Professional Documents
Culture Documents
Prinsip Prinsip Penataan Dan Pemulihan Lingkungan Tambang - Imh
Prinsip Prinsip Penataan Dan Pemulihan Lingkungan Tambang - Imh
LINGKUNGAN TAMBANG
Dikompilasi oleh Iwan Makhwan Hambali
1. UMUM
Sumber daya alam yang meliputi vegetasi, tanah, air dan kekayaan alam yang
memperhatikan kelestariannya.
kegiatan pertambangan bahan galian yang hingga saat ini merupakan salah satu
dampak negatif terhadap lingkungan yang cukup besar antara lain berupa :
f. Permasalahan sosial.
1
Prinsip dasar kegiatan penataan dan pemulihan lingkungan adalah bahwa :
2. DEFINISI
kemampuan.
secara optimal, baik sebagai unsur produksi, media pengatur tata air,
alam lingkungan.
tetapi tidak diolah karena tidak atau sedikit mengandung mineral yang
dikehendaki.
h. Tailing adalah bahan hasil dari proses pengolahan bahan galian yang
bekas tambang.
akibat adanya zat beracun baik beru[pa bahan padat, cair maupun gas.
3. DASAR HUKUM
sebagai berikut :
Pokok Pertambangan.
3
d. Mijn Politie Reglement (MPR Stbl 1930 No. 341).
Dampak Lingkungan.
Dampak Lingkungan.
Kawasan Hutan.
4
Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Umum.
sesuai yang dikehendaki. Dalam hal ini penataan dan pemulihan lingkungan
pelaksanaan penambangan.
b. Luas areal yang ditata dan dipulihkan lingkungannya sama dengan luas
areal penambangan.
pembuangan.
tujuan penggunaannya.
lingkungan.
aktivitas penambangan.
5
h. Permukaan yang padat harus digemburkan namun bila tidak
1. Kondisi Iklim,
2. Geologi,
3. Jenis Tanah,
4. Bentuk Alam,
7. Penggunaan lahan,
6
Untuk memperoleh data dimaksud diperlukan suatu penelitian lapangan. Dari
berbagai faktor tersebut di atas, kondisi iklim terutama curah hujan dan jenis
4.2 PEMETAAN
penataan dan pemulihan lingkungan tersebut dilengkapi degan peta skala satu
berbanding seribu (1 : 1000) atau skala lainnya yang disetujui, disertai gambar-
digunakan peralatan dan sarana prasarana, antara lain : ”Dump Truck”, Bulldozer,
excavator, traktor, tugal, back hoe, sekop, cangkul, bangunan pengendali erosi (a.l
: susunan karung pasir, tanggul, susunan jerami, bronjong, pagar keliling), beton
7
5. PELAKSANAAN PENATAAN DAN PEMULIHAN LINGKUNGAN
disetujui dan harus sudah selesai pada waktu yang telah ditetapkan. Dalam
disepakati tercapai.
sipil dan teknik vegetasi. Pekerjaan teknik sipil meliputi : pembuatan teras, saluran
pembuangan akhir (SPA), bangunan pengendali lereng, check dam, penengkap oli
bekas (“oil cather”) dan lain-lain yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
multiple croping”), jenis tanaman yang disesuaikan kondisi setempat, “cover crop”
lingkungan,
tempat khusus,
9
b. Pengaturan saluran pembuangan air
air agar mengalir pada tempat tertentu dan dapat mengurangi kerusakan
mempunyai nilai ekonomis rendah) adalah agar bahan tambang tersebut tidak
dimanfaatkan. Pengaturan bentuk timbunan low grade terlihat pada gambar 3.13.
alur-alur sungai. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi oleh air adalah
: curah hujan, kemiringan lereng (topografi), jenis tanah, tata guna tanah
Beberapa cara untuk mengendalikan erosi dan air limpasan adalah sebagai
berikut :
10
Membuat batas-batas yang jelas areal tahapan penambangan,
Pembuatan teras-teras.
Pembuatan SPA
Dam pengendali
Penyaluran air dari lokasi tambang ke perairan umum harus sesuai dengan
mengandu8ng sedimen,
Bila curah hujan tinggi perlu dibuat bendungan yang kuat dan permanen
ditampung dan dibelokkan serta kemiringan saluran air (SPA) jangan terlalu
curam,
sebaiknya sedimen dikeruk dan dapat dipakai sebagai lapisan atas tanah,
11
Dalam membuat bendungan permanen harus dilengkapi dengan saluran
Maksud dari pengelolaan ini untuk mengatur dan memisahkan tanah pucuk
dengan lapisan tanah lain. Hal ini karena tanah pucuk merupakan media tumbuh
bagi tanaman dan merupakan salah satu faktor penting untuk keberhasilan
dianjurkan lebih tebal dari yang tidak beracun atau dilakukan perlakuan
12
5) Pengupasan tanah sebaiknya jangan dilakukan dalam keadaan basah
7) Penentuan daerah prioritas yaitu daerah yang sangat peka terhadap erosi
dengan segera,
Penempatan tanah pucuk pada jalur penanaman (jenis tanah yang peka
KEPEKAAN
KELAS JENIS TANAH
TERHADAP EROSI
Alluvial, Tanah Glei, Planosol,
I. Rendah/Tidak Peka Hidromorf kelabu, Laterit air
tanah
II. Sedang/Agak peka Latosol
Kambisol, Mediteran, Tanah
III. Tinggi/Kurang peka
Brown Forest, Non Calcic Brown
Vertisol, Andosol, Grumusol,
IV. Sangat Tinggi/ peka
Laterit, Podsol, Podsolik
Amat Sangat Tinggi/ Litosol, Organosol, Rendzina,
V.
sangat peka Regosol
Jumlah tanah pucuk yang terbatas (sangat tipis) dapat dicampur dengan
13
Mempunyai electrikal conductivity (ec) 400 miliseimens/meter.
Pengelolaan tanah pucuk pada areal yang akan dipenataan dan pemulihan
5.4 REVEGETASI
menggambarkan kondisi lokasi, jenis tanaman yang akan ditanam, uraian jenis
pekerjaan, kebutuhan bahan dan alat, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan biaya
14
Rancangan tersebut disusun berdasarkan hasil analisis kondisi biofisik dan sosial
ekonomi setempat. Kondisi geofisik meliputi topografi atau bentuk lahan, iklim,
hidrologi, kondisi vegetasi awal dan vegetasu asli. Sedangkan data sosial ekonomi
yang perlu mendapat perhatian antara lain demografi, sarana, prasaran, dan
Jenis tanaman yang dipilih kalau dapat diarahkan pada penanaman jenis
tumbuhan asli. Sebaiknya dipilih jenis tumbuhan lokal yang sesuai dengan iklim
dan kondisi tanah setempat saat ini. Sehingga, perlu selalu mengikuti
keperluan revegetasi lokasi bekas tambang. Perlu konsultasi dengan instansi yang
lapangan. Kegiatan ini antara lain : pembersihan lahan dari tanaman pengganggu
(alang-alang, liliana, dll), dengan tujuan agar tanaman pokok dapat tumbuh baik
Tanah diolah supaya gembur agar perakaran tanaman dapat dengan mudah
menembus tanah dan mendapatkan unsur hara yang diperlukan dengan baik,
15
5.4.2.3 Perbaikan tanah
Kualitas tanah yang kurang bagus bagi pertumbuhan tanaman perlu mendapat
ii. Bila lapisan tanah bagian bawah (sun soil) yang diperbaiki, maka
dibuat alur garukan yang dalam agar gypsum dapat diserap, jika
permukaan saja.
16
5.4.2.3.2 Penggunaan kapur
iv. Kapur atau batu kapur giling kasar (“coarsely crushed”) dan
harus terpisah.
17
iii. Pada umumnya penggunaan mulsa terbatas pada lokasi yang
akan dibutuhkan.
iv. Jerami jenis batang padi umumnya digunakan sebagai mulsa atau
ton/ha.
kayu, ampas pabrik gula tebu dan berbagai kulit jenis kacang-
kacangan.
membusuk/terurai.
khusus.
5.4.2.3.4 Pupuk
penambangannya.
18
ii. Meskipun jenis tumbuhan asli beradaptasi dengan tingkat nutrisi
meningkatkan pertumbuhannya.
iv. Pupuk organik (lumpur kotoran, pupuk alami atau kompos, darah
ix. Pemberian pupuk dalam bentuk butir atau tablet dapat dilakukan
Bibit yang dibutuhkan untuk revegetasi dapat memenuhi melalui pembelian bibit
siap tanam, atau melalui pengadaan bibit. Apabila melalui pengadaan bibit harus
19
5.4.3.1 Pengadaan benih
Benih adalah tanaman atau bagian yang digunakan untuk memperbanyak dan
Benih yang akan dipergunakan untuk keperluan revegetasi diperoleh dengan cara
mengumpulkan dari sumber benih yang ada atau membeli dari perusahaan
kecoklatan.
hijau ke coklat, jadi rapuh dan biji (khususnya akasia) akan menjadi
20
o Penjual biji mempunyai reputasi baik/penyalur resmi.
o Simpan biji di dalam wadah kering, bebas serangga dan kutu dan
bawah 10o C.
ada/dekat dengan sumber air, tanahnya datar dan mudah dicapai serta
areal penanaman.
i. Perlakuan pendahuluan
21
dihancurkan, sedangkan benih yang berukuran lebih besar dapat
iii. Penyapihan
Arah larikan tanaman biasanya sejajar kontur atau pada daerah relatif
22
b. Pemasangan Ajir
c. Distribusi Bibit
pada bibit yang tersedia. Sebelum bibit ditanam diamati dahulu apakah
tanamnya.
f. Tanamkan bibit secara tegak lurus dan cukup padat, untuk memastikan
5.4.5 Pemeliharaan
Tingkat keberhasilan dari semua metode penanaman akan berkurang bila tidak
23
a. Penyulaman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
24
Kebakaran hutan dapat menjadi ancaman serius bagi
Perencanaan desain dan konstruksi jalan tambang baik yang permanen maupun
a. Perencanaan
25
Pada daerah gersang atau jarang pepohonan, perencanaan jalan umum
lama jalan itu diperlukan dan peralatan apa saja yang memerlukan jalan
itu.
hal tersebut apabila curah hujan tinggi. Persyaratan atau kelengkapan dari
permukaan sangat penting baik yang berasal dari permukaan jalan atau
Pada jalan yang berada ditebing (lereng yang curam), aliran alir harus
26
tertentu pada tebing curan tersebut seperti gambar 3.33 untuk
Dinding lereng diperkuat agar tidak cepat longsor atau tererosi serta
lain-lain) masih memerlukan jalan tersebut atau tidak pada waktu yang
akan datng.
Tebarkan tanah pucuk dan garu untuk melonggarkan tanah yang padat
sehingga mudah untuk penyemaian bibit tanaman, hal ini akan sekaligus
27
5.5.2 Instalasi Jaringan Listrik dan Komunikasi
jaringan listrik dan alat komunikasi, biarkan tanggul atau akar pohon
a. Waduk
Tergantung untuk apa air akan digunakan, kualitas air (yang masuk
28
aliran tanah, bentang alam serta habitat binaan memerlukan
LINGKUNGAN
lingkungan lahan bekas tambang, perlu mengacu pada kriteria sebagai berikut :
a. Luas areal yang diisi kembali (ha), > 90 % dari areal yang seharusnya
diisi.
a. Luas areal yang diatur (ha), > 90 % dari luas areal yang ditimbun
kembali.
c. Tinggi, lebar dan panjang teras (m), disesuaikan dengan bentuk teras
29
3. Penaburan/penempatan tanah pucuk
a. Luas daerah yang diatur (ha), > 90 % dari areal yang harus diisi.
b. Jumlah tanah pucuk yang yang ditabur, > 90 % dari tanah pucuk yang
tanah menjadi 5,0 – 7,0 dan perbaikan struktur tanah, tanah menjadi
gembur.
6.3 REVEGETASI
1. Pengadaan bibit/benih
a. Jenis, asli setempat atau sesuai dengan kondisi atau fungsi lahan
2. Penanaman
a. Jumlah areal yang ditanami (ha), > 90 % dari areal yang telah diatur kembali.
3. Pemeliharaan
a. Jumlah dan jenis tanaman sulaman, sesuai dengan jumlah yang mati.
dengan rencana.
30
4. Tingkat pertumbuhan tanaman
7. REFERENSI
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pertambangan.
Dampak Lingkungan.
Dampak Lingkungan.
8. Intruksi Presiden R.I No. 1 Tahun 1976 tentang Sinkronisasi Pelaksanaan Tugas
Pertambangan.
10. SKB Menteri Pertambangan dan Energi dan Menteri kehutanan Nomor : 996
11. SKB menteri Pertambangan dan Energi dan Menteri Kehutanan Nomor : 1101.
31
perubahan Tatacara Pengajuan Izin Usaha Pertambangan dan Energi dalam
Kawasan Hutan.
dan Bidang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Sumberdaya Panas
Bumi.
15. Tambang UNSRI, “Tutorial”, internet diakses 25 Oktober 2017 Pukul 9.26 WIB.
32