Professional Documents
Culture Documents
Arah Dasar Keuskupan Surabaya merupakan panduan hidup menggereja yang diterima, dihayati dan
diperjuangkan bersama oleh segenap umat Keuskupan Surabaya. Dengan panduan ini, kebersamaan dan
gerak pastoral di Keuskupan Surabaya menjadi makin bermakna dan memberikan kesegaran hidup,
sehingga sabda Yesus, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan" (Yoh 10:10) makin terwujud dalam kebersamaan hidup menggereja.
Selain itu, Arah Dasar Keuskupan Surabaya merupakan peneguhan jati diri sekaligus bahan refleksi bagi
seluruh umat dalam menghayatinya. Jati diri kita sebagai Gereja, seperti dirumuskan oleh Konsili Vatikan
II, adalah "persekutuan umat yang terdiri dari orang-orang, yang dipersatukan dalam Kristus, dibimbing
oleh Roh Kudus dalam peziarahan menuju Kerajaan Bapa, dan telah menerima warta keselamatan untuk
disampaikan kepada semua orang" (Gaudium et Spes art. 1).
2. 1. PENGERTIAN
2. 1. 1. CITA-CITA BERSAMA TENTANG GEREJA
a) Yang dimaksud dengan “cita-cita bersama tentang Gereja” adalah konsep, sifat, keadaan, atau
gambaran ideal yang diharapkan, diimpikan, didambakan atau dicita-citakan tentang Gereja dan
situasi umat, yang di masa depan diharapkan terwujud di segala lini menjemaat Gereja Keuskupan
Surabaya.
b) Cita-cita tersebut diangkat sebagai “payung bersama” bagi gerak langkah segenap umat Keuskupan
Surabaya. Ini penting untuk dilakukan dalam konteks menggereja Keuskupan Surabaya yang
diwarnai oleh keaneka-ragaman.
c) Dengan memiliki cita-cita bersama, dalam kurun waktu tertentu segenap umat dapat melangkah
dalam satu semangat dan keserempakan kerja. Rumusan cita-cita bersama juga menjadi “alat
komunikasi” dan “bahasa bersama” bagi seluruh umat dalam membingkai keaneka-ragaman yang
ada.
1
diprioritaskan tersebut tidak boleh dilewatkan, malahan perlu diperjuangkan agar berada dalam
keadaan sebaik-baiknya pada setiap bidang pastoral terkait.
c) Prioritas program yang berupa konsep, perlu diterjemahkan dalam kegiatan konkret. Sementara itu,
setiap kegiatan konkret membutuhkan pengelolaan yang tepat, meliputi perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan tindak-lanjutnya. Pengelolaan tersebut perlu dilakukan dengan cermat, tekun dan
dalam sinergi dengan kegiatan bidang pastoral yang lain.
2
kualitas kualitas orang yang melayani
pendamping bagi terlibat dalam
calon pasutri dan pastoral keluarga
pasutri
3
Memfasilitasi Penyelenggaraan Semangat Keberanian
pemberdayaan kegiatan dalam hidup misioner mempercayai dan
OMK dalam setiap menggereja yang keberania belajar
dimensi hidup didedikasikan bagi
menggereja keterlibatan banyak
orang muda, baik
sebagai peserta
maupun panitia/
penentu kebijakan
dalam kegiatan
tersebut
Katekese liturgi bagi Katekese liturgi bagi Persekutuan Menjadi umat yang
umat umat berkomitmen dan
rendah hati
4
8 KARYA MISIONER Animasi Misi Pengembangan Militansi Tanggung jawab
kesadaran dan sebagai anggota
partisipasi umat aktif gereja
dalam pancatugas
gereja dan panggilan
khusus
5
Kaderisasi Pendampingan dan Missioner Kesatuan dalam
pengembangan insan perutusan Gereja
katolik yang menjadi
tokoh/ pemuka
masyarakat baik
formal maupun non
formal
6
15 HABITUS BARU Pembelajaran Pengembangan Keteladanan Kerendahan hati
HIDUP perangkat pastoral kuantitas dan sebagai perangkat
MENGGEREJA kualitas orang yang pastoral
terlibat sebagai
perangkat pastoral
Setiap pribadi warga Keuskupan Surabaya dapat berpartisipasi dalam upaya perwujudan Arah Dasar
Keuskupan Surabaya dengan mengembangkan tiga dimensi keterlibatan personal yang saling
melengkapi berikut ini, yakni mengenal dan memelihara semangat yang tepat, mengembangkan
pemahaman yang benar, meningkatkan daya kepeloporan dalam kebersamaan. Kita berharap segenap
umat Keuskupan Surabaya makin mengenal, mencintai dan melibatkan diri dalam gerakan bersama
hidup menggereja ini.
Amat indah bila ada beberapa orang yang rendah hati dan mau mendengarkan, bersedia untuk belajar
dan mengembangkan diri dalam kebersamaan. Hal tersebut juga akan membuka kemungkinan
pelaksanaan setiap prioritas program bidang pastoral yang makin lancar, di semua paroki dan semua
persekutuan umat beriman.
Iman seseorang bertumbuh dan berkembang secara lebih utuh dalam persekutuan di lingkungan dan
paroki melalui interaksi langsung dan keterlibatan aktif dalam pelaksanaan pancatugas Gereja. Oleh
karena itu, kegiatan di tingkat lingkungan dan paroki merupakan bagian amat penting dan dapat disebut
sebagai inti dalam kegiatan menggereja keuskupan. Perhatian dan daya upaya untuk mengembangkan
hal tersebut diwujudkan di Keuskupan Surabaya dengan mengembangkan pola pastoral berbasis
persekutuan.
7
Berkaitan dengan pengembangan pola pastoral berbasis persekutuan tersebut, perlu ditegaskan
beberapa hal berikut.
3. 2. 1. 1. Pastor Paroki
3. 2. 1. 1. 1. Hakikat Pastor Paroki
a) Adalah seorang gembala yang menerima otoritas dari Uskup untuk menunaikan reksa pastoral
umat dengan mengambil-bagian dalam tritugas Kristus, yakni dalam tugas mengajar,
menguduskan dan memimpin.
b) Dalam menunaikan tugas pastoral, pastor paroki bertindak atas nama Gereja sebagai "pastores
proprius” (Gembalanya sendiri).
8
3. 2. 2. 2. Forum-forum Kevikepan
Berdasarkan masukan dari tingkat paroki dan kevikepan, serta perangkat pastoral yang lain, Bapa Uskup
menyusun Surat Gembala di setiap akhir tahun yang berisi apresiasi dan evaluasi pastoral dalam tahun
berjalan sekaligus memaklumkan fokus perhatian pastoral untuk tahun berikutnya.
Dengan Arah Dasar Keuskupan Surabaya 2010-2019, dalam kebersamaan dan gerak pastoral di
Keuskupan Surabaya, semoga segenap umat Keuskupan Surabaya makin mampu mengalami
perjumpaan dengan Tuhan Yesus yang bersabda, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan
mempunyainya dalam segala kelimpahan".