You are on page 1of 12

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Disusun Oleh :

Dani Safdinan ( A01101547 )

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2012
A. Definisi

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri ,orang lain maupun lingkungan. Hal
tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif.(
Stuart dan Sundeen,1995 )

Perilaku kekerasan adalah perilaku individu yang dapat membahayakan orang,diri sendiri
bai secara fisik ,emosional dan atau seksualitas. ( Nanda 2005 )

B. Etiologi

1. Faktor Predisposisi

a. Psikologis,kegagalan yang dialam dapat menimbulkan frustasi yang kemudia dapat


menimbulkan agresif. Masa anak-anak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan
ditolak, dihina, dianiaya atau saksi penganiayaan.

b. Perilaku reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan sering


mengobservasi kekerasan ditumah atau diluar rumah.

c. Sosial budaya, budaya tertutup dan membahas secara diam ( pasif agresif ) dan
kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan
seolah-olah perilaku kekerasan diterima.

2. Faktor Prositipasi

Bersumber dari klien ( kelemahan fisik, keputusasaan, ketidak berdayaan, percaya


diri kurang ), lingkungan ( rebut , padat, kritikan mengarah penghinaan, kehilangan
orang yang dicintai/pekerjaan dan kekerasan ) dan interaksi dengan orang lain (
provokatif dan konflik ).

( Budiana Keliat,2004 )
C. Tanda dan gejala

Gambaran klinis menurut Stuart dan Sundeen (1995) adalah sebagai berikut :

1. Muka merah
2. Pandangan tajam
3. Otot tegang
4. Nada suara tinggi
5. Berdebat
6. Kadang memaksakan kehendak

Gejala yang muncul :

1. Stress
2. Mengungkapkan secara verbal
3. Menentang
4. Berteriak , menjerit dan memukul

D. Akibat dan mekanisme

Resiko tinggi menciderai diri sendiri dan orang lain , seseorang dengan resiko perilaku
kekerasaan dimana dia mengalami kegagalan yang menyebabkan frustasi yang dapat
menimbulkan respon menentang dan melawan seseorang malakukan hal sesuai dengan
keinginannya akibatnya dia menunjukan poerilaku yang mal adaptif yang mencederai diri
sendiri,orang lain dan lingkungan .

E. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan farmakologi pada pasien perilaku kekerasan :

1. Benzodiazepine
Obat ini adalah satu-satunya obat benzodipine yang diserap dengan baik apabila
diberikan intramuscular. Lorazepam juga dapat diberikan secara oral,sublingual atau
intramuscular.

2. Antipsikotik

3. Antidepresan

Anti depresan dapat mengurangi ketakutan , iritabilitas, dan kecemasan.

4. Mood Stabilizer

Obat ini digunakan juga untuk mengatasi perilaku kekerasan meskipun bukan
merupakan prototype untuk tujuan ini.

5. Beta Blocker

Digunakan untuk mengatasi perilaku kekerasaan pada banyak diagnosis termasuk


retardasi mental,autism,dimensia,Wilson desease .

G. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendiri,orang lain, dan lingkungan efek

Resiko perilaku kekerasan Core Problem

Harga diri rendah causa

H. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji

1. Masalah keperawatan
a. Resiko mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan

b. Perilaku kekerasan / amuk

c. Gangguan harga diri : harga diri rendah

2. Data yang perlu dikaji :

a. Resiko mencederai dirii,orang lain, dan lingkungan

1. Data subyektif :

- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang

- Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang
kesal atau marah.

- Riwayat perilaku kekerasaan atau gangguan jiwa lainnya.

2. Data Obyektif :

- Mata merah , wajah agak merah

- Nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai : berteriak,menjerit,memukul


diri sendiri/orang lain.

- Ekspresi marah saat membicarakn orang , pandangan tajam

- Merusak dan melempar barang-barang.

b. Perilaku kekerasan / amuk

1. Data Subyektif :

- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

- Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang
kesal atau marah.

- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.


2. Data Obyektif :

- Mata merah, wajah agak merah

- Nada suara tinggi dank eras , bicara menguasai

- Ekspresi marah sat membicarakan orang,pandangan tajam.

- Merusak dan melempar barang-barang.

c. Gangguan harga diri : harga diri rendah

1. Data Subyektif :

- Klien mengatakan : saya tidak mampu, tidak bisa, tidak yahu apa-
apa,bodoh,mengkritik diri sendiri,mengungkapkan perasaan malu terhadap diri
sendiri.

2. Data Obyektif :

- Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disirih memilih alternative
tindakan, ingin mencederai diri.

I. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko Perilaku Kekerasan

J. Rencana Tindakan

a. Tujuan Umumu : Klien tida mencederai dengan melakukan manajemen kekerasan

b. Tujuan Khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :
1.1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik,empati, sebut nama perawat dan
jelaskan tujuan interaksi.

1.2. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.

1.3. Bicara dengan sikap tenang ,rileks,dan tidak menantang .

2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan .

Tindakan :

2.1. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan

2.2. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel/kesal.

2.3. dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang

3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasaan.

Tindakan :

3.1. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.

3.2. Observasi tanda perilaku kekerasan.

3.3. Simpilkan bersama klien tanda-tanda jengkel/kesal yang dialami klien.

4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang bisa dilakukan.

Tindakan :

4.1. Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

4.2. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

4.3. Tanyakan “ Apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesa?”

5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

Tindakan :
5.1. Bicarakan akibat / kerugian dari cara yang dilakukan.

5.2. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan

5.3. Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.

6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap permasalahan.

Tindakan :

6.1. Beri pujian jika menetahui cara lain yang sehat.

6.2. Diskusikan cara lain yang sehat. Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal,
berolahraga,memukul bantal/kasur.

6.3. Secara verbal : katakana bahwa anda sedang marah atau kesal/tersinggung.

6.4. Secara spiritual : berdo’a, Sholat, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran

7. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan

Tindakan :

7.1. Bantu memilih cara yang paling tepat

7.2. Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih

7.3. Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.

7.4. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.

7.5. Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel/marah

8. Klien mendapat dukungan dari keluarga.

Tindakan :

8.1. Beri pendidikan kesehatan taentang cara merawat klien melalui pertemuan keluarga

8.2. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.


9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar

Tindakan :

9.1. Diskusikan dengan klien tentang obat ( nama,dosis,frekuensi,efek dan efek samping )

9.2. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar ( nama kjlien,obat,dosis,cara
dan waktu )

9.3. Anurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.

K. Strategi Pelaksanaan Resiko Perilaku Kekerasan

Paien

SP I p

1. Mengidentifikasi penyabab PK

2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK

3. Mendidentifikasi PK yang dilakukan

4. Mengidentifikasi akibat PK

5. Mengajarkan cara mengontrol PK

6. Melatih cara mengontrol PK fisik 1 ( nafas dalam )

7. Membimbing pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian pasien

SP 2 p

1. Mengevaluasi mmasalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien cara mengontrol fisik 2 ( memukul bantal/kasur )

3. Mmebimbing pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian pasien


SP 3 p

1. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien cara mengontrol PK secara verbal

3. Membimbing pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian pasien

SP 4 p

1. Mengavaluasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien cara mengontrol PK dengan cara spiritual ( berdoa,berwudhu,sholat )

3. Membimbing pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian pasien

SP 5 p

1. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih cara mengontrol PK dengan minum obat ( prinsip 5 benar minum obat )

3. Membimbing pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian pasien

Keluarga

SP 1 k

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2. Menjelaskan pengertian PK,tanda dan gejala serta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan PK

SP 2 k

1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan PK

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien PK

SP 3 k
1. Mmembantu keluarga membuat jadwal aktifitas dirumah termasuk minum obat (
discharge planning )

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

DAFTAR PUSTAKA

Kaplan,H.I.,Sadock,B.J.,2005,Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat (terjemahan). Jakarta : Widya


Medika

Keliat,B.A.,2005.Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2.Jakarta: EGC

Stuart GW,Sundeen .1995. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.) . St.Louis :
Mosby Year Book.

Aziz,R dkk. 2003.Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa . Semarang : RSJD Dr.Amino


Gonohutomo

You might also like