You are on page 1of 22
Menimbang Mengingat PT PLN (PERSERO) PERATURAN DIREKS! PT PLN (PERSERO) NOMOR : 0252.P / DIR / 2016 ‘TENTANG PEDOMAN KESELAMATAN UMUM DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO) DIREKSI PT PLN (PERSERO) bahwa keselamatan umum di Lingkungan PT PLN (Persero) telah ditetapkan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor: 091,K/DIR/2005 tanggal 19 Mei 2005; bahwa agar keselamatan umum di lingkungan PT PLN (Persero) lebih terjamin, dengan mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi, aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya dan ramah lingkungan, maka PT PLN (Persero) wajib memberikan perlindungan, pencegahan, pengamanan dan penyelesaian terhadap potensi terjadinya kecelakaan masyarakat unum; bahwa untuk memenuhi maksud dalam huruf a dan b diatas, maka perlu dilakukan penyempurnaan atas Pedoman Keselamatan Umum di Lingkungan PT PLN (Persero); bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, b, dan c diatas, maka perlu menetapkan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) tentang Pedoman Keselamatan Umum di Lingkungan PT PLN (Persero) Undang-undang RI Nomor 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Undang-undang Ri Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; Undang-undang RI Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milk Negara, Undang-undang Ri Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; Undang-undang RI Nomor 30 Tahun 2008 tentang Ketenagalistrikan; Undang-undang RI Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial: Peraturan Pemerintan RI Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (Persero); Peraturan Pemerintah RI Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional; 9. Peratran// Halaman 1 dari 12, nas Memperhatkan Menetapkan 10. " 12, 13, 14, 15, 16. 17. 18, 19, Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrk, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2014; Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan ‘Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Peraturan Pemerintah RI Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik; Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 45 Tahun 2005 tentang Instalasi Ketenagalistrikan, sebagaimana telah diyban dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 045 Tahun 2006; Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja; ‘Anggaran Dasar PT PLN (Persero); Keputusan Menteri Badan Usaha Milk Negara Nomor — SK- 179/MBUI2013. tentang pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrk Negara; Keputusan Menteri Badan Usaha Milk Negara Nomor SK- 272/MBUI2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota- anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara; Keputusan Menteri Badan Usaha Mik Negara Nomor SK- 211/MBU/10/2015 tentang Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara; Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.K/DIR/2009 tentang Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan di Lingkungan PT PLN (Persero) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0313.K/DIR/2014; Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0015.P/DIR/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (Persero) Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Di Luar Rapat (Sirkuler) Nomor 139/DIR/2015 tentang Pembagian Tugas dan Wewenang Serta Tempat Kedudukan Anggota Direksi PT PLN (Persero). MEMUTUSKAN : PERATURAN DIREKS| PT PLN (PERSERO) TENTANG PEDOMAN KESELAMATAN UMUM DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO) ovoid) Halaman 2 dari 12 than BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan 1 10. "1 12 13, 14, 16, 16. 17. ‘Anak Perusahaan adalah Badan Usaha yang sahamnya dimilki oleh Perusahaan lebih dari 50 % (lima puluh persen) Audit adalah suatu proses sistemetis, independen dan terdokumentasi untuk mendapatkan bukti audit dan evaluasi objektivitas untuk menetapkan sejauh mana kriteria audit terpenuhi Cacat tetap total adalah Keadaan tenaga Kerja tidak mampu bekerja sama sekali untuk selama- lamanya. Cacat tetap sebagian adalah cacat yang mengakibatkan hilangnya sebagian atau beberapa bagian dari anggota tubuh Cacat Kekurangan fungsi adalah cacat yang mengakibatkan berkurangnya fungsi sebagian atau beberapa bagian dari anggota tubuh untuk selama-lamanya, Dokter Perseroan adalah dokter yang ditunjuk oleh Perseroan, Instalasi adalah a. Instalasi tenaga listrik, yang meliputi instalasi pembangkit, transmisi dan distribusi b. Instalasi bangunan/sarana/prasarana, dimana bangunan digunakan sebagai tempat kegiatan dan saranalprasarana sebagai penunjang Kegiatan usaha ketenagalistrikan yang dilaksanakan oleh Perseroan. Kondisi berbahaya (unsafe condition) adalah suatu kondisi tidak aman dan berbahaya bagi tenaga kerja dan masyarakat umum di tempat kerja, instalasi tenaga lstrk dan bangunan/sarana/prasarana Luka ringan adalah - Luka yang mengakibatkan pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan tidak lebin dari 1 (satu) hari = Luka yang memertukan perawatan medis dan tidak memerlukan perawatan inap di rumah sakit. Luka berat adalah - Luka yang mengakibatkan cacat tetap, yaitu kehilangan atau tidak berfungsinya salah satu atau beberapa organ tubuh atau gangguan jiwa = Luka yang memeriukan perawatan medis 2 (dua) hari atau lebih dan tidak dapat metakukan pekerjaannya meskipun tidak mengakibatkan cacat tetap. Manajemen Unit Perseroan adalah pegawai yang menduduki jabatan struktural di Unit Perseroan. Pesan teks adalah pesan tertulis yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain melalui alat komunikasi (seperti: sms, whatsapp messenger, Blackberry messenger dil) Pegawai adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diangkat dan diberi penghasilan menurut ketentuan yang berlaku di Perseroan. Pejabat Keselamatan Ketenagalistrikan atau yang disingkat Pejabat K3 adalah pegawai yang ‘menangani bidang K3, yang mempunyai wewenang, tugas, kewajiban dan tanggung jawab untuk ‘melaksanakan pembinaan dan pengawasan keselamatan ketenagalistrikan Pejabat Penanggung Jawab Instalasi adalah pejabat yang mempunyai wewenang, tugas, kewaliban, tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan instalasi Pejabat SDM adalah pegawai yang menduduki jabatan struktural yang menangani bidang SDM di tingkat PLN Unit induk atau PLN Unit Pelaksana. PLN Kantor Pusat adalah Pusat Organisasi Perseroan. Halaman 3 dani 12 18. Perilaku berbahaya (unsafe act) adalah tindakan/periiaku tidak aman dan berbahaya dari pekerjalmasyarakat umum yang dilatarbelakangi oleh faktor-faktor internal seperti sikap dan tingkah laku yang tidak aman, kurang pengetahuan dan keterampilan, cacat tubuh yang tidak teriinat dan kelelahan 49. Pimpinan Unit Perseroan adalah Kepala Divisi Umum untuk Kantor Pusat, General Manager untuk Unit Induk dan Manajer untuk Unit Pelaksana, 20. Perseroan adalah PT PLN (Persero) yang didirikan dengan Akta Notaris Soetjipto SH No. 169 Tahun 1994 beserta perubahannya 21. Unit Induk adalah unit organisasi satu tingkat di bawah Kantor Pusat yang melaksanakan kegiatan usaha tertentu sesuai dengan tujuan dan kegiatan usaha perusahaan 22, Unit Petaksana adalah unit organisasi dibawah Unit Induk. 23. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan mengelola risiko K3. 24, Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperiuan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya 25. Tim Investigasi Pelanggaran Disiplin Pegawai adalah tim yang dibentuk oleh Perseroan atas dugaan pelanggaran disiplin sedang dan berat yang dilakukan oleh pegawai, dengan keanggotaan terdiri dari unsur Perseroan dan Serikat Perkerja yang bertugas membantu PYBM (Pejabat Yang Berwenang) menghukum dalam mencari fakta, bukti-bukti dan memeriksa pegawai dan/atau pinak-pihak yang terkait serta membuat rekomendasi 26. Tim Investigasi Kecelakaan adalah tim yang dibentuk oleh Pimpinan Unit Perseroan, dengan keanggotaan terdiri dari Tim P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan Kesehatan Kerja). 27. Unit Perseroan adalah Kantor Pusat, Kantor Unit Induk, Kantor Unit Pelaksana dan Kantor Sub Unit Petaksana BAB Il MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud Peraturan ini adalah sebagai pedoman keselamatan umum di lingkungan Perseroan. (2) Tujuan Peraturan ini adalah untuk mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi, aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya serta ramah lingkungan. BAB Il RUANG LINGKUP Pasal3 Ruang lingkup dari Pedoman Keselamatan Umum di Lingkungan PT PLN (Persero) adalah peraturan keselamatan bagi masyarakat umum yang tinggal di sekitar instalasi, masyarakat umum yang menjadi tamu perseroan dan masyarakat umum yang melaksanakan kegiatan disekitar instalasi_milik Perseroan, dengan cara memberikan pencegahan, perlindungan, pengamanan dan penyelesaian tethadap terjadinya kecelakaan masyarakat umum. wisi Halaman 4 dari 12, BABIV KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM Bagian Pertama | Jenis Kecelakaan Masyarakat Umum Pasal 4 (1) Kecelakaan masyarakat umum pada daerah hukum Perseroan adalah kecelakaan masyarakat umum yang disebabkan oleh instalasi tenaga listrik milk Perseroan atau sebab lain yang | berhubungan dengan kegiatan Perseroan. (2) Kecelakaan masyarakat umum pada daerah hukum Pelanggan adalah kecelakaan masyarekat umum yang disebabkan oleh instalasi tenaga listrik milik Pelanggan (instalasi listrik pada bangunan/persil milk pelanggan). Kecelakaan ini tidak menjadi tanggung jawab Perseroan, tetapi Perseroan berkepentingan memperoleh informasi dan data kecelakaan sebagai bahan | penyuluhan keselamatan umum kepada masyarakat. (3) Kecelakaan masyarakat umum pada daerah hukum Pemerintah Daerah (Pemda) adalah kecelakaan masyarakat umum yang disebabkan oleh instalasi tenaga listrik milik Pemerintah Daerah (instalas penerangan jalan umum/PJU, instalasi lampu pengatur lau lintas, instalasi taman kota dan instalasi sarana umum lainnya yang bukan milik Perseroan). Kecelakaan ini tidak menjadi tanggung jawab Perseroan, tetapi Perseroan berkepentingan memperoleh informasi dan data kecelakaan sebagai bahan penyuluhan keselamatan umum kepada Pemda dan | masayarakat umum, Bagian Kedua | Penyebab Dasar Terjadinya Kecelakaan Masyarakat Umum Pasal 5 condition) yang merupakan kelalaian dari Manajemen Perseroan, antara lain a Tidak memberkan penyuluhan kepada masyarakat umum yang tinggal di sekitar instalasi masyarakat umum yang menjadi tamu perseroan dan/atau masyarakat umum yang melaksanakan kegiatan disekitar instalasi milik perseroan b. Tidak melakukan inspeksi instalasi tenaga listrk dan/atau bangunan/saranalprasarana secara | berkala serta tidak menindakianjuti hasil inspeksi Tidak melakukan sertifikasi laik operasi (SLO) bagi instalasi tenaga listrk dan/ateu bangunan/sarana/prasarana | Tidak memasang rambu-rambu tanda bahaya pada instalasi tenaga listrik yang berpotensi bahaya bagi masyarakat umum. fe. Tidak memasang kunci pengamanan pada instalasi tenaga lstrk yang berpotensi bahaya bagi masyarakat umum. {Tidak melakukan pemeliharaan instalasi tenaga listrik dan/atau bangunan/sarana/prasarana secara berkala sesuai dengan prosedur yang ditentukan, g. Tidak melengkapi peralatanisistem proteksi kebakaran bagi instalasi tenaga listrik dan/atau bangunan/sarana/prasarana sesuai dengan standar. h. Tidak neater) Halaman 5 dari 12 el (1) Penyebab dasar terjadinya kecelakaan masyarakat umum akibat kondisi berbahaya (unsafe pa h. Tidak melakukan identiikasi bahaya pada instalasi tenaga listrik dan bangunan/saranal prasarana yang rawan berpotensi bahaya dan tidak menindaklanjuti hasil indentifikas. (2) Penyebab dasar terjadinya kecelakaan masyarakat umum akibat tindakan berbahaya (unsafe act) yang merupakan kelalaian dari masyarakat umum, antara lain a. Melakukan kegiatan/tindakan tidak aman dengan sengaja atau tidak sengaja_menyentuh agian yang berbahaya dari instalasi tenaga listrik milk Perseroan. b. Melakukan kegiatanitindakan tidak aman dengan sengaja atau tidak sengaja menyentuh bagan berbahaya dar instalasi pemanfaatan tenaga istrik milik pelanggan. ¢ Melakukan kegiatan/tindakan tidak aman dengan sengaja atau tidak sengaja menyentuh bagian berbahaya dari nstalasi pemanfaatan tenaga listrik milk Pemerintah Daerah. d. Melakukan kegiatan/tindakan tidak aman dengan sengaja atau tidak sengaja menggunakantenaga listrik secara tidak sah (mencun aliran listrik) @. Melakukan kegiatan/tindakan lainnya yang berpotensi bahaya bagi masyarakat, seperti - Mendirikan bangunan/pemasangan antena TV dekavdibawah jaringan saluran udara tegangan menengah (SUTM) = Bermain layang-layang dekat jaringan transmisi saluran udara tegangan tinggi/ekstra tinggi (SUTT/SUTET) atau saluran udara tegangan menengah (SUTM). - Menebang/memangkas/merabas pohon dekat jaringan transmisi saluran udara tegangan tinggilekstra tinggi (SUTT/SUTET) atau saluran udara tegangan menengah (SUTM). = Merusak/menabrakimembongkar/mengganggu peralatan instalasi tenaga_listrik _milik Perseroan. = Menggali/mengeruk/mengurug tanah/aktiftas pembakaran dekat instalasi tenaga listrik milik Perseroan yang dapat berpotensi mengakibatkan bahaya roboh, longsor, bani kebakaran dan lain-lain, (3) Penyebab dasar terjadinya kecelakaan masyarakat umum akibat kondisi berbahaya (unsafe condition) yang merupakan kelalaian dari Masyarakat umum, antara lain a. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap bahaya listik. | b. Penggunaan/kepemilikan produk pemanfaat tenaga listrik (peralatan kerja, peralatan rumah tanga dan peralatan lainnya) yang tidak dilengkapi dengan sertfikat keselamatanitidak memenuhi syarat keselamatan atau tidak memenuhi standar SNI. c. Penggunaan/kepemilkan instalasi pemanfaatan tenaga listrik (instaiasi pelanggan) yang tidak dilengkapi dengan sertifikat laik operasi (SLO)Itidak memenuhi syarat keselamatan. Bagian Ketiga Penyebab Perantara | Terjadinya Kecelakaan Masyarakat Umum | Pasal6 Penyebab perantara terjadinya kecelakaan masyarakat umum antara lain Listrik Tertimpa Terjepit Tertabrak Kimia Kebakaran/ledakan Bagian Keem Halaman 6 dari 12 spaoge Bagian Keempat Akibat Terjadinya Kecelakaan Masyarakat Umum Pasal7 (1) Akibat kecelakaan masyarakat umum bagi masyarakat dapat berupa a. Tanpa luka atau luka (uka ringan/luka berat) atau tewas. b. Meninggal dunia atau cacat tetap total atau cacat tetap sebagian atau cacat kekurangan fungsi setelah memperoleh perawatan | c._Kerusakan atau kehilangan asset milik masyarakat, (2) Akibat Kecelakaan masyarakat umum bagi Perseroan dapat berupa a. Kerusakan pada instalasi tenaga listrk yang dimilki Perseroan atau yang dikelola oleh Perseroan, sehingga mengakibatkan kerugian finansial dan terganggunyalterhentinya penyaluran/penyediaan tenaga listrik b. Kerusakan pada bangunan/sarana/prasarana yang dimiliki Perseroan atau yang dikeiola oleh Perseroan, sehingga kerugian finansial dan mengakibatkan terganggunyalterhentinya pelayanan kepada masyarakat BABV PENCEGAHAN DAN PERLINDUNGAN TERHADAP TERJADINYA KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM Pasal 8 (1) Manajemen Unit Perseroan wajib melakukan kegiatan pencegahan dan perlindungan terjadinya kecelakaan masyarakat umum dengan melakukan pengendalian teknis terhadap adanya kondisi berbahaya (unsafe condition) pada instalasi milk Perseroan, antara lain ‘@Melakukan inspeksi instalasi tenaga listik dan bangunan/sarana/prasarana secara berkala | serta menindaklanjuti hasil inspeksi. b. Melakukan sertifikasi laik operasi (SLO) bagi instalasi tenaga listrk dan bangunan/sarana/prasarana, . Memasang rambu-rambu tanda bahaya pada instalasi tenaga listik yang berpotensi bahaya bagi masyarakat umum. d. Memasang kunci pengaman pada instalasi tenaga listrik yang berpotensi bahaya bagi ‘masyarakat umum. e. Melakukan pemeliharaan instalasi tenaga listrik dan bangunan/saranalprasarana secara | berkala sesuai dengan prosedur yang ditentukan, {. Melengkapi peralatan/sistem proteksi kebakaran bagi instalasi tenaga listrik dan bangunan/sarana/ prasarana sesuai dengan standar. | ‘g. Mengganti peralatan instalasi yang tidak layak paka (2) Manajemen Unit Perseroan wajib melakukan kegiatan pencegahan dan perlindungan terjadinya kecelakaan masyarakat umum dengan melakukan pengendalian personel terhadap perilaku berbahaya (unsafe act) dari masyarakat umum, antara lain namun tidak terbatas pada a Melakukan penyuluhan kepada masyarakat umum tentang kegiatanitindakan yang dapat membahayakan keselamatan dirinya dan merugikan Perseroan, seperti penggunaan tenaga listnk secara tidak sah atau mencuri aliran listrik. fina Halaman 7 dari 12 yp ae b. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat umum tentang penggunaan/kepemilikan produk pemanfaat tenaga listik (peralatan kerja, peralatan rumah tangga dan peralatan lainnya) yang harus dilengkapi dengan sertifkat keselamatan/memenuhi syarat keselamatan atau memenuhi standar SN . Melakukan penyuluhan kepada masyarakat umum tentang penggunaan/kepemilikan instalasi pemanfaatan tenaga listrik (instalasi_pelanggan) yang harus dilengkapi dengan sertifikat laik operasi (SLO)/memenuhi syarat_keselamatan. 1d. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat umum tentang kegiatan/tindakan yang berpotensi bahaya bagi masyarakat, seperti = Mendirikan bangunanipemasangan antena TV dekat/dibawah jaringan saluran udara tegangan menengah (SUTM). - Bermain layang-layang dekat jaringan transmisi saluran udara tegangan tinggi/ekstra tinggi (SUTT/SUTET) atau saluran udara tegangan menengah (SUTM), - Menebang/memangkas/merabas pohon dekat jaringan transmisi saluran udara tegangan tinggilekstra tinggi (SUTT/SUTET) atau saluran udara tegangan menengah (SUTM). - Merusak/menabrakimembongkarimengganggu peralatan instalasi tenaga listrik milk | Perseroan. = Menggali/mengerukimengurug tanah/aktifitas pembakaran dekat instalasi tenaga lstrik milk Perseroan yang dapat berpotensi mengakibatkan bahaya roboh, longsor, banjir, kebakaran dan lain-lain. e Melakukan kegiatan lainnya dalam rangke memberikan perlindungan dan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan masyarakatumum, BAB VI PENYELESAIAN TERJADINYA KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM Investigasi Terjadinya Kecelakaan Masyarakat Umum Pasal 9 | Kegiatan Investigasi terjadinya kecelakaan masyarakat umum dilakukan (sesuai lampiran-II) sebagai berikut a. Pejabat Penanggung Jawab Instalasi milk Perseroan setelah menerma informasi terjadinya kecelakaan menimpa masyarakat umum, harus segera memastikan apakah kecelakaan masyarakat umum tersebut terjadi pada daereh hukum Perseroan, daerah hukum pelanggan atau daerah hukum Pemerintah Daerah. b. Pejabat Penanggung jawab instalasi wajib membuat Laporan Kecelakaan (sesuai Lampiran-| Formulir 1) dan dilaporkan kepada Pimpinan Unit Perseroan, dengan tembusan Ketua Tim P2K3, Unit dan Pejabat K2, selambat-lambatnya 2 (dua) hari kalender setelah terjadinya kecelakaan. unitnya kepada Divisi K3L tembusan Ketua Tim P2K3 Kantor Pusat melalui media komunikasi (pesan teks dan/atau email) selambat-lambatnya 2 (dua) hari kalender setelah menerima Laporan Kecelakaan dari Pejabat Penanggung Jawab Instalasi. Halaman 8 dari 12 yr 4. Investigasi oleh Tim P2K3 Unit Pelaksana Kecelakaan masyarakat umum yang terjadi pada daerah hukum pelanggan atau yang terjadi pada daerah hukum pemerintan daerah atau yang terjadi pada daerah hukum perseroan yang menyebabkan korban masyarakat uum tanpa lukalmenderita luka ringan dengan jumiah korban sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang, maka tidak wajib dilakukan investigasi olen Tim P2K3 Unit namun tetap dilaporkan oleh pejabat penanggung jawab instalasi kepada Pimpinan unit Perseroan dengan tembusan pejabat K2 unit fe. Investigasi oleh Tim P2K3 Unit Induk Kecelakaan masyarakat umum yang terjadi pada daerah hukum pemerintah daerah yang menyebabkan korban masyarakat umum menderita luka beratlmeninggal atau yang terjadi pada daerah hukum perseroan yang menyebabkan korban masyarakat uum luka ringan dengan jumlah korban lebih dari 3 (tiga) orang / luka berat / meninggal, maka Pimpinan Unit Perseroan wajib menugaskan P2K3 Unit (sesuai Lampiran-| : Formulir 2) untuk melakukan investigasi, selambat- lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah menerima informasi adanya kecelakaan dari pejabat penanggung jawab instalasi dan Tim P2K3 Unit wajib membuat Berita Acara Investigasi Kecelakaan (sesuai Lampiran-| : Formulir 3) {. Tugas-tugas Tim P2K3 dalam melakukan investigasi antara lain = Mengumpulkan data dan informasi yang lengkap terkait kecelakaan. = Mengidentfikasi penyebab dasar dan penyebab perantara terjadinya gangguan kecelakaan, Membuat usulan kesimpuian terkait kasus kecelakaan Membuat rekomendasi perbaikan dalam hal menyempurnakan persyaratan, sistem dan prosedur kerja agar kecelakaan serupa tidak terulang lagi. 9. Berita Acara Investigasi Kecelakaan sebagaimana dimaksud huruf e pada ayat ini wajib dilaporkan kepada Pimpinan Unit Perseroan untuk bahan evaluasi dan Pimpinan Unit Perseroan wajib menerbitkan Surat Penetapan Kecelakaan (sesuai Lampiran-| : Formulir 4), selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) hari kerja setelah menerima laporan dari P2K3 Unit. h. Surat Penetapan Kecelakaan sebagaimana dimaksud huruf g pada ayat ini yang dilampiri dengan Berita Acara Investigasi Kecelakaan waiib ditaporkan oleh Pimpinan Unit Induk kepada PLN Kantor Pusat oq. Kepala Divisi Keselamatan Kesehatan Kefja Keamanan dan Lingkungan (KDIV K3L) dengan tembusan Kepala Divisi Operasi Regional (KDIV OR) terkait dan P2K3 Kantor Pusat, selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah Penetapan Kecelakaan. i. Apabila pada Surat Penetapan Kecelakaan sebagaimana dimaksud huruf h pada ayat ini dan berdasarkan hasil investigasi sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Investigasi terbukti bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh kelalaian Manajemen Unit Perseroan, maka hasil investigasi tersebut oleh KDIV K3L akan disampaikan kepada KDIV Talenta untuk dapat diproses pemberian ssanksi disiplin pegawal sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Perseroan. BAB VII PELAPORAN DAN STATISTIK KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM Pasal 10 (1) Unit Pelaksana wajib membuat laporan kecetakaan umum yang terjadi di unitnya pada setiap bulan berjalan dan dilaporkan kepada unit induk pada awal bulan berikutnya (sesuai Lampiran-| Form 5). (2). Unit induk wajip membuat laporan kecelakaan umum yang terjadi di unitnya pada bulan berjalan dan dilaporkan kepada PLN Kantor Pusat c.q Kepala Divisi Keselamatan, Kesehatan Kerja, Keamanan dan Lingkungan (KDIV K3L), selambat-lambatnya pada pertengahan bulan berikutnya (sesuai Lampiran-1 Formutir 6). (3) Unit wal Halaman 9 dari 12 yr (3) Unit Induk wajib membuat Laporan Statistik Kecelakaan umum Triwulanan & Tahunan dan Giiaporkan kepada PLN Kantor Pusat c.q Kepela Divisi Keselamatan, Kesehatan Kerja, Keamanan ddan Lingkungan (KDIV K3L), selambat-lambatnya pada pertengahan bulan berikutnya, (4) Laporan Statistik sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal ini memuat antara lain Narasi, Tabel dan Grafik dan data sebagai berikut a. Penyebab Kecelakaan umum (lstrik, tertimpa, terjepit, tertabrak, kimia, kebakaran/ledakan dan sebagainya); b. Akibat kecelakean umum pada saat terjadi kecelakaan (tanpa luka, luka ringan, luka erat, tewas); ©. Akibat kecelakaan umum setelah memperoleh perawatan (cacat kekurangan fungsi, cacat tetap sebagian, cacat tetap total, meninggal dunia); 4d. Korban Kkecelakaan umum berdasarkan Umur (20-24 tahun, 25-29 tahun, 30-34 tahun, 35-39 tahun, 40-44 tahun, 45-49 tahun, 50-55 tahun} e. Kecelakaan umum berdasarkan Waktu Terjadi Kecelakaan (jam 06-08, jam 08-12, jam 12-13, jam 13-16, jam 16-18, jam 18-22, jam 22-06); f. Kecelakaan umum berdasarkan lokasi instalasi (pembangkit, transmisi, gardu induk, cistribusi, konstruksi); 9. Kerugian akibat kecelakaan umum berdasarkan kerugian material dan imaterial; BAB VIII STANDARISASI SISTEM MANAJEMEN Pasal 11 (1) Manajemen Unit Perseroan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan standard Nasional maupun Internasional guna mendukung program Kecelakaan Nihil (Zero Accident). (2) Manajemen Unit Perseroan wajib menerapkan program Kecelakaan Nihil (Zero Accident) untuk kecelakaan kerja dan PAK / PAHK bagi seluruh Pegawai dan tenaga kerja BAB IX KINERJA KESELAMATAN UMUM Pasal 12, (1) Kinerja keselematen uum merupakan bagian dari kinerja Keselamatan Ketenagalistrikan (kinerja K2) pada kontrak kinerja unit (2) Perhitungan Nilai Kinerja Unit sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Edaran tersendir BABX PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (P2K3) DAN KOMITE KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (KOMITE K2) Pasal 13, (1) PLN Kantor Pusat, PLN Unit Induk dan PLN Unit Pelaksana walib membentuk P2K3 yang merangkap sebagai Komite K2. (2) P2K3 sebagaimana ayat (1) pasal ini dibentuk sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku (Pox setapainana. Halaman 10 dari 12 Yr @) (4) (ay (C2) 3) (1) (2) (3) a P2K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini antara lain a. Melaksanakan peran dan fungsi P2K3 sebagaiman ketentuan perundangan yang beriaku. b. Membantu manajemen dalam hal perencanaan, pembinaan, analisa dan evaluasi atas implementasi program keselamatan ketenagalistrikan, Melakukan investigasi atas kecelakaan yang terjadi untuk kepentingan perbaikan sistem keselamatan ketenagalistrikan, BAB XI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 Pasal 14 Seluruh Unit PLN wajib menerapkan SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, ‘Seluruh Unit PLN dapat meningkatkan penerapan sistem manajemen keselamatan sesuai dengan standard internasional Untuk memastikan keberhasilan dalam pelaksanzan SMKG atau Standard Internasional yang lain, unit wajib melaksanakan ‘a. Audit Internal, yaitu audit yang dilaksanakan oleh internal Perseroan yang dilakukan minimal satu kali dalam kurun waktu satu tahun dari audit internal sebelumnya, dengan tujuan untuk meninjau, menilai kinerja dan persiapan audit eksternal b. Audit Ekstemal, yaitu audit yang dilakukan oleh badan audit eksternal untuk mengukur penerapan SMK3 atau sesuai Standar Intemasional di Perseroan yang hasilnya digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian tingkat pencapaian penerapan SMKG atau sesuai standar intemnasional yang diterapkan. BAB XII PENGAWASAN DAN PEMBINAAN KESELAMATAN UMUM Pasal 15 Pengawasan dan pembinaan keselamatan umum pada Unit Pelaksana dilaksanakan oleh Pimpinan Unit Pelaksana, Pengawasan dan pembinaan keselamatan uum pada Unit Induk dilaksanakan oleh Pimpinan Unit Induk Pengawasan dan pembinaan pelaksanaan keselamatan umum pada tingkat Perseroan dilaksanakan oleh KDIV K3L, KDIV Operasi Regional dan KDIV Konstruksi Regional BAB Xill ‘SANKSI Pasal 16 Manajemen Unit Perseroan yang tidak melaksanakan pedoman keselamatan masyarakat umum, sehingga mengakibatkan kecelakaan masyarekat umum dikenai sanksi berupa hukuman disiplin egawai berdasarkan bukti dari hasil investigasi yang dilakukan oleh Tim P2K3 yang selanjutnya diproses oleh Tim Investigasi Pelanggaran Disiplin Pegawai dan diputuskan oleh Pimpinan Unit Perseroan sesuai dengan ketentuan Peraturan yang berlaku. 2) Pejabail) Halaman 11 dari 12, y (2) Pejabat penanggung jawab instalasi yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pesal 9 huruf b dikenai sanksi oleh Perseroan dalam bentuk sanksi disiplin pegawai sesuai dengan ketentuan Peraturan yang berlaku. (3) Pimpinan Unit Perseroan dan P2K3 Unit yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf ¢ dan huruf e dikenai sanksi oleh Perseroan dalam bentuk sanksi disiplin pegawai sesuai dengan ketentuan Peraturan yang beriaku (4). Pimpinan Unit Perseroan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf g dan huruf h dikenai sanksi olen Perseroan dalam bentuk sanksi disiplin pegawai sesuai dengan ketentuan Peraturan yang berlaku. (5) Manajemen Unit Induk atau Unit Pelaksana atau Sub Unit Pelaksana yang melakukan kelaiaian (Unsafe Condition) sebagaimana yang dimaksud pada pasal 8 dikenai sanksi disiplin pegaw. ssesuai dengan ketentuan Peraturan yang berlaku BAB XIV LAIN-LAIN Pasal 17 (1). Formuli-formulir yang digunakan sebagaimana tercantum pada Lampiran ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan Peraturan ini (2) Segala biaya yang timbul dari peleksanaan Peraturan ini dibebankan pada Anggaran Perseroan, (@) Anak Perusahaan dalam pelaksanzan keselamatan umum dapat menerapkan Peraturan ini berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Anak Perusahaan atau mengatur sendir tata cara pelaksanaan keselamatan umum, BAB XV PENUTUP Pasal 18 (1) Pada saat Peraturan ini mulal beriaku, make Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 091.K/DIR/2005 tentang Pedoman Keselamatan umum di Lingkungan PT PLN (Persero) dicabut dan Usia * Jenis Kelamin ~ Pekerjaan > Kondisi Korban . Korban-1 Nama ~ No. Identitas ( NIP / No. KTP ) - Tempat / Tanggal Lahir ~ Usia = Jenis Kelamin ~ Pekerjaan > Kondisi Korban B. Korban -1 - Nama ~ No. Identitas ( NIP / No. KTP ) > Tempat / Tanggal Lahir - Usia ~ Jenis Kelamin ~ Pekerjaan > Kondisi Korban +) Coret yang tidak peri **) Apabila jumlah korban > 3 orang, um, dengan data sebagai berikut ‘Sub unit ~ Unit Pelaksana — Unit Induk Nama Pimpinan Unit dimana kecelakaan tersebut terjadi Tahun Laki~laki/ Perempuan *) Luka ringan / Luka berat / Meninggal *) Tahun Laki-laki/ Perempuan *) Luka ringan / Luka berat / Meninggal *) Tahun Laki~laki/ Perempuan *) Luka ringan / Luka berat / Meninggal *) ‘maka dilampirkan terpisah dari Berita Acara Investigasi vies 4.3 DATA TEKNIK a b c. 4. Tanggal Kejadian Titik Lokasi Kejadian Single line diagram Kegiatan Pekerjaan Penyebab dasar Kecelakaan *) beri tanda silang Keterangan Tambahan Il, KRONOLOGIS KEJADIAN *)terlampir () DISTRIBUSI SR (.) TRANSMIS! (_) DISTRIBUS! JTR (_) PEMBANGKIT (_) DISTRIBUS! JTM (_) KONSTRUKSI (_) TRAFO/ GARDU () KUBIKEL () KEBAKARAN INSTALASI (_) LALU LINTAS. () LAIN ~ LAIN. Tanggal Kejadian (hari/bulanitanggal) ‘Jam (jamimenit:detk) | Uraian Kejadian ‘Jam (jamimenit:detik) | Uraian Kejadian Jam (jamimenitidetik) Uraian Kejadian Tanggal Kejadian (hai ri/bulan/tanggal) Jam (jamimenit:detik) | Uraian Kejadian Jam (jamimenit:detik) Uraian Kejadian Jam (jamimenit'detik) Uraian Kejadian Dst 3.1 Penyebab Langsung a. Kondisi Berbahaya (Unsafe Condition) yang ditemukan dimana merupakan faktor I ANALISA penyebab terjadinya kecelakaan akone b. Tindakan Berbahaya (Unsafe Act) yang dilakukan oleh korban dimana merupakan faktor penyebab terjadinya kecelakaan anene 3.2 Upaya Pencegahan Yang Sudah Ditakukan Manajemen Sebelum Terjadinya Kecelakaan 1 2 si 4 IV. KERUGIAN PERSEROAN ‘Akibat terjadinya kecelakaan tersebut Perseroan menderita kerugian sebesar Rp. dengan rincian sebagai berikut a. Kerugian akibat Kwh tidak tersalur b. Kerugian akibat kerusakan asset c. Kerugian akibat biaya perawatan Kegiatan akibat tuntutan ganti rugi/ kompensasi V. _ REKOMENDASI! PERBAIKAN No} Tindakan Perbaikan (What) PIC (Who) Kapan (when) Method ‘ast Machine ‘dst Material dst Vi. LAMPIRAN | Demikian Berita Acara Investigasi ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya. . tgVoinithn TIMINVESTIGAS! P2K3 PT PLN (Persero) KANTOR PUSAT 4. KETUATIM NAMA, JABATAN TD 2. ANGGOTATIM NAMA JABATAN TD |Lampiran ini berisi evidence atau bukti-bukti terkait terjadinya Kecelakaan Masyarakat Umum, yang berupa foto dan dokumen lainnya yang terkait PERWAKILAN MANAJEMEN SETEMPAT 1 NAMA, JABATAN TD 2. NAMA, JABATAN TD LLampiran | Keputusan Direksi PT PLN (Persero) "Nomor Form : Laporan Dari Unit Pelaksana kepada Unit Ink PT. PLN (PERSERO) LAPORAN BULANAN "AKIGAT YANG DITIMBULKAN TANGGAL, KEJADIAN ponent eee eee LUKARINGAN LUKABERAT MENINGGAL. enue MATERIAL Pembangit eri / Alana tempat aa ergon Asset verg_yang toot ‘ain i Saba 7 Toseetl/ noel eat rion oten uriankoron —_umishtartan_trsouan Day perowsanpengabaon, ‘Konsr/Lat inte /Kebotaran & Unt pet hada tattan, Sar eran s J GENERAL MANAGER / MANAJER AREA / MANAJER SEKTOR NAMA, Lampiran | Keputusan Diroksi PT PLN (Persero) kepada Kantor Pusat PT. PLN (PERSERO) LAPORAN BULANAN KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM BULAN seve TAHUN sossnsessssn "AKIBAT YANG DITIMBULKAN TANGGAL KEJADIAN ae ee LUKARINGAN LUKABERAT MENINGGAL tuo MATERIAL Pee KKeugian Asset, overs yang sca topoiam Pembangt / us! / Tranan!/Atmat tempat hejasan JumianorbanJumian kvban sumo krtan trea, iy porowatarpengobton onan La tntes Rabataran 8 Unt tempo eed yan dnytakondalom Pupah J J GENERAL MANAGER MANAJER AREA MANAJER SEKTOR NAMA | Lampiran I! Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor Formulir : Flowchart Investigasi Kecelakaan Umum PIC BAGAN ALIR Pejabat Kecelakaan Umum Penanggune awa Instat Pimpinan Ticipaian warms oceans UT [es kepada OM Pevseroan Pimpinan Stes Teak Chern nda eat su a Twas Uo nth Jaks errata Ba (Gera Acris. Pimpinan Unt ae Sop ‘icaparan srt penetapanbeceaaan ‘elm ok era e Y vsti pvt econ Tie pT Eo || lune nduk atau June Petaksana

You might also like