You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan tempat umum yang mempunyai bagian-bagian yang dapat
menjadi tempat berkembang biaknya vektor. Mengingat rumah sakit sebagai salah satu
sarana pelayanan kesehatan dan merupakan tempat berkumpulnya orang- orang sakit dan
orang-orang sehat maka lingkungan rumah sakit harus bebas vektor agar tidak terjadi
kontak antara manusia dengan vektor atau makanan dengan vektor supaya penyakit
infeksi Hais yang ditularkan melalui vektor dapat ditekan serendah mungkin dan tidak
terjangkit penyakit lain yang disebarkan oleh vektor.
Untuk menghindari kontak antara manusia / pasien di rumah sakit dengan vektor dan
mencegah timbulnya penyebaran penyakit, sangat diperlukan pengendalian vektor di
rumah sakit. Agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan maka diperlukan pedoman
pengendalian vektor di Rumah Sakit.
Ditinjau dari nilai estetika, keberadaan vektor akan menggambarkan lingkungan
yang tidak terawat, kotor, kumuh, lembab, kurang pencahayaan serta adanya
indikasi penatalaksanaan / manajemen kebersihan lingkungan Rumah sakit yang kurang
baik.
Mengingat besarnya dampak negatif akibat keberadaan vektor di Rumah Sakit, maka
Rumah Sakit harus terbatas dari hewan ini. Sebagai langkah dalam upaya mencegah
kemungkinan timbulnya penyebaran penyakit serta untuk mencegah timbulnya kerugian
sosial dan ekonomi yang tidak diharapkan, maka perlu disusun pedoman teknis
pengendalian vektor di Rumah Sakit.
Dalam pelaksanaannya sanitasi RS seringkali ditafsirkan secara sempit, yakni hanya
aspek kerumah tanggaan (house keeping) seperti kebersihan gedung, kamar mandi dan
WC, pelayanan makanan minuman. Ada juga kalangan yang menganggap bahwa sanitasi
RS hanyalah merupakan upaya pemborosan dan tidak berkaitan langsung dengan
pelayanan kesehatan di RS. Sehingga seringkali dengan dalih kurangnya dana
pembangunan dan Perumahan Dan Kesehatan pemeliharaan, ada RS yang tidak memiliki
sarana pemeliharaan sanitasi, bahkan cenderung mengabaikan masalah sanitasi. Mereka
lebih mengutamakan kelengkapan alat-alat kedokteran dan ketenagaan yang spesialistik.
Di lain pihak dengan masuknya modal asing dan swasta dalam bidang perumah sakitan
kini banyak RS berlomba-lomba untuk menampilkan citranya melalui kementerengan
gedung, kecanggihan peralatan kedokteran serta tenaga dokter spesialis yang qualified,
tetapi kurang memperhatikan aspek sanitasi. Sebagai contoh, harus adanya pengendalian
serangga, tikus, dan binatang lainnya merupakan upaya untuk mengurangi populasi
serangga, tikus, dan binatang pengganggulainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi
vector penularan penyakit.

B. Tujuan

Tujuan Umum
Untuk mendapatkan informasi tentang sanitasi lingkungan, pengelolaan vektor, dan
gangguan kesehatan yang di timbulkan di Rumah Sakit Medirossa Cikarang.

Tujuan Khusus
1. Untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan petugas kesehatan mengenai
sanitasi lingkungan di Rumah Sakit Medirossa Cikarang.
2. Untuk mendapatkan informasi tentang vektor apa saja yang terdapat di Rumah Sakit.
3. Menjelaskan dampak pengaruh vektor (kucing) di rumah sakit terhadap lingkungan
dan kesehatan
4. Menjelaskan cara pemberantasan vektor penularan penyakit atau sumber penyakit

Landasan Hukum
1. Kepmenkes RI Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
2. Kepmenkes RI Nomor 382/Menkes/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
3.

5. DEFENISI SANITASI RUMAH SAKIT


6. Sanitasi menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai 'pemelihara
kesehatan'.Menurut WHO, sanitasi lingkungan (environmental sanitation) adalah
upaya pengendaliansemua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin
menimbulkan atau dapat menimbulkanhal-hal yang merugikan bagi perkembangan
fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia.Sanitasi Rumah Sakit adalah upaya
pengawasan berbagai faktor lingkungan fisik,kimiawi, dan biologik di rumah sakit
yan menimbulkan atau mungkin dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap
kesehatan petugas, penderita, pengunjung maupun bagi masyarakatdi sekitar rumah
sakit.
LINGKUP SANITASI RUMAH SAKIT1.
7.
8. Bangunan Dan Ruangan Rumah Sakit
9. Bangunan rumah sakit harus direncanakan sesuai dengan persyaratan ruang bangun
yang bertujuan menciptakan pengaturan yang nyaman, bersih dan sehat sehinggatidak
memberikan dampak negatif kepada pasien, pengunjung, dan tenaga kerja
rumahsakit.Kondisi ruangan sangat dipengaruhi oleh kualitas udara, situasi bangunan
dan penggunaan ruangan. Lantai harus kedap air, tidak licin, dan mudah di
bersihkan.Pembersihan harus menghindarkan beterbangannya debu dengan cara
pembersihan basahmenggunakan kain pel dan antiseptik. Kain pel harus disediakan
khusus, mana yanguntuk ruang aseptik dan mana yang untuk ruangan umum.Angka
kuman kebersihan lantai yang masih bisa diterima adalah 0-5mikroorganisme per cm
untuk lantai kamar operasi dan 5-10 mikroorganisme per cmuntuk lantai bangsal.

10.
11.
12. 5
13. Perumahan Dan Kesehatan
14. Untuk menjaga kualitas udara ruangan digunakan aerosol gliserin atau
penyinarandengan sinar ultra violet. Angka kuman di udara yang masih bisa diterima
di kamar operasi adalah 5-10 mikroorganisme per feet
15. 3
16. dan tidak boleh ada stafilococcushemolitikus, sedangkan untuk udara ruangan bangsal
angka kuman yang masih bisaditerima adalah 10-20 mikroorganisme per feet
17. 3
18. .Jumlah tempat tidur jangan lebih dari empat bed per bangsal. Basinet
bayimemerlukan luas lantai 24-30 feet, sedangkan untuk isolasi diperlukan luas lantai
40 feet per basinet.Suhu dan kelembaban ruangan harus di usahakan sedemikian
sehingga terasa nyaman.Ruang Suhu (0C) Kelembaban (%RH) Ganti
UdaraKamar operasiKamar PulihKamar bersalinKamar perawatan bayiKamar
observasi bayiPerawatan prematur ICURuang rawat22-2524-2522-2526-2726-2726-
2726-2722-2750-6050-6050-6040-5040-5050-6050-6050-60Ruang Tekan
UdaraKamar operasiKamar gawat daruratRuang perawatanRuang ICURuang
pulihRuang fluoroskopiRuang fisioterapiRuang kotor ToiletKamar
mandiPositif Positif Positif Positif Imbang Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif

19.
20.
21. 6
22. Perumahan Dan Kesehatan
23. Pasokan (supply) udara untuk kamar
24. exhausternya
25. diletakkan 8 feet dari permukaan tanah. Dari atas 3 huruf feet dari atap. Untuk ruang
operasi pasokan udaradari atas dan exhauster di dekat lantai 3 inci dari lantai. Pasokan
udara menggunakanudara dari ruangan bebas jangan dari koridor

Tips Cara Pengendalian Kucing Liar Agar Tidak Masuk ke Lingkungan


Rumah/Tempat Usaha

Rumah sakit juga dapat menimbulkan dampak negative berupa pengaruh buruk
kepada manusia, seperti sampah dan limbah rumah sakit yang dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan. Selain itu rumah sakit bisa menjadi penyebab utama terjangkitnya
penyakit karena dihuni, dipergunakan, dan dikunjungi oleh orang-orang yang rentan dan
lemah terhadap penyakit.

Di rumah sakit harus adanya pengendalian serangga, tikus, dan binatang lainnya
merupakan upaya untuk mengurangi populasi serangga, tikus, dan binatang
pengganggulainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi vector penularan penyakit.

A. Pengertian Pengendalian Serangga, Tikus, dan Binatang lainnya


Pengendalian serangga,tikus, dan binatang pengganggu lainnya merupakan upaya
untuk mengurangi populasi serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya sehingga
keberadaannya tidak menjadi vector/perantara penularan penyakit.

Kucing merupakan salah satu hewan peliharaan yang paling banyak dipelihara di rumah,
kantor ataupun tempat usaha. Akan tetapi, populasi kucing liar terutama kucing lokal, tidak
jarang mengganggu kenyamanan warga terutama bagi orang yang juga memelihara kucing
peliharaan sendiri. Salah satunya adalah karena kucing liar tersebut memakan makanan dari
kucing Anda dan buang air besar sembarangan di pekarangan atau di lingkungan rumah
Anda. Karena hal tersebut, mau tidak mau Anda harus ikut serta dalam pengendalian kucing
liar agar tidak mengganggu Anda atau warga yang lainnya.

Tips Pengendalian Hewan Kucing

Pertama adalah jangan memberikan makanan. Anda bisa menutup akses agar kucing
tersebut tidak memakan makanan yang Anda miliki. Simpan makanan Anda misalnya ikan,
ayam, atau yang berbau amis, ke tempat yang tertutup misalnya di lemari. Tutup juga tong
sampah yang ada di rumah Anda sehingga kucing tidak masuk ke tong sampah tersebut dan
mulai mengais sisa makanan yang ada di tempat sampah tersebut. Jika Anda menyediakan
makanan untuk kucing tersebut, maka kucing akan merasa jika Anda memberikan makanan
terus menerus dan akan kembali lagi ke rumah atau tempat usaha Anda.

Kedua adalah dengan menghapus atau menghilangkan jejak kucing. Kucing biasanya
akan meninggalkan jejak seperti kotoran atau air kencing. Untuk menghilangkannya maka
Anda mau tidak mau harus segera membersihkan kotoran tersebut lalu menyemprotkan
pengharum ruangan atau memberikan bubuk kopi di bagian yang sebelumnya ada kotoran
kucingnya untuk menghilangkan bau dari kotoran kucing tersebut.

Ketiga adalah menggunakan pagar anti kucing. Pagar yang dibuat di luar rumah ini untuk
pengendalian kucing agar tidak masuk ke rumah yang melewati pagar. Jenis pagar tersebut
berbentuk melengkung ke luar sehingga kucing tidak memungkinkan untuk memanjat atau
meloncat pagar rumah Anda.

Keempat adalah dengan menyemprotkan air. Anda bisa memasang semprotan otomatis
untuk taman sehingga kucing yang takut air tidak jadi untuk masuk ke rumah Anda.

Kelima adalah dengan menggunakan bau yang menyengat. Kucing memiliki indra
penciuman yang cukup kuat dan sensitif sehingga untuk mengusir kucing, Anda bisa
menggunakan bahan alami yang memiliki aroma menyengat misalnya lemon atau jeruk, serai
dan juga bawang putih. Sedangkan untuk mengusir kucing yang biasanya ada di atap rumah
dan bersarang di tempat tersebut, caranya yaitu:

 Meletakkan makanan agar kucing tersebut turun dan Anda bisa menangkapnya.
Perhatikan jalan atau jalur kucing turun sehingga Anda bisa menempatkan umpan
tersebut dengan tepat.
 Menyalakan rekaman suara kucing untuk pancingan agar kucing tersebut turun karena
mengira temannya dan kemudian ditangkap.
 Menutup akses untuk menuju ke atap rumah saat kucing tersebut turun untuk mencari
makan.
Anda juga bisa menggunakan jasa pengendalian kucing Aksapest. Aksapest melayani untuk
menangani jasa pengendalian hewan liar yang dianggap mengganggu misalnya musang,
ular, burung, anjing,kucing atau yang lainnya. metode yang digunakan oleh Aksapest
adalah dengan metode restraint dan langsung tangkap. Anda tidak perlu khawatir karena
Aksapest memiliki pekerja lapangan yang ahli di bidangnya. Aksapest akan memantau
terlebih dahulu kondisi lingkungan Anda sebelum melakukan pengendalian. Setelah berhasil,
Aksapest tentunya akan memberikan pelaporan yang terintegrasi serta dokumentasi. Selain
menangani masalah pengendalian hewan liar, Aksapest juga menawarkan jasa pest control
misalnya untuk menangani serangga yang mengganggu seperti rayap, kecoa, semut, nyamuk.
Jadi, jangan ragu dan silahkan gunakan jasa Aksapest yang terpercaya dan kompeten di
bidangnya!

Pengendalian hewan liar adalah mengendalikan hewan pengganggu Seperti Kucing, Musang,
Ular, burung dan lain-lain.

 Pengendalian dilakukan dengan metode physical restraint yakni dengan pemasangan


alat pengendalian dengan metode jebakan (mass trapping) dengan dikombinasi umpan
dan diletakan di area yang teridentifikasi sebagai akses mobilitas keluar masuknya
hewan liar (kucing)
 Pengendalian metode langsung tangkap (Direct Catch Methode) yakni
dengan
menggunakan tangan dan alat bantu seperti jaring (nets trapping) untuk menangkap
langsung hewan liar (kucing) yang berkeliaran
 Monitoring untuk evaluasi dan tindakan koreksi berdasarkan hasil pantauan
dilapangan berupa penambahan/penggantian/pemindahan
 Sistem pelaporan yang terintegrasi dan dokumentasi sesuai temuan dilapangan
 Rekomendasi yang berkesinambungan untuk menunjang program pengendalian hama
terpadu (Integrated Pest Management)

III. Tinjauan Pustaka


1 Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan (environmental sanitation) adalah upaya pengendalian semua
faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkanatau dapat menimbulkan
hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik,kesehatan dan daya tahan hidup
manusia. Dalam lingkup rumah sakit, sanitasi berarti upaya pengawasan berbagai
faktor lingkungan fisik, kimiawi dan biologik di rumah sakit yang menimbulkan atau
mungkin dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kesehatan petugas, penderita,
pengunjung maupun bagimasyarakat di sekitar rumah sakit.
Dari pengertian di atas maka sanitasi rumah sakit merupakan upaya dan bagian
yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakitdalam
memberikan layanan dan asuhan pasien yang sebaik-baiknya. Karenatujuan dari
sanitasi rumah sakit tersebut adalah menciptakan kondisi lingkunganrumah sakit agar
tetap bersih, nyaman, dan dapat mencegah terjadinya infeksisilang serta tidak
mencemari lingkungan. Keberadaan rumah sakit sebagai tempat berkumpulnya orang
sakit atau orang sehat yang dapat menjadi sumber penularan penyakit dan pencemaran
lingkungan (gangguan kesehatan), maka untuk mengatasi kemungkinan dampak
negatif yang ditimbulkan dari institusi pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit
ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004, yang menetapkan persyaratan- persyaratan kesehatan
lingkungan rumah sakit.Persyaratan yang harus dipenuhi instansi pelayanan
kesehatan, khususnyasanitasi lingkungan rumah sakit antara lain mencakup:
(1) Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman Rumah Sakit
(2) Persyaratan Hygiene dan Sanitasi Makanan Minuman
Penyehatan Air
(4) Pengelolaan Limbah
(5) Pengelolaan tempat Pencucian (Laundry)
(6) Pengendalian Serangga, Tikus, dan Binatang Pengganggu Lainnya,
(7) Dekontaminasi melalui Disinfeksi dan Sterilisasi,
(8) Persyaratan Pengamanan Radiasi,
(9) Upaya Promosi Kesehatan dari Aspek Kesehatan lingkungan.

III.2 Pengelolaan Vektor dan Gangguan Kesehatan yang di timbulkan

III.2.1 Definisi Vektor

Vektor menurut Peraturan Pemerintah No.374 tahun 2010 merupakan arthropoda


yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi sumber penularan penyakit pada
manusia. Sedangkan menurut Nurmaini, vektor adalah arthropoda yang dapat memindahkan
atau menularkan suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang
rentan. Vektor penyakit merupakan arthropoda yang berperan sebagai penular penyakit
sehingga dikenal sebagai arthropod -borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector–
borne diseases yangmerupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis
maupun epidemis dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan sampai kematian. DiIndonesia,
penyakit–penyakit yang ditularkan melalui serangga merupakan penyakit endemis pada
daerah tertentu, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD),malaria, kaki gajah, Chikungunya
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedesaegypti. Disamping itu, ada penyakit saluran
pencernaan seperti dysentery,cholera, typhoid fever dan paratyphoid yang ditularkan secara
mekanis oleh lalat rumah. Terdapat 4 faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu
penyakit :

1. Cuaca

Iklim dan musim merupakan faktor utama yang mempengaruhi terjadinya penyakit
infeksi. Agen penyakit tertentu terbatas pada daerah geografis tertentu,sebab mereka butuh
reservoir dan vektor untuk hidup. Iklim dan variasi musim mempengaruhi kehidupan agen
penyakit, reservoir dan vektor. Di samping itu perilaku manusia pun dapat meningkatkan
transmisi atau menyebabkan rentanterhadap penyakit infeksi. Wood tick adalah vektor
arthropoda yang menyebabkan penularan penyakit yang disebabkan ricketsia.

2. Reservoir

Hewan-hewan yang menyimpan kuman patogen dimana mereka sendiritidak terkena


penyakit disebut reservoir. Reservoir untuk arthropods bornedisease adalah hewan-hewan
dimana kuman patogen dapat hidup bersama.Binatang pengerat dan kuda merupakan
reservoir untuk virus encephalitis. Penyakit ricketsia merupakan arthropods borne disease
yang hidup di dalamreservoir alamiah.seperti tikus, anjing, serigala serta manusia yang
menjadireservoir untuk penyakit ini. Pada banyak kasus,kuman patogen mengalami
multifikasi di dalam vektor atau reservoir tanpa menyebabkan kerusakan pada intermediate
host.

3. Geografis

Insiden penyakit yang ditularkan arthropoda berhubungan langsung dengandaerah


geografis dimana reservoir dan vektor berada. Bertahan hidupnya agen penyakit tergantung
pada iklim (suhu, kelembaban dan curah hujan) dan faunalokal pada daerah tertentu, seperti
Rocky Mountains spotted fever merupakan penyakit bakteri yang memiliki penyebaran
secara geografis. Penyakit iniditularkan melalui gigitan tungau yang terinfeksi.oleh ricketsia
dibawa olehtungau kayu di daerah tersebut dan dibawa oleh tungau anjing ke bagian
timur Amerika Serikat.

4. Perilaku Manusia

Interaksi antara manusia, kebiasaan manusia.membuang sampah secarasembarangan,


kebersihan individu dan lingkungan dapat menjadi penyebab penularan penyakit arthropoda
borne diseases.

III.2.2. Jenis-jenis Vektor Penyakit

Sebagian dari Arthropoda dapat bertindak sebagai vektor, yangmempunyai ciri-ciri


kakinya beruas-ruas, dan merupakan salah satu phylumyang terbesar jumlahnya karena
hampir meliputi 75% dari seluruh jumlah binatan. Berikut jenis dan klasifikasi vektor yang
dapat menularkan penyakit :

Arthropoda yang dibagi menjadi 4 kelas :

1. Kelas crustacea (berkaki 10): misalnya udang


2. Kelas Myriapoda : misalnya binatang berkaki seribu

3. Kelas Arachinodea (berkaki 8) : misalnya Tungau

4. Kelas hexapoda (berkaki 6) : misalnya nyamuk .

Dari kelas hexapoda dibagi menjadi 12 ordo, antara lain ordo yang perludiperhatikan dalam
pengendalian adalah :

a. Ordo Dipthera yaitu nyamuk dan lalat

Nyamuk anopheles sebagai vektor malaria

Nyamuk aedes sebagai vektor penyakit demam berdarah

Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur

b. Ordo Siphonaptera yaitu pinjal

Pinjal tikus sebagai vektor penyakit pes

c. Ordo Anophera yaitu kutu kepala

Kutu kepala sebagai vektor penyakit demam bolak-balik dan typhusexantyematicus.

Selain vektor diatas, terdapat ordo dari kelas hexapoda yang bertindak sebagai
binatang pengganggu antara lain:

d. Ordo hemiptera, contoh kutu busuk


e. Ordo isoptera, contoh rayap
f. Ordo orthoptera, contoh belalang
g. Ordo coleoptera, contoh kecoak

Sedangkan dari phylum chordata yaitu tikus yang dapat dikatakan sebagai binatang
pengganggu, dapat dibagi menjadi 2 golongan :

a. Tikus besar, (Rat) Contoh :

Rattus norvigicus (tikus riol )

Rattus-rattus diardiil (tikus atap)

Rattus-rattus frugivorus (tikus buah-buahan)

b. Tikus kecil (mice),Contoh:Mussculus (tikus rumah)

Arthropoda [arthro + pous ] adalah filum dari kerajaan binatang yangterdiri dari organ
yang mempunyai lubang eksoskeleton bersendi dan keras,tungkai bersatu, dan termasuk di
dalamnya kelas Insecta, kelas Arachinida sertakelas Crustacea, yang kebanyakan speciesnya
penting secara medis, sebagai parasit, atau vektor organisme yang dapat menularkan penyakit
pada manusia.Arthropoda yang Penting dalam dunia Kedokteran adalah arthropoda
yang berperan penting sebagai vektor penyebaran penyakit (arthropods borne disease).Jenis-
Jenis Vektor yang didapatkan di Rumah Sakit dan bahaya yangditimbulkan, yaitu didapatkan
adalah :

E. Kucing
Kucing-kucing liar dirumah sakit, sebagian diantaranya merupakan pembawa parasit
toksoplasma gondii. Dari hasil penelitian, jika parasit ini menginfeksi wanita hamil, akan
menyebabkan abortus (keguguran), atau cacat pada janin. Bayi yang lahir hidup dapat
menderita cacat bawaan sepertihidrosefalus (kepala membesar dan berisi cairan), anensefalus
(tidak punyatulang tempurung kepala), gangguan mata (korioretinitis). Toxoplasma adalah
suatu protozoa atau parasit bersel satu yang lebih sering dikenal dengan namaToxoplasma
gondii. Parasit ini dapat ditemukan pada hewan berdarah panas, danmamalia lainnya
termasuk manusia sebagai hospes perantara dan kucing, serta berbagai jenis Felidae lainnya
sebagai hospes definitif. Toxoplasmosis seringkali didiagnosis bersama-sama dengan
penyakit lainnya,yang sering dikenaldengan TORCH (Toxoplasma-Rubella-
Cytomegalovirus-Herpes). Toxoplasma bukanlah virus melainkan protozoa. Semua orang
dapat terinfeksi olehtoxoplasma. Penyakit ini tidak mengenal gender. Artinya baik laki-laki
maupun perempuan dapat terinfeksi toxoplasmosis.
Kucing dianggap sebagai sumber utama penularan Toxoplasma. Pada usushalus kucing,
terjadi daur seksual atau skizogoni maupun daur aseksual ataugametogoni dan sporogoni.
Yang menghasillkan ookista dan dikeluarkan bersamaan dengan feces atau kotorannya.
Kucing yang mengandungToxoplasma gondii dalam sekali ekskresi akan mengeluarkan
jutaan ookista.Infeksi dapat terjadi apabila ookista tertelan oleh manusia maupun
hewan perantara lainnya (pada semua hewan berdarah panas dan mamalia lainnyaseperti
anjing,sapi,kambing bahkan burung). Namun pada tubuh inang perantaratidak terbentuk
stadium seksual tetapi dibentuk stadium istirahat yaitu kista.Manusia atau kucing dapat
tertular toxoplasmosis apabila mengkonsumsi daginghewan inang perantara yang
mengandung kista Toxoplasma gondii. Bila kucingmakan tikus yang mengandung kista maka
akan terbentuk kembali stadiumseksual didalam usus halus kucing tersebut. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa kucing dan hewan felidae lainnya merupakan inang definitif
dariToxoplasma gondii. Dan hanya pada tubuh kucing dapat terjadi daur hidup yangsempurna
dari Toxoplasma gondii.
Pada manusia, penularan Toxoplasmosis bisa melalui makanan.Misalnya manusia memakan
sayuran yang tidak dicuci bersih, padahal sayurantersebut mengandung ookista dari
Toxoplasma gondii. Atau bisa juga memakandaging hewan yang tidak dimasak dengan
matang sempurna, padahal daginghewan tersebut mengandung kista Toxoplasma gondii.
Pada kucing, penularandapat terjadi apabila memakan daging hewan perantara yang
mengandung kistaToxolasma gondii. Misalnya pada kucing yang memakan tikus atau
burung, ataukucing yang makan ayam atau daging mentah. Penularan ookista sama
padamanusia bisa juga melalui vektor lalat atau kecoa. Infeksi toxoplasmosis terjadiapabila
secara sengaja atau tidak sengaja menelan ookista Toxoplasma gondiiyang terdapat pada
sayuran yang tidak dicuci bersih atau daging setengah matangmisalnya sate, daging steak
yang dimasak setengah matang.
Toxoplasmosis tidak dapat menular melalui air liur dari kucing. Stadiuminfektif dari T.gondii
adalah bentuk ookista yang dikeluarkan melaluifeces/kotoran kucing, bukan melalui air liur.
Sedangkan penularan melalui buludapat terjadi, bila kucing tersebut terinfeksi toxoplasmosis
dan ookista yangdikeluarkan melalui fecesnya kontak/menempel pada bulunya. Penularan
terjadi bila ookista yang terdapat pada bulu, kemudian kontak pada tangan kita padasaat
membelai, kemudian bulu tersebut tertelan oleh kita. Tetapi penularan masih bisa dicegah
dengan cara mencuci tangan kita dengan sabun.

III.3. Pengelolaan Vektor


Pengelolaan vektor adalah meliputi usaha perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan
monitoring dari kegiatan untuk mengadakan modifikasi dan atau manipulasi faktor-faktor
lingkungan atau interaksinya dengan manusia dengan maksud untuk mencegah atau
menurunkan perkembang biakan vektor dan mengurangi kontak antara manusia dengan
vektor.

a. Modifikasi lingkungan adalah suatu bentuk pengelolaan lingkungan terdiri dari sesuatu
transformasi fisik yang permanen atau berjangka panjang terhadap tanah, air dan tumbuh-
tumbuhan, dengan tujuan untuk mencegah, menghilangkan atau menurunkan habitat larva
tanpa menyebabkan pengaruh merugikan terhadap kualitas lingkugan manusia. Misalnya
drainage perpipaaan untuk mengurangi sebanyak mungkin stadium air dari perkembangan
vektor.
13
b. Manipulasi lingkungan adalah suatu bentuk pengolaan lingkungan yang terdiri atas
kegiatan berulang yang terencana yang bertujuan untuk menghasilkankondisi sementara yang
tidak cocok untuk berkembang biakan vektor padahabitatnya. Misalnya perubahan kadar
garam dari air, penyentoran saluran air secara periodik, menghilangkan vegetasi dll.
13
Pengelolaan Vektor Secara Kimia
Syarat-syarat insektisida yang baik adalah :
13
1. Sangat toksik terhadap vektor sasaran2. Kurang berbahaya untuk manusia, binatang dan
tanaman yang berguna3. Menarik bagi vektor 4. Tidak mahal, mudah diproduksi, dan mudah
disediakan5. Secara kimia stabil pada aplikasi residu6. Tidak stabil pada aplikasi udara agar
tidak mencemari lingkungan, tetapimembunuh vektor dengan cepat lalu mengalami
dekomposisi menjadi senyawayang kurang berbahaya7. Tidak mudah terbakar 8. Tidak
korosit9. Tidak meninggalkan warma10. Mudah disiapkan menjadi formulasi yang
diinginkanInsektisida yang banyak digunakan untuk pengendalian kecoa antara lain
:Clordane, Dieldrin, Heptachlor, Lindane, golongan organophosphate majemuk,Diazinon,
Dichlorvos, Malathion dan Runnel. Penggunaan bahan kimia(insektisida) ini dilakukan
apabila ketiga cara di atas telah dipraktekkan namuntidak berhasil. Disamping itu bisa juga
diindikasikan bahwa pemakaianinsektisida dapat dilakukan jika ketiga cara tersebut di atas
(pencegahan, sanitasi,
trapping
) dilakukan dengan cara yang salah atau tidak pernah melakukan sama

sekali. Celah-celah atau lobang dinding, lantai, dan lain-lain merupakan


tempat persembunyian yang baik. Lubang yang demikian hendaknya ditutup atauditiadakan
atau diberi insektisida seperti
Natrium Fluoride
(beracun bagimanusia), serbuk
Pyrethrum
dan
Rotenone, Chlordane
2,5 %, efeknya baik dantahan lama sehingga kecoa akan keluar dari tempat-tempat
persembunyiannya.Tempat-tempat tersebut kemudian diberi serbuk insektisida dan
apabilainfestasinya sudah sangat banyak maka pemberantasan yang paling efektif adalah
dengan fumigasi.
14
Pengelolaan vektor Untuk nyamuk dewasa dan lalat dilakukan dengan cara pengasapan (
thermal fogging
) atau pengabutan (
colg Fogging = Ultra lowvolume. Fogging
dapat memutuskan rantai penularan DBD dengan membunuhnyamuk dewasa yang
mengandung virus. Namun, fogging hanya efektif 1-2 hari.Selain itu, jenis insektisida yang
digunakan untuk
fogging
juga harus diganti-ganti untuk menghindari resistensi dari nyamuk. Cara kimiawi dilakukan
denganmenggunakan senyawa atau bahan kimia baik yang digunakan untuk
membunuhnyamuk (insektisida) maupun jentiknya (larvasida), mengusir atau
menghalaunyamuk (repellent) supaya nyamuk tidak menggigit.
14,15
Pengelolaan Vektor Secara Biologis
Pengelolaan vektor secara biologis dilakukan dengan cara menggunakankelompok hidup,
baik dari golongan mikroorganisme, hewan invertebra, maupubvertebra. Sebagai
pengendalaian biologis dapat berperan sebagai pathogen, parasit, atau pemasangan. Adapau
keuntungan pengendalian vektor secara biologis yaitu tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan.
15
Pengelolaan Vektor Secara Fisika-Mekanik
Cara ini menitikberatkan kepada pemanfaatan iklim/musim danmenggunakan alat penangkap
mekanis antara lain :
15
a. Pemasangan perangkap tikus atau perangkap serangga b. Pemasangan jarin
c. Pemanfaatan sinar/cahaya untuk menarik atau menolak (to attrack and torepeal)d.
Pemanfaatan kondisi panas dan dingin untuk membunuh vektor dan binatang pegangge.
Pemanfaatan kondisi musim/iklim untuk memberantas jentik nyamuk.f.Pemanfaatan suara
untuk menarik atau menolak vektor dan binatang pengganggu.g. Pembunuhan vektor dan
binatang pengganggu menggunakan alat pembunuh(pemukul, jepretan dengan umpan, dll)h.
Pengasapan menggunakan belerang untuk mengeluarkan tikus dari sarangnyasekaligus
peracunan j. Pemanfaatan arus listrik dengan umpan atau attracktant untuk membunuhvektor
dan binatang pengganggu (perangkap serangga dengan listrik daya penarik menggunakan
lampu neon).
III.4. Pekerja Vektor di Rumah Sakit
Pekerja Vektor adalah tenaga profesional di bidang kesehatan lingkunganyang memberikan
perhatian terhadap aspek kesehatan lingkungan air, udara,tanah, makanan dan vektor
penyakit pada kawasan Rumah Sakit.
16,17
Dalam menjalankan peran, fungsi dan kompetensinya, pekerja vektor harus memiliki
kompetensi sesuai dengan standar kompetensi, Salah satudiantaranya adalah melakukan
survai vektor dan Binatang Pengganggu yang adadi Rumah Sakit, melakukan analisis hasil
survai vektor dan binatangPengganggu, Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu,
melakukan pengelolaan pembuangan tinja,mengawasi sanitasi pengelolaan limbah bahan ber-
bahaya dan beracun (B3),melakukan surveilance penyakit berbasislingkungan,berwirausaha
di bidang kesehatan pelayanan kesehatan lingkungan,Melakukan intervensi teknis sesuai hasil
analisis sampel air, tanah, udara, limbahmakanan dan minuman, vektor dan binatang
pengganggu,melakukan intervensi sosial sesuai hasil analisis sampel air, tanah, udara, limbah
makanan danminuman, vektor dan binatang pengganggu,mengelola klinik sanitasi

You might also like