TALQIN DAN PERAWATAN JENAZAH
BLOK 2.1
(ISLAMIC ETHICS IN MEDICINE)
M Zainul Fadli
NIDN : 0714106101
Pengertian Talgin
Menurut arti bahasa, talgin artinya : mengajar,
menuntun, memahamkan secara lisan.
Sedangkan menurut istilah, talqin adalah
mengajar dan mengingatkan kembali kepada
orang yang sedang naza’ atau kepada mayit
yang baru saja di kubur dengan kalimah-kalimah
tertentu.Hukum Talgin
Orang dewasa atau anak yang sudah mumayyiz
yang sedang naza’ (mendekati kematian) itu
sunnat ditalgin dengan kalimat tauhid, yakni
kalimat Jaa ilaaha illallaah.
Tetapi bila kesulitan, cukup dengan kalimat
ALLAAH
Dan sunat pula mentalgin mayit yang baru
dikubur, walaupun orang itu mati syahid,
Di Indonesia ada sebagian umat Islam yang tidak
setuju mayit ditalqin. Alasannya, mayit yang
sudah ada di kuburan itu tidak mampu lagi
mendengarkan ucapan orang yang ada di alam
dunia.
Pendapat ini didasari dalil dari Al-Qur'an :
“Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan
orang-orang yang mati mendengar’ (An-NamI:
80)
“Dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan
orang yang di dalam kubur dapat mendengar’
(QS. Fathir : 22)
>Kepada pendapat ini perlu diberi pengertian
mengenai hal yang berkenaan dengan masalah
Talgin.
1, Di dalam Islam, ada hal yang berdasarkan
tauqifi (petunjuk dari Nabi).
Artinya walaupun secara rasional hal itu tidak
mungkin, namun kalau Nabi SAW. memberi
petunjuk, maka kita wajib menerimanya.
Artinya : “Semua hal/ajaran yang dibawa
Rasulullah SAW. harus dibenarkan dan diterima”
2. Kedua ayat yang dikemukakan itu tidak
menerangkan tentang larangan talgin pada
mayit, akan tetapi berisi keterangan bahwa orang
kafir itu telinga hatinya sudah mati,
berpaling/tidak menerima apa-apa yang
didakwahkan oleh Nabi kepada mereka. Uraian
ini sesuai dengan keterangan yang ada dalam
kitab Tafsir MunirDalil-Dalil Tentang Talqin
a. Dalil tentang disunatkannya mentalgin kepada
seseorang yang sedang naza’ adalah hadits Nabi
SAW:
talginlah orang Islam di antara kamu yang akan
meninggal dunia dengan kalimah Laa Haaha
Mallaah”
dan hadits shahih “Barang siapa yang paling
akhir pembicaraannya itu Laa Ilaaha Illallaah,
maka dia masuk surga
b.Sedangkan dalil disunnatkannya talqin pada
mayit yang baru dikubur adalah: Firman Allah,
(seperti keterangan dalam kitab /’anatut Thalibin
juz II hal. 140)
Disunatkan mentalgin mayit yang sudah dewasa
walaupun mati syahid setelah sempurna
penguburannya. Hal yang demikian ini karena
firman Allah : “dan tetaplah memberi peringatan,
karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat
bagi orang-orang yang beriman” (QS. Ad-
Dzariyat : 55)Hadits Nabi sebagaimana yang diterangkan
dalam kitab ’anatut Thalibin :
“Disunatkan mentalqin mayit setelah sempurna
penguburannya, karena ada hadits : “Ketika mayit
telah ditempatkan di kuburnya dan teman-temannya
sudah pergi meninggalkannya sehingga dia
mendengar suara sepatu mereka, maka datanglah
dua malaikat kepadanya’”.
Berdasarkan uraian tsb, talgin untuk orang yang sudah
mati, dalam hal ini ada tiga pendapat.
Pertama: Sunnah menurut sebagian ulama’ hambali
dan madzhab syafii
Kedua: Makruh, bid’ah karena tidak ada sahabat yang
melakukannya, ini pendapat madzhab Maliki
Ketiga: Boleh. Pendapat ini didukung oleh Syaikhul
islam Ibnu Taimiyyah,Perlakuan Saat Sakaratil Maut
Ada 3 hal yang dianjurkan untuk dilakukan kepada
orang yang sedang menghadapi kematian (sakaratil
maut) :
Mentalqin (membisikkan kalimat tauhid)
Menghadapkan ke arah kiblat
Membacakan surat Yaasiin
PERAWATAN JENAZAH SECARA ISLAM
Hukum merawat Jenazah dalah Wajib Kifayah artinya
cukup dikerjakan oleh sebagian masyarakat , bila
seluruh masyarakat tidak ada yang merawat maka
seluruh masyarakat akan dituntut dihadapan Allah Swt.
Siapa Orang yang Merawat
*) Keluarga terdekat (Ayah, Ibunya, Suami/lstrinya,
Anak, saudara kandung, dst) namun sebaiknya yang
sejenis kelamin, kecuali Suami / istrinya atau ayah dan
ibunya atau anaknya.
*) Bila Urutan tersebut di atas tidak ada baru beralih
kepada yang lain yang sejenis kelaminPerlakuan setelah Meninggal
Apabila telah dipastikan kematiannya, maka
beberapa hal berikut harus dilakukan :
Mengucapkan kalimat istirja’
Memejamkan kedua matanya
Menutupi seluruh tubuh mayyit dengan kain.
Mendo'akan dan memohonkan ampunan
Mengucapkan hal-hal yang baik saja.
Mengumumkan kematiannya.
Perawatan yang wajib dilakukan pada jenazah
muslim/muslimah :
> Memandikan
> Mengkafani
> Menshalati
> Menguburkan
Kecuali jenazah syuhada’
> langsung dimakamkan dengan pakaian yang
dikenakan (tanpa dimandikan, dikafani &
dishalati)PERAWATAN JENAZAH SECARA ISLAM
Oleh: Muhammad Zainul Fadli
‘Hukum Merawat Jenazah
Hukum merawat Jenazah dalah Wajib Kifayah artinya cukup
dikerjakan oleh sebagian masyarakat , bila seluruh masyarakat tidak ada
yang merawat maka seluruh masyarakat akan dituntut dihadapan Allah
Swt. sedang bagi orang yang mengerjakannya, mendapat pahala yang
banyak di sisi Allah Swt.
Siapa Orang yang Merawat
*) Keluarga terdekat (Ayah, Ibunya, Suami/Istrinya, Anak putra/Putrinya,
Kakak/Adiknya dst) namun sebaiknya yang sejenis pria oleh pria, wanita
oleh wanita kecuali Suami / istrinya atau ayah dan ibunya.
“/ Bila Urutan tersebut di atas tidak ada baru beralih kepada yang lain .
Waktu Penyelenggaraan
Sesegera mungkin, tidak ada keharusan menunggu berkumpulnya
seluruh kerabat. Sabda Rasullulah :
> Ada 3(tiga) hal Hai Ali.. Jangan ditunda, dilarang ditangguhkannya yaitu
sholat bila telah datang waktunya, Jenazah bila telah nyata kematiannya,
dan wanita yang tidak ada suami bila telah menemukan jodohnya.(Al
Hadist).
> Percepatkanlah penyelenggaraan jenazah, bila ia seorang yang baik,
perdekatkanlah kebaikannya, dan bila tidak: demikian, maka kamu akan
lepas kejelekannya tersebut dari bebanmu.
Perlakuan Saat Sakaratil Maut.
‘Ada 3 hal yang dianjurkan untuk dilakukan terhadap orang yang
sedang menghadapi kematian (sakaratil maut) :
1. Mentalgin (membisikkan kalimat tauhid)
2. Menghadapkan ke arah kiblat
3, Membacakan surat Yaasiin
Ajaran Islam memandang manusia sebagai makhluk yang terhormat
dan dimuliakan, sampai ketika meninggalpun tetap harus diperlakukan
secara baik dan penuh kehormatan. Tuntunan Islam dalam
memperlakukan orang meninggal bahkan sudah dimulai sejak menjelang
datangnya ajal (sakaratil maut), yaitu dengan mentalqin (menuntun) dengan
cara membisikkan kalimat tauhid “Laa Iaaha Mallaah”. Anjuran mentalgin
kepada orang yang akan meninggal ini diharapkan agar kalimat terakhir
yang diucapkan oleh mayyit tersebut adalah kalimat Tauhid. Hal ini sesuai
dengan anjuran Rasulullah saw. :
ava tag
Tuntunlah orang yang akan meninggal di antara kamu supaya mengucapkan
“Laa Maaha illallaah” (HR Muslim)BipbYyv se sey
Barang siapa yang akhir ucapannya ialah kalimat “Laa Naaha illallaah”,
niscaya ia masuk surga. (HR Ahmad dan Abu Daud).
Selain | mentalgin dengan kalimat tauhid, juga dianjurkan
menghadapkan wajah orang yang akan meninggal itu ke arah kiblat dengan
posisi miring ke sisi kanan. Tetapi bila tidak bisa, hendaklah diposisikan
dalam keadaan terlentang dengan mengarahkan kedua kakinya ke arah
kiblat.
Bila ada orang yang kesulitan dalam menghadapi sakaratil maut,
dianjurkan untuk membacakan surat Yaasiin, dengan harapan agar ALLAH
memudahkan dan meringankan proses kematiannya. Hal ini sesuai dengan
sabda Rasulullah saw :
SSM Be onesie
Tidaklah seseorang yang akan ‘meninggal, lalu dibacakan kepadanya surat
Yaasiin, kecuali ALLAH akan meringankan kematiannya. (HR Abu Daud &
Nasa‘i).
Perlakuan setelah
Apabila telah dapat dipastikan kematiannya, maka beberapa hal
berikut harus dilakukan :
1. Mengucapkan kalimat istirja’
2. Memejamkan kedua matanya
3. Menutupi seluruh tubuh mayyit dengan kain.
4. Mendo’akan dan memohonkan ampunan
5. Mengucapkan hal-hal yang baik saja.
6. Mengumumkan kematiannya.
7. Memandikan
8. Mengkafani
9. Menshalati
10.Menguburkan
Keluarga mayyit, para kerabat, kenalan dan handai taulan, diwajibkan
bersabar atas musibah (kematian) yang terjadi. Hendaknya mereka banyak
berdo'a dan mengueap kalimat feta’. Hel ini berdasar hadis Rasul saw:
Lad wiystiye pe yuls eek yt Waters ips Ge ts eye
Slee
Tidaklah seorang hamba yang ditimpa suatu musibah, kemudian ia
mengucapkan “ sesungguhnya kami adalah milik ALLAH dan sesungguhnya
hanya kepadaNYA-lah kami semua akan kembali, yaa ALLAH berilah aku
pahala dalam menghadapi musibah ini dan berilah aku pengganti dengan
‘yang lebih baik”,kecuali ALLAH akan memberinya pahala dalam menghadapi
musibahnya dan memberinya pengganti dengan yang lebih baik dari
musibahnya itu (HR Muslim).
Kemudian memejamkan mata si mayyit dengan cara mengusap
wajahnya dari atas (dahi) ke arah bawah sambil berdo'a :Rome be Ti)
Yaa Allah ampunilah dia, Yaa Allah rahmatilah dia.
Ketika Rasulullah saw masuk ke rumah Abu Salamah (yang baru saja
meninggal), saat itu kedua matanya terbelalak, maka beliau memejamkan-
nya, dan bersabda :
esis, Yen ge es Sous bigs aster G0
Ketika ruh itu dicabui, niseaya mata akan mengikutinya, (mendengar hal itu)
maka keluarga Abu Salamah menjerit, kemudian Rasulullah bersabda :
“Janganblah kamu berdo'a untuk dirimu kecuali dengan yang baik, karena
para malaikat mengamini apa yang kamu katakan” (HR Muslim).
Dianjurkan mengumumkan kematian seorang muslim kepada para
kerabat, sahabat, dan orang-orang shalih di sekitarnya agar mereka
menghadiri jenaqzahnya. Pengumuman kematian sebaiknya tidak dengan
berteriak di jalan-jalan, tetapi dengan suara yang syahdu dan jelas. Bila
perlu dijelaskan pula jadual prosesi shalat jenazah dan pemakamannya.
Keluarga/ahli waris segera menyelesaikan hak-hak insani/sesama,
utang piutang, mengambil alih tanggunga jawab hingga bagi yang telah
wafat tiada lagi memiliki kewajiban. Kecuali mempertanggung jawabkan
amal perbuatannya.
MENSUCIKAN/MEMANDIKAN JENAZAH
Perlengkapan yang diperlukan :
1. Air suci yang mensucikan yang cukup, dengan dicampuri bau-bauan
2. Serbuk/larutan kapur barus, untuk meredam bau.
3. Sarung tangan/handuk tangan untuk membersihkan kotoran, darah
atau najis lain.
4. Lidi dan sebagainya untuk membersihkan kuku.
5. Handuk untuk mengeringkan badan/tubuh mayat selesai dimandikan.
TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH
1. Bujurkanlah jenazah ditempat yang tertutup serta diutamakan membujur
menghadap kiblat dengan kepala di sebelah kanan.
Lepaskanlah seluruh pakaian yang melekat dan menutup,serta pengikat
dagu dan pergelangan tangan.
. Tutuplah bagian auratnya sekedarnya.
Lepaskan logam seperti cincin, dan gigi palsunya (Kalau ada)
Bersihkan kotoran najisnya dengan didudukkan dan meremas bagian
perutnya hingga kotorannya keluar.
. Bersihkan rongga mulutnya dari riak atau darah kalau ada
Bersihkan kuku-kuku jari kaki dan tangannya.
. Disunahkan menyiram air mulai anggota yang kanan diawali dari kepala
agian kanan terus kebawah, kemudian bagian kiri dan diulang 3(tiga) kali
geen
era
PERHATIAN !1!1!
Dilarang memotong kuku, rambut dsb. karena dilarang menganiaya
‘seseorang jenazah dengan menimbulkan kerusakan atau cacat tubuhnya.(CARA PELAKSANAAN MEMANDIKAN JENAZAH
1. Mulai menyiram anggota wudhu secara urut, tertib, segera dan rata,
hingga 3(tiga) kali serta memulainya anggota wudhu sebelah kanan.
2. Menyiram seluruh tubuh
3. Menggosok seluruh tubuh dengan air sabun.
4, Menyiram berulang kali sejumlah gasal, misalnya 3,5,7,9,11 kali, hingga
rata dan bersih sesuai kebutuhan.
5. Menyiram dengan larutan kapur barus atau bau-bauan yang harum,
cendana dsb.
6. Mengeringkan seluruh tubuh badannya dengan handuk hingga kering
Perhatian :
* Saat menyiram air pada wajah muka, tutuplah lubang mata, hidung,
mulut dan telinganya, agar tidak kemasukan air.
* Apabila ada anggota tubuh terluka, dalam menggosok dan membersihkan
bagian terluka supaya hati-hati dengan lembut seakan memperlakukan
pada waktu masih hidup, tidak boleh semena-mena.
MENGKAFANI JENAZAH.
1, Perlengkapan
a. Selembar lingkaran badan dan yang lebih panjang dari seluruh tubuh.
b. Tujuh utas tali dari sobekan kain putih.
c. Segi tiga tutup kepala/rambut
d. Sehelai tutup dada, dengan berlobang pada bagian lehemnya
e. Sehelai tutup aurat dengan terlipat panjang.
Khusus wanita dilengkapi dengan :
f. Kain Basahan, sebagai penutup bagian aurat bawah.
g. Mukena untuk rambut
h, Baju untuk penutup bagian dada dan lengan.
Perhatian :
Bahan perlengkapan, kain putih, cukup yang sederhana, tidak berlebihan
jenisnya,demikian juga bagai jenazah wanita kain basahan, baju, mukena
adalah yang sehari-hari dipakai.
Demikian juga disunahkan bagi mayat laki? dikafani sampai 3 lapis kain,
tiap-tiap lapis hendaknya dapat menutup seluruh tubuhnya, Selain 3 lapis
itu ditambah baju kurung dan sorban.
Adapun bagi mayat wanita disunahkan 5 lapis, masing-masing berupa
Sarung, Baju, Kerudung dan 2 lapis yang menutup seluruh tubuhnya.
2. Kapas
~ 5 helai kapas selembar telapak tangan
- 7 Bulatan kecil, penutup lobang
Serbuk kapur barus, cendana dsb yang berfungsi sebagai pengharum.
PERSIAPAN PENGATURAN BAHAN KAFAN,
1. Tali sebanyak 7 diletakkan di:
a. Ujung Kepalab, Leher
c. Pinggang/ pada lengan tangan
d. Perut
e. Lutut
f. Pergelangan tangan
g. Ujung kaki
2, Letakkan kain memanjang seluruh tubuhnya, serta melebar lingkaran.
badan dengan ditaburi serbuk kapur barus.
3, Aturlah dan letakkan sehelai tutup kepala/rambut.
4. Bentangkan tutup dada, dengan masih terhampar ke atas.
5. Letakkan sehelai tutup aurat (Semacam Celdam) memanjang dan melebar
ke bawah dan merupakan kain lipatan
6. Bagi wanita aturlah mukena,baju dan kain basahan yang sesuai dengan
letaknya.
CARA PELAKSANAAN MENGKAFANI
1. Letakkan janazah membujur di atas kain kafan, dalam keadaan tertutup
selubung kain kafan (jangan sampai mayat telanjang secara terbuka).
2. Tutuplah tujuh Iubang yaitu, 2 mata, 2 telinga, 2 hidung dan 1.pusar
dengan bulatan kapas yang ditaburi serbuk kapur barus
3. Tutuplah lembaran kapas yang ditaburi sebuk kapur barus pada:
a. Wajah muka
b. Leher kanan & kiri
c. Ketiak kanan & kiri
4. Lengan siku kanan dan kiri
e. Di bawah dan atas peregelangan tangan.
£ Kedua pergelangan kakinya.
g. Kedua lingkaran mulut.
4. Bagi Jenazah pria
‘a. Tutuplah segitiga kain putih di bagian rambut kepala dengan ikatan
pada jidat.
b. Katupkan tutup dada melalui lubang pada lehernya
¢. Katupkan lipatan tutup Celana dalam-nya
5. Bagi jenazah Wanita :
a. Letakkan tiga pintalan rambut ke bawah belakang kepala
b. Tutupkan kain mukena pada rambut kepala.
c. Tutupkan belahan kain baju pada dada.
4d. Lipatkankain basahan melingkar badan perut dan auratnya, di atas
penutup Celana Dalam - nya.
6. Katupkan dengan melingkar tubuh badannya kain kafan yang rapat,
tertib, menyeluruh.
SHOLAT JENAZAH.
1. Syarat-syarat sholat Jenazah
a, Sholat mayit sama syaratnya dengan sholat lain yaitu menutup
aurat,suci dari hadast besar maupun kecil, bersih badan, pakain dan
tempatnya serta menghadap kiblat.
b. Mayat sudah dimandikan dan dikafanic. Letak mayat di sebelah kiblat orang yang menyembahyangkannya,
kecuali kalau sholat dilakukan di atas ‘kubur atau sholat ghoib.
2. Rukun Sholat Jenazah.
a. Niat (Usholli "ala Haadza al mayyiti arba'a takbiiraatin fardo al
Kifaayati Ma'muman/Imaaman Lillaahi Ta‘ala).
Ate (Oey ema of eat
sles fs
Artinya: a
"Aku berniat shalat atas mayjt ini dengan empat kali takbir, fardhu kifayah
karena Allah Ta‘ala”. Allaahu Akbar.
b. Berdiri bagi yang mampu.
c. Takbir empat kali
d. Membaca Fatihah
e. Membaca Sholawat nabi.
f, Mendo'akan mayit.
exer Rhinusse oobi
yaa Allah ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah (kesalahanjnya,
muliakanlah tempat kembalinya, lapangkanlah jalan masuknya (kubumya).
g. Berdo’a untuk diri sendiri dan untuk mayyit :
eebrssifiuteisoi ns
say ghey wi eo ae ype AG
"Wahai Tuhanku, janganlah Engkau halangi, pahalanya kepada kami dan
janganlah Engkau memberi fitnah sepeninggalnya kepada kami, serta
‘ampunilah kami dan dia, dan bagi segenap saudara kami yang telah
mendahului kami dengan iman, dan janganlah Engkau jadikan gelisah di
dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman, sesungguhnya Engkau
adalah Dzat Yang Maha Belas Kasihan lagi Maha Penyayang’.
h. Mengucapkan salam.
CARA MENGERJAKAN SHALAT JENAZAH
1. Mayit diletakkan paling muka, apabila mayit laki-laki, hendaknya Imam
berdiri menghadap dekat kepala mayit, sedang mayat wanita Imam
menghadap dekat perutnya.
2. Letak Imam paling muka diikuti oleh para ma'mum, jika yang menyolati
sedikit usahakan dibuat 3 baris / shaf.
3. Setelah semua siap lalu dimulai dengan takbiratul ihrom oleh Imam
setelah itu baru makmum, (ini Merupakan takbir pertama)
4. Setelah takbiratul ihrom, tangan diletakkan bersedekap lalu membaca
Surat Al Fatihah.
5. Setelah membaca Surat Al Fatihah , lali takbir lagi dengan mengangkat
kedua tangan, kemudian bersedekap kembali.6. Dalam posisi_bersedekap _tersebut__membaca __Sholawat.
7. Selesai membaca sholawat, lalu takbir kembali dengan mengangkat
kedua tangan dan bersedekap kembali (ini takbir ke 3° (tiga)
8. Dalam posisi bersedekap membaca do'a untuk mayyit.
9. Selesai berdo’a lalu takbir lagi dengan menganglat kedua tangan dan
kemudian bersedekap (ini takbir ke empat)
10. Dalam posisi takbir ke 4 Lalu bedo'a untuk diri sendiri dan mayyit.
11. Selesai berdo'a baru mengucap salam
MENGUBUR JENAZAB
A. Tempat penguburan
Tempat penguburan adalah tempat penguburan khusus kaum
muslimin, terpisah dari kuburan bukan muslim, dan karena diutamakan
pelaksanaan penyelesaian Jenazah sesegera mungkin, maka cukup dikubur
di tempat yang tersedia dan yang terdekat, dengan pengertian tidak selalu
di tempat kuburan keluarga.
B,__ Persiapan Penguburan.
1, Pembuatan liang lahat sekurang-kurangnya jangan sampai bau busuk
mayit dapat keluar,dan sampai dapat dibongkar oleh binatang.
2. Pilih tempat yang cukup kuat tanahnya, dari penggalian binatang buas,
cukup jauh dari arus air, tidak mudah longsor dan hanyut tergusur aliran .
3. Penutup lubang lahat harus cukup kuat dan rapat, supaya tidak mudah
longsor ke bawah.
4. Keranda Janazah hendaknya tertutup rapat dan sesederhana mungkin.
Pemberangkatan Jenazah.
1. Segerakanlah pemberangkatan penguburan dengan iring-iringan
terutama keluarga terdekat.
2. Hendaknya berjalan secara cepat-segera.
3. Kaum Wanita, walaupun keluarga terdekat tidak diperkenankan turut
mengiringi jenazah dalam proses penguburan.
4. Bagi yang melihat iringan jenazah hendaknya menghormati dan berdiri
tegak, sampai janazah lewat.
Tata cara Penguburan :
1. Letakkan usungan keranda Janazah di sebelah liang kubur yg longggar.
2. Dibuka tutup keranda dan selubung jenazah.
3. Dua/tiga orang lelaki, dari keluarga jenazah terdekat dan diutamakan
yang tidak junub pada malam hari, sebelumnya.masuk dalam liang kubur
dengan berdiri, menyiapkan diri menerima jenazah.
4. Masukkan jenazah dari arah kaki , didahulukan kepalanya (dimasukkan
dari arah selatan)
5. Letakkan jenazah secara membujur, arah kepala di sebelah utara, dan
badan jasadnya dihadapkan miring/serong, mukanya menghadap kiblat.
6. Lepaskan semua ikatan tali, serta dilonggarkan kain kafannya (pipi
pelipis tidak harus meneyentuh tanah)
7. Letakkkan gumpalan tanah sebagai penyangga di bagian belakang badan,
kepala, pinggang, perut, kaki, agar jasad tidak terlentang.8. Tutuplah rongga dengan rapat dengan kayu atau batu untuk kemudian
ditimbuni tanah yang cukup padat dan rapat.
9. Buatlah onggakan gundukan tanah asal tidak melebihi sejengkal tangan
tingginya.
10. Para pelayat diutamakan turut serta menimbuni tanah dengan tiga kali
taburan tanah (sambil memohonkan ampunan).
Lain-lain :
1, Disunnahkan berdo'a setelah selesai penguburan sebelum meninggalkan
kuburan dengan harapan siap menjawab pertanyaan Malaikat Mungkar -
Nakir.
2. Setiap mengangkat dan meletakkan mayat hendaklah diiringi do'a
‘Bismillahi wa ‘ala millati Rosuulillah” .artinya : Dengan nama Allah serta
mengikuti tuntunan Rasulullah.
3. Do'a_selesai penguburan : "Ya Allah, ampunilah dia dan kasihilah dia
dan sejahterakanlah dia dan maafkanlah dia dan tempatkanlah dia di
tempat yang terhormat, dan lapangkanlah tempatnya, dan empukkanlah
bumi tempat tidurnya dan jauhkanlah dia dari siksaan kubur, dan
lindungilah dia dari siksaan’neraka, Ya Allah tetapkaniah dia dengan
perkataan yang benar di dunia dan akhirat”.