You are on page 1of 15
TALQIN DAN PERAWATAN JENAZAH BLOK 2.1 (ISLAMIC ETHICS IN MEDICINE) M Zainul Fadli NIDN : 0714106101 Pengertian Talgin Menurut arti bahasa, talgin artinya : mengajar, menuntun, memahamkan secara lisan. Sedangkan menurut istilah, talqin adalah mengajar dan mengingatkan kembali kepada orang yang sedang naza’ atau kepada mayit yang baru saja di kubur dengan kalimah-kalimah tertentu. Hukum Talgin Orang dewasa atau anak yang sudah mumayyiz yang sedang naza’ (mendekati kematian) itu sunnat ditalgin dengan kalimat tauhid, yakni kalimat Jaa ilaaha illallaah. Tetapi bila kesulitan, cukup dengan kalimat ALLAAH Dan sunat pula mentalgin mayit yang baru dikubur, walaupun orang itu mati syahid, Di Indonesia ada sebagian umat Islam yang tidak setuju mayit ditalqin. Alasannya, mayit yang sudah ada di kuburan itu tidak mampu lagi mendengarkan ucapan orang yang ada di alam dunia. Pendapat ini didasari dalil dari Al-Qur'an : “Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar’ (An-NamI: 80) “Dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar’ (QS. Fathir : 22) > Kepada pendapat ini perlu diberi pengertian mengenai hal yang berkenaan dengan masalah Talgin. 1, Di dalam Islam, ada hal yang berdasarkan tauqifi (petunjuk dari Nabi). Artinya walaupun secara rasional hal itu tidak mungkin, namun kalau Nabi SAW. memberi petunjuk, maka kita wajib menerimanya. Artinya : “Semua hal/ajaran yang dibawa Rasulullah SAW. harus dibenarkan dan diterima” 2. Kedua ayat yang dikemukakan itu tidak menerangkan tentang larangan talgin pada mayit, akan tetapi berisi keterangan bahwa orang kafir itu telinga hatinya sudah mati, berpaling/tidak menerima apa-apa yang didakwahkan oleh Nabi kepada mereka. Uraian ini sesuai dengan keterangan yang ada dalam kitab Tafsir Munir Dalil-Dalil Tentang Talqin a. Dalil tentang disunatkannya mentalgin kepada seseorang yang sedang naza’ adalah hadits Nabi SAW: talginlah orang Islam di antara kamu yang akan meninggal dunia dengan kalimah Laa Haaha Mallaah” dan hadits shahih “Barang siapa yang paling akhir pembicaraannya itu Laa Ilaaha Illallaah, maka dia masuk surga b.Sedangkan dalil disunnatkannya talqin pada mayit yang baru dikubur adalah: Firman Allah, (seperti keterangan dalam kitab /’anatut Thalibin juz II hal. 140) Disunatkan mentalgin mayit yang sudah dewasa walaupun mati syahid setelah sempurna penguburannya. Hal yang demikian ini karena firman Allah : “dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Ad- Dzariyat : 55) Hadits Nabi sebagaimana yang diterangkan dalam kitab ’anatut Thalibin : “Disunatkan mentalqin mayit setelah sempurna penguburannya, karena ada hadits : “Ketika mayit telah ditempatkan di kuburnya dan teman-temannya sudah pergi meninggalkannya sehingga dia mendengar suara sepatu mereka, maka datanglah dua malaikat kepadanya’”. Berdasarkan uraian tsb, talgin untuk orang yang sudah mati, dalam hal ini ada tiga pendapat. Pertama: Sunnah menurut sebagian ulama’ hambali dan madzhab syafii Kedua: Makruh, bid’ah karena tidak ada sahabat yang melakukannya, ini pendapat madzhab Maliki Ketiga: Boleh. Pendapat ini didukung oleh Syaikhul islam Ibnu Taimiyyah, Perlakuan Saat Sakaratil Maut Ada 3 hal yang dianjurkan untuk dilakukan kepada orang yang sedang menghadapi kematian (sakaratil maut) : Mentalqin (membisikkan kalimat tauhid) Menghadapkan ke arah kiblat Membacakan surat Yaasiin PERAWATAN JENAZAH SECARA ISLAM Hukum merawat Jenazah dalah Wajib Kifayah artinya cukup dikerjakan oleh sebagian masyarakat , bila seluruh masyarakat tidak ada yang merawat maka seluruh masyarakat akan dituntut dihadapan Allah Swt. Siapa Orang yang Merawat *) Keluarga terdekat (Ayah, Ibunya, Suami/lstrinya, Anak, saudara kandung, dst) namun sebaiknya yang sejenis kelamin, kecuali Suami / istrinya atau ayah dan ibunya atau anaknya. *) Bila Urutan tersebut di atas tidak ada baru beralih kepada yang lain yang sejenis kelamin Perlakuan setelah Meninggal Apabila telah dipastikan kematiannya, maka beberapa hal berikut harus dilakukan : Mengucapkan kalimat istirja’ Memejamkan kedua matanya Menutupi seluruh tubuh mayyit dengan kain. Mendo'akan dan memohonkan ampunan Mengucapkan hal-hal yang baik saja. Mengumumkan kematiannya. Perawatan yang wajib dilakukan pada jenazah muslim/muslimah : > Memandikan > Mengkafani > Menshalati > Menguburkan Kecuali jenazah syuhada’ > langsung dimakamkan dengan pakaian yang dikenakan (tanpa dimandikan, dikafani & dishalati) PERAWATAN JENAZAH SECARA ISLAM Oleh: Muhammad Zainul Fadli ‘Hukum Merawat Jenazah Hukum merawat Jenazah dalah Wajib Kifayah artinya cukup dikerjakan oleh sebagian masyarakat , bila seluruh masyarakat tidak ada yang merawat maka seluruh masyarakat akan dituntut dihadapan Allah Swt. sedang bagi orang yang mengerjakannya, mendapat pahala yang banyak di sisi Allah Swt. Siapa Orang yang Merawat *) Keluarga terdekat (Ayah, Ibunya, Suami/Istrinya, Anak putra/Putrinya, Kakak/Adiknya dst) namun sebaiknya yang sejenis pria oleh pria, wanita oleh wanita kecuali Suami / istrinya atau ayah dan ibunya. “/ Bila Urutan tersebut di atas tidak ada baru beralih kepada yang lain . Waktu Penyelenggaraan Sesegera mungkin, tidak ada keharusan menunggu berkumpulnya seluruh kerabat. Sabda Rasullulah : > Ada 3(tiga) hal Hai Ali.. Jangan ditunda, dilarang ditangguhkannya yaitu sholat bila telah datang waktunya, Jenazah bila telah nyata kematiannya, dan wanita yang tidak ada suami bila telah menemukan jodohnya.(Al Hadist). > Percepatkanlah penyelenggaraan jenazah, bila ia seorang yang baik, perdekatkanlah kebaikannya, dan bila tidak: demikian, maka kamu akan lepas kejelekannya tersebut dari bebanmu. Perlakuan Saat Sakaratil Maut. ‘Ada 3 hal yang dianjurkan untuk dilakukan terhadap orang yang sedang menghadapi kematian (sakaratil maut) : 1. Mentalgin (membisikkan kalimat tauhid) 2. Menghadapkan ke arah kiblat 3, Membacakan surat Yaasiin Ajaran Islam memandang manusia sebagai makhluk yang terhormat dan dimuliakan, sampai ketika meninggalpun tetap harus diperlakukan secara baik dan penuh kehormatan. Tuntunan Islam dalam memperlakukan orang meninggal bahkan sudah dimulai sejak menjelang datangnya ajal (sakaratil maut), yaitu dengan mentalqin (menuntun) dengan cara membisikkan kalimat tauhid “Laa Iaaha Mallaah”. Anjuran mentalgin kepada orang yang akan meninggal ini diharapkan agar kalimat terakhir yang diucapkan oleh mayyit tersebut adalah kalimat Tauhid. Hal ini sesuai dengan anjuran Rasulullah saw. : ava tag Tuntunlah orang yang akan meninggal di antara kamu supaya mengucapkan “Laa Maaha illallaah” (HR Muslim) BipbYyv se sey Barang siapa yang akhir ucapannya ialah kalimat “Laa Naaha illallaah”, niscaya ia masuk surga. (HR Ahmad dan Abu Daud). Selain | mentalgin dengan kalimat tauhid, juga dianjurkan menghadapkan wajah orang yang akan meninggal itu ke arah kiblat dengan posisi miring ke sisi kanan. Tetapi bila tidak bisa, hendaklah diposisikan dalam keadaan terlentang dengan mengarahkan kedua kakinya ke arah kiblat. Bila ada orang yang kesulitan dalam menghadapi sakaratil maut, dianjurkan untuk membacakan surat Yaasiin, dengan harapan agar ALLAH memudahkan dan meringankan proses kematiannya. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw : SSM Be onesie Tidaklah seseorang yang akan ‘meninggal, lalu dibacakan kepadanya surat Yaasiin, kecuali ALLAH akan meringankan kematiannya. (HR Abu Daud & Nasa‘i). Perlakuan setelah Apabila telah dapat dipastikan kematiannya, maka beberapa hal berikut harus dilakukan : 1. Mengucapkan kalimat istirja’ 2. Memejamkan kedua matanya 3. Menutupi seluruh tubuh mayyit dengan kain. 4. Mendo’akan dan memohonkan ampunan 5. Mengucapkan hal-hal yang baik saja. 6. Mengumumkan kematiannya. 7. Memandikan 8. Mengkafani 9. Menshalati 10.Menguburkan Keluarga mayyit, para kerabat, kenalan dan handai taulan, diwajibkan bersabar atas musibah (kematian) yang terjadi. Hendaknya mereka banyak berdo'a dan mengueap kalimat feta’. Hel ini berdasar hadis Rasul saw: Lad wiystiye pe yuls eek yt Waters ips Ge ts eye Slee Tidaklah seorang hamba yang ditimpa suatu musibah, kemudian ia mengucapkan “ sesungguhnya kami adalah milik ALLAH dan sesungguhnya hanya kepadaNYA-lah kami semua akan kembali, yaa ALLAH berilah aku pahala dalam menghadapi musibah ini dan berilah aku pengganti dengan ‘yang lebih baik”,kecuali ALLAH akan memberinya pahala dalam menghadapi musibahnya dan memberinya pengganti dengan yang lebih baik dari musibahnya itu (HR Muslim). Kemudian memejamkan mata si mayyit dengan cara mengusap wajahnya dari atas (dahi) ke arah bawah sambil berdo'a : Rome be Ti) Yaa Allah ampunilah dia, Yaa Allah rahmatilah dia. Ketika Rasulullah saw masuk ke rumah Abu Salamah (yang baru saja meninggal), saat itu kedua matanya terbelalak, maka beliau memejamkan- nya, dan bersabda : esis, Yen ge es Sous bigs aster G0 Ketika ruh itu dicabui, niseaya mata akan mengikutinya, (mendengar hal itu) maka keluarga Abu Salamah menjerit, kemudian Rasulullah bersabda : “Janganblah kamu berdo'a untuk dirimu kecuali dengan yang baik, karena para malaikat mengamini apa yang kamu katakan” (HR Muslim). Dianjurkan mengumumkan kematian seorang muslim kepada para kerabat, sahabat, dan orang-orang shalih di sekitarnya agar mereka menghadiri jenaqzahnya. Pengumuman kematian sebaiknya tidak dengan berteriak di jalan-jalan, tetapi dengan suara yang syahdu dan jelas. Bila perlu dijelaskan pula jadual prosesi shalat jenazah dan pemakamannya. Keluarga/ahli waris segera menyelesaikan hak-hak insani/sesama, utang piutang, mengambil alih tanggunga jawab hingga bagi yang telah wafat tiada lagi memiliki kewajiban. Kecuali mempertanggung jawabkan amal perbuatannya. MENSUCIKAN/MEMANDIKAN JENAZAH Perlengkapan yang diperlukan : 1. Air suci yang mensucikan yang cukup, dengan dicampuri bau-bauan 2. Serbuk/larutan kapur barus, untuk meredam bau. 3. Sarung tangan/handuk tangan untuk membersihkan kotoran, darah atau najis lain. 4. Lidi dan sebagainya untuk membersihkan kuku. 5. Handuk untuk mengeringkan badan/tubuh mayat selesai dimandikan. TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH 1. Bujurkanlah jenazah ditempat yang tertutup serta diutamakan membujur menghadap kiblat dengan kepala di sebelah kanan. Lepaskanlah seluruh pakaian yang melekat dan menutup,serta pengikat dagu dan pergelangan tangan. . Tutuplah bagian auratnya sekedarnya. Lepaskan logam seperti cincin, dan gigi palsunya (Kalau ada) Bersihkan kotoran najisnya dengan didudukkan dan meremas bagian perutnya hingga kotorannya keluar. . Bersihkan rongga mulutnya dari riak atau darah kalau ada Bersihkan kuku-kuku jari kaki dan tangannya. . Disunahkan menyiram air mulai anggota yang kanan diawali dari kepala agian kanan terus kebawah, kemudian bagian kiri dan diulang 3(tiga) kali geen era PERHATIAN !1!1! Dilarang memotong kuku, rambut dsb. karena dilarang menganiaya ‘seseorang jenazah dengan menimbulkan kerusakan atau cacat tubuhnya. (CARA PELAKSANAAN MEMANDIKAN JENAZAH 1. Mulai menyiram anggota wudhu secara urut, tertib, segera dan rata, hingga 3(tiga) kali serta memulainya anggota wudhu sebelah kanan. 2. Menyiram seluruh tubuh 3. Menggosok seluruh tubuh dengan air sabun. 4, Menyiram berulang kali sejumlah gasal, misalnya 3,5,7,9,11 kali, hingga rata dan bersih sesuai kebutuhan. 5. Menyiram dengan larutan kapur barus atau bau-bauan yang harum, cendana dsb. 6. Mengeringkan seluruh tubuh badannya dengan handuk hingga kering Perhatian : * Saat menyiram air pada wajah muka, tutuplah lubang mata, hidung, mulut dan telinganya, agar tidak kemasukan air. * Apabila ada anggota tubuh terluka, dalam menggosok dan membersihkan bagian terluka supaya hati-hati dengan lembut seakan memperlakukan pada waktu masih hidup, tidak boleh semena-mena. MENGKAFANI JENAZAH. 1, Perlengkapan a. Selembar lingkaran badan dan yang lebih panjang dari seluruh tubuh. b. Tujuh utas tali dari sobekan kain putih. c. Segi tiga tutup kepala/rambut d. Sehelai tutup dada, dengan berlobang pada bagian lehemnya e. Sehelai tutup aurat dengan terlipat panjang. Khusus wanita dilengkapi dengan : f. Kain Basahan, sebagai penutup bagian aurat bawah. g. Mukena untuk rambut h, Baju untuk penutup bagian dada dan lengan. Perhatian : Bahan perlengkapan, kain putih, cukup yang sederhana, tidak berlebihan jenisnya,demikian juga bagai jenazah wanita kain basahan, baju, mukena adalah yang sehari-hari dipakai. Demikian juga disunahkan bagi mayat laki? dikafani sampai 3 lapis kain, tiap-tiap lapis hendaknya dapat menutup seluruh tubuhnya, Selain 3 lapis itu ditambah baju kurung dan sorban. Adapun bagi mayat wanita disunahkan 5 lapis, masing-masing berupa Sarung, Baju, Kerudung dan 2 lapis yang menutup seluruh tubuhnya. 2. Kapas ~ 5 helai kapas selembar telapak tangan - 7 Bulatan kecil, penutup lobang Serbuk kapur barus, cendana dsb yang berfungsi sebagai pengharum. PERSIAPAN PENGATURAN BAHAN KAFAN, 1. Tali sebanyak 7 diletakkan di: a. Ujung Kepala b, Leher c. Pinggang/ pada lengan tangan d. Perut e. Lutut f. Pergelangan tangan g. Ujung kaki 2, Letakkan kain memanjang seluruh tubuhnya, serta melebar lingkaran. badan dengan ditaburi serbuk kapur barus. 3, Aturlah dan letakkan sehelai tutup kepala/rambut. 4. Bentangkan tutup dada, dengan masih terhampar ke atas. 5. Letakkan sehelai tutup aurat (Semacam Celdam) memanjang dan melebar ke bawah dan merupakan kain lipatan 6. Bagi wanita aturlah mukena,baju dan kain basahan yang sesuai dengan letaknya. CARA PELAKSANAAN MENGKAFANI 1. Letakkan janazah membujur di atas kain kafan, dalam keadaan tertutup selubung kain kafan (jangan sampai mayat telanjang secara terbuka). 2. Tutuplah tujuh Iubang yaitu, 2 mata, 2 telinga, 2 hidung dan 1.pusar dengan bulatan kapas yang ditaburi serbuk kapur barus 3. Tutuplah lembaran kapas yang ditaburi sebuk kapur barus pada: a. Wajah muka b. Leher kanan & kiri c. Ketiak kanan & kiri 4. Lengan siku kanan dan kiri e. Di bawah dan atas peregelangan tangan. £ Kedua pergelangan kakinya. g. Kedua lingkaran mulut. 4. Bagi Jenazah pria ‘a. Tutuplah segitiga kain putih di bagian rambut kepala dengan ikatan pada jidat. b. Katupkan tutup dada melalui lubang pada lehernya ¢. Katupkan lipatan tutup Celana dalam-nya 5. Bagi jenazah Wanita : a. Letakkan tiga pintalan rambut ke bawah belakang kepala b. Tutupkan kain mukena pada rambut kepala. c. Tutupkan belahan kain baju pada dada. 4d. Lipatkankain basahan melingkar badan perut dan auratnya, di atas penutup Celana Dalam - nya. 6. Katupkan dengan melingkar tubuh badannya kain kafan yang rapat, tertib, menyeluruh. SHOLAT JENAZAH. 1. Syarat-syarat sholat Jenazah a, Sholat mayit sama syaratnya dengan sholat lain yaitu menutup aurat,suci dari hadast besar maupun kecil, bersih badan, pakain dan tempatnya serta menghadap kiblat. b. Mayat sudah dimandikan dan dikafani c. Letak mayat di sebelah kiblat orang yang menyembahyangkannya, kecuali kalau sholat dilakukan di atas ‘kubur atau sholat ghoib. 2. Rukun Sholat Jenazah. a. Niat (Usholli "ala Haadza al mayyiti arba'a takbiiraatin fardo al Kifaayati Ma'muman/Imaaman Lillaahi Ta‘ala). Ate (Oey ema of eat sles fs Artinya: a "Aku berniat shalat atas mayjt ini dengan empat kali takbir, fardhu kifayah karena Allah Ta‘ala”. Allaahu Akbar. b. Berdiri bagi yang mampu. c. Takbir empat kali d. Membaca Fatihah e. Membaca Sholawat nabi. f, Mendo'akan mayit. exer Rhinusse oobi yaa Allah ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah (kesalahanjnya, muliakanlah tempat kembalinya, lapangkanlah jalan masuknya (kubumya). g. Berdo’a untuk diri sendiri dan untuk mayyit : eebrssifiuteisoi ns say ghey wi eo ae ype AG "Wahai Tuhanku, janganlah Engkau halangi, pahalanya kepada kami dan janganlah Engkau memberi fitnah sepeninggalnya kepada kami, serta ‘ampunilah kami dan dia, dan bagi segenap saudara kami yang telah mendahului kami dengan iman, dan janganlah Engkau jadikan gelisah di dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Belas Kasihan lagi Maha Penyayang’. h. Mengucapkan salam. CARA MENGERJAKAN SHALAT JENAZAH 1. Mayit diletakkan paling muka, apabila mayit laki-laki, hendaknya Imam berdiri menghadap dekat kepala mayit, sedang mayat wanita Imam menghadap dekat perutnya. 2. Letak Imam paling muka diikuti oleh para ma'mum, jika yang menyolati sedikit usahakan dibuat 3 baris / shaf. 3. Setelah semua siap lalu dimulai dengan takbiratul ihrom oleh Imam setelah itu baru makmum, (ini Merupakan takbir pertama) 4. Setelah takbiratul ihrom, tangan diletakkan bersedekap lalu membaca Surat Al Fatihah. 5. Setelah membaca Surat Al Fatihah , lali takbir lagi dengan mengangkat kedua tangan, kemudian bersedekap kembali. 6. Dalam posisi_bersedekap _tersebut__membaca __Sholawat. 7. Selesai membaca sholawat, lalu takbir kembali dengan mengangkat kedua tangan dan bersedekap kembali (ini takbir ke 3° (tiga) 8. Dalam posisi bersedekap membaca do'a untuk mayyit. 9. Selesai berdo’a lalu takbir lagi dengan menganglat kedua tangan dan kemudian bersedekap (ini takbir ke empat) 10. Dalam posisi takbir ke 4 Lalu bedo'a untuk diri sendiri dan mayyit. 11. Selesai berdo'a baru mengucap salam MENGUBUR JENAZAB A. Tempat penguburan Tempat penguburan adalah tempat penguburan khusus kaum muslimin, terpisah dari kuburan bukan muslim, dan karena diutamakan pelaksanaan penyelesaian Jenazah sesegera mungkin, maka cukup dikubur di tempat yang tersedia dan yang terdekat, dengan pengertian tidak selalu di tempat kuburan keluarga. B,__ Persiapan Penguburan. 1, Pembuatan liang lahat sekurang-kurangnya jangan sampai bau busuk mayit dapat keluar,dan sampai dapat dibongkar oleh binatang. 2. Pilih tempat yang cukup kuat tanahnya, dari penggalian binatang buas, cukup jauh dari arus air, tidak mudah longsor dan hanyut tergusur aliran . 3. Penutup lubang lahat harus cukup kuat dan rapat, supaya tidak mudah longsor ke bawah. 4. Keranda Janazah hendaknya tertutup rapat dan sesederhana mungkin. Pemberangkatan Jenazah. 1. Segerakanlah pemberangkatan penguburan dengan iring-iringan terutama keluarga terdekat. 2. Hendaknya berjalan secara cepat-segera. 3. Kaum Wanita, walaupun keluarga terdekat tidak diperkenankan turut mengiringi jenazah dalam proses penguburan. 4. Bagi yang melihat iringan jenazah hendaknya menghormati dan berdiri tegak, sampai janazah lewat. Tata cara Penguburan : 1. Letakkan usungan keranda Janazah di sebelah liang kubur yg longggar. 2. Dibuka tutup keranda dan selubung jenazah. 3. Dua/tiga orang lelaki, dari keluarga jenazah terdekat dan diutamakan yang tidak junub pada malam hari, sebelumnya.masuk dalam liang kubur dengan berdiri, menyiapkan diri menerima jenazah. 4. Masukkan jenazah dari arah kaki , didahulukan kepalanya (dimasukkan dari arah selatan) 5. Letakkan jenazah secara membujur, arah kepala di sebelah utara, dan badan jasadnya dihadapkan miring/serong, mukanya menghadap kiblat. 6. Lepaskan semua ikatan tali, serta dilonggarkan kain kafannya (pipi pelipis tidak harus meneyentuh tanah) 7. Letakkkan gumpalan tanah sebagai penyangga di bagian belakang badan, kepala, pinggang, perut, kaki, agar jasad tidak terlentang. 8. Tutuplah rongga dengan rapat dengan kayu atau batu untuk kemudian ditimbuni tanah yang cukup padat dan rapat. 9. Buatlah onggakan gundukan tanah asal tidak melebihi sejengkal tangan tingginya. 10. Para pelayat diutamakan turut serta menimbuni tanah dengan tiga kali taburan tanah (sambil memohonkan ampunan). Lain-lain : 1, Disunnahkan berdo'a setelah selesai penguburan sebelum meninggalkan kuburan dengan harapan siap menjawab pertanyaan Malaikat Mungkar - Nakir. 2. Setiap mengangkat dan meletakkan mayat hendaklah diiringi do'a ‘Bismillahi wa ‘ala millati Rosuulillah” .artinya : Dengan nama Allah serta mengikuti tuntunan Rasulullah. 3. Do'a_selesai penguburan : "Ya Allah, ampunilah dia dan kasihilah dia dan sejahterakanlah dia dan maafkanlah dia dan tempatkanlah dia di tempat yang terhormat, dan lapangkanlah tempatnya, dan empukkanlah bumi tempat tidurnya dan jauhkanlah dia dari siksaan kubur, dan lindungilah dia dari siksaan’neraka, Ya Allah tetapkaniah dia dengan perkataan yang benar di dunia dan akhirat”.

You might also like