You are on page 1of 4

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Kekuatan Bending dan Impak Komposit Clay/Fly ash Untuk


Aplikasi Fire Brick
Muh. Sadat Hamzah 1, a *, Alimuddin Sam2,b ,Sofian dan Nur Hidayat3,c
1,a, 2b, 2c
Jurusan Teknik Mesin, Univ. Tadulako Indonesia
1a
muh.sadathamzah_untad@yahoo.co.id,

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan bending dan kekuatan impak komposit
clay/fly ash, dengan memanfaatkan bahan lokal Sulawesi Tengah berupa clay dan fly ash menjadi
keramik matrik komposit (CMC) untuk aplikasi fire brick (refraktori). Material keramik merupakan
bahan refraktori yang mampu dipergunakan pada temperatur tinggi tanpa terjadi perubahan bentuk
maupun struktur kristalnya.
Bahan yang digunakan adalah serbuk clay diperoleh dari Sulawesi Tengah dengan komposisi
(% berat) Al2O3 22,22%; SiO2 59,64%; Fe2O3 8,83%; Na2O 1,46%; CaO 0,41%; K2O 3,65%; MgO
2,63%; dan sisanya adalah loss on ignition. Clay dibuat serbuk dengan cara mekanik dan melalui
proses sieving hingga diperoleh ukuran ≤ 74 μm. Clay dikalsinasi pada temperatur 600°C ditahan
selama 30 menit. Serbuk fly ash diperoleh dari PLTU Mpanau Palu dengan ukuran serbuk ≤ 74 μm,
sebanyak 25%; 50%; dan 75% fraksi berat dicampur dengan serbuk clay. Proses pencampuran
menggunakan mixer selama 2 jam. Campuran serbuk clay dan fly ash dikompaksi secara uniaksial
dengan tekanan 50 MPa, kemudian di sinter pada lingkungan atmosfer dengan temperatur 1100°C,
1150°C, 1200°C dan 1250°C, ditahan selama 120 menit, dengan laju kenaikan temperatur sinter
10°C per menit. Pengujian yang dilakukan meliputi bending dan impak.
Hasil pengujian menunjukkan dengan meningkatnya fraksi berat fly ash dan temperatur sinter
meningkatkan kekuatan bending dan impak, dengan nilai tertinggi terdapat pada fraksi berat 75%
fly ash kekuatan bending sebesar 53,04 Mpa dan kekuatan impak paling tinggi 1,27 J pada
temperatur sinter 1150◦C
Kata kunci: clay, fly ash, uniaksial, sintering, bending dan impak

1. Pendahuluan di Sulawesi Tengah sekitar 60% lahannya


merupakan clay, selama ini belum diolah
Clay (tanah liat) sebagai salah satu
secara baik sehingga sangat potensial untuk
bahan pokok untuk pembuatan keramik,
dikembangkan menjadi keramik fire brick.
merupakan bahan yang kegunaannya sangat
Clay di Sulawesi Tengah mempunyai
menguntungkan bagi manusia karena
kandungan alumina 19,6, silica 57,27 dan
bahannya yang mudah didapat, pemakaian
23,13% oksida lain [3]. Sesuai dengan sifat
hasilnya yang sangat luas dan ramah
fire brick kandungan alumina berkisar 25,4–
lingkungan. Kira-kira 70% atau 80% dari
41,9% dan silica 53,2% [2]. Hasil ini
kulit bumi terdiri dari batuan yang merupakan
menunjukkan bahwa komposisi pada clay
sumber clay [1].
tersebut tidak memenuhi standar untuk bahan
Fire brick (Refraktori) merupakan
fire brick, maka perlu diberikan bahan
material keramik yang mampu dipergunakan
penambah .
pada temperatur yang tinggi tanpa terjadi
Seiring dengan kemajuan teknologi di
perubahan bentuk maupun struktur kristalnya
bidang material maka berbagai upaya
[2], ini banyak dijumpai di dunia industri
penelitian dilakukan untuk mendapatkan
utamanya untuk keperluan perlengkapan
material yang sesuai dengan aplikasi tertentu,
tungku pembakaran. Di Indonesia terdapat
salah satu diantaranya clay dikembangkan
bahan mentah lokal yang potensial untuk
dalam pembuatan komposit dengan
dikembangkan menjadi bahan baku industri
menambahkan fly ash (fly ash) untuk
seperti clay, batu kapur, bauksit, alumina dan
mengatasi kelemahan yang ada pada produk
dolomit [3]. Bahan baku tersebut belum
clay.
dimanfaatkan secara baik, seperti yang terlihat

Material 23
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Fly ash adalah limbah pembakaran ½F fail ½F fail

batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap S2

yang mengandung fraksi berat alumina dan a


silika yang cukup tinggi [5]. Dengan
pemanfaatan fly ash sebagai bahan penambah W

pada clay untuk fire brick, hal tersebut B


S1
diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi
dari fly ash dan menjadi solusi pengurangan ½F fail ½F fail

pencemaran yang ditimbulkan dari fly ash.


Sehingga dalam penelitian ini dibuat suatu Gambar 1. Skema Uji Bending (four
komposit clay dengan penambahan fly ash point bending test) standar JIS R1601
dengan harapan dapat mengetahui pengaruh Ketangguhan impak adalah banyaknya
penambahan partikel fly ash dan temperatur energi yang diserap suatu bahan untuk terjadi
sintering terhadap sifat kekuatan bending dan perpatahan.
impak untuk aplikasi fire brick. Penelitian ini Pengukuran ketangguhan menggunakan
bertujuan untuk mengetahui kekuatan bending standar pengujian ASTM E-23 besarnya
dan kekuatan impak komposit clay dan fly ash ketangguhan dapat dihitung dengan
untuk aplikasi fire brick. persamaan :
2. Metode Penelitian
a. Energi patah spesimen
Bahan yang digunakan pada penelitian ini
adalah serbuk clay dan fly ash yang berasal W=G x R(cos β-cos⁡α)…..(2)
dari Sulawesi Tengah. Clay dikalsinasi pada
temperatur 600°C dan fly ash pada Keterangan:
temperatur 200 °C ditahan selama 30 menit . W = energi patah spesimen (J)
Serbuk clay dan fly ash telah diuji komposisi G = berat pendulum (N)
dan discreening. R = jarak pendulum kepusat rotasi (m)
Clay dan fly ash kalsinasi yang digunakan = sudut pendulum kepusat rotasi (°)
dengan ukuran serbuk ≤ 75µm. Serbuk fly = sudut pendulum tanpa spesimen (°)
ash dengan variasi 25%; 50% dan 75% fraksi
berat kemudian di mixer selama 2 jam. b. Kekuatan impact spesimen
Sebelum dicampur , serbuk ditambahkan
alkohol agar terjadi campuran homogen. Hasil
…………………..(3)
campuran tersebut dibuat green body dengan
tekanan uniaxial 50 Mpa. Setelah itu green a = kekuatan impact spesimen (J/mm2)
body disinter di lingkungan atmosfir dengan b = lebar specimen (mm)
temperatur 1100,1150 dan 1200 °C. Spesimen W = energi terserap spesimen (J)
hasil sinter kemudian diuji kekuatan bending h = tebal specimen (mm)
dan impak.
Pengujian bending menggunakan 3. Hasil dan Diskusi
metode four point bending JIS 1601. Skema
pengujian dapat dilihat pada Gambar 1. a. Pengujian Bending
Tegangan maksimum terhadap beban bending
dinyatakan sebagai modulus of rupture
( ) [6]: Hasil pengujian bending menggunakan
metode four point bending test menunjukkan
………..(1)
secara umum bahwa kekuatan bending
Keterangan: komposit meningkat seiring dengan
= beban bending maksimum (N) meningkatnya fraksi berat fly ash dan
= Jarak antar tumpuan (mm) temperatur sinter seperti pada Gambar 2.
= Jarak antar beban (mm) Peningkatan maksimum terjadi pada 75%
= Lebar spesimen (mm) fraksi berat fly ash pada temperatur sinter
= Tebal spesimen (mm) 1200oC yaitu sebesar 53,04 MPa. Peningkatan

Material 23
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

kekuatan bending ini disebabkan karena


partikel serbuk telah terikat dengan lebih baik
akibat temperatur sinter yang tinggi seperti
pada Gambar 3. Namun pada penambahan 50
% fraksi berat fly ash pada temperatur 1150
o
C terjadi penurunan kekuatan bending
dimungkinkan karena bentuk struktur
mikronya relatif lebih kasar (Gambar 4)
dibandingkan dengan 75% fly ash sehingga
nilai kekuatan bendingnya pada 50% fraksi
berat fly ash lebih kecil karena dislokasi lebih
mudah bergerak. Selain itu ikatan antar
serbuk tidak sempurna dan mengakibatkan
cacat berupa porositas. Gambar 4. Struktur mikro clay + 50%
fraksi berat fly ash pada suhu 1150 oC
((Perbesaran 2000x pada saat pengambilan
Gambar)

a. Pengujian Impak
Nilai rata-rata kekuatan impak dari
hasil pengujian seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 5, di mana hasil pengujian impak
menunjukkan bahwa nilai kekuatan impak
Gambar 2. Fraksi berat fly ash dan dipengaruhi oleh penambahan komposisi
temperatur sinter terhadap terhadap serbuk fly ash pada clay dan pengaruh
kekuatan bending komposit clay/fly ash temperatur sintering.

Gambar 5. Nilai rata-rata kekuatan impak


terhadap temperatur sintering

Nilai kekuatan impak yang tertinggi


didapatkan pada temperatur sintering 1150oC
Gambar 3 Struktur mikro clay + 75% dan nilai kekuatan impak terendah didapatkan
fraksi berat fly ash pada suhu 1200 oC pada temperatur sintering 1200oC.
(Perbesaran 2000x pada saat pengambilan Hasil pengujian impak menunjukkan
Gambar) bahwa ketangguhan komposit meningkat
dengan adanya penambahan serbuk fly ash
dan temperatur sintering. Peningkatan
maksimum yang terjadi pada 50% fraksi berat
fly ash dengan temperatur sintering 1150oC,
nilai rata-rata kekuatan impak yang dihasilkan
Material 23
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

yaitu 1.270 J, ini disebabkan karena partikel 5. Referensi


serbuk telah terikat dengan lebih baik akibat [1] Ariwahjoedi, B., 2003, “Kimia Fisik
tingginya temperatur sintering, kekuatan dan Material Berbasis Lempung dan
ketangguhan meningkat akibat kenaikan Retrospeksi Potensi Lempung Nasional
fraksi berat fly ash. Harga ketangguhan dalam Pengembangan Industri Bahan
dipengaruhi oleh takikan awal pada spesimen Kimia Khusus”. Prosiding, Pada
uji yang boleh jadi retakan tersebut merambat Seminar Upaya Membina Kemandirian
kedalam spesimen sehingga ini dapat Bangsa Melalui Sains dan Teknologi
menyebabkan berkurangnya ketangguhan Material, I T B, Bandung.
akibat cacat tersebut [6]. [2] Charles A.S., 2004, “Refractories
Nilai ketangguhan menurun pada temperatur Handbook”, Marcel Dekker, New York.
1200oC di mana pada spesimen terjadi lebih [3] Hamzah, M.S dan Alimuddin, Kekuatan
banyak porositas dan ukurannya lebih besar. bending komposit clay/alumina untuk
Porositas inilah yang akan menyebabkan aplikasi fire brick, Jurnal mechanical
terjadinya kosentrasi tegangan dan menjadi vol.4 no.2 Juli 2013.
awal keretakan ketika mendapatkan beban [4] Sukandarrumidi., 2009, “Bahan Galian
tiba-tiba. Industri”, Gadjah Madah University,
Yokyakarta.
4. Kesimpulan [5] Subarmono, Jamasri, Wildan M.W. dan
Kusnanto., 2008, Pemanfaatan limbah
1. Kekuatan bending tertinggi terdapat Fly ash Sebagai Penguat Alumunium Matrix
pada suhu 1200 oC dengan fraksi berat Composit, Jurnal Teknik Mesin Vol. 10, No.
fly ash 75 % sebesar 53,04 MPa 2: 109 - 114
2. Kekuatan impak tertinggi diperoleh [6] Barsoum, M.W., 1997, “Fundamental of
pada fraksi berat fly ash 75% pada Ceramics”, Mc Graw-Hill Book Co New
suhu 1150 oC York.

Material 23

You might also like