You are on page 1of 12

JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485

E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (110-122)

BAHASA BETAWI DAN GAYA BAHASA REPETISI


DALAM CERAMAH USTAD YUSUF MANSUR
PROGRAM WISATA HATI DI ANTV

Ninit Alfianika
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI Sumatera Barat
email : ninit_13@yahoo.com
Submitted :10-05-2016, Reviewed:15-10-2016, Accepted:31-10-2016
http://dx.doi.org/10.22202/jg.2015.v1i1.1161

ABSTRACT

The purpose of this study was (1) to describe the use of Betawi in ceramaha Ustad Yusuf
Mansur and (2) describe the use of force in the lecture repetisis language Ustad Yusuf
Mansur. Data collected through three stages, (1) listening and video mentransipkan Ustad
Yusuf Mansur in Islamic lecture entitled Riadho 40 Days, Charity, and Night Prayer taken
from youtobe, (2) identify and record the repeated utterances into research data, and (3)
an inventory of words related to the Betawi language and stylistic repetition by using the
format of the data inventory. Analyzing data descriptively. Based on the results of the study
concluded the following, first, from the results of the study, the authors found 45 speech
that had the Betawi. 45 speech that I have found there are three lecture titles, namely (1)
Riadho 40 days, (2) Charity, and (3) Prayer Night. In a lecture titled 40 Days Riadho found
23 utterances. In a lecture titled Alms found 14 utterances. In a lecture titled Evening
Prayer found 8 speech. Second, the language style reps were found in three lectures Ustad
Yusuf Mansur is, epizeuksis, anaphora, and anadiplosis. Of the three types of stylistic
repetition found there are 33 utterances that contain stylistic repetition. Stylistic repetition
epizeuksis types totaled 22 utterances. Stylistic repetition consists of 3 types of anaphora
speech. Stylistic repetition anadiplosis are 8 types of utterances. Thus, from the results of
the research can be authors conclude Betawi and stylistic hallmark reps merupan Ustad
Yusuf Mansur in rhetoric.
Keywords: Betawi, repetition, lectures, Yusuf Mansur.

Pendahuluan kiat-kiat yang harus dilakukan agar


pendengar tertarik dengan ceramah yang
Bila seseorang mendengar kata disampaikan. Agar pendengar tertarik
ceramah yang muncul diingatan mereka dengan ceramah yang disampaikan
adalah seseorang ulama islam yang penceramah harus menguasai materi dan
berbicara di depan umum dengan tujuan tata cara berceramah. Hal ini sejalan
mengajak manusia ke jalan Allah dan dengan pendapat Hendrikus (1995:144)
mengubah cara pikir manusia agar yang mengatakan untuk mencapai
bertindak sesuai dengan prinsip ajaran keberhasilan berdakwah atau ceramah
agama islam. Dalam berceramah ada penceramah hendak memperhatikan
111 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat
JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (110-122)

beberapa hal, yaitu ketetapan ucapan, dibedakan melalui bahasa yang


penempatan tekanan, nada, durasi, sikap, digunakannya. Salah satunya adalah
suara, penguasaan topik dan bahasa. Dari Ustad Yusuf Masur. Ustad Yusuf Mansur
pendapat Hendrikus di atas terlihat adalah salah satu penceramah yang
bahwa penguasai materi saja belum diperhitungkan di dunia pertelevisian
cukup meraih kesuksesan dalam dunia untuk mengisi pengajian. Salah satu
ceramah tanpa diiringi dengan keindahan stasiun TV yang mengontrak Ustad
bahasa. Yusuf Mansur adalah ANTV dengan
Keindahan berbahasa sama program Wisata Hati. Selain aktif di
dengan retorika. Secara Etimologi pengajian, beliau juga pengasuh
Syafi’ie (1998:1) mengatakan retorika pesantren Tahfidz Daarulquran.
dari bahasa Yunani rhetorika yang berarti Meskipun sudah terkenal, tetapi
seni kemampuan berbicara yang dimiliki Ustad Masur tidak pernah sombong ia
oleh seseorang. Retorika juga bisa selalu ramah dan rendah hati. Keramahan
diartikan sebagai aktivitas manusia dan kerendah hatiannya dapat dilihat dari
dengan bahasanya yang terwujud dalam bahasa yang digunakan sewaktu
kegiatan berkomunikasi yang dilakukan berceramah. Sewaktu berceramah Ustad
dengan menggunakan bahasa sebagai Yusuf Masur sering menggunakan vocal
alatnya. Hendrikus (1995:14) juga é diakhir kata, sufik (akhiran) -in, dan
mengatakan retorika berarti kesenian sering menggunakan kata dong. Menurut
untuk berbicara baik yang dipergunakan Muhadjir (2000:60) bahasa yang
dalam proses komunikasi antar manusia. mengunakan vocal é, sufik -in, dan kata
Kesenian berbicara bukan hanya dong merupakan ciri bahasa Betawi.
berbicara lancar tanpa pikiran yang jelas Selain bahasa Betawi, yang
dan tanpa isi, melainkan suatu menjadi ciri khas Ustad Yusuf Masur
kemampuan untuk berbicara dan lainnya ialah sering mengulang kata-kata
berpidato secara singkat, jelas, padat dan yang penting. Pengulangan kata-kata itu
mengesankan. Jadi, retorika dan bahasa bertujuan untuk memberikan penekanan.
memiliki hubungan yang erat. Pengulangan kata dalam gaya bahasa
Rangkaian kata dan susunan disebut dengan repetisi. Melihat hal itu
bahasa yang indah dan berirama dalam penulis ingin melihat lebih jauh lagi
ceramah merupakan akar dalam bahasa Betawi dan gaya bahasa repetisi
beretorika. Oleh sebab itu, retorika yang digunakan Ustad Yusuf Masur
digunakan untuk membimbing, dalam berceramah.
merancang dan memilih kata yang baik Chaer dan Leonie (2004:11)
dan persuasif. Retorika yang digunakan mengatakan bahasa adalah sebuah
masing-masing penceramah merupakan sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh
ciri khas dari penceramah itu sendiri. sejumlah komponen yang berpola secara
Pada saat ini, banyak penceramah tetap dan dapat dikaidahkan. Sumarsono
yang berceramah secara mengesankan. (2012:17) menjelaskan bahasa adalah
Masing-masing ceramah memiliki sistem lambang berupa bunyi yang
retorika tersendiri dalam menarik bersifat sewenang-wenang (arbirter)
perhatian penonton. Penggunaan retorika yang dipakai oleh anggota masyarakat
masing-masing perceramah dapat untuk saling berhubungan atau

112 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (110-122)

berinteraksi. Karena merupakan suatu disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah


sistem, bahasa merupakan aturan-aturan gaya yang mengungkapkan pikiran
yang saling bergantungan dan melalui bahasa secara khas yang
mengandung unsur-unsur yang bisa melihatkan jiwa dan kepribadian penulis.
dianalisis secara terpisah-pisah. Jadi, Gaya bahasa dapat ditinjau dari
bahasa Betawi juga bisa dianalisis bermacam-macam sudut. Oleh sebab itu,
berdasarkan ciri-ciri bahasa Betawi itu sulit diperoleh kata sepakat mengenai
sendiri. Muhadjir (2000:62-68) pembagian yang sifatnya menyeluruh dan
menjelaskan ciri khas bahasa Betawi dapat diterima oleh semua pihak. Tarigan
dapat dilihat dari beberapa sudut (1985:6) mengelompokkan gaya bahasa
pandang, yaitu (1) dari ciri pelafalan atau menjadi empat kelompok yaitu: (1) gaya
tata ucapnya banyak ditemukan vokal é bahasa perbandingan, (2) gaya bahasa
pada kosakata, contohnya seperti pada pertentangan, (3) gaya bahasa pertautan,
kata: apé, adé, ayé, dan lain-lain, (2) pada dan (4) gaya bahasa perulangan. Keraf
tataran kata, adanya suffiks –in, seperti (2005:115) membedakan gaya bahasa
pada kata: ndatengin “mendatangi”, menjadi dua kelompok, yaitu pertama,
ngumpetin “menyembunyikan”, dari segi nonkebahasaan, dari segi
nguntitin “mengikuti”, dll, (3) pada nonkebahasaan style dapat dibagi
tataran tata kalimat banyak menggunakan menjadi tujuh yaitu: (1) berdasarkan
partikel dong, deh, kok, si, kek, dll. pengarang, (2) berdasarkan masa, (3)
Tidak hanya bahasa, dalam berdasarkan medium, (4) berdasarkan
retorika juga dikenal isilah gaya bahasa subjek, (5) berdasarkan tempat, (6)
atau style. Kata style diturunkan dari kata berdasarkan hadirin, dan (7) berdasarkan
Latin stilus, yaitu semacam alat untuk tujuan. Kedua, dari segi bahasa, dari segi
menulis pada lempengan lilin. Keahlian bahasa dapat dibedakan berdasarkan titik
dalam menggunakan alat ini sangat tolak unsur bahasa yang dipergunakan,
mempengaruhi jelas tidaknya tulisan di yaitu (1) gaya bahasa berdasarkan pilihan
dalam lempengan tadi. Seiring kata. Berdasarkan pilihan katanya gaya
berkembangnya zaman, penekanan pada bahasa terbagi menjadi tiga, yaitu gaya
keahlian menulis pada lempeng lilin ini bahasa resmi, gaya bahasa tidak resmi,
bergeser maknanya menjadi keahlian dan gaya bahasa percakapan, (2) gaya
menulis atau mempergunakan kata-kata bahasa berdasarkan nada yang
dengan indah. Keraf (dalam Manaf, terkandung dalam wacana. Berdasarkan
2008:143) mengatakan gaya bahasa nadanya gaya bahasa dapat dibagi
adalah cara khas yang dipilih seseorang menjadi tiga, yaitu gaya bahasa
untuk mengungkapkan pikiran dan sederhana, gaya bahasa mulia dan
perasaannya melalui bahasa, sedangkan bertenaga, dan gaya bahasa menengah,
Tarigan (1985:4) mengatakan gaya (3) gaya bahasa berdasarkan sruktur
bahasa adalah bahasa yang indah yang kalimat. Berdasarkan sruktur kalimatnya
dipergunakan untuk meningkatkan efek gaya bahasa dapat dibagi menjadi lima,
dengan jalan memperkenalkan serta yaitu gaya bahasa klimaks, gaya bahasa
membandingkan suatu benda atau hal antiklimaks, gaya bahasa paralelisme,
tertentu dengan benda yang lain atau hal gaya bahasa antitesis, dan gaya bahasa
yang lain yang lebih umum. Jadi, dapat repetisi, dan (4) gaya bahasa berdasarkan

113 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (110-122)

langsung tidaknya makna. Berdasarkan beberapa baris atau kalimat


langsung tidaknya makna gaya bahasa berturut-turut. Contoh : Kau bilang aku
terbagi dua, yaitu gaya bahasa retoris dan ini egois, aku bilang terserah aku. Kau
gaya bahasa kiasan. Dalam penelitian ini bilang aku ini judes, aku bilang terserah
gaya bahasa lebih dispesifikkan pada aku, (6) mesodiplosis adalah repetisi di
gaya bahasa repetisi, karena gaya bahasa tengah-tengah baris-baris atau beberapa
repetisi merupakan salah satu ciri Ustad kalimat berurutan. Contoh : Para
Yusuf Mansur. pembesar jangan mencuri bensin. Para
Manaf (2008:154) mengatakan gadis jangan mencari perawannya
repitisi adalah majas nonperbandingan sendiri, (7) epanalepsis adalah
yang dibentuk dengan megulang pengulangan yang berwujud kata terakhir
kata-kata penting atau kata-kata kunci dari baris, klausa atau kalimat,
untuk memberi tekanan dalam sebuah mengulang kata pertama. Contoh : Kita
konteks yang sesuai. Al-Ma’ruf gunakan pikiran dan perasaan kita, dan
(2009:111) mengatakan repetisi adalah (8) anadiplosis dalah kata atau frasa
perulangan bunyi, suku kata, kata atau terakhir dari suatu klausa atau kalimat
bagian kalimat yang dianggap penting menjadi kata atau frasa pertama dari
untuk memberi tekanan dalam memberi klausa berikutnya. Contoh : Dalam baju
onteks yang sesuai. Keraf (2005:127) ada aku, dalam aku ada hati. Dalam hati
menyatakan repetisi adalah perulangan : ah tak apa jua yang ada. Dalam
bunyi, suku kata, kata atu bagian kalimat penelitian ini penulis menggunakan teori
yang dianggap penting untuk memberi Muhadjir untuk bahasa Betawi dan teori
tekanan dalam sebuah konteks yang Keraf untuk gaya bahasa repetisi.
sesuai. Ia juga menjelaskan Rumusan masalah dalam penelitian ini,
macam-macam repetisi, yaitu (1) yaitu sebagai beikut. Pertama,
epizeuksis adalah repetisi yang bersifat bagaimanakah penggunaan bahasa
langsung, artinya kata yang dipentingkan Betawi dalam ceramaha Ustad Yusuf
diulang beberapa kali berturut-turut. Mansur? Kedua, bagaimanakah
Contoh : Kita harus bekerja, bekerja, dan penggunaan gaya bahasa repetisis dalam
bekerja untuk mengajar semua dalam ceramah Ustad Yusuf Mansur?
ketinggalan kita, (2) autotes adalah
repetisi atas sebuah kata berulang-ulang Metode
dalam sebuah konstruksi. Contoh : kau Jenis penelitian ini adalah
menunding aku, aku menunding kau, kau penelitian kualitatif dengan
dan aku menjadi seteru, (3) anafora menggunakan metode deskriptif. Bogdan
adalah repetisi yang berupa perulangan dan Taylor (dalam Basrowi dan Suwandi,
kata pertama pada setiap garis. Contoh : 2008:1) mengatakan bahwa penelitian
Apatah tak bersalin rupa, apatah boga kualitatif adalah salah satu prosedur
sepanjang masa, (4) apistrofora adalah penelitian yang menganasis data
repetisi yang berwujud perulangan kata deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan
atau frasa pada akhir kalimat berurutan. perilaku orang-orang yang diamati.
Contoh : Bumi yang kau diami, laut yang Rofi’udin (2003:22) mengatakan
kaulayari adalah puisi, (5) simploke penelitian kualitatif merupakan
adalah repetisi pada awal dan akhir penelitian yang didasarkan pada data

114 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (110-122)

yang berupa kata-kata dalam penelitian, dan (3) menginventarisasi


mendeskripsikan objek-objek yang kata-kata yang berhubungan dengan
diteliti. Mardalis (2009:26) menjelaskan bahasa Betawi dan gaya bahasa repetisi
penelitian deskriptif bertujuan untuk dengan menggunakan format
mendeskripsikan apa-apa yang saat itu inventarisasi data.
berlaku. Dalam penelitian ini metode Setelah data terkumpul maka data
deskriptif ini digunakan untuk melihat, tersebut dianalisis dengan cara berikut,
mendeskripsikan dan menganalisis data (1) mengidentifikasi data sesuai dengan
tentang penggunaan bahasa Betawi dan konsep bahasa Betawi dan gaya bahasa
gaya bahsa repetisi dalam tiga judul repetisi, (2) mengklasifikasi data
ceramah Ustad Yusuf Mansur. berdasarkan teori yang menjadi acuan.
Menurut Lofland (dalam Basrowi (3) menganalisis data dengan cara
dan Suwandi, 2008:169), sumber utama mencatat kata-kata atau kalimat-kalimat
data dalam penelitian kualitatif ialah yang berkaitan dengan basa Betawi dan
kata-kata dan tindakan selebihnya adalah gaya bahasa repetisi (5)
data tambahan seperti dokumen dan menginterpretasikan data yang sudah
lain-lain. Data yang digunakan dalam dianalisis sesuai dengan teori, dan (6)
penelitian ini adalah kalimat dalam menyimpulkan hasil deskripsi data
cermah Ustad Yusuf Mansur yang dengan menulis laporan. Teknik
mengandung bahasa Betawi dan gaya Pengabsahan Data yang digunakan dalam
bahasa repetisi yang telah selesai di penelitian ini adalah teknik pengecekan
transkip. Dalam penelitian ini, peneliti teman sejawat dan kecukupan referensi.
hanya mengambil tiga judul ceramah
saja, yaitu “Riadho 40 Hari,” Pembahasan
“Sedekah,” dan “Salat Malam”. Sumber 1. Penggunaan Bahasa Betawi dalam
data yang digunakan dalam penelitian Ceramah Ustad Yusuf Masur
berasal dari video ceramah Ustad Yusuf
Mansur pada program Wisata Hati di Pada bagian ini akan dibahas
ANTV yang di download dari youtobe sejauh mana penggunaan bahasa Betawi
internet. Subjek penelitian dalam dalam tiga ceramah Ustad Yusuf Mansur
penelitian ini adalah peneliti sendiri dan pada program Wisata Hati di ANTV.
dibantu oleh instumen pendukung Muhadjir (2000:62--68) menjelaskan ciri
lainnya, seperti format inventarisasi, khas bahasa Betawi, yaitu (1) ciri
buku-buku mengenai teori sastra, pelafalan atau tata ucapnya menggunakan
buku-buku mengenai bahasa betawi, dan vocal é (2) pada tataran kata, adanya
sumber-sumber lainnya suffiks –in, (3) pada tataran tata kalimat
Teknik pengumpulan data yang banyak menggunakan partikel dong, deh,
digunakan dalam penelitian ini adalah (1) kok, si, kek, dll.
mendengarkan dan mentransipkan video Dari hasil penelitian, penulis
Ustad Yusuf Mansur dalam ceramah temukan 45 tuturan yang mengadung
islam yang berjudul Riadho 40 Hari, bahasa Betawi. 45 tuturan yang penulis
Sedekah, dan Salat Malam yang diambil temukan terdapat dalam 3 judul ceramah,
dari youtobe, (2) menandai dan mencatat yaitu (1) Riadho 40 hari, (2) Sedekah, dan
ulang tuturan yang menjadi data (3) Salat Malam. Dalam ceramah dengan

115 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (110-122)

judul Riadho 40 hari ditemukan 23 Kedua, dalam judul Sedekah ditemukan 9


tuturan. Dalam ceramah dengan judul tuturan diantaranya.
Sedekah ditemukan 14 tuturan. Dalam
ceramah dengan judul Salat Malam “Wahai anak Adam
ditemukan 8 tuturan. Uraian bersedekahlah kalian
masing-masing bahasa Betawi yang aku akan bersedekah
ditemukan dalam tiga ceramah Ustad pada kalian luar biase
Yusuf Masur akan dijelaskan dibawah ini.”
ini.
“Barusan jamaahyang
a. Ciri Pelafalan dirahmati Allah melihat
Ciri pelafalan atau tata ucapnya suatu fragmen yang
ditandai dengan banyaknya ditemukan menggambarkan
vokal é pada kosakatanya, contohnya seseorang yang namnya
seperti pada kata: apé, adé, ayé, dan Sikut pak Sikut, namnya
lain-lain, (Muhadjir, 2000:62). Jika lucu yeh,”
dilihat dari ciri pelafalan, penggunaan
“Die memberi 200 ribu
bahasa Betawi yang ditemukan dalam
dia memberi 200 ribu.”
tiga ceramah Ustad Mansur berjumlah 23
tuturan. Pertama, dalam judul Riado 40 “MMM,, maka asal
Hari ditemukan 11 tuturan diantaranya. doanye bukan
berkurang tetapi
“Sabtu saje, minggu
bertambah. Bertanabha
saje. Tiap hari boleh
berape jadi dua juta
namanya puasa hajat
subhanallah.”
pada Alalh SWT. Apa
nama niatnya, ya niat dari tuturan tersebut banyak kata-kata
puasa aje . Doanye baru yang digunakan Ustad Yusuf Mansur
supaya begini dan berakhir dengan vocal é. Kata-kata yang
begitu.” digunakan Ustad Yusuf Mansur sama
dengan bahasa Indonesia yang diakhiri
“Lebih utama buat kita,
dengan a seperti yeh (ya), biase (biasa),
namanya kite
die (dia) doanye (doanya), dan berape
mendahulukan Allah
(berapa). Ketiga, dalam judul Salat
dulu.”
Malam ditemukan 3 tuturan diantaranya.
“Oh iya, iya makasih
“Hai orang-oarang yang
ye.”
berselimut selimut ape,
dari tuturan tersebut banyak kata-kata selimu ape aje.”
yang digunakan Ustad Yusuf Mansur
“Kalau tidak bisa
berakhir dengan vocal é. Kata-kata yang
illakolilla sedikit ngak
digunakan Ustad Yusuf Mansur sama
apa-apa, nisfahu
dengan bahasa Indonesia yang diakhiri
setengahnyae.”
dengan a seperti saje (saja), ae (aja),
doanye (doanya) kite (kita), dan ye (ya).
116 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat
JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (110-122)

dari tuturan tersebut banyak kata-kata dari kutipan di atas terlihat banyaknya
yang digunakan Ustad Yusuf Mansur penggunaan sufik –in di akhir kata.
berakhir dengan vocal é. Kata-kata yang Penggunaan sufik -in merupakan ciri
digunakan Ustad Yusuf Mansur sama sufik pada bahasa Betawi. Dalam bahasa
dengan bahasa Indonesia yang diakhiri Indonesia sufik –in diganti dengan
dengan a seperti ape (apa), aje (aja), dan sufik–i dan –kan. Kata rasain (dalam
setengahnye (setengahnya). Dari kutipan bahasa Indonesia rasakan), disalatin
di atas terlihatlah bahwa dalam (dalam bahasa Indonesia disalatkan),
berceramah Ustad Yusuf Mansur sering dibiayaarin (dalam bahasa Indonesia
menggunakan vocal é di akhir kata. dibayarkan), Ikuti,-ikutin (dalam bahasa
Indonesia ikutan), jalanin (dalam bahasa
b. Pada Tataran Kata adanya suffiks Indonesia jalankan), dan disholatin
–in (dalam bahasa Indonesia salatkan).
Kedua, dalam judul Sedekah ditemukan 5
Salah satu ciri bahasa Betawi
tuturan diantaranya.
adalah dengan adanya sufiks –in diakhir
kata. (Muhadjir, 2000:64). Penggunaan “Kalau kita jabarin dengan
sufiks –in yang ditemukan dalam tiga matematika.”
ceramah Ustad Yusuf Mansur berjumlah
20 tuturan. Pertama, dalam judul Riado dari kutipan di atasterlihat banyaknya
40 Hari ditemukan 10 tuturan penggunaan sufik –in di akhir kata.
diantaranya. Penggunaan sufik -in merupakan ciri
sufik pada bahasa Betawi. Dalam bahasa
“Tapi Alhamdulillah Indonesia sufik –in diganti dengan
abang rasain semenjak sufik–i dan –kan. Kata jabarin (dalam
abang duha. bahasa Indonesia jabarkan). Ketiga,
Alahmdulilah itu dalam judul Salat Malam ditemukan 5
ternyata mengundang tuturan diantaranya.
pertolongan Allah.”
“Wah komandannya
“Rumah disalatin yang dengar itu tidak
dulu.” tega kalau tidak iyaain.”
“Ajak tu nak yang mau “Anak yang mau
dibiayaarin kuliahnya. dititipin berapa dua
Sini nak kamu salat mau ditarok.”
dulu, temanan bapak
mu.” “Katanya siapa yang
berdoa dikabulin, ini
“Ikuti, ikutin ngak bisa boro-boro dikabulin
jalanin riadho dari malah tambah sempit
mulai A-Z, pilihlan ngak diiyain.”
bagian Z dan D.”
“Tadi adek abang
“Disholatin malam oleh datang mau bawa
saya dan keluarga.” kaponakan dua mau
117 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat
JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (110-122)

dititipin ke sini redho dari kutipan di atas terlihatlah


ngak lu.” penggunaan kata dong. Penggunaan kata
dong digunakan oleh orang betawi.
dari kutipan di atasterlihat banyaknya Berdasarkan analisis data di atas, dapat
penggunaan sufik –in di akhir kata. penulis temukan salah satu ciri retorika
Penggunaan sufik -in merupakan ciri Ustad Yusuf Masur adalah menggunakan
sufik pada bahasa Betawi. Dalam bahasa bahasa Betawi. Penulis mengatakan itu
Indonesia sufik –in diganti dengan bahasa Betawi karena sesuai dengan
sufik–i dan –kan. Kata iyaain (dalam pendapat Muhadjir. Dari kutipan di atas
bahasa Indonesia iyakan), dikabulin terlihatlah bahwa dalam berceramah
(dalam bahasa Indonesia dikabulkan), Ustad Yusuf Mansur sering
dan dititipin (dalam bahasa Indonesia menggunakan kata dong.
dititipkan). Dari kutipan di atas
terlihatlah bahwa dalam berceramah 2. Penggunaan Gaya Bahasa Repetisi
Ustad Yusuf Mansur sering dalam Ceramah Ustad Yusuf
menggunakan sufik –in di akhir kata. Masur

c. Pada Tataran Kalimat Pada bagian ini akan dibahas


sejauh mana penggunaan gaya bahasa
Pada tataran kalimat ciri bahasa
repetisi dalam tiga ceramah Ustad Yusuf
Betawi adalah menggunakan kata
Mansur pada program Wisata Hati di
sambung seperti dong, deh, kok, si, kek,
ANTV. Ada tiga jenis gaya bahasa
dll, (Muhadjir, 2000:65). Penggunaan
repetisi yang ditemukan dalam tiga
bahasa Betawi pada tataran kalimat
ceramah Ustad Yusuf Mansur dari
dalam tiga ceramah Ustad Yusuf Mansur
delapan jenis gaya bahasa repetisi yang
berjumlah 3 tuturan. Ketiga tuturan yang
ada. Ketiga gaya bahasa repetisi yang
ditemukan hanya terdapat pada ceramah
ditemukan , yaitu epizeuksis, anafora,
dengan judul Riadho 40 Hari. Hal itu
dan anadiplosis. Dari 3 jenis gaya bahasa
dapat dibuktikan pada tuturan berikut ini.
repetisi yang ditemukan terdapat 33
“Ya bilang dong sama tuturan yang mengandung gaya bahasa
Allah.” repetisi. Gaya bahasa repetisi jenis
epizeuksis berjumlah 22 tuturan. Gaya
“Ya kasihan dong. bahasa repetisi jenis anafora berjumlah 3
Orang yang punya tuturan. Gaya bahasa repetisi jenis
hutang ke mana lagi ia anadiplosis berjumlah 8 tuturan. Uraikan
mencari pertolongan masing-masing gaya bahasa repetisi yang
emank keente bukan, terdapat dalam tiga ceramah Ustad Yusuf
bukan kan tetapi ke Mansur dijelaskan di bawah ini.
Allah seharusnya kita
dorong dia dong a. Epizeuksis
benar-benar ni cakap.”
Epizeuksis adalah repetisi yang
“Ceritaain donk sama bersifat langsung, artinya kata yang
teman-teman.” dipentingkan diulang beberapa kali

118 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (110-122)

berturut-turut. Contoh : Kita harus dari kutipan di atas terlihatlah


bekerja, bekerja, dan bekerja untuk pengulangan kata Allah yang memilik.
mengajar semua ketinggalan kita (Keraf pengulangan kata itu dilakukan oleh
2005:127). Penggunaan epizeuksis yang Ustad Yusuf Mansur karena kata itu
ditemukan dalam tiga ceramah Ustad dianggap penting. Pengulangan kata itu
Yusuf Mansur berjumlah 22 tuturan. digunakan untuk penegasan bahwa
Pertama, dalam judul Riado 40 Hari memang Allah lah yang mengatur dan
ditemukan 11 tuturan diantaranya. memiliki segala hal yang ada di bumi ini.
Kedua, dalam judul Sedekah ditemukan 4
“Anak-anak muda ya tuturan diantaranya.
kepada pengen
kemudian ee melamar “Dia memberi 200 ribu dia
pekerjaan jangan memberi 200 ribu.”
langsung buka koran
kemudian melingkarin dari kutipan di atas terlihatlah
ee apa namnya peluang pengulangan kata 200 ribu. Pengulangan
job karier entar dulu, kata itu dilakukan oleh Ustad Yusuf
salat dulu, doa dulu, Mansur karena kata itu dianggap penting.
salat dulu, doa dulu, Pengulangan kata itu digunakan untuk
nyatakan taroklah 4 hari, penegasan bahwa ia memang hanya
3 lakukan riadho, baru memberi 200 ribu dan balasan yang
hari ke 4.” didapat menjadi 2 juta.

dari kutipan di atas terlihatlah “Kalau kita jabarin


pengulangan kata salat dulu, doa dulu. dengan matematika nya
pengulangan kata itu dilakukan oleh begini 200 ribu rupiah
Ustad Yusuf Mansur karena kata itu dikurang 200 ribu
dianggap penting. Pengulangan kata itu rupiah harusnyakan nol,
digunakan untuk penegasan bahwa salat tapi yang ini dikali 10
dan doa adalah hal yang penting sama allah. Dikali
dilakukan terlebih dahulu dari hal yang sepuluh sehingga ustad
lainnya. Hafis di sini
mendapatkan uang dua
“Dia lupa bahwa Allah juta.”
yang mempunyai
tanggal, Allah yang dari kutipan di atas terlihatlah
memiliki hari, Allah pengulangan kata dikali 10. Pengulangan
yang memiliki jam, kata itu dilakukan oleh Ustad Yusuf
Allah yang memiliki Mansur karena kata itu dianggap penting.
waktu, Allah yang Pengulangan kata itu digunakan untuk
memiliki yang penegasan bahwa apa yang kita berikan
meninterview, Allah kepada orang lain dengan iklas akan
yang memiliki dikalikan 10 oleh Allah. Ketiga, dalam
kesempatan” judul Salat Malam ditemukan 7 tuturan
diantaranya.

119 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (110-122)

“Insyaalah, insyaalah bukan salat malamnya, salat


berarti kita membanding-bandingkan.” berjamahnya, truuus
saja.”
dari kutipan di atas terlihatlah
pengulangan kata isyaallah. Pengulangan “Ya allah saya besok
kata insyaallah dilakukan oleh Ustad mau gajian jangan
Yusuf Mansur karena kata itu dianggap sampai ngak jadi,
penting. Pengulangan kata itu digunakan jangan sampai telat,
untuk penegasan bahwa atas izin Allah jangan kurang, jangan
apa yang dia lakuakn bukan bermaksud sampai perusahaan ngak
membanding-bandingkan. bisa bayar.”
“Amin amin, amin alhamdullah dari kutipan di atas terlihatlah
hari Kamis paginya mulai ni pengulangan kata dia pada setiap baris.
doanya terjawab cepat sekali nii.” Jika adanya pengulangan kata pada setia
baris dinamakan gaya bahasa repetisi
dari kutipan di atas terlihatlah anafora. Kedua, dalam judul Sedekah
pengulangan kata amin. Pengulangan tidak ditemukan gaya bahasa repetisi
kata itu dilakukan oleh Ustad Yusuf jenis anafora. Ketiga, dalam judul Salat
Mansur karena kata itu dianggap penting. Malam ditemukan 1 tuturan diantaranya.
Pengulangan kata itu digunakan untuk
penegasan rasa syukur apa yang telah “Berdoa ya Allah
diterima. Dari kutipan di atas terlihatlah entar malam saya akan
bahwa dalam berceramah Ustad Yusuf doa,. Entar malam saya
Mansur sering menggunakan gaya bahasa akan bangun duluan
repetisi jenis epezeukis. lebih dahulu dari istri
saya.”
b. Anafora
Anafora adalah repetisi yang dari kutipan di atas terlihatlah
berupa perulangan kata pertama pada pengulangan kata dia pada setiap baris.
setiap baris. Contoh : Apatah tak bersalin Jika adanya pengulangan kata pada setia
rupa, apatah boga sepanjang masa baris dinamakan gaya bahasa repetisi
(Keraf 2005:127). Penggunaan anafora anafora. Dari kutipan di atas terlihatlah
yang ditemukan dalam tiga ceramah bahwa dalam berceramah Ustad Yusuf
Ustad Yusuf Mansur berjumlah 3 tuturan. Mansur sering menggunakan gaya bahasa
Pertama, dalam judul Riado 40 Hari repetisi jenis anafora.
ditemukan 2 tuturan diantaranya.
c. Anadiplosis
“Lebih hebat lagi buat Anadiplosis adalah kata atau frasa
anak muda yang sejak terakhir dari suatu klausa atau kalimat
masa SMP dan masa menjadi kata atau frasa pertama dari
SMAnya dia beriadho klausa berikutnya. Contoh : Dalam baju
untuk masa depan, dari ada aku, dalam aku ada hati. Dalam hati
sekarang ia sudah : ah tak apa jua yang ada (Keraf
beriadho, ia rajinan 2005:127). Penggunaan anadiplosis yang
duhanya, dia rajinan ditemukan dalam tiga ceramah Ustad
120 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat
JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (110-122)

Yusuf Mansur berjumlah 8 tuturan. tetapi menjadi kata pertama pada klausa
Pertama, dalam judul Riado 40 Hari kedua. Ketiga, dalam judul Salat Malam
ditemukan 7 tuturan diantaranya. tidak ditemukan gaya bahasa repetisi
jenis anadiplosis. Dari kutipan di atas
“Lihat yee, kita orang terlihatlah bahwa dalam berceramah
mau, mau tanding tinju Ustad Yusuf Mansur sering
toh sekian.” menggunakan gaya bahasa repetisi jenis
anadiplosis.
“Tapi nanti kalau tidak
safar salat lagi di mesjid, Dari penjelasan di atas dapat
tidak usah jamak, penulis simpulkan bahwa dalam
jamak kasar tidak. menyampaikan ceramah Ustad Yusuf
Tidak, tidak boleh Mansur banyak menggunakan gaya
malah, lengkapi dengan bahasa repetisi. Walaupun tidak
salat sunat lain-lain kedelapan gaya bahasa repetisi yang
gitu.” digunakan Ustad Yusuf Mansur, tetapi
dengan ditemukan tiga saja telah bisa
“Allah yang memiliki
mencirikan bahwa Ustad Yusuf Mansur
bersaing allah yang
sering menggunakan gaya bahasa repetisi
memiliki kompeteisi,ya
dalam ceramah.
lupa, Lupa yang
begitu-begituan itu ya Simpulan dan Saran
lupa, akhirnya apa. Berdasarkan temuan penelitian
Akhirnya sampai di dan pembahasan dapat disimpulkan
tempat kantor.” bahwa ciri khas Ustad Yusur Mansur
dalam berceramah ialah banyak
dari kutipan di atas terlihatlah
menggunakan bahasa Betawi dan gaya
pengulangan kata terakhir pada kalusa
bahasa repetisi. Hal itu dapat dibuktikan
pertama dan diulang pada kata pertama
dari banyaknya tuturan dalan ceramah
pada kalausa terakhir. Seperti kata mau
Ustad Yusuf Mansur yang mengadung
terakhir ditulis pada klausa pertama. Kata
bahasa Betawi dan gaya bahasa repetisi.
mau itu diulang lagi, tetapi menjadi kata
Dari hasil penelitian, penulis
pertama pada klausa kedua. Begitu juga
temukan 45 tuturan yang mengadung
dengan kata jamak, tidak, lupa, dan
bahasa Betawi. 45 tuturan yang penulis
akhirnya. Kedua, dalam judul Sedekah
temukan terdapat dalam 3 judul ceramah,
ditemukan 1 tuturan diantaranya.
yaitu (1) Riadho 40 Hari, (2) Sedekah,
“Mana ayatnya, ayatnya itu, dan (3) Shalat Malam. Dalam ceramah
ayatnya itu salah.” dengan judul Riadho 40 Hari ditemukan
23 tuturan. Dalam ceramah dengan judul
dari kutipan di atas terlihatlah Sedekah ditemukan 14 tuturan. Dalam
pengulangan kata terakhir pada kalusa ceramah dengan judul Shalat Malam
pertama dan diulang pada kata pertama ditemukan 8 tuturan.
pada kalausa terakhir. Seperti kata Gaya bahasa repetisi yang
ayatnya terakhir ditulis pada klausa ditemukan pada tiga ceramah ustad
pertama. Kata ayatnya itu diulang lagi, Mansur adalah, epizeuksis, anafora, dan
121 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat
JURNAL GRAMATIKA ISSN: 2442-8485
E-ISSN: 2460-6319
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (110-122)

anadiplosis. Dari 3 jenis gaya bahasa Mardalis. 2009. Metode Penelitian


repetisi yang ditemukan terdapat 33 Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi
tuturan yang mengndung gaya bahasa Aksara.
repetisi. Gaya bahasa repetisi jenis Muhadjir. 2000. Bahasa Betawi Sejarah
epizeuksis berjumlah 22 tuturan. Gaya Dan Perkembangannya. Jakarta:
bahasa repetisi jenis anafora berjumlah 3 Yayasan Obor Indonesia.
tuturan. Gaya bahasa repetisi jenis Rofi’uddin, Ahmad. 2003. Rancangan
anadiplosis berjumlah 8 tuturan. Penelitian Pengajaran Bahasa
Temuan ini diharapkan dapat Indonesia. Malang: Universitas Negeri
memberikan efek positif guna Malang.
perkembangan ilmu pengetahuan Syafi’ie, Imam. 1988. Retorika dalam
khususnya dalam ilmu bahasa dan gaya Menulis. Jakarta: Departemen
bahasa. Penulis memberikan saran Pendidikan dan Kebudayaan.
kepada beberapa pihak di antaranya (1) Sarwadi. 2004. Sejarah Sastra Indonesia
bagi pembaca, menambah wawasannya Modren. Yogyakarta: Gama Media.
tentang retorika, perbedaan retorika Sumarsono. 2011. Sosiolinguistik.
masing-masing individu, (2) bagi Yogyakarta: Sabda.
penelitain selanjutnya carailah objek Tarigan, Hendry Guntur. 1985.
kajian yang berbeda dari penelitain Pengajaran Gaya Bahasa.
sebelumnya, dan (3) bagi peneliti sendiri, Bandung: Angkasa Bandung.
menambah wawasan openulis di bidang
ilmu retorika.

Daftar Rujukan

Al-Ma’ruf. 2009. Stilistika: Teori,


Metode, dan Aplikasi Pengkajian
Estetika Bahasa. Solo: Cakra
Books.
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami
Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004.
Sosiolinguistik: Perkenalan
Awal. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Hendrikus, P. Dori Wuwur. 1991.
Retorika. Yogyakarta: Kanisius.
Keraf, Gorys. 2005. Diksi dan Gaya
Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Manaf. 2008. Sematik: Teori dan terapan
dalam bahasa Indonesia. Padang:
Sukabina Offset.

122 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat

You might also like