You are on page 1of 8

JOM Vol. 2 No.

2, Oktober 2015

HUBUNGAN PENERAPAN METODE TIM DENGAN RENCANA ASUHAN


KEPERAWATAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP

Sari Madonni1, Erwin2, Rismadefi Woferst3


Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau
Email : dlubis17@gmail.com

Abstract
This study aims to find the correlation between the implementation method of nursing team and nursing care plan in
inpatient ward. The study design used descriptive correlational with cross sectional approach. The study sample is 31
team leaders and 3 patient medical record, team leaders which were choosen using total sampling technique and
patient medical records which were choose using simple random sampling technique. The measurement instrument of
this study are team method implementation questionnaire and observation sheet for the nursing care plan developed by
the researcher and already tested the validity and reability. The analyses used are with univariate analysis with
frequency distribution and bivariate with chi square test. The result of team method implementation study showed that
team which implement method of team properly have higher number of complete nursing care plan compared to teams
that don’t implement method of team properly with a ratio of 12 (38,7%): 3 (6,8%). The result of statistical test with chi
square yielded p value = 0,018 > α with α = 0,005 and because of that, it was concluded that there was significant
correlation of team method implementation and nursing care plan in inpatient room. This study suggest a proper
implementation method of team in a hospital 4 aspect management function to qualified nursing care plan.

Keyword: Implementation team method, nursing care plan, team leader.

PENDAHULUAN dilaksanakan diberbagi tatanan pelayanan


Keperawatan adalah bagian yang tidak kesehatan, menjangkau seluruh golongan dan
terpisahkan dari profesi kesehatan lain di lapisan masyarakat, maupun di tatanan
dalam memberikan layanan kesehatan kepada pelayanan rumah sakit (Kusnanto, 2004).
klien. Sebagai bagian integral dari layanan Pelayanan keperawatan profesional
kesehatan kedudukan perawat dengan profesi diberikan dengan berbagai bentuk metode
kesehatan lainnya adalah sama, yakni sebagai penugasan yang terdapat lima model asuhan
mitra. Ini tentunya harus diiringi dengan keperawatan yang sudah ada dan akan
pengakuan dan penghormatan terhadap dikembangkan di masa depan, dalam
profesi perawat. Profesi kesehatan yang menghadapi tren pelayanan keperawatan.
terbanyak jumlahnya dan terdepan dalam Metode penugasan yang terdiri dari lima yaitu
memberikan layanan kesehatan adalah metode fungsional, metode tim, metode
perawat. Karenanya, profesi keperawatan primer, metode kasus dan metode
tidak bisa dipisahkan dengan sistem kesehatan keperawatan tim- primer. Metode tim adalah
(Asmadi, 2008). metode yang paling banyak diterapkan oleh
Keperawatan yang diberikan kepada perawat dalam memberikan keperawatan.
pasien haruslah dilakukan dengan pelayanan Metode tim menggunakan tim yang terdiri
profesional. Tindakan keperawatan ini disebut atas anggota yang berbeda-beda, dalam
juga dengan pelayanan keperawatan memberikan asuhan keperawatan terhadap
profesional. Menurut Kusnanto (2004) sekelompok pasien. Perawat di ruangan
pelayan keperawatan profesional dibagi dalam 2-3 tim/grup yang terdiri atas
(professional nursing service) adalah tenaga profesional, tenaga teknial, dan
rangkaian upaya melaksanakan sistem pembantu dalam satu grup kecil yang saling
pemberian pelayanan asuhan keperawatan membantu (Suarli, 2009).
kepada masyarakat sesuai dengan kaidah- Ketenagaan metode tim dalam
kaidah keperawatan sebagai profesi. memberikan pelayanan keperawatan terdiri
Pelayanan keperawatan profesional dari kepala ruangan, ketua tim dan perawat

1520
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

pelaksana. Masing-masing tenaga memiliki dengan Kesalahan Pemberian Obat di RSUD


tanggung jawab yang berbeda dalam Gunung Jati Cirebon”. Kesimpulan yang
melakukan proses keperawatan. Proses diperoleh sebagian besar pelaksanaan fungsi
keperawatan yang terdiri dari empat tahap manajemen dalam pelaksanaan metode tim
yaitu pengkajian, penegakan diagnosa, keperawatan menurut persepsi perawat
perencanaan dan implementasi. Tugas dalam pelaksana adalah 57% baik dan 43%
menyusun rencana asuhan keperawatan mempersepsikan kurangnya pelaksanaan
pasien dilakukan oleh ketua tim. Katua tim metode tim keperawatan.
harus mampu merencanakan keperawatan Penelitian yang dilakukan oleh Bimo
pasien dengan memprioritaskan masalah (2009) dengan judul “Evaluasi Penerapan
utama. Setelah ketua tim melakukan Model Praktik Keperawtan di ruang Maranata
perencanaan perawat pelaksana kemudian Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus”
memberikan asuhan keperawatan pada pasien menyimpulkan penggunaan metode tim lebih
karena merupakan tanggung jawab perawat tinggi 29% tingkat kepuasan pasien dibanding
pelaksana (Suyanto, 2009). ruangan yang tidak menggunakan metode tim.
Seorang perawat dalam merencanakan Penelitian dilihat berdasarkan hasil kepuasaan
keperawatan mencakup proses merumuskan pasien yang dirawat. Data ini dapat menjadi
untuk mencapai tujuan. Perumusan dalam acuan bagi ruangan lain yang belum
asuhan keperawatan salah satunya merupakan menerapkan metode tim dalam memberikan
penetapan intervensi. Intervensi merupakan mutu pelayanan yang baik. Perawat dalam
perencanaan yang akan diberikan untuk menyusun rencana asuhan keperawatan
memenuhi kebutuhan dan sumber untuk pasien 52,6% sudah dilakukan secara aktual
mengatasi masalah keperawatan pasien di maupun potensial untuk mengatasi masalah
ruangan rawat inap. Penetapan intervensi keperawatan pasien di ruang rawat inap.
yang diberikan haruslah prioritas utama untuk Studi pendahuluan yang dilakukan
mengatasi masalah pasien. Rencana asuhan oleh peneliti di RSUD Arifin Achmad.
keperawatan yang telah dilakukan oleh ketua Peneliti melakukan studi pendahuluan di
tim didokumentasikan (Robbins & Coulter, ruang Dahlia kepada 10 perawat dan
2007). wawancara kepada kepala ruangan rawat
Penelitian yang dilakukan oleh inap. Hasil wawancara yang dilakukan
Andriani (2012) dengan judul “ Kepuasan peneliti 77,7% ruang rawat inap RSUD Arifin
Kerja Perawat pada Aplikasi Metode Tim Achmad telah menerapkan metode penugasan
dalam Pelaksanaan Tindakan Asuhan tim. Hasil penelitian awal 8 dari 10 Perawat
Keperawatan (Studi Kuantitatif di Rumah yang bekerja sebagai perawat pelaksana
Sakit Dr. Saiful Anwar Malang)”. Dari hasil menyatakan dalam penerapan metode tim
penelitian penerapan metode tim di ruang 21 perawat ikut serta dalam merencanakan
Rumah sakit Dr. Saiful Anwar Malang, asuhan keperawatan pasien.
diperoleh hasil bahwa kondisi kerja sangat Tujuan penelitian ini adalah untuk
mempengaruhi kepuasan kerja, hal ini mengetahui gambaran penerapan metode tim
terbukti dari hasil penelitian pre dan post diruang rawat inap serta penyusunan rencana
penerapan metode tim, indikator kondisi kerja asuhan keperawatan dalam keperawatan di
mendapat nilai rata-rata kepuasan teringgi ruang rawat inap. Manfaat penelitian ini dapat
(9,5–11) dengan kepuasan kerja (64,3%), menjadi bahan masukan dalam melakukan
sedangkan kepuasan terendah terdapat pada metode penugasan dengan metode tim di
indikator pekerjaan sendiri (8,8–10) dengan ruang rawat inap, terutama pelaksanaan
nilai kepuasan kerja 57,1%. fungsi ketua tim.
Penelitian terkait juga dilakukan oleh
Herwina (2012) dengan judul “Hubungan METODOLOGI PENELITIAN
Pelaksanaan Metode Tim Keperawatan Penelitian ini merupakan penelitian
1521
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

kuantitatif dengan menggunakan desain 3 Pendidikan Terakhir


penelitian deskriptif korelasi dengan -D3 18 58,1
-S1 13 41,9
pendekatan cross sectional. Penelitian yang -S2 0 0
menelaah hubungan antara dua variabel pada
suatu situasi atau sekelompok subjek dengan Total 31 100
melihat hubungan antara penerapan metode
tim dengan rencana asuhan keperawatan Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
pasien di ruang rawat inap. dari seluruh responden yang diteliti,
Sampel pada penelitian ini merupakan mayoritas responden berjenis kelamin
ketua tim untuk menggambarkan penerapan perempuan yaitu sebanyak 28 orang (90,3%).
metode tim dan rekam medik pasien untuk Berdasarkan tingkat usia mayoritas responden
menggambarkan rencana asuhan berada pada usia dewasa akhir yaitu (36-45
keperawatan. Jumlah sampel pada penelitian tahun) sebanyak 20 orang (64,5%).
ini 31 ketua tim menggunakan teknik total Berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas
sampling dan 3 rekam medik pasien pada responden berpendidikan D3 yaitu sebanyak
masing-masing tim menggunakan teknik 18 orang (58,1%).
simple random sampling (Hidayat, 2007).
Metode pengumpul data menggunakan 2. Gambaran penerapan metode tim di
alat pengumpulan data berupa kuisoner dan Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
lembar observasi yang dibuat oleh peneliti Achmad
berdasarkan konsep dan tinjauan pustaka. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
Ketua tim yang bersedia sebagai responden, berdasarkan Metode Tim
mengisi kuisoner penerapan metode tim yang
diberikan peneliti. Selanjutnya, peneliti No Metode Jumlah Persentase
melakukan observasi pada 3 rekam medik Tim
pasien tim berdasarkan lembar observasi. 1 Baik 17 54,8
2 Kurang 14 45,2
Total 31 100
HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat
1. Karakteristik responden Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa
Distribusi karakteristik responden jumlah tim yang menerapkan tim dengan baik
dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: lebih banyak dibandingkan tim yang
Tabel 1. Distribusi Karakteristik menerapkan dengan kurang yaitu 17 tim
Responden (54,8%) : 14 tim (45,2%).

No. Karakteristik Jumlah Persentase 3. Gambaran rencana asuhan keperawatan


Responden (n) (%) di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
1 Jenis Kelamin Achmad
-Laki-laki 3 9,7
-Perempuan 28 90,3
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
2 Umur berdasarkanRencana Asuhan
-Remaja Akhir (17- 2 6,7 Keperawatan
25)
-Dewasa Awal (26- 9 30
35) No Rencana Asuhan Jumlah Persentase
-Dewasa Akhir 20 64,5 Keperawatan
(3645) 1 Lengkap 15 48,4%
Total 31 100 2 Kurang Lengkap 16 51,6%

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa tim


yang memiliki rencana asuhan keperawatan
1522
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

yang kurang lengkap lebih banyak ditemukan (90,3%). Menurut asumsi peneliti hal ini
oleh peneliti yaitu sebanyak 16 (51,6%) dikarenakan mayoritas yang berprofesi
rencana asuhan keperawatan. sebagai perawat lebih didominasi oleh
perempuan. Penelitian ini sesuai dengan
B. Analisa Bivariat penelitian Herwina (2012) yang menyebutkan
Hasil uji statistik menggunakan uji chi pekerjaan perawat masih banyak diminati
square syarat terpenuhi yaitu tidak ada sel oleh perempuan dibandingkan dengan laki-
yang memiliki nilai expected < 5. Uji chi laki karena keperawatan masih identik dengan
square test digunakan untuk melihat pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan sifat
hubungan antara penerapan metode tim perempuan yang lebih sabar, lemah lembut
dengan rencana asuhan keperawatan pasien di dan peduli. Menurut Hasibuan (2005) bahwa
ruang rawat inap yang hasilnya sebagai jenis kelamin harus diperhatikan berdasarkan
berikut: sifat pekerjaan, waktu mengerjakan, dan
Tabel 4. Hubungan Metode Tim dengan peraturan kerja.
Rencana Asuhan Keperawatan Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan bahwa dari 31 orang (100%)
Metode Rencana Asuhan responden, mayoritas responden adalah usia
Tim Keperawatan Total P-value
Lengkap Kurang
dewasa akhir (36-45 tahun) yaitu sebanyak
Lengkap 20 responden (64,5%). Herwina (2012)
N % n % n % menyatakan bahwa usia dewasa pertengahan
Baik 12 38,4 5 16,1 17 54,8 0,018 memiliki tugas yang harus diselesaikan pada
Kurang 3 9,7 11 35,5 14 45,2 tingkat perkembangan, yaitu membangun
Total 15 48,4 16 51,6 31 100 hubungan personal dan profesional,
terbentuknya identitas, kreatifitas, serta
Tabel 4 terdapat hubungan yang produktifitas dalam pekerjaan dan hubungan
signifikan antara penerapan metode tim personal maupun profesional. Selain itu usia
dengan rencana asuhan keperawatan pasien di produktif merupakan usia yang strategis
ruang rawat inap. Hasil analisis hubungan dimana pada usia ini identik dengan tenaga
metode tim dengan rencana asuhan prima.
keperawatan pasien di ruang rawat inap Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
diperoleh bahwa penerapan metode tim yang bahwa mayoritas pendidikan terakhir
baik memiliki rencana asuhan keperawatan responden adalah D3, yaitu sebanyak 18
yang lengkap yaitu 12 rekam medik (38,4%) orang (58,1%) dan 13 (41,9%) orang
lebih banyak dibandingkan tim yang responden berpendidikan S1. Menurut asumsi
menerapakan metode tim yang kurang, peneliti hal ini sudah memiliki kemajuan
dimana hanya terdapat 3 (9,7%) rencana dalam perkembangan ilmu keperawatan.
asuhan keperawatan saja. Berdasarkan uji Chi Perawat yang sudah bekerja di rumah sakit
Square test diperoleh p value = 0,018 < α ingin melanjutkan pendidikan untuk
dengan α= 0,05, yang berarti Ho ditolak meningkatkan ilmu pengetahuan.
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan Menurut Sunarty (2010) sesuai dengan
yang signifikan penerapan metode tim dengan hasil penelitian bahwa mayoritas perawat
rencana asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap berpendidikan D3 Keperawatan.
rawat inap. Perawat yang pendidikannya berbeda-beda
memilki tingkat kemampuan dan pengetahuan
PEMBAHASAN yang berbeda. Latar belakang pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian seseorang akan mempengaruhi pengetahuan,
didapatkan bahwa dari 31 orang responden cara pandang dan sikapnya dalam bekerja.
(100%), mayoritas responden berjenis Hal ini, sesuai dengan menurut Sihite (2012)
kelamin perempuan yaitu sebanyak 28 orang pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
1523
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

dan memperluas pengetahuan, pengalaman tim yang dapat mendukung pelaksanaan


serta pribadi individu. Semakin tinggi proses keperawatan memiliki kesamaan
pendidikan seseorang makin berfikir ilmiah, dengan hasil penelitian yaitu adanya
makin mudah berfikir secara luas makin hubungan penerapan metode tim dengan
mudah pula menerima pengetahuan baru dan rencana asuhan keperawatan pasien, karena di
berusaha mencari pengetahuan terbaru. dalam proses keperawatan terdapat rencana
Hasil uji statistik menggunakan uji chi asuhan keperawatan.
square menunjukkan bahwa terdapat Hal penelitian ini sesuai dengan teori
hubungan yang signifikan antara penerapan tentang penerapan metode tim menurut
metode tim dengan rencana asuhan Suyanto (2009) metode tim merupakan suatu
keperawatan pasien diruang rawat inap. metode penugasan yang diberikan oleh
Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh sekelompok perawat terhadap sekelompok
bahwa nilai p value = 0,018 < alpha dengan α pasien. Metode tim dikembangkan dalam
= 0,05, dengan nilai odd ratio 8,8 yang rangka peningkatan mutu pemberian asuhan
artinya penerapan metode tim yang baik keperawatan yang lebih baik dengan
memiliki kecendrungan untuk mempunyai menggunakan jumlah staf yang tersedia.
rencana asuhan keperawatan yang lengkap Nursalam (2013) mengatakan bahwa
sebesar 8,8 atau 9 kali lebih besar dibanding terjadinya perubahan dalam bidang
dengan penerapan metode tim yang kurang. keperawatan, salah satunya dipengaruhi oleh
Menurut asumsi peneliti semakin baik sistem pemberian asuhan keperawatan.
penerapan metode tim yang diterapkan di Keberhasilan suatu asuhan keperawatan
ruang rawat inap mempengaruhi kualitas kepada pasien sangat ditentukan oleh
rencana asuhan keperawatan pasien sehingga pemilihan metode penugasan untuk dapat
semakin baik pula rencana asuhan diimplementasikan dalam ruang keperawatan.
keperawatan pasien tersebut, hal ini Semakin meningkatnya kebutuhan
dikarenakan ketua tim dan perawat pelaksana masyarakat akan pelayanan keperawatan dan
saling bekerjasama dan saling membantu. tuntutan perkembangan IPTEK, maka sistem
Asumsi peneliti pekerjaan yang dilakukan pemberian asuhan keperawatan harus efektif
dengan kerjasama dan saling membantu lebih dan efisien.
menghasilkan pekerjaan yang baik dibanding Hasil ini sejalan dengan teori Sitorus
pekerjaan yang dilakukan sendiri. Hal ini dan Panjaitan (2011) peran ketua tim dalam
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh fungsi manajemen yang terdiri dari
Rahmat, Kurnia dan Sedyowinarso (2012) perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
mengatakan bahwa kinerja perawat dalam dan pengawasan. Peran fungsi tersebut telah
dokumentasi rencana asuhan dengan dilaksanakan oleh ketua tim RSUD Arifin
menggunakan tim (90,00) lebih tinggi Achmad. Pada fungsi perencanaan yaitu
dibandingkan ruang persiapan tim (74,00) dan 64,5% sudah dilaksanakan oleh ketua tim,
non-tim (65,00), dengan hasil terdapat dimana seorang ketua tim melakukan timbang
perbedaan yang bermakna antara ruangan terima tugas dari perawat dan menyusun
dengan tim, persiapan tim dan non-tim. rencana asuhan keperawatan pasien, sehingga
Hal ini sesuai dengan pendapat Suarli rencana asuhan keperawatan tersusun dan
(2009) kelebihan penerapan metode tim yang jelas. Fungsi pengorganisasian yaitu 74,3%
dilakukan diruangan memungkinkan dilaksanakan oleh ketua tim, dimana ketua
pelayanan keperawatan yang menyeluruh, tim memberikan penugasan kepada perawat
mendukung pelaksanaan proses keperawatan, pelaksana, penugasan disesuaikan dengan
memungkinkan komunikasi antar tim, kemampuan seorang perawat, agar rencana
sehingga konflik mudah diatasi dan memberi asuhan keperawatan yang diberikan dapat
kepuasan kepada anggota tim. Menurut meningkatkan kesehatan pasien. Fungsi
asumsi peneliti kelebihan penerapan metode pengarahan 55% sudah dilaksanakan ketua
1524
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

tim, ketua tim memberikan masukan dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan ada
penguatan kepada anggota tim dalam hubungan yang signifikan penerapan metode
melaksanakan tugas yang telah diberikan, tim dengan rencana asuhan keperawatan
dengan demikian rencana asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap.
dapat diterapkan dengan baik kepada pasien.
Fungsi pengawasan yaitu 80,6% dilakukan Saran
oleh ketua tim, dengan melakukan 1. Bagi Rumah Sakit
pengawasan langsung kepada anggota tim Diharapkan bagi rumah sakit agar
dalam pelaksana asuhan keperawatan. Hal ini meningkatkan kerja sama tim dalam
dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya penerapan metode tim diruang rawat inap
kesalahan dalam memberikan asuhan sehingga menghasilkan rencana asuhan
keperawatan. keperawatan yang sesuai dengan standar
Hal ini sesuai dengan teori rencana asuhan keperawatan.. Penerapan metode
asuhan keperawatan menurut Wahid dan tim dilakukan sesuai dengan peran ketua
Suprapto (2012) terdapat komponen yang tim dan anggota tim dalam empat aspek
harus dilakukan dalam penetapan rencana fungsi manajemen keperawatan.
asuhan keperawatan yaitu: penentuan 2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
prioritas masalah, menentukan tujuan, Diharapkan bagi institusi
menentukan ruang lingkup dan menentukan pendidikan terutama dibidang kesehatan
rencana tindakan. Penentuan prioritas masalah keperawatan manajemen agar dapat terus
dimana masalah yang utama dan yang mengembangkan penelitian tentang aspek
penting, karena tidak semua masalah pasien metode keperawatan yang diterapkan di
dapat diatasi oleh tindakan keperawatan rumah sakit.
namun perlu untuk melakukan kolaborasi 3. Bagi Ketua Tim
dengan tim kesehatan. Menentukan tujuan Diharapkan bagi ketua tim agar
keperawatan merupakan standar atau ukuran meningkatkan perannya dalam aspek
yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi manajemen yaitu: pada fungsi
kemajuan klien atau keterampilan perawat. perencananaan dan pengarahan, sehingga
Tujuan klien seperti halnya komponen proses penerapan metode tim yang dilakukan
perencanaan asuhan bersifat dinamis. seimbang dengan empat aspek fungsi
manajemen.
PENUTUP 4. Bagi Peneliti Lain
Kesimpulan Diharapkan bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan selanjutnya untuk dapat melakukan
bahwa terdapat hubungan antara penerapan penelitian lebih mendalam pada perawat
metode tim dengan rencana asuhan yang bekerja dirumah sakit. Terkait
keperawatan pasien diruang rawat inap. Hal faktor-faktor lain yang mempengaruhi
ini dapat dipengaruhi oleh bagaimana seorang penerapan metode tim dan faktor yang
ketua tim dapat menjalankan tugas dan mempengaruhi rencana asuhan.
perannya.
1
Penerapan metode tim yang baik Sari Madonni: Mahasiswa Program Studi
memiliki rencana asuhan keperawatan yang Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
kurang lengkap sebanyak 5 rekam medik Indonesia
(16,1%), sedangkan penerapan metode tim
2
yang kurang memiliki rencana asuhan H. Erwin, S.Kp., M.Kep: Dosen Bidang
keperawatan yang kurang lengkap lebih Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah
banyak yaitu 11 rekam medik (35,5%). Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Berdasarkan uji Chi Square test diperoleh p Riau, Indonesia
value 0,018 < α dengan α= 0,05, yang berarti
1525
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
3
Rismadefi Woferst, S.Si, M.Biomed: Dosen kesalahan pemberian obat di RSUD
Bidang Keilmuan Keperawatan Medikal gunung jati Cirebon. Diperolah
Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan tanggal 16 Januari 2015
Universitas Riau, Indonesia http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2030
8221-T31059-
Hubungan%20pelaksanaan.pdf
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A, A. (2007). Metode penelitian
Andriani, L. (2012). Kepuasan kerja perawat keperawatan dan teknik analisa data.
pada aplikasi metode tim primer Jakarta: Salemba Medika
dalam pelaksanaan tindakan asuhan
keperawatan (Studi kuantitatif di Ismani, N. (2001) Etika keperawatan.
Rumah Sakit Dr. Saiful anwar malang) Jakarta:Wydia Medika
Diperolah tanggal 15 Januari 2015
http://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/ja Kusmono, A. (2010). Buku ajar manajemen
m keperawatan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Anthon, H. (2012). Hubungan penerapan
metode tim dengan kinerja perawat Kusnanto. (2004). Pengantar profesi dan
pelaksana di ruang rawat inap. praktik keperawatan profesional.
Diperoleh tanggal 15 Januari 2015 Jakarta:EGC
http://elibrarystikesnanihasanuddin.ac.
id/123/1/artikel7.pdf Nursalam. (2013). Manajemen keperawatan
aplikasi dalam praktik keperawatan
Aprisunadi. (2011). Hubungan antara berfikir
kritis perawat dengan kualitas asuhan profesional. Jakarta: Salemba Medika
keperawatan di unit keperawatan
orthopedi. Diperolah tanggal 29 Juni Rahmat, I., Kurnia, A., & Sedyowinarso, M.
2015 dari (2012). Evaluasi pelaksanaan system
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2028 pemberian asuhan keperawatan di
0242-T%20Aprisunadi.pdf ruang rawat inap terhadap kinerja
perawat. Diperoleh tanggal 21 Juni
Asmadi. ( 2008 ). Konsep dasar keperawatan. 2015
Jakarta : EGC https://www.google.co.id/webhp?sour
ceid=chrome-
Bimo, T. (2009). Evaluasi penerapan model instant&ion=1&espv=2&ie=UTF8#q=
praktik keperawatan primer di ruang jurnal%20evaluasi%20pelaksanaan%2
rawat maranata. Diperoleh tanggal 28 0pemberian%20asuhan%20keperawat
November 2015 dari an%20terhadap%20kinerja%20perawa
http://eprints.undip.ac.id/10726/1/artik t
el.pdf Robbins, S & Coulter, M. 2007. Manajemen,
edisi kedelapan. Jakarta: PT. Indeks.
Hasibuan, M, S, P. (2006). Manajemen
sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Sihite, L. (2012). Hubungan tingkat
Aksara pengetahuan perawat tentang
Hasmi. (2012). Metode penelitian komunikasi terapeutik dengan
epidemiologi. Jakarta: Trans Info Media perilaku perawat dalam melakukan
komunikasi secara terapeutik pada
Herwina, E. (2012). Hubungan pelaksanaan klien dengan gangguan jiwa. Skipsi
metode tim keperawatan dengan
1526
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

tidak dipublikasikan dari perpustakaan 4992-T30701%20-


PSIK Universitas Riau. %20Pengaruh%20ronde.pdf

Sitorus, R & Panjaitan, R. (2011). Manajemen Suyanto. (2009). Mengenal kepemimpinan


keperawatan di ruang rawat inap. dan manajemen keperawatan di
Jakarta: Sagung Seto. rumah sakit. Yogyakarta: Mitra.

Suarli, S. ( 2009 ). Manajemen keperawatan Wahid, A., & Suprapto, I. (2012).


dengan pendekatan praktis. Jakarta: Dokumentasi proses keperawatan.
Erlangga Yogyakarta: Nuha Medika

Sunarty, M, E. (2004). Hubungan


karakteristik pekerjaan dan indivudu
dengan kepuasan kerja perawat di
ruang rawat inap. Diperoleh tanggal
15 Juni 2015 dari
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2030

1527

You might also like