Professional Documents
Culture Documents
id
SKRIPSI
Amaliah
G.0006039
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2010
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
1991). Data WHO tahun 2000 menunjukkan, di seluruh dunia sekitar 972 juta
orang atau 26,4% mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan
tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju
mencapai 1,6 milyar orang. Di Inggris, 34% pria dan 30% wanita menderita
tekanan darah tinggi atau sedang mendapat pengobatan tekanan darah tinggi
Thailand (1989) 17%, Malaysia (1996) 29,9%, Philippina (1993) 22%, dan
(Karyadi, 2002).
hipertensi menyumbang 12,8% dari seluruh kematian dan 4,4% dari semua
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
ditemukan, sebanyak 33,5% tidak mendapat terapi dan 31,5% mendapat terapi
(Andra, 2007).
adalah 13,6% (1988), 16,5% (1993), dan 12,1% (2000). Pada wanita, angka
prevalensi mencapai 16% (1988), 17% (1993), dan 12,2% (2000). Secara
umum, prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 50 tahun berkisar antara
46,2% dan 53,9% pada wanita. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi,
kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB) (Karyadi,
2002).
(Palmer,2007).
pada usia lebih dari 65 tahun lalu diikuti usia 45-64 tahun (Hennerici, 1991).
neurologi pada sistem saraf pusat, antara lain hipertensi ensefalopati, stroke,
jantung dan pembuluh darah yang tentu saja dipengaruhi oleh proses
tahun dan sebanyak 6-8% pada pasien yang berusia 60-70 tahun (Chusid,
(Hajjar, 2007). Laporan Sidang Dunia Kedua tentang Lanjut Usia (2002)
B. Perumusan Masalah
keseimbangan?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hipertensi
air raksa telah dipakai sebagai rujukan baku untuk pengukuran tekanan
darah. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapatkan dua angka. Angka
yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka
(Guyton, 1997).
struktur dan fungsi banyak organ, antara lain pembuluh darah, jantung,
otak dan ginjal. Sampai saat ini tidak ada kesatuan pendapat mengenai
definisi hipertensi.
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
Sistolik Diastolik
ringan)
sedang)
Berat)
maligna) lebih
(Mubin, 2008)
perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan, yang bisa
tekanan darah yang normal (Andra, 2007). Tidak ada tanda dan gejala
tidak merasakan satu gejalapun tekanan darah tinggi, tidak berarti tekanan
darah tinggi tidak merusak sistem sirkulasi. Oleh karena itu tekanan darah
pengukuran, kecuali bila tekanan darah diastolik (TDD) ³120 mmHg dan/
harus dikonfirmasi pada sedikitnya dua kunjungan lagi dalam waktu satu
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain adalah jenis kelamin, umur,
pekerjaan, lingkungan hidup, suku bangsa (Singgih, 1989). Selain itu hasil
a. Hipertensi Primer
polos vaskuler
sistem renin-angiotensin
b. Hipertensi Sekunder
dan lain-lain
lain-lain
(Palmer, 2007).
dalam waktu sekitar 10 tahun akan timbul tanda dan gejala hipertensi
istirahat, diet (diet rendah garam, diet tinggi magnesium, diet tinggi
(Ganiswarna, 2001).
otak menerima 15% dari total curah jantung dan menggunakan 20%
interna dan sistem vertebral. Arteri karotis interna setelah memisahkan diri
dari arteri karotis komunis, naik dan masuk ke rongga kranium melalui
a.serebri anterior dan a.serebri media. Untuk otak sistem ini memberi
aliran darah bagi lobus frontalis, parietalis dan beberapa bagian lobus
temporalis.
(Snell, 2007).
interna, yang mengumpulkan darah ke vena Galeni dan sinus rektus, dan
3. Keseimbangan Tubuh
1981).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
a. Penglihatan
1997).
dari arteria oftalmika, cabang besar pertama dari bagian intra kranial
arteri karotis interna. Cabang intra orbital pertama adalah arteri retina
oklusi vaskuler akan menghasilkan resolusi tanda retina. Hal ini dapat
alergi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
4) Oftalmoskop
b. Proprioseptif
reseptor yang menerima impuls primer berasal dari kumparan otot dan
organ tendon, misal: otot, tendon, sendi (Kurnia, 2009). Sebagian besar
leher, informasi juga dapat berasal dari tapak kaki. Impuls dijalarkan
nuklei vestibuler dan nuklei retikuler batang otak dan secara tak
c. Vestibular
Perasaan ini menimbulkan rasa tidak mantap pada waktu berjalan dan
terletak pada semua tingkatan susunan saraf pusat, mulai dari medula
spinalis. Korteks serebral pasti penting dalam beberapa aspek berdiri dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
gaya gerak pada dasarnya normal. Sedangkan medula spinalis terdiri dari
Ringkasnya sikap berdiri dan gaya berjalan adalah hasil aktivitas yang
1) Zona garis tengah, terdiri dari daerah vermal dengan nukleus fastigial.
Lesi pada zona ini menyebabkan gangguan cara berdiri dan berjalan,
ataksia tubuh, dan titubation, serta sikap kepala terputar atau terangkat.
pada zona ini menyebabkan gejala khas terkenanya zona garis tengah
maupun lateral.
Mata
(Fox, 2002).
merupakan hasil kerja dari sejumlah respon refleks postural, antara lain:
cepat dari tendo otot. Reaksi penopang positif terjadi akibat kontak
kutaneus ringan dari kulit kaki dan juga oleh stimulasi proprioseptif
bersamaan
tungkai.
setiap gerakan ritmik dengan gerakan tungkai yang berlawanan. Bahu dan
dan sama panjang. Pada setiap langkah pinggul dan lutut fleksi secara
mudah. Mula-mula tumit mencapai tanah dan berat badan dialihkan secara
berturut-turut pada telapak kaki dan selanjutnya pada jari kaki. Kepala dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
berdiri atau berjalan serta dirasakan tidak ada hubungan dengan sakit
atau kelainan iatrogenik. Oleh sebab itu keluhan pusing harus dievaluasi
bagi wanita, dan setelah minum alkohol sedikit terlalu banyak (Sidharta,
1997).
a. Patogenesis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
b. Etiologi
1995).
c. Klasifikasi
1) Ketidakseimbangan kronis
4) Ketidakseimbangan sikap
1) Gangguan serebelum
dari lesi pada jalur penghubung ke dan dari serebelum. Orang yang
gangguan cara berdiri dan gaya berjalan dapat terjadi tanpa tanda
2) Ataksia sensoris
dan mata terbuka tetapi bergoyang dan sering kali jatuh (tanda
Keraguan ini diikuti dengan langkah kaki diseret sangat kecil dan
depan dari tubuh bagian atas dengan fleksi lengan dan lutut,
lutut lebih tinggi dari biasanya. Jika otot proksimal terkena, gaya
7) Distrofi muskularis
8) Khorea
9) Kelumpuhan serebral
lambat atau agak cepat dari lengan dan tungkai bawah, dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
yang jelas. Lesi yang lebih berat dan luas biasanya mengakibatkan
d. Gejala Klinik
1) Tes romberg
atau tertutup. Tangan dan kaki rapat berimpit samping lalu berdiri
2) Modifikasi romberg
3) Babinsky well
4) Barany
6) Writing Test
15 kata. Pada garis vertikal yang lurus, posisi kepala bisa berubah
7) Tes Kalori
panas (44°C). Tes ini dinilai positif bila ada gerakan mata cepat
(Cody, 1981).
vena, tahanan perifer pembuluh darah otak dan faktor darah itu sendiri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
Jika berlangsung dalam periode singkat dan tekanan tidak terlalu tinggi
maka tidak berbahaya. Namun bila berlangsung bulan sampai tahun dapat
terjadi hialinisasi otot pembuluh darah dan diameter lumen menjadi tetap.
Hal ini merupakan salah satu bentuk penyakit degeneratif yang merupakan
salah satu penyebab penyakit saraf. Pada gangguan ini, satu atau lebih
beberapa tahun serta bersifat kronis, difus dan progresif (Gelb, 1995).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
80
Normotensi
Cerebral perfusion
(me/min/100 g) Hipertensi
Hipocapinea
70
Normokapnea
Hipercapnea
60
(Hennerici, 1991).
energi melalui siklus asam sitrat untuk memproduksi ATP akan turun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Hipertensi Kronis
Berlangsung
bertahun-tahun
Gangguan Keseimbangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
C. Hipotesis
ini adalah ada hubungan antara hipertensi kronis dan gangguan keseimbangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam satu
periode tertentu dan setiap subyek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan
selama penelitian.
B. Lokasi Penelitian
Moewardi Surakarta.
C. Waktu Penelitian
D. Subyek Penelitian
E. Teknik Sampling
33
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
atau bersama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota
n = Za2.p.q
d2
Keterangan :
p = perkiraan prevalensi penyakit yang diteliti atau paparan pada populasi
q = 1-p
Za2= nilai statistik pada kurve normal standar pada tingkat kemaknaan
(Murti, 2003).
(Karyadi, 2002) adalah 116 sampel, yang pada penelitian ini digunakan 120
commit to user
sampel.
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
F. Rancangan Penelitian
Populasi
Hipertensi Normotensi
Tes Romberg
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
3. Variabel Pengganggu
1. Hipertensi Kronis
2. Gangguan Keseimbangan
keseimbangan sentral, maka saat dilakukan tes romberg pasien akan goyah
3. Usia
4. Gangguan penglihatan
penglihatan pada pasien dilihat dari apakah ada strabismus atau tidak, serta
Jika data rekam medik mengenai gangguan penglihatan tidak ada maka
penglihatan.
4. Gangguan vestibular
sewaktu lebih dari 200 mg/dl dan kadar glukosa darah puasa lebih dari 126
mg/dl.
5. Stroke
kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali
gangguan vaskuler.
6. Neuropati perifer
Pada neuropati perifer, pasien merasa kulit pada tangan dan kaki
medik maka dilakukan Froments Sign Test dan Finger Flexion Sign Test.
Pasien dengan neuropati perifer, pada kedua tes tersebut tidak dapat
7. Miopati
proksimal (otot yang dekat sumbu tubuh) menjadi lemah dan atrofi.
Jika data rekam medik mengenai miopati tidak ada maka dilakukan
tes untuk mengetahui adanya miopati. Bila ada kelemahan otot terjadi
penurunan tangan atau kaki saat saat dilakukan tes ini (mengangkat tangan
8. Parkinson
(akinesia).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
9. Trauma kapitis
perlukaan di bagian luar atau dalam kepala, serta terdapat riwayat trauma
jantung yang tidak teratur dan cepat. Gejala lain yang dapat terjadi berupa
Jika tidak terdapat data mengenai adanya atrial fibrilasi pada rekam
dengan atrial fibrilasi, pada pemeriksaan tersebut terjadi denyut nadi yang
tidak teratur serta denyut nadi tidak sinkron dengan detak jantung.
I. Instrumen Penelitian
2. Stetoskop ABN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
J. Cara Kerja
1. Melihat riwayat penyakit yang diderita pasien dalam buku rekam medis
jantung.
daerah tersebut.
rekam medis diperoleh nilai rata-rata TDD ³ 90 mmHg dan/ atau TDS
3. Wawancara
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tes Penglihatan
b. Tes Vestibular
kanan-kiri.
c. Tes Proprioseptif
lengan dan kedua kaki serta mata tertutup, maka pada kelainan
d. Neuropati
Selain itu juga dilakukan Finger Flexion Sign Test yaitu dengan cara
e. Miopati
kedua kaki dengan mata tertutup. Bila ada kelemahan otot terjadi
data yang diperoleh untuk mengelompokkan dari subyek penelitian mana yang
keseimbangan.
chi square. Batas kemaknaan yang dipakai adalah taraf signifikasi (µ) = 0,05
kontingensi.
Tidak
Gangguan
Sampel Gangguan Total
Keseimbangan
Keseimbangan
Tidak Hipertensi
c d c+d
Kronis
Keterangan :
n (ad-bc)2
2
x =
(a+b)(c+d)(a+c)(b+d)
a, b, c, d : frekuensi kebebasan
Ketentuan :
3) Odds Rasio
OR = ad
bc
a, b, c, d : frekuensi kebebasan
Ketentuan :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
4) Uji Kontingensi
X2
C =
N + X2
N : Jumlah sampel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
tanggal 01-30 Agustus 2009. Subyek penelitian sebanyak 120 orang dengan
persentase 37.9% dan paling sedikit pada kelompok usia 40-49 tahun dan 70-
persentase 31.8% dan persentase paling kecil pada kelompok usia 70-79 tahun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
B. Analisa Data
Normotensi 21 33 54
Total 60 60 120
=1
Didapatkan :
n (ad-bc)2
x2 =
(a+b)(c+d)(a+c)(b+d)
commit to user
= 4.848
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
Ketentuan :
c. Pengambilan keputusan
d. Keputusan statistik
2. Odds Ratio
OR = ad
bc
= 39x33
27x21
= 2.269
Ketentuan :
X2
C =
N + X2
= 19.7 %
Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
dilakukan di bagian poli rawat jalan saraf RSUD Dr.Moewardi Surakarta dan
penghitungan statistik serta dari penelitian terdahulu, maka penelitian ini dapat
menurut jenis kelamin, didapatkan sampel dengan jenis kelamin perempuan lebih
bahwa hipertensi lebih sering terjadi pada wanita, yang berlawanan dengan
masalah jantung, yang pada umumnya dialami oleh kaum pria. Namun
Namun saat menopause produksi estrogen secara drastis berkurang. Hal tersebut
51
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
sebelum usia lima puluh tahun dibanding dengan wanita lain yang normal (Yatim,
2004).
dibanding dengan laki-laki yang hanya 17 sampel (31.5%). Hal tersebut tidak
sesuai dengan pendapat para ahli yang menyebutkan bahwa pada usia lanjut
hipertensi lebih sering terjadi pada wanita. Ketidaksesuaian pendapat para ahli
dengan hasil penelitian yang diperoleh dapat disebabkan karena faktor penyebaran
jumlah penduduk dan distribusi jenis kelamin dalam populasi tertentu. Selain itu
juga dapat disebabkan oleh jumlah sampel yang kurang sehingga belum dapat
terdapat pada interval usia 60-69 tahun sebanyak 25 sampel (37.9%) sedangkan
Aminoff (1996), hal ini dapat diterangkan dengan proses arteriosklerosis yang
terjadi pada pembuluh darah. Proses ini sebenarnya terjadi sejak usia dini dengan
maka daerah yang mengalami arteriosklerosis semakin luas. Keadaan ini tampak
nyata pada pembuluh darah serebral. Pada pembuluh darah yang mengalami
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
didukung dengan hasil penelitian yang menemukan fatty streaks di aorta pada 35
anak remaja yang berusia 10 tahun. Pola hidup yang salah dikombinasikan dengan
kardiovaskuler dimasa dewasa atau tua (Soeharto, 2004). Selain itu, dari hasil
penelitian terlihat jika elastisitas pembuluh darah yang berusia tujuh puluh tahun,
dibandingkan dengan usia dua puluh tahun, maka elastisitasnya menurun kurang
Pada umumnya penyakit ini ketahuan pada usia empat sampai lima puluhan.
Orang pada usia lima puluhan adalah masa usia penuh resiko (Knight, 1995).
(12.1%), jumlah ini lebih sedikit dibandingkan pada interval usia 60-69 tahun dan
usia 50-59 yaitu sebanyak 21 sampel (33.3%). Hal ini tidak sesuai dengan
pendapat para ahli yang menyatakan bahwa insiden hipertensi akan meningkat
dapat disebabkan karena jumlah sampel yang kurang sehingga belum dapat
Hasil penelitian sesuai dengan pendapat para ahli yaitu wanita lebih
tinggi pada wanita, hal ini mendukung penjelasan bahwa predisposisi disabilitas
pada wanita lebih tinggi. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa wanita lebih
wanita juga lebih besar yaitu sebanyak 41 sampel (68.3%) dibanding pada laki-
laki yang hanya 19 sampel (31.7%). Hal ini tidak sesuai dengan pendapat para ahli
distribusi jenis kelamin dalam populasi tertentu dimana pada penelitian ini sampel
wanita lebih banyak daripada pria. Selain itu juga dapat disebabkan oleh jumlah
sebenarnya.
sampel (31.7%) sedangkan sampel terkecil yaitu pada usia 70-79 tahun sebanyak
11 sampel (18.3%).
Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli yang menyebutkan bahwa
besar dan meningkatkan disabilitas yang telah ada bila dibanding yang
(Hajjar, 2007).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
BAB VI
A. Simpulan
B. Saran
lain, misal tes barany, tes kalori atau pemeriksaan yang lain yang lebih
spesifik.
gangguan keseimbangan.
commit to user
56