You are on page 1of 16

ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK DENGAN


METODE ANALITYCALHIERARCHYPROCESS
DI PROYEK INDARUNG VI PT SEMEN PADANG
Suci Oktri Viarani, Hilma Raimona Zadry
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang

Email: hilma@ft.unand.ac.id

Abstract
The cement industry is an industry that is desperately needed by public. Cement always used
to make houses, buildings, bridges and other buildings. Heightened demand for cement,
making PT Semen Padang, which is one of the largest producers of cement in Indonesia,
wants to increase the productivity of cement annually. One way is to set up a new cement
plant that is able to meet consumer demand. The establishment of a new plant would require
careful planning, especially planning development and planning costs. To set up a new plant,
also required the planning of goods and services to be used in its manufacture. Therefore, it
is necessary a good supplierthat is able to provide the needs according to required
specifications. The Indarung Project VI, PT Semen Padang requires the right supplier
selection method, so as to provide quality goods and services. Method of procurement of
goods and services performed Indarung Project VI, PT Semen Padang today is the commonly
used method of procurement. AHP (Analytical Hierarchy Process) is a systematic method and
does not require a long time, and can show priority weights of criteria and selected suppliers.
This study using AHP to select suppliers of goods and services in the Indarung Project VI, PT
Semen Padang. Based on supplier selection has been made, PT ABB Industrial Way elected
as a supplier to supply substations for the Indarung Project VI, PT Semen Padang.
Keywords:Analytical Hierarchy Process, priority weight, supplier

Abstrak

Industri semen merupakan industri yang sangat dibutuhkan masyarakat umum. Semen
selalu digunakan untuk membuat rumah, gedung, jembatan dan bangunan lainnya. Semakin
tingginya permintaan terhadap semen, membuat PT Semen Padang yang merupakan salah
satu produsen terbesar semen di Indonesia, menginginkan peningkatan produktivitas semen
setiap tahunnya. Salah satu caranya adalah dengan mendirikan pabrik semen baru sehingga
mampu memenuhi permintaan konsumen. Pendirian sebuah pabrik baru tentunya
memerlukan perencanaan yang matang, terutama perencanaan waktu pembangunan dan
perencanaan biaya. Untuk mendirikan pabrik baru, juga diperlukan perencanaan barang dan
jasa yang akan digunakan dalam pembuatannya. Untuk itu diperlukan pemasok yang baik
dan mampu menyediakan kebutuhan sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan. Oleh sebab
itu, dalam Proyek Indarung VI PT Semen Padang, diperlukan metode pemilihan pemasok
yang tepat, sehingga mampu menyediakan barang dan jasa yang berkualitas.Metode
pengadaan barang dan jasa yang dilakukan Proyek Indarung VI PT Semen Padang saat ini
adalah dengan metodepengadaan yang umum digunakan. Metode AHP (Analytical Hierarchy
Process) merupakan metode yang sistematis dan tidak membutuhkan waktu yang lama, dan
dapat melihatkan bobot prioritas dari kriteria dan pemasok yang terpilih. Penelitian ini
menggunakan metode AHP untuk memilih pemasok pengadaan barang dan jasa Proyek
Indarung VI PT Semen Padang. Berdasarkan pemilihan pemasok yang telah dilakukan, PT
ABB Sakti Industri terpilih menjadi pemasok untuk pengadaan gardu induk untuk Proyek
Indarung VI PT Semen Padang.

Keywords:Analytical Hierarchy Process, bobot prioritas, pemasok

Analisis Pemilihan Pemasok (S.O. Viarani dan H.R. Zadry) 55


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK

a. Tipikal lingkungan bisnis saat ini tidak


1. PENDAHULUAN
stabil, karena perubahan yang cepat pada
1.1. Latar Belakang kondisi pasar, kebutuhan pelanggan, dan
tindakan kompetitor.
Industri semen merupakan industri yang b. Meningkatnya globalisasi perdagangan
sangat dibutuhkan oleh masyarakat umum. dunia dan tersedianya fasilitas
Tingginya permintaan terhadap semen, komunikasi melalui internet memberikan
membuat PT Semen Padang, yang kesempatan kepada para pembeli untuk
merupakan salah satu produsen terbesar mencari sumber material di luar negeri.
semen di Indonesia, menginginkan c. Pemasok perlu dinilai berdasarkan
peningkatan produktivitas semen setiap beberapa kriteria yang kadang saling
tahunnya. Salah satu caranya adalah dengan bertentangan. Perbandingan antar
mendirikan pabrik semen baru sehingga beberapa kriteria tersebut kadang
mampu memenuhi permintaan konsumen. diperlukan karena setiap pemasok
Pendirian sebuah pabrik baru tentunya biasanya memiliki performa yang
memerlukan perencanaan yang matang, berbeda.
terutama perencanaan waktu pembangunan
dan perencanaan biaya. Untuk mendirikan
pabrik baru, juga diperlukan perencanaan 2.1.2. Kriteria Pemilihan Pemasok
barang dan jasa yang akan digunakan dalam
Pada pertengahan tahun 1960, para
pembuatannya. Barang dan jasa yang
peneliti melakukan pengembangan
digunakan harus memiliki kualitas yang baik.
mengenai kriteria performa dimana setiap
Untuk itu diperlukan pemasok yang baik dan
pemasok potensial harus dievaluasi. Dickson
mampu menyediakan kebutuhan sesuai
(1966) dalam Wibowo [2] adalah orang yang
dengan spesifikasi yang diperlukan. Oleh
pertama kali melakukan penelitian ekstensif
sebab itu, dalam Proyek Indarung VI PT
untuk menentukan, mengidentifikasi dan
Semen Padang, diperlukan metode
menganalisis kriteria apa saja yang
pemilihan pemasokyang tepat, sehingga
digunakan pada pemilihan suatu perusahaan
mampu menyediakan barang dan jasa yang
untuk dijadikan sebagai pemasok.
berkualitas.
Tabel 1. Kriteria Pemilihan Pemasok
menurut Dickson (1966) dalam
2. TINJAUAN PUSTAKA Wibowo [2]
Kriteria Nilai
2.1. Pemasok Kualitas 3.5
Pengiriman 3.4
Pemasok merupakan suatu perusahaan
Sejarah kinerja 3.0
atau individu yang mampu untuk
Kebijakan jaminan dan klaim 2.8
menyediakan sumber daya, baik dalam
Harga 2.8
bentuk barang atau jasa yang dibutuhkan Kemampuan teknis 2.8
oleh perusahaan lainnya [1]. Posisi finansial 2.5
Kepatuhan terhadap prosedur 2.5
Sistem komunikasi 2.5
2.1.1. Pemilihan Pemasok
Reputasi dan posisi di industri 2.4
Pemasok merupakan komponen penting Keinginan bisnis 2.4
dibidang logistik dan manajemen produksi. Manajemen dan organisasi 2.3
Untuk memperoleh pemasok yang mampu Kontrol operasi 2.2
memenuhi barang atau jasa sesuai Layanan perbaikan 2.2
Sikap 2.1
permintaan, diperlukan proses pemilihan
Kesan 2.1
pemasok yang baik. Tujuan dari pemilihan
Kemampuan pengemasan 2.0
pemasok yaitu untuk memperoleh pemasok Rekaman hubungan kerja 2.0
yang tepat sehingga dapat mengurangi Lokasi geografis 1.9
biaya pembelian barang atau jasa. Pemilihan Jumlah bisnis terdahulu 1.6
pemasok yang salah, dapat merugikan Bantuan pelatihan 1.5
perusahaan. Untuk itu pemilihan pemasok Pengaturan timbal balik 0.6
merupakan komponen penting yang harus
dilakukan dalam suatu perusahaan [2]. Berdasarkan hasil penelitiannya yang
Hal yang menyebabkan tugas seleksi ditunjukkan pada Tabel 1, diperoleh 23
pemasok termasuk kebutuhan penting yaitu kriteria yang diurutkan dari nilai tertinggi (5
[2]: = sangat penting) sampai dengan nilai
terendah (1 = tidak penting). Berdasarkan

56 Jurnal Laporan Kerja Praktek, Vol. 14 No.1, April 2015:55-70


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

hasil penelitian tersebut, kulaitas merupakan Tabel 2. Metode Seleksi Pemasok


kriteria yang paling penting dalam pemilihan Pendekatan Kategori Metode
pemasok. Multi Attribute Categorical
Decision Model
Making (Linear
Weighted
2.1.3. Metode Pemilihan Pemasok Weighting
Point Model
Models)
Metode seleksi pemasok adalah model Linear
atau pendekatan yang digunakan untuk Multi
Programming
Objectives
melakukan proses pemilihan pemasok. Integer
Optimization
Metode yang dipilih sangat penting untuk (Mathematical
Programming
keseluruhan proses seleksi dan berpengaruh Goal
/Linear
signifikan pada hasil pemilihan. Penting Programming
Programming
untuk memahami mengapa suatu Multi Objective
Models)
Programming
perusahaan memilih salah satu metode
Principal
(atau kombinasi dari metode yang berbeda) Kuantitatif Component
atas yang lain [2]. Analysis
Beberapa metode seleksi terkenal telah Statistical/Pro Multiple
dikembangkan dan diklasifikasikan oleh babilistic Attribute
banyak ilmuwan selama bertahun-tahun. Approaches Utility Theory
Biasanya ketika sebuah perusahaan Data
menetapkanuntuk mengembangkan atau Envelopment
memilih metode seleksi pemasok, hasilnya Analysis
adalah gabungan dari beberapa metode Artificial
Intelligent Neural
yang berbeda dengan kekuatan yang
Approaches Network
berbeda guna memenuhi kebutuhan Fuzzy Theory
untukmemilih perusahaan yang spesifik. Cost Ratio
Oleh karena itu, penting untuk Other (Cost
Total Cost of
mengeksplorasi berbagai metode seleksi based Method)
Ownership
yang berbeda dan untuk mendiskusikan Analytical
berbagai perbedaan aplikasinya [3]. Hierarchy
Kriteria dibagi menjadi dua kelompok, Process
Analytical
yaitu kuantitatif dan kualitatif. Sejak tahun AHP – Linear
Hierarchy
2003, perhatian lebih banyak diberikan pada Kuantitatif Programming
Process (AHP)
dan Kualitatif Voting AHP
kriteria kualitatif sehingga sebagai dan
Fuzzy AHP
konsekuensinya metode seleksi pemasok integrasinya
Analytical
juga berubah. Selama beberapa tahun ini, Network
perhatian diperlukan untuk merubah ukuran Process
kriteria kualitatif dan kuantitatif.Berdasarkan Sumber : [2]
penjelasan di atas, maka metode-metode
pemilihan pemasok dapat dikelompokkan b. Metode Poin Tertimbang (Weighted Point
seperti pada Tabel2. Method)
Penjelasan dari metode-metode Metode Poin Tertimbang (Weighted Point
pemilihan pemasok pada Tabel 2 adalah Method) merupakan metode yang mudah
sebagai berikut [2]: diimplementasikan, fleksibel, dan cukup
a. Metode Kategori (Categorical Method) efisien dalam optimalisasi pengambilan
Metode Kategori (Categorical Method) keputusan seleksi pemasok. Metode ini
merupakan metode dimana berdasarkan lebih mahal daripada metode kategori
masing-masing kriteria, pemasok tetapi cenderung lebih objektif, meskipun
diklasifikasikan menjadi “baik”, “sedang”, hal itu bergantung juga pada penilaian
dan “jelek”; dan ditandai dengan (+), pembeli terhadap kinerja pemasok.
(0), dan (-) untuk tiap level. Pemasok
c. Pemrograman Linier (Linear
dianggap terbaik jika memperoleh tanda
Programming)
(+) lebih banyak dari yang lain.
Model pemograman linier dengan tujuan
Berdasarkan total skor, pemasok dapat
tunggal untuk memilih pemasok terbaik,
diperingkat dan skor tertinggi akan
dengan mengacu kepada tiga faktor;
dipilih. Selain itu, klasifikasi juga dapat
yaitu harga, kualitas, dan pelayanan.
ditentukan dengan cara pembeli
Biaya total pembelian dijadikan suatu
menentukan penilaian; misal: “lebih
fungsi tujuan; sedangkan kualitas,
suka”, “tidak puas”, atau “netral”; untuk
kebutuhan pelayanan, dan waktu
setiap atribut yang dipilih terhadap setiap
dijadikan sebagai batasan. Tujuan model
pemasok yang bersaing.

Analisis Pemilihan Pemasok (S.O. Viarani dan H.R. Zadry) 57


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK

ini adalah meminimalkan biaya total DEA memungkinkan manajer untuk


pembelian. Masalah signifikan yang selalu mengevaluasi suatu ukuran secara efisien
dijumpai adalah berkaitan dengan adanya karena mereka tidak perlu mencari
faktor kualitatif yang digunakan oleh hubungan antar ukuran tersebut. DEA
pembeli/ pemasok. membantu untuk mengelompokkan
pemasok menjadi grup pemasok efisien
d. Pemrograman Integer (Integer
dan grup pemasok tidak efisien.
Programming)
Model ini dapat digunakan untuk j. Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural
meminimalkan jumlah biaya pembelian, Hierarchy/ ANN)
biaya persediaan dan biaya pemesanan. Artificial Neural Hierarchy (ANN)
diaplikasikan untuk mengeliminasi kriteria
e. Pemograman Tujuan (Goal Programming)
yang tidak diperlukan, sehingga dapat
Aplikasi Goal Programming merupakan
memastikan pentingnya suatu kriteria
aplikasi untuk mengalokasikan kuantiti
yang krusial untuk pemilihan pemasok.
pemesanan antar pemasok dengan
Kemudian, setiap input
batasan pada situasi multipel kriteria,
dikorespondensikan dengan setiap
produk dan penawaran tunggal dari tiap
kriteria yang memungkinkan (termasuk
pemasok. Metode ini dapat digunakan
kriteria yang tidak penting dan kriteria
untuk mengidentifikasi pemasok yang
yang penting), dan output
terbaik dan mengalokasikan pemesanan
merepresentasikan keuntungan
antar mereka dengan meminimalkan
perusahaan.
biaya akuisisi produk, dan
memaksimalkan kualitas produk total dan k. Teori Fuzzy
keandalan pengiriman. Teori himpunan Fuzzy menawarkan cara
yang tepat dalam memodelkan preferensi
f. Pemrograman Multi Tujuan (Multi
yang tidak jelas secara matematik,
Objective Programming)
misalnya pada saat pengaturan bobot
Multi Objective Programming (MOP)
dari skor kinerja pada suatu kriteria.
digunakan dalam seleksi pemasok untuk
Metode ini bisa digunakan untuk
menganalisis secara sistematik
mengatasi ketidakjelasan, ambiguitas,
pertukaran antar faktor yang terlibat.
dan subyektifitas penilaian manusia.
Pada model ini, biaya, kualitas, dan
Selain itu, metode ini juga mampu
pengiriman dijadikan sebagai tujuan;
mengubah bentuk penilaian verbal
dengan sistem dan kebijakan sebagai
pembuat keputusan ke variabel linguistik,
batasan. Model ini dapat digunakan untuk
yang lebih akurat dibanding metode lain.
menentukan kuantiti pemesanan yang
Tetapi, Fuzzy Logic merupakan teori yang
optimal ke calon pemasok dengan biaya
kompleks dan akan menyulitkan
minimal.
pengguna untuk memahami rasionalitas
g. Analisis Komponen Utama (Principal hasilnya.
Component Analysis/PCA)
l. Rasio Biaya (Cost Ratio)
Principal Component Analysis (PCA)
Metode rasio biaya didasarkan pada
memberikan bobot terhadap rasio
analisis biaya yang mempertimbangkan
output/input yang dibentuk oleh multipel
rasio biaya untuk kualitas produk,
output dan multipel input dari pemasok,
pengiriman, dan pelayanan pelanggan.
sehingga rangking kinerja pemasok dapat
Rasio biaya mengukur biaya tiap faktor
dibuat berdasarkan skor PCA.
dalam bentuk prosentase dari total
h. Teori Utilitas Atribut Banyak (Multiple pembelian kepada pemasok. Metode rasio
Attribut Utility Theory/ MAUT) biaya merupakan metode yang sangat
Multiple Attribut Utility Theory (MAUT) fleksibel, tetapi sangat rumit yang
fokus pada struktur multi kriteria atau sehingga memerlukan pengembangan
multi atribut dari alternatif; biasanya sistem akuntansi biaya. Ukuran kinerja
ketika ada resiko atau ketidakpastian, harus diekpresikan dalam satuan yang
dan pada metodologi untuk menilai nilai sama.
individu dan probabilitas subyektif.
m. Total Cost of Ownership (TCO)
i. Data Envelopment Analysis (DEA) Total Cost of Ownership (TCO) mencoba
Data Enveloppment Analysis (DEA) untuk menghitung semua biaya yang
adalah teknik matematika yang berhubungan dengan pembelian sejumlah
menghitung efisiensi relatif, yaitu rasio produk atau jasa dari pemasok.
antara bobot output dengan bobot input Pendekatan biaya total mencoba untuk
dari multi DMU (Decision Making Unit). menghitung semua biaya yang terkait

58 Jurnal Laporan Kerja Praktek, Vol. 14 No.1, April 2015:55-70


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

dengan pemilihan pemasok dalam satuan memilih secara spesifik mengenai


moneter. pentingnya setiap kriteria evaluasi
menggunakan variabel linguistik.
n. Proses Hirarki Analitis (Analytic Hierarchy
Process/ AHP) r. Proses Jaringan Analitis (Analytic Network
Analytic Hierarchy Process (AHP) Process/ ANP)
menawarkan metodologi untuk Analytic Network Process (ANP) adalah
mengurutkan alternatif penyelesaian bentuk yang lebih umum dari Analytic
masalah berdasarkan penilaian pembuat Hierarchical Process (AHP), yang
keputusan dengan memperhatikan menggabungkan umpan balik dan
pentingnya suatu kriteria dan sejauh hubungan saling ketergantungan antar
mana kriteria-kriteria tersebut dipenuhi elemen keputusan dan alternatif. Hal ini
oleh tiap alternatif. Proses Hirarki Analitis memberikan pendekatan yang lebih
(Analytic Hierarchy Process/AHP) telah akurat ketika memodelkan masalah
diaplikasikan secara luas dalam problem keputusan yang kompleks. AHP adalah
pengambilan keputusan yang melibatkan kasus khusus dari ANP. Baik AHP dan
beberapa kriteria dalam sistem yang ANP menurunkan skala prioritas relatif
banyak tingkatannya. Metode ini dapat angka mutlak dari penilaian individu
digunakan untuk struktur yang kompleks, dengan membuat perbandingan
problem hirarki yang multi person, multi berpasangan dari elemen-elemen pada
atribut, dan multi periode. properti umum atau kriteria kontrol.
Dalam AHP, penilaian ini
o. Proses Hirarki Analitis - Pemrograman
merepresentasikan asumsi independen
Linier (Analytic Hierarchy Process/ AHP –
elemen tingkat tertinggi dari elemen
Linear Programming/ LP)
tingkat terendah pada struktur hirarki
Model integrasi AHP dan pemrograman
multi level. ANP dapat menyelesaikan
linier dapat membantu manajer
secara sistematis semua hal yang
mengedepankan kedua faktor kualitatif
berkaitan dengan ketergantungan dan
dan kuantitatif dalam menentukan
umpan balik dalam sistem keputusan dan
pemasok terbaik dan menempatkan
mampu menangani masalah rank
pemesanan kuantitas yang optimal guna
reversal. Tetapi, semakin komplek
memaksimalkan nilai total pembelian.
sistemnya (jumlah faktor dan
Model ini dapat diaplikasikan untuk
hubungannya meningkat) maka
seleksi pemasok dengan atau tanpa
membutuhkan usaha yang lebih bagi
batasan kapasitas.
analis dan pembuat keputusan.
p. Voting - Proses Hirarki Analitis (Voting -
Analytic Hierarchy Process/ VAHP)
2.2. Pengadaan
Metode ini membandingkan jumlah bobot
dari angka yang terpilih dari peringkat Pengadaan memiliki peran penting dalam
suara, setelah menentukan bobot dalam pencapaian laju perusahaan. Tugas utama
ranking yang terpilih. Sistem ini dikenal dari pengadaan adalah menyediakan input
dengan Voting AHP (VAHP), menyediakan berupa barang dan jasa yang dibutuhkan
metode yang lebih sederhana dari AHP dalam kegiatan produksi dan kegiatan lainya
tetapi tidak kehilangan pendekatan didalam sebuah perusahaan [1].
sistematik dari penurunan bobot dan Tugas-tugas bagian pengadaan antara
peringkat performa pemasok. VAHP lain:
membolehkan manajer pembelian untuk a. Merancang hubungan yang tepat dengan
membangkitkan opsi pembelian inferior pemasok
dan menganalisis secara sistematis b. Memilih pemasok yang tepat
pertukaran yang inheren antar kriteria c. Memilih dan mengimplementasi teknologi
yang relevan. yang cocok
d. Memilih data item yang dibutuhkan dan
q. Fuzzy - Proses Hirarki Analitis (Fuzzy -
data pemasok
Analytic Hierarchy Process/ AHP)
e. Melakukan proses pembelian
Fuzzy AHP merupakan pendekatan
f. Mengevaluasi kerja pemasok
sistematik untuk problem seleksi dan
justifikasi alternatif dengan menggunakan
konsep teori komponen fuzzy dan analisis
struktur hirarki. Mereka mengaplikasikan
Fuzzy AHP untuk memilih pemasok
terbaik pada perusahaan manufaktur
Turki. Pengambil keputusan harus dapat

Analisis Pemilihan Pemasok (S.O. Viarani dan H.R. Zadry) 59


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK

2.3. Analytical Hierarchy Process b. Kompleksifitias


AHP memadukan rancangan deduktif dan
2.3.1. Pengantar AHP
rancangan berdasarkan system dalam
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah memecahkan persoalan kompleks.
hirarki fungsional untuk membantu c. Saling ketergantungan
pengambil keputusan agar lebih baik dalam AHP dapat menangani saling
pengambilan keputusan terhadap masalah- ketergantungan elemen-elemen dalam
masalah yang mempunyai banyak objektif. suatu sistem dan tidak memaksakan
Tujuan lain dari pendekatan AHP adalah linier.
melengkapi sebuah kerangka kerja dan
teknik merangking alternatif-alternatif yang d. Penyusunan Hierarki
layak berdasarkan referensi pengambil AHP mencerminkan kecenderungan alami
keputusan. Hal ini dapat dilakukan karena pikiran untuk memilah-milah elemen-
AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan elemen suatu sistem dalam berbagai
masukan utamanya adalah persepsi tingkat berlainan dan menggelompokkan
manusia. Adanya hirarki menjadikan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.
masalah kompleks dan tidak terstruktur
e. Pengukuran
dipecahkan kedalam kelompok-kelompok
AHP memberi suatu skala untuk
dan diatur secara hirarki. Pendekatan AHP
menggukur hal-hal dan terwujud suatu
hampir identik dengan model perilaku politis,
metode untuk menentapkan prioritas.
yaitu merupakan model keputusan
(individual) dengan menggunakan f. Konsistensi
pendekatan kolektif dari proses pengambilan AHP melacak konsistensi logis dari
keputusannya. Disamping itu juga dapat pertimbangan –pertimbangan yang
memecahkan masalah kompleks kriteria digunakan untuk menetapkan berbagai
banyak dimana kompleksitasnya disebabkan priogritas.
oleh struktur masalah yang belum jelas,
ketidakpastian persepsi pengambil g. Sintesis
keputusan serta ketidakpastian tersedianya AHP menuntun ke suatu taksiran
data statistik yang akurat atau bahkan tidak menyeluruh tentang kebaikan setiap
ada sama sekali[4]. alternative
AHP merupakan suatu penyelesaian h. Tawar menawar
masalah yang menggunakan kerangka AHP mempertimbangkan prioritas-
berpikir untuk mennsederhanakan suatu prioritas relatif dari berbagai faktor
persoalan kompleks dengan pembobotan sistem dan memungkinkan organisasi
kriteria-kriteria yang memiliki kepentingan
memilih alternatif terbaik berdasarkan
tertentu. AHP dikembangkan oleh DR.
tujuan merek.
Thomas Saaty dari Whartson School of
Business pada tahun 1970-an untuk i. Penilaian dan konsensus
menggorganisasikan informasi dan judgment AHP tidak memaksakan konsensus tetapi
dalam memilih alternatif yang paling disukai. mensintesiskan suatu hasil yang
AHP memungkinkan pengguna untuk representatif dari berbagai penilaian
memberikan nilai bobot relatif dari suatu berbeda.
kriteria majemuk secara intuisif [5].
j. Pengulangan Proses
2.3.2. Kelebihan Keputusan dengan AHP memungkinkan organisasi
AHP memperhalus definisi mereka pada suatu
persoalan dan meperbaiki pertimbangan
AHP memiliki banyak keunggulan dalam dan pengertian mereka melalui
menjelaskan proses penggambilan pengulangan
keputusan, karena proses keputusan
kompleks dapat diuraikan menjadi
keputusan-keputusan lebih kecil dan dapat 2.3.3. Prinsip Kerja AHP
ditangani dengan mudah. Kelebihan AHP
Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan
dalam pengambilan keputusan adalah [5]:
suatu persoalan kompleks yang tidak
a. Kesatuan
terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi
AHP memberikan suatu model tunggal
bagian-bagiannya, serta menata suatu
yang mudah dimengerti, luwes untuk
hierarki.
aneka ragam persoalan tidak terstruktur.
Ide dasar prinsip kerja AHP sebagai
berikut [5]:

60 Jurnal Laporan Kerja Praktek, Vol. 14 No.1, April 2015:55-70


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

a. Penyusunan hierarki b. Penilaian kriteria dan alternatif


Persoalan diuraikan menjadi unsur-unsur Kriteria dan alternatif dinilai melalui
yang memiliki kriteria dan alternatif yang perbandingan berpasangan. Kriteria
kemudian disusun menjadi sebuah tersebut menggunakan skala 1 sampai
diagram mempersentasikan keputusan dengan 9 seperti pada Tabel 3 [5].
memilih dengan menggunakan metode
AHP [5]. Contoh struktur hirarki dalam
AHP dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Contoh Struktur Hierarki dalam AHP

Tabel 3. Tabel Kriteria AHP d. Menetapkan berbagai persyaratan.


Nilai Keterangan e. Mengalokasikan sumber daya.
1 Kriteria/alternatif A sama pentingnya f. Meramalkan hasil dan menaksir resiko.
dengan kriteria/alternatif B g. Mengukur prestasi.
3 A sedikit lebih penting dari B h. Merancang sistem.
5 A jelas lebih penting dari B i. Menjamin kemantapan sistem.
7 A sangat jelas lebih penting dari B
j. Mengoptimumkan, merencanakan dan
9 Mutlak A lebih penting dari B
memecahkan konflik.
2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai
yang berdekatan
2.3.4. Langkah-langkah dalam Metode
c. Penentuan prioritas AHP
Setiap kriteria dan alternatif perlu
dilakukan perbandingan berpasangan Langkah–langkah dalam Metode
yang akan diolah untuk menentukan Analytical Hierarchy Process adalah [6]:
a. Menentukan jenis-jenis kriteria yang
peringkat relatif dari seluruh alternatif.
digunakan
Kriteria kualitatif dan kuantitatif akan
b. Menyusun kriteria–kriteria tersebut dalam
dibandingkan sesuai dengan judgement matrik berpasangan
yang telah ditentukan berdasarkan bobot
dan prioritas [5]. wi
aij = , i,j=1,2,…, n (1)
wj
d. Konsistensi logis
Semua elemen dikelompokkan secara Dimana n menyatakan jumlah kriteria
logis dan diperingkatkan secara konsisten yang dibandingkan, wi bobot untuk
sesuai dengan suatu kriteria yang logis kriteria ke-i dan aij adalah perbandingan
[5]. bobot kriteria ke i dan j.
c. Menormalkan setiap kolom dengan cara
Secara khusus AHP dapat digunakan membagi setiap nilai pada kolom ke i dan
untuk menyelesaikan persoalan keputusan baris ke j dengan nilai total dari setiap
antara lain [4]: kolom.
a. Menetapkan prioritas.
b. Menghasilkan seperangkat alternatif. aij
c. Memilih alternatif kebijakan yang terbaik. aij = (2)
Σ aij

Analisis Pemilihan Pemasok (S.O. Viarani dan H.R. Zadry) 61


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK

d. Menentukan bobot prioritas setiap kriteria


ke i, dengan membagi jumlah setiap nilai
a dengan jumlah kriteria yang
dibandingkan (n).

Σa
wi= (3)
n
Tabel 4. Nilai Random Index (RI)
e. Menentukan WSF (Wieght Single Factor) N RI
dengan rumus 1 0.00
2 0.00
aij= ∑n (4) 3 0.58
i=1 aij x wi
4 0.90
5 1.12
f. Menentukan nilai CF (Consistenci Factor)
6 1.24
dengan rumus
7 1.32
8 1.41
WSF
CF= (5) 9 1.45
Bobot
10 1.49
11 1.51
g. Menghitung nilai lamda max atau CF
12 1.48
rata-rata dengan rumus
13 1.56
14 1.57
Σ CF
λ max = (6) 15 1.59
n

h. Menghitung Consistensi Index (CI)


Perhitungan Indeks Konsistensi 3. METODOLOGI PENELITIAN
menggunakan persamaan:
3.1. Pengumpulan Data
λ max - n
CI= (7) Metode pengumpulan data yang
n-1
digunakan pada penelitian ini antara lain:
a. Observasi
i. Mengukur seluruh konsistensi penilaian
Observasi merupakan penelitian langsung
dengan menggunakan konsistensi rasio
(CR) dengan rumus: pada objek yang diteliti untuk
mendapatkan data.
CI b. Wawancara
CR= (8)
RI Wawancara dilakukan dengan tanya
jawab kepada staf yang menjabat
j. Suatu tingkat konsistensi tertentu c. Dokumentasi
diperlukan dalam penentuan prioritas Dokumentasi dilakukan dengan
untuk mendapatkan nilai yang terbaik. mengumpulkan data-data/ arsip
Nilai CR ≤ 0,10 adalah nilai konsistensi perusahaan yang mendukung
jika tidak maka perlu dilakukan revisi. pengumpulan data.
Tabel 4 menunjukkan nilai Random Index
(RI) Penelitian pemilihan pemasok dengan
metode AHP di Proyek Indarung VI PT
Semen Padangini menggunakan data-data
k. Penentuan nilai bobot prioritas diperoleh
sebagai berikut.
dari penjumlahan nilai bobot
a. Persyaratan menjadi pemasok
perbandingan antar kriteria dikalikan
b. Alasan penerimaan dan penolakan
dengan nilai bobot perbandingan
pemasok
alternatif dengan kriteria.
c. Kriteria dalam pemilihan pemasok
Bobot Prioritas =
Σ(Bobot Perbandingan Antar Kriteria x Pemilihan sub kriteria didapatkan dari
Bobot Perbandingan Alternatif dengan Kriteria) berbagai referensi yang nantinya akan
(9) diverifikasi oleh masing-masing penilai
tentang kevalidan datanya.

62 Jurnal Laporan Kerja Praktek, Vol. 14 No.1, April 2015:55-70


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

3.2. Pengolahan Data Tabel 5. Persyaratan Calon Pemasok


Proyek Indarung VI PT Semen
Data yang telah dikumpulkan akan diolah Padang
berupa penentuan hierarki pemilihan No Dokumen Ket.
pemasok, kriteria dan sub kriteria pemilihan Administrasi
pemasok, lalu dilakukan perbandingan 1 Surat permohonan menjadi Harus
kepentingan untuk kriteria maupun sub peserta prakualifikasi ada
2 Company profile yang Harus
kriteria dengan menggunakan metode AHP.
menyatakan data kemampuan ada
teknis perusahaan
3.3. Analisis 3 Akta pendirian perusahaan Harus
beserta pengesahan dari ada
Analisis dilakukan terhadap pengumpulan Menkumham RI
dan pengolahan data untuk membandingkan 4 Akta penyesuaian berdasarkan Harus
antara teori yang didapatkan dilandasan UU No. 40 tahun 2007 beserta ada
pengesahan dari Menkumham RI
teori dengan data aktual yang didapatkan
5 Akta perubahan terakhir beserta Harus
dari pengumpulan dan pengolahan data.
pengesahan dari Menkumham RI ada
6 Neraca Keuangan perusahaan Harus
dalam 3 tahun terakhir ada
7 Salinan Kartu Tanda Penduduk Harus
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
(KTP), nomor Pokok Wajib Pajak ada
4.1. Pengumpulan Data (NPWP) dan nomor Pengusaha
Kena Pajak (PKP)
Pengumpulan data berisikan 8 Daftar peralatan/perlengkapan Harus
tahapanpemilihan pemasokdan persyaratan yang dimiliki untuk menunjang ada
calon pemasok, prosedur penerimaan kegiatan pemasangan refactory
pemasok, rekap penilaian pemasok, dan 9 Prosedur kerja terkait Harus
konsep pemilihan pemasok aktual. penyimpanan, transportasi dan ada
pemasangan refactory
10 Inspection Test Plan (ITP), Harus
4.1.1. Persyaratan Calon Pemasok Quality Plan dan Inspection ada
Report
Persyaratan pemasok untuk menjadi 11 Struktur organisasi proyek dan Harus
calon pemasok di Proyek Indarung VI PT referensi list ada
Semen Padang, dijelaskan pada Tabel 5. 12 Product Data Sheet (PDS) dan Harus
Material Safety Data Sheet ada
13 Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Harus
4.1.2. Langkah-langkah Pemasok SIUP dan SITU ada
Menerima Bidder List (Mengikuti 14 Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi SBU
Tender) (IUJK) dan Surat Izin Badan jika
Usaha ada
Langkah-langkah pemasok untuk Quality Assurance
menerima purchase order dapat dijelaskan 15 Sistem Manajemen Mutu Harus
sebagai berikut: (ISO9001:2008) ada
a. Purchase request dikeluarkan oleh biro 16 Sistem Manajemen K3 (SMK3, Harus
OHSAS 18001) ada
perencanaan dan pengendalian
17 Sistem Manajemen Lingkungan Harus
perbekalan untuk memenuhi kebutuhan
(ISO14001) ada
b. Evaluasi dilakukan oleh pengadaan untuk 18 Sertifikasi AKSI (anggota) Jika
menentukan keperluan tender atau ada
pemilihan langsung
e. Pemasok yang telah menerima purchase
c. Jika dilakukan tender, maka pemasok request menyerahkan proposal atau surat
dengan jenis barang/ jasa tertentu yang berisikan penawaran barang atau
tertentu akan diinfokan via e-mail jasa yang berisikan detail produk atau
d. Pensortiran dilakukan terhadap vendor jasa, biaya, waktu pengerjaan dan hal-
yang memiliki bidang usaha yang sesuai, hal lainya
status SIUJK (Surat Izin Usaha Jasa f. Biro pengadaan barang atau biro
Konstruksi) yang aktif, SITU (Surat Izin pengadaan jasa akan melakukan evaluasi
Tempat Usaha) dan TDP (Tanda Daftar teknis, evaluasi harga, dan permintaan
Perusahaan), statuse-procurement yang diskon biaya kepada pemasok yang akan
OK, Status SBU (Sertifikat Badan Usaha) direkomendasikan
yang aktif, Golongan yang sesuai, Grade
yang sesuai, dan memiliki sertifikasi

Analisis Pemilihan Pemasok (S.O. Viarani dan H.R. Zadry) 63


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK

g. Pemasok yang direkomendasikan akan e. Melengkapi data-data yang terdapat di e-


mengikuti tender dan yang terpilih akan Procurement
menerima purchase order.
Pemasok yang mengajukan jasa yang
Langkah-langkah dalam mencalonkan sama, pemilik perusahaan yang sama
menjadi bidder list dapat dilihat pada namun berbeda perusahaan (sister
Gambar 2. company) akan diinformasikan bahwa hanya
satu perusahaan yang akan
direkomendasikan untuk tender. Pemalsuan
Draft Verifikasi kebutuhan Laporan data-data yang diberikan pemasokakan
TOR Bidder List: PQ/RFI berujung pada blacklist yang berdampak
1. Jenis pekerjaan tidak bisa direkomendasikan untuk tender-
(Barang/jasa)
2. Kualifikasi khusus
tender selanjutnya.
TOR 3. Pengalaman

4.1.4. Metode Pemilihan Pemasok


Aktual
Kebutuhan Persiapan Vendor List:
Bidder List 1. Mengacu pada rekap Metode pemilihan pemasok aktual
kompetensi dilakukan dengan tiga cara yang dijelaskan
kontraktor/rekomendas
i yang dikirim rendal
sebagai berikut:
1x2 bulan 1. Metode Pemilihan langsung
2. Tambahan dengan data Metode pemilihan langsung adalah
vendor yang mendaftar
dengan metode pengadaan dengan
ke proyek
3. Rekomendasi user pengajuan proyek atau pekerjaan
4. Download SAP kepada beberapa pemasok yang
terdaftar sebagai pemasok Proyek
Indarung VI PT Semen Padang untuk
Rapat Calon Bidder List: mempersentasikan konsep dan
koordinasi 1. List vendor lulus PQ kelebihan-kelebihan jasa pemasok
dengan user 2. Status legal doc/Block dibandingkan kompetitornya.
terhadap System
vendor yang 3. Status kompetensi 2. Metode Penunjukan Langsung
akan diajukan teknis
sebagai calon 4. Hystorical PO
Metode penunjukan langsung adalah
bidder 5. Performance yang telah metode pengadaan dengan pemilihan
mendapatkan PO pemasokyang langsung
6. Performance tender direkomendasikan oleh user. Pada
5. Isu-isu penting
umumnya pemasok yang mendapat
rekomendasi langsung adalah
Jika masih mungkin pemasokyang telah berpengalaman
dilakukan PQ memberikan jasa ke Proyek Indarung
VI PT Semen Padang dengan kualitas
dan biaya yang optimal.
Usulan bidder list
3. Metode Pembelian dengan tender
Metode pembelian dengan tender
Posting bidder list
adalah metode pengadaan barang atau
jasa dengan cara melakukan tender
Gambar 2. Langkah-langkah menjadi atau penawaran dari pemasok untuk
Bidder List barang atau jasa yang dibutuhkan.
Pembelian dengan tender ini dengan
memilih pemasok yang menawarkan
4.1.3. Prosedur Penerimaan Pemasok
harga yang lebih kecil dari pemasok
Prosedur pemasokbaru agar bisa menjadi lainnya yang juga terpilih mengikuti
Pemasok Proyek Indarung VI PT Semen tender.
Padang adalah:
a. Melengkapi tatacara dan persyaratan
4.2. Pengolahan Data
calon pemasokProyek Indarung VI PT
Semen Padang Pengolahan data berisikan perhitungan
b. Periksa Legalitas nilai kepentingan kriteria, perhitungan nilai
c. Rekomendasi kepentingan perusahaan, dan perhitungan
d. Diundang penawaran pemasok terbaik dengan metode analytical
hierarchy process.

64 Jurnal Laporan Kerja Praktek, Vol. 14 No.1, April 2015:55-70


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

4.2.1. Penyusunan Hirarki Pemilihan Gambar 3. Struktur Hirarki Pemilihan


Pemasok Pemasok
Penyusunan hirarki dilakukan dengan
Gambar 3 di atas menunjukkan bahwa
cara menyusun suatu hirarki yang diawali
tujuan dari permasalahan adalah memilih
dengan tujuan umum yang akan dipilih,
alternatif pemasok dengan pertimbangan
kemudian dengan subtujuan yang berisikan
beberapa kriteria yaitu, kelengkapan data,
kriteria–kriteria untuk pemilihan dan yang
pengalaman perusahaan, kemampuan
terakhir pada hirarki paling bawah berisikan
teknologi, kemampuan desain dan
alternatif pilihan.
kemampuan keuangan dan pilihan pemasok.
Pemasok yang ada sekarang antara lain PT
ABB Sakti Indonesia, PT Siemen Indonesia
Kelengkapan dan PT Alstom Grid.
Data

PT ABB 4.2.2. Pembuatan Matrik Perbandingan


Sakti Berpasangan
Pengalaman Indonesia
Perusahaan
Tahap ini memformulasikan hubungan
antar faktor, dimana setiap kriteria
diberlakukan sebagai faktor kontrol untuk
Alternatif
Kemampuan matriks perbandingan berpasangan. Setelah
Teknologi
Supplier memformulasikan hubungan saling
PT Siemen
Indonesia ketergantungan, perbandingan berpasangan
dilakukan dengan mengacu ke semua faktor
Kemampuan yang mempunyai pengaruh terhadap faktor
Design lain dalam kelompok itu sendiri maupun
kelompok lain. Tabel 6 menunjukkan
PT Alstom
Grid
perbandingan berpasangan antar kriteria.
Kemampuan
Keuanga

Tabel 6. Perbandingan Berapasangan Antar Kriteria


Kriteria Kelengkapan Pengalaman Kemampuan Kemampuan Kemampuan
Data Perusahaan Teknologi Desain Keuangan
Kelengkapan
1.00 0.50 0.33 0.33 0.20
Data
Pengalaman
2.00 1.00 0.50 0.33 0.50
Perusahaan
Kemampuan
3.00 2.00 1.00 2.00 0.50
Teknologi
Kemampuan
3.00 3.00 0.50 1.00 0.50
Desain
Kemampuan
2.00 2.00 2.00 2.00 1.00
Keuangan
Jumlah 11.00 8.50 4.33 5.67 2.70

Dari Tabel 6 diatas dapat diketahui Nilai normalisasi dari perbandingan


perbandingan prioritas dari kriteria-kriteria kriteria diperoleh dari nilai perbandingan
pemilihan pemasok, perbandingan antara kriteria pada kolom ke i dibagi dengan
kriteria kelengkapan data dengan jumlah jumlah nilai perbandingan pada
pengalaman perusahaan yaitu 2/1 artinya kolom ke i.
kriteria kelengkapan memiliki prioritas yang
lebih tinggi dari kriteria pengalaman
perusahaan.
Langkah selanjutnya, dari hasil
perbandingan kriteria diatas dilakukan
perhitungan menormalkan nilai setiap
kolom, menghitung nilai bobot, WSF, CF, CF
Rata-Rata, CI dan CR yang dapat dilihat
pada Tabel 7.

Analisis Pemilihan Pemasok (S.O. Viarani dan H.R. Zadry) 65


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK

Tabel 7.Menormalkan, bobot, perhitungan konsistensi indeks, konstensi rasio

Kelengkapan Pengalaman Kemampuan Kemampuan Kemampuan


Kriteria
Data Perusahaan Teknologi Desain Keuangan
Kelengkapan
0.375 0.200 0.429 0.360 0.444
Data
Pengalaman
0.188 0.100 0.071 0.040 0.111
Perusahaan
Kemampuan
0.125 0.200 0.143 0.240 0.111
Teknologi
Kemampuan
0.125 0.300 0.071 0.120 0.111
Desain
Kemampuan
0.188 0.200 0.286 0.240 0.222
Keuangan
Kriteria Jumlah Bobot WSF CF CF rata-rata
Kelengkapan
1.808 0.362 1.948 5.386 5.339
Data
Pengalaman
0.510 0.102 0.527 5.164 CI
Perusahaan
Kemampuan
0.819 0.164 0.893 5.451 0.085
Teknologi
Kemampuan
0.728 0.146 0.768 5.275 CR
Desain
Kemampuan
1.135 0.227 1.231 5.419 0.076
Keuangan

Nilai normalisasi dari perbandingan Nilai CF rata-rata merupakan nilai dari


kriteria diperoleh dari nilai perbandingan lamda max yang diperoleh dari rata-rata
kriteria pada kolom ke i dibagi dengan nilai CF.
jumlah jumlah nilai perbandingan pada Contoh perhitungan lamda max:
kolom ke i.
Contoh perhitungan kriteria kelengkapan Σ CF 25,397
λ max = = =5,079
data: n 5
1
aij = =0,375
12 Nilai CI diperoleh dari perbandingan
antara lamda max dikurangi dengan banyak
Untuk nilai bobot diperoleh dari jumlah kriteria dibagi dengan banyak kriteria
nilai normalisasi setia kriteria dibadi dengan dikurang satu.
banyaknya kriteria. Contoh perhitungan menentukan nilai
Contoh perhitungan bobot untuk kriteria konsistensi indek.
kelengkapan data:
λ max - n 5,079-5
1,808 CI= = =0,02
wi= =0,362 n-1 5-1
5
Nilai CR diperoleh dari nilai CI dibagi
Nilai WSF diperoleh dari jumlah perkalian dengan RI, diman nilai dari RI yang
matrik nilai bobt setiap kriteria dengan nilai digunakan untuk jumlah kriteria 5 adalah
perbandingan setiap kriteria. 1,12 yang dapat dilihat di Tabel4.
Contoh perhitungan nilai WSF kriteria Contoh perhitungan untuk menentukan nilai
kelengkapan data : konsistensi rasio.

a aij x wi =( 1 x 0,072)+(0,5 x0,132)+(0,33x0,255) CI 0.02


ij= ∑ni=1 CR= = =0,018
+(0,33 x 0,221)+(0,2 x 0,32)=0,361 RI 1,12

Nilai CF dihitung dari nilai WSF dibagi Karena nilai CR ≤ 0,1, maka pengolahan
dengan nilai bobot criteria. data dapat dilanjutkan.
Contoh perhitungan CF untuk kriteria
kelengkapan data: Perbandingan berpasangan alternatif
yang berkaitan dengan kriteria kelengkapan
WSF 0,361 data dapat dilihat pada Tabel8.
CF= = =5,013
Bobot 0,072

66 Jurnal Laporan Kerja Praktek, Vol. 14 No.1, April 2015:55-70


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 8. Perbandingan Berpasangan Tabel 12. Perbandingan Berapasangan


Alternatif yang Berkaitan dengan Alternatif yang Berkaitan dengan
Kriteria Kelengkapan data Kriteria Kemampuan Teknologi
Kelengkapan Kemampuan
SI ABB AG SI ABB AG
Data Teknologi
SI 1.00 0.33 3.00 SI 1.00 0.33 2.00
ABB 3.00 1.00 5.00 ABB 3.00 1.00 5.00
AG 0.33 0.20 1.00 AG 0.50 0.20 1.00
Jumlah 4.33 1.53 9.00 Jumlah 4.50 1.53 8.00
Ket: SI = PT Seimen Indonesia
ABB = PT. ABB Sakti Industri
AG = PT Alstom Grid
Tabel 13. Menormalkan, bobot, perhitungan
konsistensi indeks, konstensi
Tabel 9. Menormalkan, Bobot, Perhitungan rasio
Kemam
Konsistensi Indeks, Konstensi Rasio puan
Kelen SI ABB AG Jml Bobot
Teknol
gkap ogi
SI ABB AG Jml Bobot
an SI 0.222 0.217 0.250 0.690 0.230
Data
ABB 0.667 0.652 0.625 1.944 0.648
SI 0.231 0.217 0.333 0.781 0.260 AG 0.111 0.130 0.125 0.367 0.122
ABB 0.692 0.652 0.556 1.900 0.633 Kemam
AG 0.077 0.130 0.111 0.318 0.106 CF
puan
Kelen WSF CF rata- CI CR
CF Teknol
gkap rata
WSF CF rata- CI CR ogi
an SI 0.690 3.003
rata
Data ABB 1.948 3.007 3.004 0.002 0.003
SI 0.790 3.033 AG 0.367 3.001
ABB 1.946 3.072 3.039 0.019 0.033
AG 0.320 3.011
Perbandingan berpasangan alternatif
yang berkaitan dengan kriteria kemampuan
Perbandingan berpasangan alternatif design dapat dilihat pada Tabel 14.
yang berkaitan dengan kriteria pengalaman
perusahaan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 14. Perbandingan Berapasangan
Alternatif yang Berkaitan dengan
Tabel 10. Perbandingan Berpasangan Kriteria Kemampuan Desain
Alternatif yang Berkaitan dengan Kemampuan
Kriteria Pengalaman Perusahaan SI ABB AG
Desain
Pengalaman SI ABB AG SI 1.00 0.33 0.50
SI 1.00 0.33 0.50 ABB 3.00 1.00 3.00
ABB 3.00 1.00 3.00 AG 2.00 0.33 1.00
AG 2.00 0.33 1.00 Jumlah 6.00 1.67 4.50
Jumlah 6.00 1.67 4.50

Tabel 15. Menormalkan, bobot, perhitungan


Tabel 11. Menormalkan, Bobot, Perhitungan konsistensi indeks, konstensi
Konsistensi Indeks, Konstensi rasio
Rasio Kemam
Peng puan SI ABB AG Jml Bobot
alam SI ABB AG Jml Bobot Desain
an SI 0.167 0.200 0.111 0.478 0.159
SI 0.167 0.200 0.111 0.478 0.159 ABB 0.500 0.600 0.667 1.767 0.589
ABB 0.500 0.600 0.667 1.767 0.589 AG 0.333 0.200 0.222 0.756 0.252
AG 0.333 0.200 0.222 0.756 0.252 Kemam CF
Peng CF puan WSF CF rata- CI CR
alam WSF CF rata- CI CR Desain rata
an rata SI 0.481 3.023
SI 0.481 3.023 ABB 1.822 3.094 3.054 0.027 0.046
ABB 1.822 3.094 3.054 0.027 0.046 AG 0.767 3.044
AG 0.767 3.044

Perbandingan berpasangan alternatif


yang berkaitan dengan kriteria kemampuan
Perbandingan berpasangan alternatif keuangan dapat dilihat pada Tabel 16.
yang berkaitan dengan kriteria kemampuan
teknologi dapat dilihat pada Tabel 12.

Analisis Pemilihan Pemasok (S.O. Viarani dan H.R. Zadry) 67


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK

Tabel 16. Perbandingan Berapasangan Tabel 17. Menormalkan, bobot, perhitungan


Alternatif yang Berkaitan dengan konsistensi indeks, konstensi
Kriteria Kemampuan Keuangan rasio
Kemampuan Kema
SI ABB AG mpua
Keuangan
n SI ABB AG Jml Bobot
SI 1.00 0.20 0.33
Desai
ABB 5.00 1.00 2.00 n
AG 3.00 0.50 1.00 SI 0.111 0.118 0.100 0.329 0.110
Jumlah 9.00 1.70 3.33 ABB 0.556 0.588 0.600 1.744 0.581
AG 0.333 0.294 0.300 0.927 0.309
Kema
Langkah selanjutnya menentukan nilai bobot
mpua CF
prioritas akhir untuk memilih pemasok, n WSF CF rata- CI CR
alternatif yang memiliki bobot prioritas Desai rata
tertinggi merupakan pemasok yang terpilih. n
SI 0.329 3.001
Perhitungan bobot prioritas pemasok dapat ABB 1.747 3.006 3.004 0.002 0.003
dilihat pada Tabel 18. AG 0.929 3.004

Tabel 18. Perhitungan Bobot Prioritas Alternatif Pemasok


Kelengkapan Pengalaman Kemampuan Kemampuan Kemampuan Bobot
Data Perusahaan Teknologi Desain Keuangan Prioritas
SI 0.019 0.021 0.059 0.035 0.035 0.169
ABB 0.045 0.078 0.166 0.130 0.186 0.605
AG 0.008 0.033 0.031 0.056 0.099 0.227

Penentuan nilai bobot prioritas diperoleh


5.5.1 Analisis Metode Pengadaan
dari penjumlahan nilai bobot perbandingan
Aktual
antar kriteria dikalikan dengan nilai bobot
perbandingan alternatif dengan kriteria. Metode pengadaan aktual di Proyek
Contoh Perhitungan bobot prioritas untuk PT Indarung VI PT Semen Padang dengan
Seimen Indonesia: metode pemilihan langsung merupakan
metode yang umum digunakan dalam
Bobot Prioritas = ( 0,072 x 0,26 ) + ( 0,132 pemilihan pemasok. Metode ini digunakan
x 0,159 ) + ( 0,255 x untuk kebutuhan barang atau jasa yang
0,23 ) +( 0,221 x 0,159 mendesak dan tidak membutuhkan
) + ( 0,32 x 0,11) = spesifikasi dalam penentuan pemasok yang
0,168 dipilih.
Metode penunujukan langsung
Berdasarkan perhitungan bobot prioritas merupakan metode pemilihan pemasok
diperoleh nilai bobot prioritas tertiggi pada untuk kebutuhan jasa yang terjamin kualitas
alternatif PT ABB Sakti Industri dengan nilai dan harus terpenuhi dalam keadaan
bobot 0,604, alternatif kedua PT Alstom Grid mendesak. Metode ini digunakan dalam
dengan nilai bobot 0,226 dan alternatif pemilihan pemasok yang telah
terakhir PT Seimen Indonesia dengan nilai berpengalaman dalam pekerjaan-pekerjaan
bobot 0,168. yang telah dikerjakan di Proyek Indarung VI
PT Semen Padang. Metode ini digunakan
saat dirasa perlu, karena hanya tepat jika
5. ANALISIS digunakan pada keadaan sangat mendesak,
namun akan tetap dilakukan pemilihan
Analisis dilakukan terhadap data-data langsung jika masih memungkinkan.
yang diperoleh mencakup analisis metode Metode pembelian dengan tender
pengadaan aktual, analisis perhitungan merupakan metode yang sering digunakan
metode AHP dan analisis perbandingan Proyek Indarung VI PT Semen Padang dalam
pengadaan aktual dengan menggunakan pemenuhan barang atau jasa yang
metode AHP. dibutuhkan oleh user. Metode ini digunakan
agar barang atau jasa yang diinginkan oleh
user sesuai dengan spesifikasinya dan
pemasok yang terpilih juga pemasok yang
tepat yang memiliki spesifikasi barang atau

68 Jurnal Laporan Kerja Praktek, Vol. 14 No.1, April 2015:55-70


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

jasa yang terbaik dan juga biaya yang Proyek Indarung VI merupakan metode yang
optimal. talah sering digunakan dan pemasok yang
terpilih pun merupakan pemasokcukup
tepat, namun penggunaan metode ini akan
5.5.2 Analisis Perhitungan Metode AHP
memakan waktu yang cukup lama dalam
Perhitungan metode AHP menggunakan pemilihan pemasok sehingga pihak user
data kriteria dan subkriteria yang diperlukan harus menyiapkan kebutuhan barang atau
dalam pemilihan pemasok. Berdasarkan jasa yang diperlukan jauh sebelum itu
kriteria hirarki dari alternatif pemilihan digunakan untuk diajukan kepada pihak
pemasok. Berdasarkan nilai perbandingan pengadaan barang dan jasa agar kebutuhan
tingkat kepentingan yang telah dilakukan barang atau jasa yang diterima sesuai
dapat dilakukan perhitungan menentukan dengan spesifikasi yang diharapkan.
bobot masing-masing sub kriteria dengan Penggunaan metode AHP merupakan
cara membandingkan tingkat kepentingan metode yang sistematis dan tidak
antar subkriteria, sehingga diperoleh nilai membutuhkan waktu yang lama, selain itu
kriteria kelengkapan data yang memiliki menggunakan metode AHP dapat melihatkan
prioritas tertinggi, artinya kelengkapan data hubungan antar kriteria dan hubungan
merupakan kriteria yang terpenting dalam kriteria dengan yang dimiliki oleh pemasok
pemilihan pemasok. Perhitungan untuk dan metode AHP juga dapat memperlihatkan
menentukan prioritas pemasok ditentukan bobot prioritas dari kriteria dan pemasok
dengan membandingkan tingkat yang terpilih. Namun penggunaan metode ini
kepentingan antar pemasok dengan faktor membutuhkan perhitungan matrik
atau kriteria tertentu, sehingga diperoleh PT perbandingan perpasangan yang cukup
ABB Sakti Industri yang memiliki prioritas banyak sesuai dengan banyaknya kriteria
tertinggi, artinya PT ABB Sakti Indutri yang digunakan, selain itu perbandingan
merupakan pemasok yang terbaik yang berpasangan kriteria bersifat subjektif
mamp memenuhi kriteria-kriteria yang telah sehingga akurasi hasil tergantung pada
diberikan. pengetahuan keahlian pemakai dalam
bidangnya.

5.5.3 Analisis Perbandingan


Pengadaan Aktual dengan
Menggunakan Metode AHP 6. KESIMPULAN DAN SARAN

Pemilihan pemasok pada Proyek Indarung Penutup berisikan kesimpulan yang


VI PT Semen Padang dilakukan dengan cara didapatkan dari penelitian kali ini
melakukan pembelian dengan tender. berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
Pertama yang dilakukan Proyek Indarung VI Saran berisikan saran-saran yang diberikan
mendapatkan spesifikasi barang atau jasa agar penelitian selanjutnya lebih baik.
dari user, selanjutnya pihak pengadaan
membuat vendor list (daftar pemasok) yang
6.1 Kesimpulan
tepat sesuai spesifikasi, dan dilakukan
praqualifikasi untuk menentukan pemasok Penggunaan pemilihan aktual yang
yang akan ikut dalam tender dalam dilakukan Proyek Indarung VI merupakan
pengadaan barang atau jasa yang diajukan. metode yang talah sering digunakan dan
Dari hasil praqualifikasi diperoleh Bidder List menghasilkan pemasok yang tepat, namun
(daftar pemasok yang ikut tender), pemasok penggunaan metode ini akan memakan
tersebut diundang ikut tender dan pemasok waktu yang cukup lama. Penggunaan
yang terpilih merupakan pemasok yang metode AHP merupakan metode yang
memiliki spesifikasi yang bagus dan yan sistematis dan tidak membutuhkan waktu
menawarkan biaya yang minimal dari yang lama, dan dapat melihatkan bobot
kompetitornya. prioritas dari kriteria dan pemasok yang
Pemilihan pemasok dengan terpilih. Berdasarkan pemilihan pemasok
menggunakan metode AHP hanya yang telah dilakukan diperoleh bahwa PT
mnggunakan kriteria-kriteria dan dilakukan ABB Sakti Industri terpilih menjadi pemasok
perbandingan antar kriteria tersebut, untuk pengadaan gardu induk untuk Proyek
sehingga diperoleh pemasok sesuai dengan Indarung VI PT Semen Padang.
kriteria-kriteria yang telah dibuat
berdasarkan bobot prioritas pemasok
6.2 Saran
tertinggi.
Perbandingan dari kedua metode diatas Saran pada penulisan laporan kali ini
adalah pemilihan aktual yang dilakukan adalah:

Analisis Pemilihan Pemasok (S.O. Viarani dan H.R. Zadry) 69


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK

1. Data yang digunakan tidak hanya dari


hasil Request For Indormation tetapi
dari data lain yang dapat memberikan
informasi mengenai kriteria-kriteia yang
dimilki pemasok.
2. Indikator yang digunakan tidak hanya 5
indikator sehingga lebih dilihat
hubungan keterkaitan antar kriteria
yang dibandingkan.
3. Penelitian dilakukan sebaik tidak hanya
dengan menggunakan metode AHP
tetapi dengan metode lain yang lebih
baik, sehingga dapat dibandingkan hasil
yang lebih tepat.

DAFTAR PUSTAKA
[1] I. N. Pujawan, Supply Chain
Management, Jakarta: Guna Widya,
2005.
[2] M. R. Wibowo, Perancangan Model,
Jakarta: Universitas Indonesia, 2010.
[3] F. Tahriri, M. R. Osman, A. Ali, R. M.
Yusuff, A. Esfandiary, “AHP approach
for supplier evaluation and selection in
a steel manufacturing company”,
Journal of Industrial Engineering and
Management, vol. 1, no. 2, pp. 54-76,
2008
[4] A. Goenawan, A. “Memutuskan
dengan: Analytic Hierarchy Process”,
Jurnal Manajemen Operasi, 1999.
[5] Marimin. Teknik dan Pengambilan
Keputusan Kriteria Majemuk, Jakarta:
Grasindo, 2005.
[6] Ngatawi dan I. Setyaningsih, “Analisis
Pemilihan Pemasok Menggunakan
Metode Analytic Hierarchy Process
(AHP), Jurnal Ilmiah Teknik Industri,
Vol. 10, 2011.

70 Jurnal Laporan Kerja Praktek, Vol. 14 No.1, April 2015:55-70

You might also like