You are on page 1of 9

LAPORAN PENDAULUAN POST NATAL

1. KONSEP DASAR

A. DEFENISI
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
masa nifas berlangsung selama ± 6 minggu. Post partum adalah proses lahirnya bayi
dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat – alat serta tidak melukai ibu dan bayi
yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. . (Mansjoer, 2007)Seksio sesaria
adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat
janin diatas 500gram.Operasi caesarea adalah kelahiran janin cukup bulan hidup
melalui insisi sayatan) pada dinding perut dan rahim bagian depan. Seksio sesarria
adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan
dinding rahaim (Sarwono, 2005).Jadi dapat disimpulkan bahwa masa nifas atau post
partum adalah masa setelah kelahiran bayi pervagina dan berakhir setelah alat-alat
kandungan kembali seperti semula tanpa adanya komplikasi. Selama masa pemulihan
tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupu
psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika tidakdilakukan
pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan
akanterjadi keadaan patologis Doenges, M.E(2004).

B. ANATOMI FISIOLOGI
 Alat Reproduksi Bagian wanita terdiri atas ovarium (kandung telur), tuba
fallopi atau oviduk (saluran telur), dan vagina (saluran kelamin).
1. Ovarium
Ovarium berjumlah sepasang yang terdapat di rongga perut, yaitu tepatnya di
sebelah kiri dan kanan daerah pinggang. Fungsi ovarium ini untuk
menghasilkan sel telur atau ovum dan hormon-hormon kelamin wanita, seperti
progesteron dan . Ovarium dilindungi oleh suatu kapsul pelindung yang
mengandung folikel-folikel. Setiap folikel berisi sebuah sel telur yang
diselubungi satu atau lebih lapisan sel-sel folikel. Folikel merupakan suatu
struktur yang berbentuk bulatan-bulatan dan terdapat di sekeliling oosit,
berguna sebagai penyedia makanan dan pelindung bagi sel telur yang sedang
mengalami pematangan.
2. Tuba Fallopi
Tuba fallopi yang lazim disebut sebagai oviduk berjumlah sepasang. Tuba
fallopi ini merupakan suatu saluran yang menghubungkan ovarium dengan
rahim (uterus). Tuba fallopi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu ismus yang
merupakan bagian tuba fallopi yang terletak dekat uterus atau rahim, ampula,
yaitu daerah yang berbentuk lengkungan yang terletak di atas ovarium, dan
infudibulum, yaitu daerah pangkal tuba fallopi yang berbentuk corong
(fimbria). Pangkal tuba fallopi yang berbentuk corong disebut pula
infudibulum. Infudibulum mengandung tonjolan-tonjolan seperti kaki cumi-
cumi yang berjumbai-jumbai disebut fimbriae. Fimbriae ini berperan untuk
menangkap ovum. Ovum yang telah ditangkap fimbriae, kemudian diangkat
oleh tuba fallopi.
3. Uterus
Uterus lazim disebut rahim, pada manusia hanya terdiri dari satu ruang yang
disebut simpleks. Uterus ini berbentuk seperti buah pear dan berotot cukup
tebal. Pada wanita-wanita yang belum pernah melahirkan, ukuran panjang
rahimnya adalah 7 cm dengan lebar antara 4 cm sampai 5 cm. Pada rahim
bagian bawah bentuknya mengecil dan dinamakan serviks uterus, sedangkan
bagian yang lebih besar disebut badan rahim atau corpus uterus. Rahim pada
manusia dan mamalia tersusun atas tiga lapisan, yaitu perimetrium,
meiometrium, dan endometrium. Pada lapisan endometrium dihasilkan banyak
lendir, serta terdapat banyak pembuluh darah. Lapisan endometrium ini
mengalami proses penebalan dan akan mengelupas setiap bulannya apabila
tidak terdapat zigot yang terimplantasi (tertanam). Uterus ini merupakan
tempat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
4. Vagina
merupakan bagian dalam kelamin wanita yang berbentuk seperti tabung
dilapisi dengan otot yang arahnya membujur ke arah bagian belakang dan atas.
Bagian dinding vagina lebih tipis dibandingkan dengan dinding rahim dan
terdapat banyak lipatan-lipatan. Lipatan-lipatan tersebut berguna untuk
mempermudah jalannya proses kelahiran bayi. Di samping itu, pada vagina
juga terdapat lendir yang dikeluarkan oleh dinding vagina dan sepasang
kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar bartholi. Vagina ini merupakan organ
persetubuhan (kopulasi) pada wanita.
 Alat Reproduksi Bagian Luar
Alat reproduksi bagian luar pada wanita disebut vulva, terdiri atas labia
mayora, mons pubis, labia minora, organ klitoris, orificium uretra, dan himen
(selaput dara). Labia mayora adalah bibir bagian luar dari vagina yang tebal
dan berlapiskan lemak, sedangkan mons pubis merupakan bagian tempat
bertemunya dua bibir vagina dengan bagian atas yang terlihat membukit.
Labia minora atau bibir kecil, yaitu sepasang lipatan kulit pada vagina yang
halus dan tipis serta tidak mengandung lapisan lemak.

C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala Klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak
(> 500 ml), nadi lemah, pucat, lochea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih,
dan dapat terjadi syok hipovolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin,
mual.Gejala Klinis berdasarkan penyebab:
1. Atonia Uteri
Gejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan perdarahan
segera setelah anak lahir (perarahan postpartum primer). Gejala yang kadang-
kadang timbul: Syok (tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil,
ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lain-lain)
2. Robekan jalan lahir
Gejala yang selalu ada: perdarahan segera, darah segar mengalir segera setelah
bayi lahir, kontraksi uteru baik, plasenta baik.. Gejala yang kadang-kadang
timbul: pucat, lemah, menggigil
3. Retensio plasenta
Gejala yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan
segera, kontraksi uterus baik. Gejala yang kadang-kadang timbul: tali pusat
putus akibat traksi berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan
4. Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)
Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput (mengandung
pembuluh darah) tidak lengkap dan perdarahan segera. Gejala yang kadang-
kadang timbul: Uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang.
5. Inversio Uterus
Gejala yang selalu ada: uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa, tampak
tali pusat (jika plasenta belum lahir), perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau
berat. Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok neurogenik dan
pucat.Komplikasi dari sasio sesaria
 Perdarahan:Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan
jika cabang arteria uterina ikut terbuka atau karena atonia uteri
 Komplikasi - komplikasi lain seperti :Luka kandung kemih,
Embolisme paru - paru

Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut pada
dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri.
Kemungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik.

D. PATOFISIOLOGI

Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-
perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping
involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan
timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar
hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.

Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang


ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks
ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga seperticorong, bentuk ini
disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang
terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis
ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-
5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput
janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai
waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang
merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur
kembali seperti sedia kala.

Adanya beberapa kelainan / hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi
tidak dapat lahir secara normal / spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan
lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus
lama, partus tidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin.
Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio
Caesarea (SC).

Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan pasien
mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas.
Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak
mampu melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul
masalah defisit perawatan diri.

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien dan penanggung
b. Keluhan utama klien saat ini
c. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya bagi klien multipara
d. Riwayat penyakit keluarga
 Keadaan klien meliputi :
a. Sirkulasi
Hipertensi dan pendarahan vagina yang mungkin terjadi. Kemungkinan
kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 mL
b. Integritas ego
Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan
dan atau refleksi negatif pada kemampuan sebagai wanita. Menunjukkan
labilitas emosional dari kegembiraan, ketakutan, menarik diri, atau
kecemasan.
c. Makanan dan cairan: Abdomen lunak dengan tidak ada distensi (diet
ditentukan).
d. Neurosensori: Kerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anestesi
spinal epidural.
e. Nyeri / ketidaknyamanan: Mungkin mengeluh nyeri dari berbagai sumber
karena trauma bedah, distensi kandung kemih , efek - efek anesthesia, nyeri
tekan uterus mungkin ada.
f. Pernapasan: Bunyi paru - paru vesikuler dan terdengar jelas.
g. Keamanan: Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda / kering dan utuh.
h. Seksualitas: Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliran lokhea
sedang.

2. DIAGNOSA
a. Nyeri berhubungan dengan bekas luka post op sc
b. Gangguan eliminasi BAK berhubungan dengan sensasi pada kandung kemih
c. Kurang perawatan diri berhubungan dengan efek-efek anestesi, penurunan
kekuatan dan ketahanan, ketidaknyamana fisik
d. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan tubuh terhadap
bakteri pembedahan

3. INTERVENSI
a. Nyeri berhubungan dengan bekas luka
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, nyeri
hilang, berkurang
 Kriteria hasil :
- Klien mengungkapkan nyeri berkurang
- Klien tampak tenang
 Intervensi
- Kaji karakteristik, skala nyeri
- Motivasi untuk mobilisasi sesuai indikasi
- Anjurkan penggunaaan teknik relaksasi.
 Kolaborasi pemberian analgetik
- untuk mengetahui skala nyeri dan memberikan tindakan selanjutnya
- memperlancar pengeluaran lochea, mempercepat involusi dan mengurangi
nyeri secara bertahap.
- Untuk mengatur rasa nyeri luka post op
- Obat analgetik di berikan untuk menghilangkan rasa nyeri
b. Gangguan eliminasi urine
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, ibu tidak
mengalami gangguan eliminasi (BAK)
 Kriteria Hasil : ibu dapat berkemih sendiri dalam 6-8 jam post partum tidak
merasa sakit saat BAK, jumlah urine 1,5-2 liter/hari.
 Intervensi
- Kaji dan catat cairan masuk dan keluar tiap 24 jam.
- Anjurkan berkamih 6-8 jam post partum.
- Berikan teknik merangsang berkemih seperti rendam duduk, alirkan air
keran.
- Kolaborasi pemasangan kateter.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M.E. 2004. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal Edisi 3. Jakarta :

Mansjoer, Arief. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III Jilid I. Jakarta : Media

Sarwono, Prawiroharjo,. 2005. Ilmu Kandungan, Cetakan ke-4. Jakarta : PT Gramedi


LAPORAN PENDAHULUAN
POST NATAL CARE

MATA KULIAH
MATERNITAS

DISUSUN OLEH :
NAMA : JONIZAR, S.Kep
NIM : 1714901518

Dibimbing Oleh :

Pembimbing Lapangan Pembibing Akademik

( Ns. IDA HERLINA, S.Kep ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes PERINTIS PADANG
2017 / 2018

You might also like