You are on page 1of 2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RS SAIFUL ANWAR MALANG
JAWA TIMUR
2016 – 2017
KISTA/ABSES BARTHOLIN
Q52
1. Pengertian Penumpukan nanah atau cairan yang membentuk benjolan (pembengkakan) di salah
(Definisi) satu kelenjar bartholin yang terletak di setiap sis lubang vagina
2. Anamnesis 1. Nyeri saat berjalan, duduk, beraktifitas fisik atau berhubungan seksual
2. Umumnya tidak diserati demam kecuali jika terinfeksi dengan organisme yang
ditularkan melalui hubungan seksual
3. Pembengkakan pada vulva selama 2-4 hari
4. Biasanya ada secret di vagina
5. Terasa ganjalan di vagina
6. Menstruasi tidak teratur
7. BAK sering
3. Pemeriksaan Pembengkakan kelenjar bartholin di arah jam 5 atau jam 7
Fisik
1. Kriteria A. Anamnesis
Diagnosis Berikut gejala yang timbul pada pasien dengan agenesis vagina
1. Nyeri saat berjalan, duduk, beraktifitas fisik atau berhubungan seksual
2. Umumnya tidak diserati demam kecuali jika terinfeksi dengan organisme
yang ditularkan melalui hubungan seksual
3. Pembengkakan pada vulva selama 2-4 hari
4. Biasanya ada secret di vagina
5. Terasa ganjalan di vagina
6. Menstruasi tidak teratur
7. BAK seringPemeriksaan fisik

B. Pemeriksaan Fisik
Pembengkakan kelenjar bartholin di arah jam 5 atau jam 7

2. Diagnosis KISTA/ABSES BARTHOLIN


Kerja
3. Diagnosis 1. Kista sebaseus
Banding 2. Kista disontogenetik
3. Hematoma
4. Lipoma
5. Kista inklusi vagina
6. Kista duktus gardner
7. Hernia inguinalis
4. Pemeriksaan - Kultur jaringan
Penunjang - laboratorium
5. Terapi - Kalau ada infeksi sekunder dapat diberikan antibiotic spectrum luas
- Kateter Ward
- Operasi kecil :
o marsupialisasi :
1. setelah dilakukan persiapan yang steril dan pemberian anastesi
local, dinding kista dijepit dengan dua hemostat kecil
2. insisi pada mukosa vagina sampai terlihat kista
3. dibuat incise vertical pada vestibular melewati bagian tengah
kista dan bagian luar dari hymenal ring. Insisi dapat dibuat
hingga 3 cm, tergantung pada besarnya kista
4. setelah kista di insisi, isi rongga akan keluar. Rongga ini dapat
diirigasi dengan larutan saline, dan lokulasi dapat dirusak dengan
hemostat
5. dinding kista ini lalu di-eversikan dan ditempelkan pada dinding
vestibular mukosa dengan jahitan interrupted menggunakan
benang absorbable 3.0
6. dipasang drain untuk mengalirkan cairan atau darah dalam rongga
kista keluar.
- Eksisi dilakukan jika terjadi rekurensi berulang

6. Perawatan Diperlukan bila :


rumah sakit a. Direncanakan operasi
b. Disertai penyulit seperti infeksi
7. Edukasi 1. Kondisi penyakit terhadap pasien
2. Tujuan dan tatacara tindakan medis
3. Alternatif tindakan medis dan resikonya
4. Rencana perawatan, pemberian obat-obatan dan tindakan yang dilakukan
5. Kemungkinan resiko dan komplikasi yang bisa terjadi terhadap pasien
6. Prognosa penyakit dan prognosa terhadap tindakan yang dilakukan
8. Prognosis Dubia at bonam
9. Tingkat I/II/III/IV
Evidens
10. Tingkat A/B/C
Rekomendasi
11. Penelaah 1. Rahajeng, dr. SpOG-K
Kritis
12. Indikator 1. Tidak terjadi komplikasi
Medis
13. Kepustakaan 1. Berek & Nova’s Gynecology. LWW
(Vancouver) 2. Fritz A, Speroff L, Clinical Gynaecology. “Endocrinology and infertility”, eight
edition. LWW
3. Jones HW, Rock JA. Telnde’s Operative Gynecology. Lippincot William and
Wilkins. 2015

You might also like