Professional Documents
Culture Documents
Dalam menjahit atau desain busana, pola adalah potongan-potongan kertas yang merupakan
prototipe bagian-bagian pakaian atau produk jahit-menjahit. Pola dijadikan contoh agar tidak
terjadi kesalahan sewaktu menggunting kain. Selain memakai pola buatan sendiri, orang dapat
menjahit di rumah dengan memakai pola siap pakai (pola jadi) yang diterbitkan majalah wanita.
Sewaktu membuat pakaian, pola disesuaikan dengan ukuran-ukuran bentuk badan dan model
pakaian. Untuk pakaian yang dijahit menurut pesanan, sebelum pola dibuat, bagian-bagian
tertentu dari tubuh pemakai diukur satu demi satu dengan pita ukur. Bagian-bagian tubuh yang
diukur mulai dari ukuran lingkar leher, lebar dada, panjang dada, hingga lingkar pinggang dan
panjang punggung. Sebelum digambar dalam ukuran sebenarnya, rancangan pola juga dapat
digambar dalam ukuran kecil berdasarkan skala di dalam buku kostum.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Pola dasar
2 Pengembangan pola dasar
3 Tanda-tanda
4 Sejarah
6 Referensi
7 Pranala luar
Pola dasar untuk berbagai jenis busana seperti blus, rok, gaun, atau kemeja sudah dapat dijadikan
contoh untuk menjahit, namun belum memiliki model. Rok dari pola dasar misalnya, hanya
dapat dilengkapi ritsleting di bagian belakang, tapi belum memiliki model, lipit, atau kerut.
Sewaktu dibuat, ukuran pola dasar disesuaikan dengan ukuran badan pemakai atau dipakai
ukuran standar badan yang umum (S, M, L) untuk pria, wanita, atau anak-anak.
Pola dasar badan muka dan belakang (pola badan bagian atas, dari bahu hingga pinggang)
Pola dasar rok muka dan belakang (pola badan bagian bawah, dari pinggang hingga lutut atau
mata kaki)
Pola dasar lengan (dari bahu terendah hingga siku atau pergelangan tangan)
Pola dasar gaun (pola badan atas yang disatukan dengan pola badan bawah). [1]
Konstruksi datar adalah menggambar pola di atas kertas dengan memakai pengukuran-
pengukuran yang akurat. Penggambar pola harus dapat membayangkan hasil akhir bila pola
telah dipindahkan ke atas kain, dan selesai dijahit sebagai pakaian. Dalam menggambar pola
dengan teknik konstruksi datar dikenal metode-metode yang diberi nama berdasarkan nama
penciptanya, misalnya: Danckaerts, Cuppens Geurs, Meyneke, Dressmaking, dan So-En.
Konstruksi padat (pola draping, bahasa Inggris: blocks)
Pola dibuat dengan cara menyampirkan kain muslin atau belacu di boneka jahit atau langsung di
atas badan pemakai. Kain disematkan dengan jarum pentol sambil diatur agar sesuai dengan
bentuk tubuh boneka jahit. Kain di bagian kerung lengan, kerung leher, dan bagian pinggang
digunting sesuai desain pakaian yang diingini. Bila dibuat dari kain, potongan-potongan pola
sudah selesai dapat dijahit untuk dijadikan prototipe pakaian. Setelah pakaian selesai dijahit,
boneka jahit kembali dipakai untuk mengepas pakaian dan melihat jatuhnya jahitan.
Pecah pola (pecah model, bahasa Inggris: pattern drafting) adalah proses mengubah pola dasar
menjadi pola yang sesuai dengan model busana. Caranya antara lain dengan memindahkan lipit,
memotong, menyambung, atau memanjangkan dan memendekkan (menambahkan atau
mengurangi ukuran) pada bagian-bagian tertentu pada pola dasar.
Pola dasar rok, misalnya, dapat diubah menjadi pola rok berbagai macam model. Pola dasar rok
yang dikurangi lebar bagian bawah akan menjadi pola rok span. Begitu pula halnya dengan jenis-
jenis pakaian yang lain. Bagian bawah pola dasar celana panjang bila dipendekkan hingga
beberapa sentimeter di atas lutut akan menjadi pola celana bermuda.
Sebelum kain digunting, potongan-potongan pola disusun di atas kain. Garis-garis seperti batas
kampuh atau garis kupnat dijiplak ke atas bagian buruk kain dengan memakai rader dan karbon
jahit. Kapur jahit dipakai untuk menuliskan tanda-tanda sementara di atas kain yang tidak dapat
dibuat memakai rader.
[sunting] Tanda-tanda
Sejumlah tanda-tanda (simbol) dipakai pada pola untuk memberi instruksi sewaktu menggunting
kain dan menjahit. Dengan memakai tanda-tanda pada pola, pembuat pola juga dapat
menyampaikan instruksi kepada orang lain.
Tanda-tanda di antaranya dapat dipakai untuk memberi tahu posisi corak kain, cara menggunting
kain, cara menyatukan bagian-bagian pakaian, jenis jahitan, garis-garis saku, dan posisi lubang
kancing. Garis dengan pensil hitam berarti garis tepi untuk pola asli, garis merah berarti garis
tepi pola bagian muka, dan garis biru berarti garis tepi pola bagian belakang.
[sunting] Sejarah
Pelopor pola siap pakai yang dijual secara komersial adalah Ebenezer Butterick dari
Massachusetts, Amerika Serikat. Pada tahun 1863, Butterick dan istri menciptakan pola
komersial dalam berbagai ukuran. Sebelum ada kertas pola dari Butterick, pola hanya tersedia
dalam satu ukuran, dan penjahit harus membesarkan atau mengecilkan pola sesuai ukuran badan
pemakai.[3] Pola kertas dari Butterick menjadi sangat populer pada tahun 1864.[4]
Aenne Burda dan majalah mode Burda Moden memopulerkan pola siap pakai di Jerman. Sejak
tahun 1952, Burda mulai menerbitkan pola pakaian. Setiap bulan Januari dan Juli, Burda
menerbitkan katalog terpisah berisi pola siap pakai untuk lebih dari 600 model pakaian dewasa
dan anak-anak.[5] Selain berisi informasi langkah demi langkah yang mendetail tentang cara
menjahit pakaian, pola-pola tersebut juga dirancang untuk dipahami mulai dari penjahit pemula
hingga penjahit berpengalaman.[5]
Di Jepang, sistem So-En dari Bunka Fashion College dan sistem Dressmaking dari Dressmaker
Jogakuin (sekarang Dressmaker Gakuin) mendominasi metode menggambar pola.[6] Hingga
tahun 2005, majalah So-En diterbitkan sebagai majalah yang memuat pola baju dan cara
menjahit pakaian. Pesaingnya adalah majalah Dressmaking yang pertama kali terbit tahun 1949,
namun berhenti terbit sejak Mei 1993.[7]
Kertas
Penghapus
Penggaris (penggaris siku, penggaris lengkung, penggaris lurus)
Pita ukur
Rader
Kapur jahit
Karbon jahit
Jarum pentul
Gunting
Cara Pengukuran
Anda bisa menggunakan Ukuran Personal diri Anda sendiri ataupun menggunakan Ukuran
Standar dari kami.
Ukuran Personal
1. Jika Anda punya keluangan waktu, silahkan datang ke workshop kami, maka dengan senang hati
kami akan melakukan fitting langsung terhadap Anda.
2. Anda juga bisa mengirimkan salah satu baju Anda ke workshop kami untuk dijadikan acuan
ukuran bagi pemesanan jahit batik Anda.
3. Dengan dibantu pasangan/kawan/kolega, Anda juga bisa melakukan pengukuran sendiri. Kami
yakin dengan membaca panduan pengukuran yang kami buat, Anda bisa melakukannya dengan
mudah dan menyenangkan.
4. Pengukuran personal ini cukup Anda lakukan ketika pertama kali melakukan pemesanan jahit
batik di Taruntum, untuk pemesanan selanjutnya kami akan menggunakan data ukuran Anda
yang telah kami simpan, kecuali Anda menghendaki perubahan.
Ukuran Standar
Bahu / pundak 40 / 12 40 / 12 40 / 12 40 / 12 40 / 12
Panjang Tangan 24 / 57 25 / 58 26 / 60 28 / 62 30 / 63
Panjang Baju 68 70 72 74 76
Pinggang 82 86 90 94 100
Panjang Tangan 23 / 56 24 / 57 25 / 58 26 / 60 27 / 62
Panjang Baju 65 67 70 74 76
1. Panjang Celana
Diukur dari band pinggang sebelah kanan kebawah sampai kurang lebih 2cm dibawah mata kaki
atau sesuai dengan keinginan ( A-B)
2. Lingkar Pinggang
Diukur tetap letaknya band pinggang celananya, diambil angka pertemuan meterannya. ( C-D-C)
3. Lingkar Pesak
Diukur dari band depan kebawah sampai diakhir band belaang ( D-O-C)
Diukur pada paha yang paling besar, diambil 1/2 lingkar pahanya ditambah 2cm (F-H). Atau dari
lipatan paha celananya sebelah depan sampai belakang (jika mengukur dari contoh celana)
Diukur 1/2 lingkar lututnya ditambah 3cm atau dari lipatan lutut celananya sebelah depan sampai
belakang (N-L)
Diukur dari lipatan depan sampai belakang pada lipatan bawah celananya. Pada umumnya
pemesan mengadakan permintaan ( Y-Z)
7. Mengukur lingkar pinggul
Diukur bagian pinggul yang paling besar, diambil angka pertemuan meterannya (E keliling
melalui K- ke E)
TIPS
Tipe ini bisa dikatakan paling populer dari tipe simpul dan paling simple untuk dipelajari. Bentuk
akhir dari simpul ini adalah panjang dan lurus tapi sedikit miring. Beberapa langkah memakai
dasi dengan tipe ini, sebagai berikut;
1. Letakkan dasi pada leher dengan ujung bagian lebar dasi (fuller) lebih panjang dari ujung
bagian yang pipih (thinner) kemudian silangkan fuller diatas thinner
2. Lalu putar fuller ke arah belakang tepat di bawah bagian thinner .
3. Setelah itu, tarik dan putar kembali bagian fuller ke arah depan.
4. Tarik fuller ke atas dan masukan ke dalam lingkaran yang terbentuk diantara kemeja dan dasi.
5. Tahan bagian depan knot dengan ibu jari dan putar fuller ke bawah melewati lingkaran depan.
6. Pindahkan jari Anda, dan kencangkan knot dengan bentuk melengkung ke bagian kerah
kemeja dengan memegang thinner lalu tarik knot dan rapikan.
Half-Windsor knot
Tipe ini, masih simpul segitiga, tipe yang dapat dikatakan lebih formal daripada the four in one
knot. Tipe yang juga paling popular dan sering dikenakan pria. Ciri khas tipe ini adalah
simpulnya lebih kecil.
1. Langkah awal masih tetap sama, posisi fuller ada di atas thinner setelah disilangkan.
2. Tarik fuller ke belakang thinner.
3. Letakkan Fuller ke atas.
4. Lalu masukkan fuller antara kerah kemeja dan dasi.
5. Letakkan fuller ke depan, di atas thinner (dari arah kiri ke kanan).
6. Kemudian ikatkan fuller memutar ke belakang dan tarik ke atas melalui lingkaran di
antara kerah kemeja dan dasi.
7. Setelah itu arahkan fuller ke bawah melalui knot depan.
8. Kencangkan knot dan dekatkan knot ke atas (arah kerah kemeja)
Nah, dengan membaca cara juga tips praktis pemakaian dasi, miliki kepercayaan diri dalam gaya
elegan Anda di setiap kesempatan.
Pengertian Pola dasar
Apabila anda ingin membuka usaha Rumah Fashion atau Fashions House , anda harus
tahu cara membuta pola pakaian. Setiap Desain Pakaian memiliki pola tersendiri,
apakah itu Desain Kebaya, Desain Gaun maupun Desain Kostum, karena dari pola
itulah nanti terbentuk pakaian.
Pola atau Patern dalam menjahit adalah potongan kain atau kertas yang dipakai
sebagai contoh untuk membuat baju, pada saat kain digunting. Potongan kain atau
kertas tersebut mengikuti ukuran Desain Kostum bentuk badan dan model tertentu.
Pola dasar terdiri dari :-Pola badan bagian atas, dari bahu sampai ke pinggang,
biasanya disebut pola badan bagian muka dan belakang.-Pola bagian bawah, dari
pinggang sampai lutut atau sampai mata kaki. Atau biasa disebut pola dasar rok muka
dan belakang.-Pola lengan, dari lengan bagian atas atau bahu terendah sampai siku
atau pergelangan, biasa disebut pola dasar lengan.-Adapula pola badan atas dengan
pola badan bawah yang menjadi satu biasa disebut pola dasar gaun atau baju terusan.
Mengambil ukuran badanPada waktu mengambil ukuran, model atau orang yang
diukur harus berdiri dengan sikap tegak lurus supaya ukuran yang diambil
tepat.Sebelumnya ikatlah tali ban atau ban elastic kecil dengan lebar tidak lebih dari
2 cm pada pinggang sebagai batas badan atas dan bawah. Perhatikan benar agar letak
tali tepat di tempatnya dan tidak berkelok-kelok.Bagian Tubuh yang di ukur :
1. Lingkar Leher (LL) diukur sekeliling batas leher bawah, dengan meletakkan jari
telunjuk di tekuk leher atau diukur dan di tambah 1 cm
2. Lingkar Badan (LB) diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak
dada, diukur pas ditambah 4 cm atau dengan menyelakan 4 jari.
3. Lingkar Pinggang (LPc) diukur sekeliling pinggang pas.
4. Tinggi Panggul (TPa) diukur dari bawah ban pinggang sampai batas panggul.
5. Lingkar Panggul (LPa) diukur sekeliling panggul atau badan bawah yang
terbesar, diukur pas, kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari.
6. Panjang Punggung (PP) diukur dari tulang leher belakang yang menonjol
kebawah sampai dibawah ban pinggang.
7. Lebar Punggung (LP) diukur dari tulang leher belakang yang menonjol turun
9cm lalu diukur datar dari batas lengan kiri sampai kanan.
8. Panjang Sisi (PS) diukur dengan menyelakan penggaris dibawah ketiak,
kemudian diukur dari dari batas penggaris kebawah sampai bawah ban pinggang
dikurangi 2 sampai 3 cm
9. Panjang Muka(PM) diukur dari lekuk leher di tengah muka ke bawah samapi di
bawah ban pinggang.
10.Lebar Muka (LM) diukur 5 cm di bawah lekuk leher tengah muka, lalu diukur
datar dari batas lengan kiri sampai kanan.
11.Tinggi dada (TD) diukur dari bawah ban pinggang tegak lurus ke atas sampai
puncak buah dada.
12.Lebar Bahu (LB) diukur dari lekuk leher di bahu atau bahu yang paling tinggi
sampai titik bahu yang terendah atau paling ujung.
13.Ukuran Uji (UU) atau ukuran control, diukur dari tengah muka dibawah ban
serong melalui puncak dada ke puncak lengan terus serong ke belakang sampai
tengah belakang pada bawah ban.
14.Panjang rok muka, sisi dan belakang diukur dari bawah ban sampai panjang
yang dikehendaki.
15.Lingkar lubang lengan (LLL) diukur sekeliling lubang lengan tanpa lengan dan di
tambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan.
16.Panjang lengan pendek (PLPd) diukur dari puncak lengan ke bawah sampai
kira2 3 cm di atas siku.
17.Panjang lengan panjang (PLP) diukur dari puncak lengan ke bawah sampai
pergelangan.
18.Lingkar lengan panjang (LLP) lingkar pergelangan diukur melingkar pergelangan
pas ditambah 3 cm.
Alat dan bahan untuk membuat Pola
1. Pita Ukur, dipakai untuk mengambil ukuran badan maupun untuk menggambar
pola. Pita ukur dibuat dengan ukuran satuan sentimeter dan inci.
2. Buku pola atau buku kostum, berukuran folio dengan lembar halaman
berselang-seling bergaris dan polos. Lembar bergaris untuk mencatat ukuran
dan keterangan, sedang lembar polos untuk menggambar pola dalam skala
3. Skala atau ukuran perbandingan adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur
pada waktu menggambar pola pada buku pola. Skala ini terbuat dari karton
berbentuk penggaris dengan berbagai ukuran 1:2, 1:3, 1:4, 1:6 dan 1:8
4. Pensil hitam untuk menggambar garis2 pola asli
5. Pensil merah untuk menggambar garis pola jadi bagian muka
6. Pensil biru untuk menggambar garis pola jadi bagian belakang
7. Penggaris lurus, penggaris siku dan penggaris bentuk panggul, leher dan lengan.
8. Karet penghapus
9. Kertas sampul coklat untuk merancang bahan dan menggambar pola ukuran
besar atau ukuran sesungguhnya. Garis2 memanjang yang terdapat pada kertas
diumpamakan sebagai arah serat kain memanjang
10.Gunting kertas untuk menggunting kertas pola kecil maupun besar.
== Pola dasar ==
Pola dasar untuk berbagai jenis busana seperti [[blus]], [[rok]], [[gaun]], atau [[kemeja]] sudah dapat
dijadikan contoh untuk menjahit, namun belum memiliki model. Rok dari pola dasar misalnya, hanya
dapat dilengkapi [[ritsleting]] di bagian belakang, tapi belum memiliki model, lipit, atau kerut. Sewaktu
dibuat, ukuran pola dasar disesuaikan dengan ukuran badan pemakai atau dipakai ukuran standar badan
yang umum (S, M, L) untuk [[pria]], [[wanita]], atau [[anak-anak]].
Pola (menjahit)
Dalam menjahit atau desain busana, pola adalah potongan-potongan kertas yang merupakan prototipe
bagian-bagian pakaian atau produk jahit-menjahit. Pola dijadikan contoh agar tidak terjadi kesalahan
sewaktu menggunting kain. Selain memakai pola buatan sendiri, orang dapat menjahit di rumah dengan
memakai pola siap pakai (pola jadi) yang diterbitkan majalah wanita.
Sewaktu membuat pakaian, pola disesuaikan dengan ukuran-ukuran bentuk badan dan model pakaian.
Untuk pakaian yang dijahit menurut pesanan, sebelum pola dibuat, bagian-bagian tertentu dari tubuh
pemakai diukur satu demi satu dengan pita ukur. Bagian-bagian tubuh yang diukur mulai dari ukuran
lingkar leher, lebar dada, panjang dada, hingga lingkar pinggang dan panjang punggung. Sebelum
digambar dalam ukuran sebenarnya, rancangan pola juga dapat digambar dalam ukuran kecil
berdasarkan skala di dalam buku kostum.
Pola dasar
Pola dasar untuk berbagai jenis busana seperti blus, rok, gaun, atau kemeja sudah dapat dijadikan
contoh untuk menjahit, namun belum memiliki model. Rok dari pola dasar misalnya, hanya dapat
dilengkapi ritsleting di bagian belakang, tapi belum memiliki model, lipit, atau kerut. Sewaktu dibuat,
ukuran pola dasar disesuaikan dengan ukuran badan pemakai atau dipakai ukuran standar badan yang
umum (S, M, L) untuk pria, wanita, atau anak-anak.
Pola dasar pakaian wanita misalnya, terdiri dari:
Pola dasar badan muka dan belakang (pola badan bagian atas, dari bahu hingga pinggang)
Pola dasar rok muka dan belakang (pola badan bagian bawah, dari pinggang hingga lutut atau
mata kaki)
Pola dasar lengan (dari bahu terendah hingga siku atau pergelangan tangan)
Pola dasar gaun (pola badan atas yang disatukan dengan pola badan bawah). [1]
Konstruksi datar adalah menggambar pola di atas kertas dengan memakai pengukuran-
pengukuran yang akurat. Penggambar pola harus dapat membayangkan hasil akhir bila pola
telah dipindahkan ke atas kain, dan selesai dijahit sebagai pakaian. Dalam menggambar pola
dengan teknik konstruksi datar dikenal metode-metode yang diberi nama berdasarkan nama
penciptanya, misalnya: Danckaerts, Cuppens Geurs, Meyneke, Dressmaking, dan So-En.
Konstruksi padat (pola draping, bahasa Inggris: blocks)
Pola dibuat dengan cara menyampirkan kain muslin atau belacu di boneka jahit atau langsung di
atas badan pemakai. Kain disematkan dengan jarum pentol sambil diatur agar sesuai dengan
bentuk tubuh boneka jahit. Kain di bagian kerung lengan, kerung leher, dan bagian pinggang
digunting sesuai desain pakaian yang diingini. Bila dibuat dari kain, potongan-potongan pola
sudah selesai dapat dijahit untuk dijadikan prototipe pakaian. Setelah pakaian selesai dijahit,
boneka jahit kembali dipakai untuk mengepas pakaian dan melihat jatuhnya jahitan.
Tanda-tanda
Sejumlah tanda-tanda (simbol) dipakai pada pola untuk memberi instruksi sewaktu menggunting kain
dan menjahit. Dengan memakai tanda-tanda pada pola, pembuat pola juga dapat menyampaikan
instruksi kepada orang lain.
Tanda-tanda di antaranya dapat dipakai untuk memberi tahu posisi corak kain, cara menggunting kain,
cara menyatukan bagian-bagian pakaian, jenis jahitan, garis-garis saku, dan posisi lubang kancing. Garis
dengan pensil hitam berarti garis tepi untuk pola asli, garis merah berarti garis tepi pola bagian muka,
dan garis biru berarti garis tepi pola bagian belakang.
Sejarah
Pelopor pola siap pakai yang dijual secara komersial adalah Ebenezer Butterick dari Massachusetts,
Amerika Serikat. Pada tahun 1863, Butterick dan istri menciptakan pola komersial dalam berbagai
ukuran. Sebelum ada kertas pola dari Butterick, pola hanya tersedia dalam satu ukuran, dan penjahit
harus membesarkan atau mengecilkan pola sesuai ukuran badan pemakai. [3] Pola kertas dari Butterick
menjadi sangat populer pada tahun 1864. [4]
Aenne Burda dan majalah mode Burda Moden memopulerkan pola siap pakai di Jerman. Sejak tahun
1952, Burda mulai menerbitkan pola pakaian. Setiap bulan Januari dan Juli, Burda menerbitkan katalog
terpisah berisi pola siap pakai untuk lebih dari 600 model pakaian dewasa dan anak-anak. [5] Selain berisi
informasi langkah demi langkah yang mendetail tentang cara menjahit pakaian, pola-pola tersebut juga
dirancang untuk dipahami mulai dari penjahit pemula hingga penjahit berpengalaman. [5]
Di Jepang, sistem So-En dari Bunka Fashion College dan sistem Dressmaking dari Dressmaker Jogakuin
(sekarang Dressmaker Gakuin) mendominasi metode menggambar pola. [6] Hingga tahun 2005, majalah
So-En diterbitkan sebagai majalah yang memuat pola baju dan cara menjahit pakaian. Pesaingnya adalah
majalah Dressmaking yang pertama kali terbit tahun 1949, namun berhenti terbit sejak Mei 1993. [7]
Alat untuk membuat pola
Buku pola (buku kostum)
Boneka pengepas (boneka jahit)
Kertas
Penghapus
Pita ukur
Rader
Kapur jahit
Karbon jahit
Jarum pentul
Gunting
Menjahit
07:10 Danicollection
Menjahit adalah pekerjaan menyambung kain, bulu, kulit binatang, pepagan, dan bahan-bahan lain yang
bisa dilewati jarum jahit dan benang. Menjahit dapat dilakukan dengan tangan memakai jarum tangan
atau dengan mesin jahit. Orang yang bekerja menjahit pakaian disebut penjahit. Penjahit pakaian pria
disebut tailor, sedangkan penjahit pakaian wanita disebut modiste. Pendidikan menjahit dapat diperoleh
di kursus menjahit atau sekolah mode.
Produk jahit-menjahit dapat berupa pakaian, tirai, kasur, seprai, taplak, kain pelapis mebel, dan kain
pelapis jok. Benda-benda lain yang dijahit misalnya layar, bendera, tenda, sepatu, tas, dan sampul buku.
Di industri garmen, menjahit sebagian besar dilakukan memakai mesin jahit. Di rumah, orang menjahit
memakai jarum tangan atau mesin jahit. Pekerjaan ringan yang melibatkan jahit-menjahit di rumah
misalnya membetulkan jahitan yang terlepas, menisik pakaian, atau memasang kancing yang terlepas.
Sebagai seni kriya, orang menjahit untuk membuat saputangan, serbet, bordir, hingga boneka isi dan
kerajinan perca.
Menjahit pakaian
Add caption
Pekerjaan menjahit pakaian terdiri dari tahap pembuatan pola, pemotongan bahan, dan menjahit.
Pembuatan pola
Dalam istilah desain busana, pola adalah bagian-bagian pakaian yang dibuat dari kertas untuk
dijiplak ke atas kain sebelum kain digunting dan dijahit. Pola dasar dibuat berdasarkan model
pakaian, dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran badan pemakai. Ada dua teknik utama
dalam membuat pola dasar[1]: konstruksi datar yang menggambar pola di atas kertas dengan
memakai pengukuran-pengukuran yang akurat, dan konstruksi padat (pola draping) yang
membuat pola memakai kain muslin atau belacu di atas boneka jahit. Metode menggambar pola
sesuai nama pencipta metode, misalnya Dressmaking dan So-En dari Jepang, atau Danckaerts
dan Cuppens Geurs dari Belanda. Majalah wanita juga sering memuat pola siap pakai (pola jadi)
berikut instruksi cara menjahitnya.
Pemotongan bahan
Setelah pola disematkan ke kain dengan jarum pentul, kain digunting sesuai pola yang dijadikan
contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong. Sebelum
pola dilepas dari bahan, garis-garis dan tanda-tanda pada pola dijiplak ke atas kain dengan
bantuan rader, karbon jahit, dan kapur jahit.
Pekerjaan menjahit
Setelah kain digunting, potongan kain disambung dengan memakai jarum tangan atau mesin
jahit. Dalam menjahit dikenal sejumlah teknik jahitan, misalnya tusuk balik (setik balik), tusuk
rantai, dan tusuk tangkai. Selain itu dikenal jahitan kampuh untuk menyambung dua helai kain
menjadi satu, dan teknik menjahit kelim. Walaupun jahitan mesin lebih rapi daripada jahitan
tangan, tidak semua teknik jahitan dapat dilakukan dengan mesin. Setelah pakaian selesai
dijahit, bagian tepi kampuh yang bertiras dirapikan dengan mesin obras agar benang-benang
kain tidak terlepas.
Penyelesaian akhir
Setelah selesai, pakaian sering perlu dilicinkan dengan setrika di atas papan setrika. Penyetrikaan
bagian-bagian yang sulit seperti lengan baju dilakukan dengan bantuan bantal setrika.
Teknik jahit-menjahit
Benang dan jarum ditusukkan ke kain untuk membuat berbagai bentuk jahitan sehingga dikenal berbagai
jenis tusuk atau setik. Tusuk jelujur dan setik jelujur misalnya, mengacu kepada teknik menjahit dan
menyulam yang sama.
Tusuk dasar
Tusuk jelujur
Tusuk rantai
Tusuk tangkai
Tusuk balik
Tusuk piquer
Tusuk som
Tusuk feston
Tusuk flanel
Tusuk balut
Kampuh dasar
Kampuh terbuka
Kampuh balik
Kampuh kostum
Kampuh perancis
Kampuh pipih
Kampuh sarung
Kampuh geser
Peralatan
Kertas
Penghapus
Pita skala
Kapur jahit
Karbon jahit
Rader
Jarum pentul
Gunting kertas
Alat jahit-menjahit
Benang
Gunting
Jarum pentul
Jarum jahit
Bantalan jarum
Mesin jahit
Spul
Sekoci
Sepatu jahit
Mesin obras
Mesin som
Mesin plisket
Sejarah
Wanita menjahit dengan jarum tangan di Oklahoma, Amerika Serikat. Foto tahun 1917.
Menjahit sudah dikenal orang sejak 20.000 tahun yang lalu, [2] jauh sebelum orang mengenal cara
menenun. Jarum jahit sudah dikenal manusia sejak zaman Paleolitik. Pada masa itu, jarum dibuat dari
tulang dan gading mamut[3] yang dipakai untuk menjahit kulit dan bulu binatang. Jarum jahit tertua dari
besi asal abad ke-3 SM ditemukan di Manching, Jerman. Di makam kuno pejabat Dinasti Han, arkeolog
Cina melaporkan penemuan perangkat jahit-menjahit berikut bidal. [2]
Penemu berkebangsaan Inggris, Thomas Saint menciptakan mesin jahit pertama dan sekaligus
mematenkannya pada tahun 1790. Sebelumnya, penemu berkebangsaan Jerman, Karl Weisenthal sudah
menciptakan jarum mesin jahit yang pertama, namun tidak berhasil menyelesaikan rancangan mesin
jahit ciptaannya. Mesin jahit ciptaan Saint tidak diproduksi dan hanya sampai pada tahapan model untuk
pendaftaran paten.[2]
Pada 1830, penjahit Perancis Barthelemy Thimonnier menciptakan dan mematenkan mesin jahit yang
dapat dipakai menjahit. Delapan puluh unit mesin jahit ciptaannya dipakai oleh Angkatan Darat Perancis
untuk menjahit seragam tentara. Thimonnier meninggal dalam keadaan pailit di Inggris setelah
pabriknya dihancurkan para penjahit yang merasa pekerjaannya terancam oleh mesin. [2]
Walter Hunt dari New York menciptakan mesin jahit pertama yang menghasilkan jahitan kunci (lock-
stitch) pada tahun 1834, namun tidak pernah mematenkannya. [4] Berbeda dari mesin-mesin jahit
sebelumnya, mesin jahit ciptaan Hunt dapat membuat jahitan kunci memakai dua benang. Benang atas
masuk ke mata jarum berada di ujung jarum, sementara sekoci di bagian bawah mengantarkan benang
bawah.[4]
Prinsip mesin jahit dengan jahitan kunci diperbaiki oleh penemu bernama Elias Howe dari
Massachusetts. Ia mematenkan mesin jahit ciptaannya pada tahun 1846. [4] Isaac Merritt Singer mulai
merancang mesin jahit pertamanya pada tahun 1850. Ide membuat mesin jahit didapatnya dari mesin
jahit Orson C. Phelps dari Boston yang diproduksi di bawah lisensi Lerow & Blodgett. Pada 1851, Singer
mematenkan mesin jahit jahitan kunci pertamanya, dan mendirikan perusahaan I. M. Singer & Company.
Dua tahun berikutnya, Singer sukses sebagai produsen dan penjual mesin jahit terbesar di Amerika
Serikat,[5] dan terbesar di dunia pada tahun 1855. [5] Pada tahun 1891, Singer mulai memakai motor listrik
untuk menggerakkan mesin jahit untuk industri komersial. [5]
Ebenezer Butterick dari Massachusetts adalah pelopor kertas pola komersial untuk menjahit pakaian.
Pada 1863, Butterick dan istrinya menciptakan sistem ukuran untuk pola jadi yang dapat disesuaikan
dengan ukuran tubuh pemakai.[6] Sebelum Butterick menjual pola dengan ukuran yang berbeda-beda,
pola hanya dibuat dalam satu ukuran, penjahit harus membesarkan atau mengecilkan pola sesuai ukuran
tubuh pemakai. Pola kertas dari Butterick menjadi sangat populer pada tahun 1864. [4] Awalnya Butterick
hanya menjual pola untuk pakaian pria dan anak-anak, namun mulai menjual pola untuk pakaian wanita
sejak tahun 1866.[6] Pada tahun berikutnya, Butterick menerbitkan majalah busana pertamanya, Ladies
Quarterly of Broadway Fashions dan majalah bulanan Metropolitan pada 1868. Sebuah majalah untuk
memasarkan pola-pola Butterick, The Delineator diterbitkan Butterick pada 1873. Pada 1876, E. Butterick
& Co. sudah memiliki 100 cabang dan 1.000 perwakilan di pelosok-pelosok Amerika Serikat dan Kanada.
Di Eropa, pola-pola pakaian dari Butterick juga digemari di Paris, London, Wina, dan Berlin. [6]
Aenne Burda menerbitkan majalah mode Burda Moden yang memopulerkan pola siap pakai di Jerman.
Sejak 1952, Burda mulai menerbitkan pola pakaian. Setiap bulan Januari dan Juli, Burda menerbitkan
katalog terpisah berisi pola-pola untuk lebih dari 600 model pakaian dewasa dan anak-anak. [7]
Di Jepang, Buku teks pertama tentang cara menjahit pakaian Barat untuk pria, diterbitkan pada 1903.
Buku tersebut berisi cara menjahit pakaian formal pria seperti tuksedo dan jas. [8] Buku teks pertama
tentang cara menjahit baju anak diterbitkan pada tahun 1916 di Osaka. Majalah wanita Shufu no Tomo
edisi Maret 1924 memuat cara menjahit gaun terusan satu potong. Majalah Sankei Graph edisi
September 1955 memuat artikel tentang kepopuleran sekolah menjahit di Jepang yang waktu itu
memiliki lebih dari 5.000 sekolah menjahit. [8] Di Jepang, metode menggambar pola didominasi sistem So-
En dari Bunka Fashion College dan sistem Dressmaking dari sekolah Dressmaker Jogakuin (sekarang
Dressmaker Gakuin).[8] Dari tahun 1970-an hingga 1980-an, majalah So-En memuat pola pakaian kreasi
desainer lulusan Bunka Fashion College.[9] So-En pertama kali terbit pada 1936, dan berawal dari sekolah
menjahit baju Barat untuk anak dan wanita yang didirikan Isaburō Namiki pada 1919. [10] Hingga 2005, So-
En terbit sebagai majalah yang memuat cara membuat pola dan menjahit pakaian. Setelah itu, So-En
berlanjut sebagai majalah industri busana. Pesaingnya, majalah bulanan Dressmaking yang juga memuat
pola-pola baju Barat, terbit pertama kali pada 1949. [11] Setelah kepopuleran menjahit di rumah disaingi
murahnya pakaian jadi, majalah Dressmaking berhenti terbit pada Mei 1993. Majalah busana Non-no
juga tidak lagi memuat artikel tentang cara menjahit sejak Oktober 1994. [8]
sebagai seorang penjahit atau orang yang hobi menjahit, merawat mesin jahit adalah
sebuah keharusan. Seperti halnya mesin mobil atau motor, mesin jahit (Distributor Mesin
Jahit ) juga harus dirawat, kalau perlu dilakukan tune up berkala. Berikut ini adalah sedikit
tips dalam merawat mesin jahit supaya awet dan tidak cepat rusak :
1. Setelah selesai menjahit, segera bersihkan mesin dari sisa-sisa benang atau potongan
kain. Untuk membersihkannya bisa menggunakan kuas kecil, kalau aku biasa menggunakan
vacuum cleaner untuk menyedot sisa-sisa kain yang masuk kedalam sela-sela meja mesin
jahit (distributor mesin jahit). Selain bermanfaat agar mesin tetap bersih, sisa-sisa
potongan kain dan benang bisa menggangu kesehatan/pernapasan, khususnya bagi anak-
anak loh.
2. Mesin jahit terdiri dari bagian-bagian yang sering bergerak dan saling bergesekan, untuk
mencegah aus, berilah minyak khusus mesin jahit (distributor mesin jahit). Jangan gunakan
sembarang minyak seperti minyak sayur sebab bisa menimbulkan karat dan
kerusakan.Khusus untuk mesin jahit multifungsi, biasanya ada tombol/knop yang bisa
diputar-putar untuk memilih model jahitan, nah biasanya gigi-giginya perlu di olesi
gemuk/vaseline supaya tidak cepat aus. Aku biasa meminyaki mesin jahit seminggu sekali.
3. Untuk komponen suku cadang biasanya jarang sekali rusak, tapi jika sudah saatnya
diganti, segeralah di ganti/di servis.Misalnya pisau mesin obras yang sudah tumpul atau
karet dinamo yang sudah getas/pecah-pecah dan mesin dinamo yang sudah lemah.Bila
tidak cepat diganti, akan mempengaruhi kualitas jahitan mesin tsb, misalnya potongan
obras yang tidak bagus.
4. Nah kalau mesin jahit (distributor mesin jahit) sudah rusak dan kita tidak bisa
memperbaikinya sendiri, segera bawa ke tukang servis,atau bisa juga menghubungi tukang
servis panggilan.Tapi sama halnya dengan dokter, ternyata tukang servis mesin jahit itu
cocok-cocokan juga loh.Tunggu postingan berikutnya untuk mengetahui tempat servis
mesin yang biasa aku gunakan diseputaran Bintaro.
6 hal kenapa anda harus bisa menjahit
08:02 Danicollection
Berikut ini adalah 6 hal yang bisa anda lakukan untuk menghemat uang anda jika anda bisa
menjahit.
1. Perbaiki pakaian anda sendiri
Mungkin hal ini terdengar berlebihan, tapi banyak orang yang teralu cepat “membuang” baju
rusak atau robek meskipun mereka bisa menjahit, mungkin karena mereka berpikir hal tsb tidak
sebanding. Memperbaiki pakaian lama mungkin tidak semenarik membuat pakaian baru, tapi hal
ini bisa menghemat uang anda.
2. Membuat pakaian baru dari pakaian lama anda
Jadi anda mau sesuatu yang baru dan menarik ? Daripada menghabiskan uang anda untuk
membeli bahan baru, coba cari pakaian lama anda dan lihat lah barangkali anda bisa
memperbaharuinya.
3. Buat hadiah untuk orang yang anda kasihi
Setiap orang sangat menghargai hadiah yang dibuat sendiri dan memiliki sentuhan pribadi.
Terlebih lagi, hadiah seperti ini bisa kita pas/fitting sesuai dengan bentuk tubuhnya dan bisa kita
sesuaikan dengan selera pribadi (misal warna,model dan aksen). Dan tentu saja hal ini akan
menghemat uang anda, karena lebih murah daripada membeli hadiah yang sangat eksklusif.
4. Membuat tangan anda sibuk
Ya, menjahit akan membuat tangan anda sibuk, sehingga bisa mengurangi atau menghilangkan
kebiasaan-kebiasan buruk anda yang boros seperti makan coklat, makan cemilan, ngerumpi dan
nonton sinetron.
5. Membantu teman anda
Karena tidak semua orang bisa menjahit, anda bisa membantu teman anda dengan keahlian anda,
misal mengganti resleting celana mereka yang jebol. Dengan begitu jalinan persahabatan anda
akan semakin erat.
6. Menghasilkan uang
Dengan keahlian menjahit, anda bisa menghasilkan uang, ya seperti yang aku lakukan dengan
Untuk anda yang sering baca postingan , pasti sering mendengar istilah kancing dalam dan saku
bobok. Nah anda sendiri tau ngk ya apa yang dimaksud dengan kancing dalam dan saku bobok
itu ?
Gampangnya kita coba bandingkan dengan kanicing luar dan saku tempel yang banyak
digunakan di kemeja casual pria. Anda bisa lihat pada gambar dibawah ini.
kancing luar dan saku tempel
Kancing dan model saku ini pasti sering anda lihat, jadi kancing terlihat dari luar dan saku dijahit tempel
tanpa membuat lubang pada bahan kemeja utama.
Untuk kancing dalam dan saku bobok bisa anda lihat pada gambar dibawah ini.
kancing dalam dan saku bobok
Kancing tidak terlihat dari luar karena ditutup lapisan lagi dan kantong saku bobok berada dalam bahan
kemeja, jadi yang terlihat hanya bagian mulut sakunya saja.
Biasanya model saku bobok dan kancing dalam dipakai di kemeja formal/acara seperti kemeja batik.
Proses pengerjaan jenis kancing dan saku bobok ini lebih rumit daripada yang model tempel dan luar,
terutama pada bagian sakunya, karena kalau salah bobok/motong harus ganti bahan kemeja. dan khusus
untuk batik atau bahan bermotif, menentukan posisi bobokan agar motifnya ketemu/nyambung antara
motif mulut saku dan bahan kemeja itu cukup sulit, perhatikan gambar diatas, motinya nyaru kan ?
padahal itu sambungan loh !
Di RJH, untuk kemeja batik dan koko pesanan menggunakan standar ini atau kancing dalam dan saku
bobok, kecuali atas permintaan pelanggan.
Ok, sekarang sudah clear kan ? makanya ongkos jahitnya beda dengan kemeja biasa :)
Lebar besar atau lebar kecil ??
08:31 Danicollection
Bagi anda yang sudah sering belanja kain dan mengenal seluk beluk kain, pasti sudah tidak
asing lagi dengan istilah lebar besar dan lebar kecil, tapi bagi anda yang belum tahu, pasti akan
bingung, mungkin selama ini anda menyangka lebar semua kain itu sama, padahal tidak.
Anda membeli kain 2 m (yg lebar kecil) kemudian ingin membuat gamis tentu saja kami akan
memberitahukan kepada anda bahwa kain itu tidak cukup (utk lebar kecil minimal beli 3 m).
Nah, agar kejadian tadi (beli salah ukuran) tidak terjadi, baca artikel tentang lebar kain berikut
ini ya :)
Lebar besar adalah bahan/kain yang memiliki lebar 150 cm, sedangkan lebar kecil memiliki
lebar 115 cm. Selain kedua lebar tadi, ada juga yang lebar tanggung yaitu 120 cm/140 cm.
Pertanyaan selanjutnya adalah, berapa meter panjang bahan yang dibutuhkan ? ya, panjang bahan
yang dibutuhkan tentu saja tergantung dengan model pakaian yang mau anda buat. Berikut ini
adalah patokan/acuan bagi anda yang ingin membeli kain untuk dijahitkan dengan model blouse
atau gamis :
Kain lebar besar :
- blouse panjang sebatas tengah paha, lengan panjang membutuhkan kain sepanjang 1.5 m (lebar
besar)
- blouse lengan pendek membutuhkan kain sepanjang 1.25 m (lebar besar)
- blouse lengan panjang, dengan panjang blouse sampai bawah lutut membutuhkan kain
sepanjang 1.75 m (lebar besar)
- Gamis membutuhkan kain sepanjang 2 m (lebar besar)
Kain lebar kecil :
- Blouse lengan pendek membutuhkankain sepanjang 1.75 m (lebar kecil)
- Blouse lengan panjang medium membutuhkan kain sepanjang 2m (lebar kecil)
- Blouse lengan panjang dibawah lutut membutuhkan kain sepanjang 2.5 m (lebar kecil)
- Gamis membutuhkan kain sepanjang 3m (lebar kecil)
Harap diperhatikan !! Semua ukuran diatas adalah untuk ukuran standar S,M,L,XL dan
panjang gamis maksimum 140 cm (utk tinggi 165 cm) untuk diatas 170 cm membutuhkan extra
bahan.
So, mulai sekarang jangan salah ukuran ya bun, kalo beli bahan :) tapi seandainya ukurannya
kurang, tenang aja, masih bisa dikombine kok dengan bahan lain, cuman ya itu tadi ya, mohon
perhatikan dulu ya ukuran kain yang anda bawa itu kira-kira pas atau tidak.
Penjahit identik dengan mesin jahit, meteren dan gunting :) .Iyalah, setelah ada ide soal model
pakaian yang akan dibuat, bikin sketsa yang dilajutkan dengan membuat pola, kemudian
memotong kain yang akan dibuat sesuai dengan pola tadi, dan ini dikerjakan dengan
menggunakan sebuah gunting kain.
Mustahil seorang penjahit tidak memiliki gunting kain.
gunting kain
Ini adalah gunting-gunting kain yang kami miliki, gunting disebelah kiri pasti sering anda lihat, kalau yang
sebelah kanan ?
Tau kah perbedaan harganya ? yang kiri itu 25.000 sedangkan yang kanan 120.000, lumayan jauh kan
bedanya…
Apa yang membuat beda sebuah gunting, kenapa harganya bisa beda jauh ?
Menurutku, sebuah gunting kain merupakan salah satu hal yang sangat fundamental dalam menjahit,
jadi belilah yang bagus ! percayalah, mengunting kain dengan gunting yang bagus itu sangat enak,
sebaliknya, memotong kain dengan gunting yang jelek, sangat-sangat menjengkelkan dan bisa merusak
kain anda !
Kembali kepertanyaan diatas, apa bedanya gunting yang mahalan dengan yang murahan….
Gunting yang bagus (bagian kanan pada gambar diatas) menggunakan nickel plated jadi lebih tajam dan
lebih awet, selain itu ada geriginya, jadi untuk memotong kain yang licin atau tipis seperti sutra sangat
mudah, kain tidak “lari”, tinggal “krek”. Sedangkan gunting yang satunya lagi, gampang tumpul dan cepat
“dol” atau “selek”, dan percaya deh gunting ini tidak bisa memotong bahan yang tipis dan licin spt kain
sutra, karena kain gampang “lari”. Ok, anda bisa bilang, pakai jarum pentul dong, atau jahit kasar dulu
aja, terus dipotong ! well, berapa lama waktu yang anda perlukan, efektifkan ? dan meskipun kain sudah
tidak “lari” , belum tentu potongan kain akan halus dan rapi.
Gunting diatas memang bukan gunting terbagus dan termahal yang ada dipasaran, masih banyak kok
yang lebih mahal…tapi menurutku, cukuplah untuk menggunakan gunting tersebut, meskipun aku juga
lagi nyari gunting yang lebih bagusan lagi.
Oia, selain gunting kain seperti gambar diatas, jangan lupa untuk membeli gunting seperti gambar
dibawah ini, fungsinya untuk menggunting benang dll, lebih simple dan praktis dibandingkan dengan
gunting biasa. Tapi beli yang bagusan ya.
Di artikel ini, aku akan sharing cara membuat kancing bungkus, artikel ini akan aku bagi menjadi
dua bagian. Artikel pertama adalah alat-alat atau bahan yang kita perlukan untuk membuat
kancing bungkus dan artikel kedua tentang cara pembuatan kancing bungkus (tunggu ya :) ).
BTW, anda tau kan yang dimaksud dengan kancing bungkus itu :) ….. hehehe paling gampang
liat deh kancing yang dipakai di kebaya, pasti kancing bungkus, bukan kancing biasa seperti
kancing kemeja atau kancing variasi lainnya. Selain kebaya, model pakaian lain juga banyak
yang menggunakan kancing bungkus, termasuk produk-produk pakaian rumahjahithaifa,
kenapa ? karena terlihat lebih indah, cantik, pas, enak, dll …. :) iya soalnya kain yang kita
gunakan untuk kancing bungkus itu kita ambil dari kain bajunya kan, jadi antara kain baju dan
kancing jadi klop.
Kembali ke topik utama, alat – alat yang kita perlukan untuk membuat kancing bungkus antara
lain adalah :
1. Mesin press. Mesin press kancing bungkus bisa anda lihat pada gambar di sebelah kanan ini.
Mesin press ini bisa anda beli di pasar Tanah Abang Blok F lt.2 atau di tempat langganan anda.
2. Kepala/head atau dudukan kancing.Setelah membeli mesin pressnya, anda juga perlu
membeli head/kepala/dudukan kancingnya (lihat gambar dibawah ini). Kepala/Head kancing
bungkus memiliki beberapa ukuran yaitu 18,22,24,26……dll. Makin besar headnya makin mahal
harganya. Yang paling sering aku buat adalah ukuran 18,22 dan 24. Karena harganya yang
lumayan mahal, tidak perlu membeli semua ukuran, cukup beli yang paling kita gunakan saja. O
iya, kancing bungkus itu memiliki 3 varian, yaitu gepeng, bulat dan lancip (sudah tersedia dalam
satu kotak/set). Nah, didalam satu kotak kepala/head kancing bungkus terdiri dari beberapa alat.
Untuk penggunaannya tunggu artikel selajutnya ya :)
3. Setelah mesin press dan head, anda juga harus membeli batok/kaleng untuk kancingnya. Nah
besarnya juga harus disesuaikan dengan head/kepala yang kita gunakan…..jadi ada ukuran
18,22,24……dll, dan ada yang gepeng, lancip atau bulat. Jangan sampai salah beli ya. Untuk
satu nomor (misal anda membeli ukuran 18 gepeng) ada dua bagian, yaitu batok bagian atas dan
batok bagian bawah (jalur benang), agar mudah dan tidak tercampur aduk dengan ukuran atau
varian yang lain , sebaiknya pisahkan wadahnya (lihat gambar dibawah).
4. Setelah alat-alat diatas, tentu saja anda membutuhkan kain yang harus digunakan untuk
membuat kancing bungkus tsb.
Hi semua, ini adalah page dimana aku pengen berbagi pola baju dengan kalian. Sengaja aku
carikan pola yang gampang, aku harap bisa mempermudah kalian dan membuat kalian semakin
mencintai jahit – menjahit seperti aku. dan inilah pola pertama yang aku bagi dengan kalian.
Kalau kalian tertarik untuk mencoba membuat skirt pleats ini dan udah ngerti dengan pola yang
aku kasih, silahkan mencoba, kalau ada yang nggak jelas bisa kirim email ke
www.brie_sucahyo@yahoo.co.id atau kalau kalian tertarik untuk membuat rok ini tapi nggak
bisa membuat polanya, kalian bisa beli pola ini di www.fashionatepattern.multiply.com atau
kalau kalian mau terima jadi tanpa repot – repot harus membuatnya kalian bisa klik di
www.rumahjahitfashionate.multiply.com akan dibuatkan sesuai dengan size dan dana kamu.
Ini dia dua pola yang merupakan pengembangan dari pola lengan setali dan raglan setali yang
ada di page A & Q
ini pengembangan dari lengan setali
Kalau kalian tertarik untuk mencoba membuat skirt pleats ini dan udah ngerti dengan pola yang
aku kasih, silahkan mencoba,
dengan perubahannya
P – S = naik ½ cm
A – S = ½ lebar punggung atas = 26 cm : 2 = 13 cm
A – M = panjang kemeja 35 cm
L – L’ = M – M’ = 1 ½ cm
H – H’ = 2 cm
R – R’ = 1 ½ cm
M’ – Z = G – H’ = 20 ½ cm
Titik Z naik 1 cm
K – K = S – S’ = turun 2 ½ cm
Hubungkan titik K’- L’ – M’- Z – R ’ – H’ – S’ – K ’ menjadi pola badan depan
Hubungkan titik K- K’ – S – S’ – K menjadi pola pas bahu yang dapt disatukan dengan pola belakang
Pola belakang
Dari pola dasar belakang untuk anak laki, perubahannya
Q – Q’ = naik ½ cm
F – Q’ = ½ lebar punggung = 26 cm : 2 = 13 cm
H – H ‘ = 2 cm
R – R’ = 1 ½ cm
F – N = turun 5 cm
F – N – T = sudut siku-siku
Hubungkan titik O – F – N – T – Q’ – O menjadi pola pas bahu belakang
Hubungkan titik N – X – Y- R – H – T – N menjadi pola belakang
Hal yang harus dilakukan selanjutnya yaitu cara membuat pola lengan baju
Pola lengan
Ukuran yang diperlukan:
1. Panjang lengan
2. Lingkar kerung lengan
3. Lingkar lengan
Contoh ukuran
1. panjang lengan : 15 cm
2. Lingkar kerung lengan : 28 cm
3. Lingkar lengan : 24 cm
Pola lengan
A – B = B – C = panjang lengan 15 cm
A – B = D – C = ½ lingkar kerung lengan =28 cm : 2 = 14 cm
B – E = ½ A – B = 14 cm : 2 = 7 cm
D – F = ½ lingkar lengan = 24 cm:2 = 12 cm
Kerung lengan depan :
A – G =E – H = ¼ A-E
Titik G ke kiri 1 cm dan titik H ke kanan 1 cm
Kerung lengan belakang
A – I = 1/3 A- E
Titik I ke kiri 1 ¼ cm
Titik J ke kanan ¼ cm
Pada bagian lengan pada contoh diatas adalah pola lengan pendek karena baju koko itu lengannya
panjangnya maka tinggal di panjanganin aja lengannya
Pola kerah
Untuk membuat baju koko diperlukan sebuah kerah yang mirip dengan kerah baju sanghai
Ukuran yang di perlukan adalah lingkar leher
A-B = 3 cm
A-B lebar kerah = untuk anak –anak biasanya 2 cm
B-D= ½ lingkar leher = 30 : 2 = 15 cm
B-E = ½ B-D = 9 cm
C-G= kerung leher (K-G-D)
D-G= B-C= lebar kerah = 2 cm
Selesai nih buat baju ya, selanjutnya buat celana tentu nya
MEMBUAT CELANA PANJANG ANAK
Ukuran yang diperlukan
1. Panjang celana
2. Lingkar pinggang
3. Lingkar pisak
4. ½ lingkar paha
5. ½ lingkar lutut
6. ½ lingkar kaki
7. Panjang lutut
contoh ukuran
1. Panjang celana : 45 cm
2. Lingkar pinggang :52 cm
3. Lingkar pisak : 45 cm
4. ½ lingkar paha : 20 cm
5. ½ lingkar lutut : 16 cm
6. ½ lingkar kaki : 13 cm
7.panjang lutut : 30 cm
POLA DEPAN
1. Buatlah garis siku A,B,C,D, E
A – B = lebar ban pinggang 2 cm
A – C = 1/3 lingkar pisak + 4 cm = (48 cm : 3 ) + 4 cm = 20 cm
A – D = panjang lutut 30 cm
A – E = panjang celana 45 cm
2.Bagian paha
C – F = ½ lingkar paha – 2 cm = 20 – 2 = 18 cm
C – I = ½ C – F = 20 cm – : 2 = 10
C- G = ke kiri 3 cm
F – G = 20 cm – 3 cm = 17 cm
C – H = ½ C – G = 17 : 2 = 8 ½ cm
3.Bagian pinggang
B–J=C–H=8½
B – V = C – I = 10 cm
K – L = ¼ lingkar pinggang = 52 : 4 = 13 cm
J – K = J – L = 13 cm : 2 = 6 ½ cm
K – K’ = L – L’ = lipit kerut 2 ½
Titik L’ tutun ½ cm
Hubungkan K’- L’ dan L’ – G
G – U = C – T = naik 6 cm
Biasanya kalau aku buat celana koko engga’ aku pakai lipit / kerut. Ban pinggangnya langsung pake karet
jadi engga’ pake resliting lagi sbb yang aku sering buat itu untuk anak –anak di bawah umur 3 tahun jadi
biar engga’ susah makenya dan buatnya lebih mudah langsung aja pake karet celana.
4. bagian kaki
E – N = C – I = 10 cm
O – P = ½ lingkar kaki – 1 cm = 13 cm – 1 cm = 12 cm
N – O = N – P = 12 cm: 2 = 6 cm
Hubungkan titk V – I – N melalui Q
5. bagian lutut
R – S = ½ lingkar lutut – 1 ½ cm = 16 – 1 ½ = 14 ½ cm
Q – R = Q – S = 14 ½ cm : 2 = 7 ¼
Hubungkan titk K’- T – C – R – O – P – S – F – U – L’ – K’ menjadi pola bagian depan
6. letak kantong sisi
K’ – n = turun 2 cm
N – m = lebar kantong 9 cm
Kalau tidak mau pake kantong sisi juga bisa.
7.letak kupnat
V – V’ = lebar kupnat 2 ½ cm
Panjang kupnat 1 ½ cm atau 2 cm
Pola belakang
Buatlah pola bagian depan terlebih dahulu, perubahannya
1. Bagian pinggang
L – X = 2 cm
Hubungkan titik G – X terus keatas
X – X’ = naik 2 cm
X’ – Y = ¼ lingkar pinggang + 1 cm ( 52 cm : 4 ) + 1 = 14
Y – Y’ = X’ – Z = tambahan untuk kerut 2 ½
Catt. Kalau tidak mau pake kerut tidak usah dibuat
2.Bagian paha
C – C’ = F– F’ = 2 cm
3. Bagian lutut
R – R’ = S – S’ = 1 ½ cm
Bagian kaki
O – O’ = P – P’ = 1 cm
- Lingkar kepala
contoh ukuran
-Lingkar kepala : 50 cm
Pola peci
1. buat pola A yaitu berupa lingkaran lingkar kepala
A – C = C’ – A’lebar peci 6 cm
Cara membuat
Selamat berkreasi.
Dalam membuat pola dasar tentunya membutuhkan ukuran,selain pengukuran sendiri anda juga
bisa melihat Tabel Ukuran dibawah ini ;
tabel ini hanya sebagai pembanding saja ,karena lain orang beda pula ukuran badan-nya,Tabel
diatas saya ambil dari ukuran wanita dewasa kebanyakan(dari pengalaman sendiri).
Selamat berkarya.
Sekarang saya akan mencoba lagi membuat Pola Dasar Tangan dengan tehnik lain / saya
namakan Membuat Pola Tangan Bag.II.
Ikuti langkah-langkah_nya dibawah ini & untuk ukuran pola Lihat Disini ;
Cara membuat sama, anda tinggal memperhatikan dengan seksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkat_nya, Gbr2 Dibawah ini ;
Tahap.1
Tahap.2
Sekian mudah-mudahan bisa difahami,terimakasih.
Selamat berkarya.
Peralatan menjahit
08:23 Danicollection
Teman2 sesama pecinta fashion (haiyah.. ) berikut adalah bbrp alat yg diperlukan dalam proses
menjahit (Sumber : Buku menjahit step by step Tatiana Vidi & pengalaman pribadi)
Keterangan gambar berurutan dr kiri ke kanan :
Meteran : Gunanya u/ mengukur badan dan membuat pola. Meteran terbuat dari karet sintetis
dengan dua sisi dalam ukuran sentimeter dan inci. Ukuran yg biasa digunakan adalah sentimeter.
(Harga : +Rp. 3.000,-)
Gunting Benang : Gunanya u/ menggunting sisa benang yg menempel pada kain atau pada
mesin jahit. Ukuran gunting ini lebih kecil dr gunting kertas ataupun gunting bahan. (Harga :
blm tau krn sy dapet gratisan waktu beli mesin jahit, hi..hi..)
Rader : Alat ini mempunya roda, berfungsi u/ memberi tandajahitan agar sesuai dg pola.
Caranya : letakkan kertas karbon diantara dua lapis bagian belakang kain, lalu jalankan rader
sesuai dg pola. ( Harga : Blm tahu, krn yg sy punya sdh termasuk dalam paket kursus)
Pendedel : Berfungsi membuka jahitan yg salah atau bisa juga u/ membuka lubang kancing
(Harga : +Rp. 6000.,- yg lebih murah ada sesuai ukuran)
Kapur Jahit : Dipakai u/ member tanda pd kain. Ada yg berbentuk segitiga, pipih atau spt
pensil. Agar terlihat jelas pd kain, gunakan kapur jahit yg berwarna kontras. (Harga : +Rp.
2.500,-)
Benang Jahit : Pilih yg kuat, tdk mudah putus. Merk yg ada dipasaran antara lain : Astra, Extra,
Tiger, dll. (Harga : Bervariasi tergantung merknya, u/ merk astra, harga +Rp. 2.500,-)
Karbon Jahit : Karbon yg dipakai adalah karbon kain yg berwarna. Karbon kain akan hilang
bila dicuci, sedangkan karbon kertas tidak. Gunakan warna karbon yg kontras dg kain agar garis
rader terlihat jelas. (Harga : +Rp. 1.500,-) —> loh..loh.. bukannya gambarnya mentok cuma
sampe benang jahit ya? mana karbonnya?? tenang..tenang.. karbon jahit itu yg warna merah, yg
dijadikan alas u/ memfoto alat2 jahit diatas, nah… mulai “ngeh” kan..? coba perhatiin deh, itu
banyak garis2 bekas rader-an, yg menandakan bahwa itu adalah memang karbon jahit (bekas,
he..)