Professional Documents
Culture Documents
432 1184 1 PB
432 1184 1 PB
Abstract
If we notice a lot of companies have a uniqueness that differ from one company to another. Although
they produce the same goods or services but they have a difference that becomes the value or symbol of
the company, or the value of such symbols forming an organization’s culture. One of the values that can to
divelope in the company in an effort to improve its performance is to develop value, the value of Islam as
a cultural organization, or in other words a company can establish an Islamic culture of the organization
to improve its performance. basic concepts that form the basis of Islamic economics may be invoked as a
work culture organizational that is Islamic. Islamic organizational culture, among others, is based on three
fundamental concepts, that is monotheism (belief in Allah), leadership (khalifah), and justice (a’dalah). This
study uses qualitative descriptive, by studying the literature of some relevant journals. The results showed
that the Islamic leadership has a significant influence on employee performance, and ultimately the company’s
performance will be better, the Islamic leadership has significant influence on employee motivation. With
increasing employee motivation, firm performance will improve for the better, and influence on the motivation
of Islamic leadership showed that a leader who carry out their duties based on Islamic law will be able to
provide and create motivation of employees. Basically, motivation Islamic is a feeling or desire someone
who reside and work in order to fulfill the material needs or living based on the Qur’an and Hadist.
Abstrak
Jika kita perhatikan banyak perusahaan memiliki keunikan yang berbeda antara satu perusahaan
dengan yang lainnya. Meskipun mereka menghasilkan barang atau jasa yang sama akan tetapi mereka
memiliki sebuah perbedaan yang menjadi nilai atau simbol dari perusahaan, nilai atau simbol tersebut
membentuk sebuah budaya organisasi. Salah satu nilai-nilai yang dapat dikembang di perusahaan dalam
upaya meningkatkan kinerjanya adalah dengan mengembangkan nilai – nilai islam sebagai sebuah
budaya organisasi, atau dengan kata lain perusahaan dapat membentuk budaya organisasi yang islami
untuk meningkatkan kinerjanya. konsep dasar yang menjadi landasan ekonomi Islam dapat dijadikan
landasan budaya kerja sebagai budaya organisasional yang Islami. Budaya organisasional yang Islami
tersebut antara lain didasarkan pada tiga konsep fundamental, yaitu tauhid (keimanan kepada Allah),
khilafah (kepemimpinan), dan a’dalah (keadilan). Penelitian ini menggunakan metode diskripti kualitatif,
dengan melakukan studi literatur dari beberapa jurnal yang relevan. Hasil penelitian menunjukan bahwa
kepemimpinan islami memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan, yang pada
akhirnya kinerja perusahaan akan menjadi lebih baik, kepemimpinan Islami memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Dengan meningkatnya motivasi kerja karyawan maka kinerja
perusahaan akan meningkat menjadi lebih baik. danya pengaruh kepemimpinan Islami terhadap motivasi
menunjukkan bahwa seorang pemimpin yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan pada syariat
Islam akan dapat memberikan dan menciptakan suatu motivasi dari para karyawannya. Pada dasarnya,
motivasi kerja Islami merupakan perasaan atau keinginan seseorang yang berada dan bekerja dalam upaya
pemenuhan kebutuhan material atau nafkah yang didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits.
membentuk sebuah budaya organisasi. yang telah dilembagakan (Parson, 1951 dalam
Menurut Stoner (Waridin dan Masrukhin, Dede Mariana, 2008). Dengan perilaku yang
2006) budaya (culture) merupakan gabungan terbentuk melalui budaya organisasi yang
kompleks dari asumsi, tingkah laku , cerita, islami akan terwujud kinerja perusahaan yang
mitos, metafora dan berbagai ide lain yang lebih baik.
menjadi satu untuk menentukan apa arti Kinerja dapat diartikan sebagai hasil-
menjadi anggota masyarakat tertentu. Budaya hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang
organisasi atau corporate culture sering atau kelompok dalam suatu organisasi yang
diartikan sebagai nilai-nilai, simbol-simbol dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk
yang dimengerti dan dipatuhi bersama, mencapai tujuan organisasi dalam periode
yang dimiliki suatu organisasi sehingga waktu tertentu (Tika, 2006). Kinerja organisasi
anggota organisasi merasa satu keluarga dan atau kinerja perusahaan merupakan indikator
menciptakan suatu kondisi anggota organisasi tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan
tersebut merasa berbeda dengan organisasi mencerminkan keberhasilan manajer/
lain. Schein (2004) mendefinisikan budaya pengusaha. Kinerja merupakan hasil yang
sebagai pola asumsi dasar dipelajari bersama dicapai dari perilaku anggota organisasi
oleh kelompok seperti memecahkan masalah (Gibson, 1998 : 179). Jadi kinerja organisasi
atas integrasi internal dan adaptasi eksternal. merupakan hasil yang diinginkan organisasi
Robbins (1998; 248) mendefinisikan budaya dari perilaku orang-orang di dalamnya. Nilai
organisasi (organizational culture) sebagai – nilai islam yang dapat dikembangkan untuk
suatu sistem makna bersama yang dianut oleh meningkatkan kinerja perusahaan adalah sifat-
anggota-anggota yang membedakan organisasi sifat atau hal-hal yang ada di dalam Al-Quran
tersebut dengan organisasi yang lain. Lebih sebagai dasar penentu tingkah laku seseorang
lanjut, Robbins (1998; 248) menyatakan bahwa yang berguna bagi kemanusiaan untuk bekal
sebuah sistem pemaknaan bersama dibentuk hidup di dunia dan akhirat.(Syarah Padmawati,
oleh warganya yang sekaligus menjadi 2007). Pengertian budaya organisasi islam
pembeda dengan organisasi lain. Dengan menurut Sumarman (2003) adalah nilai,
memiliki nilai, simbol, atau sistem bersama pemikiran dan simbol berdasarkan islam yang
tersebut sebuah perusahaan atau organisasi mempengaruhi perilaku norma, sikap, iman
memiliki kinerja yang berbeda. dan kebiasaan seseorang di beberapa bidang
Salah satu nilai-nilai yang dapat kehidupan.
dikembang di perusahaan dalam upaya Dengan terbentuknya budaya organisasi
meningkatkan kinerjanya adalah dengan maka dapat memberikan pengaruh, baik
mengembangkan nilai – nilai islam sebagai berpengaruh kuat atau lemah terhadap kinerja
sebuah budaya organisasi, atau dengan kata sebuah perusahaan, hal ini disampaikan oleh
lain perusahaan dapat membentuk budaya robin (2006) budaya organisasi yang dianut
organisasi yang islami untuk meningkatkan dalam organisasi atau perusahaan dapat
kinerjanya. budaya organisasional yang Islami memberikan pengaruh yang kuat atau lemah,
adalah suatu sistem nilai dan kepercayaan organisasi yang memiliki budaya yang kuat
yang dianut bersama yang berinteraksi dengan berarti budaya organisasi akan mempunyai
individu-individu di dalam organisasi, struktur pengaruh yang besar pada perilaku anggota –
organisasi dan sistem pengawasan di dalam anggota organisasinya. Budaya organisasi yang
organisasi yang didasarkan pada nilai-nilai atau kuat akan memberikan dampak yang positif
prinsip-prinsip ajaran Islam (Lukman Hakim, maupun negatif terhadap kinerja perusahaan.
2011). Budaya organisasi yang Islami tersebut Organisasi atau perusahaan yang memiliki
memiliki peranan untuk membentuk sikap atau budaya yang kuat berarti budaya organisasi
perilaku setiap individu yang ada di dalamnya. akan memiliki budaya organisasi yang besar
Perilaku individu adalah kecenderungan terhadap perilaku anggota organisasinya.
seseorang untuk bertingkahlaku, baik Budaya yang kuat ini dapat memberikan
tingkahlaku yang bertentangan maupun yang pengaruh yang negatif maupun positif.
tidak bertentangan dengan pola-pola norma Pengaruh yang positif dari budaya yang kuat
146 Teguh Suripto
akan memperlihatkan kesepakatan yang tinggi akan terlepas dengan budaya organisasi dan
dikalangan anggota mengenai apa yang harus pada umumnya mereka akan dipengaruhi
dipertahankan, sehingga dapat membina oleh keaneka ragaman sumber-sumber daya
kesetiaan, dan komitmen terhadap organisasi. yang ada sebagai stimulus seseorang bertindak
Dengan demikian sebaiknya pucuk pimpinan (H.Teman Koesmono, 2005).
di perusahaan seharusnya memperhatikan Sedangkan menurut fungsinya, maka
dan mempertahankan budaya organisasi yang budaya organisasi memiliki beberapa fungsi
cocok dengan karyawan serta lingkungan diantaranya Robbins (2006) mengemukakan
perusahaan sehingga menjadi budaya yang bahwa budaya organisasional mempunyai
kuat bagi perusahaan untuk mendukung fungsi antara lain: 1) menyampaikan rasa
kemajuan dan mencapai tujuan perusahaan. identitas untuk anggota-anggota organisasi,
2) memudahkan komitmen untuk sesuatu
yang lebih besar daripada diri sendiri, 3)
PEMBAHASAN
meningkatkan stabilitas sosial, 4) menyediakan
Dalam beberapa literatur istilah corporate pokok pendapat yang diterima dan diakui
culture sering diganti dengan organizational untuk pengambilan keputusan. Dengan fungsi
culture, kedua istilah ini sebenarnya memiiki tersebut, maka budaya organisasi dapat menjadi
pengertian yang sama, namun dmikian seperangkat sistem nilai dan kepercayaan yang
dalam pembahasan ini akandigunakan dianut bersama yang berinteraksi dengan
istilah organitational culture atau budaya anggota organisasi, struktur organisasi dan
organisasi. Banyak istilah budaya organisasi system pengawasan yang ada di dalam
telah diartikan oleh para ilmuwan, diantaranya organisasi untuk menghasilkan norma-norma
Glaser et al. (1987); Budaya organisasi seringkali perilaku individu di dalam organisasi (Kast dan
digambarkan dalam arti yang dimiliki bersama. Rosenzweig, 1985 dalam Robbins, 2006). Dari
Pola-pola dari kepercayaan, simbol-simbol, pemahaman tersebut maka dapat diartikan
ritual-ritual dan mitosmitos yang berkembang bahwa budaya organisasi memiliki bentuk yang
dari waktu ke waktu dan berfungsi sebagai masih abstrak atau masih bersifat umum. Oleh
perekat yang menyatukan organisasi. Beraneka karena itu diperlukan hal yang lebih spesifik
ragamnya bentuk organisasi atau perusahaan, yang dapat digunakan untuk mempelajari
tentunya mempunyai budaya yangberbeda- budaya organisasi. Salah satu yang dapat
beda hal ini wajar karena lingkungan digunakan untuk mengukur budaya organisasi
organisasinya berbeda-beda pula misalnya secara spesifik adalah budaya organisasi
perusahaan jasa,manufaktur dan trading. Islami. Budaya organisasional yang Islami ini
Hofstede (1986:21); Budaya merupakan merupakan suatu sistem nilai dan kepercayaan
berbagai interaksi dari ciri-ciri kebiasaan yang yang dianut bersama yang berinteraksi dengan
mempengaruhi kelompok-kelompok orang individu-individu di dalam organisasi, struktur
dalam lingkungannya. Sedangkan Robbins organisasi dan sistem pengawasan di dalam
(1996:289); mengartikan budaya organisasi organisasi yang didasarkan pada nilai-nilai
merupakan suatu persepsi bersama yang atau prinsip-prinsip ajaran Islam (Lukman
dianut oleh anggota-anggota organisasi, dan Hakim, 2011). Menurut Abdul Manan (1993)
merupakan suatu system makna bersama. dalam Lukman Hakim (2011) berpendapat
Mengingat budaya organisasi merupakan bahwa konsep dasar yang menjadi landasan
suatu kespakatan bersama para anggota dalam ekonomi Islam dapat dijadikan landasan
suatu organisasi atau perusahaan sehingga budaya kerja sebagai budaya organisasional
mempermudah lahirnya kesepakatan yang yang Islami. Budaya organisasional yang
lebih luas untuk kepentingan perorangan. Islami tersebut antara lain didasarkan pada tiga
Keutamaan budaya organisasi merupakan konsep fundamental, yaitu tauhid (keimanan
pengendali dan arah dalam membentuk kepada Allah), khilafah (kepemimpinan), dan
sikap dan perilaku manusia yang melibatkan a’dalah (keadilan).
diri dalam suatu kegiatan organisasi. Secara Tauhid (keimanan kepada Allah SWT)
individu maupun kelompok seseorang tidak adalah konsep yang paling mendasar dalam
Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan melalui Budaya Organisasi yang Islami 147
budaya organisasi islam, karena konsep ini kapitalis, maka cara apapun sah-sah saja
merupakan dasar pelaksanaan segala aktivitas sekalipun dengan cara yang batil / tidak baik,
bagi setiap individu di dalam perusahaan atau yang penting keuntungannya maksimal. Jadi
organisasi. Segala sesuatu yang Allah ciptakan adil disini adalah berdasarkan aturan Allah
mempunyai satu tujuan. Tujuan inilah yang SWT dan Sunnah Nabi SAW (Lukman Hakim,
memberikan makna dari setiap eksistensi alam 2011).
semesta ini dimana manusia merupakan salah Sedangkan kinerja dapat diartikan
satu bagian di dalamnya. Kalau demikian Adanya keterkaitan hubungan antara budaya
halnya, manusia yang dibekali dengan korporat dengan kinerja organisasi yang dapat
akal pikiran yang dikombinasikan dengan dijelaskan dalam model diagnosis budaya
kesadaran ketuhanan yang inheren dituntut organisasi Tiernay bahwa semakin baik kualitas
untuk hidup berbudaya dalam kepatuhan faktor-faktor yang terdapat dalam budaya
dan ibadah kepada Allah SWT. Dengan organisasi makin baik kinerja organisasi
demikian, konsep tauhid bukanlah sekedar tersebut (Moelyono Djokosantoso, 2003 : 42).
pengakuan realitas semata, tetapi juga suatu Karyawan yang sudah memahami keseluruhan
respons aktif terhadapnya (Lukman Hakim, nilai-nilai organisasi akanmenjadikan nilai-
2011). Dengan dasar tauhid inilah budaya nilai tersebut sebagai suatu kepribadian
perusahaan yang Islami akan membentuk organisasi. Nilai dan keyakinan tersebut akan
perilaku karyawan yang positif, yang mampu diwujudkan menjadi perilaku keseharian
menggerakan aktifitas karyawan dalam mereka dalam bekerja, sehingga akan menjadi
menjalankan tugasnya sehingga pada akhirnya kinerja individual. Didukung dengan sumber
kinerja perusahaan akan menjadi lebih baik. daya manusia yang ada, sistem dan teknologi,
Dismping tauhid landasan yang kedua strategi perusahaan dan logistik, masingmasing
dalam budaya organisasi yang islami adalah kinerja individu yang baik akan menimbulkan
khalifah Khalifah disini bermakna pemimpin kinerja organisasi yang baik pula.(Soedjono,
atau pengelola. Seorang individu harus 2005). Menurut Susanto, et.al (2008 : 37),
meyakini bahwa apapun yang diciptakan oleh untuk dapat mencapai kinerja perusahaan
Allah dibumi ini adalah untuk kebaikan, dan yang baik perlu dipahami peranan atau
apapaun yang Allah berikan kepada manusia fungsi budaya organisasi bagi perusahaan,
adalah sebagai sarana untuk menyadarkan yaitu 1) sebagai pengikat (Organization
atas fungsinya sebagai pengelola bumi binder), 2) Integrator, 3) identitas organisasi,
(khalifah). Oleh karena Allah telah menciptakan 4) Energi untuk mencapai kinerja yang tinggi,
manusia sebagai khalifah Allah, maka manusia 5) Ciri Kualitas, 6) Motivator, 7) Pedoman
bertanggung jawab kepadaNya dalam bekerja gaya kepemimpinan, 8) Peningkatan nilai
sesuai petunjuk-Nya. Sehingga landasan kedua stakeholder. Dengan demikian untuk dapat
dalam budaya organisasional yang Islami meningkatkan kinerja perusahaan diperlukan
adalah konsep khalifah (kepemimpinan) budaya organisasi yang mampu menjadi
dalam rangka bertanggung jawab terhadap pengikat sekaligus sebagai identitas organisasi,
manajemen organisasi dan kelak akan sehingga karyawan dapat bekerja dengan
dipertanggung jawabkan di akherat nanti baik, dan pada akhirnya kinerja perusahaan
(Lukman Hakim, 2011). Landasan ketiga dalam akan meningkat menjadi lebih baik. Kinerja
budaya organisasional yang Islami adalah organisasi atau kinerja perusahaan merupakan
keadilan (a’dalah). Keadilan disini dipahami indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai
oleh seorang individu bahwa ketika dia bekerja dan mencerminkan keberhasilan manajer/
harus mentaati syari’ah Islam (hukum/aturan pengusaha. Kinerja merupakan hasil yang
Allah) dan mengikuti petunjuk yang diberikan dicapai dari perilaku anggota organisasi
Rasulullah SAW, bukan menurut hawa (Gibson, 1998 :179). Jadi kinerja organisasi
nafsunya atau dengan cara batil demi mengejar merupakan hasil yang diinginkan organisasi
keuntungan yang sebesar-besarnya. Karena dari perilaku orang-orang di dalamnya.
apabila dalam bekerja atau bermuamalah Dari konsep tersebut dapat diperoleh
menurut aturan konvensional atau aturan sebuah kerangka pemikiran sebagai berikut
148 Teguh Suripto Dari konsep tersebut dapat diperoleh sebuah kerangka pemikiran sebagai berikut
Tauhid H4
H1
Khalifah
H2
Kinerja
Khalifah
Perusahaan
H3
a’dalah (keadilan)
Pertama, kata umara yang sering disebut juga terhadap pekerjaan secara nyata memberikan
dengan ulil amri. Hal ini sesuai dengan firman dampak pada pencapaian kinerja karyawan
Allah SWT dalam Al-Quran surat an-Nisa: (Rivai dan Arvian, 2009).
59 yang artinya sebagai berikut: “Hai orang- Selanjutnya hasil penelitian yang
orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah dilakukan oleh (Rezy Aziz, Atina Shofawati,
Rasul(Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian 2014) menunjukan bahwa kepemimpinan
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka Islami memiliki pengaruh yang signifikan
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan terhadap motivasi kerja karyawan. Dengan
Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman meningkatnya motivasi kerja karyawan maka
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian kinerja perusahaan akan meningkat menjadi
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” lebih baik. danya pengaruh kepemimpinan
(QS. An-Nisa: 59). Sedangkan Menurut Fahmi, Islami terhadap motivasi menunjukkan bahwa
Dkk. (2014: 217) Kepemimpinan syariah/Islami seorang pemimpin yang dalam menjalankan
adalah kepemimpinan yang mengandung tugasnya berdasarkan pada syariat Islam
aspek-aspek yang terdapat pada pengertian akan dapat memberikan dan menciptakan
kepemimpinan pada umumnya, namun pada suatu motivasi dari para karyawannya. Pada
kepemimpinan syariah terdapat nilai-nilai dasarnya, motivasi kerja Islami merupakan
agama yang mendasarinya. Dari pengertian perasaan atau keinginan seseorang yang
tersebut dapat diketahui bahwa kepemimpinan berada dan bekerja dalam upaya pemenuhan
secara islami adalah kepemimpinan yang kebutuhan material atau nafkah yang
mengandung unsur kepemimpinan secara didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits
umum, akan tetapi nilai – nilai agama juga Pengaruh Secara Parsial antara A’dalah
menjadi unsur penting dalam menjalankan (Keadilan), terhadap Kinerja Perusahaan.
kepemimpinan. Keadilan (a’dalah). Keadilan disini
Dalam Islam setiap pemimpin harus dipahami oleh seorang individu bahwa ketika
meyakini bahwa apapun yang diciptakan oleh dia bekerja harus mentaati syari’ah Islam
Allah dibumi ini adalah untuk kebaikan, dan (hukum/aturan Allah) dan mengikuti petunjuk
apapaun yang Allah berikan kepada manusia yang diberikan Rasulullah SAW, bukan
adalah sebagai sarana untuk menyadarkan menurut hawa nafsunya atau dengan cara
atas fungsinya sebagai pengelola bumi batil demi mengejar keuntungan yang sebesar-
(khalifah). Oleh karena Allah telah menciptakan besarnya. Karena apabila dalam bekerja atau
manusia sebagai khalifah Allah, maka manusia bermuamalah menurut aturan konvensional
bertanggung jawab kepadaNya dalam bekerja atau aturan kapitalis, maka cara apapun sah-
sesuai petunjuk-Nya. Beberapa penelitian sah saja sekalipun dengan cara yang batil
menemukan hasil penelitian yang menunjukkan / tidak baik, yang penting keuntungannya
bahwa antara kepemimpinan islami dan maksimal. Jadi adil disini adalah berdasarkan
Kinerja karyawan memiliki hubungan aturan Allah SWT dan Sunnah Nabi SAW
yang signifikan, seprti yang dilakukan oleh (Lukman Hakim, 2011). Landasan ini menjadi
(Ratna, farid, 2012), diperoleh hasil bahwa pedoman bagi pimpinan untuk menjalankan
kepemimpinan islami memberikan pengaruh perusahaan sesuai dengan nilai – nilai islami.
yang signifikan terhadap kinerja karyawan, Salah satu sumbangan terbesar Islam
yang pada akhirnya kinerja perusahaan kepada umat manusia adalah prinsip keadilan
akan menjadi lebih baik. Aspek-aspek dalam sosial dan pelaksanaannya dalam setiap aspek
kepemimpinan Islami berupa; keterbukaan kehidupan manusia. Islam memberikan suatu
dalam menerima saran, pendapat, dan kritikan- aturan yang dapat dilaksanakan oleh semua
kritikan dari bawahan, kemampuan kerja sama orang yang beriman. Setiap anggota masyarakat
dalam usaha mencapai tujuan, kemampuan didorong untuk memperbaiki kehidupan
mengidentifikasi tujuan pribadi dengan tujuan material masyarakat tanpa membedakan
organisasi, ketergantungan pada kekuasaan bentuk, keturunan dan jenis orangnya. Setiap
formalnya, kemampuan berpatisipasi dalam orang dipandang sama untuk diberi kesempatan
kegiatan kelompok, dan tanggung jawab dalam mengembangkan seluruh potensi
Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan melalui Budaya Organisasi yang Islami 151