You are on page 1of 10

Jurnal Teguh

144 Ekonomi Syariah Indonesia, Juni 2016/1437 H


Suripto Volume VI, No. 2: 144-153

STRATEGI MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN MELALUI


BUDAYA ORGANISASI YANG ISLAMI
Teguh Suripto
Prodi Perbankan Syariah Alma Ata Yogyakarta
Email : teguh_suripto@yahoo.com

Abstract
If we notice a lot of companies have a uniqueness that differ from one company to another. Although
they produce the same goods or services but they have a difference that becomes the value or symbol of
the company, or the value of such symbols forming an organization’s culture. One of the values ​​that can to
divelope in the company in an effort to improve its performance is to develop value, the value of Islam as
a cultural organization, or in other words a company can establish an Islamic culture of the organization
to improve its performance. basic concepts that form the basis of Islamic economics may be invoked as a
work culture organizational that is Islamic. Islamic organizational culture, among others, is based on three
fundamental concepts, that is monotheism (belief in Allah), leadership (khalifah), and justice (a’dalah). This
study uses qualitative descriptive, by studying the literature of some relevant journals. The results showed
that the Islamic leadership has a significant influence on employee performance, and ultimately the company’s
performance will be better, the Islamic leadership has significant influence on employee motivation. With
increasing employee motivation, firm performance will improve for the better, and influence on the motivation
of Islamic leadership showed that a leader who carry out their duties based on Islamic law will be able to
provide and create motivation of employees. Basically, motivation Islamic is a feeling or desire someone
who reside and work in order to fulfill the material needs or living based on the Qur’an and Hadist.

Keyword: organizational culture, tauhid, khalifah, a’dalah, organizational performance

Abstrak
Jika kita perhatikan banyak perusahaan memiliki keunikan yang berbeda antara satu perusahaan
dengan yang lainnya. Meskipun mereka menghasilkan barang atau jasa yang sama akan tetapi mereka
memiliki sebuah perbedaan yang menjadi nilai atau simbol dari perusahaan, nilai atau simbol tersebut
membentuk sebuah budaya organisasi. Salah satu nilai-nilai yang dapat dikembang di perusahaan dalam
upaya meningkatkan kinerjanya adalah dengan mengembangkan nilai – nilai islam sebagai sebuah
budaya organisasi, atau dengan kata lain perusahaan dapat membentuk budaya organisasi yang islami
untuk meningkatkan kinerjanya. konsep dasar yang menjadi landasan ekonomi Islam dapat dijadikan
landasan budaya kerja sebagai budaya organisasional yang Islami. Budaya organisasional yang Islami
tersebut antara lain didasarkan pada tiga konsep fundamental, yaitu tauhid (keimanan kepada Allah),
khilafah (kepemimpinan), dan a’dalah (keadilan). Penelitian ini menggunakan metode diskripti kualitatif,
dengan melakukan studi literatur dari beberapa jurnal yang relevan. Hasil penelitian menunjukan bahwa
kepemimpinan islami memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan, yang pada
akhirnya kinerja perusahaan akan menjadi lebih baik, kepemimpinan Islami memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Dengan meningkatnya motivasi kerja karyawan maka kinerja
perusahaan akan meningkat menjadi lebih baik. danya pengaruh kepemimpinan Islami terhadap motivasi
menunjukkan bahwa seorang pemimpin yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan pada syariat
Islam akan dapat memberikan dan menciptakan suatu motivasi dari para karyawannya. Pada dasarnya,
motivasi kerja Islami merupakan perasaan atau keinginan seseorang yang berada dan bekerja dalam upaya
pemenuhan kebutuhan material atau nafkah yang didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits.

Kata kunci: budaya organisasi, tauhid, khalifah, a’dalah, kinerja organisasi.

PENDAHULUAN mereka menghasilkan barang atau jasa yang


sama akan tetapi mereka memiliki sebuah
Jika kita perhatikan banyak perusahaan
perbedaan yang menjadi nilai atau simbol
memiliki keunikan yang berbeda antara satu
dari perusahaan, nilai atau simbol tersebut
perusahaan dengan yang lainnya. Meskipun
Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan melalui Budaya Organisasi yang Islami 145

membentuk sebuah budaya organisasi. yang telah dilembagakan (Parson, 1951 dalam
Menurut Stoner (Waridin dan Masrukhin, Dede Mariana, 2008). Dengan perilaku yang
2006) budaya (culture) merupakan gabungan terbentuk melalui budaya organisasi yang
kompleks dari asumsi, tingkah laku , cerita, islami akan terwujud kinerja perusahaan yang
mitos, metafora dan berbagai ide lain yang lebih baik.
menjadi satu untuk menentukan apa arti Kinerja dapat diartikan sebagai hasil-
menjadi anggota masyarakat tertentu. Budaya hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang
organisasi atau corporate culture sering atau kelompok dalam suatu organisasi yang
diartikan sebagai nilai-nilai, simbol-simbol dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk
yang dimengerti dan dipatuhi bersama, mencapai tujuan organisasi dalam periode
yang dimiliki suatu organisasi sehingga waktu tertentu (Tika, 2006). Kinerja organisasi
anggota organisasi merasa satu keluarga dan atau kinerja perusahaan merupakan indikator
menciptakan suatu kondisi anggota organisasi tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan
tersebut merasa berbeda dengan organisasi mencerminkan keberhasilan manajer/
lain. Schein (2004) mendefinisikan budaya pengusaha. Kinerja merupakan hasil yang
sebagai pola asumsi dasar dipelajari bersama dicapai dari perilaku anggota organisasi
oleh kelompok seperti memecahkan masalah (Gibson, 1998 : 179). Jadi kinerja organisasi
atas integrasi internal dan adaptasi eksternal. merupakan hasil yang diinginkan organisasi
Robbins (1998; 248) mendefinisikan budaya dari perilaku orang-orang di dalamnya. Nilai
organisasi (organizational culture) sebagai – nilai islam yang dapat dikembangkan untuk
suatu sistem makna bersama yang dianut oleh meningkatkan kinerja perusahaan adalah sifat-
anggota-anggota yang membedakan organisasi sifat atau hal-hal yang ada di dalam Al-Quran
tersebut dengan organisasi yang lain. Lebih sebagai dasar penentu tingkah laku seseorang
lanjut, Robbins (1998; 248) menyatakan bahwa yang berguna bagi kemanusiaan untuk bekal
sebuah sistem pemaknaan bersama dibentuk hidup di dunia dan akhirat.(Syarah Padmawati,
oleh warganya yang sekaligus menjadi 2007). Pengertian budaya organisasi islam
pembeda dengan organisasi lain. Dengan menurut Sumarman (2003) adalah nilai,
memiliki nilai, simbol, atau sistem bersama pemikiran dan simbol berdasarkan islam yang
tersebut sebuah perusahaan atau organisasi mempengaruhi perilaku norma, sikap, iman
memiliki kinerja yang berbeda. dan kebiasaan seseorang di beberapa bidang
Salah satu nilai-nilai yang dapat kehidupan.
dikembang di perusahaan dalam upaya Dengan terbentuknya budaya organisasi
meningkatkan kinerjanya adalah dengan maka dapat memberikan pengaruh, baik
mengembangkan nilai – nilai islam sebagai berpengaruh kuat atau lemah terhadap kinerja
sebuah budaya organisasi, atau dengan kata sebuah perusahaan, hal ini disampaikan oleh
lain perusahaan dapat membentuk budaya robin (2006) budaya organisasi yang dianut
organisasi yang islami untuk meningkatkan dalam organisasi atau perusahaan dapat
kinerjanya. budaya organisasional yang Islami memberikan pengaruh yang kuat atau lemah,
adalah suatu sistem nilai dan kepercayaan organisasi yang memiliki budaya yang kuat
yang dianut bersama yang berinteraksi dengan berarti budaya organisasi akan mempunyai
individu-individu di dalam organisasi, struktur pengaruh yang besar pada perilaku anggota –
organisasi dan sistem pengawasan di dalam anggota organisasinya. Budaya organisasi yang
organisasi yang didasarkan pada nilai-nilai atau kuat akan memberikan dampak yang positif
prinsip-prinsip ajaran Islam (Lukman Hakim, maupun negatif terhadap kinerja perusahaan.
2011). Budaya organisasi yang Islami tersebut Organisasi atau perusahaan yang memiliki
memiliki peranan untuk membentuk sikap atau budaya yang kuat berarti budaya organisasi
perilaku setiap individu yang ada di dalamnya. akan memiliki budaya organisasi yang besar
Perilaku individu adalah kecenderungan terhadap perilaku anggota organisasinya.
seseorang untuk bertingkahlaku, baik Budaya yang kuat ini dapat memberikan
tingkahlaku yang bertentangan maupun yang pengaruh yang negatif maupun positif.
tidak bertentangan dengan pola-pola norma Pengaruh yang positif dari budaya yang kuat
146 Teguh Suripto

akan memperlihatkan kesepakatan yang tinggi akan terlepas dengan budaya organisasi dan
dikalangan anggota mengenai apa yang harus pada umumnya mereka akan dipengaruhi
dipertahankan, sehingga dapat membina oleh keaneka ragaman sumber-sumber daya
kesetiaan, dan komitmen terhadap organisasi. yang ada sebagai stimulus seseorang bertindak
Dengan demikian sebaiknya pucuk pimpinan (H.Teman Koesmono, 2005).
di perusahaan seharusnya memperhatikan Sedangkan menurut fungsinya, maka
dan mempertahankan budaya organisasi yang budaya organisasi memiliki beberapa fungsi
cocok dengan karyawan serta lingkungan diantaranya Robbins (2006) mengemukakan
perusahaan sehingga menjadi budaya yang bahwa budaya organisasional mempunyai
kuat bagi perusahaan untuk mendukung fungsi antara lain: 1) menyampaikan rasa
kemajuan dan mencapai tujuan perusahaan. identitas untuk anggota-anggota organisasi,
2) memudahkan komitmen untuk sesuatu
yang lebih besar daripada diri sendiri, 3)
PEMBAHASAN
meningkatkan stabilitas sosial, 4) menyediakan
Dalam beberapa literatur istilah corporate pokok pendapat yang diterima dan diakui
culture sering diganti dengan organizational untuk pengambilan keputusan. Dengan fungsi
culture, kedua istilah ini sebenarnya memiiki tersebut, maka budaya organisasi dapat menjadi
pengertian yang sama, namun dmikian seperangkat sistem nilai dan kepercayaan yang
dalam pembahasan ini akandigunakan dianut bersama yang berinteraksi dengan
istilah organitational culture atau budaya anggota organisasi, struktur organisasi dan
organisasi. Banyak istilah budaya organisasi system pengawasan yang ada di dalam
telah diartikan oleh para ilmuwan, diantaranya organisasi untuk menghasilkan norma-norma
Glaser et al. (1987); Budaya organisasi seringkali perilaku individu di dalam organisasi (Kast dan
digambarkan dalam arti yang dimiliki bersama. Rosenzweig, 1985 dalam Robbins, 2006). Dari
Pola-pola dari kepercayaan, simbol-simbol, pemahaman tersebut maka dapat diartikan
ritual-ritual dan mitosmitos yang berkembang bahwa budaya organisasi memiliki bentuk yang
dari waktu ke waktu dan berfungsi sebagai masih abstrak atau masih bersifat umum. Oleh
perekat yang menyatukan organisasi. Beraneka karena itu diperlukan hal yang lebih spesifik
ragamnya bentuk organisasi atau perusahaan, yang dapat digunakan untuk mempelajari
tentunya mempunyai budaya yangberbeda- budaya organisasi. Salah satu yang dapat
beda hal ini wajar karena lingkungan digunakan untuk mengukur budaya organisasi
organisasinya berbeda-beda pula misalnya secara spesifik adalah budaya organisasi
perusahaan jasa,manufaktur dan trading. Islami. Budaya organisasional yang Islami ini
Hofstede (1986:21); Budaya merupakan merupakan suatu sistem nilai dan kepercayaan
berbagai interaksi dari ciri-ciri kebiasaan yang yang dianut bersama yang berinteraksi dengan
mempengaruhi kelompok-kelompok orang individu-individu di dalam organisasi, struktur
dalam lingkungannya. Sedangkan Robbins organisasi dan sistem pengawasan di dalam
(1996:289); mengartikan budaya organisasi organisasi yang didasarkan pada nilai-nilai
merupakan suatu persepsi bersama yang atau prinsip-prinsip ajaran Islam (Lukman
dianut oleh anggota-anggota organisasi, dan Hakim, 2011). Menurut Abdul Manan (1993)
merupakan suatu system makna bersama. dalam Lukman Hakim (2011) berpendapat
Mengingat budaya organisasi merupakan bahwa konsep dasar yang menjadi landasan
suatu kespakatan bersama para anggota dalam ekonomi Islam dapat dijadikan landasan
suatu organisasi atau perusahaan sehingga budaya kerja sebagai budaya organisasional
mempermudah lahirnya kesepakatan yang yang Islami. Budaya organisasional yang
lebih luas untuk kepentingan perorangan. Islami tersebut antara lain didasarkan pada tiga
Keutamaan budaya organisasi merupakan konsep fundamental, yaitu tauhid (keimanan
pengendali dan arah dalam membentuk kepada Allah), khilafah (kepemimpinan), dan
sikap dan perilaku manusia yang melibatkan a’dalah (keadilan).
diri dalam suatu kegiatan organisasi. Secara Tauhid (keimanan kepada Allah SWT)
individu maupun kelompok seseorang tidak adalah konsep yang paling mendasar dalam
Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan melalui Budaya Organisasi yang Islami 147

budaya organisasi islam, karena konsep ini kapitalis, maka cara apapun sah-sah saja
merupakan dasar pelaksanaan segala aktivitas sekalipun dengan cara yang batil / tidak baik,
bagi setiap individu di dalam perusahaan atau yang penting keuntungannya maksimal. Jadi
organisasi. Segala sesuatu yang Allah ciptakan adil disini adalah berdasarkan aturan Allah
mempunyai satu tujuan. Tujuan inilah yang SWT dan Sunnah Nabi SAW (Lukman Hakim,
memberikan makna dari setiap eksistensi alam 2011).
semesta ini dimana manusia merupakan salah Sedangkan kinerja dapat diartikan
satu bagian di dalamnya. Kalau demikian Adanya keterkaitan hubungan antara budaya
halnya, manusia yang dibekali dengan korporat dengan kinerja organisasi yang dapat
akal pikiran yang dikombinasikan dengan dijelaskan dalam model diagnosis budaya
kesadaran ketuhanan yang inheren dituntut organisasi Tiernay bahwa semakin baik kualitas
untuk hidup berbudaya dalam kepatuhan faktor-faktor yang terdapat dalam budaya
dan ibadah kepada Allah SWT. Dengan organisasi makin baik kinerja organisasi
demikian, konsep tauhid bukanlah sekedar tersebut (Moelyono Djokosantoso, 2003 : 42).
pengakuan realitas semata, tetapi juga suatu Karyawan yang sudah memahami keseluruhan
respons aktif terhadapnya (Lukman Hakim, nilai-nilai organisasi akanmenjadikan nilai-
2011). Dengan dasar tauhid inilah budaya nilai tersebut sebagai suatu kepribadian
perusahaan yang Islami akan membentuk organisasi. Nilai dan keyakinan tersebut akan
perilaku karyawan yang positif, yang mampu diwujudkan menjadi perilaku keseharian
menggerakan aktifitas karyawan dalam mereka dalam bekerja, sehingga akan menjadi
menjalankan tugasnya sehingga pada akhirnya kinerja individual. Didukung dengan sumber
kinerja perusahaan akan menjadi lebih baik. daya manusia yang ada, sistem dan teknologi,
Dismping tauhid landasan yang kedua strategi perusahaan dan logistik, masingmasing
dalam budaya organisasi yang islami adalah kinerja individu yang baik akan menimbulkan
khalifah Khalifah disini bermakna pemimpin kinerja organisasi yang baik pula.(Soedjono,
atau pengelola. Seorang individu harus 2005). Menurut Susanto, et.al (2008 : 37),
meyakini bahwa apapun yang diciptakan oleh untuk dapat mencapai kinerja perusahaan
Allah dibumi ini adalah untuk kebaikan, dan yang baik perlu dipahami peranan atau
apapaun yang Allah berikan kepada manusia fungsi budaya organisasi bagi perusahaan,
adalah sebagai sarana untuk menyadarkan yaitu 1) sebagai pengikat (Organization
atas fungsinya sebagai pengelola bumi binder), 2) Integrator, 3) identitas organisasi,
(khalifah). Oleh karena Allah telah menciptakan 4) Energi untuk mencapai kinerja yang tinggi,
manusia sebagai khalifah Allah, maka manusia 5) Ciri Kualitas, 6) Motivator, 7) Pedoman
bertanggung jawab kepadaNya dalam bekerja gaya kepemimpinan, 8) Peningkatan nilai
sesuai petunjuk-Nya. Sehingga landasan kedua stakeholder. Dengan demikian untuk dapat
dalam budaya organisasional yang Islami meningkatkan kinerja perusahaan diperlukan
adalah konsep khalifah (kepemimpinan) budaya organisasi yang mampu menjadi
dalam rangka bertanggung jawab terhadap pengikat sekaligus sebagai identitas organisasi,
manajemen organisasi dan kelak akan sehingga karyawan dapat bekerja dengan
dipertanggung jawabkan di akherat nanti baik, dan pada akhirnya kinerja perusahaan
(Lukman Hakim, 2011). Landasan ketiga dalam akan meningkat menjadi lebih baik. Kinerja
budaya organisasional yang Islami adalah organisasi atau kinerja perusahaan merupakan
keadilan (a’dalah). Keadilan disini dipahami indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai
oleh seorang individu bahwa ketika dia bekerja dan mencerminkan keberhasilan manajer/
harus mentaati syari’ah Islam (hukum/aturan pengusaha. Kinerja merupakan hasil yang
Allah) dan mengikuti petunjuk yang diberikan dicapai dari perilaku anggota organisasi
Rasulullah SAW, bukan menurut hawa (Gibson, 1998 :179). Jadi kinerja organisasi
nafsunya atau dengan cara batil demi mengejar merupakan hasil yang diinginkan organisasi
keuntungan yang sebesar-besarnya. Karena dari perilaku orang-orang di dalamnya.
apabila dalam bekerja atau bermuamalah Dari konsep tersebut dapat diperoleh
menurut aturan konvensional atau aturan sebuah kerangka pemikiran sebagai berikut
148 Teguh Suripto Dari konsep tersebut dapat diperoleh sebuah kerangka pemikiran sebagai berikut

Budaya Organisasi yang Islami Kinerja Perusahaan

Tauhid H4
H1

Khalifah
H2
Kinerja
Khalifah
Perusahaan
H3

a’dalah (keadilan)

Gambar 1. Kerangka Berfikir


Dengan kerangka berpikir tersebut dapat dijelaskan bahwa budaya organisasi
yang Islami
Dengan kerangkayang dapat tersebut
berpikir dijabarkan kedalam Sedangkan
dapat tiga konsepdasar yaitu
indikator gayatauhid, khalifah, dan
kepemimpinan islam
dijelaskan bahwa dapat
keadilan budaya organisasi yang
mempengaruhi kinerja menurut
Islamiperusahaan Nawawi
menjadi lebihdalam
baik. Hakim
Tauhid(2011) yaitu: 1)
merupakan
yang dapat dijabarkan kedalam tiga konsepdasar Shiddiq/Kejujuran, 2) Amanah/Kepercayaan, 3)
konsep yang paling mendasar dalam budaya organisasi Islam, karena konsep ini merupakan
yaitu tauhid, khalifah, dan keadilan dapat Fathanah/Pintar, 4) Tabligh
dasar pelaksanaan
mempengaruhi segala aktivitas
kinerja perusahaan bagi setiap individu
menjadi di dalam perusahaan
Sementara landasan atau organisasi.
ketiga sebagai
lebih baik. Tauhid merupakan konsep yang budaya organisasi Islami adalah a’dalah
(Yusuf Al-Qardawi, 1993). Tauhid adalah merupakan suatu pegangan, pengilmuan dan
paling mendasar dalam budaya organisasi (keadilan) Keadilan disini dipahami oleh
sesuatu yang bersabit dengan
Islam, karena konsep ini merupakan dasar penghayatan tentang
seorang pengesaan
individudan Keesaaan
bahwa Allah
ketika dia Taala.
bekerja
pelaksanaan segala aktivitas bagi setiap individu harus mentaati syari’ah Islam
Dengan meningkatnya nilai tauhid bagi setiap individu dalam organisasi atau perusahaan, (hukum/
di dalam perusahaan atau organisasi. (Yusuf Al- aturan Allah) dan mengikuti petunjuk yang
Qardawi,maka diharapkan
1993). kinerja
Tauhid adalah perushaan suatu
merupakan dapat menjadi lebih baik.
diberikan DemikianSAW,
Rasulullah juga dengan
bukanlandasa n
menurut
pegangan, pengilmuan
yang lain yaitudankhalifah.
sesuatu yang bersabit
Khalifah hawa nafsunya
disini bermakna pemimpinatauatau
dengan cara batil
pengelola. demi
Sebuah
dengan penghayatan tentang pengesaan dan mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya.
Keesaaan perusahaan
Allah Taala.memerlukan seorang pemimpin untuk
Dengan meningkatnya Denganmengelola
landasan usahanya agar individu
ini setiap tercapai tujan
dalam
nilai tauhid
yangbagi setiap individu
diharapkan, dalam
Menurut Alaorganisasi perusahaan
(2008) kepemimpinan selalu
islami akan
adalah bekerja
seorang dengan
pemimpin
atau perusahaan, maka diharapkan kinerja dasar ketentuan yang terdapat di dalam al
yang ideal dimana modal utamanya adalah ilmu yang bersumber dari Al-qur’an dan hadits
perushaan dapat menjadi lebih baik. Demikian qur’an dan hadist. Dengan berlandaskan nilai
serta literatur islam, iman, infak,
juga dengan landasan yang lain yaitu khalifah. puasa dan sebagainya.
a’dalah dalamSedangkan menurut
islam, setiap Moedjiono
individu memiliki
Khalifah disini bermakna pemimpin atau etos kerja yang baik, etos kerja inilah yang
(2002) Kepemimpinan dalam Islam adalah seorang pemimpin yang menjalankan fungsi–
pengelola. Sebuah perusahaan memerlukan akan membentuk budaya organisasi yang
seorang fungsi
pemimpinmanusia sebagai
untuk khalifah
mengelola di muka bumi
usahanya dandan
baik harus berdasarkan
pada akhirnyaAl-quran dan hadits.
akan menghasilkan
agar tercapai tujan yang
Sedangkan diharapkan,
indikator Menurut islam
gaya kepemimpinan kinerjamenurut
perusahaan
Nawawi yang lebihHakim
dalam baik. Beberapa
(2011)
Ala (2008) kepemimpinan islami adalah seorang indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk
pemimpin yaitu:
yang 1)ideal
Shiddiq
dimana / Kejujuran, 2) Amanah
modal utamanya / Kepercayaan,
etos kerja menurut 3) (Asifudin
Fathanah /(2004)
Pintar, dalam
4)
adalah ilmu yang bersumber dari Al-qur’an dan
Tabligh Dyah Ayu Kusumawati, 2015) adalah: 1) Kerja
hadits serta literatur islam, iman, infak, puasa merupakan penjabaran dari aqidah, 2) Kerja
dan sebagainya. Sedangkan menurut Moedjiono dilandasi ilmu, 3) Kerja meneladani sifat Ilahi
(2002) Kepemimpinan dalam Islam adalah dan mengikuti petunjukNya.
seorang pemimpin yang menjalankan fungsi– Dari beberapa hasil penelitian yang
fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi meneliti tentang budaya organisasi yang
dan harus berdasarkan Al-quran dan hadits. islami terhadap kinerja perusahaan, diperoleh
Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan melalui Budaya Organisasi yang Islami 149

hasil bahwa Budaya organisasi mempunyai dengan peningkatan kinerjanya (McCormick.,


dampak signifikan pada prestasi kerja ekonomi Donald W, 1994; Strawbridge, William J. et
perusahaan dalam jangka panjang. Hasil al: 1997; Mitroff, Ian I., Elizabeth A Denton:
penelitian Harvard Bussiness School (Kotter dan 1999; Lewis, Jefrey S., Gary D. Geroy: 2000).
Heskett, 1992) dalam Lukman Hakim (2016) (Chasbulah Wibisono, 2010). Muhammad Isa
menunjukkan bahwa budaya perusahaan Selamat (1996) dalam Baharon Muhamad,
mempunyai dampak yang kuat dan semakin et.al, 2008) telah mendefinisikan tauhid
besar pada prestasi kerja organisasi. Penelitian sebagai ilmu yang dapat menegakkan akidah
itu membuktikan bahwa budaya organisasi keagamaan seseorang yang berlandaskan
merupakan faktor yang lebih penting dalam kepada keyakinan. Keimanan seseorang
menentukan sukses atau kegagalan perusahaan tidak akan diterima di sisi Allah selagi tidak
dalam dekade mendatang. Selanjutnya hasil ditegakkan di atas mentauhidkan-Nya dari
penelitian dari Suci Endah Dwinastiti (2015), sudut ilmu dan iktikad, yaitu kepercayaan
diperoleh hasil terdapat pengaruh yang serta pegangan.
positif dan signifikan antara nilai – nilai Islam Dengan dasar beberapa hasil penelitian
sebagai budaya organisasi terhadap kinerja tersebut, dapat diketahui bahwa tauhid
karyawan. Sedangkan Soedjono (2005) dalam secara signifikan dapat memberikan pengaruh
penelitiannya memperoleh hasil penelitian, terhadap peningkatan kinerja perusahaan.
bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh Secara lebih rinci Wibisono dalam penelitiannya
yang positif dan signifikan terhadap kinerja menemukan hasil bahwa motivasi aqidah atau
perusahaan. tauhid yang terwujud dalam Iman kepada
Allah SWT, Iman kepada Kitab suci Al Qur’an,
Pengaruh Secara Parsial antara Tauhid, dan Iman kepada Rosul, memberikan pengaruh
terhadap Kinerja Perusahaan. yang signifikan terhadap kinerja yang religius.
(Chasbulah Wibisono,2008). Kinerja yang
Sedangkan secara parsial tauhid dapat
religius ini terjadi di dalam organisasi atau
memberikan pengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
perusahaan. Di negara-negara maju, seperti
Amerika Serikat, tumbuhnya kesadaran
Pengaruh Secara Parsial antara Khalifah,
spiritual di tempat kerja memang tak terlepas
terhadap Kinerja Perusahaan.
dari berbagai faktor, antara lain kehampaan
makna di tengah kelimpahan materi, Kepemimpinan dalam segala dimensi
ketidakpastian dan kegelisahan para pekerja mampu memberikan kontribusi serta mampu
akan masa depan mereka akibat restrukturisasi mengarahkan perusahaan atau organisasi
dan relokasi korporat yang sangat mendasar, dalam mencapai tujuannya. Kepemimpinan
terutama dalam menghadapi persaingan secara umum dapat diartikan “Kepemimpinan
global. Belum lagi krisis moral dunia korporat adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang
sebagaimana ditunjukkan para eksekutif lain agar mau bekerjasama yang didasarkan
mereka dalam memanipulasi keuangan atau pada kemampuan orang tersebut untuk
berbagai malpraktik lain dalam pengelolaan membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-
bisnis. Di negara-negara berkembang, seperti tujuan yang diinginkan kelompok”(Kartono,
Indonesia, selain krisis ekonomi yang mendera 2013), Gibson et.al (2006) mengatakan bahwa
perusahaan-perusahaan besar, tumbuhnya kepemimpinan (leadership) merupakan
kelas menengah Muslim sejak paruh kedua suatu usaha menggunakan pengaruh untuk
tahun delapan puluhan menjadi faktor penting memotivasi individu dalam mencapai
yang menumbuhkan kesadaran spiritual di beberapa tujuan. Dari beberapa pengertian
tempat kerja ini. Penelitian mutakhir juga kepemimpinan secara umum, dapat diketahui
memberikan penjelasan kondisi di atas. Ada bahwa kepemimpinan memiliki fungsi
kontribusi yang besar tentang pentingnya mengarahkan orang atau individu yang ada di
spiritualitas seseorang yang berpengaruh dalam perusahaan untuk mencapai tujuannya.
pada psikis seseorang dalam bekerja, di Dalam perspektif Islam, ada beberapa istilah
mana secara signifikan akan berpengaruh yang merujuk pada pengertian pemimpin.
150 Teguh Suripto

Pertama, kata umara yang sering disebut juga terhadap pekerjaan secara nyata memberikan
dengan ulil amri. Hal ini sesuai dengan firman dampak pada pencapaian kinerja karyawan
Allah SWT dalam Al-Quran surat an-Nisa: (Rivai dan Arvian, 2009).
59 yang artinya sebagai berikut: “Hai orang- Selanjutnya hasil penelitian yang
orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah dilakukan oleh (Rezy Aziz, Atina Shofawati,
Rasul(Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian 2014) menunjukan bahwa kepemimpinan
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka Islami memiliki pengaruh yang signifikan
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan terhadap motivasi kerja karyawan. Dengan
Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman meningkatnya motivasi kerja karyawan maka
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian kinerja perusahaan akan meningkat menjadi
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” lebih baik. danya pengaruh kepemimpinan
(QS. An-Nisa: 59). Sedangkan Menurut Fahmi, Islami terhadap motivasi menunjukkan bahwa
Dkk. (2014: 217) Kepemimpinan syariah/Islami seorang pemimpin yang dalam menjalankan
adalah kepemimpinan yang mengandung tugasnya berdasarkan pada syariat Islam
aspek-aspek yang terdapat pada pengertian akan dapat memberikan dan menciptakan
kepemimpinan pada umumnya, namun pada suatu motivasi dari para karyawannya. Pada
kepemimpinan syariah terdapat nilai-nilai dasarnya, motivasi kerja Islami merupakan
agama yang mendasarinya. Dari pengertian perasaan atau keinginan seseorang yang
tersebut dapat diketahui bahwa kepemimpinan berada dan bekerja dalam upaya pemenuhan
secara islami adalah kepemimpinan yang kebutuhan material atau nafkah yang
mengandung unsur kepemimpinan secara didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits
umum, akan tetapi nilai – nilai agama juga Pengaruh Secara Parsial antara A’dalah
menjadi unsur penting dalam menjalankan (Keadilan), terhadap Kinerja Perusahaan.
kepemimpinan. Keadilan (a’dalah). Keadilan disini
Dalam Islam setiap pemimpin harus dipahami oleh seorang individu bahwa ketika
meyakini bahwa apapun yang diciptakan oleh dia bekerja harus mentaati syari’ah Islam
Allah dibumi ini adalah untuk kebaikan, dan (hukum/aturan Allah) dan mengikuti petunjuk
apapaun yang Allah berikan kepada manusia yang diberikan Rasulullah SAW, bukan
adalah sebagai sarana untuk menyadarkan menurut hawa nafsunya atau dengan cara
atas fungsinya sebagai pengelola bumi batil demi mengejar keuntungan yang sebesar-
(khalifah). Oleh karena Allah telah menciptakan besarnya. Karena apabila dalam bekerja atau
manusia sebagai khalifah Allah, maka manusia bermuamalah menurut aturan konvensional
bertanggung jawab kepadaNya dalam bekerja atau aturan kapitalis, maka cara apapun sah-
sesuai petunjuk-Nya. Beberapa penelitian sah saja sekalipun dengan cara yang batil
menemukan hasil penelitian yang menunjukkan / tidak baik, yang penting keuntungannya
bahwa antara kepemimpinan islami dan maksimal. Jadi adil disini adalah berdasarkan
Kinerja karyawan memiliki hubungan aturan Allah SWT dan Sunnah Nabi SAW
yang signifikan, seprti yang dilakukan oleh (Lukman Hakim, 2011). Landasan ini menjadi
(Ratna, farid, 2012), diperoleh hasil bahwa pedoman bagi pimpinan untuk menjalankan
kepemimpinan islami memberikan pengaruh perusahaan sesuai dengan nilai – nilai islami.
yang signifikan terhadap kinerja karyawan, Salah satu sumbangan terbesar Islam
yang pada akhirnya kinerja perusahaan kepada umat manusia adalah prinsip keadilan
akan menjadi lebih baik. Aspek-aspek dalam sosial dan pelaksanaannya dalam setiap aspek
kepemimpinan Islami berupa; keterbukaan kehidupan manusia. Islam memberikan suatu
dalam menerima saran, pendapat, dan kritikan- aturan yang dapat dilaksanakan oleh semua
kritikan dari bawahan, kemampuan kerja sama orang yang beriman. Setiap anggota masyarakat
dalam usaha mencapai tujuan, kemampuan didorong untuk memperbaiki kehidupan
mengidentifikasi tujuan pribadi dengan tujuan material masyarakat tanpa membedakan
organisasi, ketergantungan pada kekuasaan bentuk, keturunan dan jenis orangnya. Setiap
formalnya, kemampuan berpatisipasi dalam orang dipandang sama untuk diberi kesempatan
kegiatan kelompok, dan tanggung jawab dalam mengembangkan seluruh potensi
Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan melalui Budaya Organisasi yang Islami 151

hidupnya.(Afzalur Rahman, 1995). Tidak Budaya organisasional yang Islami antara


dapat dipungkiri, al-Qur’an meningkatkan lain didasarkan pada tiga konsep fundamental,
sisi keadilan dalam kehidupan manusia, baik yaitu tauhid (keimanan kepada Allah), khilafah
secara kolektif maupun individual. Karenanya, (kepemimpinan), dan a’dalah (keadilan).
dengan mudah kita lalu dihinggapi semacam Tauhid merupakan konsep yang
rasa cepat puas diri sebagai pribadi-pribadi paling mendasar dalam budaya organisasi
muslim dengan temuan yang mudah diperoleh Islam, karena konsep ini merupakan dasar
secara gamblang itu. Sebagai hasil lanjutan dari pelaksanaan segala aktivitas bagi setiap
rasa puas diri itu, lalu muncul idealisme atas al- individu di dalam perusahaan atau organisasi.
Qur’an sebagai sumber pemikiran paling baik Hasil penelitian Harvard Bussiness
tentang keadilan. Kebetulan persepsi semacam School (Kotter dan Heskett, 1992) dalam
itu sejalan dengan doktrin keimanan Islam Lukman Hakim (2016) menunjukkan bahwa
sendiri tentang Allah sebagai Tuhan Yang Maha budaya perusahaan mempunyai dampak
Adil. Bukankah kalau Allah sebagai sumber yang kuat dan semakin besar pada prestasi
keadilan itu sendiri, lalu sudah sepantasnya kerja organisasi. Penelitian itu membuktikan
al-Qur’an yang menjadi firmanNya (Kalam bahwa budaya organisasi merupakan faktor
Allah) juga menjadi sumber pemikiran tentang yang lebih penting dalam menentukan sukses
keadilan? Al-Qur’an menggunakan pengertian atau kegagalan perusahaan dalam dekade
yang berbeda-beda bagi kata atau istilah yang mendatang. Selanjutnya hasil penelitian dari
bersangkut-paut dengan keadilan. Bahkan kata Suci Endah Dwinastiti (2015), diperoleh hasil
yang digunakan untuk menampilkan sisi atau terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
wawasan keadilan juga tidak selalu berasal antara nilai – nilai Islam sebagai budaya
dari akar kata ‘adl. Kata-kata sinonim seperti organisasi terhadap kinerja karyawan.
qisth, hukm dan sebagainya digunakan oleh Dalam Islam setiap pemimpin harus
al-Qur’an dalam pengertian keadilan. meyakini bahwa apapun yang diciptakan oleh
Sedangkan kata ‘a adl dalam berbagai Allah dibumi ini adalah untuk kebaikan, dan
bentuk konjugatifnya bisa saja kehilangan apapaun yang Allah berikan kepada manusia
kaitannya yang langsung dengan sisi keadilan adalah sebagai sarana untuk menyadarkan atas
itu (ta’dilu, dalam arti mempersekutukan fungsinya sebagai pengelola bumi (khalifah).
Tuhan dan ‘adl dalam arti tebusan).(Mahir Bahwa tauhid secara signifikan dapat
Amin, 2014) Istilah lain dari al-‘adl adalah al- memberikan pengaruh terhadap peningkatan
qist, al-misl (sama bagian atau semisal). Secara kinerja perusahaan.Secara lebih rinci Wibisono
terminologis, adil berarti mempersamakan dalam penelitiannya menemukan hasil bahwa
sesuatu dengan yang lain, baik dari segi nilai motivasi aqidah atau tauhid yang terwujud
maupun dari segi ukuran, sehingga sesuatu itu dalam Iman kepada Allah SWT, Iman kepada
menjadi tidak berat sebelah dan tidak berbeda Kitab suci Al Qur’an, dan Iman kepada
satu sama lain. Adil juga berarti berpihak Rosul, memberikan pengaruh yang signifikan
atau berpegang kepada kebenaran. Dengan terhadap kinerja yang religius.
demikian setiap ondovidu di perusahaan Beberapa penelitian menemukan hasil
apabila menggunakan prinsip keadilan dalam penelitian yang menunjukkan bahwa antara
bekerja, maka akan diperoleh pengaruh yang kepemimpinan islami dan Kinerja karyawan
signifikan terhadap kinerja perusahaan. memiliki hubungan yang signifikan, seprti yang
dilakukan oleh (Ratna, farid, 2012), diperoleh
hasil bahwa kepemimpinan islami memberikan
KESIMPULAN
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
Berdasarkan tinjauan diskriptif kualitatif karyawan, yang pada akhirnya kinerja
dari pengaruh budaya organisasi terhadap perusahaan akan menjadi lebih baik.
kinerja perusahaan, dapat diambil kesimpulan Sedangkan a’dalah secara parsial juga
sebagai berikut memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja perusahaan.
152 Teguh Suripto

DAFTAR PUSTAKA Suparman.(2007).Analisis Pengaruh Peran


Kepemimpinan, Motivasi dan Komitmen
Waridin dan Masrukhin. (2006), “Pengaruh
organisasi Terhadap kepuasan Kerja dalam
Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Budaya
Meningkatkan Kinerja Pegawai.Tesis Magister
Organisasi, dan Kepemimpinan Terhadap
Manajemen Universitas Diponegoro
Kinerja Pegawai”, Ekobis, Vol.7, No.2
semarang.
Jerald Greenberg, Robert A. Baron, Behavior In
Glaser, Susan R; Zamanou, Sonia and Hacker
Organisations, Perason Education,Ltd., New
Kenneth, 1987, Measuring and Interpreting
Jersey, USA, 2003
Organizational Culture. Management
Edgar H Schain. (2004), Organizational Culture
Communication Quartely Vol.1 No.2 pp
and Leadership, Third Edition, Jossey –Bass
173-178.
Publishers, San Francisco
Hofstede, Geert, 1986, Culture’s Consequences,
Pabundu Tika. (2006), Budaya Organisasi Dan
International Differences in Work – Related
Peningkatan Kinerja Perusahaan. PT Bumi
Values. Sage Publication, Beverly Hills/
Aksara. Jakarta.
London/New Delhi.
Robbins, Stephern P., 1998. Organization
H.Teman Koesmono (2005), Pengaruh Budaya
Behavior, Concepts, Controversies, Application.
Organisasi Terhadap Motivasi Dan
Seventh Edition, Englewood Cliffs dan PT.
Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan
Prenhallindo, Jakarta.
Pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu
Lukman Hakim, 2011. Membangun Budaya
Skala Menengah Di Jawa Timur, Jurnal
Organisasi Unggul sebagai Upaya
Manajemen & Kewirausahaan Vol. 7, No.
Meningkatkan Kinerja Karyawan di Era
2, September 2005 : 171 – 188.
Kompetitif. BENEFIT Jurnal Manajemen dan
Yusuf Al-Qardawi (1993). “Pengertian Tauhid.”
Bisnis, VOL. 15, No. 2, hlm. 148-158.
Kuala Lumpur, Pustaka Salam Sdn.Bhd.
Dede Mariana, 2008. Pengaruh Budaya Organisasi
Moeljono Djokosantoso, 2003. Budaya Korporat
terhadap Perilaku Pejabat Publik: Studi pada
dan Keunggulan Korporasi, Elex Media
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Jurnal
Komputindo, Jakarta
Sosiohumaniora, Vol. 10, No. 3, hlm. 201-219.
Susanto, A.B., Fx. Sujanto, Wijanarko,
Siti Hidayah, Sutopo, Peran Budaya
Himawan, Patricia, Mertono, Suwahyuhadi,
Organisasional Islami Dalam Membentuk
W ismangil, 2008, A Strategic management
Perilaku Prestatif Di Dalam OrganisasI,
approach Corporate Culture and
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi,
Organization Culture, The Jakarta
No. 36 / Th. XXI / April 2014
Consulting Group.
Soedjono, Pengaruh Budaya Organisasi
Diah Ayu Kusumawati, Peningkatan Perilaku
Terhadap Kinerja Organisasi dan
Kerja Islami Dengan Budaya Organisasi
Kepuasan Kerja Karyawan pada Terminal
Islami Sebagai Variabel Moderasi, Unissula,
Penumpang Umum di Surabaya Jurusan
ISSN 2302-9791 vol. 2 no. 1 may 2015
Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi
Hakim, Abdul.(2012). The Implementation of
– Universitas Kristen Petra http://puslit.
Islamic Leadership and Islamic Organizational
petra.ac.id/~puslit/journals/,Jurnal
Culture and Its Influence on Islamic Working
Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, NO.
Motivation and Islamic Performance PT
1, Maret 2005: 22- 47
Bank Mu’amalat Indonesia Tbk.Employee in
Abdul Hakim, Anwar Hadipapo, Peran
the Central Java.Asia Pasific Management
Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi
Review 17(1) 77-90
Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia
Gibson et all, 1994. Organisasi, Jilid 1 dan 2, alih
Di Wawotobi, Ekobis Vol. 16 No. 1 januari
bahasa Agus Dharma, Erlangga, Jakarta.
2015 1-11
Gibson, James L et al 2006. Organizations
Syarah Padmawati, Kajian Fisiologis dan Nilai
(Behavior, Structure, Processes),Twelfth
–nilai Islam dalam Hikayat Raja Rahib,
Edition, McGrow Hill.
(Skripsi S1 Bahasa dan Seni, Universitas
Ratna Wijayanti, Farid Wajdi, Pengaruh
Negeri Semarang,2007).
Kepemimpinan Islami, Motivasi, dan
Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan melalui Budaya Organisasi yang Islami 153

Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Afzalur Rahman (1995), Doktrin Ekonomi


Karyawan Dengan lama Kerja Sebagai Islam, Jilid 1, PT. Dana Bakti Wakaf,
Variabel Moderating DAYA SAING Jurnal Yogyakarta
Ekonomi Manajemen Sumber Daya Vol. 13, Abdual Aziz Dahlan, et. all, (editor),1997,
No. 2, Desember 2012 Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 2, (Jakarta:
Rezy Aziz, Atina Shofawati, Pengaruh PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), 25.
Kepemimp in an islami dan Bu day a Mahir Amin, (2014), Konsep Keadilan Dalam
organisasi islami Terhadap Motivasi kerja Prespektif Hukum Islam, Al Daulah Jurnal
Islami pada UMKM Kulit di Magetan, Hukum Dan Perundangan Islam, Volume
JESTT Vol. 1 no. 6 Juni 2014. 4, no. 2.

You might also like