You are on page 1of 8

GAMBARAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN

KEFARMASIAN DI PUSKESMAS X KOTA MAGELANG


Puput Widha 1), Prasojo Pribadi 2), Puspita Septie Dianita 3)
Email : prasojopribadi1983@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan pelayanan kefarmasian
yang ada di Puskesmas, berdasarkan pada Pedoman Pelayanan Kefarmasian tahun 2006 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 di Puskesmas Magelang. Penelitian ini termasuk
penelitian deskriptif, dengan menggunakan metode cross sectional. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penanggung jawab kamar obat di Puskesmas cukup baik dengan
persentase sebesar 50%, penunjang pelayanan di Puskesmas baik dengan persentase 100%,
pelayanan di Puskesmas baik dengan persentase 80,52%, penyerahan obat di Puskesmas cukup
baik dengan persentase 68,75%, mutu pelayanan di puskesmas baik dengan presentase 86,7% ,
sehingga rata-rata pelayanan kefarmasian di Puskesmas X Kota Magelang didapatkan
persentase sebesar 71,5% yang berarti pelayanan farmasi di Puskesmas X Kota Magelang baik.

Abstract
The overview application of guideline pharmaceutical service in the public health centre of
Magelang. This research aims to know the description of the application of the standard of service in Public
Health Centre based on to guidelines pharmaceutical services 2006 and PP No.51 2009 in Public Health
Centre Magelang. This research includes research descriptif with used cross sectional methods. The result
showed that pharmaceutical servicesdrug storage in the Public Health Centre X Magelang City was good
enough with percentage of 50%, the services of facilities in Public Health Centre was good with percentage of
100%, pharmaceutical services in Public Health Centre was good with percentage of 80,52%, to
giveinformation the drug in Public Health Centre was good enough with percentage of 68,75%, the quality of
the pharmaceutical servicesin Public Health Centre was good with percentage of 86,7%, so that the average
pharmaceutical services in Public Health Centre X Magelang City to be able percentage of 77,1% that
conclution pharmaceutical services in Public Health Centre X Magelang City is good.
Keywords:Standard Pharmaceutical Services, Public Health Centre

PENDAHULUAN Pelayanan kefarmasian yang komprehensif


Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah meliputi dua kegiatan, yaitu memberikan rasa
berubah paradigmanya dari orientasi obat aman karena kesehatannya menjadi lebih baik
kepada pasien yang mengacu pada asuhan dan menghindarkan masyarakat dari sakit dan
kefarmasian (Pharmaceutical Care). Konsekuensi penyakit. Dalam proses pengobatan penyakit,
perubahan orientasi tersebut, apoteker atau berarti menjamin kualitas obat untuk mencapai
asisten apoteker sebagai tenaga farmasi dituntut pengobatan maksimum dan terhindar dari efek
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan
samping (Anonim, 2004).
Pelayanan kefarmasian meliputi, pengelolaan
dan perilaku agar dapat berinteraksi langsung
dengan pasien (Anonim, 2006). sumber daya (SDM, sarana prasarana, sediaan

1)
Prodi DIII Farmasi, Universitas Muhammadiyah Magelang
2)
Prodi DIII Farmasi, Universitas Muhammadiyah Magelang
3)
Prodi DIII Farmasi, Universitas Muhammadiyah Magelang

Jurnal Farmasi Sains dan Praktis, Vol. I, No. 1, September 2015 | 35


farmasi dan perbekalan kesehatan serta untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
administrasi) dan pelayanan farmasi klinik (Sugiyono, 2012). Variabel dalam penelitian ini
(penerimaan resep, peracikan, penyerahan adalah standar pelayanan kefarmasian.
obat, informasi obat dan pencatatan atau Definisi operasional adalah uraian tentang
penyimpanan resep) dengan memanfaatkan batasan variabel yang dimaksud, atau tentang
tenaga, dana, prasarana, sarana dan metode apa yang diukur oleh variabel bersangkutan
tatalaksana yang sesuai dalam upaya mencapai (Notoatmojo, 2012).
tujuan yang ditetapkan (Anonim, 2006). Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas sumber daya (SDM, sarana prasarana, sediaan
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung farmasi dan perbekalan kesehatan serta
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan administrasi) dan pelayanan farmasi klinik
di suatu wilayah kerja. Secara nasional, standar (penerimaan resep, peracikan, penyerahan obat,
wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. informasi obat dan pencatatan atau
Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari penyimpanan resep) (Anonim, 2006). Sampel
satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah dari penelitian ini adalah tenaga kefarmasian
kerja dibagi antar puskesmas, dengan yang bertugas di Puskesmas X Kota Magelang.
memperhatikan keutuhan konsep wilayah Pertimbangan yang dipilih untuk memenuhi
desa/kelurahan atau dusun/ rukun warga (RW) kriteria sampel yaitu apoteker yang telah bekerja
(Anonim, 2006). di puskesmas minimal 3 tahun dan asisten
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis apoteker yang telah bekerja di puskesmas
(UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, minimal 3 tahun. Jadi peneliti mengambil
berperan menyelenggarakan sebagian dari apoteker dan asisten apoteker yang ada di
tugas teknis operasional dinas kesehatan Puskesmas X Kota Magelang.
kabupaten/ kota dan merupakan unit Instrumen penelitian adalah alat-alat yang
pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak akan digunakan untuk pengumpulan data atau
pembangunan kesehatan di Indonesia. alat ukur penelitian (Notoatmojo, 2012).
Pembangunan kesehatan adalah Instrumen yang digunakan untuk
penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa mengumpulkan data antara lain: lembar
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kuesioner yang bersumber dari buku Pedoman
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi Pelayanan Kefarmasian tahun 2006, check list,
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan referensi yang relevan yang bersumber dari
masyarakat yang optimal (Trihono, 2005). buku, jurnal ilmiah maupun literatur lain yang
dapat menunjang dalam proses pembuatan
METODE PENELITIAN Karya Tulis Ilmiah ini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Metode Pengumpulan Data pada penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu ini menggunakan kuesioner. Kuesioner disini
penelitian yang dilakukan untuk mendeskripisikan diartikan sebagai daftar pertanyaan, sudah
atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi matang, dimana responden (dalam hal angket)
di dalam masyarakat. Pada umumnya, penelitian dan interviewer (dalam hal wawancara) tinggal
deskriptif digunakan untuk membuat penilaian memberikan jawaban atau dengan tanda-tanda
terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu tertentu (Notoatmojo, 2012). Dengan
program di masa sekarang, kemudian hasilnya menggunakan metode Cross Sectional.Penelitian
digunakan untuk menyusun perencanaan
Cross Sectional adalah suatu penelitian yang
perbaikan program tersebut (Notoatmodjo, 2012).
dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
suatu periode waktu tertentu dan setiap subjek
studi hanya dilakukan satu kali pengamatan
atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
selama penelitian (Machfoedz, 2008).
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
Metode Pengolahan dan Analisis Data. Setelah
peneliti
data diperoleh dari sampel yang mewakili
populasi, langkah berikutnya adalah mengolah Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah
data. Dalam pengolahan data akan dilakukan asisten apoteker di Puskesmas X Kota Magelang
beberapa tahap yaitu Editing (pengeditan), berjumlah 3 orang. Hasil penelitian
coding , data Entry) Memasukkan Data (Data menunjukkan bahwa tenaga non kefarmasian
Entry) atau Processing. Data yang diperoleh, di- seperti tenaga administrasi yang terdiri dari kasir
input kemudian diolah dengan menggunakan yang berjumlah 1 orang, pelayanan pendaftaran
program Microsoft Excel. pasien yang berjumlah 2 orang, 1 orang petugas
Metode yang digunakan dalam analisis data kebersihan, dan karyawan lain tidak diatur
adalah metode analisis kuantitatif- kualitatif dalam peraturan perundang-undangan.
dengan pendekatan deskriptif. Pada tahap ini Pada Tabel 1 menunjukkan hasil pengamatan
data akan dianalisis dan dideskripsikan dalam penanggung jawab kamar obat berdasarkan hasil
bentuk kata-kata untuk memperjelas hasil yang checklist di Puskesmas X Kota Magelang.
diperoleh. Menganalisis data dari checklist
dilakukan sebagai berikut: Tabel 1. Penanggung Jawab Kamar Obat
1. Mengkuantitatifkan hasil checking sesuai
Penanggu
dengan indikator yang telah ditetapkan
ng Jawab
dengan memberi tanda checklist (√) pada
No Kamar Ya Tidak Catatan
kolom “Ya” atau “Tidak” untuk masing-
Obat
masing tahapan. Untuk kolom “Ya”
nilainya 2 dan untuk kolom “Tidak”
1. Apoteker - - -
nilainya 0, serta memberi tanda checklist (√)
pada kolom “Dilakukan oleh apoteker”,
Tenaga Penanggu
atau “Dilakukan oleh asisten apoteker”,
farmasi ng jawab
serta “Tidak dilakukan”. Untuk kolom
(Sarjana kamar
“Dilakukan oleh apoteker” nilainya
farmasi, obat
2. Untuk kolom “Dilakukan oleh asisten 2.
D3
1
dilakukan
apoteker” nilainya 1, dan untuk kolom farmasi, oleh
“Tidak dilakukan” nilainya 0. Asisten asisten
3. Membuat tabulasi data. apoteker) apoteker
4. Menghitung persentase dari tiap-tiap
3. Lain-lain - - -
subvariabel dengan rumus:
Total
1 - -
P(s) = S/N x 100% Skor
P(s) = persentase sub variabel Berdasarkan Tabel 1. maka persentase
S = jumlah skor tiap sub variabel penanggung jawab kamar obat adalah sebagai
N = jumlah skor maksimum berikut :
5. Dari persentase yang telah diperoleh
kemudian ditransformasikan secara
kualitatif ke dalam tabel supaya pembacaan P(penanggung jawab) = S/N x 100%
hasil penelitian menjadi mudah.
Keterangan:
P = penanggung jawab kamar obat
HASIL DAN PEMBAHASAN (penanggung jawab)
S =1
Karakteristik data puskesmas yang N
(jumlah skor)

ditanyakan meliputi : jumlah apoteker di (skor maksimum) =2


Puskesmas, jumlah tenaga kefarmasian di P
Puskesmas, jumlah tenaga non kefarmasian yang = ½ x 100% = 50%
(penanggung jawab)

Data Pengamatan Penunjang Pelayanan.


ada di Puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan
Pada Tabel 2 menunjukkan hasil pengamatan
bahwa jumlah apoteker di Puskesmas X Kota
penunjang pelayanan berdasarkan hasil
Magelang berjumlah 1 orang.
checklist di Puskemas X Magelang:
Tabel 2. Penunjang Pelayanan di Puskesmas
Berdasarkan Tabel 2 maka persentase
No Kegiatan Skor penunjang pelayanan kefarmasian di
Ada Tidak puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Ada tulisan “apotek” 2 -
atau “kamar obat” P(penanggung jawab) = S/N x 100%
pada ruang pelayanan
kefarmasian di Keterangan:
Puskesmas P(penunjang pelayanan)= penunjang pelayanan
S = 20
(jumlah skor)
2. Obat disimpan dalam 2 - N
wadah asli atau wadah (skor maksimum) = 20
yang sesuai P = 20/20 x 100% = 100%
(penunjang pelayanan)
3. Penyimpanan obat 2 -
disusun secara a. Data Pengamatan Pelayanan
Pada tabel tabel yang menunjukkan hasil
4. Ada lemari yang 2 -
pengamatan pelayanan yang dilakukan di
terkunci untuk
Puskesmas X Kota Magelang, berdasarkan
penyimpanan obat
hasil checklist seperti berikut:
golongan narkotik
5. Ada kulkas untuk 2 - Tabel 3. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
penyimpanan obat
(seperti supositoria, No Kegiatan Skor
vaksin) yang I PEMERIKSAAN Oleh Oleh Catatan
RESEP Apt AA
membutuhkan suhu
1. Pemeriksaan
dingin kelengkapan resep
6. Ada kartu stok atau 2 - a. Dokter penulis resep; 2 1
komputer untuk tanggal, nama, No,
mencatat penambahan NIP/SIP,
dan pengurangan Puskesmas, tanda
setiap jenis obat tangan
b. Penderita : nama, 2 1
7. Tempat dan peralatan 2 -
kelamin,
peracikan obat dalam
dan berat badan bayi
keadaan bersih
c. Obat : nama obat, 2 1
sebelum bekerja dosis, jumlah, cara
8. Resep pasien yang 2 - pemakaian
masuk diberi nomor 2. Pertimbangan klinik
urut yang dilakukan
9. Ada buku Informasi 2 - a. Dosis obat - 1 Ciprofloxaci
Spesialite Obat (ISO) n diberikan
atau buku lain sebagai aturan pakai
acuan untuk informasi 3 kali sehari
kepada pasien b. Medikasi rangkap - 1 Resep
medikasi
10. Tersedia bahan 2 - rangkap saat
informasi berupa obat terdiri
spanduk, poster, dari Na-
booklet, leaflet, atau diklofenak
lainnya dan
Total Skor 20 Piroxicam
Sedangkan persentase pelayanan
c. Kontra indikasi - 1 -
kefarmasian yang dilakukan oleh asisten
d. Interaksi Obat - - -
apoteker adalah sebagai berikut:
e. Reaksi alergi 2 1 Laporan
pasien
terhadap P(pelayanan oleh aa) = S /N x 100%
alergi
Keterangan:
P = pelayanan kefarmasian
(pelayanan oleh asisten apoteker)
3. Pemeriksaan Obat
a. Memeriksa obat yang 2 1 yang dilakukan asisten
apoteker
tersedia dikamar oba S
(jumlah skor) = 12
tdengan yang tertulis N
(skor maksimum) = 13
pada resep
P = 12/13 x 100% = 92,3%
b. Memeriksa kualitas 2 1 (pelayanan oleh asisten apoteker)

fisik obat
c. Memeriksa tanggal 2 1 b. Data Pengamatan Penyerahan Obat Oleh
Apoteker
kadaluarsa obat Pada Tabel 4 menunjukkan hasil
II DISPENSING pengamatan penyerahan obat yang dilkukan
1. Yang melakukan - 1
oleh apoteker berdasarkan hasil checklist di
dispensing
2. Pemeriksaanhasil 2 1 Puskesmas X Kota Magelang:
dispensing
Tabel 4. Penyerahan Obat Oleh Apoteker di Puskesmas
Ya Tidak
3. Etiket berisi informasi 2 0 Skor
sesuai dengan Resep No Kegiatan Tidak
Oleh Apt
dokter Dilakukan
4. Tulisan pada etiket 2 0 III PENYERAHAN
harus jelas dan mudah OBAT
terbaca 1. Penyerahan obat 2 -
5. Etiket disesuaikan 2 0 InformasiObat
dengan jenis obat 2. yang diberikan
(etiket warna putih kepada pasien :
untuk obat dalam dan a. Dosis obat 0 -
etiket warna biru Frekuensi
b.
untuk obat luar) pemakaian obat 0 -
Total Skor 22 12 c. Lama pengobatan 2 -
Berdasarkan Tabel 3.maka persentase d. Cara pemakaian 2 -
e. Efek samping 2 -
pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh
f. Kontra indikasi 0 -
apoteker adalah sebagai berikut:
Penyimpanan
g.
obat sesuai aturan 2 -
Berdasarkan Tabel 4. maka persentase
P(pelayanan oleh apoteker) = S /N x 100% Total Skor 10
penyerahan obat yang dilakukan oleh apoteker
-

Keterangan: adalah sebagai berikut:


P(pelayanan oleh apoteker) = pelayanan kefarmasian yang
dilakukan apoteker
S = 22
P
N(pelayanan oleh apoteker) ==22/32
(jumlah skor)
x 100% = 68,75%
(skor maksimum) 32
Puput Widha, Prasojo Pribadi, Puspita Septie Dianita

Keterangan:
P
P = S / Nx 100% (penyerahan oleh asisten apoteker) = penyerahan obat oleh
(penyerahan oleh apoteker)
asisten apoteker
Keterangan: S =6
(jumlah skor)

P = penyerahan obat oleh N =8


(skor maksimum)
(penyerahan oleh apoteker)
apoteker P = 6/8 x 100% =75%
S = 10 (pelayanan oleh asisten apoteker)
(jumlah skor)
N = 16
d. Data Pengamatan Mutu Pelayanan
P (skor maksimum) = 10/16 x 100% = 62,5%
(pelayanan oleh asisten apoteker)
Pada Tabel 6 menunjukkan hasil pengamatan
c. Data Pengamatan Penyerahan Obat Oleh mutu pelayanan yang dilakukanberdasar checklist
Asisten Apoteker di Puskesmas X Kota Magelang:

Pada Tabel 5 menunjukkan hasil Tabel 6. Mutu Pelayanan


pengamatan penyerahan obat yang dilakukan No Kegiatan Skor
oleh asisten apoteker berdasarkan checklist di 1. Dalam rangka peningkatan Ada Tidak
Puskesmas X Magelang: mutu pelayanan kefarmasian Ada
di Puskesmas tersedia/
Tabel 5. Penyerahan Obat Oleh Asisten Apoteker
dilakukan
di Puskesmas a. Prosedur Tetap Pelayanan 2 -
Kefarmasian
Kegiatan Skor
b. Dispensing 2 -
No Oleh Tidak c. Buku Pedoman Pengobatan di 2 -
AA Dilakukan Puskesmas
III PENYERAHAN d. Buku Pedoman PIO 2 -
OBAT e. Pendidikan berkelanjutan 2 -
1. Penyerahan obat1 - untuk tenaga farmasi di
puskesmas
2. Informasi Obat
yang diberikan f. Pelatihan-pelatihan untuk 2 -
tenaga di Puskesmas
kepada pasien :
2. Evaluasi Mutu Pelayanan
a. Dosis obat 0 -
b. Frekuensi 1 - a. Laporan Pemakaian dan 2 -
c. Lama 1 - Lembar Permintaan (LPLPO)
b. Laporan obat rusak 2 -
d. Cara pemakaian 1 -
c. Laporan Obat Kadaluarsa 2 -
e. Efek samping 1 - d. Laporan Kesalahan Pemberian 0
f. Kontra indikasi 0 - Obat
g. Cara 1 - e. Laporan Narkotika 0
penyimpanan f. Laporan Psikotropika 2 -
obat sesuai g. Laporan Obat Hilang 2 -
3. Melaksanakan Evaluasi
Total Skor 6 -
Terhadap Tingkat Kepuasan
Konsumen
Berdasarkan Tabel 5. maka persentase a. Survey 2 -
penyerahan obat yang dilakukan oleh asisten b. Kotak Saran 2 -
apoteker adalah sebagai berikut: Total Skor 26 0

Berdasarkan Tabel 6. maka persentase


P(penyerahan oleh (aa) = S / N x 100% mutu pelayanan adalah sebagai berikut:
3. Pelayanan resep yang dilakukan oleh tenaga
P(mutu pelayanan) = S/ N x 100% kefarmasian di Puskesmas X Kota Magelang, telah
sesuai dengan pedoman pelayanan kefarmasian di
Keterangan: Puskesmas, dengan persentase sebesar 80,52
P = mutu pelayanan kefarmasian
(mutu pelayanan) %
S = 26
(jumlah skor) 4. Penyerahan obat yang dilakukan oleh tenaga
N = 30
(skor maksimum) kefarmasian di Puskesmas X Kota Magelangtelah
sesuai dengan pedoman pelayanan kefarmasian di
P Puskesmas, dengan persentase sebesar 68,75
(mutu pelayanan) = 26/30 x 100% = 86,7%
%
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
5. Mutu pelayanan kefarmasian di Puskesmas X
bahwa standar pelayanan kefarmasian
Kota Magelang, telah sesuai dengan pedoman
menurut Pedoman Pelayanan Kefarmasian di
pelayanan kefarmasian di Puskesmas, dengan
Puskesmas sudah dilaksanakan secara baik
persentase sebesar 86,7%.
oleh apoteker dan asisten apoteker di
Puskesmas X Kota Magelang yaitu dengan
DAFTAR ACUAN
rata-rata memiliki skor 77,1%. Pada Tabel 7.
1. Anonim. 2006. Pedoman Pelayanan Kefarmasian
Skor semua kegiatan pelayanan kefarmasian di
Di Puskesmas. DepartemenKesehatan Republik
Puskesmas X Kota Magelang:
Indonesia. Jakarta.
Tabel 7. Jumlah skor pelayanan kefarmasian 2. Anonim. 2007. Pedoman Pengobatan Dasar di
Puskesmas. Departemen Kesehatan R e p u b l i
k Indonesia. Jakarta.
3. Anonim. 2004. Standar Kompetensi Farmasis
Indonesia. Penerbit ISFI.
4. Machfoedz, Ircham. 2008. Metodologi
Penelitian. Penerbit Fitramaya.Yogyakarta.
5. Notoatmojo, Soekidjo.2012. Metodologi
Penelitian. Rineka Cipta.Yogyakarta.
6. Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian.
Alfabeta 2013. Bandung.
KESIMPULAN 7. Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas
Berdasarkan hasil penelitian dapat Berbasis Paradigma Sehat.
diketahui bahwa: CV.SagungSeto. Jakarta.
1. Penanggung jawab kamar obat di Puskesmas X 8. Utomo, Riska Dwi. 2013. Profil Pengelolaan
Kota Magelang sudah sesuai dengan prosedur Obat Di Puskesmas Pembantu W a t e s
yang berlaku, dengan persentase sebesar 50%. Pinggirrejo Magelang. Tugas Akhir.
2. Penunjang pelayanan yang ada di Puskesmas X Universitas Muhammadiyah Magelang.
Kota Magelang sesuai pedoman pelayanan
kefarmasian di Puskesmas, dengan persentase
sebesar 100%.

You might also like