You are on page 1of 5

Wewenang MAHKAMAH AGUNG (MA)

1. Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada tingkat terakhir
oleh pengadilan di semua lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah
Agung, kecuali undang-undang menentukan lain.

Catatan :

Kasasi adalah upaya hukum dari pihak yang merasa tidak puas dengan putusan
Pengadilan tingkat banding yaitu pengadilan Tinggi dan dapat diajukan dalam
tenggang waktu 14 hari sejak tanggal putusan itu diberitahukan kepada para pihak
dan diajukan kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan tingkat pertama ...

Peradilan di bawah Mahkamah Agung:

- Peradilan Umum (Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi)


- Peradilan Agama
- Peradilan Militer
- Peradilan Tata Usaha

2. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-


undang.

Catatan :

judicial review mengacu pada otoritas pengadilan untuk menguji


konstitusionalitas legislatif dan tindakan eksekutif. Ini berarti bahwa
pengadilan dapat membatalkan undang-undang atau keputusan yang
bertentangan hukum atau peraturan yang lebih tinggi, terutama
Konstitusi. Istilah judicial review adalah sering digunakan bergantian
dengan ulasan konstitusi. Namun demikian, judicial review memiliki
luas yang berarti dibandingkan dari constitutional review. Dalam
konteks ini, judicial review bisa baik menguji validitas konstitusi hukum
dan peraturan serta tindakan administratif dan keputusan, sementara
constitutional review lebih khusus untuk menguji konstitusionalitas
undang-undang dan peraturan”

Dalam UU No.12 Tahun 2011 pasal 7 ayat 1disebutkan


Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945;


b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

3. Kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang.

Wewenang MAHKAMAH KONSTITUSI (MK)

1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk:

- Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara RI 1945


- Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh UUD NRI Tahun 1945
- Memutus pembubaran partai politik
- Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

2. Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa presiden dan/atau wakil
presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap
negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela,
dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan /atau wakil presiden
sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.

Wewenang DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR)

1. Membentuk undang-undang yang dibahas dengan presiden untuk mendapat


persetujuan bersama.
2. Memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap peraturan
pemerintah pengganti undang-undang yang diajukan oleh presiden untuk menjadi
undang-undang.
3. Membahas rancangan undang-undang yang diajukan oleh presiden atau DPR
yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran daerah, pengembangan sumber daya alam serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah dengan mengikutsertakan DPD.
4. Memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang-undang tentang
APBN, pajak, pendidikan dan agama.
5. Membahas bersama Presiden dengan pertimbangan DPD dan memberikan
persetujuan dan rancangan undang-undang tentang APBN.
6. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan DPD.
7. Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan perang dan
membuat perdamaian dengan negara lain.
8. Memberikan persetujuan atas perjanjian internasional
9. Memberikan pertimbangan kepada presiden dalam pemberian amnesti dan
abolisi.
10. Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal mengangkat duta besar
dan menerima penempatan duta besar negara lain.
11. Memilih anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
12. Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan dan pemberhentian
anggota Komisi Yudisial.
13. Memberikan persetujuan calon hakim agung.

Wewenang MPR

1. Mengubah dan menetapkan UUD RI Tahun 1945.


2. Melantik presiden dan/atau wakil Presiden
3. Memutuskan usul DPR untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden.
4. Melantik Wapres menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan,
atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya.
5. Memilih wakil Presiden dari 2 calon yang diusulkan Presiden, apabil ada kekosongan
jabatan wapres.
6. Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya.

Peran Partai Politik

Partai politik atau lebih dikenal orang - orang sebagai parpol memiliki peranan sebagai
sarana untuk menghimpun aspirasi, artikulasi dan agregasi kepentingan yang dilakukan
kepada masyarakat untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu untuk mempengaruhi
pembuatan kebijakan publik.

Selain memiliki fungsi, partai politik juga mempunyai tujuan, dimana tujuan partai politik
adalah mewujudkan cita-cita bangsa, mengembangkan kehidupan demokrasi bagi
seluruh masyarakat Indonesia. Dengan adanya partai politik ini masyarakat Indonesia
semakin mengenal pendidikan politik yang diberikan partai politik kepada masyarakat.

Partai politik di zaman sekarang banyak berperan dalam menggalang aspirasi


masyarakat dan mendidik kader - kader pemimpin di pemerintahan. sehingga dapat
dikatakan bahwa parpol merupakan kendaraannya para politikus.
Bentuk kerjasama antara pihak pemerintah, swasta dan rakyat

Dalam Rangka Otonomi Daerah. penyelenggaraan pemerintahan banyak melibatkan


kolaborasi antara pemerintah dengan swasta dan masyarakat. Kolaborasi tersebut
merupakan wujud dari interaksi sosial politik antara pemerintahan dengan masyarakat
dalam menghadapi berbegai permasalahan.
Bentuk kolaborasi tersebut dapat dilakukan antara satu pemerintah daerah dengan
pihak swasta dalam bentuk kerjasama/kontrak kerja, baik dalam penyediaan sarana dan
prasarana maupun jaminan pemasaran, misalnya potensi wisata suatu daerah.
Pihak swasta menjalankan salah satu fungsi peranan pemerintah kepada masyarakat
untuk mengembangkan dan mengelola obyek wisata dengan pola kontrak kerja ini
dituangkan dalam perjanjian kerjasama antara Pemerintah daerah dan pengusaha
swasta untuk Pembangunan Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan Wisata
Dengan kontrak kerja itu, memberikan sebuah komitmen bahwa pemerintah dan swasta
mempunyai batasan-batasan dalam pengembangan wisata. Batasan-batasan yang
tertulis jelas memberikan sebuah solusi bahwa pola kontrak kerja ini dapat secara jelas
pembagian dimana swasta mampu membantu peran pemerintah dalam pengembangan
wisata.
Dalam pola ini, pemerintah daerah selain sebagai regulator dalam proses kerjasama,
pemerintah harus menjadi sebagai innovator yang mampu mengembangkan setiap
potensi daerah. Pihak swasta yang terlibat dalam pembangunan kawasan wisata
mempunyai beberapa alasan yang pertama, adalah sebagai alternatif untuk
menyelesaikan masalah keterbatasan sumber daya yang dimiliki pemerintah yaitu
anggaran pemerintah dalam pembangunan sektor pariwisata sementara tuntutan
masyarakat terhadap sektor ini semakin lama semakin meningkat.
Keterlibatan atau partisipasi sektor pariwisata dalam kerjasama pembangunan kawasan
wisata adalah merupakan wujud peningkatan peran swasta, keterlibatan swasta bisa
meningkatkan transparansi dan peningkatan kualitas. Keterlibatan swasta sebagai
alternatif menyelesaikan masalah keterbatan sumber daya yang dimiliki pemerintah
daerah merupakan alasan yang paling utama dalam proses kerjasama antara
pemerintah daerah dengan Pihak swasta,
Masyarakat merupakan salah satu unsur yang dapat mendukung tercapainya satu hasil
yang optimal tersebut. Oleh karena itu peran serta masyarakat sangat dibutuhkan, baik
secara langsung maupun tidak. Pemberdayaan masyarakat dalam hal ini lebih menitik
beratkan pada peningkatan kemampuan masyarakat lokal untuk berpartisipasi aktif
dalam pembangunan pariwisata, misalnya usaha membuka akses atas kekuasaan,
sumber daya dan kerjasama dengan pemerintah serta pihak swasta. Peran serta
masyarakat dapat terwujud karena manfaatnya dapat secara langsung dirasakan oleh
masyarakat yaitu melalui terbukanya kesempatan kerja dan usaha jasa wisata sehingga
mampu meningkatkan pendapatan mereka. Dengan demi diharapkan situasi tersebut
akan mendorong keterlibatan masyarakat untuk ikut berperan di dalamnya, baik secara
aktif maupun pasif. Peran aktif dilaksanakan secara langsung baik dilakukan secara
perorangan maupun bersama-sama. Peran ini secara sadar ikut membantu program
pemerintah dengan inisiatif dan kreasi mau melibatkan diri dalam kegiatan pengusahaan
pariwisata melalui pembinaan rasa ikut memiliki dikalangan masyarakat. Peran pasif
adalah timbulnya kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang
dapat menggangu atau merusak lingkungan alam serta masyarakat cenderung sekedar
melaksanakan perintah dan mendukung terpeliharanya sumber daya alam.

You might also like