Professional Documents
Culture Documents
7 Juli 2015
POLA PERILAKU KONSUMSI ISLAMI MAHASISWA MUSLIM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA DITINJAU DARI TINGKAT RELIGIUSITAS 1)
Atina Shofawati
Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga
Email : atinashofawati@yahoo.com
ABSTRACT:
This research aims to know how Islamic Pattern Behavior Consumption of Students Faculty
Economics and Business University Airlangga in in Choosing Halal Food and Thayyib reviewed
by level of religiosity. The method that used is qualitative approach with a case study
strategy. Data was collected by interviews and direct observation of the object research.
The analysis technique that used is descriptive qualitative analysis that is narrating the results
of interviews and direct observation. Based on the results of the study concluded that the
Faculty of Economics and Business University Press Islamic behavior patterns of consumption
good and there is no difference between students of each program of study. Suggestions for
further research should deepen the Islamic consumption behavior of various faculties at the
University of Airlangga.
Keywords: pattern of behavior, Islamic consumption, halal food and thayyib, level of
religiosity
1)Jurnal ini merupakan bagian dari skripsi dari Yolanda Hani Putriani, NIM : 040810167, yang diuji pada 3
Juli 2015.
570
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
571
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
(ideologis) yaitu menunjuk pada tingkat karena dari penelitian ini dapat dilihat dan
keyakinan seorang Muslim terhadap dibedakan bagaimana pola konsumsi
kebenaran agamanya. Kedua, praktik mahasiswa yang telah belajar tentang
agama (ritualistik) yaitu menunjuk pada konsumsi halal dengan mahasiswa yang
kepatuhan seorang Muslim dalam belajar konsumsi secara umum dalam
mengerjakan ritual agama. Ketiga, menentukan perilaku konsumsinya yang
pengalaman (eksperiensial) dimana dilihat dari tingkat religiusitasnya.
akhlak yang menunjuk pada perilaku Peneliti akan mencoba meneliti lebih
yang dimotivasi oleh agamanya. mendalam tentang pola perilaku konsumsi
Keempat, pengetahuan agama Islami berdasarkan tingkat religiusitas,
(intelektual) mengacu kepada sejauh apakah mahasiswa ilmu Ekonomi Islam
mana setiap orang menguasai memiliki pola konsumsi yang berbeda
pengetahuan tentang agamanya. atau bahkan sama saja dengan
Kelima, pengamalan (konsekuensial) mahasiswa Ekonomi Konvensional dalam
mengidentifikasikan pada bagaimana menentukan konsumsinya. Sejauh ini
seorang individu melakukan ajaran diketahui bahwa mahasiswa Ekonomi
agamanya di dunia terutama dengan Islam telah belajar tentang produk halal
manusia lain (Ancok, 2001:80). lebih mendalam dibandingkan dengan
Tingkat religiusitas yang memiliki mahasiswa Ekonomi Konvensional yang
hubungan dengan perilaku konsumen beragama Islam. Hal ini menarik untuk
menarik untuk dikaji. Dimensi religiusitas diteliti dengan tujuan mengetahui apakah
menjadi tolak ukur sejauh mana tingkat ilmu yang telah dipelajari dipraktekkan
religiusitas seseorang mempengaruhi dalam kehidupan sehari-hari. Perlu
perilaku konsumsi. dilakukan penelitian untuk mengetahui
Penelitian akan ditujukan pada permasalahan dengan judul bagaimana
mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis pola perilaku konsumsi Islami Mahasiswa
Universitas Airlangga dan difokuskan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
semua program studi, yaitu Ekonomi Islam, Airlangga dalam memilih makanan halal
Manajemen, Akuntansi, Ilmu Ekonomi dan thayyib ditinjau dari tingkat
yang beragama Islam yang berkaitan religiusitas.
dengan pola konsumsi Islami yang ditinjau B. RUMUSAN MASALAH
dari tingkat religiusitas. Melalui penelitian Berdasarkan latar belakang di atas
ini, dapat diketahui bagaimana pola maka dapat dirumuskan permasalahan
perilaku mahasiswa yang berasal dari sebagai berikut, yaitu bagaimana pola
latar belakang ilmu Ekonomi Konvensional perilaku konsumsi Islami Mahasiswa Muslim
dengan perilaku mahasiswa yang berasal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
dari latar belakang ilmu Ekonomi Islam Airlangga dalam memilih makanan halal
572
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
dan thayyib ditinjau dari tingkat
religiusitas.
573
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
atau digunakan, merugikan diri sendiri dan yang batil, seperti mencuri, suap,
dan orang lain, dan dampak negatif menipu, judi, dan sebagainya
lainnya. Komoditi yang halal adalah yang D. RELIGIUSITAS
bukan termasuk dalam dua macam ini. Menurut Ancok (2001:76)
Shihab (2002) dalam (Muflih, 2006:14) keberagamaan atau religiusitas
C. HALAL DAN HARAM diwujudkan dalam berbagai sisi
Halal adalah sesuatu yang mubah kehidupan manusia. Aktivitas beragama
(diperkenankan), yang terlepas dari tidak hanya terjadi ketika seseorang
ikatan larangan, dan diizinkan oleh melakukan ritual (beribadah), tetapi juga
Pembuat Syari’at untuk dilakukan. Haram ketika melakukan aktivitas lain yang
adalah sesuatu yang dilarang oleh didorong oleh kekuatan supranatural.
Pembuat Syari’at dengan larangan yang Oleh karena itu, keberagaman seseorang
pasti, di mana orang yang melanggarnya akan meliputi berbagai macam sisi atau
akan dikenakan hukuman (siksa) di dimensi.
akhirat, dan adakalanya dikenai hukuman Terdapat lima macam dimensi
juga di dunia (Qaradhawi, 2007:13). keberagamaan menurut Glock dan Stark
Haram adalah sesuatu yang Allah dalam tingkatan tertentu, yaitu:
SWT larang. Oleh karena itu, seorang 1. Dimensi keyakinan (ideologis). Dimensi
Muslim harus dapat mengidentifikasi apa ini menunjuk pada seberapa tingkat
yang halal dan apa yang tidak. Menurut keyakinan Muslim terhadap kebenaran
Hosen (2007) (Soesilowati, 2009:22) ajaran-ajaran agamanya, terutama
terdapat kriteria makanan haram, secara terhadap ajaran-ajaran yang bersifat
garis besar terbagi 2 yakni: fundamental dan dogmatik
- Haram li dzatihi, haram dalam menyangkut keyakinan pada Allah
substansinya (zat-nya) yang pada SWT, Malaikat, Rasul. Setiap agama
dasarnya memang dilarang oleh mempertahankan seperangkat
agama dan sudah jelas rambu- kepercayaan di mana para penganut
rambunya di dalam Al-Quran. Menurut diharapkan akan taat. Walaupun
wujudnya terdapat dua kriteria yang demikian, isi dan ruang lingkup
haram di konsumsi. keyakinan bervariasi, tidak hanya
- Haram li ghairihi, suatu hal yang pada diantara agama-agama tetapi juga di
dasarnya (secara zat) tidak dilarang antara tradisi-tradisi agama yang
dalam agama, tetapi menjadi haram sama.
karena ada hal-hal lain yang 2. Dimensi praktik agama (ritualistik).
membuatnya menjadi haram, misalnya Dimensi ini mencakup perilaku
dalam cara mendapatkan suatu pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang
makanan dengan cara yang haram dilakukan orang untuk menunjukkan
574
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
575
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
dalam memilih makanan halal dan Airlangga yang dilakukan secara terbuka.
thayyib ditinjau dari tingkat religiusitas. Materi wawancara akan berkembang
C. JENIS DAN SUMBER DATA pada pertemuan berikutnya tetapi tetap
Data dalam penelitian kualitatif dibagi terfokus dan mengarah pada topik
menjadi dua yaitu data utama dan data penelitian sehingga mendapat informasi
penunjang atau tambahan. Data utama yang semakin lengkap dan akurat. Hasil
yang dibutuhkan dalam penelitian ini observasi dan wawancara dari obyek
merupakan data primer yang berasal dari penelitian akan didokumentasikan sendiri
hasil wawancara dan observasi langsung oleh peneliti.
dari lapangan sehingga datanya adalah E. TEKNIS ANALISIS
kata-kata dan tindakan dari obyek Pembahasan dilakukan dengan cara
penelitian atau dalam hal ini mahasiswa mengobservasi serta mencari tahu
Muslim S-1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis bagaimana pola konsumsi Islami
Universitas Airlangga. Data penunjang Mahasiswa Muslim Fakultas Ekonomi dan
merupakan data sekunder yang berasal Bisnis Universitas Airlangga. Tujuan dari
dari sumber tertulis dapat dibagi atas observasi tersebut guna mengetahui pola
sumber buku, majalah ilmiah, internet konsumsi Islami Mahasiswa setiap
yang berkaitan dengan permasalahan. Departemen. Indikator yang digunakan
D. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA adalah pemahaman dan penerapan
- Persiapan Awal konsumsi Islami dalam kehidupan sehari-
Pada tahap ini, peneliti tidak perlu hari, dan juga pembekalan Ilmu
mengurus surat ijin penelitian skripsi ke Pendidikan Agama I dan II selama kuliah.
bagian akademik FEB Universitas Indikator tersebut dapat dijadikan acuan
Airlangga karena penelitian dengan keberhasilan mahasiswa dalam
informan mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi berperilaku konsumsi secara Islami.
dan Bisnis Universitas Airlangga tidak perlu Apabila indikator tersebut dilaksanakan
lewat instansi terkait, sehingga peneliti dengan baik, berarti mahasiswa Fakultas
langsung menyiapkan daftar pertanyaan Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
wawancara. Peneliti melakukan berhasil menerapkan pola konsumsi Islami
pendekatan, berkenalan serta dengan baik, dan sebaliknya jika tidak
menjelaskan dengan mahasiswa sebagai dilaksanakan dengan baik, berarti
informan yang akan diwawancara. mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
- Saat pengumpulan data Universitas Airlangga tidak berhasil
Peneliti mengumpulkan data primer menerapkan pola konsumsi Islami dengan
yang diperoleh dari observasi dan baik.
wawancara dengan mahasiswa S-1 F. PENENTUAN INFORMAN
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
576
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
Informan dipilih sesuai spesifikasi itu halal, juga dapat dilihat dari label dan
peneliti guna mendapatkan informasi cara pembuatannya.
yang dibutuhkan oleh peneliti. Kriteria - Akuntansi
informan pada penelitian ini adalah Informan 5 : makanan yang
mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan diperbolehkan dalam Islam adalah syarat
Bisnis Universitas Airlangga yang mutlak dalam berkonsumsi.
beragama Islam dan bersedia di Informan 6 : makanan halal dan thayyib
wawancara, selain itu Mahasiswa Muslim ditinjau dari Al-Quran dan Hadist yang
yang telah belajar Mata Kuliah Pendidikan diperoleh dengan cara yang halal, diolah
Agama I dan II. Peneliti memilih delapan dengan cara yang baik.
mahasiswa dari masing-masing - Ilmu Ekonomi
Departemen dikarenakan jawaban hasil Informan 7 : makanan yang halal
wawancara dari delapan informan merupakan makanan yang tidak
tersebut sudah mewakili pertanyaan membuat badan kita merasa dirugikan.
peneliti. Informan 8 : makanan halal dan thayyib
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN identik dengan Islam yang berada dalam
A. BATASAN KONSUMSI DALAM SYARIAH Al-Quran.
Halal dan Thayyib Tidak Berlebihan
Berikut pola perilaku konsumsi mahasiswa Pola perilaku yang tidak berlebihan
Muslim S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis ditunjukkan oleh Mahasiswa Muslim S1
Universitas AIrlangga dari hasil Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
wawancara. Airlangga dengan tidak makan sebelum
- Ekonomi Islam lapar, yang mengikuto sunah Rasul.
Informan 1 : mengkonsumsi segala jenis Sedangkan untuk berhenti makan
makanan yang diizinkan untuk dikonsumsi sebelum kenyang masih belum dilakukan.
secara Islam seperti bukan babi dan yang B. TINGKAT RELIGIUSITAS
diharamkan dalam Islam. Pada tingkat religiusitas terdapat lima
Informan 2 : halal dan thayyib dilihat dari dimensi yang berhubungan dengan pola
komposisi, kandungan dan pendapat konsumsi Islami.
orang lain. - Keyakinan : bahwa kedelapan
- Manajemen. Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan
Informan 3 : makanan halal dan tahyyib Bisnis Universitas Airlangga menyakini
dapat diketahui dari bahan dan cara jika mengkonsumsi makanan halal dan
memasaknya. thayyib seperti yang dituliskan dalam
Informan 4 : berkonsumsi sesuai aturan Al-Quran dan Hadist membuktikan baik
Islam adalah salah satu syarat makanan bagi kesehatan tubuh.
577
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
578
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
memilih makanan halal dan thayyib, tingkat kepedulian yang tinggi terhadap
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis sesama.
Universitas Airlangga dalam memilih V. SIMPULAN DAN SARAN
makanan halal dan thayyib melihat dari SIMPULAN
label dan komposisi makanan tersebut. Berdasarkan hasil analisis dan
Jawaban yang hampir semuanya sama, pembahasan, maka dapat ditarik
selain melihat dari komposisi dan label simpulan penelitian Pola Perilaku Konsumsi
juga melihat dari cara pembuatan dan Islami Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
cara penyembelihan untuk hewan yang Bisnis Universitas Airlangga dalam Memilih
disembelih. Makanan Halal dan Thayyib ditinjau dari
Dimensi yang ketiga ini adalah Tingkat Religiusitas adalah sebagai berikut
pengalaman merupakan keyakinan :
bahwa makanan halal dan thayyib 1. Tidak terdapat perbedaan antara
berdampak pada kehidupan sehari-hari. mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga bidang studi
Universitas Airlangga menyetujui hal ini, Ekonomi Islam, Akuntansi, Ilmu Ekonomi
menurut mereka sesuatu yang masuk ke dan Manajemen dalam berperilaku
dalam tubuh akan berpengaruh pada konsumsi Islami.
kebiasaan sehari-hari. Jika mengkonsumsi 2. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
hal yang baik-baik maka hasilnya akan Universitas Airlangga memiliki pola
baik juga pada tubuh kita. Dimensi yang konsumsi dan tingkat religiusitas yang
selanjutnya adalah pengetahuan agama Islami walaupun sebagian dari mereka
untuk mengetahui sejauh mana tidak mempelajari konsumsi Islami.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis SARAN
Universitas Airlangga memahami ayat- Saran yang dapat diberikan pada
ayat Al-Quran dan Hadist. Pertanyaan penelitian Pola Perilaku Konsumsi Islami
yang diajukan menunjukkan bahwa Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga dalam Memilih
Universitas Airlangga tidak ada yang Makanan Halal dan Thayyib ditinjau dari
memahami ayat-ayat Al-Quran dan Tingkat Religiusitas adalah sebagai berikut:
Hadist yang menunjukkan tentang 1. Untuk Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
mengkonsumsi makanan halal dan Bisnis Universitas Airlangga, hendaknya
thayyib. Untuk dimensi yang terakhir yaitu lebih memperbanyak ilmu konsumsi
pengamalan dalam kehidupan sehari-hari Islami terutama yang beragama Islam
di kawasan kampus. Hasil penelitian dan menerapkannya dalam
menunjukkan Mahasiswa Fakultas Ekonomi kehidupan sehari-hari.
dan Bisnis Universitas Airlangga memiliki
579
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
580
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
581
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
582