You are on page 1of 3

Stroke Hemiparese Alternans

Karena lesi vaskular regional di otak akan menyebabkan terjadinya hemiparalisis atau
hemiparesis yang kontralateral terhadap sisi lesi. Jika lesi vaskular berada di daerah batang
otak sesisi, maka akan menyebabkan hemiparesis atau hemihipestesia alternans yang mana
berarti pada tingkat lesi hemiparesis atau hemihipestesia bersifat ipsilateral sedangkan pada
bagian distal dari lesi hemeiparesis atau hemihipestesi bersifat kontralateral. Kerusakan
unilateral pada kortikobulbar atau kortikospinal di tingkat batang otak menimbulkan di
tingkat batang otak menimbulkan sindrom hemiplegia alternans. Sindrom tersebut terdiri atas
kelumpuhan UMN yang melanda otot-otot belahan tubuh kontralateral yang berada di bawah
tingkat lesi, sedangkan setingkat lesinya terdapat kelumpuhan LMN yang melanda otot-otot
yang disarafi oleh saraf kranial yang terlibat dalam lesi. Tergantung pada lokasi lesi
paralitiknya, dapatlah dijumpai sindrom hemiplegiaa alternans di mesensefalon, pons, dan
medulla oblongata.

1. Sindrom Hemiplegia Alternans Alternans di Mesensefalon


Gambaran penyakit tersebut di atas dijumpai bilamana hemilesi di batang otak menduduki
pedunkulus serebri di tingkat mesensefalon. Nervus okulomotorius (N.III) yang hendak
meninggalkan mesensefalon melalui permukaan ventral melintasi daerah yang terkena lesi
sehingga ikut terganggu fungsinya. Hemiplegia alternans dimana nervus okulomotorius
ipsilateral ikut terlibat dikenal sebagai hemiplegia alternans n. okulomotorius atau sindrom
dari weber.

Adapun manifestasi kelumpuhan n.III itu ialah (a) paralisis m.rectus internus (medialis),
m.rectus superior, m.rectus inferior, m.obliqus inferior, dan m.levator palpebrae superior
sehingga terdapat strabismus divergen, diplopia jika melihat ke seluruh jurusan dan ptosis. (b)
paralisis m.sfingter pupilae, sehingga terdapat pupil yang melebar (midriasis). Jika salah satu
cabang dari rami perforantes paramedialis a. Basilaris yang tersumbat, maka infark akan
ditemukan di daerah yang mencakup dua pertiga bagian pedunkulus serebri dan nucleus
ruber. Oleh karena itu, maka hemiparesis alternans yang ringan sekali tidak saja disertai oleh
paresis ringan n.III, akan tetapi dilengkapi juga dengan adanya gerakan involunter pada
lengan dan tungkai yang paretic ringan (di sisi kontralateral). Sindrom ini disebut dengan
sindrom benedikt.

2. Sindrom Hemiplegia Alternans Alternans di Pons


Sebagaimana sudah disinggung di atas, sindrom hemiplegiaa di pons disebabkan oleh lesi
vascular unilateral. Selaras dengan pola percabangan arteri-arteri maka lesi vaskuler di pons
dapaat dibagi di dalam: (1) Lesi paramedian akibat penyumbatan salah satu cabang dari
rami perforantes medialis arteri basilaris (2) Lesi lateral yang sesuai dengan kawasan
perdarahan cabang sirkumferens yang pendek. (3) Lesi di tegmenum bagian rostral pons
akibat penyumbatan arteri serebeli superior. (4) lesi di tegmentum bagian kaudal pons yang
sesuai dengan kawasan perdarahan cabang sirkumferens yang panjang.
Hemiplegiaa alternans akibat lesi di pons adalah selamanya kelumpuhan UMN yang
melibatkan belahan tubuh sisi kontralateral, yang berada di bawah tingkat lesi yang
berkombinasi dengan kelumpuhan LMN pada otot-otot yang disarafi oleh nervus abdusens
(n.VI) atau nervus fasialis (n.VII).

Jenis-jenis hemiplegia alternans di pons berbeda karena adanya selisih derajat kelumpuhan
UMN yang melanda lengan dan tungkai berikut dengan gejala pelengkapnya yang terdiri dari
kelumpuhan (LMN) pada otot-otot yang disarafi oleh n. VI (abdusens) dan n.VII (fasialis)
dan gejala-gejala okuler.
Penyumbatan parsial dari terhadap salah satu cabang dari rami perforantes medialis a.
basilaris sering disusul oleh terjadinya lesi-lesi paramedian. Jika lesi paramedian itu bersifat
unilateral dan luas, maka jaras kortikobulbar/kortikospinal berikut dengan inti-inti pes pontis
serta serabut-serabut pontoserebelar akan terusak. Tegmentum pontis tidak terlibat dalam lesi
tersebut. Manifestasi lesi semacam itu ialah hemiplegiaa kontralateral, yang pada lengan
lebih berat daripada tungkai. Jika lesi paramedian itu terjadi secara bilateral, maka
kelumpuhan terlukis diatas terjadi pada kedua sisi tubuh. Jika lesi paramedian terletak pada
baagian kaudal pons, maka akar nervus abdusens tentu terlibat. Maka dari itu pada sisi lesi
terdapat kelumpuhan LMN m.rectus lateralis yang membangkitkan strabismus konvergen
ipsilateral, yang mencakup lengan tungkai sisi kontralateral berikut dengan otot-otot yang
dipersarafi oleh n.VII, n.IX, n.X, n.XI, dan n.XII sisi kontralateral. Gambaran penyakit ini
dikenal dengan nama sindrom hemiplegiaa alternans nervus abdusens. Dapat juga terjadi
suatu lesi unilateral di pes pontis yang meluas ke samping sehingga melibatkan juga daerah
yang dilintasi n. fasialis. Sindrom hemiplegia alternans pada sisi ipsilateral yang
menyebabkan kelumpuhan LMN pada otot-otot yang dipersarafi oleh n. abdusens dan n.
fasialis dikenal sebagai sindrom millard gubler. Jika serabut-serabut kortikobulbar untuk
nukleus n.VI ikut terlibat dalam lesi, mala “deviation conjugee” mengiringi sindrom millard
gubler. Kelumpuhan gerak bola mata yang konjugat itu dikenal juga sebagai sindrom foville,
sehingga hemiplegia alternans n. Abdusens et n. fasialis yang disertai sindrom foville itu
disebut sindrom Foville-Millard-Gubler.

3. Sindrom Hemiplegiaa Alternans Alternans di Batang Otak


Kawasan-kawasan vaskularisasi di medulla oblongata ternyata sesuai dengan area lesi-lesi
yang mendasari sindrom hemiplegia alternans di medulla oblongata. Bagian paramedian
medulla oblongata diperdarahi oleh cabang a. vertebralis. Bagian lateralnya mendapat
vaskularisasi dari a. serebeli inferior posterior, sedangkan bagian dorsalnya divaskularisasi
oleh a. spinalis posterior dan a. serebeli inferior posterior. Lesi unilateral yang menghasilkan
hemiplegiaa alternans sudah jelas harus menduduki kawasan pyramid sesisi dan harus
dilintasi oleh radiks n. hipoglossus. Maka dari itu, kelumpuhan UMN yang terjadi melanda
bagian tubuh kontralateral yang berada di bawah tingkat leher dan diiringi oleh kelumpuhan
LMN pada belahan lidah sisi ipsilateral. Itulah sindrom hemiplegia alternans nervus
hipoglossus atau sindrom medular medial.
Dejerine telah melukis sindrom tersebut berikut dengan kuadriplegia UMN yang disertai
kelumpuhan LMN bilateral pada lidah. Sindrom itu disebabkan oleh lesi median yang
bilateral. Selain itu juga ada sindrom medular lateral, yang lebih dikenal dengan nama
sindrom Wallenberg. Gejala pokoknya ialah hemihipestesia alternans, yaitu hipestesia pada
belahan tubuh sisi kontralateral yang berkombinasi dengan hipestesia pada belahan wajah
ipsilateral.

Sindrom Weber (Sindrom Hemiplegia Alternans Alternans Mesensefalon)


Kelumpuhan piramidalis akibat lesi di batang otak merupakan gejala bagian dari sindroma
batang otak yang dapat diperinci dalam: (1) sindroma mesensefalon (sindrom Weber,
sindrom Benedict, sindrom Caude), (2)sindrom pons (sindrom foville, sindrom Raymond-
Cestan, sindrom Millard-Gubler) dan (3) sindrom medulla oblongata (sindrom Pra-Olivar,
sindrom retro-Olivar, sindrom Lateralis/Wallenberg). Sindrom-sindrom tersebut terdiri dari
manifestasi gangguan motorik dan sensibilitas, bahkan manifestasi gangguan sistema
autonom juga bisa menjadi gejala tambahan.
Kelumpuhan piramidalis akibat kelumpuhan di batang otak, tidak perduli lokalisasinya,
mempunyai satu ciri yang khas, yaitu: kelumpuhan UMN kontralateral yang disertai oleh
kelumpuhan saraf otak motorik atau defisit sensorik akibat kerusakan pada saraf otak
sensorik pada sisi dan tingkat lesi. Kelumpuhan tersebut berupa hemiparesis. Dan
hemiparesis yang diiringi gangguan saraf otak tersebut dinamakan hemiparesis alternans.
Sindrom Weber adalah suatu sindrom yang terdiri dari paralysis okulomotor pada sisi yang
sama dengan lesi, yang mengakibatkan ptosis, strabismus, dan hilangnya refleks cahaya serta
akomodasi, juga hemiplegi spastik pada sisi yang berlawanan dengan lesi dengan
peningkatan refleksrefleks serta hilangnya refleks superfisial. Sindrom Weber disebut juga
Alternating oculomotor hemiplegia atau Weber’s paralysis atau hemiparesis alternans nervus
okulomotorius. Sindrom Weber dapat disebabkan oleh hal sebagai berikut:
1. Penyumbatan pembuluh darah cabang samping yang berinduk pada ramus perforantes
medialis arteria basilaris.
2. Insufisiensi peredarah darah yang mengakibatkan lesi pada batang otak.
3. Lesi yang disebabkan oleh proses neoplasmatik sebagai akibat invasi dari thalamus atau
serebelum. Lesi neoplasmatik sukar sekali memperlihatkan keseragaman oleh karena
prosesnya berupa pinealoma, glioblastoma dan spongioblastoma dari serebelum.
4. Lesi yang merusak bagian medial pedunkulus serebri.
5. Stroke (perdarahan atau infark) di pedunkulus serebri.
6. Hematoma epiduralis.
7. Tumor lobus temporalis.

You might also like