You are on page 1of 11

PREDIKSI PRODUKSI JAGUNG DALAM MODEL PENYEDIAAN

TEPUNG JAGUNG PADA RANTAI PASOK JAGUNG

Dorina Hetharia1, M. Syamsul Ma’arif2, Yandra Arkeman3, Titi Candra S.4


1
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti
2,3,4
Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB

ABSTRACT
Corn flour as one of the products made from corn is an intermediate product. This product
can be consumed directly, also can be used as raw materials in the food industry, feed
industry and other industrial raw materials. In the supply chain system, corn flour industry is
a part of the maize supply chain . To maintain the continuity of the flow of raw materials in
the supply chain , the industry needs to provide corn flour that meets quantity with good
quality according to consumer demand . It is closely related to the supply of corn as a raw
material for corn flour. The provision of corn are also closely related to the availability of
the amount of corn production obtained from the farmers. This paper discussed about
prediction of maize production using artificial neural networks and a statistical forecasting .
The input variables of corn production forecast in causal models were land and rainfall,
while the output variable was the amount of corn production per month . The forecasting
results would be used as input for the corn flour industry.

Keywords: corn flour industry, artificial neural network, prediction of maize production

1. PENDAHULUAN pelayanan yang baik pula bagi konsumen


Manajemen Rantai Pasokan atau akhir, dan bersamaan dengan itu terjadi
supply chain management (SCM) pertama penambahan keuntungan bagi perusahaan.
kali dikemukakan oleh Oliver & Weber Hal ini dapat diwujudkan dengan
(Pujawan, 2005). Jaringan fisik dari dipenuhinya kebutuhan setiap mata rantai
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam oleh mata rantai sebelumnya mulai dari
memasok bahan baku, memproduksi pemasok bahan baku hingga ke konsumen
barang, maupun mengirimkannya ke akhir.
pemakai akhir disebut rantai pasokan atau Bila ditinjau dari barang yang
supply chain, sedangkan manajemen rantai mengalir sepanjang rantai pasokan mulai
pasokan adalah metode, alat, atau dari bahan baku sampai produk jadi, maka
pendekatan pengelolaannya. Manajemen jumlah produk dan mutu produk
rantai pasokan mulai dikembangkan pada merupakan hal yang harus dipenuhi. Hal
tahun 1980-an dan berlanjut terus hingga ini untuk menjamin lancarnya kegiatan
kini (Wisner, 2005). Dalam manajemen produksi dan juga menjamin kelangsungan
rantai pasokan, interaksi antara pemasok, kerjasama dalam rantai pasokan tersebut.
manufaktur, distributor, retailer, dan Pemasok bahan baku harus dapat
konsumen akhir akan memberikan menyediakan jumlah dan mutu bahan baku
pengaruh pada kegiatan dalam rantai sesuai permintaan produsen. Demikian
pasokan. Hubungan baik antar mata rantai pula produsen harus dapat memenuhi
dalam rantai pasokan akan menghasilkan

Prediksi produksi (Dorina H, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 222
jumlah produk bagi konsumennya dengan industri pangan, industri pakan dan
mutu yang sesuai standar. industri olahan lainnya. Banyak sekali
Agroindustri sebagai industri yang manfaat tanaman jagung yang bernilai
menghasilkan barang konsumsi ekonomis antara lain, daun jagung sebagai
merupakan industri dengan bahan baku pakan dan kompos, kulit buah jagung
berbasiskan hasil pertanian. Pada sebagai bahan pakan, kompos dan industri
umumnya agroindustri sebagaimana rokok, jagung muda sebagai sayuran,
industri-industri lainnya bertujuan untuk jagung pipilan sebagai bahan baku
memperoleh profit yang maksimal. Hal ini pembuatan tepung jagung, pati jagung,
dapat tercapai bila peningkatan faktor- bahan industri pangan, bahan baku
faktor yang mempengaruhinya dapat minyak jagung, etanol, dextrin, dan bahan
dilakukan secara optimal. Dalam baku industri lainnya. Di Indonesia biji
melaksanakan jalannya proses produksi, jagung pipilan sebagai produk utama dari
suatu agroindustri akan berusaha untuk tanaman jagung, 50% digunakan sebagai
memenuhi permintaan konsumennya baik bahan baku baku utama industri pakan,
jumlah maupun mutu yang diharapkan. selebihnya digunakan sebagai bahan baku
Sehubungan dengan itu rantai pasokan industri lain dan dikonsumsi langsung.
yang berhubungan dengan agroindustri Produksi jagung di Indonesia
tersebut turut berperan untuk menunjang semakin tahun semakin meningkat. Hal ini
hal itu. Industri tepung jagung sebagai dapat dilihat dari data produksi, luas
salah satu agroindustri berbasis komoditi panen, dan produktivitas jagung sejak
jagung merupakan bagian dari rantai tahun 2000 sampai dengan 2009 seperti
pasokan jagung. Industri ini menggunakan ditunjukkan pada Tabel 1. Namun
bahan baku jagung pipilan yang akan peningkatan produksi jagung di Indonesia
diproses menjadi tepung jagung atau corn belum diikuti dengan penanganan pasca
flour melalui proses pengolahan cara panen yang baik. Informasi tentang
kering. kegiatan dan penanganan pasca panen
Tanaman jagung merupakan kepada petani masih sangat kurang
varietas unggul yang memiliki sifat: sehingga petani belum dapat merasakan
berproduksi tinggi, berumur pendek, tahan nilai tambah dengan meningkatnya mutu
serangan penyakit. Jagung merupakan biji jagung. Demikian pula penerapan
tanaman semusim atau annual. Satu siklus teknologi produksi jagung di tingkat petani
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. masih belum optimal.
Tanaman jagung merupakan tanaman Bila dibandingkan dengan negara
pangan dunia yang terpenting yang produsen jagung lainnya di dunia,
bermanfaat bagi kehidupan manusia dan produksi jagung di Indonesia masih
hewan. Selain gandum dan padi, jagung tertinggal jauh. Tabel 2 menunjukkan
merupakan sumber karbohidrat utama di bahwa produktivitas usaha tani jagung di
Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga Indonesia baru mencapai setengah
menjadi alternatif sumber pangan di dibandingkan dengan Argentina dan MEE,
Amerika Serikat. Sebagai sumber bahkan hampir mencapai sepertiga bila
karbohidrat, komoditi ini merupakan dibandingkan dengan Amerika Serikat.
sumber pangan yang dapat menggantikan Tabel 2 juga menunjukkan bahwa rerata
beras sebagai bahan makanan pokok di produktivitas jagung Indonesia sebesar
Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia 3,21 ton/ha masih dibawah rerata
seperti Madura dan Nusa Tenggara produktivitas jagung dunia yaitu 4,53
menggunakan jagung sebagai pangan ton/ha.
pokok bagi penduduknya.
Selain sebagai bahan makanan
pokok, jagung juga merupakan bahan baku

Prediksi produksi (Dorina H, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 223
Tabel 1 Produksi, luas panen, dan produktivitas jagung di Indonesia
Tahun Produksi Luas Panen Produktivitas
Ton Ha Ku/Ha
2000 9,676,899.00 3,500,318.00 27.65
2001 9,347,192.00 3,285,866.00 28.45
2002 9,585,277.00 3,109,448.00 30.83
2003 10,886,442.00 3,358,511.00 32.41
2004 11,225,243.00 3,356,914.00 33.44
2005 12,523,894.00 3,625,987.00 33.44
2006 11,609,463.00 3,345,805.00 34.70
2007 13,287,527.00 3,630,324.00 36.60
2008 16,323,922.00 4,003,313.00 40.78
2009 16,478,239.00 4,009,179.00 41.10
Sumber : Departemen Pertanian (2011)

Produktivitas jagung yang rendah di 2327947,861 ton dengan nilai


Indonesia mengakibatkan kebutuhan bahan $353,847,975.00 (Deptan, 2011).
baku bagi industri pengolahan jagung Dari berbagai jenis produk yang
masih belum dapat dipenuhi oleh petani dapat dihasilkan komoditi jagung ini,
lokal. Hal ini mengakibatkan tepung jagung merupakan jenis produk
dibutuhkannya impor jagung sebagai yang cukup penting. Hal ini karena tepung
bahan baku industri dari negara produsen jagung merupakan produk antara
jagung lainnya. Volume ekpor jagung oleh multiguna yang dapat dijadikan sebagai
Indonesia ke negara luar pada tahun 2006 bahan baku industri pangan, bahan baku
sebanyak 29164,424 ton dengan nilai $ pakan, dan sebagai bahan baku industri
4,674,364.00, sedangkan volume impor lainnya.
jagung pada tahun yang sama mencapai

Tabel 2 Produktivitas jagung di beberapa negara produsen jagung dunia


Produktivitas (ton/ha)
Tahun Dunia USA Argentina MEE Indonesia
1998 4,42 8,44 6,08 5,63 2,65
1999 4,38 8,4 5,37 6,28 2,66
2000 4,27 859 5,43 5,09 2,77
2001 4,42 8,67 5,45 6,16 2,85
2002 4,37 8,16 6,52 6,24 3,09
2003 4,47 8,92 6,48 5,03 3,25
2004 4,59 9 6,5 6,04 3,34
2005 4,65 9,12 6,71 6,12 3,45
2006 4,65 8,97 6,3 5,88 3,47
2007 4,76 9,31 6,66 6,2 3,66
2008 4,82 9,66 7,56 6,48 4,08
Rerata 4,53 8,84 6,28 5,92 3,21
Sumber: USDA (2008)

Untuk menunjang ketahanan pangan industri tepung jagung perlu dikelola


dan mengembangkan industri yang dengan baik. Pengelolaan industri tepung
berbahan baku tepung jagung, maka jagung ini tidak terlepas dari rantai pasok

Prediksi produksi (Dorina H, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 224
agroindustri jagung. Penyediaan jumlah Fase pertama adalah fase maju.
dan mutu pasokan jagung mulai dari petani Pola masukan dihitung maju mulai dari
dan pengumpul sangat berpengaruh layar masukan hingga layar keluaran
terhadap jumlah dan mutu tepung jagung menggunakan fungsi aktivasi yang
yang diproduksi. Selanjutnya jumlah dan ditentukan. Selama propagasi maju, sinyal
mutu tepung jagung sebagai bahan baku masukan (= xi) dipropagasikan ke layer
akan berpengaruh pada jumlah dan mutu tersembunyi menggunakan fungsi aktivasi
produk pada industri hilirnya. yang ditentukan. Keluaran dari setiap unit
Jika dilihat dari sisi jumlah produksi layar tersembunyi (= zj) tersebut
yang akan dihasilkan oleh industri tepung selanjutnya dipropagasikan maju lagi ke
jagung, maka pemenuhan jumlah jagung layer tersembunyi di atasnya menggunakan
pipilan sebagai bahan baku juga harus fungsi aktivasi yang ditentukan. Demikian
dipenuhi sesuai target produksi. Namun seterusnya hingga menghasilkan keluaran
hasil produksi jagung nasional 50% jaringan (= yk ).
digunakan sebagai bahan baku industri Berikutnya, keluaran jaringan (=
pakan. Data ekspor impor jagung yk) dibandingkan dengan target yang harus
menunjukkan bahwa Indonesia masih dicapai (= tk ).Selisih dari tk terhadap yk
harus mengimpor jagung untuk memenuhi yaitu (tk− yk ) adalah kesalahan yang t
kebutuhan dalam negeri, hal ini terjadi. Jika kesalahan ini lebih kecil dari
mengindikasikan bahwa kemungkinan batas toleransi yang ditentukan, maka
terdapat kekurangan jumlah jagung pipilan iterasi dihentikan. Namun bila kesalahan
sebagai bahan baku industri tepung jagung. masih lebih besar dari batas toleransinya,
Sebagai industri antara yang maka bobot setiap garis dalam jaringan
memproduksi tepung jagung sebagai bahan akan dimodifikasi untuk mengurangi
baku industri lainnya, maka industri kesalahan yang terjadi.
tepung jagung perlu memenuhi kebutuhan Fase kedua adalah fase mundur.
konsumennya dengan menyediakan Selisih antara keluaran jaringan dengan
produk tepung jagung menurut jumlah target yang diinginkan merupakan
yang dibutuhkan dan mutu yang kesalahan yang terjadi. Kesalahan tersebut
memenuhi syarat. Bagian yang akan dikaji dipropagasikan mundur, dimulai dari garis
dalam makalah ini adalah prediksi yang berhubungan langsung dengan unit-
produksi jagung sebagai bahan baku unit di layar keluaran. Berdasarkan
industri tepung jagung. Bagian ini kesalahan tk − yk, dihitung faktor δk ( k =
merupakan bagian dari kajian tentang 1,2,...,m) yang dipakai untuk
rancang bangun model penyediaan tepung mendistribusikan kesalahan di unit ke y ke
jagung pada rantai pasok tepung jagung. semua unit tersembunyi yang terhubung
langsung dengan yk . δk juga dipakai untuk
Tujuan mengubah bobot garis yang berhubungan
Tujuan dari kajian ini adalah langsung dengan unit keluaran. Dengan
diperolehnya hasil prediksi produksi cara yang sama, dihitung faktor δj ( j =
jagung sebagai bahan baku industri tepung 1,2,…, p ) di setiap unit di layar
jagung dengan menggunakan artificial tersembunyi sebagai dasar perubahan
neural network dan peramalan secara bobot semua garis yang berasal dari unit
statistikal. tersembunyi di layar di bawahnya.
Demikian seterusnya hingga semua faktor
2. TINJAUAN PUSTAKA δ di unit tersembunyi yang berhubungan
Pelatihan propagasi umpan balik langsung dengan unit masukan dihitung.
(Feed Forward Back Propagation) Fase ketiga adalah modifikasi
berbasis jaringan syaraf tiruan meliputi 3 bobot untuk menurunkan kesalahan yang
fase (Siang 2009). terjadi. Setelah semua faktor δ dihitung,

Prediksi produksi (Dorina H, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 225
bobot semua garis dimodifikasi Rumus- rumus dalam menghitung variabel
bersamaan. Perubahan bobot suatu garis a dan b adalah sebagai berikut :
didasarkan atas faktor δ neuron di layar
N N N
atasnya. Sebagai contoh, perubahan bobot N ∑ tY (t ) − ∑ Y (t )∑ t
garis yang menuju ke layar keluaran b= t =1 t =1 t =1
2
didasarkan atas δk yang ada di unit 
N
 N

keluaran. N∑t 2 − ∑t 


t =1  t =1 
Ketiga fase tersebut diulang-ulang
hingga kondisi penghentian dipenuhi. 1 N
1 N

Umumnya kondisi penghentian yang a=


N
∑ Y (t ) − N b∑ t
t =1 t =1
sering dipakai adalah jumlah iterasi atau
kesalahan. Iterasi akan dihentikan jika Dalam melakukan peramalan,
jumlah iterasi yang dilakukan sudah terdapat selisih yang terjadi antara nilai
melebihi jumlah maksimum iterasi yang peramalan dengan nilai yang
ditetapkan, atau jika kesalahan yang terjadi sesungguhnya yang disebut error
sudah lebih kecil dari batas toleransi yang (kesalahan). Melalui nilai kesalahan ini
diijinkan. dapat dilakukan beberapa analisa sehingga
Bidang peramalan (forecasting) dapat dibandingkan metode peramalan
merupakan salah satu bidang dimana mana yang paling sesuai dengan data yang
jaringan syaraf tiruan dapat diaplikasikan. dimiliki. Metode yang terbaik / paling
Backpropagation dapat digunakan dalam sesuai adalah metode yang memiliki nilai
melakukan peramalan seperti prediksi kesalahan peramalan yang paling kecil.
permintaan suatu produk di masa Secara umum perhitungan kesalahan
mendatang, prediksi nilai penjualan dan peramalan dapat dijabarkan sebagai
lain sebagainya. Peramalan ini didasarkan berikut:
pada data yang diperoleh pada masa lalu.
Dalam memecahkan masalah ei = xi – Fi
peramalan, variabel yang diperhatikan
adalah variabel yang mempengaruhi output dimana :
peramalan yang akan dicapai. Terdapat ei = kesalahan pada periode ke-i
dua model dalam peramalan yaitu model xi = nilai sesungguhnya pada
peramalan berdasarkan runtun waktu (time periode ke-i
series) dan model kausal (Makridakis, Fi = nilai hasil peramalan pada
1983). Dalam aplikasi regresi linier periode ke-i
sebagai model kausal diasumsikan bahwa Salah satu ukuran kesalahan
terdapat hubungan antara variabel yang peramalan yang banyak digunakan adalah
ingin diramalkan (variabel dependen) Mean Square Error (MSE)
N
dengan variabel lain (variabel ∑e
2
i
independen). Selanjutnya, peramalan ini MSE = i =1

didasarkan pada asumsi bahwa pola N


pertumbuhan dari data historis bersifat
linier. Pola pertumbuhan ini didekati Penelitian yang dilakukan oleh
dengan suatu model yang menggambarkan Zhang et al. (2004) menggunakan jaringan
hubungan-hubungan yang terkait dalam syaraf tiruan, dimana penelitian ini
suatu keadaan. Model tersebut dapat membandingkan jaringan syaraf tiruan
dijabarkan sebagai berikut : dengan model univariat serta model
Y(t) = a + bt multivariat, dan memperoleh bahwa hasil
dimana Y merupakan fungsi terhadap peramalan jaringan syaraf tiruan lebih baik
waktu. Variabel a dan b adalah parameter dari pada metode statistikal. Erdinç
yang kan ditentukan dalam perhitungan. dan Satman (2005) dalam penelitiannya

Prediksi produksi (Dorina H, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 226
membandingkan jaringan syaraf tiruan berbagai elemen yang terdapat dalam
dengan regresi linier, dan diperoleh hasil model tersebut. Salah satu elemen dalam
bahwa jaringan syaraf tiruan lebih baik model itu adalah prediksi produksi jagung
daripada regresi linier dalam melakukann yang outputnya merupakan input dari
peramalan. Setyawati (2003) elemen berikutnya yaitu pengelompokan
menggunakan jaringan syaraf tiruan untuk mutu jagung pipilan.
univariat dan multivariat time series Variabel input dalam model prediksi
dalam melakukan peramalan. Nam produksi jagung adalah luas panen dan
dan Schaefer (1995) melakukan penelitian curah hujan, sedangkan variabel output
tentang peramalan penumpang pesawat adalah jumlah produksi jagung. Diawali
udara dengan jaringan syaraf tiruan. dengan melakukan pengambilan data
Azadeh et al. (2008) menggunakan tentang produksi jagung, luas panen pada
jaringan syaraf tiruan untuk meramalkan sentra jagung di Indonesia, dan curah
penggunaan energi listrik. Ferreira et al. hujan melalui studi literatur dan studi
(2011) menggunakan jaringan syaraf pendahuluan. Data ini merupakan input
tiruan untuk meramalkan harga dalam pada model prakiraan produksi jagung ke
konteks agribisnis. Bhuvanes et al. (2007) depan. Hasil prakiraan produksi jagung
menggunakan Backpropagation Neural berkaitan dengan jumlah jagung pipilan
Network (BPNN) untuk memprediksi sebagai bahan baku industri tepung jagung.
jumlah pasien pada beberapa bagian Sub model prediksi permintaan tepung
perawatan di Virtua Health, New Jersey. jagung oleh industri pangan, pakan, dan
Prediksi produksi jagung dalam penelitian bahan kimia lain bertujuan untuk
ini menggunakan jaringan syaraf tiruan memperoleh jumlah bahan baku yang
yaitu BPNN dan membandingkannya perlu dipasok oleh industri tepung jagung
dengan peramalan menggunakan statistical ke industri-industri tersebut. Dalam sub
forecasting models. model ini akan dilakukan prediksi dengan
menggunakan data time series. Gambar 1
3. METODE menunjukkan model penyediaan tepung
Prediksi produksi jagung jagung sepanjang rantai pasok tepung
merupakan bagian dari model penyediaan jagung. Mata rantai meliputi sentra jagung,
tepung jagung pada rantai pasok jagung. pedagang atau pengumpul, industri tepung
Model penyediaan tepung jagung yang jagung, dan konsumen dari industri tepung
dimaksud dapat dilihat pada Gambar 1. jagung.
Pada gambar ini terlihat keterkaitan antar

Gambar 1 Model penyediaan tepung jagung.

Prediksi produksi (Dorina H, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 227
Gambar 2 Tahapan Proses Prediksi Produksi Jagung

Kajian yang dibahas adalah prediksi proses panen (Deptan, Direktorat


produksi jagung dengan menggunakan Budidaya Serealia, 2006).
jaringan syaraf tiruan (Artificial Neural Model kausal dalam prediksi
Network). Kajian ini merupakan bagian produksi jagung pada penelitian ini
dari penelitian yang berkenaan dengan menggunakan data numerik sebagai input
model penyediaan tepung jagung yang dalam jaringan syaraf tiruan. Sebagai
terlihat pada Gambar 1. Model peramalan variabel input adalah faktor-faktor yang
yang digunakan untuk memprediksi berpengaruh pada jumlah produksi jagung.
produksi jagung adalah model kausal. Dari faktor-faktor yang berpengaruh
Model time series tidak digunakan karena tersebut variabel luas panen dan curah
jumlah produksi tanaman jagung tidak hujan akan digunakan sebagai variabel
dipengaruhi oleh jumlah produksi pada input dalam sub model ini, karena data
periode-periode sebelumnya. Produksi luas panen dan curah hujan bersifat
jagung dipengaruhi oleh beberapa faktor numerik sedangkan faktor lainnya tidak
antara lain penggunaan bibit, pemanfaatan bersifat numerik. Data jumlah produksi
lahan, pemupukan secara tepat, jagung merupakan data target atau respon
pengendalian hama dan penyakit, dalam model kausal ini. Gambar 2
pengairan, curah hujan, dan penanganan menunjukkan tahapan proses pengolahan

Prediksi produksi (Dorina H, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 228
data menggunakan jaringan syaraf tiruan
pada sub model prediksi produksi jagung.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Model prediksi produksi jagung
dalam makalah ini menggunakan Jaringan
Syaraf Tiruan (JST). JST merupakan salah
satu representasi buatan dari otak manusia
yang selalu mencoba mensimulasikan
proses pembelajaran pada otak manusia
tersebut (Siang,2009). Sejak tahun 1990
aplikasi model-model JST banyak
digunakan untuk menyelesaikan masalah-
masalah di dunia nyata.
Beberapa aplikasi JST antara lain
pengenalan pola (pattern recognition), Gambar 3 Struktur jaringan syaraf tiruan
signal processing, dan forecasting model prediksi produksi jagung
(peramalan). Berdasarkan kemampuan JST Data luas panen, curah hujan, dan
untuk mengingat dan melakukan data produksi jagung sesuai periode waktu
generalisasi dari apa yang sudah ada dimasukkan sebagai data input.
sebelumnya, maka JST juga dapat Pengolahan data dilakukan dengan
digunakan untuk meramalkan atau menggunakan software Matlab 7.10.
melakukan prakiraan tentang apa yang Setelah melakukan beberapa kali simulasi,
terjadi di masa datang berdasarkan pola diperoleh hasil seperti ditampilkan pada
data masa lalu. Gambar 4.
Arsitektur Jaringan pada JST antara lain
jaringan layar tunggal (single layer
network), dan jaringan layar jamak (multi
layer network). Berbeda dengan jaringan
layar tunggal, jaringan layar jamak
menambahkan satu atau lebih layar
tersembunyi (hidden layer) pada arsitektur
jaringannya. Arsitektur jaringan pada
backpropagation menggunakan jaringan
layar jamak. Model prediksi produksi
jagung dirancang menggunakan
backpropagation dengan arsitektur
jaringan seperti terlihat pada Gambar 3.
X1 adalah luas panen (ha), X2
merupakan variabel curah hujan (mm), dan Gambar 4 Hasil simulasi pada pelatihan
Y merupakan target yaitu produksi jagung
(ton). Vji merupakan bobot hubungan unit Gambar 4 menunjukkan bahwa
neuron input Xi ke unit layar tersembunyi hasil simulasi berakhir pada epoch ke 5
Zj. Wkj merupakan obot dari unit layar dengan nilai MSE sebesar 0,00001.
tersembunyi Zj ke unit output Yk. Wk0 Prediksi dengan menggunakan JST ini
merupakan bobot dari neuron bias di layar akan memperoleh hasil terbaik dengan
tersembunyi ke unit neuron output Zk. kesalahan terkecil.
Fungsi aktivasi yang digunakan adalah
fungsi sigmoid biner

Prediksi produksi (Dorina H, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 229
Tabel 3 Hasil program peramalan dengan JST pada MATLAB

MSE 0,00001
jumlah neuron fungsi aktivasi pembelajaran Iterasi Forecast (10^6)

training testing forecast I-H H-O training testing forecast MSE bln1 bln2 bln3
5 5 5 logsig logsig traincgb 83 1 2 0,0000258 115840 115770 115860
4 4 4 179 1 1 0,0000238 115550 115560 115770
4 5 4 134 1 1 1,00* e-10 115550 115550 115550
7 7 7 logsig logsig traincgb 100 1 1 0,0000453 115820 115620 115720
6 7 6 106 1 3 0,0000173 115550 115550 115950
6 7 7 185 1 3 0,0000017 115550 115620 115640
10 10 8 logsig logsig traincgb 131 1 2 1,36*e-28 115550 115550 115550
8 8 8 81 1 1 0,000032 115590 115620 115810
9 8 10 1 1 1 0,000451 115750 116480 115550
3 3 3 logsig logsig traincgb 392 1 1 0,0000393 115600 115900 115640
4 4 3 18 1 3 0,000079 115550 115950 115550
12 10 8 54 1 1 6,73E-06 115550 115660 115550

Prediksi produksi jagung dalam petani lokal dan berapa jumlah bahan baku
model penyediaan tepung jagung yang harus diimpor dari negara lain.
diperlukan untuk dapat memperkirakan Penggunaan alat analisis dalam
berapa jumlah produksi jagung yang dapat model ini akan memudahkan pihak
disediakan oleh sentra jagung. Dengan pengguna untuk meramalkan permintaan
adanya prediksi jumlah produksi jagung produksi jagung pada tiap periode.
maka dapat diperkirakan pula berapa Prakiraan dengan kesalahan ramalan
kuantitas jagung pipilan yang dihasilkan. terkecil merupakan prakiraan yang
Berdasarkan diskusi dan konfirmasi pakar mendekati ketepatan. Ketersediaan data
diperkirakan bahwa sekitar 50% dari hasil sebagai variabel input dalam peramalan
produksi jagung digunakan sebagai pakan sangat diperlukan. Dalam hal ini pihak
ternak. Berdasarkan diskusi diperoleh industri tepung jagung perlu melakukan
informasi bahwa sebanyak 4,5 – 5 juta ton pencatatan data sehingga dengan data yang
digunakan untuk pakan, sehingga akurat akan diperoleh pula hasil peramalan
perkiraan produksi jagung kurang lebih 10 yang baik. Kerjasama antar elemen-elemen
juta ton per tahun. Kenyataan ini sangat pada rantai pasok industri berbasis jagung
berbeda dengan data Departemen dalam hal pencatatan data serta pemberian
Pertanian (2011) yang mencatat bahwa informasi akan memungkinkan
produksi jagung sebanyak lebih kurang diperolehnya hasil peramalan yang lebih
16.5 juta ton per tahun. Namun hingga akurat.
saat ini Indonesia masih mengimpor Setiap wilayah di Indonesia
jagung pipilan. memiliki curah hujan yang berbeda-beda,
Dengan adanya model prediksi sehingga proses peramalan tidak dapat
produksi jagung, maka industri tepung dilakukan sekaligus secara menyeluruh
jagung dapat merencanakan penyediaan untuk wilayah Indonesia. Proses
bahan baku untuk memproduksi produk peramalan sebaiknya dilakukan per
tepung jagung sesuai permintaan wilayah sesuai keadaan curah hujan pada
konsumennya. Pihak pengambil keputusan wilayah tersebut. Proses peramalan dalam
dapat memperkirakan berapa jumlah bahan makalah ini menggunakan data luas panen
baku jagung yang dapat disediakan oleh (ha), curah hujan (mm), dan produksi

Prediksi produksi (Dorina H, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 230
jagung (ton) di daerah Jawa Barat. keputusan yang dapat membantu
Peramalan ini menggunakan jaringan pengambil keputusan melakukan antisipasi
syaraf tiruan dan model regresi berganda. dalam penyediaan tepung jagung sesuai
Hasil peramalan dengan jaringan syaraf permintaan konsumen.
tiruan dengan menggunakan MATLAB
dapat dilihat pada Tabel 3. DAFTAR PUSTAKA
Sedangkan model regresi berganda
dengan menggunakan data yang sama dan Azadeh A. Ghaderi S.F. Sohrabkhani
dijalankan dengan software Minitab S. 2008. A Simulation Based Neural
diperoleh hasil sebagai berikut, Network Algorithm for Forecasting
The regression equation is Electrical Energy Consumption. Di
PRODUKSI JGNG = 180508 + 0,693 LUAS PANEN - 378
CURAH HUJAN dalam: Proceeding of IIE Annual
Conference. hlm 1119-1124.
Predictor Coef SE Coef T P
Constant 180508 20432 8,83 0,000
LUAS PANEN 0,6927 0,4634 1,49 0,169 Bhuvanesh A. Wang S. Lam
CURAH HUJAN -377,9 117,4 -3,22 0,010 S. Khasawneh M. Srihari K.
S = 33419,1 R-Sq = 57,1% R-Sq(adj) = 47,6% 2007. Using Artificial Neural
Networks for Forecasting in
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P Healthcare: Methodology and
Regression 2 13379618390 6689809195 5,99 0,022 Findings. Di dalam: Proceeding of
Residual Error 9 10051497884 1116833098
Total 11 23431116274 IIE Annual Conference. hlm 382-
387.
Hasil perhitungan MSE untuk
model regresi berganda adalah sebesar Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal
837,624. Hasilnya menunjukkan bahwa Tanaman Pangan. Direktorat
jaringan syaraf tiruan lebih baik karena Budidaya Serealia. 2006. Petunjuk
memiliki nilai MSE yang lebih kecil. Peningkatan Produktivitas
Dengan demikian pada prediksi produksi Pengembangan Jagung. Jakarta.
jagung pada model ini sebaiknya
menggunakan jaringan syaraf tiruan. Erdinç A. Satman MH. 2005. Stock
Market Forecasting: Artificial
5. SIMPULAN DAN SARAN Neural Network And Linear
Simpulan Regression Comparison In An
− Sub model prediksi produksi jagung Emerging Market. J. Financial
sebagai bagian dari model [enyediaan Management & Analysis 18. 2 : 18-
tepung jagung menggunakan model 33.
kausal dengan alat analisis jaringan
syaraf tiruan dan pendekatan regresi. Ferreira L. de Moura G.L. Borenstein
− Variabel input dalam model ini adalah D, Américo F.A. 2011. The Use of
luas panen (ha) dan curah hujan Artificial Neural Networks as A
(mm/bulan), sedangkan variabel output Strategy For Forecasting Prices in
adalah jumlah produksi jagung the Context of Agribusiness. Revista
(ton/bulan). De Administração E Inovação. RAI
− Hasil peramalan dengan jaringan syaraf 8 (4) : 6.
tiruan memiliki nilai MSE yang lebih
Jong Jek Siang. 2009. Jaringan Syaraf
kecil dibandingkan hasil peramalan
Tiruan dan Pemrogramannya
dengan menggunakan regresi linier.
menggunakan Matlab. Ed ke-2.
Yogyakarta: Andi Offset.
Saran
Model ini dapat dikembangkan dan
dapat dilengkapi dengan sistem pendukung

Prediksi produksi (Dorina H, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 231
Makridakis S. Wheelwright S.C. McGee Univariate and Multivariate Time
VE. 1983. Forecasting Methods and Series Forecasting. Di dalam:
Application. Ed ke-2. USA: John Proceeding of IIE Annual
Wiley & Sons. Conference. hlm 1-6.
Nam K, Schaefer T. 1995. Forecasting Wisner JD et al. 2005. Principles of
International Airline Passenger Supply Chain Management, a
Traffic Using Neural Networks. J. Balanced Approach. South-Western,
Logistics and Transportation Ohio: Thomson.
Review 31 (3) : 239.
Zhang W. Cao Q. Schniederjans MJ. 2004.
Pujawan I.N. 2005. Supply Chain Neural Network Earnings per Share
Management. Surabaya: Penerbit Forecasting Models: A Comparative
Guna Widya. Analysis of Alternative Methods. Int.
J. Decision Sciences 35 (2) : 205-
Setyawati B. R. Creese RC, Jaraiedi 237.
M. 2003. Neural Networks for

Prediksi produksi (Dorina H, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 232

You might also like