Congress - 1940
Standard Building Code
International Conference of
Building Officials beban seismik secara umum adalah sebagai berikut.
(SBC) (Westcoast)

(Southeast)
1. Seismic importance factor I dan occupancy category.
2. Peta spectral response accelerations, SS dan S1
3. Site class.
ICC
International Code 4. Spectral response coefficients, SDS dan SD1.
Council-1994

5. Seismic design category (SDC).


6. Basic seismic-force-resisting system(s).

Updated : 7. Design base shear


- ASCE 7-10
- IBC 2012 8. Seismic response coefficient(s), CS.
- NEHRP 2009
- ACI 318M-11 9. Response modification factor(s), R.
10. Analysis procedure yang dipergunakan.

Pendahuluan Contoh No-1


Informasi dan penjelasan serta berbagai contoh
berikut ini terutama didasarkan pada ASCE 7-05
serta IBC 2006, perlu diinformasikan bahwa ada (Halaman-30)
beberapa penyesuaian dibandingkan dengan ASCE
7-10 serta IBC 2012. Tetapi secara keseluruhan
uraian berikut masih cukup mewakili , terutama
dalam pemahaman penggunaan code tersebut.

2
01-Nov-12

a. Building category dan Importance factors.


1. Contoh- 01. Dari Tabel 11.5-1, “Importance Factors,” yang berkaitan dengan occupancy
Classification/Importance Factors Ref. ASCE 7-05; §11.5-1 category, dapat dilihat untuk general category, termasuk pada Category II.
Seismic Design Category Ref. ASCE 7-05; §11.6
Penentuan importance factors dan seismic design category untuk suatu bangunan Occupancy category ini selanjutnya dipergunakan untuk menentukan “Seismic
yang memiliki informasi sebagai berikut.
Design Category”, §11.6-1.
Type of occupancy – Suatu gedung sekolah dengan kapasitas lebih dari 250 orang,
dengan informasi parameter sebagai berikut.
Selanjutnya untuk satu gedung yang dipergunakan untuk emergency shelter
adalah termasuk pada Category IV.
SDS = 1.17 ; Catatan: SDS = (2/3) SMS …….. Ref. ASCE 7-05; §11.4-4
= design spectral response acceleration parameter pada Importance factors untuk beban seismik dapat dilihat pada Tabel 11.5-1 dan
short period dengan damping 5% (i.e., 0.20 detik) untuk beban angin dapat dilihat pada Tabel 6-1.
SMS = MCE spectral response acceleration parameter pada
short period dengan damping 5% (i.e., 0.20 detik) Category Beban Seismik Beban Angin
Factor I Factor I
= Fa . S s II 1.00 1.00
IV 1.50 1.15

SD1 = 0.70 ; Catatan: SD1 = (2/3) SM1


= design spectral response acceleration parameter
pada perioda 1 detik, dengan damping 5% .

SM1 = MCE spectral response acceleration parameter


pada perioda 1 detik, dengan damping 5% .

= Fv .S1

S1 = 0.75 ; Catatan: S1 = MCE spectral acceleration parameter dari peta


gempa pada perioda 1 detik, dengan damping 5% .

Tentukan : 1. Building category dan Importance factors untuk general occupancy


(hunian umum) dan untuk satu gedung yang dipergunakan untuk
emergency shelter.

2. Seismic Design Category (SDC)

3
01-Nov-12

Contoh No-2
(Halaman-32)

b. Seismic Design Category 2. Contoh- 02


Penentuan Seismic Design Category (SDC) untuk semua struktur harus didasarkan Strength Design Load Combination dengan beban seismik E sebagaimana
pada Occupancy Category dan spectral response acceleration coefficients SDS dan ditentukan pada ASCE 7-05; §12.4.2.3 atau IBC 2006 §1605.2.1. Sebagai contoh,
SD1 dari gedung yang bersangkutan, terlepas dari fundamental period of vibration T
dari struktur tersebut. tinjau suatu Struktur Moment-Resisting Frame seperti tergambar dibawah ini.

Penentuan SDC untuk setiap gedung dan struktur harus didasarkan pada most severe
SDC. Dikaitkan dengan Tabel 11.6-1 atau Tabel 11.6-2 maka hasil selanjutnya dapat
SDS = 1.10
dilihat pada Tabel berikut dibawah ini.
Tabel Occupancy Category vs Seismic Design Category I = 1.00

Tabel 11.6-1 Tabel 11.6-2 SDC yang ρ = 1.30


Nature of Occupancy
dipakai
Occupancy Category SDS SDC SD1 SDC A B
f1 = 0.50
C
Sekolah II 1.17 D* 0.70 D* E
D
Emergency IV 1.17 D* 0.70 D* F
Shelter

Catatan : Untuk Occupancy Categories, I, II, III yang memiliki nilai S1 ≥ 0.75, SDC yang Balok A-B dan kolom C-D adalah elemen dari Special Moment-Resisting Frame.
menentukan yang harus dipergunakan adalah SDC E. Demikian juga untuk Occupancy Category Berbagai gaya-gaya dalam pada elemen-elemen tersebut diatas dapat dilihat
IV yang memiliki nilai S1 ≥ 0.75, SDC yang menentukan yang harus dipergunakan adalah SDC F pada Tabel berikut ini.

4
01-Nov-12

Beban Kiri-kanan Kanan-kiri a. Strength Design Seismic Load Combination.


Tabel Gaya-
gaya dalam Beban Mati Beban hidup Beban seismik Beban seismik 1.20 D + 1.00 E + 0.50 L ( Comb.5 )
D L ( → QE ) ( ← QE ) 0.90 D + 1.00 E ( Comb.7 )
Momen balok -135.58 kN-m -67.79 kN-m + 162.70 kN-m -162.70 kN-m
pada A Untuk jenis beban seperti momen M dan beban aksial P,
Gaya aksial pada +400.00 kN +178.00 kN +490.00 kN -490.00 kN E = Eh + Ev dimana: Eh = ρ. QE dan ( persamaan 12.4-1, 12.4-3
kolom C-D
Momen kolom
Ev = 0.20 SDS .D dan 12.4-4).
+54.23 kN-m -27.12 kN-m +216.93 kN-m -216.93 kN-m
pada C
E = ρ. QE + 0.20 SDS D
E = ρ. QE - 0.20 SDS D ( E dan D dapat bekerja bolak balik)

Selanjutnya, untuk ρ = 1.30 dan SDS = 1.10 maka load combination :


1.20D + 1.30QE + (0.20)(1.10)D + 0.50L = 1.42D + 1.30QE + 0.50L
A B 1.20D + 1.30QE - (0.20)(1.10)D + 0.50L = 0.98D + 1.30QE + 0.50L
C
0.90D + 1.30QE + (0.20)(1.10)D = 1.12D + 1.30QE
D
0.90D + 1.30QE - (0.20)(1.10)D = 0.68D + 1.30QE
Perjanjian tanda: Momen lentur positif jika timbul tarik pada serat tepi bawah balok dan serat tepi
kanan kolom. Gaya aksial positif untuk kolom yang mengalami tekan.
Dari berbagai hasil perhitungan tersebut dapat ditarik kesimpulan
Tentukan : 1. Strength Design Seismic Load Combination. bahwa kombinasi yang paling menentukan adalah:
2. Strength Design Moment pada balok A dengan seismic load combination.
1.42D + 1.30QE + 0.50L bila tanda QE dan D sama ,
3. Strength Design interaction pasangan gaya aksial dan momen pada C
dengan seismic load combination. 0.68D + 1.30QE bila tanda QE dan D berlawanan.

IBC 2006 b. Strength design momen balok pada A dengan seismic load combination.
1). Untuk load combination yang menentukan bila tanda QE dan D sama
adalah: 1.42D + 1.30QE + 0.50L.
Untuk : D = MD = -135.58 kN-m
QE = MQE = -162.70 kN-m dan
L = ML = - 67.79 kN-m
Maka diperoleh:
MA = 1.42(-135.58) + 1.30(-162.70) + 0.50(-67.79) = - 438 kN-m
2). Untuk load combination yang menentukan bila tanda QE dan D berlawanan
tanda adalah: 0.68D + 1.30QE
Untuk : D = MD = -135.58 kN-m
QE = MQE = +162.70 kN-m
Maka diperoleh:
MA = 0.68(-135.58) + 1.30(+162.70) = +119 kN-m

Dengan demikian balok pada A harus direncanakan untuk momen,


MA = - 438 kN-m, dan +119 kN-m.

5
01-Nov-12

C. Strength Design Interaction pasangan gaya aksial dan moment pada


dengan seismic load combination.

E = ρ(→QE ) ± 0.20 SDS .D, dan ρ(←QE ) ± 0.20 SDS.D ,

Contoh No-3
dengan demikian kombinasinya adalah sebagai berikut:

1.20D + ρ(→QE ) + 0.20 SDS .D + L

1.20D + ρ(→QE ) - 0.20 SDS .D + L

1.20D + ρ(←QE ) + 0.20 SDS .D + L

1.20D + ρ(←QE ) - 0.20 SDS .D + L

0.90D + ρ(→QE ) + 0.20 SDS .D


(Halaman-36)
0.90D + ρ(→QE ) - 0.20 SDS .D

0.90D + ρ(←QE ) + 0.20 SDS .D

0.90D + ρ(←QE ) - 0.20 SDS .D

(Catatan: L dapat dikali 0.50 bila L ≤ 4.80 kPa ( ~ 500 kg/m2),


kecuali untuk garasi atau ruang pertemuan umum.)

Selanjutnya, untuk ρ = 1.30 dan SDS = 1.10 maka load combination : 3. Contoh- 03.
Tabel Kombinasi beban (Load combinations) Kombinasi beban. Ref. ASCE 7-05; §2.4
Kombinasi MA kN-m PC kN dan MC kN-m Code mengijinkan penggunaan Allowable Stress Design (ASD) pada perencanaan
1.42D + 1.30QE + 0.50L - 47 + 1196 + 329 struktur kayu (ASCE 7-05; §2.4 dan §12.4.2.3), atau IBC 2006 §1605.3.1

0.98D + 1.30QE + 0.50L - 12 + 119 + 305


Pada contoh berikut akan ditunjukkan penggunaan metoda ini pada plywood shear wall
seperti pada gambar dibawah ini. Dinding dan shear wall merupakan light wood framed
1.42D – 1.30QE + 0.50L - 405 + 1020 - 148 building, dengan beberapa informasi sebagai berikut.
Ketentuan lainnya:
0.98D – 1.30QE + 0.50L - 346 - 57 - 172
SDC- B
Eh=ρQE
1.12D + 1.30QE + 27 + 987 + 299 I = 1.00
ρ = 1.00
0.68D + 1.30QE + 87 + 810 + 276 h=2740 mm
SDS = 0.30
1.12D - 1.30QE - 331 - 90 - 178
E = Eh = ρQE = 17.80 kN
(base shear dari beban seismik ditentukan dari §12.4.2).
0.68D - 1.30QE - 271 - 266 - 202
L=2865 mm
Beban gravitasi
Beban mati wD = 4.38 kN/m
Catatan : Jika analisis dilakukan menurut prosedur Modal Response Spectrum Analysis dari §12.9, maka L=3048 mm
algebraic signs yang diakibatkan dari beban seismik akan hilang karena adanya combining process dari
Beban hidup wL = beban hidup.
individual modal responses. Tanda dapat dipergunakan hanya untuk suatu kondisi interaksi pasangan pada Lengan moment dari pusat post (penunjang) ke
arah beban lateral tertentu yang dapat diperoleh dari primary mode response. (Primary mode adalah mode pusat hold-down bolt = L=2,865 mm
yang memiliki participation factor terbesar untuk arah tertentu dari beban seismik lateral). Atau, sebagai
alternatif, tanda tadi dapat ditentukan berdasarkan prosedur equivalent lateral force §12.8. Tentukan : Kapasitas geser q dan kapasitas tarik bolt T

6
01-Nov-12

0.70QE 0.70(17.80)
q   4.10N / mm(atau4.10kN / m)
Kombinasi beban yang menentukan pada Allowable Stress Design (ASD) adalah L
Untuk 3048
menentukan design shear capacity, beban mati dan beban hidup tidak dilibatkan,
kombinasi 5, 6, dan 8 sebagaimana diuraikan pada §12.4.2.3. Penggunaannya disini sehingga diperoleh:
tanpa memasukkan kenaikan tegangan yang biasanya diambil sebesar 1/3 dari 0.70 QE
tegangan ijinnya.
Untuk kapasitas tarik T adalah,
§12.4.2.3 menentukan beban seismik E dengan kombinasi beban sebagai berikut. 0.558 D - 0.70 QE
E = Eh + E v (persamaan 12.4-1) Untuk wall boundary element compression capacity, kombinasi yang menentukan:
E = ρQE + 0.20 SDS .D (persamaan 12.4-3) (1.042)D + 0.70QE

E = QE + 0.06D dan (persamaan 12.4-4)


Base shear dan beban seismik QE yang ditentukan dalam §12.8.1.adalah berdasarkan
E = QE - 0.06D strength design. Untuk allowable stress design (ASD) QE harus dikalikan factor 0.70
sebagaimana yang ditunjukkan sebelumnya.
Untuk ASD basic combination 5, kombinasi bebannya adalah sebagai berikut.
Untuk design shear capacity, beban seismik QE = 17.80 kN
D + 0.70 E
Dalam menentukan design shear capacity, kombinasi beban yang menentukan:
= D(1.0) + 0.70(0.60D + QE)
adalah 0.70 QE . Sehingga design unit shear adalah:
= (1.042)D + 070QE , untuk D dan QE yang saling memperkuat,
dan sebaliknya adalah 0.70QE 0.70(17.80)
q   4.10N / mm(atau4.10kN / m)
L 3048
= D(1.0) + 0.70(-0.60D -QE)
Unit shear ini dipergunakan untuk menentukan tebal plywood dan persyaratan paku yang dipakai , lihat IBC 2006,
= 0.958D - 070QE Table 2306.4.1 yang memberikan nilai allowable shear untuk beban jangka pendek seperti angin dan gempa.

Untuk ASD basic combination 6, kombinasi bebannya adalah sebagai berikut.


Kapasitas tarik T dari bolt yang dibutuhkan ?.
D + 075(0.70 E) + 075(L + Lr) ; Lr adalah: beban hidup reduksi
Tinjau momen terhadap titik O pada pusat dari post bagian kanan dinding dengan
= D(1.0 + (0.75)(0.70)(0.06)) + (0.75)(0.70)(1.0) QE + 0.75 Lr beban Eh = ρQE = 17.80 kN. Selanjutnya gaya tarik T akibat gaya seismik horizontal
dihitung dari persamaan berikut.
=1.032 D + 0.75 Lr + 0.525 QE , untuk D dan QE yang saling memperkuat,
Pada persamaan diatas untuk perhitungan kapasitas tarik T, kombinasi beban yang
dan sebaliknya adalah, menentukan adalah: 0.558 D - 0.70 QE
= D(1.0-0.968) + 0.75 Lr - 0.525 QE . 0.558(4.38)(3.048)(1.48) – 0.70(17.80)(2.74) + T(2.865) = 0
= 0.032 D + 0.75 Lr - 0.525 QE T = 8.07 kN (tarik)
Selanjutnya untuk wall boundary element compression capacity, kombinasi beban yang
Untuk ASD basic combination 8, kombinasi bebannya adalah sebagai berikut. menentukan adalah: (1.042)D + 070QE
0.60D + 0.70 E 1.042(4.38)(3.048)(1.48) + 0.70(17.80)(2.74) – C(2.865) = 0
= D(0.06) + 0.70(1.0) QE + 070(0.06)D C = 19.10 kN (tekan)
= (0.60 + 0.042)D + 070QE Catatan: Nilai E pada persamaan 12.4-1 dan 12.4-2 menimbulkan masalah algebraic sign pada
kombinasi beban. Untuk menghilangkan masalah tersebut, maka lebih baik menggunakan
= 0.642 D + 070QE , untuk D dan QE yang saling memperkuat, persamaan
dan sebaliknya adalah E = ρ. QE + 0.20 SDS D
= (0.60- 0.042)D- 070QE dan pergunakan ± E pada persamaan diatas dalam melakukan kombinasi beban.
= 0.558 D - 070QE

7
01-Nov-12

Contoh No-4
(Halaman-40)

4. Contoh- 04.
Design spectral response accelerations. Ref. ASCE 7-05; §11.4
Menentukan Design Spectral Response parameter SDS dan SD1 dari peta gempa
yang mengandung nilai-nilai SS dan S1 .
Parameter SDS dan SD1 akan dipergunakan dalam menentukan base shear sesuai
§12.8 dan Design Response Spectrum sebagaimana ditunjukkan pada §11.4.5.

Tentukan : 1. Maximum considered earthquake spectral response accelerations


SS dan S1
2. Site coefficients dan adjusted maximum considered earthquake
spectral response accelerations SMS dan SM1 .
3. Design spectral response acceleration parameters SDS dan SD1 .
4. Plot general procedure response spectrum.
5. Hitung seismic response coefficient CS.
Untuk soil site class D, R =6, T = 0.60sec, dan I = 1.0

8
01-Nov-12

TABEL 12.14-1 DESIGN COEFFICIENTS AND FACTORS FOR SEISMIC FORCE-RESISTING


SYSTEM FOR SIMPLIFIED DESIGN PROCEDURE

9
01-Nov-12

a. Maximum Considered Earthquake (MCE) spectral response accelerations (§11.4.1)


Untuk lokasi tertentu, umpamanya diperoleh nilai-nilai :
SS = 46.20% g = 0.462g , dan S1 = 20.30% g = 0.203g

b. Site coefficients dan adjusted Maximum Considered Earthquake spectral response


accelerations. (§11.4.3)
Dari peta gempa, umpamanya diperoleh untuk site class D, dan SS = 0.462g,dan
S1 = 0.203g, diperoleh site coefficient sebagai berikut, Fa = 1.43 dan Fv = 1.99.

Adjusted Maximum Considered Earthquake (MCE) spectral response accelerations


SMS = FaSS = 1.43(0.462g) = 0.660g , dan (persamaan 11.4-1)
SM1 = FvS1 = 1.99(0.203g) = 0.404g (persamaan 11.4-2)

c. Design spectral response acceleration parameters. §11.4.4


SDS = (2/3) SMS = 2/3(0.66g) = 0.44g (persamaan 11.4-3)
SD1 = (2/3) SM1 = 2/3(0.404g) = 0.27g (persamaan 11.4-4)

d. General procedure response spectrum (§11.4.5)

Untuk perioda ≤ T0 , design spectral response ditentukan dari persamaan


Sa = (0.60) (SDS /T0)T + 0.40SDS (persamaan 11.4-5)

Untuk perioda ≥ T0 dan ≤ Ts,,design spectral response acceleration,


Sa harus diambil= SDS.

Untuk perioda > TS dan < TL,design spectral response acceleration,


Sa = (SD1) / T (persamaan 11.4-6)
dimana: T0 = 0.20(SD1 / SDS)
= 0.20(0.27/0.44) = 0.12 sec.
TS = SD1 / SDS
= 0.27/0.44 = 0.61 sec.
TL = 8 sec ( F22-15)

10
01-Nov-12

T = Perioda Sa /g Perhitungan untuk Sa


0.00 0.18 0.40(0.44)
0.12 0.44 0.44
0.61
0.80
0.44
0.34
0.27 / 0.61
0.27 / 0.80
Pengaruh Iregular parameter dalam
1.00
1.20
0.27
023
0.27 / 1.00
0.27 / 1.40
menentukan beban seismik pertama kali
1.40 0.19 0.27 / 1.60
1.60 0.17 0.27 / 2.00 dikemukakan pada
2.00 0.135

Sa (dalam g)

0.50
SDS = 0.44g
UBC 1973
0.40

Sa = (SD1) / T
0.30

0.20
0.18

0.10

0 0.20 0.40 0.60 0.80 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0
T0 =0.11 sec TS =0.55 sec

General Procedure Response Spectrum

e. Perhitungan seismic response coefficient CS.


Untuk soil site class D, R =6, T = 0.60sec dan I = 1.0 (§12.8.1)
Seismic response coefficient ditentukan berdasarkan persamaan berikut.
SDS (persamaan 12.8-2)
CS 
 R / I
= 0.44/(6.0/1.0) = 0.073
Nilai Cs tidak perlu lebih besar dari
SDS
CS 
 R / I T (persamaan 12.8-3)
= 0.27/ ((6.0/1.0)(0.60)) = 0.075

untuk T ≤ TL, Nilai Cs tidak boleh kurang dari

Cs = 0.01 (persamaan 12.8-5)


Dimana S1 ≥ 0.60g , nilai Cs tidak boleh kurang dari
0.50S1
CS  Type 1a; SDC-D, E dan F
 R / I

11
01-Nov-12

Contoh No-5
(Halaman-45)

12
01-Nov-12

5. Contoh- 05. c. Periksa apakah dipenuhi kriteria: 70% (δ1e/h1) > (δ2e- δ1e)/ h2
Iregularitas vertikal Tipe 1a dan Tipe 1b. Ref. ASCE 7-05; §12.3.2.2 0.70 (δ1e/h1) = 0.70(0.005) = 0.0035 > 0.003
Diketahui gedung struktur beton bertulang jenis Special Moment-Resisting Frame, Kesimpulan: Soft story..............condition 1a
Seismic Design Categoty D, seperti pada gambar berikut. Gaya lateral Fx didasarkan
Uraian: 70% dari story drift tingkat pertama lebih besar dari dari story drift tingkat
pada persamaan 12.8-11.
kedua, atau sebagai alternatif dapat juga ditulis:
0.0050 > (0.0030 x 1.30 = 0.0039) ……Jadi, soft story.
Juga perlu dicatat bahwa iregularitas struktur tipe 1a, 1b, atau 2 pada Tabel 12.3-
2 tidak diterapkan dimana tidak ada story drift ratio akibat gaya lateral rencana >
130% dari story drift ratio tingkat diatas berikutnya §12.3.2.2, Exception 1.

d. Periksa apakah dipenuhi kriteria:


80% (δ1e/h1) > 1/3[ (δ2e- δ1e)/ h2 + (δ3e- δ2e)/ h3 + (δ4e- δ3e)/ h4 ]
0.80(δ1e/h1) = 0.80(0.005) = 0.0040 > 0.00287
Kesimpulan: Soft story …………condition 1a
Tentukan : Apakah iregularitas vertikal Tipe 1a dari Tabel 12.3-2 (stiffness- soft story atau : 0.0050 > (0.00287 x 1.20 = 0.00344)
irregularity) terjadi pada tingkat-satu.
Kesimpulan: Soft story

Ada dua pengujian yang dapat dilakukan untuk menentukan apakah struktur
memenuhi regularitas vertikal Tipe 1a (stiffness- soft story irregularity).
e. Periksa untuk kondisi extreme soft story (struktur iregularitas vertikal, tipe 1b).
a. Lateral story stiffness < 70% dari tingkat diatasnya, atau dapat juga ditulis
Jika, 70% (δ1e/h1) > (δ2e- δ1e)/ h2 60%(δ1e/h1) = 0.60(0.0050) = 0.0030 ≤ 0.0030 ………….……. ok, atau
b. Lateral story stiffness < 80% dari kakuan rata-rata (average stiffness) dari 0.0050 > (0.0030 x 1.4 = 0.042) ………………ok
tiga tingkat diatasnya, atau dapat juga ditulis,
70%(δ1e/h1) = 0.70(0.0050) = 0.0035 > 0.00287, atau
Jika, 80% (δ1e/h1) > 1/3[ (δ2e- δ1e)/ h2 + (δ3e- δ2e)/ h3 + (δ4e- δ3e)/ h4 ]
0.0050 > (0.00287 x 1.30 = 0.00373)
Jika kekakuan tingkat yang terjadi memenuhi salah satu dari dua kriteria tersebut
diatas, maka struktur dinyatakan mengalami soft story dan modal analysis (§12.9) Kesimpulan: Stiffness-Extreme Soft story – condition 1b.
dibutuhkan sesuai Tabel 12.6-1.
Hitung story-drift ratio, Uraian: Perhatikan Tabel 12.3-2 untuk extreme Soft story type 1b, §12.3.3.1,
∆1/ h1 = δ1e/h1 = (18-0)/3600 = 0.0050 gedung termasuk SDC-D dan diperbolehkan.

∆2/ h2 = (δ2e- δ1e)/ h2 = (27-18)/3000 = 0.0030


Untuk struktur SDC-E dan SDC-F yang termasuk pada iregularitas vertikal tipe
∆3/ h3 = (δ3e- δ2e)/ h3 = (37-27)/3000 = 0.0033 1b tidak di-ijinkan.
∆4/ h4 = (δ4e- δ3e)/ h4 = (44-37)/3000 = 0.0023

1/3( 0.0030 + 0.0033 + 0.0023) = 0.00287 !!!!

13
01-Nov-12

Tabel Soft-story Status 1a

Story Avg story-drift ratio

Contoh No-6
Lantai Displacement Story-drift Story-drift 0.8x(Story- 0.7x(Story- dari 3 tingkat Soft story
mm mm Ratio drift Ratio) drift Ratio) berikutnya Status 1a

5 51 7 0.0023 0.00184 0.00161 - No


4 44 7 0.0023 0.00184 0.00161 - No
3 37 10 0.0033 0.00267 0.00231 - No
2 27 9 0.0030 0.00240 0.00210 0.00263 No
1 18 18 0.0050 0.00400 0.00350 0.00287 Yes

Lantai
Story
Displacement Story-drift
Tabel Soft-story Status 1b

Story-drift 0.7x(Story- 0.6x(Story-


Avg story-drift ratio
dari 3 tingkat Soft story
(Halaman-48)
mm mm Ratio drift Ratio) drift Ratio) berikutnya Status 1b
5 51 7 0.0023 0.00161 0.00138 - No

4 44 7 0.0023 0.00161 0.00138 - No

3 37 10 0.0033 0.00231 0.00198 - No

2 27 9 0.0030 0.00210 0.00180 0.00263 No

1 18 18 0.0050 0.00350 0.00300 0.00287 Yes

6. Contoh- 06.
Iregularitas vertikal Tipe 2. Ref. ASCE 7-05; §12.3.2.2
Diketahui gedung perkantoran lima lantai jenis Special Moment Frame mengandung
peralatan instalasi utilitas yang sangat berat pada lantai dua. Pembebanan dan
distribusi beban pada lantai seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Lantai 5 w5 = 45 t

4 w4 = 55 t

3 w3 = 55 t

2 w2 = 85 t

1 w1 = 50 t

Type 2; SDC-D, E dan F Tentukan : Apakah struktur termasuk pada iregularitas vertikal Tipe 2 (weight (mass)
irregularity).

14
01-Nov-12

Struktur iregularitas vertikal Tipe 2 terjadi bila massa efektif (effective mass) pada setiap
lantai lebih dari 150% dari massa efektif dari lantai-lantai yang berbatasan dengan lantai

Contoh No-7
yang ditinjau.
Persyaratan ini tidak berlaku terhadap lantai atap jika lantai atap tersebut lebih ringan
dibandingkan dengan lantai dibawahnya. Sebaliknya persyaratan berlaku bila lantai atap
lebih berat dari lantai dibawahnya.

Periksa effective mass dari lantai dua dibandingkan dengan effective mass

(Halaman-49)
pada lantai satu dan lantai tiga.

Pada lantai 1. 1.50 x w1 = 1.50(50) = 76.00 t


Pada lantai 3. 1.50 x w3 = 1.50(55) = 82.50 t
Pada lantai 2. w2 = 85t > 76t

Kesimpulan: Iregularitas vertikal Tipe 2 (weight irregularity) terpenuhi.

7. Contoh- 07.
Iregularitas vertikal Tipe 3. Ref. ASCE 7-05; §12.3.2.2
Diketahui suatu gedung lima lantai, sistem struktur penahan gaya lateral berupa Special
Moment Frame, mempunyai setback sebesar 7.50 M pada lantai 3, 4 dan 5 seperti
ditunjukkan pada gambar berikut.
4 @ 7.50 M = 30.00 M

Lantai 5
Tentukan : Apakah struktur termasuk pada
iregularitas vertikal Tipe 3 (vertical
4
geometric irregularity).
3

2 Struktur termasuk vertical geometric irregularity


1
type 3 bila dimensi horizontal dari sistem struktur
penahan gaya lateral pada setiap lantai > 130%
dari dimensi horizontal lantai yang berbatasan.

Pada contoh ini, ratio dari lantai 2 terhadap lantai 3 adalah:


Lebar lantai  2 30.00M
  1.333  133%  130%
Type 3; SDC-D, E dan F Lebar lantai  3 22.50M

Kesimpulan: Iregularitas vertikal Tipe 3 (vertical geometric irregularity) terpenuhi.

15
01-Nov-12

Contoh No-8
(Halaman-50)

Type 4; SDC-B, D, E dan F

8. Contoh- 08.
Iregularitas vertikal Tipe 4. Ref. ASCE 7-05; §12.3.2.2
Shear wall antara sumbu A dan B offset dari shear wall antara sumbu C dan D. Seluruh
Shear Wall
struktur merupakan struktur penahan gaya lateral.
3 @ 7.50 M = 22.50 M
Lantai
Tentukan :Apakah struktur termasuk pada
3.60 M iregularitas vertikal Tipe 4
Shear Wall
(in-plane discontinuity).
3.60 M
7.50 M

7.50
7.50MM
3.60 M Struktur termasuk vertical geometric
irregularity type 4 (in-plane discontinuity)
15.00 M

15.00 M
3.60 M
Shear Wall
bila suatu in-plane element dari suatu
Shear Wall

3.60 M
struktur penahan gaya lateral mengalami
offset lebih panjang dari elemen tersebut.

Shear wall antara sumbu A dan Sumbu B offset sejauh 15.00 M dari tepi kiri
shear wall sebelah bawahnya yang terletak antara sumbu C dan sumbu D.
Offset sejauh 15.00 M ini lebih besar dari offset elemen wall yang
panjangnya 7.50 M.
Type 4; SDC-B, D, E dan F Kesimpulan: Iregularitas vertikal Tipe 4 (in-plane discontinuity) terpenuhi.

16
01-Nov-12

Contoh No-9
(Halaman-51)
Type 5a; SDC- D, E dan F

9. Contoh- 09.
Iregularitas vertikal Tipe 5a. Ref. ASCE 7-05; §12.3.2.2
Diketahui gedung jenis Bearing-Wall dengan konfigurasi dinding seperti tergambar
dibawah ini. Seluruh dinding adalah identik dan masing-masing dinding memberikan
kontribusi geser. Kuat geser nominal Vn dihitung mengikuti ketentuan Bab 19, dan Vm
(kuat geser sesuai pengembangan dari kuat lentur nominal (nominal flexural strength)
yang dihitung menurut Bab 19).

Catatan: Vm ini tidak terdapat pada ACI


Lantai 3
Pier Vn Vm
2
1 10.00 t 15.00 t
4 5 2 15.00 t 20.00 t
1 3 7.50 t 5.00 t
4 40.00 t 60.00 t
1 2 3 5 7.50 t 5.00 t

Tentukan : Apakah struktur termasuk pada iregularitas vertikal Tipe 5a.


(discontinuity in capacity-weak story).

17
01-Nov-12

Struktur termasuk vertical geometric irregularity type 5a bila story strength lebih kecil dari 80% 10. Contoh- 10.
dari tingkat diatasnya. Story strength adalah total strength dari seluruh elemen penahan gaya Iregularitas vertikal Tipe 5a. Ref. ASCE 7-05; §12.3.3.1
seismik pada arah yang ditinjau. Diketahui gedung struktur baja lima lantai jenis Special Moment-Resisting Frame
Perhitungan Story Strength didasarkan pada nilai terkecil antara Vn dan Vm untuk masing-masing (SMRF). Struktur baja terdiri dari balok dan kolom dengan strength properties sebagai
dinding/pier. A B C D
Balok-balok pada lantai 1 dan 2 :
Lantai 3
Story Strength tingkat-1 = 10.00 + 15.00 + 5.00 = 30.00 t Mnb = ZFy = 340.00 kNm, dan
3 @ 7.50 M
Lantai
Story Strength tingkat-2 = 40.00 + 5.00 = 45.00 t 5 Kolom-kolom pada sumbu B dan C untuk
2
3.60 M kedua lantai 1 dan 2 :
4 5
Periksa apakah Story Strength tingkat-1 < 80% Story Mnc = 340.00 kNm pada kondisi beban axial,
4
1 strength tingkat-2 3.60 M 1.20 PD + 0.50 PL
1 2 3 30.00 t < 0.80(45.00) t = 36.00 t 3.60 M
3
Column base connection pada grade didasarkan
pada grade beam strength :
Kesimpulan: Iregularitas vertikal Tipe 5a (weak story) 3.60 M
2
MnGB = 136.00 kNm.
Pier Vn Vm 1 Selanjutnya (hanya sebagai ilustrasi saja) bila
4.20 M
kolom diizinkan direncanakan berdasarkan
1 10.00 t 15.00 t Periksa apakah Story Strength tingkat-1 < 65% Story “ strong beam-weak column”.
2 15.00 t 20.00 t strength tingkat-2 (irregularity type 5b).
3 7.50 t 5.00 t
Tentukan : Apakah struktur termasuk pada iregularitas vertikal Tipe 5a (discontinuity in capacity
4 40.00 t 60.00 t 30.00 t > 0.65(45.00)t = 29.25 t
-weak story) pada tingkat-1.
5 7.50 t 5.00 t
1. Tentukan Story Strength tingkat-1.
Kesimpulan: Iregularitas vertikal Tipe 5b (extreme soft story) tidak terpenuhi.
2. Tentukan Story Strength tingkat-2.
Catatan: Weak story condition mutlak dilarang untuk SDC-E dan SDC-F. 3. Tentukan apakah kondisi weak story terjadi pada tingkat-1.

Struktur termasuk vertical geometric irregularity type 5a bila Story Strength lebih kecil dari 80% dari
tingkat diatasnya, dan jika terjadi lebih kecil dari 65% maka kondisinya disebut extreme weak story,
iregularitas vertikal Tipe 5b. Story Strength adalah total strength dari seluruh elemen penahan gaya
seismik pada arah yang ditinjau.

Contoh No-10
a. Tentukan Story Strength tingkat-1.
Kolom A dan D harus diperiksa terhadap kondisi “strong column-weak beam”
Untuk perhitungan momen
2 Mc = 542.32 kNm > Mb =340.00 kNm
271.16 kNm
“strong column-weak beam” dipenuhi.
340.00 kNm
271.16 kNm

(Halaman-52)
Untuk perhitungan geser
Selanjutnya tentukan gaya geser Mb /2 =170.00 kNm

pada masing-masing kolom. V 170.00 kNm


340.00 kNm
Momen kapasitas dari balok (340/2 = 170 kNm).
170.00 kNm

Umpama tinggi balok = 600 mm, maka


170.00 kNm
tinggi bersih kolom tingkat-1= 3.60 M

V 136.00 kNm

Mf =136.00 kNm

VA = VD = (170 + 136) / 3.60


VA = VD = 85.00 kN

18
01-Nov-12

Periksa kolom B dan C terhadap kondisi “strong column-weak beam” Periksa kolom B dan C terhadap kondisi “strong column-weak beam”
Untuk perhitungan momen 271.16 kNm
271.16 kNm
2 Mc = 542.32 kNm < 2 Mb =680.00 kNm
2 Mc = 542.32 kNm < 2 Mb =680.00 kNm 340.00 kNm 340.00 kNm
340.00 kNm 340.00 kNm “strong column-weak beam” tidak dipenuhi.
“strong column-weak beam”tidak dipenuhi.
Jadinya, “ strong beam-weak column”. Jadinya, “ strong beam-weak column”.
271.16 kNm
271.16 kNm

Untuk perhitungan geser 271.16 kNm

271.16 kNm

Mc = 271.16 kNm 271.16 kNm 271.16 kNm


Mc = 271.16 kNm 271.16 kNm 271.16 kNm
V
V
tinggi bersih kolom tingkat-1= 3.60 M 271.16 kNm 271.16 kNm

VB = VC = (271.16 + 136) / 3.60 271.16 kNm


tinggi bersih kolom tingkat-2 = 3.00 M 271.16 kNm
VB = VC = 113.00 kN
VB = VC = (271.16 + 271.16) / 3.00

Story strength tingkat-1 adalah : VB = VC = 180.77 kN


V 136.00 kNm
= VA + VB + VC + VD
Mf = 136.00 kNm V
= 2(85.00) + 2(113.00) kN 271.16 kNm
= 396.00 kN
Mf = 271.16 kNm
Jadi, story strength tingkat-2 = 588.20 kN

b. Tentukan story strength tingkat-2.


Selanjutnya, story strength tingkat-2 adalah: 271.16 kNm
Kolom A dan D harus diperiksa terhadap kondisi “strong column-weak beam” pada
lantai-2. = VA + VB + VC + VD
Untuk perhitungan momen
= 2(113.33) + 2(180.77) kN
2 Mc = 542.32 kNm > Mb =340.00 kNm = 588.20 kN 271.16 kNm 271.16 kNm
271.16 kNm

“strong column-weak beam” dipenuhi. 340.00 kNm Jadi, story strength tingkat-2 = 588.20 kN
271.16 kNm
271.16 kNm

Mb /2 =170.00 kNm Untuk perhitungan geser

V 170.00 kNm c. Periksa apakah terjadi weak story pada tingkat-1.


340.00 kNm
tinggi bersih kolom tingkat-2 = 3.00 M 170.00 kNm
Story strength pada tingkat-1 = 396.00 kN
VA = VD = (170.00 + 170.00) / 3.00
Story strength pada tingkat-2 = 588.20 kN
VA = VD = 113.33 kN 170.00 kNm
396.00 kN < (0.80 x 588.20) = 470.56 kN
V 170.00 kNm Jadi, kondisi weak story terjadi pada tingkat-1
Mb
/2=170.00kNm 170.00 kNm

340.00 kNm
170.00 kNm

19
01-Nov-12

A A A A/L >0.10

Type 1a; SDC- B, C, D, E dan F

A/L >0.25
A/L >0.15

L L A L A

L
>L

Kuat geser < 0.80


L tingkat diatasnya
Discontinuity
> 1.30 L

20
01-Nov-12

A
BB
Contoh No-11
(Halaman-57)
2
A  B   max 
avg  ; Ax   
2 1.20 avg 

11. Contoh- 11.


Iregularitas horizontal Tipe 1a dan 1b. Ref. ASCE 7-05; §12.3.2.1
Diketahui gedung tiga lantai dari jenis Special Moment-Sesisting Frame (SMRF) dengan
rigid floor diaphragm. Akibat gaya seismik yang bekerja termasuk pengaruh akibat torsi,
diketahui displacement elastic δxe pada lantai 1 dan 2 adalah sebagai berikut.

δR,,2
Lantai
3 δL,2 = 30.48 mm δR,2 = 48.26 mm
δR,,1

2
δL,,2 δL,1 = 25.40 mm δR,1 = 30.48 mm
Lantai 2

1 δL,,1
Lantai 1

Tentukan : Apakah struktur termasuk pada iregularitas torsi tipe 1a dan 1b pada
tingkat-2. Selanjutnya, hitung berapa amplifikasi torsi AX pada lantai dua.

21
01-Nov-12

Perhitungan faktor amplifikasi AX . §12.8.4.3


Iregularitas torsi tipe 1a terjadi jika strory drift maksimum termasuk pengaruh torsi lebih Jika iregularitas torsi terjadi pada lantai x, maka accidental momen torsi Mta harus
besar 1.20 kali strory drift rata-rata sebagaimana dijelaskan pada §12.8.6. diperbesar dengan faktor amplifikasi AX . Amplifikasi harus dilakukan pada setiap lantai
Story drift pada lantai x didefinisikan sebagai, ∆x = (δx - δx-1) pada ujung kanan dan kiri dan setiap lantai mempunyai nilai faktor amplifikasi AX yang berbeda. Dalam contoh ini
dari struktur. Dengan demikian maka iregularitas torsi pada lantai x terjadi bila : AX dihitung untuk lantai 2.

1.20 (L,x + R,x)   max 


2
max > 1.20 (avg ) = Ax  
2  ……….. (IBC-2006 persamaan 16-44)
 1.20avg 
dimana, ∆L,2 = δL,2 - δL,1
∆R,2 = δR,2 – δR,1 δmax = δR,2 = 48.26 mm
δR,,2 ∆avg = ½ (∆L,2 + ∆R,2)
L, 2  R , 2 30.48  48.26
Lantai
3
δR,,1 avg    39.37mm
δL,,2 Hitung story drift pada lantai 2. 2 2
2

Lantai 2 ∆L,2 = 30.48 – 25.40 = 5.08 mm 2


1 δL,,1  48.26 
∆R,2 = 48.26 – 30.48 = 17.78 mm Ax     1.04
 1.20(39.37) 
Lantai 1

∆avg = ½ (5.08 + 17.78)


= 11.43 mm Catatan : Jika dalam analisis diperoleh nilai AX < 1.0 maka pakai AX = 1.0
∆max= ∆R,2 = 17.78 mm

Selanjutnya periksa apakah dipenuhi kriteria ∆max > 1.20 (∆avg )


∆max = 17.78 mm > 1.20 (∆avg ) = 13.716 mm, atau dapat juga ditulis,

max 17.78
  1.56  1.20
avg 11.43
Kesimpulan: Iregularitas torsi tipe 1a terpenuhi.

Periksa apakah kondisi extreme torsional irregularity terjadi.


∆max > 1.40 (∆avg )

max 17.78
  1.56  1.40
avg 11.43
Kesimpulan: Iregularitas torsi tipe 1b terpenuhi.

Type 2; SDC- D, E dan F

22
01-Nov-12

Type 3; SDC- D, E dan F

Contoh No-12
(Halaman-59)

12. Contoh- 12.


Iregularitas horizontal Tipe 2. Ref. ASCE 7-05; §12.3.2.1
Diketahui suatu gedung sepuluh lantai dari jenis Special Moment-Resisting Frame

Contoh No-13
(SMRF) dengan denah sebagai berikut.
Tentukan : Apakah struktur termasuk pada iregularitas tipe 2 (re-entrant corner).
A B C D E
Type 2 re-entrant corner irregularity terjadi
4 @ 7.50 M dimana coakan struktur melampaui re-
4
entrant corner > 15% dari dimensi denah
struktur dalam arah yang bersangkutan.
3

3 @ 6.00 M
= 18.00 M

2
Pada sisi di sumbu 1, coakan re-entrant corner,
30.00 M -22.50 M = 7.50 M (Halaman-60)
(7.50/30,00)x100% = 25% terhadap
1
panjang 30.00M > 15%

Kesimpulan : Kedua coakan > 15% maka


Pada sisi di sumbu E, coakan re-entrant corner,
terjadi re-entrant corner irregularity. 18.00 M -12.00 M = 6.00 M
Catatan: Jika terjadi re-entrant corner irregularity type 2, (6.00/18,00)x100% = 33% terhadap
maka selanjutnya persyaratan perencanaan diafragma untuk
SDC-D, E dan F dapat dilihat pada §12.3.3.4 panjang 18.00M > 15%

23
01-Nov-12

13. Contoh- 13.


Iregularitas horizontal Tipe 3. Ref. ASCE 7-05; §12.3.2.1
Gedung beton bertulang lima lantai dengan Bearing Wall terletak pada sekeliling perimeter
bangunan. Bearing wall berfungsi sebagai shear wall. Pada gambar dibawah ini diperlihatkan Type 4; SDC- B, C, D, E dan F
denah lantai dua dari gedung. Pada denah diperlihatkan bukaan dari atrium 12.00 M x 22.50 M.
Semua diafragma dialas lantai tanpa bukaan yang berarti.
1 2 3 4

Tentukan : Apakah struktur termasuk pada


37.50 M
iregularitas tipe 3- diaphragm discontinuity
22.50 M irregularity.
A

B
Type 3-diaphragm discontinuity irregularity terjadi
Atrium jika diafragma mengalami diskontinuitas atau
12.00 M
variasi dalam kekakuan, termasuk luas bukaan
C 24.00 M
> 50% dari luas total diafragma, atau perubahan
kekakuan efektif diafragma > 50% dari satu
D
Denah Lantai 2 tingkat ke-tingkat berikutnya.

a. Periksa gross area diafragma,gross area diafragma = 24.00 m x 37.50 m = 900.00 m2


Luas bukaan = 12.00 m x 22.50 m = 270.00 m2
50% dari luas total diafragma = 450.00 m2
270.00 m2 < 450.00 m2
Kesimpulan: diaphragm discontinuity irregularity tidak terjadi.
Catatan: sampai disini pemeriksaan belum selesai dan perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan
sebagai berikut.

b. Periksa kekakuan (stiffness) lantai diafragma.Kekakuan diafragma lantai 2 dengan


bukaan akan dibandingkan dengan kekakuan diafragma pada lantai 3 tanpa bukaan.
Jika perubahan kekakuan diafragma > 50% maka diaphragm discontinuity irregularity

Contoh No-14
terjadi.
Caranya, hitung lendutan pada tengah bentang dari diafragma yang dianggap
sebagai balok sederhana atas dua tumpuan ∆2, dan ∆3 berturut-turut untuk lantai 2
dan lantai 3 terhadap suatu beban merata, umpamanya 1.50 t/m’.

w = 1.50 t/m’ w = 1.50 t/m’

(Halaman-62)
Lantai 2

Lantai 3

∆2 ∆3
Deflected Shape Deflected Shape

Jika ∆2 > 1.50 ∆3 , maka horizontal iregularitas tipe 3-


(diaphragm discontinuity irregularity) terjadi.

24
01-Nov-12

14. Contoh- 14.


Iregularitas horizontal Tipe 4. Ref. ASCE 7-05; §12.3.2.1
Diketahui gedung empat lantai yang terdiri dari shear wall dengan konfigurasi seperti

Contoh No-15
ditunjukkan pada gambar berikut ini.
1 2 3

A B C D E
7.50 M
3.00 M
4 @7.50 M = 30.00 M

3
3.00 M 3

2 @7.50 M = 15.00 M
3.00 M 2 2

(Halaman-63)
3.00 M
1 1

Elevasi pada Sumbu E Denah Lantai Dasar(satu) Denah Lantai Typical

Apakah struktur termasuk pada iregularitas horizontal tipe 4, out-of-plane offset


irregularity antara tingkat satu dan tingkat dua ?
Out-of-plane offset irregularity Type 4 terjadi jika terdapat diskontinuitas dalam
penjalaran gaya lateral. Misalnya, terjadi out-of-plane offset dari elemen vertikal
penahan gaya lateral seperti shear wall. Shear wall pada tingkat satu sumbu D
mengalami out-of-plane offset sebesar 7.50 M terhadap shear wall pada sumbu E
ditingkat dua diatasnya. Selanjutnya lihat Tabel 12.3.2.1.
Kesimpulan: Terjadi offset irregularity.

15. Contoh- 15.


Iregularitas horizontal Tipe 5. Ref. ASCE 7-05; §12.3.2.1

Type 5; SDC- B, C, D, E dan F Gedung 10 lantai dengan denah sebagai tergambar. Seluruh perimeter gedung pada
sumbu 1, 4, A dan F merupakan Special Moment-Resisting Frame (SMRF).

A B C D E Apakah struktur termasuk pada horizontal


iregularitas tipe 5, nonparallel system
F
4 @ 7.50 M = 30.00 M irregularity ?
4
Iregularitas horizontal Tipe 5 dianggap
3
3 @ 7.50 M = 22.50 M
dipenuhi jika elemen vertikal penahan gaya
2 lateral tidak sejajar atau simetri terhadap
1
sumbu utama orthogonal dari sistem penahan
gaya lateral gedung.
Denah Lantai Typical

Frame elements vertikal penahan gaya lateral pada sumbu F tidak sejajar sumbu utama
orthogonal gedung (contoh: sumbu 4 dan A). Dengan demikian horizontal iregularitas
tipe 5, nonparallel system irregularity terpenuhi, dan Tabel 12.3-1 dipergunakan dalam
perencanaan, lihat juga §12.5.3, §12.7-3 dan Tabel 12.6-1.

Kesimpulan: Terjadi nonparallel system irregularity.


Dalam perencanaan - lakukan analisa dinamik 3-dimensi (3D).

25
01-Nov-12

A/L1 > 0.15 A


A/L1 > 0.15 A
B/L2 > 0.15 B/L2 > 0.15 Building plan
A/L1 > 0.15
L1 B B/L2 > 0.15 irregularities

Contoh No-16
B L1
A A

L2 L2 L2 2 > 0.6 (1 + 2)


2
1

Heavy
Seismic
mass Torsional V

(Halaman-65)
Seismic resisting system resisting
system +
CR CG

Luas opening > 0.50 Luas lantai


(Diaphragm discontinuity)

Rigid diaphragm
Seismic
resisting Non parallel system
Opening opening
system
Flexible
Diaphragm Seisic Resisting System

26
01-Nov-12

16. Contoh- 16.


Faktor redudansi ρ Ref. ASCE 7-05; §12.3.4
ASCE/SEI 7-05 mengijinkan penggunaan faktor redundancy ρ =1.0 untuk kondisi
sebagai berikut (§12.3.4.1).

1. Struktur yang dinyatakan SDC-B dan C (catatan, bahwa load combinations yang
mengandung faktor redundancy tidak dipergunakan untuk SDC-A).
2. Perhitungan drift dan P-delta effects.
3. Perencanaan komponen nonstruktur.
4. Perencanaan struktur nonbuilding.
5. Perencanaan elemen kolektor, splices dan connections dimana load combinations
dengan faktor overstrength dari §12.4.3.2 dipergunakan.
6. Perencanaan batang atau connections dimana load combinations dengan faktor
overstrength dari §12.4.3.2 disyaratkan dalam perencanaan.
7. Diaphragm loads yang ditentukan berdasarkan persamaan 12.10-1 (catatan, ini tidak
diaplikasikan pada gaya-gaya yang disalurkan melalui diafragma, seperti
sehubungan dengan out-of-plane offset pada sistem penahan beban seismik, dan
penggunaan faktor ρ yang lebih tinggi mungkin dibutuhkan).
8. Struktur dengan sistem peredam (damping system) yang direncanakan sesuai §18.

§12.4.3.2 menyatakan dua kondisi dimana faktor redundancy ρ=1.0 dapat Kondisi 2.
dipergunakan. 12.3.4.2(b) – Konfigurasi tanpa plan irregularities pada setiap lantai dan dengan
Faktor redundancy ρ =1.0 dapat dipergunakan jika salah satu dari kondisi dibawah ini perimeter braced frames, moment frames atau shearwall yang cukup. Kecukupan
dipenuhi. Perhitungan faktor redundancy ρ yang sekarang jauh lebih singkat dan perimeter braced frames adalah dimana paling sedikit terdapat dua bentang perimeter
sederhana framing penahan beban seismik pada setiap sisi struktur dalam setiap arah orthogonal.
Kondisi 1. dibandingkan dengan code sebelumnya. Untuk shear wall system, jumlah bentang dihitung berdasarkan panjang shear wall
12.3.4.2(a) - Konfigurasi dimana bila salah satu elemen dihilangkan (sebagaimana dibagi tinggi tingkat, sedangkan untuk light-framed construction dihitung berdasarkan
dicantumkan pada Tabel 12.3-3) tidak mengakibatkan peningkatan reduksi lebih dari dua kali panjang shear wall dibagi tinggi tingkat.
33% pada pada story shear strength atau pada extreme torsional irregularity Contoh:
(sebagaimana dicantumkan pada Tabel 12.3-1).
Berikut adalah ilustrasi aplikasi dalam menentukan faktor redundancy ρ pada suatu
Ringkasan Tabel 12.3-3 adalah sebagai berikut:
struktur gedung (bentuk bujur sangkar) seperti tergambar dibawah ini.
1. Penghilangan suatu braced frames. Dinding E Dinding F
Stiffness Ke Stiffness Kf
2. Kehilangan moment resistance pada beam-column connections pada kedua ujung
dari single beam (moment frames).
Dinding A Dinding C
3. Penghilangan suatu shear wall atau wall pier dengan ratio tinggi terhadap panjang Stiffness Ka Stiffness Kc

lebih dari 1.0 (shear wall systems).


4. Kehilangan moment resistance pada base connection dari setiap single cantilever Dinding B Dinding D
column (cantilever column system). Stiffness Kb Stiffness Kd

5. Untuk sistem lainnya, seperti seismically isolated structures, tidak ada petunjuk yang
diberikan, pengijinan nilai ρ diambil sampai dengan 1.0 Dinding G Dinding H
Stiffness Kg Stiffness Kh

27
01-Nov-12

Dinding E Dinding F
6.50% 6.50%
Stiffness Ke Stiffness Kf Bangunan satu lantai dengan shearwall. Bangunan
ditentukan termasuk SDC-D.
Dinding A Dinding C Ka = Kb = Kc = Kd = Ke = Kf = Kg = Kh.
29%
Stiffness Ka Stiffness Kc
Semua dinding mempunyai nominal shear strength
yang sama sebesar Rn.
Dinding B Dinding D Tinggi tingkat = 5.50 M dengan panjang dari 42%
29%
Stiffness Kb Stiffness Kd masing-masing shearwall 4.60 M.
Untuk menentukan nilai faktor redundancy ρ
Dinding G Dinding H
sebesar 1.0 atau 1.30 dipergunakan §12.3.4.2.
Stiffness Kg Stiffness Kh 6.50% 6.50%
Pada bangunan diatas ada 2 shear wall pada masing-masing perimeter bangunan. Karena ada dua
shear wall pada setiap perimeter maka bangunan dapat dikatakan regular, sehingga menurut Selanjutnya dinding C dihilangkan maka kekakuan pada perimeter sisi kanan
§12.3.4.2(b) nilai faktor redundancy ρ dapat diambil sama dengan 1.0. tereduksi separuhnya sehingga penerimaan pada dinding meningkat dari
Tetapi bila disimak lebih lanjut, terlihat bahwa panjang shear wall < tinggi tingkat (lebih kecil dari 2), 26.25% menjadi 42%, ini berarti pada sisi “heavily loaded bay” terjadi
sehingga persyaratan §12.3.4.2(b) tidak terpenuhi dan dengan demikian konfigurasi tersebut diatas peningkatan (42%/26.25%) = 1.60.
ρ tidak otomatis sama dengan 1.0.
Untuk kembali pada tingkat 26.25% berarti reduksi beban pada tingkat (1.0/1.6)
Untuk mengetahui berapa nilai yang layak dipergunakan, maka dilakukan analisis lanjutan
= 62.50% atau (62.5% x 42 = 26.25%). Penggunaan metoda ini membawa
mengikuti ketentuan §12.3.4.2(a), yaitu dengan mencoba menghilangkan salah satu dinding dan
mengkaji pengaruh pada story shear strength dan torsi dari bangunan. pengaruh pada story drift sehingga terjadi penurunan kapasitas 100.00% -
62.50% = 37.50% atau {(42%)-(26.25%)=15.75%}/(42%) = 37.50%.
Pada contoh ini dinding C dicoba dihilangkan. Karena konfigurasi pada contoh ini dimana sistem
struktur adalah simetris, maka dengan menghilangkan salah satu dinding cukup mewakili dalam Dengan demikian berdasarkan ketentuan §12.3.4.2(a) maka nilai faktor
penghilangan dinding-dinding lainnya Bila struktur tidak simetris maka penghilangan dinding dapat redundancy ρ sebesar 1.0 tidak dapat dipenuhi.
dilakukan satu-per-satu pada setiap dindingnya.

Ru = 5% Rn Ru = 5% Rn
2.50% 2.50%

Rn Rn
23.75% 26.25%

Rn Rn
23.75% 26.25%

Ru = 5% Rn Ru = 5% Rn
2.50% 2.50%
Metoda lain, yaitu dengan plastic mechanism analysis. Metoda ini
merupakan metoda yang diharapkan oleh committee yang menyusun
Pengaruh pada story shear strength dapat ditentukan dalam dua cara. ketetapan mengenai redundancy tersebut, karena lebih konsisten
Cara yang paling konvensional adalah melakukan analisis modified story dengan prinsip-prinsip perencanaan seismik (yang didasarkan pada
shear yang didasarkan pada modifikasi distribusi elastik gaya-gaya dan strength dan limit states, dari pada menggunakan elastic design).
kapasitas dari dinding yang paling tinggi mengalami tegangan (most heavily
stressed). Berdasarkan metoda analisis ini, story shear capacity sebelum
penghapusan dinding adalah sama dengan jumlah kapasitas dari 4
Dinding yang paling besar menerima beban seismik adalah dinding pada
dinding penahan beban seismik dalam arah yang ditinjau, dimana Rn
sisi kanan, misalkan 52.50% dari base shear, atau untuk masing-masing
menunjukkan kapasitas dinding.
dinding = 26.25%.

28
01-Nov-12

17. Contoh- 17.


Ru = 32.50%Rn Ru =32.50%Rn
Pengaruh P-delta Ref. ASCE 7-05; §12.8.7
Jika dinding C dihapus, maka story shear Dalam perencanaan bangunan tinggi, pergerakan lateral kolom akibat pengaruh beban aksial P
capacity adalah penjumlahan dari 3 dinding dan horizontal displacement akan menimbulkan momen sekunder pada balok dan kolom, serta
Rn
yang tersisa (dalam arah yang ditinjau), tambahan story drift. Pengaruh ini dikenal dengan istilah P-delta. Stabilitas dari sistem struktur
disamping itu dinding-dinding orthogonal perlu diperiksa akibat adanya pengaruh P-delta ini. Pada contoh berikut ditunjukkan prosedur
lainnya harus diperiksa terhadap pengaruh pemeriksaan stabilitas sistem struktur akibat dari P-delta.
Rn Rn torsi yang dalam kasus ini dianggap cukup
kuat, Dari sini terlihat bahwa reduksi kapasitas Diketahui, gedung baja 15 lantai jenis Pada tingkat 1 diketahui:
Special Moment Frame (SMF) dengan data ΣD = W = 38446 kN
hanya sebesar 25%. sebagai berikut: ΣL = 17126 kN
V1 = V = 0.042 W = 1615 kN, β = 0.80
Ru = 32.50%Rn Ru = 32.50%Rn Seismic Use Group (SUG) :I h1 = 6.00 M
Seismic Design Category (SDC) : D Deflection pada lantai x =1 akibat seismic base shear
R =8 (tanpa pengaruh P-Δ), δ1e = 0.003 h1 = 18 mm.
Untuk menentukan apakah nilai faktor redundancy ρ sebesar 1.0 dapat Cd = 5.50
dipergunakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap extreme torsional I = 1.0

irregularity seperti dicantumkan pada Tabel 12.3-1.(lihat lampiran halaman 130)


Tentukan : 1. Story drift ∆ perencanaan awal pada tingkat 1.

Pada contoh ini, dengan menggunakan plastic mechanism analysis besaran 2. Kriteria P-∆
deflection dalam arah yang ditinjau adalah Rn / Ka , dan tambahan deflection 3. Periksa persyaratan P-∆ pada tingkat 1.
pada setiap parameter akibat rotasi adalah sebesar 0.325 Rn / Ka , dan nilai ini 4. Perencanaan akhir story drift dan story shear
kurang dari 40% dari maksimum yang diijinkan oleh Tabel 12.3-1. h1 = 6.00 M
pada tingkat 1

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa nilai faktor redundancy ρ 5. Periksa story drift compliance pada tingkat 1
sebesar 1.0 dapat dipergunakan.

1. Story drift ∆ perencanaan awal pada tingkat 1. §12.8.6


Pada tingkat x = 1, preliminary design story drift adalah:
∆ = (δx – δx-1) = (δ1 – δ0) = (δ1 – 0) = δ1

Contoh No-17
dimana:
Cd1e (5.50)(18)
1    99.00mm (persamaan 12.8-15)
I 1.0
Jadi : ∆ = 99.00 mm

Nilai ∆ ini adalah nilai awal dan harus ditingkatkan dengan incremental factor
ad = 1.0/(1-θ) yang akan diuraikan pada no.4 contoh ini.

(Halaman-71)
2. Kriteria P-∆. §12.8.7
Pengaruh P-∆ harus diperhitungkan bila rasio momen sekunder terhadap momen
primer melampaui 10%. Rasio ini dinyatakan sebagai koefisien stabilitas θ
dimana: θ = koefisien stabilitas pada tingkat x.
Px= beban total vertikal perencanaan pada semua
Px kolom tingkat x.
 ∆ = initial design story drift pada tingkat x.
Vx hsx Cd
Vx = gaya geser seismik pada tingkat x.
Pengaruh P-delta harus hsx= tinggi tingkat x.
diperhitungkan bila θ > 0.10. Cd = deflection amplification factor pada Tabel 12.2-1
(dalam contoh ini ditentukan sebesar 5.50)

29
01-Nov-12

3. Periksa persyaratan P-∆ pada tingkat 1. §12.8.7


Beban vertikal total P1 pada tingkat 1 memperhitungkan beban mati total ΣD dan
beban hidup total ΣL diatas tingkat 1.

Contoh No-18
Catatan, dalam memperhitungkan pengaruh P-delta, beban yang dipakai adalah
beban tak terfaktor (unfactored load).

P1 = ΣD + ΣL
P1 = 38446 kN + 17126 kN = 55572 kN

(Halaman-74)
Untuk tingkat x =1.
P1 (55572)(99)
1    0.103  0.10
V1 hs1 Cd (1615)(6000)(5.50)
Jadi, pengaruh P-∆ harus diperhitungkan.
Periksa untuk θ ≤ θmax dengan β = 0.80
θmax = 0.50/( β Cd) (persamaan 12.8-7)
= 0.50/(0.80x5.50) = 0.1136.
θ1 = 0.103 < θmax = 0.113 ………..(ok).

18. Contoh- 18.


4. Perencanaan akhir story drift dan story shear pada tingkat 1. §12.8.7 Seismic base shear Ref. ASCE 7-05; §12.8.1
jika θ > 0.10, maka initial design story drift dan design story shear harus diperbesar Gedung struktur baja 5 tingkat, jenis steel Special Moment-Resisting Frame (SMRF).
dengan incremental factor ad = 1.0/(1-θ). Seismic Design Category (SDC) – D
SDS = 0.45g
ad = 1.0/(1-0.103) = 1.115. SD1 = 0.28g
I = 1.00
Perencanaan akhir story drift pada tingkat 1 adalah: 18.00 M R = 8.00
W = 7232 kN
∆1’ = ad ∆1 = (1.115)(99) = 110.40 mm hn = 18.00 M

Perencanaan akhir story shear pada tingkat 1 adalah: 1.Tentukan perioda §12.8.2.1 struktur
Ta = CT(hn)0.80 ,
V1’ = ad V1 = (1.115)(1615) = 1800 kN CT untuk steel moment-resisting
frame = 0.035 (persamaan 12.8-7)
arti fisiknya adalah, bahwa pada tingkat yang bersangkutan (tingkat 1 = 0.0724(18) 0.80 = 0.73 sec.
pada contioh ini) ada “tambahan gaya lateral ekivalen” sebesar:
2. Tentukan seismic response coefficient CS
SD1TL
(1.115-1.00)V1 = 0.115 V1 = 0.115(1615) =186 kN. CS 
Nilai CS adalah nilai terkecil dari kedua T2  R / I , untuk T > TL
persamaan dibawah ini. Tetapi, tidak boleh kurang dari CS = 0.01
5. Periksa story drift compliance pada tingkat 1. §12.8.7 SDS (0.45)
CS    0.05625 Selanjutnya, untuk struktur berlokasi pada daerah
 R / I  8 /1 dimana S1 ≥ 0.60g, CS tidak boleh kurang dari
Story drift yang diijinkan ∆ijin = 0.020 h1 (Tabel 12.12-1) SD1 (0.28)
CS    0.048 0.50S1 ,Jadi yang dipakai, CS = 0.048
T  R / I  0.73  8 /1
,untuk T ≤ TL CS 
∆ijin = 0.020 (6000) = 120 mm. R / I
∆1’ = 110.40 < 120 mm. ………….(ok). 3. Seismic Base Shear V = CSW (persamaan 12.8-1)
V = 0.048(7232) = 347 kN

30
01-Nov-12

2. Concrete Special Moment Frame (SMF) structure


Setback

Tinggi struktur = 9.90 M,

Contoh No-19
(penthouse tidak diperhitungkan
dalam menentukan hn untuk
perhitungan perioda bangunan). Bila
9.90 M setback > 130% maka struktur
termasuk vertical geometric
6.60 M irregularity (Tabel 12.3-2). Untuk
bangunan > 5 tingkat atau lebih
tinggi dari 20.00 M, perlu dilakukan

(Halaman-76)
analisa dinamik.dalam menentukan
perioda.

CT = 0.0466 ; x = 0.90
Ta = CT(hn)x = 0.046(9.90)0.90
= 0.36 sec

19. Contoh- 19.


3. Eccentrically Braced Steel Frame (EBF)
Approximate fundamental period Ref. ASCE 7-05; §12.8.2.1
Penggunakan persamaan approximate fundamental period, dimana koefisien CT dan
exponent x bergantung pada jenis sistem struktur yang ditinjau (lihat Tabel 12.8-2)

Ta = CT(hn)x (persamaan 12.8-7) 13.20 M

1. Steel Special Moment Frame (SMF) structure

Superstructure Untuk struktur EBF :


24.00 M

Grade
Tinggi struktur = 24.00 M, koefisien CT = 0.0731 ; x = 0.75
Basement = 5.50M
(tidak diperhitungkan dalam menentukan hn Ta = CT(hn)x = 0.0731(13.20)0.75
untuk perhitungan perioda bangunan). = 0.51 sec

Basement CT = 0.0724 ; x = 0.80


5.50 M

Ta = CT(hn)x = 0.0724(24)0.80
= 0.92 sec

31
01-Nov-12

4. Masonry Shear Wall Building

8.70 M

Contoh No-20

8.70 M
3.00 M Typical 3.00 M Typical

18.00 M 13.50 M
Dinding-Bagian Depan Dinding-Bagian Belakang

(Halaman-78)
Untuk jenis struktur tergambar diatas,
Koefisien CT = 0.0488 ; x = 0.75
Ta = CT(hn)x
= 0.0488(8.70)0.75 = 0.25 sec

20. Contoh- 20.


5. Tilt-up Building Simplified alternative structural design Ref. ASCE 7-05; §12.14
Diketahui gedung tiga lantai struktur dinding panel kayu.
6.00
M

4.50 M
Typical

Tentukan : Seismic base shear dan gaya seismik lateral dengan menggunakan prosedur
simplified alternative design.
1 2 3
6.00 M Occupancy category : I
900 mm 2.40 M Typical
Typical
SDS = 1.0
Typical Effective Seismic
6.00 M 6.00 M Weight, Wx
R = 6.50
45.00 M W = 3337 kN
Lantai
Tampak Dinding Typical 3 667 kN F =1.20 untuk bangunan 3 tingkat.

3.60 M
Tilt-up building dengan denah berukuran 45.00 M X 60.00 M dengan atap panel kayu
2 1335 kN 1. Periksa persyaratan penggunaan
Koefisien CT = 0.0488 ; x = 0.75 simplified alternative design.

3.60 M
§12.14.1.1
Ta = CT(hn)x = 0.0488(6.00)0.75 1 1335 kN
Light frame construction yang tidak

3.60 M
= 0.19 sec lebih dari tiga tingkat, atau gedung
dengan bearing wall atau sistem
Sistem struktur ini memiliki dinding yang relatif kaku dan diafragma atap yang flexible.
building frame yang tidak lebih dari
Untuk perhitungan perioda, code formula tidak mempertimbangkan bahwa perioda 2. Tentukan seismic base shear. §12.14.8.1 tiga tingkat, dapat menggunakan
bangunan tersebut sangat bergantung pada diafragma atap. FSDSW simplified alternative design tanpa
V  (1.20)(1.0)(3337) /(6.50) mengabaikan ketentuan-ketentuan
R
Jadi perioda tersebut kurang baik. Tetapi untuk menentukan design base shear masih  616 kN
lainnya (Tabel 12.14-1)
cukup memadai. (persamaan 12.14-11)

32
01-Nov-12

3. Tentukan gaya seismik lateral pada setiap lantai §12.14.8.2


wx
Fx  V ...... (persamaan 12.14-12)
W
F1 = (1335/3337)616 = 246 kN

Contoh No-21
F2 = (1335/3337)616 = 246 kN
F3 = (667/3337)616 = 123 kN
Komentar.
a. Berikut coba dibandingkan dengan simplified base shear berdasarkan standard design base
shear. Metoda standar dalam menentukan base shear adalah:

(Halaman-80)
V = CSW (persamaan 12.8-1)
SDS
dimana: CS = (persamaan 12.8 - 2)
R/I
(1.0)(3337)
V = = 513kN
(6.50) 1.0 
b. Distribusi gaya seismik lateral sepanjang tinggi bangunan adalah:
Fx = Cvx V (persamaan 12.8-11)
wxh kx
dimana: Cvx  n IBC 2006 (persamaan 16-42)
wh
i
k
i i

Catatan: exponent k = 1.0 untuk struktur dengan perioda ≤ 0.50 detik

21. Contoh- 21.


Lantai x hx wx wxhx wxh kx Fx Fx / wx Dalam praktek, perencanaan gedung kadangkala terdiri dari kombinasi dari sistem yang berbeda
Cvx 
(kN) (kNm)
n
(kN) dalam arah vertikal. Misalkan bagian bawah gedung berupa rigid frame dan bagian atasnya berupa
(M) wh
i
k
i i
braced frame atau shear wall.
3 10.80 667 7204 0.333 171 0.256 Pada contoh dibawah ini ditunjukkan penggunaan ketentuan §12.2.3.1 untuk menentukan response
modification factor R, system overstrength factor Ω0 dan deflection amplification factor Cd untuk
2 7.20 1335 9612 0.445 228 0.171
kombinasi dari sistem dalam arah vertikal.
1 3.60 1335 4806 0.222 114 0.085
Tentukan : Untuk tiga sistem struktur yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini, tentukan koefisien
Σ wxhx = 21,622 Σ Fx = 513 R, faktor Ω0, dan faktor Cd serta persyaratan lain untuk kebutuhan design base shear.

Seismic base shear V dan gaya lateral Fx pada setiap lantai kecuali pada atap adalah Seismic Design Category (SDC)-C
lebih kecil dibandingkan dengan simplified method seperti ditunjukkan pada Tabel Ordinary steel Concentrically Special steel Moment Frame
berikut. Keunggulan menggunakan simplified method adalah perioda T tidak perlu Braced Frame:
dihitung dan design story drift ∆ dapat diambil 1% dari tinggi tingkat. §12.14.8.5. - R = 6.0 - R = 8.0
- Ω0 = 2.0 - Ω0 = 3.0
Perbandingan antara Simplified vs Standard - Cd = 5.0 - Cd = 5.5
- ρ = 1.0 - ρ = 1.0
Level x Gaya lateral Fx -kN Perbedaan (%)
Simplified Standard
Dari gambar diatas terlihat bagian bawah berupa flexible framing system dan bagian atasnya
3 123 171 72 rigid framing system. Karena rigid frame berada diatas flexible frame, maka pengecualian untuk
2 246 228 108 two-stage analysis pada §12.2.3.1 tidak dapat dilakukan. Dengan demikian struktur tersebut
harus menggunakan nilai terendah dari R = 6.0 dan nilai terbesar dari Ω0 = 3.0.
1 246 114 216
Total 615 513 120 Catatan: Jika diafragma lantai dan atap flexible , maka Ω0 = 2.5 (lihat footnote g pada Tabel 12.2-
1).

33
01-Nov-12

2. Ordinary Reinforced Concrete Shear Wall (ORCSW) berada diatas Special Periksa persyaratan §12.2.3.1 untuk two-stage analysis.
Reinforced Concrete Moment Frame (SRCMF).
1. Stiffness struktur bagian bawah paling sedikit 10 kali stiffness struktur bagian atas.
Untuk bangunan tinggi (multi-story ), stiffness untuk bagian atas dan bawah
perhitungan harus didasarkan pada stiffness mode pertama.
Seismic Design Category (SDC)-C 17513 kN-mm > 10x 31=310 kN-mm …………….(ok)
Ordinary R C Shear Wall Special RC Moment Frame
2. Perioda dari keseluruhan struktur tidak lebih besar dari 1.10 kali perioda dari
-R = 5.0 -R = 8.0 struktur bagian atas (perioda struktur bagian atas dilakukan terpisah dari bagian
- Ω0 = 2.5 - Ω0 = 3.0 bawah dan struktur bagian atas tadi dianggap terjepit pada kaki-kakinya (fixed pada
- Cd = 4.5 - Cd = 5.5 bagian base).
-ρ = 1.0 -ρ = 1.0
0.56 sec < 1.10 (0.55) = 0.61 sec ……………….(ok)
3. Struktur bagian atas yang flexible didukung oleh struktur bagian bawah yang rigid,
direncanakan sebagai struktur terpisah dengan menggunakan nilai-nilai R dan ρ
yang sesuai.
Karena rigid wall berada diatas flexible frame, two-stage analysis pada §12.2.3.1 tidak 4. Struktur bagian bawah yang rigid direncanakan sebagai struktur terpisah dengan
dapat dilakukan. Dengan demikian struktur tersebut harus menggunakan nilai terendah menggunakan nilai-nilai R dan ρ yang sesuai.
dari R = 5.0 dan nilai terbesar dari Ω0 = 3.0.
Reaksi dari struktur atas ditentukan dari analisis struktur atas dengan amplifikasi
Perlu dicatat bahwa sistem ordinary reinforced concrete shear wall tidak diijinkan pada ratio (R/ρ dari struktur atas bagi R/ρ dari struktur bawah), dan ratio ini tidak boleh
gedung dengan ketinggian diatas 10 M, untuk SDC- D, E dan F (Tabel 12.2-1). kurang dari 1.0

3. Special Reinforced Concrete Moment Frame (SRCMF) berada diatas Concrete Prosedur perencanaan untuk struktur atas dan bawah.
Building Frame System.
Seismic Design Category (SDC)-B Perencanaan struktur atas Special
Special RC Moment Frame: Reinforced Concrete Moment
R = 8.0 Frame dengan ketentuan sebagai
Ω0 = 3.0 berikut:
Cd = 5.5 R = 8.0
ρ = 1.3 Ω0 = 3.0
ρ = 1.3
Special RC Shear Wall :
R = 6.0
Ω0 = 2.5 Perencanaan struktur bawah terhadap pengaruh
Cd = 5.0 kombinasi dari amplifikasi reaksi-reaksi dari struktur
ρ = 1.0 bagian atas dan gaya lateral dari struktur bagian
bawah dengan ketentuan:
Nilai R berbeda untuk sistem Vframe
Bearing Wall vs sistem Building R = 6.0
Frame untuk Special Reinforced Ω0 = 2.5
Concrete Shear Wall, lihat Tabel (8.0 /1.3)
Amplifikasi Vframe   1.03 Vframe ρ = 1.0
12.2-1  6.0 /1.0 
Stiffness struktur bagian atas = 31 kN-mm Reaksi dari struktur atas harus diperbesar dengan
Tupper = 0.55 sec; dan Tcomb = 0.56 sec amplifikasi ratio (R/ρ struktur atas bagi R/ρ
struktur bawah)
Stiffness struktur bagian bawah = 17513 kN-mm
Catatan, factor ρ harus tetap dipergunakan pada
Tlower = 0.03 sec Vbase = (amplified Vframe) + (Vlower) gaya-gaya yang berhubungan dengan Vlower .

34
01-Nov-12

Soal-Latihan-01 Soal-Latihan-02
Diketahui suatu struktur regular yang terdiri dari flexible structure diatas rigid structure Diketahui suatu struktur regular yang terdiri dari flexible structure diatas rigid structure
seperti gambar berikut. seperti gambar berikut.
k= 184 kN/m
k= 175 kN/m

k= 175 kN/m
Tower T=0.32 sec k= 201 kN/m
k= 175 kN/m

k= 1400 kN/m k= 1925 kN/m

Platform

T=0.28 sec
Struktur-1 Struktur-2
Dari kedua struktur tersebut diatas, struktur yang mana saja yang memenuhi
persyaratan bila dilakukan perencanaan berdasarkan cara static lateral force, dengan
Bila perencanaan dilakukan dengan cara static lateral force, berapa nilai perioda catatan bahwa perioda struktur gabungan tidak lebih besar 1.10 kali perioda struktur
maksimum dari struktur gabungan tersebut. atasnya.

Pilih jawaban dibawah ini yang dianggap memenuhi syarat. Pilih jawaban dibawah ini yang dianggap memenuhi syarat.

a. 0.25 sec a. Struktur-1 saja

b. 0.32 sec b. Struktur-2 saja

c. 0.35 sec c. Struktur-1 dan struktur-2 kedua-duanya.


d. Tidak satupun dari struktur diatas yang memenuhi syarat.
d 0 50 sec

k= 184 kN/m
k= 175 kN/m

T=0.32 sec k= 175 kN/m


Tower
k= 201 kN/m

k= 175 kN/m

Platform k= 1400 kN/m k= 1925 kN/m

T=0.28 sec
Struktur-1 Struktur-2

Jawaban:
Jawabannya adalah:
b. Struktur-2 saja.
c. 0.35 sec.
Menurut IBC 2006- 12.2.3-1. perencanaan berdasarkan cara static lateral force
Perencanaan berdasarkan cara static lateral force dapat dilakukan jika dipenuhi diperkenankan bila average story stiffness struktur bagian bawah paling sedikit sepuluh
persyaratan, Tgabungan ≤ 1.10 Tupper . kali average story stiffness struktur bagian atas.

Kaverage, rigid lower portion ≥ 10 Kaverage, flexible upper portion


Dalam soal ini T maksimum ≤ 1.10(0.32) = 0.35 sec.

35
01-Nov-12

k= 184 kN/m
k= 175 kN/m

Contoh No-22
k= 175 kN/m

k= 201 kN/m
k= 175 kN/m

k= 1400 kN/m k= 1925 kN/m

Struktur-1 Struktur-2
Struktur-1.
Kaverage, rigid lower portion = 1400 kN/m , Kaverage, flexible upper portion= (3)(175kN / m)  175kN / m

Karena Kaverage, rigid lower portion = 1400 kN/m < 10 (175kN/m) = 1750 kN/m, maka
3 (Halaman-84)
perencanaan berdasarkan cara static lateral force tidak diperkenankan.
Struktur-2.
Kaverage, rigid lower portion = 1925 kN/m
(184kN / m  201kN / m)
Kaverage, flexible upper portion=  192.50kN / m
2
Karena Kaverage, rigid lower portion = 1925 kN/m = 10 (192.50kN/m) = 1925 kN/m, maka
perencanaan berdasarkan cara static lateral force diperkenankan.

22. Contoh- 22.


Dari ASCE 7-05. Kombinasi dari framing system dalam arah yang berbeda. Ref. ASCE 7-05; §12.2.2
Penggunaan ketentuan §12.2.2 dalam menentukan Response Modification Factor R,
System Overstrength Factor Ω0 dan Deflection Amplification Factor Cd untuk kombinasi
dari sistem dalam arah sumbu yang berbeda.
A B C D

Shear Wall
2

Denah Lantai Typical


Gedung tiga lantai terdiri dari struktur concrete
shear wall pada arah sumbu A dan D, serta
concrete moment frame pada arah sumbu 1, 2
dan 3. Ketentuan lainnya, lantai gedung beton
bertulang, Occupancy Category 1 dan termasuk
dalam SDC-D.
Tentukan : R, Cd dan Ω0 untuk masing- masing
arah

36
01-Nov-12

A B C D
23. Contoh- 23.
Kombinasi dari framing system pada arah yang sama. Ref. ASCE 7-05; §12.2.2
1 Kadangkala suatu gedung terdiri dari beberapa sistem struktur yang berbeda dalam
arah yang sama.
Shear Wall
2
1
Pada sumbu 1 dan 4 digunakan ordinary
3 steel moment frame : R = 3.5
2
Denah Lantai Typical Pada sumbu 2 dan 3 digunakan special
Utara steel concentrically braced frames :
Pada garis sumbu A dan D merupakan struktur Special Reinforced Concrete Shear Walls (sistem 3
Bearing Wall) : R = 6.0
R = 5.0; Ω0 = 2.5; Cd = 5.0. Tabel 12.2-1(A1) Tentukan : Nilai R yang dipergunakan
4
Pada garis sumbu 1, 2 dan 3 merupakan struktur Special Reinforced Concrete Moment Frames : untuk arah utara-selatan.
Denah Atap
R = 8.0; Ω0 = 3.0; Cd = 5.5. Tabel 12.2-1(C5)
Bila beberapa sistem struktur yang berbeda-beda dalam arah yang sama
§12.2.2 menjelaskan bahwa bila terdapat beberapa sistem penahan beban seismik yang berbeda- digabung/dikombinasi (horizontal combination), maka menurut ketentuan §12.2.3.2
beda dalam dua arah orthogonal dari struktur, maka nilai-nilai yang dipakai adalah nilai-nilai R, Cd nilai R yang dipakai adalah nilai R terkecil dalam arah yang ditinjau. (untuk sistem
dan Ω0 dari masing-masing arah. dual dan sistem shear wall-frame yang interactive, dimana disyaratkan bahwa
moment frames harus mampu memikul minimum 25% dari beban seismik rencana -
Untuk arah utara-selatan pakai : R = 5.0; Ω0 = 2.5; Cd = 5.0.
§12.2.5.1).
Untuk arah timur-barat pakai : R = 8.0; Ω0 = 3.0; Cd = 5.5.
Jadi untuk kondisi ini maka gunakan nilai R = 3.5 untuk keseluruhan arah utara-
Catatan: Karena struktur termasuk SDC D, maka penggunaan sistem struktur jenis Ordinary selatan.
Reinforced Concrete Shear Wall tidak diperkenankan.

Contoh No-23 Contoh No-24


(Halaman-85) (Halaman-86)

37
01-Nov-12

3. Tentukan eksponen distribusi k


24. Contoh- 24.
Eksponen distribusi k = 1.0 untuk T ≤ 0.5 sec.
Distribusi vertikal beban seismik . Ref. ASCE 7-05; §12.8.3
k = 2.0 untuk T ≥ 2.5 sec.
Suatu gedung sembilan lantai struktur baja, sistem penahan gaya lateral terdiri dari
Moment Resisting Frame. k = interpolasi linear untuk 0.50 ≥ T ≥ 2.5
Tentukan : Distribusi vertikal gaya lateral Fx .
1 2 3 Informasi lainnya adalah :
W = 16732 kN
8.00 M 8.00 M CS = 0.062
Lantai Berat Tingkat
R = 8.0
9 952 kN
3.60 M Ω0 = 3.0
8 1801kN I = 1.0
3.60 M
7 1801kN T =1.06 sec
3.60 M
6 1801kN
3.60 M
2598kN
Penyelesaiannya dilakukan sesuai
5
3.60 M
4 1877kN dengan tahapan berikut,
3.60 M
3 1877kN 1.Tentukan V
3.60 M
2 1957kN
3.60 M 2.Hitung Fx untuk setiap lantai Untuk T = 1.06 sec, maka diperoleh
1 2068kN
6.00 M 3.Tentukan eksponen distribusi k k = 1.0 + (1.06 – 0.5) ( 1/(2.5-0.5)) = 1.28
GF
4.Tentukan distribusi vertikal dari gaya jadi, pakai k =1.28
Total = 16732 kN
lateral

1. Tentukan base shear V §12.8.1


4. Tentukan distribusi vertikal dari gaya lateral melalui persamaan 12.8-12 dimana nilai
Total beban lateral rencana yang bekerja pada dasar atau base shear dari struktur V = 1037 kN dan k =1.28
ditentukan berdasarkan persamaan 12.8-1.
V = CSW = 0.062(16732) = 1037 kN Lantai x hx (m) hxk (m) wx (kN) wxhxk w x h xk Fx = CvxV Sa
2 3 C vx 
1 n
(kNm)  w i h ik (kN)
2. Hitung Fx untuk setiap lantai i

8.00 M 8.00 M 9 34.80 94.02 952 89507 0.117 121.33 0.127


Fx = CvxV (persamaan 12.8-11) Lantai Berat Tingkat
9 952 kN 8 31.20 81.76 1801 147250 0.192 199.10 0.110
3.60 M
dimana: 8 1801kN
k 7 27.60 69.88 1801 125854 0.164 170.07 0.094
wh x x 1801kN
3.60 M

Cvx 
7
(persamaan 12.8-12) 3.60 M
n 6 1801kN 6 24.00 58.43 1801 105232 0.137 142.07 0.079

wh
3.60 M
k 5 2598kN 5 20.40 47.46 2598 123301 0.161 166.96 0.064
i i 3.60 M
4 1877kN
3.60 M
i 3 1877kN
4 16.80 37.02 1877 69487 0.091 94.37 0.050
3.60 M
Karena ada 9 lantai diatas ground , n = 9, sehingga 2 1957kN 3 13.20 27.19 1877 51036 0.066 68.44 0.036
3.60 M
1 2068kN
2 9.60 18.08 1957 35383 0.046 47.70 0.024
1037wxh kx 6.00 M

Fx 
GF
1 6.00 9.91 2068 20494 0.027 28.00 0.014
9 Total = 16732 kN

 wih ik
1
Σ=16732 Σ=767544 1.001 1038.04

38
01-Nov-12

Y
D Bagian bawah
terdapat Shear
Wall

A XR e
B

Contoh No-25

12.00 M
Diaphragma atap
CR CM
YR Xm = 12.00 M V = 445 kN Ym

X
C
24.00 M

Denah Atap

(Halaman-89)
1. Eccentricity dan rigidity properties.
R = RA + RB = 52.54 + 17.51 = 70.05 kN/mm
Titik pusat kekakuan (center of rigidity) CR :
RC(12) RC(12)
XR   6.00 M YR   6.00 M
R C  RD RC  RD
Eccentricity : e = Xm – XR = (12-6) = 6.00 M
Torsional rigidity terhadap center of rigidity :
J = RA (6)2 + RB (18)2 + RC (6)2 + RD (6)2
= (52.54)(36) + (17.51)(324) + (35.03)(36) +(35.03)(36)
= 10087(kN/mm)M2

Y D
25. Contoh- 25. Reference:

A
Distribusi horizontal gaya geser . Ref. ASCE 7-05; §12.8.4 CR CM
B
V = 445 kN
Gedung satu tingkat memiliki diafragma atap yang kaku. Beban lateral dalam dua arah X
C
ditahan oleh shear wall. Massa pada atap dapat dianggap terdistribusi merata. Dalam VD,A VD,B VT,A VT,D VT,B
D D
contoh ini berat dari shear wall diabaikan. Dalam perencanaan sesungguhnya, berat
sendiri dinding harus dimasukkan karena akan mempengaruhi dalam penentuan center-
of-mass (CM). A 6.00 M B A B

Y Ketentuan lainnya, adalah sebagai CR T = V (e ± eacc)


D Bagian bawah berikut: 6.00 M
terdapat Shear 6.00 M
Wall
XR
Design base shear : V = 445 kN 18.00 M
A e
B
Kekakuan wall : RA = 52.54 kN/mm C
12.00 M

Diaphragma atap V VT,C C


CR CM RB = 17.51 kN/mm Torsional Shear Contribution
Direct Shear Contribution
YR Xm = 12.00 M V = 445 kN Ym
RC = 35.03 kN/mm Gaya seismik V yang bekerja pada CM ekivalen dengan V bekerja pada CR + Torsi (arah
X RD = 35.03 kN/mm berlawanan jarum jam). Sesuai peraturan eksentrisitas awal harus ditambah dengan
C
eksentrisitas tambahan-accidental eccentricity eacc , dan total shear pada dinding A dan B dapat
24.00 M
Center-of-mass : Xm = 12.00 M, diperoleh dengan menjumlahkan direct shear dan torsi.
dan Ym = 6.00 M
Denah Atap 2. Direct shear pada dinding A dan B.
Tentukan : 1. Eccentricity dan rigidity properties. RA 52.54
VD, A   (V)   445  333.75kN
2. Direct shear pada dinding A dan B RA  RB 52.54  17.51
3. Pemeriksaan plan irregularity
RB 17.51
4. Torsional shear pada dinding A dan B VD, B   (V)   445  111.25kN
5. Total shear pada dinding A dan B RA  R B 52.54  17.51

39
01-Nov-12

3. Pemeriksaan plan irregularity


Dalam pemeriksaan torsional irregularity, dibutuhkan evaluasi story drift pada dinding A
4. Torsional shear pada dinding A dan B.
dan B (Tabel 12.3-1. 1a dan 1b). Pada evaluasi ini, pengaruh eksentrisitas tambahan
sebesar 5% harus diikut sertakan. Untuk memperhitungkan pengaruh torsional irregularity, §12.8.4.2 menentukan
VD,A VD,B VT,A D VT,D VT,B momen akibat accidental torsion Veacc harus dikalikan dengan faktor amplifikasi torsi
D
AX .
A 6.00 M B A B
CR T = V (e ± eacc) V(e  Axeacc)(XR )(RA ) 445(6.0  1.48  1.2)(6.0)(52.54)
VT, A    58.74kN
6.00 M
6.00 M J 10087
18.00 M
V(e  Axeacc)(24  XR )(RB) 445(6.0  1.48 1.2)(18)(17.51)
V C VT,C C
VT, B    108.12kN
J 10087
Direct Shear Contribution Torsional Shear Contribution

eacc = 0.05(24.00) = 1.20 M 5. Total shear pada dinding A dan B


V(e  eacc)(XR )(RA ) 445(6.0  1.2)(6.0)(52.54)
V ' T, A    100kN VA = VD,A - VT,A = 333.75 – 58.74 = 275.01 kN
J 10087
V ' T, B 
V(e  eacc)(24  XR )(RB) 445(6.0  1.2)(18)(17.51)
  100kN
VB = VD,B + VT,B = 111.25 + 108.12 = 219.37 kN
J 10087
Initial total shear : Catatan : §12.8.4.2 menentukan perkalian AX hanya dilakukan terhadap accidental
torsional moment (berbeda dengan IBC 2000).
V’A = VD,A - V’T,A = 333.75 – 100.00 = 233.75 kN
V’B = VD,B + V’T,B = 111.25 + 100.00 = 211.25 kN

Displacement δ’ pada single story sama dengan story drift :


 max   12.06 
 '  Ax    2   1.20. 8.26  2  1.48  3.00
 1.20avg    

Contoh No-26
V ' B 211.25
B    12.06mm
RB 17.51
4.45  12.06
avg   8.26mm ;  max  12.06mm
2
max 12.06
  1.46  1.40 §12.8.4
avg 8.26
Dengan demikian memenuhi ketentuan extreme torsional irregularity Type 1b.
Bila struktur termasuk pada SDC-D, maka untuk structural modeling harus ditinjau
(Halaman-93)
dalam 3 dimensi-§12.7.3, dan penyaluran gaya geser diafragma ke bagian collectors
harus ditingkatkan sebesar 25% -§12.3.3.4

§12.8.4.3 – perlu dilakukan evaluasi terhadap torsional amplification factor AX.


2
 max   12.06 
2

Ax        1.48  3.00
 1.20avg   1.20.  8.26  

40
01-Nov-12

26. Contoh- 26.


Amplifikasi dari accidental torsion Ref. ASCE 7-05; §12.8.4.3
Perhitungan pengaruh accidental torsion dalam analisis gaya lateral pada suatu gedung multi-
story. Contoh suatu gedung bertingkat lima struktur beton bertulang dari sistem building frame.

Contoh No-27
Lantai diafragma dianggap kaku dan shear wall memikul gaya lateral dalam dua arah

1 2 3 4
Gaya lateral seismik FX bekerja dalam arah
5
utara-selatan, dimensi struktur dan accidental
torsi eacc untuk setiap lantai x dapat dilihat pada
Tabel berikut.
4 @ 6.00 M = 24.00 M
A Lantai x FX LX XCS eacc=0.05 LX
(kN) (M) (M) (M)
Shear Wall
3 @ 6.00 M = 18.00 M M

(Halaman-95)
5 490.00 24.00 7.26 ± 1.20
B
CMX
4 368.00 24.00 7.53 ± 1.20
XC B
A 3 290.00 24.00 834 ± 1.20
C
2 187.00 24.00 9.09 ± 1.20
FX 1 102.00 24.00 9.45 ± 1.20
U
D
Lantai 2 Posisi gaya FX
XC2 XC2-eacc XC2+eacc
Denah Lantai
Geser dinding VA 829 kN 896 kN 762 kN
Tentukan : Geser dinding VB 506 kN 439 kN 573 kN
1. Gaya maksimum pada shear wall A dan B. Story drift ΔA 8.90 mm 9.62 mm 8.18 mm
2. Periksa apakah terjadi torsional irregularity. Story drift ΔB 15.75 mm 13.66 mm 17.83 mm
3. Tentukan faktor amplifikasi AX Displacement lantai 2: δA 20.30 mm 21.94 mm 18.66 mm
4. Accidental torsion eccentricity yang baru Displacement lantai 2: δB 33.27 mm 28.86 mm 37.68 mm

1. Gaya maksimum pada shear wall A dan B. 27. Contoh- 27.


Dari Tabel diatas terlihat bahwa: VA = 896.00 kN
Elemen pendukung pada sistem yang diskontinu Ref. ASCE 7-05; §12.3.3.3
VB = 573.00 kN
Gedung beton bertulang dengan shear wall pada lantai dasar mengalami diskontinuitas
2. Periksa apakah terjadi torsional irregularity.
antara sumbu A-B dan C-D.
∆max = 17.83 mm
17.83  8.18 A B C D
avg   13.00 mm
2 Lantai
 max 17.83
  1.37  1.20 4
avg 13.00 Seismic Design Categoty-C
 Torsional irregularity Type 1a. - SDS =1.10
3 Ordinary RC Shear Wall (ORCSW) :
Catatan ; Jika (/) > 1.40, termasuk pada torsional irregularity Type 1b. Shear Wall R =5
Ω0 = 2.50 Tabel 12.2-1
3. Tentukan faktor amplifikasi AX Beban aksial pada kolom D

4 @ 3.60 M
2 - D = 180 kN
 max  δmax = δB = 37.68 mm 2 - L = 90 kN
AX    - QE = 445 kN
 1.2avg 
Kolom D
δavg = ½(37.68 + 18.66) = 28.17 mm 600 mm X 600 mm
Catatan: ORCSW dilarang untuk SDC-D, E , F
Beban hidup bangunan kantor
2 f'C= 30 Mpa
pergunakan faktor 0.50 - §12.4.2.3
 37.68  1
A 2  
1.2  28.17    1.242 Tentukan : Required Strength dari kolom D.
 
4. Accidental torsion eccentricity yang baru
Karena A2 (AX pada lantai 2) > 1.0, second analysis untuk torsi harus menggunakan new
accidental eccentricity:
eacc= (1.242)(1.20) = 1.49 M

41
01-Nov-12

Persyaratan beban dari §12.3.3.3 dan ketentuan-ketentuan lainnya yang berhubungan,


juga diperlakukan pada sistem struktur yang bersifat iregularitas vertikal dan elemen
§12.3.3.3 mensyaratkan bahwa kolom harus memiliki design strength untuk memikul vertikal lainnya seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar dibawah ini.
special seismic load combination dari §12.4.2.3.
Pu = 1.20 D + 0.50 L + 1.0 Em §12.4.2.3 (comb.5)
1.Discontinuous Shear wall.
Pu = 0.90 D + 1.0 Em §12.4.2.3 (comb.7)
dimana: Dinding pada bagian kiri termasuk
Em = Ω0 QE + 0.20 SDSD §12.4.3.2(comb.5) pada struktur iregular vertikal
Tipe-4.
= 2.5(445) + 0.20(1.10)(180) = 1152.10 kN
atau Em = Ω0 QE - 0.20 SDSD §12.4.3.2 (comb.7) Hanya kolom yang mendukung
= 2.5(445) - 0.20(1.10)(180) = 1072.90 kN shear wall yang perlu memikul
special load combination.
Substitusikan sehingga diperoleh,
Kolom
Pu = 1.20(180) + 0.50(90) + 1152.10 = 1413.10 kN (tekan)
dan Pu = 0.90(180) - (1072.90) = - 910.90 kN (tarik)

A B C D

Lantai
4

3 Shear Wall
4 @ 3.60 M

2 2. Discontinuous Column.
Kolom D
600 mm X 600 mm
f'C= 30 Mpa
Frame ini termasuk pada
1 struktur iregular vertikal
Tipe-4.

Balok Transfer

Untuk menyalurkan gaya geser dari dinding A-B dan C-D ke tingkat -1 dinding B-C ,
maka pada lantai 1 dibutuhkan balok kolektor A-B dan C-D. Perencanaan untuk kondisi
ini harus mengikuti ketentuan §12.10.2.

42
01-Nov-12

28. Contoh- 28.


Elemen pendukung pada dinding atau frame yang diskontinu
C
Ref. ASCE 7-05; §12.3.3.3
Aplikasi dari ketentuan §12.3.3.3 untuk Allowable Stress Design (ASD) dari elemen-
B
3. Out-of-plane offset elemen pendukung sistem penahan gaya lateral yang diskontinu. Berikut, suatu gedung
VE dari light-framed bearing wall menggunakan plywood shear panel, dikategorikan pada
A
Dinding pada sumbu A dis- kontinu struktur iregular vertikal Tipe-4. seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini
pada tingkat-1, ter-masuk pada Diketahui :
Dinding struktur iregular Tipe-4. Light frame wall
tidak dengan penutup Seismic Design Category: SDC-C
plywood
menerus Pada kolomnya ber- laku §12.3.3.3. SDS = 1.10
R = 6.50
Transfer diaphragm harus Ω0 = 3.0
Transfer Cd = 4.0
Diaphragm direncanakan berdasarkan §12.3.3.4. Kolom kayu
f1 = 0.5
Transfer diaphragm dan offset shear wall Gaya aksial pada kolom kayu dibawah shear
Offset meng- gunakan faktor ρ, tetapi tidak pada
Shear Wall Kolom wall yang diskontinu adalah :
special load combination.
Tentukan : 1. Penggunaan kombinasi Beban mati, D = 26.70 kN
beban. Beban hidup L = 13.35 kN
Seismik QE = ± 31.14 kN
2. Kuat rencana kolom Kolom kayu hanya memikul gaya aksial.
(column design strength)

Light frame wall


dengan penutup
plywood

Contoh No-28 Kolom kayu

1. Untuk struktur iregular vertikal Tipe-4., §12.3.3.3 mensyaratkan bahwa kolom

(Halaman-97)
kayu harus memiliki kuat rencana untuk memikul special seismic load
combination seperti yang ditentukan pada §12.4.3.2. Ketentuan ini berlaku
pada Allowable Stress Design dan Strength Design.
Basic combinations untuk Strength Design dengan Overstrength factor :
(1.20 + 0.20 SDS )D + L + Ω0 QE , dan
(0.90 - 0.20 SDS )D + Ω0 QE
Basic combinations untuk ASD dengan Overstrength factor :
(1.0 + 0.105 SDS )D + 0.525Ω0 QE + 0.75L
(0.80 - 0.14 SDS )D + 0.70Ω0 QE
(1.0 + 0.14 SDS )D + 0.70Ω0 QE

43
01-Nov-12

29. Contoh- 29.


2. Perencanaan kolom berdasarkan Strength
Design. Story drift Ref. ASCE 7-05; §12.8.6
D = 26.70 kN Diketahui gedung 4 lantai , Special Moment Resisting Frame (SMRF).
L = 13.35 kN A B C D δxe Deflected Shape
Lantai (Defleksi)
Em = Ω0 QE + 0.20 SDSD 4
Light frame wall
dengan penutup
= 3.0(31.14) + 0.20(1.10)(26.7) = 99.30 kN 3.60 M

plywood Em = Ω0 QE - 0.20 SDSD 3 Occupancy Importance Category: I


3.60 M Seismic Design Category (SDC) : D
= 3.0(31.14) - 0.20(1.10)(26.7) = 87.55 kN I = 1.0
2
Strength Design Load Combination Beban CD = 5.50
3.60 M
Seismik T = 0.60 sec
Kolom kayu
Pu = 1.20 D + L + 1.0 Em 1
3.60 M
Pu = 1.20 (26.70) + 0.5(13.35) + 99.30
= 138.02 kN (tekan)
Denah Lantai Typical Rangka Typical
Pu = 0.90 D - 1.0 Em
Pu = 0.90 (26.70) - 1.0 (87.55) Berikut adalah deflection δxe (diperoleh dari analisa Lantai x δxe (mm)
= - 63.52 kN (tarik) statik termasuk pemeriksaan P-delta) pada titik berat
massa pada setiap lantai. Nilai-nilai ini sudah 4 38.35
Load factor pada L (beban hidup) dalam combination-5 mengijinkan menggunakan termasuk translasi dan pengaruh accidental
3 26.16
load factor = 0.50 untuk semua hunian (occupancy) dimana L0 ≤ 4.80 kPa~(500 kg/m2) kecuali eccentricity.
untuk garasi atau area pertemuan umum/public. Sesuai ketentuan §12.8.6.2, δxe dihitung berdasarkan 2 16.00
Pada Strength Design, kolom kayu harus diperiksa terhadap Pu = 138.02 (tekan) dan fundamental period tanpa upper limit (Cu Ta)
1 7.62
sebagaimana ditentukan pada §12.8.2.
Pu = - 63.52 (tarik).

δxe Deflected Shape


Lantai (Defleksi) Tentukan :
4 1. Maximum inelastic response deflection
3.60 M
2. Design story drift ∆ pada tingkat 3
3

Contoh No-29
3.60 M 3. Periksa story-drift limit pada tingkat 3
2
3.60 M 2. Design story drift ∆ pada tingkat 3
1
Tingkat 3 berada diantara lantai 2 dan
3.60 M
lantai 3, sehingga

Rangka Typical ∆3 = 143.88-88 = 55.88 mm

(Halaman-99)
1. Maximum inelastic response
3. Periksa story-drift limit pada tingkat 3
deflection §12.8
Cd.xe 5.50.xe Untuk gedung 4 lantai dengan occupancy
x    5.50xe importance category - I, §12.12.1, Tabel 12.12-1,
I 1.0 ditentukan bahwa design story drift ∆ tidak boleh
(persamaan 12.8-15) melampaui 0.025 kali tinggi tingkat.

Lantai x δxe (mm) δx (mm) Untuk tingkat 3,

4 38.35 210.93 ∆3 = 55.88 mm


3 26.16 143.88 Story-drift limit : 0.025(3600) = 90.00 mm > 55.88
mm.
2 16.00 88.00
1 7.62 41.91 Jadi, Story-drift masih dalam batas limit yang
diijinkan.

44
01-Nov-12

A B C D
Lantai Deflected δxe
Shape
4 2. Bandingkan story drift rencana dengan drift
52.80 mm
3.60 M limit-nya. §12.12
3 41.15 mm

Contoh No-30
3.60 M Untuk gedung 4 lantai dengan occupancy
2 28.70 mm category I, §12.12 dan Tabel §12.12-1,
3.60 M story-drift rencana tidak boleh melampaui
1 16.51 mm 0.025 tinggi tingkat. Untuk SMRF pada SDC
4.80 M D, E dan F, limit tersebut dapat direduksi
0 dengan faktor ρ, sesuai dengan persamaan
§12.12.1.1 a 0.025h
Tentukan drift limit pada setiap lantai.   0.0192h
 1.30

(Halaman-101)
Lantai 4, 3 dan 2.
∆ ≤ 0,0192h = 0.0192(3600) = 69.12 mm
Lantai 1
∆ ≤ 0,0192h = 0.0192(4800) = 92.16 mm
Selanjutnya, untuk ∆ = δx - δx-1 diperiksa story drift rencana terhadap drift limit-nya.

Lantai x δxe (mm) δx (mm) Δ (mm) Limit (mm) Status


Dari hasil kalkulasi tersebut
4 52.80 290.40 64.07 69.12 o,k
diatas dapat dilihat bahwa
3 41.15 226.33 68.48 69.12 o,k story drift limit menurut
2 28.70 157.85 67.04 69.12 o,k ketentuan §12.12 tidak
dilampaui.
1 16.51 90.81 90.81 92.16 o,k

30. Contoh- 30.


Story drift limitation Ref. ASCE 7-05; §12.12
Pada perencanaan gedung baru , peraturan menentukan limit dari design story drift ∆. Limit ini
didasarkan pada perpindahan atau defleksi gempa rencana δx dan bukan didasarkan pada respon

Contoh No-31
defleksi elastik δxe .
Berikut, diketahui gedung 4 lantai, jenis struktur steel Special Moment Resisting Frame (SMRF)
dengan design force deflection δxe seperti ditunjukkan pada gambar berikut yang ditentukan
berdasarkan ketentuan pada §12.8. menggunakan analisa statik elastik.
A B C D
Lantai Deflected δxe Occupancy Importance Category: I
Shape Seismic Design Category (SDC) : D
4
52.80 mm I = 1.0

(Halaman-103)
3.60 M
3 41.15 mm CD = 5.50
3.60 M ρ = 1.30
2 28.70 mm
3.60 M
1 Tentukan : 1. Defleksi gempa rencana δx
16.51 mm
4.80 M 2. Bandingkan story drift rencana
0 dengan drift limit-nya.

1. Defleksi gempa rencana δx §12.8.6


Defleksi gempa rencana δx ditentukan dari persamaan berikut.

Cd.xe 5.50.xe
x    5.50xe (persamaan 12.8-15)
I 1.0

45
01-Nov-12

31. Contoh- 31.


Pengaruh beban seismik vertikal. Ref. ASCE 7-05; §12.4.2.2
Diketahui suatu balok kantilever sebagai berikut.
Balok tersebut termasuk pada SDC- D, berat balok = 3kN/m dan SDS = 1.0

Contoh No-32
Tentukan : Beban seismik vertikal Ev dari balok kantilever tersebut.

A
3.00 M

(Halaman-105)
1. Kombinasi pembebanan menurut ketentuan §12.4.2 adalah:
E = Eh + Ev (persamaan 12.4-1)
E = Eh - Ev (persamaan 12.4-2)
Eh = ρ QE (persamaan 12.4-3)
Ev = 0.20 SDS D (persamaan 12.4-4)
QE = 0 untuk beban vertikal, sehingga
E = 0 – 0.20(1.0)D = -0.20 D (tanda negatif berarti arah gaya keatas).
Kombinasi pembebanan termasuk beban seismik vertikal keatas (upward) menurut §2.3.2, (7)
adalah:
qE = 0.90D + 1.0E = 0.90D + (-0.20D) = 0.70D = 0.70(3) = 2.10 kN/m (arah kebawah)
Tidak timbul net upward load

32. Contoh- 32.


Kombinasi pembebanan termasuk beban seismik vertikal kebawah (downward) menurut §2.3.2, (5)
adalah: Design response spectrum Ref. ASCE 7-05; §11.4.5
qE = 1.20D + 1.0E + L + 0.20S Tentukan : Tentukan general design response spectrum untuk suatu lokasi dimana parameter
spectral response acceleration yang mengikuti prosedur sesuai §11.4 adalah sebagai
qE = 1.20D + 1.0(0.20)(1.0)D + 0 + 0
berikut.
qE = 1.40D
SDS = 0.45g
qE = 1.40(3) = 4.20 kN/m (arah kebawah)
SD1 = 0.28g
Ini merupakan beban maksimum balok kebawah (downward)
TL = 8 sec
2. Minimum net upward seismic force.
Terminologi dari “net upward seismic force” adalah bermaksud untuk menyatakan bahwa pengaruh §11.4.5 menyatakan persamaan untuk response spectrum dengan 5% damped acceleration SA
beban gravitasi tidak dapat dianggap mereduksi pengaruh beban gempa vertikal dan dengan untuk perioda T dalam interval sebagai berikut.
demikian balok memiliki kekuatan yang cukup untuk memikul gaya yang ditimbulkan oleh “net
0 ≤ T ≤ T0, dan T > TS
upward seismic force” tanpa memperhitungkan setiap beban mati. Gaya ini dihitung dari 0,20 kali
beban mati. T0 dan TS dihitung sebagai berikut ;
qE = - 0.20wD = - 0.20(3) = - 0.60 kN/m §12.4.2.2
0.20SD1 0.20(0.28)
VA  qE  0.60(3)  1.80 kN T0    0.12sec
qE SDS 0.45
MA  2 0.60(3) 2
MA  qE   2.70kNm
2 2 SD1 0.28
VA
TS    0.62sec
Pada perencanaan selanjutnya balok harus diperhitungkan terhadap kuat SDS 0.45
geser φVn dan kuat lentur φMn

46
01-Nov-12

33. Contoh- 33.


Selanjutnya spectral acceleration dihitung sebagai berikut. Sistem dual Ref. ASCE 7-05; §12.2.5.1
1. Untuk interval 0 ≤ T ≤ T0 Perencanaan gaya lateral untuk dua basic elements dari suatu sistem dual.
SDS §12.2.5.1, menunjukkan ciri-ciri dari sistem dual sebagai berikut.
SA  0.60 T  0.40SDS
T0 1. Beban lateral dipikul oleh kombinasi dari moment frame dan shear wall atau braced frames.
Dari hasil perhitungan disamping ini, maka
 0.45g  Moment frame harus mampu memikul paling sedikit 25% dari beban rencana.
SA  0.60   T  0.40(0.45g) elastic design response spectrum dapat
 0.12  dibentuk seperti gambar berikut. 2. Kedua sistem direncanakan untuk memikul seluruh design base shear secara proporsional
sesuai dengan kekakuan relatif-nya masing-masing.
= (2.25T + 0.18)g
Dalam praktek, analisis struktur dari sistem dual yang merupakan kombinasi dan interaksi antara
2. Untuk interval T0 < T ≤ TS frame dan shear wall dilakukan dengan bantuan komputer.

Sa = SDS = 0.45g Pada contoh berikut, penentuan QE (dalam hal ini berupa MQE) pada titik A untuk struktur dari
sistem dual mengikuti ketentuan §12.8.
Seismic Design Category SDC-D
3. Untuk interval TS < T ≤ TL Shear Wall
I = 1.0
Moment frame ρ = 1.0
SD1 0.28
Sa   g Design Base Shear:
T T V = 1780 kN
4. Untuk interval T ≥ TL QE = MQE = 72.0 kN-M QE = MQE = 72.00 kNm

TL 2.24 Titik A Hasil dari analisis computer umpama adalah:


Sa  SD1  2 g ΣV shear wall = 1580 kN
T2 T
ΣV kolom = 200 kN
V= 1780 kN Total design base shear = 1780 kN

Tentukan : 1. Kriteria perencanaan


2. Momen seismik rencana pada titik A = M’QE
Shear Wall

Contoh No-33
Moment frame

QE = MQE = 72.0 kN-M

Titik A

(Halaman-107) 1. Kriteria perencanaan


V= 1780 kN

Moment frame harus direncanakan terhadap QE yang terbesar diantara nilai yang diperoleh
dari interaksi kombinasi frame-shear wall, atau nilai Q’E yang paling sedikit 25% dari beban
rencana. Persyaratan 25% ini dapat ditafsirkan dalam dua pengertian.

a. Q’E diperoleh dari analisis gaya lateral ekivalen terhadap independent moment-frame yang
dibebani design base shear sebesar 25% .
b. Q’E diperoleh dengan cara memberi faktor pada kombinasi sistem frame-shear wall sedemikian
rupa sehingga base shear yang diterima oleh moment-frame VF paling sedikit atau sama
dengan 25% dari design base shear.

47
01-Nov-12

Shear Wall
Moment frame

Braced Frame
QE = MQE = 72.0 kN-M

Titik A

V= 1780 kN
2. Momen seismik rencana pada titik A = M’QE
Prosedur yang dipilih dalam hal ini adalah pilihan b. karena prosedur ini mencakup pengaruh
interaksi antara frame dan shear wall.
Dari analisis kombinasi/interaksi frame-shear wall terhadap design base shear V = 1780 kN, porsi
dari base shear yang dipikul oleh moment-frame VF adalah merupakan jumlah gaya geser kolom-
kolom pada tingkat dasar dalam arah beban yang ditinjau. Contohnya, adalah sebagai berikut:
VF = ΣVcol = 200 kN.
Persyaratan dimana Q’E yang merupakan porsi base shear dari frame harus dapat memikul
paling sedikit 25% dari design base shear V. Dengan demikian maka,

0.25V dan momen seismik 0.25(1780)


Q'E  (QE ) rencana pada titik A M ' QE  (72.00)  160kNm
VF adalah, 200

48
01-Nov-12

49
01-Nov-12

34. Contoh- 34.


Kompatibilitas deformasi untuk SDC D, E dan F. Ref. ASCE 7-05; §12.12.4
Gedung parkir dua lantai dengan sistem penahan gaya lateral yang terdiri dari dua bentang Special
Reinforced Concrete Moment-Frame (SRCMF) pada kedua tepi struktur. Pelat lantai dua berupa
post-tensioned flat plate yang didukung oleh Ordinary Reinforced Concrete Columns.
A B C D E

Seismic Design Category : SDC-D


1
δxe = 14.48 mm
2 R = 8.0
Cd = 5.50
3 I = 1.25

4 Dimensi kolom: 300 mm x 300 mm


Tinggi bersih kolom: 3.60 m
5 Beton : Ec = 21000 MPa
Denah pada lantai 2

1 2 3 4 5 Tentukan : 1. Momen pada “Ordinary Column”


2. Persyaratan detailing untuk “Ordinary
Ordinary column Column”
SRCMF ∆S
Lantai 2

Lantai 1

Frame pada garis sumbu E

1. Momen pada “Ordinary Column”


A B C D E ACI 318-05 section 21.11, mensyaratkan untuk frame
members yang tidak diproporsikan untuk memikul gaya

Contoh No-34
1
lateral rencana. “Ordinary Column” yang terletak pada
perimeter frames dan pada bagian interior yang memikul
2 lantai flat plate harus diperiksa terhadap momen yang
diakibatkan oleh respon displacement inelastik
3 maksimum. Selanjutnya pada contoh berikut akan
dievaluasi kolom pada sumbu E.
4
Cdxe 5.50(14.48)
x    63.17mm
5 I 1.25

(Halaman-109)
(persamaan 12.8-15)
Denah pada lantai 2
Tentukan momen pada “Ordinary Column” akibat respon
displacement inelastik maksimum δx pada sumbu E.
1 2 3 4 5
Sebagai penyederhanaan, pada contoh ini kondisi
momen kolom dianggap jepit-jepit. Dalam aplikasi
Ordinary column
SRCMF ∆S aktualnya momen kolom diperoleh dari analisis frame.
Lantai 2

Lantai 1 6EcIcx 3004


Mcol  Ig   675, 000, 000mm 4
Frame pada garis sumbu E h2 12
6(21000)(337500000)(63.17)
Ic = 0.50Ig; (nilai 0.50 bisa Mcol   207.28 kNm
berubah, tergantung asumsi) (3600) 2

50
01-Nov-12

35. Contoh- 35.


Adjoining rigid elements Ref. ASCE 7-05; §12.7.4
A B C D E
Gedung struktur Special RC Moment-Resisting Frame (SRCMF) seperti digambar dibawah ini,
mengalami tahanan oleh sebagian dinding pengisi setinggi 1.80 M yang tidak diperuntukkan bagi
1 2. Persyaratan detailing untuk “Ordinar Column” sistem penahan gaya seismik. Dinding pengisi berupa tembok bata, dan tidak memiliki ketentuan
expansion joint pada sisi permukaan kolom. Perencanaan story drift ∆ dihitung menurut prosedur
2
ACI318-05 section §21.11.1, mensyaratkan yang diberikan pada §12.8.6. SRCMF ∆ S

3 untuk frame members seperti kolom yang


4 bukan merupakan bagian dari sistem penahan
5 gaya lateral harus mengikuti ketentuan ACI- 3.60 M
Denah pada lantai 2 1.80 M
§21.11.2 atau §21.11.3, tergantung pada be-
1 2 3 4 5
saran momen yang diakibatkan oleh δx
Infill wall Typical Frame
Ordinary column
SRCMF ∆S Seismic Design Category (SDC) : D
Lantai 2
Δ = 63.50 mm Tentukan : 1. Kriteria dari kompatibilitas
Lantai 1
Properti kolom beton adalah sebagai berikut. deformasi
Ec = 21,000 MPa
Frame pada garis sumbu E f’c = 21 MPa 2. Gaya geser pada kolom
Ac = 90,000 mm2 (approximate)
Ic = 0.50Ig = 337,500,000 mm4

SRCMF ∆S

Contoh No-35 3.60 M


1.80 M

Infill wall Typical Frame

(Halaman-111) 1. Kriteria dari kompatibilitas deformasi


Dinding pengisi, yang tidak direncanakan bagian dari sistem penahan gaya lateral
merupakan adjoining rigid element.
§12.7.4 menyatakan perlu ditunjukkan bahwa adjoining rigid element (dalam kasus ini
berupa dinding bata) tidak boleh merusak kemampuan kolom dari SRCMF terhadap
tahanan beban vertikal maupun lateral.
Dengan demikian, berarti kolom harus diperiksa kemampuannya akibat terjadinya
displacement ∆ = 63.50 mm, dan dalam waktu yang bersamaan kolom-kolom ditahan
oleh sebagian dinding yang tingginya 1.80 M

51
01-Nov-12

SRCMF ∆S SRCMF ∆S

3.60 M 3.60 M
1.80 M 1.80 M

Infill wall Typical Frame Infill wall Typical Frame

2. Gaya geser pada kolom (approximate) Pada contoh ini, dengan adanya tahanan dinding setinggi setengah tinggi gedung, maka
celah yang harus disediakan adalah ≥ ∆/2 = 31.75 mm. Dengan diberinya celah tersebut
Sebagai contoh, dan hanya untuk penyederhanaan perhitungan, maka perhitungan maka tinggi bersih kolom menjadi 3.60 M, dan gaya geser kolom sekarang berubah
gaya geser dihitung dari anggapan bahwa kolom terjepit pada kedua ujungnya (gaya menjadi :
geser kolom seharusnya ditentukan dari hasil analisis frame design story drift ∆). 12(21000)(337500000)(63.50)
Dengan demikian , gaya geser kolom yang terjepit pada kedua ujungnya dengan tinggi Vcol   115.76kN
bersih 1.80 M dapat dihitung sebagai berikut. (3800)3
12EcIc Gaya geser yang terjadi ini 115.76 kN, adalah 12.50% dari gaya geser semula 926.05
Vcol  kN (dengan adanya tahanan dinding setengah tinggi gedung), dan tegangan geser yang
h3 terjadi ≈ 0.28√f’c.
12(21000)(337500000)(63.50)
Vcol   926.05kN Catatan: Dengan adanya dinding pengisi yang kaku tadi dapat merubah kondisi struktur
(1800)3 yang regular menjadi irregular, seperti building torsional irregularity. Jadi kondisi ini perlu
diperiksa bila terjadi bentuk tahanan seperti contoh tersebut diatas.

SRCMF ∆S SRCMF ∆S

3.60 M 3.60 M
1.80 M 1.80 M

Infill wall Typical Frame Infill wall Typical Frame

Karena SRCMF merupakan sistem penahan gaya lateral utama, ∆ diatas telah dihitung
dengan mengabaikan kekakuan dari dinding yang rigid.
Berdasarkan gaya geser tersebut tegangan geser yang terjadi:
Managua
Vcol 926050 Nicaragua
vcol    10.29N / mm 2 2.25 f '
c
Earthquake,
Dec.23.1972
Ac 90000
Kegagalan pada
jauh diatas kuat gesernya, sehingga akan mengakibatkan keruntuhan geser pada kolom akibat short
kolom. Dengan demikian antara muka kolom dan dinding perlu diberi celah yang cukup column effect.
untuk mengakomodasikan pergerakan lateral. Sebagai alternatif , dapat juga dilakukan
dengan merubah perencanaan yang ada, yaitu dengan memperhitungkan kolom
terhadap gaya geser yang besar tersebut.

52
01-Nov-12

Lantai
5

3.60 M
Typical
4
exterior

Contoh No-36
3.60 M panel
3

3.60 M
2

3.60 M
1

3.60 M

(Halaman-113) 1. Kriteria perencanaan.


Elemen exterior seperti dinding panel dari suatu gedung yang dipasang pada dua lantai,
§13.5.3

Perencanaan gaya seismik lateral ditentukan melalui persamaan 13.3-4. Panel tersebut
dipasang pada level ZL dan ZU.
Nilai Fp juga menggambarkan nilai rata-rata acceleration input dari kedua lokasi pemasangan
tersebut.
Nilai rata-rata tersebut dapat diperoleh dari nilai rata-rata Fp pada level ZL dan ZU.
0.40apSDSIp  z
Fp  1  2 h  Wp  0.30SDSIpW (persamaan 13.3-1)
Rp
ap = 1.0 ; Rp = 2.50 (Tabel 13.5-1)

36. Contoh- 36. Lantai


5
Elemen exterior-panel dinding Ref. ASCE 7-05; §13.5.3 3.60 M 2. Perencanaan gaya seismik
Typical lateral panel pada tingkat
Diketahui suatu gedung lima lantai seperti ditunjukkan pada gambar berikut. Cladding 4
exterior
pada exterior gedung terdiri dari dinding panel beton bertulang pracetak. 3.60 M panel empat.
Lantai 3
Asumsi, koneksi dipasang
5
3.60 M sejarak 30 cm diatas dan
3.60 M
Typical
2 dibawah dari panel setinggi
4 • Seismic Design Category (SDC) – D
exterior 3.60 M 3.60 M
3.60 M panel •I = 1.0 1
ZU = 14.40 M ; ZL = 10.80 M ;
3
• SDS = 1.0 3.60 M
3.60 M h = 18.00 M.
2 • Dimensi panel : 3575 mm x 5975 mm
0.40(1.0)(1.0)(1.0)   14.40  
3.60 M • Tebal panel beton pracetak 150 mm FpU  1  2  18.00   Wp  0.416Wp
1
2.50   
• Berat panel : 64 kN 0.40(1.0)(1.0)(1.0) 
3.60 M  10.80  
FpL  1  2  18.00   Wp  0.352Wp
2.50   
FpU  FpL (0.416  0.352)
Pada contoh ini ditunjukkan bagaimana menentukan gaya seismik lateral rencana Fp Fp4   Wp
2 2
pada elemen exterior suatu gedung.  0.384Wp  0.384(64)  24.58kN
Tentukan : 1. Kriteria perencanaan.
2. Perencanaan gaya seismik lateral panel pada tingkat empat. Periksa : Fp4 = 0.384 Wp > 0.30 SDSIpWp = 0.30 Wp ….(o.k) (persamaan 13.3-3)
3. Perencanaan gaya seismik lateral panel pada tingkat dasar (satu). Fp4 = 0.384 Wp ≤ 1.60 SDSIpWp = 1.60 Wp ….(o.k) (persamaan 13.3-2)

53
01-Nov-12

Lantai 37. Contoh- 37.


5

3.60 M Beam horizontal tie force Ref. ASCE 7-05; §12.1.3


4
Typical
exterior Aplikasi ketentuan inter-koneksi dari balok seperti yang disyaratkan pada §12.1.3.
3.60 M panel
3
Persyaratan ini bertujuan meyakinkan bahwa berbagai bagian penting dari struktur
3.60 M
saling terikat dengan baik.
Tie
2 D + L = 150.00 kN/M

3.60 M
1
Tumpuan
3.60 M P sendi
Balok
Support
3. Perencanaan gaya seismik lateral panel pada tingkat dasar (satu). 15.00 M 12.00 M

ZU = 3.60 M ; ZL = 0 ; h = 18.00 M.
• Seismic Design Category (SDC)-D
0.40(1.0)(1.0)(1.0)   3.60  
FpU  1  2  18.00   Wp  0.224Wp • SDS = 1.0
2.50    • Beban mati D = 90.00 kN/m
• Beban hidup L = 60.00 kN/m
Periksa apakah Fpu > 0.30 SDSIpWp = 0.30 Wp ………….(not o.k)
Juga periksa, FpL < FpU < 0.30 Wp . Jadi, pakai: FpL = FpU = 0.30 Wp
Tentukan : 1. Tentukan gaya pada Tie.
FpU  FpL 2. Tentukan gaya reaksi tumpuan horizontal pada tumpuan P.
Fp1   0.30Wp  (0.30)(64)  19.20kN
2

Tie
D + L = 150.00 kN/M

Tumpuan
P sendi

Contoh No-37
Balok
Support

15.00 M 12.00 M

1. Tentukan gaya pada tie.


Persyaratan untuk ties dan kontinuitas ditentukan pada §12.1.3. Pada contoh ini ditunjukkan
perencanaan kebutuhan tie force interkoneksi antara dua balok yang ditumpu sederhana (simply

(Halaman-115)
supported). Tie force Fp ditentukan dari nilai terbesar antara dua nilai berikut .
Fp = 0.133SDSWp , atau Fp = 0.05Wp
dan Wp adalah berat dari balok yang lebih kecil (lebih pendek)
Wp = 12(D) = 12(90)= 1080 kN.
Untuk SDS = 1.0.
Fp = 0.133SDSWp = 0.133(1.0)(1080) = 143.64 kN
2. Tentukan gaya reaksi tumpuan horizontal pada tumpuan P.
§12.1.4. mensyaratkan gaya horizontal tumpuan pada setiap balok adalah 5% dari reaksi
tumpuan akibat beban mati dan beban hidup.
Hp = 0.05(150)(12/2) = 45 kN

54
01-Nov-12

1 2 3

Contoh No-38 Lantai

7
8.10 M 8.10 M
Berat tingkat
(kN)
950.00

1800.00
Lantai
x

9
h (M)

34.80
h2

1211.04
w (kN)

950.00
wh2

1150488
Cvx 
wxh kx
 wih ik

0.1533
Fx = CvxV
(kN)

159.49
Fx
w
0.168
1800.00 8 31.20 973.44 1800.00 1752192 0.2334 242.83 0.135
6

8 @ 3.60 M
(Halaman-116)
1800.00 7 27.60 761.76 1800.00 1371168 0.1827 190.08 0.106
5
2600.00 6 24.00 576.00 1800.00 1036800 0.1381 143.68 0.080
4
1880.00 5 20.40 416.16 2600.00 1082016 0.1442 150.03 0.058
3
4 16.80 282.24 1880.00 530611 0.0707 73.56 0.039
1880.00
2 3 13.20 174.24 1880.00 327571 0.0436 45.36 0.024
1960.00
1 2 9.60 92.16 1960.00 180634 0.0241 25.07 0.013

6.00 M
2070.00 1 6.00 36.00 2070.00 74520 0.0099 10.30 0.005
Total : 16,740.00 7,506,000 1.0000 1040.40

38. Contoh- 38. Pada contoh berikut, yang dihitung adalah diafragma pada lantai 7.
Penentuan gaya diafragma Ref. ASCE 7-05; §12.10.1 Gaya seismik pada diafragma lantai dan atap diatur pada §12.10.1. Berikut adalah persamaan
yang dipergunakan untuk menentukan gaya diafragma Fpx pada lantai x.
Pada contoh berikut diberikan ilustrasi bagaimana menentukan gaya diafragma rencana Fpx melalui
n
persamaan 12.10-1 untuk suatu representative floor dari suatu gedung bertingkat banyak (multi-
story building). F i

1 2 3
Fpx= ix
n
wpx (persamaan 12.10-1)
w
ix
i

Lantai 8.10 M 8.10 M


Berat tingkat
Pada 12.10.1.1 memberi batasan Fpx sebagai berikut,
(kN)
9
950.00 0.20 SDSIwpx ≤ Fpx ≤ 0.40 SDSIwpx
8
1800.00 Pada lantai 7, x = 7
7 Seismic Design Category: (SDC)-D
6
1800.00
W = 16740 kN (190.08  242.83  159.49)
(1800)  (0.130)(1800)  234.36kN
8 @ 3.60 M

1800.00 CS = 0.06215 Fp7 =


5
SDS = 1.0. (1800  1800  950)
2600.00
4 ρ = 1.30 Perika batasannya :
1880.00
3 I = 1.0
1880.00 T = 1.06 sec 0.20 SDSIwpx = 0.20(1.0)(1.0)wpx = 0.20wpx
2
1960.00
V = CSW = 1040.40 kN = 0.20(1800) = 360.00 kN > 234.36 kN ………….(not o.k)
1 k = 2 untuk persamaan 12.8-12
0.40 SDSIwpx = 0.40(1.0)(1.0)wpx = 0.40wpx
6.00 M

2070.00
= 0.40(1800) = 720.00 kN > 234.36 kN ……………...(o.k)
Fp7 = 360.00 kN ………nilai minimum (0.20 SDSIwpx) = 360 kN yang menentukan.

55
01-Nov-12

39. Contoh- 39.


1 2 3 Building separation Ref. ASCE 7-05; §12.12.3
Separasi pada umumnya dibutuhkan untuk melindungi atau mereduksi kemungkinan
Lantai 8.10 M 8.10 M terjadinya benturan pada struktur-struktur yang berdampingan. Persyaratan separasi
Berat tingkat
(kN) antar struktur tersebut dapat dilihat pada §12.12.3. Pada contoh berikut, displacement
9
950.00 statik δxe yang diakibatkan gaya lateral (sesuai prosedur §12.8) dapat dilihat pada Tabel
8
Catatan : Menurut 12.3.4.1, nilai ρ yang dipakai berikut.
1800.00
Separation
7 adalah ρ = 1.0. Struktur -1 Struktur-2
1800.00 Lantai
6 Lantai x δxe (mm) Lantai x δxe (mm)
8 @ 3.60 M

1800.00 Menurut 12.10.11, nilai ρ = 1.30 dipakai pada 3 3 35.05 -


5
2600.00
saat menetukan chord forces dan koneksi floor-
2 25.40 2 19.05
4 to-frame.
1880.00 2 1 11.94 1 8.90
3
1880.00
Dalam perencanaan diafragma, Fpx pada 0 0 0 0
2 persamaan 12.10-1 selalu lebih menentukan R=8 R=6
1960.00 1
1 dibandingkan dengan penggunaan persamaan
12.8-11 dan 12.8-12.
6.00 M

2070.00 Cd =5.50 Cd =5.00


0

Structure 1 Structure 2

Tentukan : 1. Separasi dalam gedung yang sama.


2. Separasi dari gedung yang berbatasan, tetapi pemiliknya sama.
3. Separasi dari gedung yang berbatasan, dari pemilik yang berlainan.

1. Separasi dalam gedung yang sama.


Expansion joint sering dipergunakan untuk memisahkan gedung yang luas atau pada gedung
yang iregular dalam beberapa bagian diatas level fundasi. Untuk kondisi tersebut peraturan
mensyaratkan suatu jarak pemisah sebesar δMT.

Contoh No-39
δMT = δM1 + δM2
δM1 = displacement inelastik maksimum dari struktur-1
δM2 = displacement inelastik maksimum dari struktur-2
Cdxe
M = (x ) max  (persamaan 12.8-1)
I
Perhitungan selanjutnya dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :

(Halaman-118) a. Tentukan displacement inelastik dari masing-masing struktur.


Untuk menentukan separasi minimum dari expansion joint, maka untuk setiap struktur perlu
ditentukan displacement inelastik maksimum lantai δx , yang dalam contoh ini adalah pada
lantai x =2.
Cd 21 5.50(25.40)
Untuk Struktur-1 : M1    139.70mm (persamaan 12.8-15)
I 1.0

Cd 22 5.00(19.05)
Untuk Struktur-2 : M2    95.25mm (persamaan 12.8-15)
I 1.0

56
01-Nov-12

b. Tentukan jarak separasi yang dibutuhkan. §12.12.3 40. Contoh- 40.


δMT = δM1 + δM2 = (139.70) + (95.25) mm Tekanan tanah pada fundasi Ref. ASCE 7-05; §2.4 dan 12.13.4
δMT = 234.95 mm. Laporan penyelidikan tanah/geoteknik biasanya memberikan rekomendasi daya dukung tanah dan
tekanan tanah yang diijinkan. Sedangkan gaya seismik pada ASCE/SEI 7-05 dan ACI 318-05,
2. Separasi dari gedung yang berbatasan, tetapi pemiliknya sama.
§15.2.2 dan R 15.2 berbasiskan Strength Design. Dibawah ini akan ditunjukkan perencanaan
Jika struktur-1 dan struktur-2 adalah gedung yang berdampingan, dan masing-masing gedung fundasi dalam situasi demikian.
pemiliknya sama, penentuan separasinya sama seperti uraian pada butir 1 diatas. Dengan Diketahui, suatu fundasi telapak beton bertulang. Misalkan klasifikasi tanah adalah tanah pasir
demikian, maka δMT = 234.95 mm. (SW), dan ketentuan lainnya adalah sebagai berikut:
3. Separasi dari gedung yang berbatasan, dari pemilik yang berlainan. • Seismic Design Category (SDC)-C

Jika struktur-1 adalah gedung baru yang sedang dalam perencanaan dan struktur-2 yang • SDs = 1.0
P
berdampingan adalah gedung existing dengan pemilik yang berlainan, dan umumnya kita tidak •I = 1.0
mempunyai informasi mengenai displacement dari struktur-2 tersebut, bahkan tidak jarang Grade •ρ = 1.0
sistem struktur dari gedung tersebut juga tidak diketahui. Pada kasus demikian maka separasi M
• PD = 222 kN, termasuk berat sendiri,
hanya dapat didasarkan pada informasi dari struktur-1. Sebagaimana diketahui bahwa V
displacement elastik terbesar dari struktur-1 adalah 35.05 mm, yang terjadi pada lantai-3. 1200 mm fundasi dan berat tanah diatas telapak.
600 mm
Displacement inelastik maksimum dari struktur-1 adalah: • PL = 133 kN
• PE = ± 178 kN
Cd3e 5.50(35.05)
M    192.78mm (persamaan 12.8-15) • VE = 111 kN
I 1.0 Beban seismik berasal dari analisa gaya lateral ekivalen.
Dengan demikian maka struktur-1 harus set back sejauh 192.78 mm dari garis property, jarak yang Tentukan : 1. Kriteria perencanaan dan daya dukung tanah yang diijinkan.
lebih kecil dapat dilakukan bila dilakukan analisis yang rasional yang didasarkan pada maximum
ground motions. Analisis tersebut sulit ditampilkan, dan umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk 2. Dimensi fundasi.
kasus yang sangat khusus. 3. Reaksi tanah untuk perencanaan fundasi RC berdasarkan Strength Design.

1. Kriteria perencanaan dan daya dukung tanah yang diijinkan.


Reaksi pada fundasi akibat beban seismik didasarkan pada Strength Design. Penentuan dimensi
fundasi didasarkan pada tegangan yang diijinkan dengan kombinasi pembebanan menurut §2.4.1.
D + 0.70 E (comb. 5)

Contoh No-40
D + 0.75 (0.70E + L) (comb. 6)
0.60 D + 0.70 E (comb. 7)
§12.13.4 mengijinkan reduksi akibat pengaruh guling pada dasar telapak fundasi sebesar 25% bila
menggunakan analisa gaya lateral ekivalen, atau 10% jika menggunakan modal analysis . Dengan
demikian, pengaruh seismik direduksi untuk perhitungan tekanan pada tanah, dan kombinasi
pembebanan dirubah sebagai berikut:

(Halaman-121)
D + 0.75(0.70 E) (comb. 5)
D + 0.75 [0.70(0.75)E + L] (comb. 6)
0.60 D + 0.70(0.75) E (comb. 7)
Karena laporan penyelidikan tanah biasanya memberikan daya dukung tanah berbasis pada
tegangan rencana yang diijinkan (Allowable Stress Design-ASD), maka penentuan dimensi fundasi
juga didasarkan pada basis ASD.
Beban seismik yang harus dipikul ditentukan pada §12.4.2 , yaitu:
E = Eh + Ev (persamaan 12.4-1)
Menurut §12.4.2.2, Ev = 0, dalam penentuan tekanan tanah, dengan demikian maka persamaan
12.4-1 menjadi,
E = Eh = ρQE = (1.0)QE (persamaan 12.4-3)

57
01-Nov-12

Sebagai contoh, laporan penyelidikan tanah memberikan rekomendasi daya dukung fundasi
tersebut pada kedalaman 1.20 M dari muka tanah adalah sebagai berikut:
pa = 0.115 MPa. untuk pembebanan tetap, dan
pa = 0.153 MPa. untuk pembebanan sementara (seismik).

Contoh No-41
2. Menentukan dimensi fundasi telapak tersebut.
P = D + 0.75(0.70 E) = 222 + 0.75(0.70)(178) = 315.45 kN
= D + 0.75(0.70 E) = 222 + 0.75(0.70)(-178) = 128.55 kN
P = D + 0.75 [0.70(0.75)E + L] = 222 + 0.75[0.70(0.75)(178) + 133] = 391.84 kN
= D + 0.75 [0.70(0.75)E + L] = 222 + 0.75[0.70(0.75)(-178) + 133] = 251.66 kN

(Halaman-124)
P = 0.60 D + 0.70(0.75) E = 0.60(222) + 0.70(0.75)(178) = 248.85 kN
= 0.60 D + 0.70(0.75) E = 0.60(222) + 0.70(0.75)(-178) = 39.75 kN
Dari hasil perhitungan tersebut diatas terlihat (untuk kombinasi pembebanan dengan seismik)
bahwa yang menentukan adalah,
P = 391.84 kN. Luas fundasi telapak yang dibutuhkan adalah,
A = 391840 Newton / 0.153 = 2561045.75 mm2 = 2.561 M2 , atau 1.60 M x 1.60 M.Untuk
pembebanan tetap P = D + L = 222 +133 = 355 kN. Luas fundasi telapak yang dibutuhkan
adalah, A = 355000 Newton / 0.115 = 3086956.52 mm2 = 3.09 M2 , atau 1.76 M x 1.76 M.
Dari hasil perhitungan tersebut diatas terlihat bahwa yang menentukan adalah akibat pembebanan
tetap, dan dimensi fundasi yang diperlukan 1.76 M x 1.76M. Catatan, dimensi yang menentukan
mungkin 1.60 M x 1.60 M bila persyaratan beban hidup reduksi terpenuhi.

3. Reaksi tanah untuk perencanaan fundasi beton bertulang berdasarkan Strength Design. 41. Contoh- 41.
Untuk perencanaan elemen beton bertulang dipergunakan Strength Design, dan faktor reduksi
untuk guling tersebut diatas tidak dipergunakan, dan pengaruh beban seismik vertikal ikut
Interkoneksi dari fundasi tiang (pile) Ref. IBC 2006-§1808.2.23.1
diperhitungkan. Pada contoh selanjutnya diasumsikan bila beban seismik ikut menentukan, maka: Diketahui suatu bangunan memiliki fundasi yang menggunakan fundasi tiang pada
P = 1.30D + 0.50 L + E §2.3.2 (Comb. 5) sekeliling perimeter gedung. Denah fundasi seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
= 1.30D + 0.50 L + (Eh+Ev)
1 2 3 4 5
= 1.30D + 0.50 L + (Eh) + 0.20 SDSD Utara Seismic Design Category (SDC)-D
I = 1.0
= 1.30(222) + 0.50(133) + (178) + 0.20(1.0)(222) 4 @ 7.50 M
SDS = 1.0
A Dimensi pile cap : 900 mm x 900 mm
= 577.50 kN A tinggi pile cap : 600 mm
1 2 3 4 5

2 @ 9.00 M
A Grade beam (tie beam) : 450x600 mm
Tegangan tanah yang terjadi adalah : 577500 Newton / 2561045.75 = 0.225 MPa , dan tegangan Daya dukung lateral yang diijinkan: = 31.42 kPa /m’
tanah ini yang dipergunakan dalam analisis elemen beton bertulang selanjutnya. (dalam contoh ini, B 6 7 kedalaman dibawah muka tanah.
pada kolom tidak ada momen, sehingga reaksi yang terjadi adalah tegangan merata. Bila ada Catatan: 1 pascal (Pa) = 1 N/m2
momen maka harus diperhitungkan terhadap tegangan yang tidak merata). C
8 9 10 11 12
Sekarang coba diperiksa terhadap beban seismik kombinasi lainnya, Denah Pondasi Beban pada pile cap Seismik QE
P = 0.90D ± E §2.3.2 (Comb. 7) No. Pile Cap Beban mati D Beban hidup Utara/Selatan Barat/Timur
Original grade
(kN) reduksi (kN)
= 0.90D – (Eh+Ev)
Grade beam 3 205.00 71.00 62.00 0
= 0,90(222) – [178 + 0.20(1.0)(222)] 450 mm x 600 mm 600 mm
10 258.00 71.00 62.00 0
= - 22.60 kN Pile cap
600 mm
Tentukan : 1. Persyaratan/ketentuan
Dari hasil perhitungan diatas terlihat ada indikasi terjadinya Uplift. interkoneksi.
Catatan: Ada indikasi terjadinya uplift tersebut tidak dipergunakan untuk pemeriksaan stabilitas Pile 2. Gaya interkoneksi antara pile-
fundasi, tetapi kombinasi pembebanan ini hanya dipergunakan untuk perencanaan elemen beton cap-3 dan pile-cap-10
bertulang (perhitungan penampang dan penulangan). 3. Kebutuhan “tie” restraint antara
Potongan A-A : Typical pile cap pile-cap-3 dan pile-cap-10

58
01-Nov-12

1 2 3 4 5
Utara
1. Persyaratan/ketentuan interkoneksi IBC 2006-§1808.2 4 @ 7.50 M
A
Peraturan mensyaratkan bahwa setiap pile cap individual yang dibebani beban
A
seismik harus diikat I(ties) seperti disyaratkan pada §1808.2.23.1. 1 2 3 4 5

2 @ 9.00 M
A

Balok pengikat (ties) harus mampu memikul gaya tarik atau tekan horizontal, B 6 7

minimum sebesar 10% dari beban vertikal kolom terbesar yang diikat. Beban vertikal
C
kolom mencakup beban mati, beban hidup reduksi dan beban seismik pada pile cap. 8 9 10 11 12
Pengecualian terhadap §1808.2.23.1 mengijinkan menggunakan “equivalent Denah Pondasi
restraint”, yang dalam contoh ini diperoleh dari pengekangan tanah butiran yang Kasus ini dapat dilanjutkan dengan analisis yang lebih rinci dengan memanfaatkan tekanan pasif
sangat padat sekeliling pile cap. dari sisi tie beam sejarak lebar balok (tributary area) seperti tergambar dibawah ini. Selanjutnya
analisis dilakukan menurut prosedur diatas dan pemeriksaan dilanjutkan untuk mengetahui apakah
kebutuhan tie beam yang mengikat pile-cap-3 ke pile-cap-10 masih dibutuhkan.
16.97 kN/m
2. Gaya interkoneksi antara pile-cap-3 dan pile-cap-10 450 mm

Beban maksimum pada setiap pile cap untuk seismik arah barat/timur adalah: Grade beam B 18.85 kPa/m’
Pile cap 3 = 205.00 + 71.00 + 0 = 276.00 kN.

600 mm
Pile cap 10 = 258.00 + 71.00 + 0 = 329.00 kN.
Pile cap
B
Gaya ikat (tie force) horizontal minimum: 37.70 kPa/m’

SDS (0.10) = 0.10 (beban vertikal kolom terbesar) 900 mm


450 450
P = 0.10 (329) = 32.90 kN. mm mm Equivalent restraint system
1800 mm

3. Kebutuhan “tie” restraint antara pile-cap-3 dan pile-cap-10 Contoh-042


Koneksi antara pile-cap-3 dan pile-cap-10 biasanya dilakukan dengan memasang grade Rigid Equipment §13.3.1
beam (tie beam) antara kedua pile cap tersebut, atau bisa juga ditempuh dengan cara
Menentukan gaya seismik rencana struktur dengan adanya rigid equipment yang
memanfaatkan pengekangan tanah (soil confinement) sekeliling pile cap.
dipasang pada struktur gedung. Berikut suatu rigid equipment yang ditumpu nonductile
Daya dukung lateral yang diijinkan sebesar = 31.42 kPa/m’ kedalaman dibawah isolator yang diangkurkan pada struktur gedung seperti pada gambar berikut.
permukaan tanah. Dengan demikian tahanan pasif ditentukan sebagai berikut:
Wp
Nonductile attachment-
Catatan: 1 pascal (Pa) = 1 N/m2 Lantai
Shallow expansion anchors
Seismic Design Category SDC-D
1 2 3 4 5 Atap SDS = 1.10
Utara Ip = 1.0
3.60 M
4 @ 7.50 M Wp = 44.50 kN
A 2
A
1 2 3 4 5 3.60 M
2 @ 9.00 M

A
B 6 7 1 Tentukan:
Wp a. Kriteria perencanaan.
3.60 M
C b. Gaya seismik rencana pada dasar.
8 9 10 11 12
c. Gaya seismik rencana pada atap.
Denah Pondasi

Tekanan pasif =
0.60(31.42) +1.20(31.42) (0.60) =16.97kN/m' a, Kriteria perencanaan. §13.3.1
2 Komponen gaya seismik lateral rencana yang disalurkan pada struktur adalah:
0.40apSDSWP   z 
FP  1 2 ( persamaan 13.3-1)
 Rp / Ip    h  
Panjang pile cap yang dibutuhkan = (32.90) / (16.97) =1.94 m > 0.90 m (dimensi pilecap
yang ada).

59
01-Nov-12

0.40apSDSWP   z  Ketentuan untuk Importance factor Ip dapat dilihat pada §13.1.3.


FP  1 2 ( persamaan 13.3-1)
 Rp / Ip    h  
nilai ap dan Rp dapat dilihat pada Tabel 13.6-1. untuk expansion anhors yang dangkal
Rp = 1.50, lihat §13.4.2 W p
Nonductile attachment-
Shallow expansion anchors
ap = 1.0 dan Rp = 1.50 Lantai
Atap

3.60 M

3.60 M

1
Wp
b. Gaya seismik lateral pada dasar gedung. 3.60 M

zx = 0
0.40(1.0)(1.10)(44.50kN)   0 
FP  1  2  10.80    13.05kN
1.50 /1.0    
§13.3.1 juga mensyaratkan bahwa Fp tidak boleh lebih kecil dari 0.30 SDSIpWp.
Check: Fp ≥ 0.30 SDSIpWp = 0.30(1.10)(1.0)(44.50) = 14.685 kN.
Jadi yang menentukan adalah Fp = 14.685 kN.

c. Gaya seismik lateral pada atap gedung.


zx = 10.80 M.

0.40(1.0)(1.10)(44.50 kN)   10.80  


FP  1  2  10.80    39.16 kN
1.50 /1.0    
Wp
Nonductile attachment-

Lantai
Shallow expansion anchors §13.3.1 juga mensyaratkan bahwa Fp tidak
Atap perlu lebih besar dari 1.60 SDSIpWp.
3.60 M Check Fp ≤ 1.60 (1.1)(1.0)(44.50) = 78.32 kN
2
Yang dipakai adalah, Fp = 39.16 kN
3.60 M
Catatan:
1
Wp Definisi dari rigid equipment dapat dilihat pada §11.2.
3.60 M Rigid equipment termasuk attachment, anchorage,
bracing dan support mounting yang mempunyai
perioda ≤ 0.06 detik. Fundamental period dari
peralatan mekanikal dan elektrikal ditentukan
berdasarkan formula pada §13.6.2

dimana : Tp = fundamental period dari peralatan termasuk komponen


Wp
Tp  2 Kp = stiffness dari pegas sistem dudukannya.
Kpg
g = percepatan gravitasi.
Wp = operating weight dari termasuk komponennya.

60
01-Nov-12

Contoh-043
Contoh-044
Flexible Equipment §13.3.1
Equipment bergerak relative terhadap lantai-lantainya. §13.3.2
Menentukan gaya seismik rencana struktur dengan adanya flexible equipment yang
dipasang pada struktur gedung. Berikut suatu rigid equipment yang ditumpu ductile Diketahui suatu rangka panel dari suatu equipment yang dipasang pada kedua lantai
isolator yang diangkurkan pada struktur gedung seperti pada gambar atas dan bawahnya seperti pada gambar berikut.
Wp
Ductile attachment Lantai
Atap
Lantai
Atap Seismic Design Category SDC-D
SDS = 1.10 3.60 M Dp Seismic Design Category SDC-D
3.60 M 3
Ip = 1.0 Occupancy Category II
Lantai-X
2 Wp = 44.50 kN δXA δxAe = 27.43 mm
Panel
3.60 M δyAe = 18.29 mm
3.60 M
2 R =8
1 Tentukan: Lantai-Y Cd = 5.5
Wp δYA
a. Kriteria perencanaan. 3.60 M 1
ΔaA = 0.015 hx.
3.60 M
b. Gaya seismik rencana pada dasar. Panel frame:
c. Gaya seismik rencana pada atap EI = 270 kN-M2
3.60 M Deflected
shape
a, Kriteria perencanaan. §13.3.1
Komponen gaya seismik lateral rencana yang disalurkan pada struktur adalah:
Tentukan : a. Story drift
0.40apSDSWP   z 
FP  1 2 (persamaan 13.3-1)
 Rp / Ip    h   b. Momen dan gaya geser pada frame.
nilai ap dan Rp dapat dilihat pada Tabel 13.6-1. ap = 2.50 dan Rp = 2.50.

b. Gaya seismik lateral pada dasar gedung.


Lantai a.Story drft.
zx = 0
§13.3.1 juga mensyaratkan bahwa Fp tidak boleh lebih kecil dari 0.30 SDSIpWp. Pasal 13.3.2 mensyaratkan bahwa equipment
3.60 M Dp
Check: Fp ≥ 0.30 SDSIpWp = 0.30(1.10)(1.0)(44.50) = 14.685 kN. yang menyatu dengan struktur harus
Lantai-X
δXA direncanakan terhadap pengaruh relative seismic
Jadi yang menentukan adalah Fp = 19.85 kN. Panel
displacement Dp yang ditentukan sebagai berikut.
Wp 3.60 M
Ductile attachment
Lantai Lantai-Y
Atap δYA
δxA = δxAe Cd = (27.43)(5.5) = 150.865 mm
c. Gaya seismik lateral pada atap gedung.
3.60 M δyA = δyAe Cd = (18.29)(5.5) = 100.595 mm
3.60 M
Dp = δxA - δyA = 150.865 – 100.595 = 50.27 mm
2 zx = 10.80 M. 3.60 M Deflected
shape
3.60 M 0.40(2.5)(1.10)(44.50 kN)   10.80  
FP  1  2  10.80    58.74 kN
1  2.50 /1.0    
Wp
3.60 M §13.3.1 juga mensyaratkan bahwa Fp tidak Dp tidak perlu diambil lebih besar dari nilai berikut :
perlu lebih besar dari 1.60 SDSIpWp.
aA 0.015(10,800)
Dp  (x  y)  (10,800mm  7, 200mm)  54mm
Check Fp ≤ 1.60 (1.1)(1.0)(44.50) = 78.32 kN hsx (10,800)

Yang dipakai adalah, Fp = 58.74 kN Jadi yang menentukan:


Catatan: Dp = 50.27 mm ≤ 54 mm.
Definisi dari flexible equipment dapat dilihat pada §11.2. Flexible equipment termasuk attachment,
anchorage, bracing dan support mounting yang mempunyai perioda > 0.06 detik.

61
01-Nov-12

Lantai
Dp

3.60 M Dp
M V
Lantai-X
δXA
Panel H
3.60 M

Lantai-Y V M
δYA
3.60 M

6 EI Dp 2M
3.60 M Deflected M= ; V=
shape
H 2 H

b. Momen dan gaya geser.


6EIDp 6(270)(0.05027)
M   6.28kNm
Momen dan gaya geser dapat H2 3.62
ditentukan langsung dari persamaan 2M 2(6.28)
deformasi sebagai berikut. V   3.50 kN
H 3.60
Catatan: Detail pemasangan, termasuk pengangkuran konektor, harus memenuhi ketentuan
pada §13.4. misalnya penggunaan angkur baut yang pendek (dangkal), maka akan merubah
nilai Rp =1.50.
Jika pengangkuran dengan bahan nonductile, maka nilai Rp =1.0.
Khusus untuk architectural attachment dipakai Tabel 13.5-1.

62

You might also like