Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
IHWAN UKHRAWI ALY
N 111 15 033
Pembimbing :
dr. NUR INDRIYANI
dr. I NYOMAN WIDJAJANYA, M.Kes
1
BAB I
PENDAHULUAN
Menjadi tua adalah proses seumur hidup yang tidak bisa dihindari.
Merupakan perubahan yang progresif terhadap fisik, jiwa dan status social
individu. Keberhasilan pembinaan kesehatan dengan pendekatan siklus
hidup yang dimulai sejak seorang ibu mempersiapkan kehamilannya sampai
bayi lahir, balita anak usia sekolah dan remaja, dewasa dan pralanjut usia
2
akan sangat menentukan kuantitas dan kualitas kehidupan dan kesehatan
lanjut usia di kemudian hari. Bila pelayanan kesehatan di semua tahapan
siklus hidup dilakukan dengan baik, maka dapat dipastikan bahwa kualitas
kehidupan di masa lanjut usia akan menjadi lebih tinggi.
Pada tahun 2016 Jumlah Pralansia dan lansia sebanyak 2.557 orang dan
Pralansia dan lansia yang mendapatkan pelayanan kesehatan dengan jumlah
kunjungan sebanyak 595 orang, yang tidak mendapat pelayanan kesehatan
1962 orang. Hal yang membuat lansia tidak datang ke pelayanan kesehatan
dikarenakan beberapa faktor dari masyarakat lansia tersebut seperti
3
melakukan pekerjaan rumah, berkebun, serta berbagai alasan. (Profil
Puskesmas Wani, 2016).
4
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
1. WANI I 5 1.638
2. WANI II 4 2.867
3. WANI III 2 892
4. LUMBU MPETIGO 3 1.165
5. WOMBO MPANAU 2 1.142
6. WOMBO INDUK 3 1.183
7. WOMBO KALONGGO 3 809
5
8. NUPABOMBA 6 3.135
9. GUNTARANO 3 1.621
10. BALE 5 1.354
JUMLAH 36 15.806
6
c) Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh
(IMT);
d) Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama 1 menit;
e) Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli;
f) Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus);
g) Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal;
h) Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bila mana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan;
i) Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai
dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau
kelompok usia lanjut;
j) Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok
usia lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat (public health nursing)
k) Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan contoh
menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia
lanjut serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah
tersebut;
l) Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain
sebagainya untuk meningkatkan kebugaran.
7
a) Kepemimpinan
Posbindu merupakan kegiatan dari oleh dan untuk masyarakat.
Untuk pelaksanaanya memerlukan orang yang mampu mengurus dan
memimpin penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga kegiatan yang
dilaksanakan mencapai hasil yang optimal. Pemimpin Posbindu
bisanya berasal dari anggota Posbindu itu sendiri.
b) Pengorganisasian
Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya
pembagian tugas, penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan
sebagainya. Struktur organisasi Posbindu sedikitnya terdiri dari Ketua,
Sekretaris, Bendahara dan beberapa seksi dan kader.
c) Kader
Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota
kelompok, volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.
8
2.6 Identifikasi Masalah
Pada laporan manajemen ini, permasalahan utama yang menjadi
kendala pelaksanaan program Posbindu Lansia Puskesmas Wani adalah
masih kurangnya kelompok usia lanjut yang mendapatkan pelayanan
kesehatan selama berjalannya program di tahun 2016.
9
BAB III
PEMBAHASAN
1. Input
- Tenaga kesehatan yang turut serta dalam pelaksanaan Posbindu masih
kurang, selama berjalannya program ini yang turut ikut serta adalah
penanggung jawab program yaitu seorang bidan dan dibantu 1 orang
anggotanya dengan profesi yang sama serta kader-kader dari masing-
masing desa, sedangkan untuk dokter dan apoteker jarang mengikuti
program ini dikarenakan mengutamakan pelayanan di Puskesmas.
Selama ini tenaga kesehatan yang turun dalam pelaksanaan posbindu
dibantu oleh kader-kader desa yang telah diberikan pembinaan dan
pelatihan.
- Sarana dan pra sarana seperti alat-alat pemeriksaan penunjang
laboratorium yang masih kurang seperti pemeriksaan hemoglobin,
pemeriksaan gula darah, kolesterol, asam urat yang stripnya sudah tidak
ada atau terbatas.
10
Input Puskesmas
SDM Terdapat dua orang yang terdiri dari satu orang
pembantu pemegang program posbindu yang
merangkap menjadi apoteker, satu anggota program
yang bertugas melakukan pencatatan. Dan satu lagi
anggota puskesmas sukarela yang ditugaskan sesuai
jadwal membantu pelaksanaan posbindu, serta kader –
kader dari desa atau dusun
Sarana dan Terdapat alat dan bahan yang digunakan saat
Prasarana dilapangan serta terdapat akomodasi untuk menuju ke
tempat pelaksanaan Posbindu.
Akses Mudah diakses
Pendanaan Sumber pembiayaan berasal dari alokasi dana program
Puskesmas Wani.
Pencatatan Hasil Kegiatan Posbindu di lapangan dicatat pada buku
masing-masing yang dipegang oleh lansia (Sampul
warna merah) serta laporan dari puskesmas pembantu
di rekap di buku album pencatatan puskesmas.
2. Proses
Masalah yang muncul pada proses program ini adalah mekanisme
pelaksanaan kegiatan tidak semuanya dilakukan sesuai pedoman. Menurut
pedoman mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan sistem
5 tahapan/5 meja sebagai berikut:
11
a. Tahap pertama : Pendaftaran, dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan
Pada Posbindu Puskesmas Wani, tahap pertama dilakukan sesuai
pedoman, dibantu oleh kader yang bertugas memanggil nama lansia yang
akan telah mendaftar.
b. Tahap kedua: Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila, serta
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
Menurut Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Kesehatan,
2001 hal yang perlu dinilai pada pencatat kegiatan sehari-hari meliputi :
makan / minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur,
buang air besar atau kecil dan sebagainya. Kegiatan melakukan pekerjaan
diluar rumah seperti :berbelanja, mencari nafkah, pengajian dan lain-lain.
12
Kategori A
Apabila usia lanjut sama sekali tidak mampu melakukan
kegiatan sehari-hari, sehingga sangat tergantung orang lain
(ketergantungan)
Kategori B
Apabila ada gangguan dalam melakukan sendiri, hingga
kadang-kadang perlu bantuan (ada gangguan)
Kategori C
Apabila usia lanjut masih mampu melakukan kegiatan hidup
sehari-hari tanpa bantuan sama sekali (mandiri).
13
3. Apakah anda mempunyai keluhan atau masalah dengan keluarga
atau orang lain?
4. Apakah anda menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran
dokter?
5. Apakah anda cenderung mengurung diri dalam kamar?
Bila 1 atau lebih jawaban ”ya” maka usia lanjut memiliki masalah
emosional
Pada Posbindu Puskesmas Wani, tahap 3 yang dilakukan pengukuran
tekanan darah dan pemeriksaan fisik (jika ada dokter yang ikut dalam
kegiatan Posbindu), dan tidak dilakukan pemeriksaan status mental.
14
Pada Posbindu Puskesmas Wani pemeriksaan laboratorium sederhana
yang dilakukan adalah pemeriksaan gula darah, asam urat dan kolesterol
yang dilayani selama persediaan strip masih ada, kadang jika bahan habis
pakai yang dibawa terbatas makaanya dilakukan pemeriksaan
laboratorium pada pasien yang memiliki riwayat DM, asam urat maupun
kolesterol tinggi. Namun pemeriksaan ini jarang lansia yang tertarik untuk
memeriksa dikarenakan pemeriksaannya harus dibayar.
3. Output
Sasaran Posbindu dapat dibagi menjadi dua kelompok di mana kelompok
yang pertama adalah sasaran langsung kelompok Lansia yaitu berusia 65-69
tahun dan kelompok Lansia resiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun.
Adapun sasaran kelompok tidak langsung adalah, keluarga yang mempunyai
Lansia, masyarakat di lingkungan Lansia berada, organisasi sosial yang
bergerak dalam pembinaan Lansia,petugas kesehatan usia lanjut, dan
masyarakat luas (Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi
Kesehatan, 2001).
Melalui pedoman ini diketahui bahwa output dari program ini adalah usia
lanjut. Pada output program ini belum mencapai target. Menurut data yang
diambil dari Profil Puskesmas Wani Pada tahun 2016, Jumlah lansia yang terdata
15
sebanyak 2.557 orang yang terbagi atas lansia berjenis kelamin laki-laki sebanyak
1.247 orang dan perempuan 1.310 orang. adapun cakupan lansia yang mendapatkan
pelayanan kesehatan di posbindu sebanyak 595 orang atau sekitar 23,27% dari jumlah
lansia yang terdata di wilayah kerja puskesmas wani, sehingga cakupan lansia yang
tidak mendapatkan pelayanan kesehatan di posbindu sebanyak 1.962 orang.
Menurut wawancara dengan penanggung jawab program hal ini
disebabkan karena banyaknya lansia yang terkadang tidak datang saat
pelayanan Posbindu Lansia dikarenakan sibuk bekerja atau berkebun, tidak
ada yang mengantar, lupa waktu pelaksanaan Posbindu, sedang sakit, atau pun
malas untuk datang. Oleh karena kendala tersebut sehingga pada progam
posbindu wani tersebut cakupan lansia yang belum mendapatkan pelayanan
kesehatan masih tinggi. Adapun inisiatif dari penanggung jawab program
untuk mengatasi ini yakni dengan cara, mengevaluasi setiap dusun atau desa
dimana lansianya jika saat pagi kurang yang berpartisipasi maka diinisiatif
dilakukan sore dengan harapan kendala-kendala yang terjadi pada lansia saat
pagi hari akibat berbagai kesibukan, bias hadir posbindu yang dilakukan sore
hari.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Program Posbindu Lansia di Puskesmas Wani sudah cukup baik, namun
masih perlu peningkatan dari input yakni jumlah tenaga kesehatan yang masih
kurang saat pelaksanaan kegiatan (dokter dan apotek yang tidak selalu hadir
saat pelayanan), proses yakni pelaksanaan kegiatan yang belum semuanya
dilakukan sesuai dengan PedomanPembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi
Kesehatan, 2001 di tahap 1 yang harus memiliki 5 meja untuk melakukan
registrasi hingga konseling, tahap 2 pencatatan kegiatan sehari-hari, di tahap 3
pemeriksaan status mental, di tahap 4 pemeriksaan laboratorium dilakukan
setiap pelayanan Posbindu kepada setiap lansia baik yang telah didiagnosis
berkaitan dengan pemeriksaan tersebut maupun yang belum, sedangkan pada
output yakni belum mencapai target namun perlu ditingkatkan agar lansia
yang mendapat pelayanan bisa mencapai 100 %.
4.2 Saran
Untuk meningkatkan program ini perlu, Peningkatan SDM yang turun saat
pelaksanaan program serta pembekalan kembali kepada seluruh petugas
kesehatan yang ikut serta sehingga semua tahap kegaitan Posbindu
dilaksanakan, dan mengoptimalkan kunjungan rumah apabila lansia tidak
datang saat pelayanan Posbindu.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Lampiran Dokumentasi
19
Gambar 3. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan Posbindu Lansia di
Desa Bale
20
Gambar 5. Aktivitas di Posbindu Dusun Kinta
21