You are on page 1of 13

JESTT Vol. 2 No.

7 Juli 2015

POLA PERILAKU KONSUMSI ISLAMI MAHASISWA MUSLIM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA DITINJAU DARI TINGKAT RELIGIUSITAS 1)

Yolanda Hani Putriani


Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email : yolandahanip@yahoo.com

Atina Shofawati
Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga
Email : atinashofawati@yahoo.com

ABSTRACT:
This research aims to know how Islamic Pattern Behavior Consumption of Students Faculty
Economics and Business University Airlangga in in Choosing Halal Food and Thayyib reviewed
by level of religiosity. The method that used is qualitative approach with a case study
strategy. Data was collected by interviews and direct observation of the object research.
The analysis technique that used is descriptive qualitative analysis that is narrating the results
of interviews and direct observation. Based on the results of the study concluded that the
Faculty of Economics and Business University Press Islamic behavior patterns of consumption
good and there is no difference between students of each program of study. Suggestions for
further research should deepen the Islamic consumption behavior of various faculties at the
University of Airlangga.
Keywords: pattern of behavior, Islamic consumption, halal food and thayyib, level of
religiosity

I. PENDAHULUAN mempengaruhi kepribadian manusia.


A. LATAR BELAKANG Keimanan memberikan saringan moral
Manusia pada dasarnya dalam membelanjakan harta dan
membutuhkan konsumsi untuk bertahan sekaligus juga memotivasi pemanfaatan
hidup dimana semakin tinggi kebutuhan, sumber daya (pendapatan) untuk hal-hal
konsumsi juga akan bertambah. Konsumsi yang efektif. Saringan moral bertujuan
setiap orang dapat berbeda-beda sesuai menjaga kepentingan diri tetap berada di
dengan kebutuhan dan tingkat dalam batas-batas kepentingan sosial
pendapatan. Pendapatan yang dengan mengubah preferensi individual
berbeda-beda merupakan penentu semata menjadi preferensi yang serasi
utama konsumsi. Bahkan beberapa orang antara individual dan sosial, serta
yang memiliki pendapatan sama, termasuk pula saringan dalam rangka
konsumsinya dapat berbeda. mewujudkan kebaikan dan kemanfaatan
Konsumsi Islam tidak dapat yang dapat mempengaruhi persepsi
dipisahkan dari peranan keimanan. konsumen (Muflih, 2006:12).
Peranan keimanan menjadi tolak ukur Berdasarkan penelitian Soesilowati
penting karena keimanan memberikan (2010:3) dengan judul ”Business
cara pandang dunia yang cenderung Opportunities for Halal Products in the

1)Jurnal ini merupakan bagian dari skripsi dari Yolanda Hani Putriani, NIM : 040810167, yang diuji pada 3
Juli 2015.
570
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

Global Market: Muslim Consumer manusia. Menurut Muflih (2006:15) yang


Behaviour and Halal Food Consumption” menjadi batasan konsumsi dalam syariah
menyebutkan agama dapat Islam termasuk pula aspek yang mesti
mempengaruhi perilaku konsumen dan diperhatikan adalah baik, cocok, bersih,
perilaku pada umumnya, terutama dalam dan tidak menjijikkan.
keputusan untuk membeli makanan dan Konsumsi dalam syariah memiliki
membangun kebiasaan makanan. batasan-batasan yang harus diperhatikan
Menurut Sack (2001) dalam Hanzaee, selain halal yaitu tidak berlebih-lebihan.
(2011:2) dampak agama terhadap Dalam membelanjakan harta terutama
konsumsi tergantung pada agama itu dalam berkonsumsi harus dilakukan
sendiri dan pada sejauh mana individu secara wajar, karena Allah SWT tidak suka
menafsirkan dan mengikuti ajaran agama dengan sikap mubazir. Sebagaimana
mereka. Di Indonesia dengan penduduk disebutkan dalam hadist.
yang mayoritas Muslim memiliki pola (‫ان ﻦ ا ﺴﻔﺮ ان ﺎءﻛ ﻛ ﺎ ا ﮭﯿ )ا ﻦ ﺎﺟﮫ‬
konsumsi yang berbeda dengan non Inna minnassyarofi anta’ kula kullamaasy
Muslim. Sebagai seorang Muslim tidak tahaita
semua makanan boleh untuk dikonsumsi, “Sesungguhnya termasuk pemborosan
terdapat batasan atau aturan yang harus bila kamu makan apa saja yang kamu
dipenuhi. Batasan konsumsi tersebut bernafsu memakannya” (HR. Ibnu Majah).
dijelaskan pada hadist. Hubungan antara religiusitas dengan
(‫ﮭﺔ )ا ﺨﺎري‬ ‫ا ﺤﻼل ﯿﻦ وا ﺤﺮام ﯿﻦ و ﯿﻨﮭ ﺎ ا ﻮر‬ keputusan pembelian terdapat dalam
Alhalaa lu bayyinuw walharoo mu penelitian Alam dkk (2011) dalam jurnal
bayyinuw wabainahummaa umuurun yang berjudul “Is religiosity an important
mustabhihatun determinant on Muslim consumer
“Yang halal jelas dan yang haram jelas. Di behaviour in Malaysia?”. Penelitian
antara keduanya ada perkara-perkara tersebut menunjukkan bahwa individu
yang kelam (kabur)” (HR. Al Bukhari). yang religiusitasnya tinggi cenderung
Menurut Rajab (1980) dalam (Yunus, kurang impulsif ketika membuat
2010) halal diyakini bersih, sehat, dan lebih keputusan pembelian. Temuan ini
lezat. Selain halal yang harus diperhatikan konsisten dengan literatur yang
adalah thayyib. Thayyib tidak hanya menyatakan bahwa individu yang sangat
digunakan dalam kaitannya dengan religius cenderung berperilaku dengan
makanan secara umum, tetapi juga cara yang relatif lebih matang, disiplin
mencakup berbagai keadaan seperti dan bertanggung jawab.
niat, kata-kata, tindakan, dan keyakinan. Konsep religiusitas Glock (1988)
Sesungguhnya halal dan thayyib terdapat lima dimensi keberagaman
memberikan kesehatan pada tubuh sesuai dengan Islam. Pertama, keyakinan

571
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

(ideologis) yaitu menunjuk pada tingkat karena dari penelitian ini dapat dilihat dan
keyakinan seorang Muslim terhadap dibedakan bagaimana pola konsumsi
kebenaran agamanya. Kedua, praktik mahasiswa yang telah belajar tentang
agama (ritualistik) yaitu menunjuk pada konsumsi halal dengan mahasiswa yang
kepatuhan seorang Muslim dalam belajar konsumsi secara umum dalam
mengerjakan ritual agama. Ketiga, menentukan perilaku konsumsinya yang
pengalaman (eksperiensial) dimana dilihat dari tingkat religiusitasnya.
akhlak yang menunjuk pada perilaku Peneliti akan mencoba meneliti lebih
yang dimotivasi oleh agamanya. mendalam tentang pola perilaku konsumsi
Keempat, pengetahuan agama Islami berdasarkan tingkat religiusitas,
(intelektual) mengacu kepada sejauh apakah mahasiswa ilmu Ekonomi Islam
mana setiap orang menguasai memiliki pola konsumsi yang berbeda
pengetahuan tentang agamanya. atau bahkan sama saja dengan
Kelima, pengamalan (konsekuensial) mahasiswa Ekonomi Konvensional dalam
mengidentifikasikan pada bagaimana menentukan konsumsinya. Sejauh ini
seorang individu melakukan ajaran diketahui bahwa mahasiswa Ekonomi
agamanya di dunia terutama dengan Islam telah belajar tentang produk halal
manusia lain (Ancok, 2001:80). lebih mendalam dibandingkan dengan
Tingkat religiusitas yang memiliki mahasiswa Ekonomi Konvensional yang
hubungan dengan perilaku konsumen beragama Islam. Hal ini menarik untuk
menarik untuk dikaji. Dimensi religiusitas diteliti dengan tujuan mengetahui apakah
menjadi tolak ukur sejauh mana tingkat ilmu yang telah dipelajari dipraktekkan
religiusitas seseorang mempengaruhi dalam kehidupan sehari-hari. Perlu
perilaku konsumsi. dilakukan penelitian untuk mengetahui
Penelitian akan ditujukan pada permasalahan dengan judul bagaimana
mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis pola perilaku konsumsi Islami Mahasiswa
Universitas Airlangga dan difokuskan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
semua program studi, yaitu Ekonomi Islam, Airlangga dalam memilih makanan halal
Manajemen, Akuntansi, Ilmu Ekonomi dan thayyib ditinjau dari tingkat
yang beragama Islam yang berkaitan religiusitas.
dengan pola konsumsi Islami yang ditinjau B. RUMUSAN MASALAH
dari tingkat religiusitas. Melalui penelitian Berdasarkan latar belakang di atas
ini, dapat diketahui bagaimana pola maka dapat dirumuskan permasalahan
perilaku mahasiswa yang berasal dari sebagai berikut, yaitu bagaimana pola
latar belakang ilmu Ekonomi Konvensional perilaku konsumsi Islami Mahasiswa Muslim
dengan perilaku mahasiswa yang berasal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
dari latar belakang ilmu Ekonomi Islam Airlangga dalam memilih makanan halal

572
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

dan thayyib ditinjau dari tingkat dipersembahkan sebagai korban untuk


religiusitas? memuja berhala dan tuhan-tuhan lain,
C. TUJUAN PENELITIAN dan persembahan bagi orang-orang
Untuk mengetahui bagaimana pola yang dianggap suci atau siapapun
perilaku konsumsi Islami mahasiswa Muslim kecuali Allah SWT (Muflih, 2006:13).

        


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Airlangga dalam memilih makanan halal

             
dan thayyib ditinjau dari tingkat
religiusitas.

    


II. LANDASAN TEORI
A. PERILAKU KONSUMSI DALAM ISLAM
Konsumsi merupakan cara innamaa harrama 'alaykumu almaytata
penggunaan yang harus diarahkan pada waalddama walahma alkhinziiri wamaa
pilihan-pilihan yang baik dan tepat agar uhilla bihi lighayri allaahi famani idthurra
kekayaan bisa dimanfaatkan kepada ghayra baaghin walaa 'aadin falaa itsma
jalan yang sebaik mungkin untuk 'alayhi inna allaaha ghafuurun rahiimun
masyarakat banyak. Perilaku konsumen “Sesungguhnya Allah SWT hanya
Muslim yang harus diperhatikan adalah mengharamkan bagimu bangkai, darah,
(Said, 2008:60) : daging babi, dan binatang yang (ketika
1. Penggunaan barang-barang yang disembelih) disebut (nama) selain Allah
bersih, baik, dan bermanfaat SWT. Tetapi barang siapa dalam keadaan
2. Kewajaran dalam membelanjakan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak
harta menginginkannya dan tidak (pula)
3. Sikap sederhana dan adil melampaui batas, Maka tidak ada dosa
4. Sikap kemurahan hati dan moralitas baginya. Sesungguhnya Allah SWT Maha
yang tinggi Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS,
5. Mendahukan kebutuhan yang lebih 2, Al-Baqarah: 173)
prioritas Batasan konsumsi dalam syariah tidak
B. BATASAN KONSUMSI DALAM SYARIAH hanya berlaku pada makanan dan
Dalam konsumsi Islami, konsumsi minuman saja, tetapi juga mencakup
dibatasi hanya pada barang halal saja jenis-jenis komoditi lainnya. Dalam tafsir al-
sedangkan barang yang haram dilarang. Misbah, bahwa haram itu ada dua
Contohnya, pada makanan dan macam, yaitu yang haram karena zatnya,
minuman yang terlarang adalah darah, seperti babi, bangkai, darah, dan yang
bangkai, daging babi, daging binatang haram karena sesuatu yang bukan dari
ketika disembelih diserukan nama selain zatnya, seperti makanan yang tidak
nama Allah SWT dengan maksud diizinkan oleh pemiliknya untuk dimakan

573
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

atau digunakan, merugikan diri sendiri dan yang batil, seperti mencuri, suap,
dan orang lain, dan dampak negatif menipu, judi, dan sebagainya
lainnya. Komoditi yang halal adalah yang D. RELIGIUSITAS
bukan termasuk dalam dua macam ini. Menurut Ancok (2001:76)
Shihab (2002) dalam (Muflih, 2006:14) keberagamaan atau religiusitas
C. HALAL DAN HARAM diwujudkan dalam berbagai sisi
Halal adalah sesuatu yang mubah kehidupan manusia. Aktivitas beragama
(diperkenankan), yang terlepas dari tidak hanya terjadi ketika seseorang
ikatan larangan, dan diizinkan oleh melakukan ritual (beribadah), tetapi juga
Pembuat Syari’at untuk dilakukan. Haram ketika melakukan aktivitas lain yang
adalah sesuatu yang dilarang oleh didorong oleh kekuatan supranatural.
Pembuat Syari’at dengan larangan yang Oleh karena itu, keberagaman seseorang
pasti, di mana orang yang melanggarnya akan meliputi berbagai macam sisi atau
akan dikenakan hukuman (siksa) di dimensi.
akhirat, dan adakalanya dikenai hukuman Terdapat lima macam dimensi
juga di dunia (Qaradhawi, 2007:13). keberagamaan menurut Glock dan Stark
Haram adalah sesuatu yang Allah dalam tingkatan tertentu, yaitu:
SWT larang. Oleh karena itu, seorang 1. Dimensi keyakinan (ideologis). Dimensi
Muslim harus dapat mengidentifikasi apa ini menunjuk pada seberapa tingkat
yang halal dan apa yang tidak. Menurut keyakinan Muslim terhadap kebenaran
Hosen (2007) (Soesilowati, 2009:22) ajaran-ajaran agamanya, terutama
terdapat kriteria makanan haram, secara terhadap ajaran-ajaran yang bersifat
garis besar terbagi 2 yakni: fundamental dan dogmatik
- Haram li dzatihi, haram dalam menyangkut keyakinan pada Allah
substansinya (zat-nya) yang pada SWT, Malaikat, Rasul. Setiap agama
dasarnya memang dilarang oleh mempertahankan seperangkat
agama dan sudah jelas rambu- kepercayaan di mana para penganut
rambunya di dalam Al-Quran. Menurut diharapkan akan taat. Walaupun
wujudnya terdapat dua kriteria yang demikian, isi dan ruang lingkup
haram di konsumsi. keyakinan bervariasi, tidak hanya
- Haram li ghairihi, suatu hal yang pada diantara agama-agama tetapi juga di
dasarnya (secara zat) tidak dilarang antara tradisi-tradisi agama yang
dalam agama, tetapi menjadi haram sama.
karena ada hal-hal lain yang 2. Dimensi praktik agama (ritualistik).
membuatnya menjadi haram, misalnya Dimensi ini mencakup perilaku
dalam cara mendapatkan suatu pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang
makanan dengan cara yang haram dilakukan orang untuk menunjukkan

574
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

komitmen atau tingkat kepatuhan seseorang dari hari ke hari. Menunjuk


Muslim terhadap agama yang pada tingkatan perilaku Muslim yang
dianutnya menyangkut pelaksanaan dimotivasi oleh ajaran-ajaran
shalat, puasa, zakat, haji. Praktik-praktik agamanya. Dimensi ini meliputi perilaku
keagamaan ini terdiri atas dua kelas suka menolong, bekerjasama (Ancok,
penting, yaitu ritual dan ketaatan. 2001:80).
3. Dimensi pengalaman (eksperiensial). III. METODE PENELITIAN
Dimensi ini memperhatikan fakta A. PENDEKATAN PENELITIAN
bahwa semua agama mengandung Penelitian ini dilaksanakan untuk
pengharapan-pengharapan tertentu. menjawab rumusan masalah yaitu
Dimensi ini berkaitan dengan bagaimana pola perilaku konsumsi Islami
pengalaman keagamaan, perasaan- mahasiswa Muslim Fakultas Ekonomi
perasaan, persepsi-persepsi, dan Universitas Airlangga dalam memilih
sensasi-sensasi yang dialami seseorang makanan halal dan thayyib ditinjau dari
atau didefinisikan oleh suatu kelompok tingkat religiusitas.
keagamaan yang melihat komunikasi. Pendekatan yang digunakan dalam
4. Dimensi pengetahuan agama penelitian ini adalah pendekatan
(intelektual). Dimensi ini menunjuk pada kualitatif. Moleong (2005) (Bogdan dan
seberapa tingkat pengetahuan dan Taylor, 1975:5) mengemukakan metode
pemahaman Muslim terhadap ajaran- kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
ajaran pokok dari agamanya, menghasilkan data deskriptif berupa kata-
terutama tentang ajaran-ajaran pokok kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dari agamanya, sebagaimana yang dan perilaku yang dapat diamati.
terdapat dalam kitab suci dengan Pendekatan ini diarahkan pada latar dan
harapan bahwa orang-orang yang individu secara holistik (utuh).
beragama paling tidak memiliki B. RUANG LINGKUP PENELITIAN
sejumlah minimal pengetahuan Ruang lingkup penelitian ini terbatas
mengenai dasar-dasar keyakinan, kitab pada pola perilaku konsumsi Islam
suci dan tradisi-tradisi. Dimensi ini mahasiswa Muslim S-1 Fakultas Ekonomi
menyangkut pengetahuan tentang isi dan Bisnis Universitas Airlangga dalam
pokok Al-Quran, hukum-hukum Islam, memilih makanan halal dan thayyib
sejarah Islam. ditinjau dari tingkat religiusitas.
5. Dimensi pengamalan atau Penelitian yang dimaksud adalah dalam
(konsekuensial). Dimensi ini mengacu rangka menjawab rumusan masalah
pada identifikasi akibat-akibat penelitian yaitu bagaimana pola perilaku
keyakinan keagamaan, praktik, konsumsi Islami mahasiswa Muslim Fakultas
pengalaman, dan pengetahuan Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

575
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

dalam memilih makanan halal dan Airlangga yang dilakukan secara terbuka.
thayyib ditinjau dari tingkat religiusitas. Materi wawancara akan berkembang
C. JENIS DAN SUMBER DATA pada pertemuan berikutnya tetapi tetap
Data dalam penelitian kualitatif dibagi terfokus dan mengarah pada topik
menjadi dua yaitu data utama dan data penelitian sehingga mendapat informasi
penunjang atau tambahan. Data utama yang semakin lengkap dan akurat. Hasil
yang dibutuhkan dalam penelitian ini observasi dan wawancara dari obyek
merupakan data primer yang berasal dari penelitian akan didokumentasikan sendiri
hasil wawancara dan observasi langsung oleh peneliti.
dari lapangan sehingga datanya adalah E. TEKNIS ANALISIS
kata-kata dan tindakan dari obyek Pembahasan dilakukan dengan cara
penelitian atau dalam hal ini mahasiswa mengobservasi serta mencari tahu
Muslim S-1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis bagaimana pola konsumsi Islami
Universitas Airlangga. Data penunjang Mahasiswa Muslim Fakultas Ekonomi dan
merupakan data sekunder yang berasal Bisnis Universitas Airlangga. Tujuan dari
dari sumber tertulis dapat dibagi atas observasi tersebut guna mengetahui pola
sumber buku, majalah ilmiah, internet konsumsi Islami Mahasiswa setiap
yang berkaitan dengan permasalahan. Departemen. Indikator yang digunakan
D. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA adalah pemahaman dan penerapan
- Persiapan Awal konsumsi Islami dalam kehidupan sehari-
Pada tahap ini, peneliti tidak perlu hari, dan juga pembekalan Ilmu
mengurus surat ijin penelitian skripsi ke Pendidikan Agama I dan II selama kuliah.
bagian akademik FEB Universitas Indikator tersebut dapat dijadikan acuan
Airlangga karena penelitian dengan keberhasilan mahasiswa dalam
informan mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi berperilaku konsumsi secara Islami.
dan Bisnis Universitas Airlangga tidak perlu Apabila indikator tersebut dilaksanakan
lewat instansi terkait, sehingga peneliti dengan baik, berarti mahasiswa Fakultas
langsung menyiapkan daftar pertanyaan Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
wawancara. Peneliti melakukan berhasil menerapkan pola konsumsi Islami
pendekatan, berkenalan serta dengan baik, dan sebaliknya jika tidak
menjelaskan dengan mahasiswa sebagai dilaksanakan dengan baik, berarti
informan yang akan diwawancara. mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
- Saat pengumpulan data Universitas Airlangga tidak berhasil
Peneliti mengumpulkan data primer menerapkan pola konsumsi Islami dengan
yang diperoleh dari observasi dan baik.
wawancara dengan mahasiswa S-1 F. PENENTUAN INFORMAN
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

576
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

Informan dipilih sesuai spesifikasi itu halal, juga dapat dilihat dari label dan
peneliti guna mendapatkan informasi cara pembuatannya.
yang dibutuhkan oleh peneliti. Kriteria - Akuntansi
informan pada penelitian ini adalah Informan 5 : makanan yang
mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan diperbolehkan dalam Islam adalah syarat
Bisnis Universitas Airlangga yang mutlak dalam berkonsumsi.
beragama Islam dan bersedia di Informan 6 : makanan halal dan thayyib
wawancara, selain itu Mahasiswa Muslim ditinjau dari Al-Quran dan Hadist yang
yang telah belajar Mata Kuliah Pendidikan diperoleh dengan cara yang halal, diolah
Agama I dan II. Peneliti memilih delapan dengan cara yang baik.
mahasiswa dari masing-masing - Ilmu Ekonomi
Departemen dikarenakan jawaban hasil Informan 7 : makanan yang halal
wawancara dari delapan informan merupakan makanan yang tidak
tersebut sudah mewakili pertanyaan membuat badan kita merasa dirugikan.
peneliti. Informan 8 : makanan halal dan thayyib
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN identik dengan Islam yang berada dalam
A. BATASAN KONSUMSI DALAM SYARIAH Al-Quran.
Halal dan Thayyib Tidak Berlebihan
Berikut pola perilaku konsumsi mahasiswa Pola perilaku yang tidak berlebihan
Muslim S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis ditunjukkan oleh Mahasiswa Muslim S1
Universitas AIrlangga dari hasil Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
wawancara. Airlangga dengan tidak makan sebelum
- Ekonomi Islam lapar, yang mengikuto sunah Rasul.
Informan 1 : mengkonsumsi segala jenis Sedangkan untuk berhenti makan
makanan yang diizinkan untuk dikonsumsi sebelum kenyang masih belum dilakukan.
secara Islam seperti bukan babi dan yang B. TINGKAT RELIGIUSITAS
diharamkan dalam Islam. Pada tingkat religiusitas terdapat lima
Informan 2 : halal dan thayyib dilihat dari dimensi yang berhubungan dengan pola
komposisi, kandungan dan pendapat konsumsi Islami.
orang lain. - Keyakinan : bahwa kedelapan
- Manajemen. Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan
Informan 3 : makanan halal dan tahyyib Bisnis Universitas Airlangga menyakini
dapat diketahui dari bahan dan cara jika mengkonsumsi makanan halal dan
memasaknya. thayyib seperti yang dituliskan dalam
Informan 4 : berkonsumsi sesuai aturan Al-Quran dan Hadist membuktikan baik
Islam adalah salah satu syarat makanan bagi kesehatan tubuh.

577
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

- Praktik Agama : bahwa kedelapan Pemilihan makanan halal dan thayyib


Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan dalam kehidupan sehari-hari juga telah
Bisnis Universitas Airlangga menjalankan dilakukan oleh studi Mahasiswa Fakultas
praktik-praktik agama sesuai dengan Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
Al-Quran dan Hadist, seperti melihat dengan baik. Melihat label halal pada
komposisi makanan sebelum membeli kemasan, memperhatikan pengolahan
makanan kemasan maupun pada makanan pada saat dimasak juga
label halal. termasuk cara menjaga agar selalu
- Pengalaman : kedelapan Mahasiswa mengkonsumsi makanan halal.
S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Batasan konsumsi Islami selain halal
Universitas Airlangga meyakini bahwa dan thayyib adalah tidak berlebih-
dengan mendapatkan dan lebihan. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
mengkonsumsi makanan yang baik Bisnis Universitas Airlangga melakukan
akan berdampak pada sifat kita sehari- kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari
hari. seperti tidak makan jika belum lapar. Hal
- Pengetahuan Agama : kedelapan ini menjaga agar tidak membuang-buang
Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan makanan. Walaupun Mahasiswa Fakultas
Bisnis Universitas Airlangga banyak Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
yang tidak paham dengan surat dan tidak ada yang melakukan seperti
hadist yang berkaitan dengan berhenti makan sebelum kenyang, tetapi
makanan halal dan thayyib. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
- Pengamalan : bentuk kepedulian Universitas Airlangga telah melakukan
kedelapan Mahasiswa S1 Fakultas batasan konsumsi dalam Syariah dengan
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga baik.
dikemukakan dengan saling menolong Tingkat religiusitas Mahasiswa Fakultas
sesama mahasiswa yang mengalami Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
kesusahan. diukur dengan lima dimensi. Pertama,
C. PEMBAHASAN keyakinan mengkonsumsi halal dan
Dari penelitian yang telah dilakukan, thayyib. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
terdapat beberapa hal yang perlu Bisnis Universitas Airlangga rata-rata
dibahas dan diperhatikan, yaitu bahwa memiliki jawaban yang sama, bahwa
tidak terdapat perbedaan dalam makanan halal dan thayyib dapat
menjalankan perintah agama setiap membawa kebaikan dalam tubuh karena
program studi Mahasiswa Fakultas sesuatu yang dituliskan dalam Al-Quran
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga dan Hadist tidak pernah mengajarkan
dan sudah menjalankan perintah agama yang buruk. Pada dimensi yang kedua
sesuai dengan Al-Quran dan Hadist. yaitu praktik agama yang berisi cara

578
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

memilih makanan halal dan thayyib, tingkat kepedulian yang tinggi terhadap
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis sesama.
Universitas Airlangga dalam memilih V. SIMPULAN DAN SARAN
makanan halal dan thayyib melihat dari SIMPULAN
label dan komposisi makanan tersebut. Berdasarkan hasil analisis dan
Jawaban yang hampir semuanya sama, pembahasan, maka dapat ditarik
selain melihat dari komposisi dan label simpulan penelitian Pola Perilaku Konsumsi
juga melihat dari cara pembuatan dan Islami Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
cara penyembelihan untuk hewan yang Bisnis Universitas Airlangga dalam Memilih
disembelih. Makanan Halal dan Thayyib ditinjau dari
Dimensi yang ketiga ini adalah Tingkat Religiusitas adalah sebagai berikut
pengalaman merupakan keyakinan :
bahwa makanan halal dan thayyib 1. Tidak terdapat perbedaan antara
berdampak pada kehidupan sehari-hari. mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga bidang studi
Universitas Airlangga menyetujui hal ini, Ekonomi Islam, Akuntansi, Ilmu Ekonomi
menurut mereka sesuatu yang masuk ke dan Manajemen dalam berperilaku
dalam tubuh akan berpengaruh pada konsumsi Islami.
kebiasaan sehari-hari. Jika mengkonsumsi 2. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
hal yang baik-baik maka hasilnya akan Universitas Airlangga memiliki pola
baik juga pada tubuh kita. Dimensi yang konsumsi dan tingkat religiusitas yang
selanjutnya adalah pengetahuan agama Islami walaupun sebagian dari mereka
untuk mengetahui sejauh mana tidak mempelajari konsumsi Islami.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis SARAN
Universitas Airlangga memahami ayat- Saran yang dapat diberikan pada
ayat Al-Quran dan Hadist. Pertanyaan penelitian Pola Perilaku Konsumsi Islami
yang diajukan menunjukkan bahwa Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga dalam Memilih
Universitas Airlangga tidak ada yang Makanan Halal dan Thayyib ditinjau dari
memahami ayat-ayat Al-Quran dan Tingkat Religiusitas adalah sebagai berikut:
Hadist yang menunjukkan tentang 1. Untuk Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
mengkonsumsi makanan halal dan Bisnis Universitas Airlangga, hendaknya
thayyib. Untuk dimensi yang terakhir yaitu lebih memperbanyak ilmu konsumsi
pengamalan dalam kehidupan sehari-hari Islami terutama yang beragama Islam
di kawasan kampus. Hasil penelitian dan menerapkannya dalam
menunjukkan Mahasiswa Fakultas Ekonomi kehidupan sehari-hari.
dan Bisnis Universitas Airlangga memiliki

579
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

2. Untuk peneliti selanjutnya, hendaknya nsep-dan-pengertian-perilaku/, diakses


melakukan penelitian lebih lanjut 11 Juli 2012)
mengenai pola perilaku konsumsi Islami Hosen, M.Nadratuzzaman, AM.Hasan Ali,
mahasiswa Universitas Airlangga dari Nur Wachid. 2008. Gerakan 3H Ekonomi
berbagai fakultas, sehingga dapat Syariah. Jakarta: Pusat Komunikasi
diketahui perilaku konsumsi Islami Ekonomi Syariah (pkes publishing)
seluruh mahasiswa Universitas http://ft.borneo.ac.id/quranweb/?&
Airlangga. http://www.feb.unair.ac.id/tentang-fe-
3. Untuk Departemen lainnya, unair, diakses 13 Mei 2013)
hendaknya diajarkan Mata Kuliah Glock, C.Y. dan Stark, R. 1966. Christian
tentang Perilaku Konsumsi Islami. Beliefs and Anti-semitism. Dalam Ancok,
4. Untuk pemerintah, hendaknya Djamaludin dan Fuad Nashori Suroso.
menerapkan kebijakan dalam Psikologi Islam: Solusi Islam atas
memperhatikan regulasi produk halal Problem-Problem Psikologi. Yogyakarta:
dengan sertifikasi halal. Pustaka Pelajar
-------. 1988. Dimensi-dimensi
Keberagaman. Dalam Robertson,
DAFTAR PUSTAKA Roland (ed.), Agama: Dalam Analisa
Al Quran dan Terjemahnya (Revisi Terbaru) dan Interpretasi Sosiologis. Jakarta: CV
Departemen Agama RI dengan Rajawali
Transliterasi Arab-Latin. 2001. Semarang: Kartajaya, Hermawan dan Muhammad
CV. Asy-Syifa’ Syakir Sula. 2006. Syariah Marketing.
Almath, Muhammad Faiz. 1991. 1100 Bandung: PT Mizan Pustaka
Hadist Terpilih: Sinar Ajaran Khamidah, Nur. 2012. Kunci Sukses
Muhammad. Jakarta: Gema Insani Pengelolaan Baitul Maal Wat Tamwil
Press (Studi Kasus Pada BMT Nurul Jannah
Ancok, Djamaludin dan Fuad Nashori Gresik). Skripsi Fakultas Ekonomi dan
Suroso. 2001. Psikologi Islam: Solusi Islam Bisnis, Universitas Airlangga
atas Problem-Problem Psikologi. Kotler, Philip dan Kevin L Keller. 2009.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Marketing Management. 13 th Edition.
Anshari, Endang Saifuddin. 1980. Kuliah al- New Jersey: Pearson Education, Inc
Islam: Pendidikan Agama Islam di Lada, Suddin, Geoffrey Harvey Tanakinjal
Perguruan Tinggi. Bandung : Pustaka dan Hanudin Amin. 2009. Predicting
Dewasastra. 2012. Konsep dan Pengertian Intention to Choose Halal Products
Perilaku, (Online), kkjdx (http://de Using theory of Reasoned Action.
wasastra.wordpress.com/2012/03/11/ko International Journal of Islamic and

580
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

Middle Eastern Finance and Said, Syihabudin & Ma’zumi, M. 2008.


Management. Vol. 2 (1): 1 Falsafah dan Perilaku Ekonomi Islam.
LMI. Juli 2010. OASE: Penyegar Naluri Jakarta: Diadit Media
Kepedulian. Hlm. 23 Schiffman, Leon G dan Leslie Lazar Kanuk.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. 2004. Consumer Behavior. International
Perilaku Konsumen. Bandung: PT Refika Edition. Eighth Edition. New Jersey:
Aditama Pearson Education, Inc
Moediarso, Hisnarilla Century. 2012. Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah
Pengaruh Pengamalan Karakter vol. 7 dan 8. Jakarta: Lentera Hati
Amanah Amil terhadap Niat memilih Sholahuddin, M. 2007. Asas-asas Ekonomi
menjadi Donatur Tetap Pada Dompet Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo
Dhuafa Jawa Timur. Skripsi Tidak Persada
Dipublikasikan. Surabaya: Fakultas Soesilowati, Endang S. 2009. Peluang
Ekonomi dan Bisnis Unair Usaha Produk Halal di Psar Global:
Mowen, John C dan Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen Muslim dalam
Perilaku Konsumen. Ed. 5. Jakarta: Konsumsi Makanan Halal. Jakarta:
Erlangga Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu
Muflih, Muhammad. 2006. Perilaku Pengetahuan Indonesia
Konsumen dalam Perspektif Ilmu ---------. 2010. Business Opportunities for
Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Halal Products in the Global Market:
Grafindo Persada Muslim Consumer Behaviour and Halal
Muhammad. 2004. Ekonomi Mikro dalam Food Consumption. Journal of
Perspektif Islam. Yogyakarta: BPFE Indonesian Social Sciences and
Paul, Peter J dan Jerry C Olson.1999. Humanities Vol. 3, pp. 151–160
Consumer Behavior: Perilaku Konsumen Sukadi, Hananda Dwi. 2011. Pemahaman
dan Strategi Pemasaran. Edisi 4, Perilaku Konsumsi Islam Sumber Daya
Cetakan 1. Jakarta: Erlangga Insani Departemen Ekonomi Syariah
Purwanto, Yadi. 2007. Psikologi Universitas Airlangga. Skripsi Tidak
Kepribadian. Bandung: PT Refika Dipublikasikan. Surabaya: Fakultas
Aditama Ekonomi dan Bisnis Unair
Qardhawi, Syekh Muhammad Yusuf. 1993. Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku
Halal dan Haram dalam Islam. Bina Ilmu Konsumen : Teori dan Penerapannya
-------. 2000. Halal dan Haram. Jakarta: dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia
Robbani Press Indonesia
Robbins, Anthony. 1988. Unlimited Power. Tasmara, Toto. 2002. Membudayakan Etos
Simon & Schuster Ltd Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani

581
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

Yin, Robert. K. 2005. Studi Kasus: Desain


dan Metode. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada
Yunus, Anas bin Mohd, dkk. 2010. The
Concept of Halalan Tayyiba and Its
Application in Products Marketing : a
Case Study at Sabasun HyperRuncit
Kuala Terengganu, Malaysia.
International Journal of Business and
Social Science Vol. 1 No. 3

582

You might also like