You are on page 1of 9

Lex Crimen Vol. II/No.

4/Agustus/2013

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP serta masa depan bangsa dan negara


PEREDARAN NARKOBA DI KALANGAN Indonesia. Menghadapi permasalahan
GENERASI MUDA1 penyalahgunaan dan peredaran gelap
Oleh : Elrick Christovel Sanger2 narkoba mengharuskan pemerintah
memikirkan bagaimana cara
ABSTRAK menanggulangi masalah tersebut, akhirnya
Hukum merupakan alat yang efektif untuk pemerintah mengeluarkan Undang-
melindungi manusia dari tindakan yang Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang
membahayakan diri mereka sendiri, seperti Psikotropika dan Undang-Undang Nomor
misalnya peredaran gelap dan 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Dengan
penyalahgunaan narkotika. Peredaran demikian undang-undang ini diharapkan
narkotika dikalangan remaja dipengaruhi dapat menekan sekecil-kecilnya tindak
oleh factor internal dan eksternal. Secara kejahatan penyalahgunaan dan peredaran
psikologis prilaku remaja juga masih belum gelap narkoba di Indonesia, karena itulah di
stabil sehingga masih mudah terpengaruhi dalam ketentuan peraturan perundang-
lingkungan sekitar. undangan tersebut sanksi pidana sangat
Kata Kunci: Narkoba berat dibandingkan dengan sanksi dalam
undang- undang tindak pidana lainnya.
PENDAHULUAN Mencermati perkembangan peredaran
A. Latar Belakang dan pemakaian narkoba di kalangan remaja
Masalah penyalahgunaan narkoba sungguh sangat mengkhawatirkan, karena
mempunyai dimensi yang luas dan narkoba jelas mengancam langsung masa
kompleks, baik dari sudut medik, psikiatri, depan anak-anak bangsa. Untuk itu,
kesehatan jiwa, maupun psikososial. diperlukan suatu kesadaran sosial dalam
Pengguna narkoba dapat merusak tatanan memerangi peredaran narkoba dengan
kehidupan keluarga, lingkungan masyarakat melibatkan seluruh potensi yang ada mulai
dan lingkungan sekolahnya, bahkan dari unsur aparat penegak hukum, birokrasi
langsung atau tidak langsung merupakan serta anggota masyarakat bahu membahu
ancaman bagi kelangsungan pembangunan dalam sinergi yang berkesinambungan,
serta masa depan bangsa dan negara sehingga generasi muda dapat terhindar
Indonesia. Menghadapi permasalahan dari bujuk rayu untuk mengkonsumsi
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
narkoba mengharuskan pemerintah Dari uraian latar belakang di atas,
memikirkan bagaimana cara sebagaimana yang telah penulis paparkan,
menanggulangi masalah tersebut, akhirnya maka faktor inilah yang melatarbelakangi
pemerintah mengeluarkan Undang- penulis untuk mengangkatnya menjadi
Undang. Penyalahgunaan narkoba topik pembahasan dalam penulisan skripsi
mempunyai dimensi yang luas dan dengan judul “Penegakan Hukum
kompleks, baik dari sudut medik, psikiatri, Terhadap Peredaran Narkoba di Kalangan
kesehatan jiwa, maupun psikososial. Generasi Muda”.
Pengguna narkoba dapat merusak tatanan
kehidupan keluarga, lingkungan masyarakat B. Perumusan Masalah
dan lingkungan sekolahnya, bahkan Berdasarkan latar belakang yang telah
langsung atau tidak langsung merupakan diuraikan di atas dapat dirumuskan
ancaman bagi kelangsungan pembangunan masalah-masalah berikut ini :
1. Bagaimana penegakan hukum bagi
1
pelaku peradaran Narkoba menurut
Artikel Skripsi
2 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009?
NIM 090711 413

5
Lex Crimen Vol. II/No. 3/Juli/2013

2. Bagaimana upaya Pemerintah dalam juga tercermin semangat melindungi


penanggulangan penggunaan Narkoba penyalahgunaan narkotika baik secara
dikalangan generasi muda? pecandu maupun sebagai korban
penyalahgunaan narkotika.
C. Metode Penelitian Bentuk perumusan sanksi pidana dalam
Penelitian yang dilakukan dalam undang-undang Nomor 35 Tahun 2009
penulisan ini yaitu dengan menggunakan tentang Narkotika dapat dikelompokkan
penelitian pustaka (library research) yaitu sebagai berikut :
metode penelitian yang dilakukan dengan a. Dalam bentuk tunggal (penjara atau
cara membaca dan mempelajari teori-teori denda saja)
yang relevan dengan pokok permasalahan. b. Dalam bentuk alternative (pilihan antara
Data yang terkumpul ini kemudian denda atau penjara)
diolah dengan mempergunakan metode c. Dalam bentuk komulatif (penjara dan
pengolahan data yang terdiri dari: Metode denda)
yuridis normatif yaitu metode penambahan d. Dalam bentuk kombinasi/campuran
dengan berpegang pada norma atau kaidah (penjara dan/atau denda).
hukum yang berlaku. Metode pembahasan
ini digunakan sesuai dengan kebutuhannya Jika dalam Pasal 10 KUHP menentukan
untuk menghasilkan pembahasan yang jenis-jenis pidana terdiri dari:
dapat diterima baik dari segi yuridis a. Pidana Pokok:
maupun dari segi ilmiah. 1. Pidana mati,
2. Pidana penjara,
PEMBAHASAN 3. Kurungan,
A. Penegakan Hukum bagi pelaku 4. Denda
peradaran Narkoba menurut Undang- b. Pidana Tambahan:
Undang No. 35 Tahun 2009 1. Pencabutan hak-hak tertentu,
Begitu seriusnya semangat 2. Perampasan barang-barang tertentu,
pemberantasan tindak pidana narkotika, 3. Pengumuman putusan hakim.
sehingga undang-undang Nomor 35 Tahun
2009, tidak hanya mengatur Sejalan dengan ketentuan Pasal 10
pemberantasan sanksi pidana bagi KUHP, maka jenis-jenis pidana dalam
penyalahgunaan narkotika saja, tetapi juga Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
bagi penyalahgunaan precursor narkotika tentang Narkotika yang dirumuskan
untuk pembuatan narkotika. Perataan adalah 4 (empat) jenis pidana pokok, yaitu
sanksi pidana ini diwujudkan dalam bentuk Pidana mati, pidana penjara, denda serta
pidana minimum khusus, pidana penjara 20 kurungan, sehingga sepanjang tidak
tahun, pidana penjara seumur hidup , ditentukan lain dalam UU No.35 Tahun
maupun pidana mati yang didasarkan pada 2009 tentang Narkotika, maka aturan
golongan, jenis, ukuran dan jumlah pimidanaan berlaku pemidanaan dalam
narkotika, dengan harapan adanya KUHP, sebaliknya apabila digtentukan
pemberatan sanksi pidana ini maka tersendiri dalam UU No.35 Tahun 2009,
pemberantasan tindak pidana narkotika maka diberlakukan aturan pemidanaan
menjadi efektif serta mencapai hasil dalam Undang-Undang Narkotika, sebagai
maksimal. contoh ketentuan Pasal 148 yang
Disatu sisi ada semangat yang luar biasa berbunyi:3
pemberantasan narkotika dan precursor
narkotika dalam Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika, disisi lain 3
A.R. Sujono dan Bony Daniel, Op.Cit, Hal 214

6
Lex Crimen Vol. II/No. 4/Agustus/2013

“apabila putusan pidana denda putusan Mahkamah Militer Tinggi II


sebagaimana diatur dalam undang- Jakarta harus dibatalkan.”4
undang ini tidak dapat dibayar dan
pelaku tindak pidana narkotika dan Yurisprudensi tersebut berkaitan dengan
tindak pidana precursor narkotika, tindak pidana narkotika yang dilakukan TNI,
pelaku dijatuhi pidana penjara paling selaras dengan hal tersebut juga maka
lama 2 (dua) tahun sebagai pengganti berlaku pula terhadap setiap orang dalam
pidana denda yang tidak dapat dibayar” perkara warga sipil, sebagai conoh
Aturan pimidanaan sebagaimana dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil
ditunjukan Pasal 148 ini tentulah berbeda tentulah pencabutan hak-hak tertentu juga
dengan KUHP, yang mana pidana pengganti harus dicantumkan dalam amar putusan.
atas denda yang tidak dibayar dalam KUHP Berdasarkan ketentuan pidana tersebut
adalah kurungan bukannya penjara. di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Selanjutnya bagaimana dengan pidana berdasarkan Undang-undang Nomor 35
tambahan, menurut penulis sepanjang tahun 2009 tentang narkotika, pelaku
diatur tersendiri oleh undang-undang tindak pidana narkotika secara umum
Nomor 35 Tahun 2009, tentang narkotika dapat digolongkan atas:5
tentulah berlaku ketentuan tersebut a. Perbuatan tanpa hak atau melawan
misalnya perampasan barang-barang hukum menanam, memelihara,
tertentu (Pasal101), namun demikian memiliki, menyimpan, menguasai, atau
karena ketentuan mengenai pencabutan menyediakan Narkotika atau Prekursor
hak-hak tertentu atau pengumuman Narkotika, sebagaimana diatur dalam
putusan hakim merupakan bagian dari Pasal 111, Pasal 112, Pasal 117 dan Pasal
aturan pemidanaan dalam UU No.35 122 serta Pasal 129;
Tahun 2009. Bahkan dengan tidak adanya b. Perbuatan tanpa hak atau melawan
amar putusan pidana tambahan khususnya hukum memproduksi, mengimpor,
pencabutan hak-hak tertentu terhadap mengekspor, atau menyalurkan
pelaku tindak pidana narkotika dan Narkotika, sebagaimana diatur dalam
precursor narkotika tertentu dapat Pasal 113, Pasal 118 dan Pasal 123, serta
mengakibatkan putusan dibatalkan, hal Pasal 129.
sama sejalan dengan Yurisprudensi c. Perbuatan tanpa hak atau melawan
Mahkamah Agung RI dalam Putusan hukum menawarkan untuk dijual,
No.Reg.15/mil/2000, tertanggal 27 Januari menjual, membeli, menerima, menjadi
2001, sebagai berikut : perantara dalam jual beli, menukar, atau
“Bahwa oleh karena tindak pidana yang menyerahkan atau menerima Narkotika,
dilakukan terdakwa adalah berupa sebagaimana diatur dalam Pasal 114,
penyalahgunaan narkoba, yang oleh Pasal 119 an Pasal 124, serta Pasal 129;
masyarakat maupun pemerintah d. Perbuatan tanpa hak atau melawan
dianggap sebagai kejahatan berat yang hukum membawa, mengirim,
dapat merusak keluarga, maupun mengangkut, atau mentransito
generasi muda dan Negara, maka pidana Narkotika, sebagaimana diatur dalam
yang dijatuhkan kepada terdakwa tidak Pasal 115, Pasal 120 dan Pasal 125, serta
cukup dengan hukuman penjara dan Pasal 129.
denda, tetapi harus dijatuhi hukuman
tambahan, yaitu dipecat dari anggota
TNI Kopassus dan oleh karenanya
4
Ibid, Hal 214
5
http/ library.usu.ac.id/download/fh/07002743.pdf,
Diakses Tangal 01 Juni 2013

7
Lex Crimen Vol. II/No. 3/Juli/2013

e. Perbuatan tanpa hak atau melawan Mahkamah Agung RI mengeluarkan SEMA


hukum menggunakan Narkotika No. 04 Tahun 2010 Jo. SEMA No. 03 Tahun
terhadap orang lain atau memberikan 2011 tentang Penempatan
Narkotika untuk digunakan orang lain, Penyalahgunaan, Korban Penyalahgunaan,
sebagaimana diatur dalam Pasal 116, dan Pecandu Narkotika kedalam Lembaga
Pasal 121 dan Pasal 126. Rehabilitasi Medis dan Rehabilitasi Sosial
f. Perbuatan penyalahgunaan narkotika yang menjadi pegangan Hakim Pengadilan
bagi diri sendiri, sebagaimana diatur Negeri dan Pengadilan Tinggi dalam
dalam Pasal 127, yaitu orang yang memutus perkara narkotika. 6
menggunakan Narkotika tanpa hak atau Perdebatan yang sering muncul dalam
melawan hukum (Pasal 1 angka (15)). membahas Undang-Undang RI Nomor 35
Sedangkan Pecandu Narkotika, Tahun 2009 tentang Narkotika adalah
sebagaimana diatur dalam Pasal 128 dan kedudukan Pengguna Narkotika apakah
Pasal 134, yaitu orang yang sebagai pelaku atau sebagai korban, dan
menggunakan atau menyalahgunakan apa akibat hukumnya? Bila dilihat alasan
Narkotika dan dalam keadaan yang mengemuka dilakukannya pergantian
ketergantungan pada Narkotika, baik Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009
secara fisik maupun psikis (Pasal 1 angka tentang Narkotika adalah untuk mencegah
(13)). dan memberantas penyalahgunaan dan
g. Percobaan atau permufakatan jahat peredaran gelap narkotika. Antara
untuk melakukan tindak pidana Penyalahgunaan dan peredaran narkotika
Narkotika dan Prekursor Narkotika memang sulit dipisahkan namun hal
dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, tersebut tidak dapat disamakan dan upaya
Pasal 114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal penanggulangannya juga harus dibedakan.
117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Tarik menarik apakah pengguna
Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal narkotika merupakan korban atau pelaku
124, Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal 129, sangat terasa dalam Pasal 127 Undang-
sebagaimana diatur dalam Pasal 132. Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Penggolongan pelaku tindak pidana Narkotika yang menyatakan : 7
narkotika tersebut di atas menunjukkan 1) Setiap Penyalah Guna:
bahwa tiap perbuatan dan kedudukan a) Narkotika Golongan I bagi diri sendiri
pelaku tindak pidana narkotika memiliki dipidana dengan pidana penjara
sanksi yang berbeda. Hal ini tidak terlepas paling lama 15 (lima belas) tahun;
dari dampak yang dapat ditimbulkan dari b) Narkotika Golongan II bagi diri sendiri
perbuatan pelaku tindak pidana narkotika dipidana dengan pidana penjara
tersebut. paling lama 12 (dua belas) tahun; dan
Pembuktian penyalahgunaan narkotika c) Narkotika Golongan III bagi diri
merupakan korban narkotika sebagaimana sendiri dipidana dengan pidana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 penjara paling lama 10 (sepuluh)
Tahun 2009 tentang narkotika, merupakan tahun.
suatu hal yang sulit, karena harus melihat 2) Dalam memutus perkara sebagaimana
awal pengguna narkotika menggunakan dimaksud pada ayat (1), hakim wajib
narkotika dan diperlukan pembuktiaan memperhatikan ketentuan sebagaimana
bahwa penggunaan narkotika ketika dimaksud dalam Pasal 116 .
menggunakan narkotika dalam kondisi
6
dibujuk,diperdaya, ditipu, dipaksa, http/
dan/atau diancam untuk menggunakan library.penegakannarkotika,usu.ac.id/download/fh/
07002743.pdf, Diakses Tangal 01 Juni 2013
narkotika. Dalam implementasinya 7
Ibid, Hal 2

8
Lex Crimen Vol. II/No. 4/Agustus/2013

3) Dalam hal Penyalah Guna sebagaimana pihak yang dapat berperan aktif dalam
dimaksud pada ayat (1) dapat dibuktikan upaya-upaya tersebut:9
atau terbukti sebagai korban Pertama, POLRI. Berdasarkan Undang-
penyalahgunaan Narkotika, Penyalah undang, Kepolisian Republik Indonesia
Guna tersebut wajib menjalani (POLRI) adalah pihak yang diberi wewenang
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. untuk menegakkan hukum, melindungi, dan
Penyalahgunaan yang pada awalnya melayani masyarakat beserta dengan
mendapatkan jaminan rehabilitasi, namun, komponen bangsa lainnya. Kepolisian
dengan memandang asas legalitas yang berkewajiban penuh dalam usaha
diterapkan di Indonesia, maka dalam pencegahan dan penanggulangan masalah
pelaksanaanya pengguna narkotika harus penyalahgunaan NARKOBA di Indonesia.
menghadapi resiko ancaman pidana Kepolisian wilayah Jawa Barat sebagai
sebagaimana diatur dalam Pasal 127 bagian dari keluarga besar Korps Kepolisian
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Republik Indonesia, dalam konteks ini, juga
tentang Narkotika. Bila pengguna narkotika berkewajiban mengemban amanat
dianggap pelaku kejahatan, maka yang tersebut. Oleh karena itu, kepolisian daerah
menjadi pertanyaan kemudian adalah siapa berdiri di garda depan terhadap upaya
yang menjadi korban dari kejahatan yang penanggulangan penyalahgunaan
dilakukan oleh pengguna narkotika, karena NARKOBA di wilayah ini. Untuk itulah,
dalam hukum pidana dikenal “tidak ada agaknya perlu dilakukan 4 langkah strategis
kejahatan tanpa korban”, beberapa dalam konteks penanggulangan tersebut : 10
literature bahwa yang menjadi korban 1. Pre-emptif. Upaya pre-emptif yang
karena dirinya sendiri (Crime without dilakukan adalah berupa kegiatan-
victims), dari persepektif tanggung jawab kegiatan edukatif
korban, Self-victimizing victims adalah (pendidikan/pengajaran) dengan tujuan
mereka yang menjadi korban karena mempengaruhi faktor-faktor penyebab
kejahatan yang dilakukannya sendiri. 8 yang mendorong dan faktor
peluang, yang biasa disebut faktor
B. Upaya Pemerintah dalam “korelatif kriminologen” dari kejahatan
penanggulangan penggunaan Narkoba narkotika, sehingga tercipta suatu
dikalangan generasi muda kesadaran, kewaspadaan, daya tangkal,
Penanggulangan dan pencegahan serta terbina dan terciptanya kondisi
terhadap penyalahgunaan NARKOBA perilaku/norma hidup bebas Narkoba.
merupakan tanggung jawab bangsa Yaitu dengan sikap tegas untuk menolak
Indonesia secara keseluruhan, bukan hanya terhadap kejahatan Narkoba. Kegiatan
berada pada pundak kepolisian ataupun ini pada dasarnya berupa pembinaan
pemerintah saja. Namun, seluruh dan pengembangan lingkungan pola
komponen masyarakat diharapkan ikut hidup sederhana dan kegiatan
perperan dalam upaya penanggulangan positif, terutama bagi remaja dengan
tersebut. Setidaknya, itulah yang telah kegiatan yang bersifat produktif,
diamanatkan dalam pelbagai perundang- konstraktif, dan kreatif. Sedangkan
undangan negara, termasuk UU No. 22 kegiatan yang bersifat preventif edukatif
tahun 1997 tentang narkotika. Dan berikut dilakukan dengan metode komunikasi
ini saya akan mengemukakan beberapa informasi edukatif, yang dilakukan
9
http//pemberantasannarkotika.bpn.go.id/e-library
_5514.pdf, Diakses pada tanggal 26 Mei 2013
8 10
Ibid, Hal 2 Ibid, Hal 2

9
Lex Crimen Vol. II/No. 3/Juli/2013

melalui berbagai jalur antara lain Perilaku menyimpang seseorang erat


keluarga, pendidikan, lembaga kaitannya dengan faktor eksternal seperti
keagamaan, dan organisasi lingkungan sosial (social environment)
kemasyarakatan. tempat mereka beraktivitas. Pada banyak
2. Preventif. Upaya ini dilakukan untuk kasus pengguna narkoba, mereka menjadi
mencegah terjadinya kejahatan Narkoba pengguna karena lingkungan keluarga yang
melalui pengendalian dan pengawasan sangat dekat dengan narkoba, misalnya
jalur resmi serta pengawasan salah satu atau kedua orang tuanya bahkan
langsung terhadap jalur-jalur peredaran teman sebaya yang mengkonsumsi
gelap dengan tujuan agar police Hazard narkoba. Kondisi tersebut memicu secara
tidak berkembang menjadi ancaman tidak langsung, sehingga menjadi pengguna
faktual. aktif.12
Kedua, Peranan orang tua. Memahami Kurangnya perhatian orang tua terhadap
bahwa masalah NARKOBA adalah salah satu anak berimplikasi pada terhambatnya
masalah nasional dengan tingkat proses pendidikan secara maksimal dalam
kompleksitas persoalan yang dapat keluarga. Hal tersebut merupakan salah
mengancam ketahanan nasional bangsa satu penghambat intensitas komunikasi
dan negara serta dapat diantara mereka dan menciptakan
berpengaruh kepada proses pembangunan kesenjangan yang terlampau amat antara
dalam rangka mewujudkan masyarakat harapan orang tua dan perilaku anak.
yang adil dan makmur, maka upaya Pendidikan informal pada anak dalam
penanggulangan terhadap ancaman bahaya lingkungan keluarga sangat menentukan
Narkoba diperlukan adanya upaya dari arah dan tingkat keberhasilan anak, Peran
pemerintah serta unsur-unsur dari ma- serta orang tua yang berkesinambungan
syarakat sebagaimana diama-natkan dalam sangat penting dalam menciptakan mental
pasal 57 UU No. 22 Tahun 1997 tentang model yang tangguh pada anak.13
Narkotika dan pasal 54 UU No. 5 tahun Tingginya pengguna narkoba di kalangan
1997 tentang Psikotrapika.11 generasi muda banyak disebabkan
Orang tua sebagai bagian dari kurangnya pengetahuan mereka seputar
masyarakat sangat banyak memiliki peran narkoba. Hal ini dipicu tidak
dalam mendudkung pembangunan berlangsungnya proses transformasi
nasional, termasuk peran dalam upaya pengetahuan dari keluarga kepada anak.
pemberantasan ancaman terhadap Oleh karena itu, pendidikan narkoba
generasi muda dari bahaya Narkoba. Oleh merupakan upaya penyelamatan generasi
karena itu langkah-langkah proaktif dapat muda dari keterpaparan mengkonsumsi
dilakukan melalui (1) lingkungan keluarga, narkoba secara terus-menerus. Upaya
(2) lingkungan tempat tinggal, dan (3) promosi kesehatan (Health Promotion)
lingkungan kerja. Bagaimanapun juga, perlu terus digalakkan khususnya pada
langkah-langkah strategis tersebut kalangan remaja upaya minimalisir dampak
merupakan wujud kepedulian kolektif buruk dan kejadian kematian akibat
terhadap upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Pendidikan
penyalahgunaan Narkoba yang harus narkoba diharapkan mampu mengubah
dilakukan demi keselamatan dan eksistensi ranah pengetahuan, sikap, dan perilaku
bangsa menyambut masa depan yang lebih
cerah.
12
www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-
110783.pdf, Diakses Tangal 01 Juni 2013
11 13
Ibid, Hal 2 Ibid, Hal 3

10
Lex Crimen Vol. II/No. 4/Agustus/2013

generasi muda yang lebih baik untuk tidak (Peer Educator) yang masih aktif
lagi mengkonsumsi narkoba.14 mengkonsumsi narkoba.
Permasalahan narkoba sangatlah Keberadaan lembaga kepemudaan
kompleks. Oleh karena itu, peran berbagai bukan hanya sekedar simbol kepedulian
pihak sangat diharapkan dalam semata, tetapi dapat memberikan nuansa
menanggulangi penyalahgunaan narkoba khusus dan senantiasa memunculkan
khususnya di kalangan generasi muda. warna tersendiri di lingkungan masyarakat.
Proses pengembalian semangat bagi Pencapaian tujuan tersebut sangat
generasi muda untuk senantiasa produktif tergantung pada tingkat pengetahuan
dan tidak mengkonsumsi narkoba memang generasi muda tentang narkoba. Oleh
bukanlah perkara mudah, tetapi jika hal itu karena itu, pendidikan narkoba bagi
dilakukan pembiaran terus-menerus, maka generasi muda merupakan sesuatu yang
akan tercipta generasi muda miskin tidak dapat ditunda lagi. 16
kreativitas dan kerapuhan mental yang Menurut staf ahli Badan Narkotika
akan berdampak pada keterbelakangan Nasional (BNN), Kunci program pencegahan
pembangunan di berbagai sektor yang efektif adalah pencegahan secara
kehidupan. terpadu melalui partisipasi berbagai factor
Kehadiran generasi muda pada garda dari masyarakat. Salah satu dari strategi
depan dalam penanggulangan konsumsi untuk mencapai tujuan tersebut adalah
narkoba merupakan salah satu bentuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan
keseriusan bahwa mereka siap tampil masyarakat terhadap bahaya narkoba,
sebagai ikon perubahan dari citra negatif seperti keluarga, orang tua, dan tokoh
yang selama ini ditujukan kepada mereka masyarakat, tokoh agama, guru, anak-anak
menjadi kelompok yang lebih produktif dan remaja, ormas, LSM, sesuai dengan peran
berani menyatakan ”Say No To Drugs”. Di masing-masing dalam mencegah
samping itu, hal ini merupakan kepedulian penyalahgunaan dan peredaran gelap
generasi muda terhadap kondisi bangsa di narkoba.
tengah arus peredaran narkoba. 15 Pencegahan penyalahgunaan narkoba
Kesuksesan generasi muda dalam harus segera mungkin dilakukan dengan
penanggulangan narkoba akan lebih mudah tindakan yang bersifat antisipatif, meliputi
jika terorganisir dengan baik. Oleh karena pencegahan primer, pencegahan skunder,
itu, langkah awal yang perlu dilakukan dan pencegahan tersier, seperti berikut
adalah pembentukan organisasi yang ini:17
selanjutnya diikuti dengan maksimalisasi 1. Pencegahan Primer: pencegahan yang
fungsi organisasi lokal pemuda tersebut ditujukan kepada individu, kelompok
dalam program penanggulangan atau masyarakat luas yang belum
penyalahgunaan narkoba. Keberadaan terkena kasus penyalahgunaan narkoba.
organisasi pemuda atas inisiatif generasi Pencegahan diberikan dengan
muda sendiri sangat memudahkan memberikan informasi dan pendidikan
terjadinya penjangkauan sasaran pengguna meliputi kegiatan alternative agar
narkoba pada kalangan remaja, karena dari mereka terhindar dari penyalahgunaan
kelompok tersebut akan melahirkan kader narkoba serta memperkuat
potensial yang dapat melakukan kemampuannya untuk menolak.
pendampingan pada kelompok sebaya
14
Ibid, Hal 3
15 16
Ibid, Hal 1
17
www.researchgate.net/mekanisme/eksploitasi/dan/ Yusuf Apandi, Katakan tidak pada narkoba, Op.Cit,
tanggungjawabnya. Diakses Tangal 01 Juni 2013 Hal 22

11
Lex Crimen Vol. II/No. 3/Juli/2013

2. Pencegahan sekunder: pencegahan yang penyalahgunaan dan peredaran gelap


ditujukan kepada individu, kelompok narkoba dilingkungan sekolah. 19
atau masyarakat luas yang rentan
terhadap atau lebih menunjukan adanya PENUTUP
kasus penyalahgunaan narkoba. A. Kesimpulan
Pencegahan ini dilakukan melalui jalur Dari pembahasan yang telah diuraikan
pendidikan, konseling, dan pelatihan diatas dapat ditarik beberapa
agar mereka berhenti, kemudian kesimpulan,yaitu:
melakukan kegiatan positif dan menjaga 1. Ketentuan Pidana dalam Undang-
agar mereka tetap lebih mengutamakan Undang Nomor 35 Tahun 2009, tentang
kesehatan. Narkotika diatur dalam Pasal 110 sampai
3. Pencegahan tersier: pencegahan yang dengan Pasal 148, seperti halnya
ditujukan kepada mereka yang sudah kebanyakan Undang-Undang Tindak
menjadi pengguna atau yang telah Pidana di luar KUHP rumusan ketentuan
menderita ketergantungan. Pencegahan Pidananya dalam beberapa hal berbeda
dapat dilakukan melalui pelayanan dengan rumusan pidana dalam KUHP.
medis, rehabilitasi, dan menjaga agar Bentuk perumusan sanksi pidana dalam
mereka tidak kambuh dan sakaw. undang-undang Nomor 35 Tahun 2009
Ketiga pencegahan tersebut tentusaja tentang Narkotika dapat dikelompokkan
mempunyai sasaran, khalayak, tujuan dan sebagai berikut :
metode khusus, serta implementasinya a. Dalam bentuk tunggal (penjara atau
dapat disesuaikan dengan situasi dan denda saja)
kondisiyang ada dan berlangsung b. Dalam bentuk alternative (pilihan
dilapangan. Tidak menutup kemungkinan antara denda atau penjara)
banyak hal lain diluar teori dan konsep c. Dalam bentuk komulatif (penjara dan
tersebut. Dari sinilah hendaknyakita denda)
mampu berbuat berbagai teknik dan d. Dalam bentuk kombinasi/campuran
strategi lain yang dianggap lebih efektif lagi (penjara dan/atau denda).
untuk mencegah peredaran dan 2. Upaya pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan narkoba. Tentu saja tidak terhadap penyalahgunaan dan
lpas dari kaidah-kaidah yang ada, dan peredaran gelap narkoba perlu
didasarkan pada karakteristik pengguna, dilakukan secara komprehensif dan
individu, dan kelompok yang terjadi multidimensional. berusaha
dilapangan.18 menghilangkan pandangan bahwa
Untuk menciptakan lingkungan masalah penyalahgunaan dan peredaran
masyarakat dan sekolah terbebas dari gelap narkoba bukan hanya masalah
narkoba, setidaknya ada 3 unsur yang pemerintah saja, tetapi merupakan
berhubungan langsung dan saling terkait masalah yang harus ditanggulangi
satu sama lainnya, yaitu siswa sekolah yang bersama. pencegahan dan
terdiri dari unsure pimpinan, guru, petugas pemberantasan terhadap
sekolah (TU, Keamanan,kebersihan, penyalahgunaan dan peredaran gelap
pengelola kantin, dan sebagainya) dan narkoba dilakukan dengan membangun
orang tua. Mereka hendaknya segera upaya pencegahan yang berbasis
bekerja sama melakukan pencegahan masyarakat, termasuk di dalamnya
melalui jalur pendidikan sekolah
maupun luar sekolah. media massa baik

18 19
Ibid, Hal 52 Ibid, Hal 53

12
Lex Crimen Vol. II/No. 4/Agustus/2013

elektronik maupun cetak, termasuk H. Siswanto, Politik Hukum dalam Undang-


kemajuan teknologi internet dan alat Undang Narkotika. Penerbit Rineka
komunikasi, yang perlu dimanfaatkan Cipta, Jakarta 2011
semaksimal mungkin dalam memberikan Hadi Setia Tunggal, KOmpilasi Peraturan
informasi kepada masyarakat secara Narkotika dan Psikotripika, Harvarindo,
luas. Jakarta 2012
Yusuf Apandi, Katakan tidak pada narkoba,
B. Saran Simbiosa Rekatama Mebia, Bandung
1. Pelaksanaan penegakan hukum harus 2010
dilakukan secara tegas, konsisten dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
sungguh-sungguh sesuai dengan Tentang Narkotika
ketentuan perundang-undangan dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997
peraturan-peraturan yang berlaku. Tentang Psikotropika
perlu mengusulkan kepada Sumber-Sumber lain :
pemerintah dan DPR agar dalam - http//perpustakaan.bpn.go.id/e-
undang-undang ditetapkan sanksi library/.../Koleksi_5514.pdf, Diakses
hukuman minimum bagi para pelaku pada tanggal 05 Mei 2013
khususnya pengedar dan produsen, - library.usu.ac.id/download/fh/0700274
disamping sanksi maksimum, serta 3.pdf, Diakses Tangal 21 Mei
bagi penyalahguna narkoba diberikan 2013Tentang Narkotika, Sinar Grafika,
kewajiban untuk menjalani terapi dan Jakarta 2011
rehabilitasi yang disediakan oleh - Dampak social-psikologis narkotika.pdf
pemerintah. Pengawasan dan Adobe Reader, Diakses pada tanggal 21
pengendalian narkoba dan prekursor Mei 2012
legal perlu diperketat dan - http/
ditingkatkan untuk mencegah library.usu.ac.id/download/fh/0700274
terjadinya penyalahgunaan dan 3.pdf, Diakses Tangal 01 Juni 2013
penyelewengan kepasaran gelap. - http/
2. Peran generasi muda dalam library.penegakannarkotika,usu.ac.id/d
penanggulangan narkoba merupakan ownload/fh/07002743.pdf, Diakses
bentuk kepedulian terhadap kondisi Tangal 01 Juni 2013
bangsa terkini di tengah maraknya - http//pemberantasannarkotika.bpn.go.i
peredaran narkoba. Dalam d/e-library _5514.pdf, Diakses pada
penanggulangan narkoba, generasi tanggal 26 Mei 2013
muda perlu memiliki kemampuan - www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstra
manajerial organisasi kelompok k-110783.pdf, Diakses Tangal 01 Juni
sebaya dan pengetahuan dasar 2013
seputar narkoba. Oleh karena itu, - www.researchgate.net/mekanisme/eks
langkah awal adalah pendidikan ploitasi/dan/tanggungjawabnya.
narkoba pada generasi muda secara Diakses Tangal 01 Juni 2013
dini dan terus-menerus.

DAFTAR PUSTAKA

A.R. Sujono dan Bony Daniel, Komentar dan


pembahasan Undang-Undang No. 35
Tahun 2009

13

You might also like