You are on page 1of 9

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen
Operasio
onal
Capacity Planning:
Breakeven Analysis

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Eko Magister Teknik 31003 Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Industri
02 (A41314ML)

Abstract Kompetensi
Perencanaan dan strategi kapasitas Memahami perencanaan dan strategi
Metode Breakeven dalam kapasitas & penggunaan metode break
perencanaan kapasitas even dalam perencanaan kapasitas
Capacity Planning
Kapasitas adalah kemampuan produksi maksimum. Perencanaan kapasitas terdiri dari: (1)
perencanaan jangka panjang, (2) jangka menengah/Bab.14, dan (3) jangka pendek/Bab.13.
Bab ini menerangkan perencanaan kapasitas jangka panjang.

Perencanaan kapasitas jangka panjang adalah keputusan stategis yang menentukan


sumberdaya pada semua level, untuk jangka waktu satu tahun atau lebih. Misalnya
pembangunan atau perluasan fasilitas, atau pengembangan binis baru. Keputusan kapasitas
akan mempengaruhi lead time, respon pelanggan dan batasan pertumbuhan.

Strategi dasar perluasan kapasitas berdasarkan pertumbuhan permintaan adalah seperti


pada Gambar 5.1 di bawah ini:

Capacity Expansion
Strategies

Gambar 5.1. Strategi kapasitas

(1) Capacity lead strategy

Kapasitas diperluas untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan. Strategi ini


agresif dan digunakan untuk memikat pelanggan dari pesaing yang berada di pasar
yang berkembang pesat. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk menanggapi

2015
2 Manajemen Operasional
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
lonjakan permintaan tak terduga dan memberikan tingkat layanan terbaik selama
periode puncak permintaan.

(2) Average capacity strategy

Kapasitas diperluas sesuai dengan rata-rata permintaan yang diharapkan. Ini adalah
strategi moderat di mana manajer yakin mereka dapat menjual setidaknya beberapa
bagian dari output yang diperluas, dan bertahan beberapa periode permintaan yang
belum terpenuhi. Sekitar setengah dari kapasitas waktu memimpin permintaan, dan
setengah dari kapasitas waktu tertinggal permintaan.

(3) Capacity lag strategy

Kapasitas ditingkatkan setelah permintaan diketahui. Strategi ini bersifat konservatif


dan menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi atas investasi tetapi dapat
kehilangan pelanggan 3ystem3d . Strategi ini digunakan dalam 3ystem3d dengan
produk 3ystem3d an persaingan berbasis biaya rendah. Strategi ini mengasumsikan
bahwa pelanggan yang hilang akan kembali setelah kapasitas diperluas.

Tingkat operasi terbaik untuk fasilitas adalah: persentase utilisasi kapasitas yang bisa
meminimasi biaya per unit. Industri jarang memiliki utilisasi kapasitas 100%. Rata-rata utilisasi
kapasitas berbeda untuk setiap industri. Industri dengan utilisasi kapasitas 80% memiliki 20%
capacity cushion untuk mengantisipasi gelombang permintaan yang tak terduga atau adanya
pekerjaan yang terhenti. Capacity cushion yang lebih besar terjadi pada industri yang memiliki
permintaan yang sering berubah, sumberdaya yang fleksibilitasnya rendah, dan
mementingkan pelayanan kepada pelanggan.

Kapasitas Desain dan Kapasitas Efektif

Kapasitas Desain adalah output maksimum system secara teoritis pada suatu periode waktu
tertentu dengan kondisi yang ideal. Kapasita desain biasanya dinytakan dalam suatu
tingkatan tertentu, seperti jumlah baja yang dapat diprosuksi stiap minggu, setiap bulan,
atau setiap tahun. Bagi banyak perusahaan, pengukuran kapasitas dapat silakuakn secara
langsung. Kapasitas adalah jumlah maksimum dari unit yang diproduksi dalam sau satuan
waktu tertntu.

Kapasitas Efektif adalah kapasias yang diperkirakan dapa dicapai oleh sebuah perusahaan
dengan keterbatasan operasi yang ada sekarang. Kapasitas efektif biasanya leih endah dari

2015
3 Manajemen Operasional
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kapasitas desain karena fasilitas yang ada mungkin didesain untuk versi produk sebelumnya
atau bauran produk yang berbeda daripada yang sekarang diproduksi.

Breakeven Analysis
Beberapa teknik kuantitatif dapat digunakan untuk menentukan kapasitas. Salah satunya
berdasarkan hubungan antara biaya dan volume permintaan adalah analisis breakeven.

Total cost = fixed cost + total variable cost


TC = F + V x

Total revenue = price x volume


TR = P x

Profit = total revenue - total cost


Z = TR - TC
= P x - (F + V x)

Dimana:
F = fixed cost
x = volume (i.e., number of units produced and sold)
V = variable cost per unit
P = price per unit

TR = TC
Px=F+Vx
P x –V x = F
X (P – V) = F
F
BEP x
P-V

TR Px
F
P
P-V
F F
BEP $
(P - V)/P (1 - V/P)

2015
4 Manajemen Operasional
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh 1. BEP
Travis and Jeff own Up Right Paddlers, a new startup company with the goal of designing,
making, and marketing stand-up paddle boards for streams and rivers. A new fitness craze,
stand-up paddle boards are similar to surfboards in appearance, but are used by individuals
to navigate down rivers in an upright position with a single long pole (or paddle), instead of
sitting in tubes or rafts and floating down. The boards are constructed from heavy duty raft
material that is inflatable, rather than the fiberglass material used in surfboards. Unlike
surfboards that market for $500 to $1000 each, paddle boards are typically sold for between
$100 and $400. Since Travis and Jeff are just starting out and the demand for paddle boards
on the East Coast has not been firmly established, they anticipate selling their product for $100
each. Travis estimates the fixed cost for equipment and space will be $20,000, and the
material and labor costs will run $50 per unit. What volume of demand will be necessary for
Travis and Jeff to break even on their new venture?

Jawaban:

Fixed cost = F = $2,000


Variable cost = V = $50 per board
Price = P = $100 per board

Breakeven Point:
BEPx = F = 2000 = 40 unit
P – V 100 – 50
Atau
F 2000
BEP$ $4000
(1 - V/P) (1 - 50/100)
Grafik BEP:

40

2015
5 Manajemen Operasional
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh 2. Pemilihan dengan BEP
Jeff, the more optimistic of the two owners of UpRight Paddlers, believes that demand for
paddle boards will exceed the breakeven point of 40 units calculated in Example 6.1. He
proposes spending $10,000 in fixed costs to buy more automated equipment that would
reduce the materials and labor cost to $30 per board. The boards would sell for $100,
regardless of which manufacturing process is chosen. Compare the two processes and
determine for what level of demand each process would be preferred. Label Travis’ proposal
as Process A, and Jeff’s proposal as Process B.

Jawaban:

Process A Process B
$2,000 + $50x = $10,000 + $30x
$20x = $8,000
x = 400 units

Jika permintaan ≤400 boards, dipilih proses A dengan biaya tetap yang lebih rendah.
Jika permintaan ≥400 boards, dipilih proses B dengan biaya variabel yang lebih rendah.

2015
6 Manajemen Operasional
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
BEP Multiproduk

Hampir semua perusahaan mulai dari manufaktur hingga jasa memiliki bergam penawaran.
Setiap penawaran dapat memiliki harga jual dan biaya varibel yang berbeda-beda. Dengan
memanfaatkan analisis breakeven, persamaan (L&-5) diubah untuk mencerminkan proporsi
penjualan untuk setap produk. Hal ini dilakukan dengan memberikan bobot pada kontribusi
setiap produk pada proporsi penjualan.

Rumusnya sekarang menjadi:

F
BEP $
ª§ Vi · º
¦ «¨¨1 - P ¸¸ u (W )» i
¬© i ¹ ¼
Dimana:
V = Variabel cost
P = Price
F = Fixed cost
W = Persentase setiap produk dari total penjualan dalam dolar
I = Setiap produk

Contoh 3. BEP Multiproduk


Le Bistrio memproduksi lebih dari satu produk dan ingin mengetahui titik impasnya dalam
dolar. Biaya tetapnya adalah $3.500 per bulan. Biaya, harga dan ramalan penjualan dari
setiap produk dapat dilhat pada tabel di bawah ini.

Produk Harga Biaya Variabel Ramalan penjualan


($/unit) ($/unit) tahunan (unit)
Roti daging 2,95 1,25 7.000
Minuman Ringan 0,80 0,30 7.000
Kentang Panggang 1,55 0,47 5.000
The 0,75 0,25 5.000
Selada 2,85 1,00 3.000

Untuk beragam penawaran ini, analisislah titik impasnya!

2015
7 Manajemen Operasional
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jawab:
Menentukan kontribusi

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Produk (i) Harga Biaya (V/P) 1- Ramalan Ramalan Penjualan Bobot
(P) Variabel (V/P) penjualan penjualan (%) (kol 5 x
(V) tahunan tahunan 8)
(unit) ($)
Roti daging $2,95 $1,25 0,42 0,58 7.000 $20.650 0,446 0,259
Minuman 0,80 0,30 0,38 0,62 7.000 5.600 0,121 0,075
Ringan
Kentang 1,55 0,47 0,30 0,70 5.000 7.750 0,167 0,117
Panggang
Teh 0,75 0,25 0,33 0,67 5.000 3.750 0,081 0,054
Selada 2,85 1,00 0,35 0,65 3.000 8.550 0,185 0,120
$46.300 1,000 0,625

Sehingga

F $3500 x12
BEP $ $67.200 / tahun
ª§ V · º 0,625
¦ «¨¨1 - Pi ¸¸ u (Wi )»
¬© i ¹ ¼

atau
$67.200
BEP$ $215,38 / hari
312 hari

Contoh 4. Penjualan dalam unit titik impas


Le bistro juga ingin mengetahui titik impas untuk jumlah roti daging yang harus terjual setiap
harinya. Dengan menggunakan data contoh 3, peramalan penjualan roti adalah 44,6 %, maka
diperoleh titik impas dalam unit penjualan roti adalah:

0,446 u $215,38
BEPx 32,6 | 33rotidagingperhari
$2,95

2015
8 Manajemen Operasional
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Russel, R. & Taylor, B.W. (2010). Operation Management, 7th Ed. John Wiley & Son. New
York.
Heizer, J. & Render, B. (2009). Operation Management, 9th Ed. New Jersey: Person
Educaton Inc.

2015
9 Manajemen Operasional
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

You might also like