You are on page 1of 9

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: http://www.researchgate.net/publication/235931476

Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis 1 SIPUT


GASTROPODA PADA ALGA MAKRO DI TANJUNG
ARAKAN DAN PANTAI PULAU NAIN PROVINSI
SULAWESI UTARA

THESIS · MARCH 2013

READS

2,361

3 AUTHORS, INCLUDING:

Davidson rato nono Grevo S. Gerung


Sam Ratulangi University Sam Ratulangi University
1 PUBLICATION 0 CITATIONS 14 PUBLICATIONS 41 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Available from: Davidson rato nono


Retrieved on: 16 October 2015
Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis

SIPUT GASTROPODA PADA ALGA MAKRO


DI TANJUNG ARAKAN DAN PANTAI PULAU NAIN
PROVINSI SULAWESI UTARA

Davidson Rato Nono1, Farnis B. Boneka2 dan Grevo S. Gerung2

ABSTRACT
Samples were collected in Bunaken National Park which Nain Island Beach and
Arakan Cape in February 2012. The study begins by snorkeling and following the
coastline in the morning, when the water is receding. This study found 15 species of
snails from nine families and five species of macro algaes from three families.
Community of gastropod snails in both research stations have similarity index value of
63%. While the macro algae community similarity index value of 75%. Case indicated
that the gastropod snails and macro algaes both have the same research station
relative to the composition of species. For snails of Strombus labiatus, Strombus sp 1,
Strombus urceus, Pyrene scripta, Cerithium rostratum, Cymatium vespacium,
Phasianella solida, Vexillum vulpecullum, Gyrineum bituberculare and Clanculus
atropurpureus more likely to choose the macro algae Halimeda Opuntia as a habitat.
Ecological niche of Pyrene scripta on the island of Nain and in Arakan Cape have, the
highest value (maximum). This indicates that Pyrene scripta are generalists that spread
to nearly all types of macro algae.

Keywords : Bunaken National Park, Gastropoda Snails, Macro Algaes, Similarity


Community, Ecological Niche

RINGKASAN
Pengambilan sampel dilakukan di Taman Nasional Bunaken yakni Pantai Pulau
Nain dan Tanjung Arakan pada bulan Februari 2012. Penelitian dimulai dengan
menyusuri pantai pada pagi hingga siang hari saat air sedang surut dengan
menggunakan alat snorkeling. Penelitian ini berhasil menemukan 15 jenis siput dari 9
famili dan 5 jenis alga makro dari 3 famili. Komunitas siput gastropoda di kedua
stasiun penelitian memiliki nilai indeks kesamaan sebesar 63 %. Sedangkan
komunitas alga makro memiliki nilai indeks kesamaan sebesar 75 %. Hal tersebut
menyatakan bahwa siput gastropoda dan alga makro di kedua stasiun penelitian relatif
memiliki kesamaan dalam komposisi jenis. Untuk siput jenis Strombus labiatus,
Strombus sp 1, Strombus urceus, Pyrene scripta, Cerithium rostratum, Cymatium
vespacium, Phasianella solida, Vexillum vulpecullum, Gyrineum bituberculare dan
Clanculus atropurpureus lebih cenderung memilih alga makro jenis Halimeda opuntia
sebagai habitatnya. Relung ekologi Pyrene scripta di Pulau Nain dan di Tanjung
Arakan memiliki, nilai yang tertinggi (maksimum). Hal ini menandakan bahwa siput
Pyrene scripta merupakan siput yang generalis karena tersebar pada hampir seluruh
jenis alga makro

Kata Kunci : Taman Nasional Bunaken, Siput Gastropoda, Alga Makro, Kesamaan
Komunitas, Relung Ekologi

1 2
Mahasiswa S-1 Program Studi Ilmu Kelautan, Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara

1
Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

Pantai Pulau Nain dan Tanjung a. Lokasi dan Waktu Penelitian


Arakan yang terletak di kawasan Taman Pengambilan sampel dilakukan di
Nasional Bunaken bagian utara dan dua lokasi, yaitu pantai Pulau Nain
selatan ini memiliki karakteristik yang (Gambar 1), Kabupaten Minahasa Utara
hampir sama. Kedua lokasi tersebut (1°46'32,46"LU dan 124°47'5,02"BT) dan
memiliki daerah laguna serta didominasi Tanjung Arakan (Gambar 2), Kabupaten
oleh hamparan padang lamun sehingga Minahasa Selatan (1°22'35,09"LU dan
banyak biota laut yang berasosiasi 124°33'5,78"BT) pada bulan Februari
dengannya termasuk alga makro dan 2012. Kedua lokasi ini termasuk dalam
moluska. kawasan perlindungan atau Taman
Moluska merupakan salah satu Nasional Bunaken.
komponen dalam ekosistem laut dengan
keanekaragaman spesies yang tinggi dan
menyebar luas di berbagai habitat laut
(Abbot 1991 dan Dance 1992).
Kelompok hewan bertubuh lunak ini dapat
dijumpai mulai dari daerah pinggiran
pantai hingga laut dalam dan banyak
menempati daerah terumbu karang
(Dharma 1988), sebagian membenamkan
diri dalam sedimen, beberapa dapat Gambar 1. Pulau Nain
dijumpai menempel pada tumbuhan laut
seperti mangrove, lamun dan alga.
Sebagaimana halnya moluska, alga
makro juga merupakan salah satu
komponen dalam ekosistem laut. Alga
makro merupakan tumbuhan laut yang
banyak ditemukan di daerah intertidal dan
subtidal serta menancap atau melekat
pada substrat. Gambar 2. Tanjung Arakan
Siput merupakan nama umum yang
diberikan pada anggota moluska dari
kelas gastropoda. Gastropoda b. Prosedur Kerja dan Penanganan
merupakan kelas terbesar dalam filum Sampel
Mollusca dengan sekitar 77.000 jenis Salah satu alat yang digunakan
yang teridentifikasi (Radiopoetro dkk dalam penelitian ini yaitu alat snorkeling.
1977). Sejauh ini studi tentang interaksi Alat snorkeling digunakan untuk
maupun keberadaan siput gastropoda di memudahkan pengambilan sampel di
mangrove, terumbu karang maupun bawah air. Bahan yang digunakan yaitu
lamun sebagai tiga ekosistem utama di alkohol 70 % untuk mengawetkan sampel
lingkungan laut telah banyak dilakukan. siput.
Sementara studi yang menyangkut Pengambilan sampel dimulai
moluska pada alga makro masih kurang. dengan menyusuri pantai pada pagi
Penelitian ini bertujuan untuk hingga siang hari saat air sedang surut
mengetahui jenis dan kesamaan dari dengan menggunakan alat snorkeling.
komunitas siput gastropoda dan alga Setiap spesimen siput yang ditemukan
makro serta menganalisa kecenderungan dimasukkan dalam botol sampel berisi
memilih serta relung ekologi (Niche larutan alkohol 70 % untuk
breadth) dari siput gastropoda yang pengawetannya. Untuk spesimen alga
berada di kedua stasiun penelitian. makro diawetkan dengan cara herbarium.

2
Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis

c. Analisa Data  Relung Ekologi Jenis Siput


 Kesamaan Komunitas Gastropoda
Untuk mengetahui kesamaan Relung ekologi (niche) adalah
komunitas siput gastropoda antar stasiun toleransi terhadap berbagai faktor yang
penelitian maka digunakan rumus Indeks mempengaruhi pertahanan hidup dari
Sorensen (Odum 1996) sebagai berikut : suatu spesies dalam lingkungan (Krebs
1985). Untuk mengetahui nilai relung
ekologi atau niche breadth tiap jenis
siput pada alga makro maka digunakan
rumus menurut Levins dalam Krebs
Dimana, (1999) sebagai berikut:
IS = Indeks Sorensen
C = Jumlah spesies yang sama dan
terdapat pada kedua komunitas
A = Jumlah spesies dalam komunitas
A
Dimana,
B = Jumlah spesies dalam komunitas
B = Relung Ekologi atau relung
B
habitat (Niche breadth)
Dengan kriteria keputusan: dua komunitas
pj = Proporsi tiap spesies siput yang
tidak berbeda jika nilai IS > 50 %
ditemukan pada alga makro
 Poporsi Kisaran nilai B mulai dari 1 sampai
Untuk mengetahui kecenderungan ke n dimana n adalah jumlah total
jenis siput gastropoda memilih jenis alga sumberdaya habitat yang tersedia. Nilai
makro sebagai habitat didapat dari B maksimum ketika jumlah individu
menghitung proporsinya berdasarkan (spesies siput gastropoda) seimbang
Frekuensi Kehadiran (FK). pada tiap habitat (jenis alga makro). Hal
Rumus Frekuensi Kehadiran (Krebs ini berarti suatu spesies memiliki relung
1985) dapat ditulis dalam bentuk ekologi yang luas. Sementara nilai B
persamaan berikut ini : minimum ketika semua individu terdapat
hanya dalam satu habitat. Hal ini berarti
terjadi spesialisasi suatu spesies pada
habitat tertentu (maximum specialization)
(Krebs 1999).
Kriteria penilaian Frekuensi
Kehadiran (FK) antara lain : HASIL DAN PEMBAHASAN
0 – 25 % = Sangat Jarang
26 – 50 % = Jarang a. Jenis Siput Gastropoda
51 – 75 % = Sering Dari kedua stasiun penelitian
≥ 76 % = Sangat Sering diperoleh 15 jenis siput gastropoda yang
tergolong ke dalam 9 famili yakni
Kisaran nilai antara 0 hingga 50 % Strombus lubiatus, Strombus sp 1,
(sangat jarang dan jarang) memiliki arti Strombus urceus, Pyrene scripta,
bahwa siput tersebut cenderung hadir Cerithium rostratum, Cymatium
dan memilih hampir jenis alga makro vespacium, Cerithium sp 1, Phasianella
sebagai habitatnya. Sedangkan kisaran solida, Vexillum vulpecullum, Gyrineum
nilai antara 51 hingga ≥ 76 %, berarti bituberculare, Clanculus atropurpureus,
bahwa siput tersebut cenderung hadir Chicoreus brunneus, Strombus mutabilis,
dan memilih satu jenis alga makro Astraea calcar, dan Tectus sp (Gambar
sebagai habitat mikronya. 3.

3
Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis

a b

c d

e f

g h i

j k l

m n
o

Gambar 3. Jenis Siput Gastropoda. (a) Strombus labiatus; (b) Strombus mutabilis; (c) Strombus sp 1; (d)
Strombus urceus; (e) Chicoreus bruneus; (f) Pyrene scripta; (g) Cerithium rostratum; (h) Cerithium sp 1;
(i) Cymatium vespaceum; (j) Gyrineum bituberculare; (k) Phasianella solida; (l) Vexillum vulpeculum; (m)
Tectus sp; (n) Clanculus atropurpureus; (o) Astraea calcar

4
Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis

b. Jenis Alga Makro Berdasarkan kriteria keputusan


Dari kedua stasiun penelitian perhitungan Indeks Sorensen (IS)
diperoleh 5 jenis alga makro yang bahwa dua komunitas yang
berasal dari 3 famili, yakni dibandingkan tidak berbeda jika nilai
Chlorophyceae, Rhodophyceae dan Indeks Sorensen atau koefisien
Phaeophyceae. Kelima jenis alga kesamaan (IS) yang diperoleh > 50 %,
makro tersebut yakni Halimeda maka nilai yang diperoleh kedua
macroloba, Halimeda opuntia, Padina stasiun penelitian tersebut memiliki
australis, Hypnea cervicornis dan komunitas yang relatif sama.
Sargassum sp (Gambar 4).
Tabel 1. Kesamaan Komunitas Siput
Gastropoda

a b Stasiun I II
Tanjung
Lokasi Nain
Arakan
I. Nain - 63 %

Untuk nilai koefisien kesamaan


komunitas (IS) alga makro antara
stasiun Pulau Nain dengan Tanjung
c d Arakan yaitu sebesar 75% (Tabel 2).
Berdasarkan kriteria keputusan Indeks
Sorensen (IS), maka komunitas alga
makro yang berfungsi sebagai habitat
mikro dari moluska gastropoda antar
kedua stasiun penelitian adalah sama
dalam komposisi jenis.

Tabel 2. Kesamaan Komunitas Alga Makro


e antar Stasiun Penelitian

Stasiun I II
Tanjung
Lokasi Nain
Arakan
I. Nain - 75 %

d. Proporsi dan Relung Ekologi


Jenis Siput Gastropoda
Gambar 4. Jenis Alga Makro. (a) Halimeda
 Proporsi
macroloba; (b) Halimeda opuntia; (c) Hypnea
cervicornis; (d) Padina australis; (e) Sargassum
Nilai proporsi jenis siput
sp gastropoda didapat dari menghitung
proporsinya berdasarkan frekuensi
kehadiran (FK) dan kriteria
c. Kesamaan Komunitas Siput penilaiannya.
Gastropoda dan Alga Makro Pada Pantai Pulau Nain diperoleh
8 jenis siput gastropoda dengan 5 jenis
Nilai koefisien kesamaan
alga makro sebagai habitat mikro
komunitas (IS) siput gastropoda antara
(Gambar 5). Tujuh spesies diantaranya
Pulau Nain dengan Tanjung Arakan
memperoleh nilai proporsi tertinggi,
yaitu sebesar 63 % (Tabel 1).

5
Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis

yakni 100 %. Ketujuh siput tersebut, Pada Tanjung Arakan diperoleh


yaitu Astraea calcar pada alga makro 14 jenis siput gastropoda dengan 3
Halimeda macroloba, Cerithium jenis alga makro sebagai habitat mikro
rostratum pada Hypnea cervicornis, (Gambar 6). Siput Pyrene scripta pada
Cerithium sp 1 pada Padina australis, alga makro Halimeda macroloba,
Phasianella solida pada Halimeda Padina australis dan Halimeda opuntia
opuntia, Strombus sp 1, Cymatium memiliki nilai proporsi sebesar 33 %.
vespacium dan Gyrineum bituberculare Berdasarkan kriteria penilaian
pada Halimeda opuntia. Berdasarkan Frekuensi Kehadiran (FK), siput Pyrene
kriteria penilaian Frekuensi Kehadiran scripta cenderung tidak memilih dan
(FK), ketujuh jenis siput tersebut hadir di salah satu jenis alga makro,
cenderung memilih dan hadir pada 1 melainkan terdistribusi pada seluruh
jenis alga makro sebagai habitatnya. habitat (alga makro).
Akan tetapi nilai tersebut tidak Sedangkan siput Strombus
representatif, karena jumlah individu labiatus ditemukan pada 2 jenis alga
dari masing-masing jenis masih sangat makro. Untuk nilai proporsi tertinggi dari
sedikit. siput Strombus labiatus, yaitu pada
Untuk siput Pyrene scripta, alga makro Padina australis sebesar 66
cenderung hadir dan memilih 2 jenis %. Dengan demikian dapat dikatakan
alga makro sebagai habitatnya. Pyrene bahwa siput Strombus labiatus
scripta yang diperoleh pada alga makro cenderung hadir dan memilih alga
Hypnea cervicornis memiliki nilai makro Padina australis sebagai habitat
proporsi sebesar 25 %. Sedangkan mikronya.
pada alga makro Sargassum sp Kedua belas jenis siput yang
memiliki nilai sebesar 75 %. lainnya memiliki nilai proporsi tertinggi,
Berdasarkan kriteria penilaian, dapat yakni sebesar 100 %. Berdasarkan
dikatakan bahwa siput Pyrene scripta nilai tersebut, dapat dikatakan bahwa
cenderung hadir dan memilih alga siput-siput tersebut cenderung memilih
makro Sargassum sp sebagai dan hadir pada 1 jenis alga makro.
habitatnya. Meskipun nilai proprosi dari siput-siput
tersebut adalah 100 %, namun belum
representatif karena jumlah individu
dari masing-masing jenis sangat
sedikit.

Gambar 5. Proporsi Jenis Siput Gastropoda


Berdasarkan Frekuensi Kehadiran (FK) di Pulau
Nain Gambar 6. Proporsi Jenis Siput Gastropoda
Berdasarkan Frekuensi Kehadiran (FK) di
Tanjung Arakan

6
Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis

 Relung Ekologi spesies lain dengan nilai relung


Kisaran nilai relung ekologi ekologi 1. Nilai yang dimiliki siput
dimulai dari 1 sampai total jumlah Pyrene scripta menandakan bahwa
sumberdaya (alga makro) yang tersedia siput tersebut tidak terjadi spesialisasi.
(Levins dalam Krebs 1999). Total Hal ini dikarenakan siput Pyrene
sumberdaya yang tersedia di kedua scripta terdistribusi pada total
stasiun penelitian yaitu 5 sumberdaya. keseluruhan jenis alga makro yang
Stasiun Pulau Nain mempunyai 5 terdapat di stasiun penelitian Tanjung
sumberdaya yang tersedia, sedangkan Arakan. Sedangkan siput Strombus
stasiun Tanjung Arakan mempunyai 3 labiatus terdistribusi pada 2 jenis alga
sumberdaya (Gambar 7). makro. Untuk 12 siput yang lain terjadi
spesialisasi, karena memiliki nilai
relung ekologi 1.
Dari kedua stasiun penelitian
Pyrene scripta memililiki nilai relung
ekologi tertinggi, sehingga dapat
dikatakan siput gastropoda ini
merupakan organisme generalis yang
tersebar hampir pada semua
sumberdaya yang tersedia pada kedua
stasiun penelitian.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang


dilakukan di Pantai Pulau Nain dan
Tanjung Arakan untuk mengetahui
Gambar 7. Relung Ekologi (B) Jenis Siput
keberadaan siput gastropoda pada
(Gastropoda) alga makro, dapat disimpulkan bahwa :
 Siput gastropoda yang berasosiasi
pada lima jenis alga makro
Pada Stasiun Pulau Nain, nilai sebanyak 15 jenis siput, yakni
relung ekologi tertinggi diperoleh Strombus lubiatus, Strombus sp 1,
Pyrene scripta dengan nilai sebesar Strombus urceus, Pyrene scripta,
1,60. Berdasarkan kriteria penilaian Cerithium rostratum, Cymatium
relung ekologi, nilai tersebut berarti vespacium, Cerithium sp 1,
bahwa siput Pyrene scripta tersebar Phasianella solida, Vexillum
dan terdistribusi di seluruh jenis alga vulpecullum, Gyrineum
makro (sumberdaya) atau tidak terjadi bituberculare, Clanculus
spesialisasi. Sedangkan spesies lain atropurpureus, Chicoreus brunneus,
yang memiliki nilai relung ekologi 1 Strombus mutabilis, Astraea calcar,
memiliki arti bahwa siput-siput tersebut dan Tectus sp.
hanya terdistribusi pada satu jenis alga  Kelima jenis alga makro yang
makro atau terjadi spesialisasi. dimanfaatkan sebagai habitat dari
Sama halnya dengan stasiun siput gastropoda, yakni Halimeda
pertama di Pulau Nain, pada stasiun macroloba, Halimeda opuntia,
Tanjung Arakan Pyrene scripta Padina australis, Hypnea
memiliki nilai relung ekologi tertinggi cervicornis dan Sargassum sp.
jika dibandingkan dengan spesies lain,  Komunitas siput gastropoda yang
yaitu 3,06. Kemudian Strombus berasosisasi dengan alga makro
labiatus memiliki nilai relung ekologi memiliki nilai kesamaan sebesar 63
kedua tertinggi, yaitu 1,83, diikuti oleh % dan komunitas alga makro

7
Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis

memiliki nilai kesamaan sebesar 75 Krebs, C. J. 1999. Ecological


%. Berdasarkan nilai tersebut, Methodology. Addison-Welsey
dapat disimpulkan bahwa Educational Publishers, Inc. CA,
komunitas siput dan alga makro Second Edition. 581 hal.
yang terdapat di kedua lokasi
penelitian memiliki kesamaan dalam Odum, E. P. 1996. Dasar-Dasar
komposisi jenis. Ekologi. Edisi Ketiga.
 Strombus labiatus, Strombus sp 1, Diterjemahkan oleh Ir.T.
Strombus urceus, Pyrene scripta, Samingan. Gajah Mada Univ.
Cerithium rostratum, Cymatium Press. Yogyakarta. 657 hal.
vespacium, Phasianella solida,
Vexillum vulpecullum, Gyrineum Radiopoetro, Suhartono, Djalal ST,
bituberculare dan Clanculus Suntrono SH dan Muljo. 1977.
atropurpureus cenderung hadir dan Zoologi. Erlangga. Jakarta
memilih alga makro jenis Halimeda
opuntia sebagai habitatnya.
 Nilai relung ekologi Pyrene scripta
di Pulau Nain adalah 1,60 dan di
Tanjung arakan sebesar 3,06.
Berdasarkan hal ini, dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
spesialisasi pada siput Pyrene
scripta. Dengan kata lain
merupakan organisme yang
generalis karena terdistribusi pada
seluruh jenis alga makro.
Sedangkan jenis siput yang
memiliki nilai 1 hanya terdistribusi
pada satu jenis alga makro, atau
terjadi spesialisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Abbot, R. T. 1991. Seashell of South


East Asia. Graham Brash.
Singapore.

Dance, P. S. 1992. SHELLS. The visual


guide to more than 500 species of
seashells from around the world.
Photography by Matthew Ward.
Published in United States by
Dorling Kindersley, INC. New
York.

Dharma, B. 1988. Siput dan Kerang


Indonesia (Indonesian Shells).
P.T. Sarana Graha. Jakarta. 111
hal.

Krebs, C. J. 1985. Ecology.Harper


Collins Publishers.800 hal.

You might also like