Professional Documents
Culture Documents
Karakterisasi Karbon Aktif Teraktivasi N PDF
Karakterisasi Karbon Aktif Teraktivasi N PDF
ABSTRACT
Soybean curd is soy milk residue screening results in the process of making out. The amount of
soybean curd residue as waste material quite abundant. Recently, the utilization of pulp out could be able as
animal feed and soybean deflated. A nother alternative to utilize soybean curd residue is to make it as a base
material in the manufacture of activated carbon for fiber content ranges from 50 % soybean curd residue. The
process of manufacture of activated carbon in this study through the 4 phase, namely drying process of the dreg
out for 7 days under the scorching sun, chemical activation process carried out by variation of NaCl
concentrations of 0 %, 5%, 10 %, 15 %, 20 %, and 25 %, carbonization process of tahu with activated NaCl at a
method and proceed one-way ANOVA and LSD test with a test level of 1 % was performed to find out the
effect of activator concentration on the surface area. The results of activated carbon has the best surface area on
the adsorption of methylene blue and significantly different from the results of LSD test performed
morphological analysis and composition analysis of the elements contained to surface by using SEM-EDX.
The results showed variation of concentration of NaCl as an activator could affect on the surface area of
activated carbon. The best surface was obtained with activated carbon of 10 % NaCl is 18.9358 m2/g. SEM
analysis illustrated that activated carbon activated with 10 % NaCl pores formed more and cavities forming
pores with greater depth when compared with activated carbon activated with 0 % NaCl. The results of EDX
analysis described that the composition elements of the surface activated carbon activated with NaCl 10 %
includes 88.90 % elements C, 10.08 % O elements, the elements Al 0.36 %, 0.16 % of the elements Mg and Ca
element composition of 0.50 % while the activated carbon activated with NaCl 0 % elements include C 87.38
%, 10.31 % O elements, the elements Mg 0.77 % and 1.54 % Ca elements.
ABSTRAK
Ampas tahu merupakan residu proses pembuatan tahu. Ampas tahu yang dihasilkan dalam proses
pembuatan tahu cukup melimpah. Pemanfaatan ampas tahu selama ini dapat digunakan sebagai pakan ternak dan
tempe gembos. Alternatif lain untuk memanfaatkan ampas tahu adalah dengan menjadikannya sebagai bahan
dasar dalam pembuatan karbon aktif karena kandungan serat ampas tahu berkisar 50 %. Proses pembuatan
karbon aktif dalam penelitian ini melalui 4 tahapan yaitu proses pengeringan ampas tahu selama 7 hari di bawah
terik matahari, proses aktivasi kimia menggunakan aktivator larutan NaCl dengan variasi konsentrasi 0, 5, 10,
15, 20, dan 25 %, proses karbonisasi ampas tahu teraktivasi NaCl pada suhu 500 dan pencucian karbon aktif
dari ampas tahu dengan menggunakan HCl 1 M. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi aktivator terhadap luas
permukaan karbon aktif dari ampas tahu menggunakan metode adsorpsi methylene blue dan dilanjutkan uji
ANOVA one way dan uji LSD (Least Significance Different) dengan taraf uji 1 %. Hasil karbon aktif yang
mempunyai luas permukaan terbaik pada adsorpsi methylene blue dan berbeda nyata dari hasil uji LSD
dilakukan analisis morfologi dan analisis komposisi unsur-unsur yang terkandung pada permukaan dengan
menggunakan SEM-EDX (Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray). Hasil penelitian
menunjukkan variasi konsentrasi NaCl sebagai aktivator berpengaruh terhadap luas permukaan karbon aktif.
Luas permukaan terbaik dihasilkan saat diaktivasi dengan aktivator larutan NaCl 10 % adalah 18,9358 .
Analisis SEM menunjukkan bahwa karbon aktif teraktivasi NaCl 10 % pori-pori yang terbentuk lebih banyak
dan membentuk rongga-rongga pori-pori dengan kedalaman yang lebih besar bila dibandingkan dengan karbon
aktif teraktivasi NaCl 0 %. Hasil analisis EDX menunjukkan bahwa komposisi unsur yang berada pada
permukaan karbon aktif teraktivasi NaCl 10 % meliputi unsur C 88,90 %, unsur O 10,08 %, unsur Al 0,36 %,
unsur Mg 0,16 % dan unsur Ca 0,50 % sedangkan komposisi unsur yang berada pada permukaan karbon aktif
teraktivasi NaCl 0 % meliputi unsur C 87,38 %, unsur O 10,31 %, unsur Mg 0,77 % dan unsur Ca 1,54 %.
145
ALCHEMY, Vol. 3 No. 2 Oktober 2014, hal 145 - 153
70, 80 dan 90 dengan spektrofotometer UV- taraf uji 1 %, apabila terdapat pengaruh
Vis pada panjang gelombang dan pH maka dilanjutkan dengan uji LSD 1 %
maksimum. menggunakan program SPSS 16.
c. Pembuatan Kurva Baku
Larutan baku methylene blue dibuat III. HASIL DAN PEMBAHASAN
seri dengan konsentrasi 0, 2, 4, 6, 8 dan 10 Preparasi Sampel
ppm. Absorbansi masing-masing larutan Preparasi ampas tahu dilakukan
diukur pada panjang gelombang dan pH dengan mengeringkan dibawah terik
maksimum dengan menggunakan matahari selama 7 hari. Pengeringan
spektrofotometer UV-Vis. bertujuan untuk menurunkan kadar air
d. Penentuan Luas Permukaan yang ada dalam ampas tahu agar daya
Larutan methylene blue 16 ppm simpannya lebih lama. Setelah proses
dimasukkan 20 mL ke dalam erlenmeyer pengeringan ampas tahu diblender hingga
yang berisi 0,05 g karbon aktif dari ampas halus untuk memperbesar luas permukaan
tahu kemudian dikocok menggunakan dari ampas tahu.
shaker dengan kecepatan 150 RPM selama Analisis Kadar Air
40 menit. Campuran disaring kemudian Kadar air yang terdapat pada ampas
filtrat diukur absorbansinya menggunakan tahu yang sudah dikeringkan sebesar 6,51
spektrofotometer UV-Vis pada panjang %. Kadar air yang berada dalam sampel
gelombang dan pH maksimum. Selanjutnya ampas tahu rata-rata berada kurang dari 10
dihitung luas permukaannya dengan %. Menurut Soetarno dan Soediro (1997)
menggunakan Persamaan 2. menyatakan bahwa apabila sampel
memiliki kadar air kurang dari 10 % dapat
S= (2) dikatakan baik dan dapat disimpam dalam
jangka waktu yang lama karena pada
S = Luas permukaan spesifik (m2/g) tingkat kadar air kurang dari 10 % sampel
Xm = Methylene blue terserap oleh 1 g adsorben terhindar dari tumbuhnya jamur.
(mg/g) Aktivasi Kimia Ampas Tahu
A = Luas permukaan 1 molekul methylene blue Aktivasi kimia pada ampas tahu
(197,2 x 10-20 m2)
N = Bilangan Avogadro bertujuan untuk untuk mengurangi
M = Massa molekul methylene blue terbentuknya tar, membuka dan menambah
pori-pori pada karbon aktif. Pada penelitian
Dilakukan tiga kali pengulangan ini aktivasi kimia dilakukan sebelum
untuk setiap karbon aktif dari ampas tahu karbonisasi untuk mengurangi terbentuknya
yang teraktivasi NaCl dengan 0 %, 5 %, 10 tar yang berlebihan pada saat karbonisasi
%, 15 %, 20 %, dan 25 %. karena semakin banyak tar yang terbentuk
Analisis Morfologi dan Komposisi Unsur dalam proses karbonisasi maka akan
Karbon Aktif dari Ampas Tahu menutupi pori-pori yang terbentuk pada
Menggunakan SEM-EDX saat karbonisasi, sehingga mengakibatkan
Sedikit karbon aktif dari ampas tahu daya adsorpsi karbon aktif akan semakin
ditempatkan pada sample holder SEM- kecil.
EDX. Selanjutnya ditempatkan pada mesin Aktivator yang digunakan dalam
pelapis emas dan ditempatkan pada proses aktivasi ampas tahu adalah larutan
instrumen SEM-EDX. Mikrografinya NaCl dengan variasi konsentrasi 0 %, 5 %,
diamati hingga terlihat ukuran dan bentuk 10 %, 15 %, 20 % dan 25 %. Larutan NaCl
partikelnya secara jelas. dapat menyebabkan penggembungan atau
Analisis Data swelling pada ampas tahu. Selama proses
Data luas permukaan pada karbon penggembungan, molekul tidak mengalami
aktif dari ampas tahu dianalisis dengan perubahan ke arah longitudinal tetapi ikatan
menggunakan uji ANOVA one way dengan pada arah lateral mengalami kerusakan. Hal
148
ALCHEMY, Vol. 3 No. 2 Oktober 2014, hal 145 - 153
ini dapat meningkatkan pembentukan inter disaring dan dicuci dengan menggunakan
dan intra misel hingga sampai semua aquades panas sampai bebas ion Cl-. Untuk
selulosa pecah dan terlepas dari pori-pori mengetahui bahwa karbon aktif telah bebas
permukaan karbon, sehingga akan ion Cl- dilakukan uji dengan menggunakan
menyebabkan membentuk dan setetes larutan AgNO3 0,1 N pada filtrat
memperbesar luas permukaan karbon aktif yang dihasilkan jika masih terbentuk
yang akan dihasilkan. endapan putih menunjukkan belum bebas
Ampas tahu yang telah diaktivasi ion Cl- karena saat klor bereaksi dengan
kemudian disaring dan dikeringkan karena perak nitrat berlebih akan diendapkan
apabila kadar air yang berada pada ampas menjadi perak klorida. Reaksi yang terjadi
tahu teraktivasi NaCl tinggi, maka dapat adalah :
menyebabkan timbulnya asap yang semakin
meningkat dan akan menyebabkan pori-pori AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl (s)) + HNO3(aq) (3)
endapan putih
karbon yang dihasilkan semakin kecil
karena tertutupi oleh molekul-molekul air Setelah filtrat yang dihasilkan dari
dan tar. proses pencucian karbon aktif telah bebas
Karbonisasi ion Cl- selanjutnya diukur pHnya dengan
Proses karbonisasi bertujuan untuk menggunakan pH meter untuk mengetahui
menguraikan senyawa hidrokarbon seperti kenetralan dari karbon aktif karena apabila
selulosa dan hemiselulosa agar menjadi karbon aktif yang dihasilkan bersifat asam
karbon murni dan menghasilkan butiran atau basa akan mempengaruhi proses
yang mempunyai daya serap. Sebelum adsorpsinya. Setelah itu dilakukan
proses karbonisasi ampas tahu dibungkus penyaringan dan dikeringkan dalam oven
dengan menggunakan almunium foil agar sampai kering.
tidak terjadi pembakaran sempurna yang
akan menghasilkan abu. Penentuan Luas Permukaan pada
Proses karbonisasi ampas tahu yang Karbon Aktif dari Ampas Tahu dengan
sudah teraktivasi NaCl dengan Analisis Adsorpsi Methylene Blue
menggunakan tanur pada temperatur 500 a. Penentuan Panjang Gelombang
selama 1 jam. Penggunaan suhu 500 Maksimum
karena pada suhu 500 ºC terjadi proses Penentuan panjang gelombang
pemurnian karbon, meskipun pembentukan maksimum dari methylene blue karena pada
tar masih terus berlangsung (Sembiring dan panjang gelombang maksimum hasil
Sinaga, 2003). absorbansi dari methylene blue juga akan
Pencucian dan Pengeringan maksimum, hukum Lambert-Beer akan
Karbon aktif yang dihasilkan dari terpenuhi dan jika dilakukan pengukuran
karbonisasi ditumbuk dan diayak untuk ulang maka kesalahan yang disebabkan
memperluas dan menyeragamkan ukuran oleh penggunaan ulang panjang gelombang
partikel-partikel dari karbon aktif, sehingga akan kecil sekali (Gandjar dan Rahman,
dapat memaksimalkan proses pencucian 2007). Hasil dari penentuan panjang
dengan HCl. gelombang maksimum methylene blue pada
Karbon aktif yang telah ditumbuk pH 3; 5; 7; 9; 11 dan 12,5 hasil yang
selanjutnya dicuci dengan HCl 1 M selama didapatkan ditunjukkan pada Tabel 1.
24 jam untuk menghilangkan material
pengotor yang terkandung pada karbon
aktif, menghilangkan sisa-sisa aktivator
yang mungkin masih ada serta mengurangi
kadar abu. Setelah mengalami proses
perendaman selama 24 jam kemudian
149
ALCHEMY, Vol. 3 No. 2 Oktober 2014, hal 145 - 153
Tabel 2. Luas permukaan karbon aktif dari berpengaruh signifikan hanya perlakuan
ampas tahu konsentrasi NaCl 0 %.
Nama sampel Luas
permukaan Analisis Morfologi dan Komposisi Unsur
( )
yang Terkandung pada Karbon Aktif
Ampas tahu 16,4063
Karbon aktif teraktivasi NaCl 0 % 17,2546 dari Ampas Tahu dengan SEM-EDX
Karbon aktif teraktivasi NaCl 5 % 18,5590 Analisis morfologi dan komposisi
Karbon aktif teraktivasi NaCl 10 % 18,9358 unsur dilakukan pada karbon aktif
Karbon aktif teraktivasi NaCl 15 % 18,8488 teraktivasi NaCl 0 % dan karbon aktif
Karbon aktif teraktivasi NaCl 20 % 18,7385 teraktivasi NaCl 10 %. Hasil yang
Karbon aktif teraktivasi NaCl 25 % 18,6160 didapatkan dari hasil analisis SEM
ditunjukkan pada Gambar 3.
Karbon aktif yang mempunyai luas
permukaan tertinggi saat diaktivasi
menggunakan aktivator NaCl 10 %,
sedangkan pada saat diaktivasi
menggunakan aktivator NaCl 15-25 % luas
permukaan mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan karena semakin tinggi
konsentrasi NaCl akan banyak garam yang
teradsopsi pada saat proses aktivasi akan
menyebabkan pori-pori karbon aktif (a) (b)
semakin besar karena oksigen dan hidrogen
dalam bentuk air akan mudah terserap oleh
larutan NaCl, sehingga akan mengurangi
terbentuknya tar saat proses karbonisasi.
Namun, pada saat konsentrasi NaCl
semakin tinggi akan menyebabkan banyak
NaCl yang terjebak pada pori-pori karbon
aktif yang mana akan menyumbat pori-pori (c) (d)
karbon aktif sehingga daya adsorpsinya Gambar 3. Hasil analisis morfologi
akan semakin rendah dan akan menggunakan SEM (a) karbon aktif teraktivasi
menyebabkan luas permukaannya semakin NaCl 10 % pada perbesaran 2000 kali (b)
rendah. karbon aktif teraktivasi NaCl 10 % pada
Ampas tahu kering mempunyai luas perbesaran 5000 kali (c) karbon aktif teraktivasi
permukaan lebih rendah bila dibandingkan NaCl 0 % pada perbesaran 2000 kali (d) karbon
dengan karbon aktif dari ampas tahu karena aktif teraktivasi NaCl 0 % pada perbesaran
saat proses karbonisasi dan aktivasi banyak 5000 kali
pori-pori yang terbentuk dan banyak
pengotor-pengotor yang terlarut sehingga Pada Gambar 3. terdapat perbedaan
akan meningkatkan volume pori-pori dari struktur pori karbon aktif teraktivasi NaCl
karbon aktif yang mana dapat meningkat 10 % dengan karbon aktif teraktivasi NaCl
daya adsorpsinya. 0 %. Pada karbon aktif teraktivasi NaCl 10
Konsentrasi NaCl sebagai aktivator % pori-pori yang terbentuk lebih banyak
dapat mempengaruhi terhadap luas dan membentuk rongga-rongga pori-pori
permukaan karbon aktif yang dihasilkan. dengan kedalaman yang lebih besar bila
Hal ini dibuktikan dengan analisis statistika dibandingkan dengan karbon aktif
dengan menggunakan uji ANOVA one way teraktivasi NaCl 0 %. Hal ini disebabkan
pada taraf uji 1% yang menunjukkan Fhitung karena pada karbon aktif teraktivasi NaCl
> Ftabel tetapi pada saat uji LSD yang 10 % melalui proses karbonisasi dan
151
ALCHEMY, Vol. 3 No. 2 Oktober 2014, hal 145 - 153
152
ALCHEMY, Vol. 3 No. 2 Oktober 2014, hal 145 - 153
153