You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut WHO, yang termasuk katagori lansia, adalah mereka yang


berusia 65 tahun ke atas (AS dan Eropa Barat). Sedangkan di negara-negara
Asia, lansia adalah mereka yang berusia 60 tahun keatas. Pengkategorian
lebih detail dikemukakan oleh Durmin dalam Arisman (2007), yang
membagi lansia menjadi young elderly (65-74 tahun) dan older elderly (75
tahun). Sementara di Indonesia, M. Alwi Dahlan dalam Arisman (2007)
menyatakan bahwa orang dikatakan lansia jika telah berumur di atas 60
tahun.

Sementara Notoatmodjo (2007) mengemukakan, bahwa lansia


merupakan tahap akhir siklus kehidupan. Lansia juga merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang
mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari.
Lansia adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Lansia
dimulai paling tidak saat puber dan prosesnya berlangsung sampai
kehidupan dewasa. Menurut Depkes RI (2000), konteks kebutuhan lansia
akan dihubungkan secara biologis, sosial dan ekonomi.MenurutPermenkes
No.25 tentangRencana Nasional KesehatanLanjutUsiaTahun 2016-2019,
disebutkanpasiengeriatriadalahpasienlanjutusiadengan multi penyakitdan /
ataugangguanakibatpenurunanfungsi organ, psikologi, sosial,
ekonomidanlingkungan yang
membuthkanpelayanankesehatansecaraterpadudenganpendekatanmultidisipli
n yang bekerjasecarainterdisiplin.

Menjadituaadalah proses seumurhidup yang tidakbisadihindari.


Merupakanperubahn yang progresifterhadapfisik, jiwadan status

1
sosialindividu.
Keberhasilanpembinaankesehatandenganpendekatansiklushidup yang
dimulaisejakseorangibumempersiapkankehamilannyasampaibayilahir,
balitaanakusiasekolahdanremaja,
dewasadanpralanjutusiaakansangatmenentukankuantitasdankualitaskehidupa
ndankesehatanlanjutusia di kemudianhari. Bilapelayanankesehatan di
semuatahapansiklushidupdilakukandenganbaik,
makadapatdipastikanbahwakualitaskehidupan di masa
lanjutusiaakanmenjadilebihtinggi.

Posbindu merupakan suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan


terhadap lansia di tingkat desa dalam masing-masing di wilayah kerja
Puskesmas (Departemen Kesehatan RI,2005).Dasar pembentukan Posbindu
yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama lansia dengan
sasaran langsung dan sasaran tidak langsung.Sasaran langsung yaitu pralansia
45-59 tahun, lansia 60-69 tahun, dan lansia resiko tinggi yaitu usia lebih dari
70 tahun. Sedangkan sasaran yang tidak langsung adalah keluarga di mana
lansia berada, masyarakat di lingkungan lansia, organisasi sosial yang
bergerak di dalam pembinaan kesehatan lansia, petugas kesehatan yang
melayani kesehatan lansia dan masyarakat luas (Departemen Kesehatan
RI,2006).

Pada tahun 2013 di wilayahPuskesmasSingganisebanyak 10


PosbinduLansiapada 4 kelurahanyaitu di kelurahanBesusu Barat 3 kelompok,
KelurahanBesusu Tengah 2 kelompok, KelurahanBesusuTimur 1 Kelompok,
KelurahanLasoani 1 kelompok, KelurahanPoboya 1 kelompokserta 2
kelompokwilayahluar. Padatahun2014- 2015 di wilayah Puskesmas Singgani
sebanyak 11 Posbindu pada 4 kelurahan yaitu di Kelurahan Besusu Barat 4
kelompok,Kelurahan Besusu Tengah 2 kelompok,Kelurahan Besusu Timur 1
Kelompok, KelurahanLasoani 1 kelompok, KelurahanPoboya 1 kelompok,
serta 2 kelompok luar wilayah.Padatahun 2016-2017 di
wilayahPuskesmasSingganisebanyak 12 Posbinduyaitu di Besusu Barat 3

2
kelompok, KelurahanBesusu Tengah 2 kelompok, KelurahanBesusuTimur 1
kelompok, di kelurahanLasoani 2 kelompok, di kelurahanPoboya 1
kelompok,serta 2 kelompokwilayahluar.Kegiatan yang dilaksanakan adalah
pemeriksaan kesehatan, pengobatan, penyuluhan.Meskipun demikian
kegiatan posyandu lansia belum optimal karena belum semua warga lansia
memanfaatkan keberadaan posbindu atau posyandu lansia tersebut.

Pada tahun 2016 Jumlah Usila 60 th keatas sebanyak 2950 orang dan
Usila yang mendapatkan pelayanan kesehatan dengan jumlah kunjungan
sebanyak2831 orang, yang tidak mendapat pelayanan kesehatan 119 orang.
Dilakukan penyuluhan sebanyak kali 11 kali per bulan (100%) dan Olah raga
dilaksanakan setiap triwulan di Puskesmas Singgani (Profil Puskesmas
Singgani, 2016). Pada tahun tahun 2015 Jumlah Usila 60 th keatas sebanyak
2854 orang dan Usila yang mendapatkan pelayanan kesehatan dengan jumlah
kunjungan sebanyak2560 orang, yang tidak mendapat pelayanan kesehatan
294 orang. Dilakukan penyuluhan sebanyak kali 11 kali per bulan (100%) dan
Olah raga dilaksanakan setiap triwulan di Puskesmas Singgani (Profil
Puskesmas Singgani, 2015). Pada tahun 2014 Jumlah Usila 60 th keatas
sebanyak 2812 orang dan Usila yang mendapatkan pelayanan kesehatan
dengan jumlah kunjungan sebanyak2778 orang, yang tidak mendapat
pelayanan kesehatan 34 orang. Dilakukan penyuluhan sebanyak kali 11 kali
per bulan (100%) dan Olah raga dilaksanakan setiap triwulan di Puskesmas
Singgani (Profi Puskesmas Singgani, 2014).Pada tahun 2013 Jumlah Usila 60
th keatas sebanyak 1023 orang dan Usila yang mendapatkan pelayanan
kesehatan dengan jumlah kunjungan sebanyak60 orang, yang tidak mendapat
pelayanan kesehatan 963 orang. Dilakukan penyuluhan sebanyak kali 11 kali
per bulan (100%) dan Olah raga dilaksanakan setiap triwulan di Puskesmas
Singgani (Profi Puskesmas Singgani, 2013).

3
BAB II

IDENTIFIKASI MASALAH

Pada laporan manajemen ini, permasalahan program Posbindu Lansia yang


akan dibahas dikaitkandengan indikator keberhasilan :
Indikator keberhasilan dalam upaya pembinaan Lansia melalui kegiatan pelayanan
kesehatan di Posbindu dilakukan dengan menggunakan data pencatatan dan
pelaporan, pengamatan khusus dan penilitian, dengan menggunakan patokan
yaitu:
 Meningkatnyajumlahorganisasimasyarakatkelompokusialanjut yang
berperansertasecaraaktifdalampelayanankesehatanusialanjut
 Meningkatnyajangkauanpelayanankesehatanusialanjut yang dilaksanakanoleh
50% puskesmasdanmenjangkau 100% pantiwerda
 Menurunnyaangkakesakitanakibatpenyakitdegeneratif,
denganjangkauanpelayanan yang mencakup 40% usialanjut.
PosbinduLansiaPuskesmasSingganidaritahunketahunmeningkatkanjumlahPos
bindu di tiapKecamatan yang termasukwilayahkerjanya, yaknitahun 2013
terdapat 10 Posbindu, tahun 2014-2015 terdapat 11 Posbindu, dantahun 2016-
sekarang terdapat 12 Posbindu. Berdasarkanjumlahlansiatahun 2016 sebanyak
2950 orangdan yang mendapatpelayanankesehatan 2831 orang,
sehinggadidapatkan 95% lansia di
wilayahkerjaPuskesmastelahmendapatpelayanankesehatan,
mengalamipeningkatandibandingtahun 2015 sebanyak 89 % lansia.

Berdasarkanindikatorinimasalah yang didapat di PosbinduLansiaadalah :


- Input :Tenaga kesehatan yang turutsertadalampelayananPosbindukurang,
terkadangtidakadadokterdanapotek yang

4
turutdalampelayananinikarenamengutamakanpelayanan di Puskesmas,
saranadanprasaranamasihkurang, dansumber dana masihkurang.
- Proses :Padamekanismepelaksanaankegiatan, di
Posbindubelumsemuatahapdilakukan
- Output
:KehadiranlansiasaatpelaksanaanPosbindumasihperluditingkatkanmeskipu
ntarget program sudahtercapai.

5
BAB III
PEMBAHASAN

Posbindu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap


Lansia di tingkat desa dalam masing-masing di wilayah kerja
Puskesmas(Departemen Kesehatan RI ,2005). Keterpaduan dalam Posbindu
berupa keterpaduan pada pelayanan yang dilatarbelakangi oleh kriteria Lansia
yang memiliki berbagai macam penyakit. Dasar pembentukan Posbindu yaitu
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama lansia. (Departemen
Kesehatan RI ,2005).

a. Input
Masalah yang munculdari input program
iniadalahkurangnyatenagakesehatanPuskesmasSingggani yang
ikutdalampelaksanaanPosbindulansiaini, biasanyaapoteker di
Puskesmaskurangsehinggatidakikutturundalampelaksanaansertadoktertidakseti
apsaatikut, hanyasajajika di Puskesmasadadokter internship yang
bertugasmakadokter internship yang berperanaktifdalamPosbinduLasiaini. Hal
inidisebakankarenatenagakesehatansepertidokterdanapotekerlebihmengutamak
anpelayanan di Puskesmas.
b. Proses
Masalah yang muncul pada proses program ini adalah mekanisme
pelaksanaan kegiatan tidak semuanya dilakukan sesuai pedoman. Menurut
pedoman mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan sistem
5 tahapan/5 meja sebagai berikut:

6
a. Tahap pertama : Pendaftaran, dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan
Pada Posbindu Puskesmas Singgani, tahap pertama sudah dilakukan sesuai
pedoman, dan pelaksana di lapangan adalah perawat dan bidan, dibantu
oleh kader yang bertugas memanggil nama lansia yang akan telah
mendaftar.
b. Tahap kedua: Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila, serta
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
Menurut Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Kesehatan,
2001hal yang perludinilaipadapencatatkegiatansehari-harimeliputi : makan
/ minum, berjalan, mandi, berpakaian, naikturuntempattidur, buang air
besar / kecildansebagainya.

7
Kegiatanmelakukanpekerjaandiluarrumahseperti :berbelanja,
mencarinafkah, mengambil pension, arisan, pengajiandan lain-lain.
KategoriA
:Apabilausialanjutsamasekalitidakmampumelakukankegiatansehari-hari,
sehinggasangattergantung orang lain (ketergantungan)
KategoriB :Apabilaadagangguandalammelakukansendiri, hinggakadang-
kadangperlubantuan (adagangguan)
KategoriC :Apabilausialanjutmasihmampumelakukankegiatanhidupsehari-
haritanpabantuansamasekali (mandiri)
PadaPosbinduPuskesmasSingganitahapkedua yang
dilaksanakanhanyalahpenimbanganberatbadan,
dankadangsempatditanyakansekilastentangkegiatansehari-
harinamuntidakdilakukanpencatatan,
sertatidakdilakukanpengukurantinggibadan.
c. Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan
pemeriksaan status mental
Menurut Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Kesehatan,
2001, Pemeriksaan Status Mental menggunakan pedoman metode 2 menit
melalui 2 tahap pertanyaan :
Pertanyaan tahap 1 :
1. Apakah anda mengalami sukar tidur?
2. Apakah anda sering merasa gelisah?
3. Apakah anda sering murung dan atau menangis sendiri?
4. Apakah anda sering merasa was-was atau khawatir?
Bila ada 1 atau lebih jawaban ”ya” lanjutkan pada pertanyaan tahap 2
Pertanyaan tahap 2 :
1. Apakah lama keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam
sebulan?
2. Apakah anda mempunyai masalah atau banyak pikiran?
3. Apakah anda mempunyai keluhan atau masalah dengan keluarga
atau orang lain?

8
4. Apakah anda menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran
dokter?
5. Apakah anda cenderung mengurung diri dalam kamar?
Bila 1 atau lebih jawaban ”ya” maka usia lanjut memiliki masalah
emosional
Pada Posbindu Puskesmas Singgani, tahap 3 yang dilakukan pengukuran
tekanan darah dan pemeriksaan fisik (jika ada dokter yang ikut dalam
kegiatan Posbindu), dan tidak dilakukan pemeriksaan status mental.

d. Tahap keempat: laboratorium sederhana


Menurut Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Kesehatan,
2001, meliputipemeriksaan Hemoglobin
untukdeteksianemimenggunakanmetodeSahli, atauTalquist,
atauCuprisulfat, danpemeriksaanurinuntukdeteksigangguanginjal, dan
Diabetes

Gambar 1. MetodeTalquist Gambar 2. MetodeSahli

Gambar 3 Combour Test

9
PadaPosbinduPuskesmasSingganipemeriksaanlaboratoriumsederhana yang
dilakukanadalahpemeriksaanguladarah, asamuratdankolesterolyang
dilayanitiap 3 bulansekali, kadangjikabahanhabispakai yang
dibawaterbatasmakahanyadilakukanpemeriksaanlaboratoriumpadapasien
yang memilikiriwayat DM, asamuratmaupunkolesteroltinggi.

e. Tahap Kelima: Pemberian penyuluhan dan konseling


Penyuluhan dan konseling diberikan berdasarkan hasil pada tahap 1
sampai 4.
Pada Posbindu Puskesmas Singgani penyuluhan dan konseling sudah
dilaksanakan dengan baik oleh petugas puskesmas (bidan atau
perawat).Terkadang kegiatan penyuluhan kesehatan kepada lansia juga
dilakukan oleh dokter sebelum sebelum kegiatan Posbindu dimulai.
Dokumentasi Posbindu di Puskesmas Singgani

Gambar 4. Meja 1

Gambar 5. Meja 2

10
Gambar 6. Obat-obatan yang disediakan

Gambar 7. Pelayanan pada meja 1 di Posbindu Besusu Barat (Posbindu Bambana)

Gambar 8. Pelayanan pada meja 1 di Posbindu Besusu Tengah (Posbindu Pniel)

11
Gambar 8. Pelayanan pada meja 1 di Posbindu Poboya

Gambar 9. Penyuluhan pada Posbindu Poboya

c. Output
Sasaran Posbindu dapat dibagi menjadi dua kelompok di mana kelompok
yang pertama adalah sasaran langsung meliputi kelompok virilitas/pra senilis
adalah usia 45-59 tahun dan kelompok Lansia yaitu berusia 60-69 tahun dan
kelompok Lansia resiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun. Adapun sasaran
kelompok tidak langsung adalah, keluarga yang mempunyai Lansia,

12
masyarakat di lingkungan Lansia berada, organisasi sosial yang bergerak
dalam pembinaan Lansia,petugas kesehatan usia lanjut, dan masyarakat luas
(Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Kesehatan, 2001).
Melaluipedomaninidiketahuibahwa output dari program
iniadalahusialanjut. Pada output program inisudahmencapai target. Menurut
data yang diambildariProfilPuskesmassejaktahun2014 hingga 2016
jumlahlansiamengalamipeningkatanyaknitahun 2013 sampai 2016 berturut-
turutsebanyak 1023 orang, 2812 orang, 2854 orang dan 2950 orang, yang
tidakmendapatpelayanantahun 2013 sampai 2016 berturut-
turutpresentasinya94%, 1,2%, 10%, dan 4%.
Menurutwawancaradenganpenanggungjawab program
halinidisebabkankarenabanyaknyalansia yang
terkadangtidakdatangsaatpelayananPosbinduLansiadikarenakantidakada yang
mengantar, lupawaktupelaksanaanPosbindu, sedangsakit,
ataupunmalasuntukdatang. Namun,
halinidisiasatiolehkaderberupapencatatannama-namalansia yang tidakdatang,
dansetelahPelayananberakhirkaderbersamapetugaskesehatanlainnyadatanglang
sungkerumahusiatersebutuntukmelakukanpelayananposbindu. Dan
sampaisaatinikader, penanggungjawab program
danseluruhpetugaskesehatanwilayahkerjaPuskesmasSingganisenantiasaberusa
hameningkatkanpresentasipelayananPosbinduLansia.

13
BAB IV

PENUTUP

1.1.Kesimpulan
Program PosbinduLansia di
PuskesmasSingganisudahbaik,namunmasihperlupeningkatandariinputyakniju
mlahtenagakesehatan yang masihkurangsaatpelaksanaankegiatan
(dokterdanapotek yang tidakselaluhadirsaatpelayanan), proses
yaknipelaksanaankegiatan yang
belumsemuanyadilakukansesuaidenganPedomanPembinaan Kesehatan Usia
Lanjut Bagi Kesehatan, 2001 di tahap 2 pencatatankegiatansehari-hari,
pengukurantinggibadan, di tahap 3 pemeriksaan status mental, di tahap 4
pemeriksaanlaboratoriumdilakukansetiappelayananPosbindukepadasetiaplansi
abaik yang telahdidiagnosisberkaitandenganpemeriksaantersebutmaupun yang
belum, sedangkanpadaoutput yaknisudahmencapai target
namunperluditingkatkan agar lansia yang mendapatpelayananbisamencapai
100 %.

1.2.Saran
Untukmeningkatkan program iniperlu

Peningkatan SDM yang turunsaatpelaksanaan program


sertapembekalankembalikepadaseluruhpetugaskesehatan yang
ikutsertasehinggasemuatahapkegaitanPosbindudilaksanakan,
danmengoptimalkankunjunganrumahapabilalansiatidakdatangsaatpelayananPo
sbindu.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. 2003. Pedoman Pengelolaan Kesehatan di Kelompok Usia


Lanjut. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
2. Komisi Nasional Lanjut Usia. 2010.Pedoman Pelaksanaan Posyandu
Lanjut Usia.Komisi Nasional Lanjut Usia. Jakarta
3. Depkes RI. 2000. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi
Petugas Kesehatan I Kebijaksanaan Program.Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
4. Notoatmojdo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni dan
Pendidikan dan Perilaku Kesehatan
5. PuskesmasSinggani, 2016. Profil Puskesmas Singgani Tahun 2016
6. Arisman. 2007. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC.
Jakarta
7. MenteriKesehatanRepublik Indonesia, 2016,
PeraturanMenteriKesehatanRepublik Indonesia Nomor 25 Tahun 2016,
Jakarta.

15

You might also like