Terhadap Kemampuan Penalaran Matematika Siswa (Studi Eksperimen di Kelas VIII MTs Negeri Luragung Kuningan)
Arif Muchyidin
Tadris Matematika, IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon email : wak_badjra@yahoo.com
Abstrak
Melalui studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di MTs Negeri
Luragung-Kuningan diperoleh kesimpulan bahwa strategi pembelajaran yang digunakan guru belum optimal untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa karena pembelajaran masih terpusat pada guru. Sedangkan kemampuan penalaran matematika memerlukan pembelajaran yang mampu mengakomodasi proses berpikir, bernalar, sikap kritis siswa dan bertanya. Oleh karena itu, guru harus menentukan strategi pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan penalaran matematikanya. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran generatif. Strategi pembelajaran generatif besar kemungkinannya dapat mempengaruhi kemampuan penalaran matematika siswa. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran ini siswa tidak lagi jadi pendengar, siswa dituntut untuk aktif mengintegrasikan pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya.
Key words : Pembelajaran Generatif, Strategi Pembelajaran, Penalaran Matematika
PENDAHULUAN dalam penyelenggaraan pendidikan
Pendidikan mempunyai tersebut. Oleh karena itu suatu peranan yang sangat penting pemerintah selalu berusaha dengan bagi manusia baik secara individu, berbagai kebijakannya untuk terus masyarakat, bangsa dan negara. meningkatkan mutu dan juga Pendidikan juga merupakan salah kualitas dari pendidikan. satu faktor yang sangat penting Menurut Undang-Undang bagi kemajuan suatu bangsa. Maju No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem mundurnya suatu bangsa Pendidikan Nasional menyatakan ditentukan oleh baik atau tidaknya bahwa: pendidikan yang dilaksanakan. Hal Pendidikan adalah usaha sadar dan ini tentu saja tidak terlepas dari terencana untuk mewujudkan subyek-subyek yang berkaitan baik suasana belajar dan proses secara langsung maupun tidak pembelajaran agar peserta didik langsung serta sistem yang baik secara aktif mengembangkan EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 108 ISSN 2086 - 3918
potensi dirinya untuk memilki kesimpulan, misalnya melalui
kekuatan spiritual keagamaan, kegiatan penyelidikan, pengendalian diri, kepribadian, eksplorasi, eksperimen, kecerdasan, akhlak mulia, serta menunjukkan kesamaan, keterampilan yang diperlukan perbedaan, konsistensi dan dirinya, masyarakat, bangsa, dan inkonsistensi. negara. 2. Mengembangkan aktivitas Untuk mencapai tujuan kreatif yang melibatkan pendidikan yang baik, maka imajinasi, intuisi, dan diperlukan prosedur dan sistem penemuan dengan pelaksanaan yang baik. Ada mengembangkan pemikiran beberapa hal yang harus divergen, orisinil, rasa ingin diperhatikan dalam proses tahu, membuat prediksi dan pelaksanaan pendidikan salah dugaan, serta mencoba-coba. satunya adalah dalam proses 3. Mengembangkan kemampuan pembelajaran. Proses pembelajaran memecahkan masalah. yang baik akan memberikan hasil 4. Mengembangkan kemampuan yang baik pula, sebaliknya proses menyampaikan informasi atau pembelajaran yang buruk akan mengkomunikasikan gagasan memberikan hasil yang buruk. Oleh antara lain melalui karena itu setiap pelaksana pembicaraan lisan, grafik, peta, pendidikan harus memperhatikan, diagram, dalam menjelaskan mengetahui, serta memahami gagasan. betapa pentingnya proses pembelajaran yang kreatif dan Salah satu tujuan inovatif sehingga tujuan pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang diinginkan melatih cara berfikir dan juga dapat tercapai secara maksimal. bernalar. Hal ini mengakibatkan Pelajaran matematika bahwa kemampuan penalaran merupakan pelajaran pokok dalam matematika diperlukan oleh siswa setiap jenjang pendidikan mulai baik dalam proses memahami mata dari pendidikan dasar, menengah pelajaran matematika itu sendiri sampai dengan perguruan tinggi. maupun dalam kehidupan sehari- Mata pelajaran ini sangat penting hari. Pengembangan kemampuan peranannya, baik untuk penalaran matematis siswa kepentingan pengembangan berhubungan dengan strategi matematika itu sendiri maupun pembelajaran yang diterapkan. untuk aplikasi pada mata pelajaran Kemampuan penalaran lain. memerlukan pembelajaran yang Tujuan pembelajaran mampu mengakomodasi proses matematika seperti yang berfikir, proses bernalar, sikap dipaparkan pada buku standar kritis siswa dan bertanya. kompetensi mata pelajaran Sementara saat ini kebanyakan matematika guru menyampaikan mata (http://p4tkmatematika.org) sebagai pelajaran matematika secara berikut: langsung oleh guru tersebut, 1. Melatih cara berpikir dan sehingga siswa menjadi pasif, hanya bernalar dalam menarik EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 109 ISSN 2086 - 3918
mendengarkan dan mencatat apa berikan, siswa juga masih kesulitan
yang dijelaskan oleh gurunya. dalam menggunakan rumus untuk Sebagaimana yang menganalisis situasi, begitupun diungkapkan Lusiana (2009:30), kemampuan mereka untuk diantara alternatif strategi memberikan penjelasan dengan pembelajaran matematika yang menggunakan model, fakta, sifat- dapat mendukung tercapainya sifat, dan hubungan terlihat masih tujuan mata pelajaran matematika kurang. adalah strategi pembelajaran yang Berdasarkan latarbelakang berlandaskan pada paham yang telah diuraikan, maka peneliti konstruktivisme, dengan asumsi tertarik untuk melakukan dasar bahwa pengetahuan penelitian ini dengan beberapa dikonstruksi dalam pikiran siswa. alasan sebagai berikut: Strategi Salah satu diantaranya dapat pembelajaran generatif menjadikan menggunakan strategi siswa sebagai subjek belajar bukan pembelajaran generatif, yaitu suatu hanya sebagai objek belajar, strategi strategi pembelajaran berbasis pembelajaran generatif menuntut konstruktivisme, yang lebih siswa untuk dapat membangun menekankan pada pengintegrasian pengetahuannya sendiri, strategi secara aktif pengetahuan baru pembelajaran generatif dengan menggunakan pengetahuan mengharuskan siswa untuk dapat yang sudah dimiliki siswa menggunakan pengetahuan yang sebelumnya. Pembelajaran generatif dimiliki sebelumnya untuk menuntut siswa untuk aktif dalam mempelajari pengetahuan baru, mengkonstruksi pengetahuannya. kemampuan penalaran matematika (La Moma, 2012 : 2). merupakan salah satu dari tujuan Berdasarkan hasil dari studi dari pembelajaran matematika, pendahuluan yang dilakukan di kemampuan penalaran matenatika Madrasah Tsanawiyah Negeri diperlukan oleh siswa baik dalam Luragung, pembelajaran proses memahami mata pelajaran matematika yang dilakukan di sana matematika itu sendiri maupun masih bersifat konvensional, yakni dalam kehidupan sehari-hari. pembelajaran masih berpusat pada Berdasarkan beberapa alasan yang guru. Sehingga hal ini telah dikemukakan diatas apakah mengakibatkan pembelajaran terdapat pengaruh antara strategi matematika menjadi kurang pembelajaran generatif terhadap menarik, dan membosankan, kemampuan penalaran matematika karena siswa hanya duduk, siswa. mendengarkan, dan mencatat apa yang disampaikan oleh gurunya. KAJIAN PUSTAKA Selain itu selama ini siswa juga 1. Teori Belajar masih merasa kesulitan dan Wati (2010 : 10) memerlukan bimbingan ketika berpendapat bahwa, “Teori dihadapkan dengan soal-soal belajar berpangkal pada matematika yang bersifat pandangan hakikat manusia”. penalaran. Seperti ketika diminta Hakikat manusia menurut untuk menarik kesimpulan dari pandangan john locke yang beberapa pernyataan yang guru dikutip oleh Wati (2010 : 10) EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 110 ISSN 2086 - 3918
yaitu manusia merupakan organisasi diri. Belajar
organisme yang pasif. Locke menurut teori ini adalah menganggap bahwa manusia proses yang terjadi dalam itu seperti kertas putih, hendak lingkungan samar-samar ditulisi apa kertas itu sangat dari peningkatan tergantung pada orang yang elemenelemen inti- tidak menulisnya. seluruhnya dikontrol oleh Ada beberapa teori belajar individu. menurut para ahli d. Teori belajar humanistic sebagaimana yang dikutip oleh Teori humanistik Wati (2010 : 4 - 14): berpendapat pembelajaran a. Teori behaviorisme manusia bergantung kepada Belajar menurut teori emosi dan perasaannya. bihaviorisme adalah Menurut teori ini, tujuan pembentukan asosiasi belajar adalah untuk antara kesan yang memanusiakan manusia. ditangkap panca indra Proses belajar dianggap dengan kecenderungan berhasil jika si pelajar untuk bertindak atau memahami lingkungannya hubungan antara stimulus dan dirinya sendiri. dan respons (R-S). Teori-teori belajar yang 2. Hasil Belajar termasuk ke dalam Menurut Hudoyo (1990 : 199) kelompok behavioristik memberikan batasan bahwa : diantaranya: Koneksionisme, Hasil belajar adalah proses classical conditioning, berpikir untuk menyusun operant conditioning, hubungan-hubungan antara systematic behavior, bagian-bagian informasi yang contiguous conditioning. telah diperoleh sebagai b. Teori kognitivisme pengertian-pengertian. Karena Menurut teori kognitivisme, itu orang menjadi memahami belajar adalah dan menguasai hubungan- pengorganisasian aspek- hubungan tersebut sehungga aspek kognitif dan orang itu dapat menampilkan perseptual untuk pemahaman dan penguasaan mendapatkan pemahaman. bahan pelajaran yang Teori-teori belajar yang dipelajari. termasuk ke dalam Sedangkan menurut Hamalik kelompok kognitivisme (2006:30) : diantaranya: Teori gestalt, Hasil belajar adalah bila teori medan (field theory), seseorang telah belajar akan teori organismik. terjadi perubahan tingkah laku c. Teori Konstruktivisme pada orang tersebut, misalnya Konstruktivisme adalah dari tidak tahu menjadi tahu, integrasi prinsip yang dan dari tidak mengerti diekplorasi melalui teori menjadi mengerti. chaos, network, dan teori Dari beberapa pendapat diatas kekompleksitas dan dapat disimpulkan bahwa hasil EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 111 ISSN 2086 - 3918
belajar adalah kemampuan masyarakat, mass
atau keberhasilan yang dicapai media, teman bergaul, oleh seseorang setelah melalui bentuk kehidupan proses belajar. masyarakat) Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu 3. Teori Motivasi Belajar faktor dari dalam diri siswa Menurut Mc Donald dan faktor yang datang dari (Hamalik, 2009 : 173), luar diri siswa atau faktor “motivation is a energy change lingkungan. Menurut Slameto within the person characterized (2003:54-72), faktor-faktor yang by affective aroual and mempengaruhi belajar adalah: anticipatory goal reactions.” a. Faktor – faktor internal Motivasi adalah suatu 1) Jasmaniah, seperti : perubahan energi didalam kesehatan, cacat tubuh pribadi seseorang yang ditandai 2) Psikologis, seperti : dengan timbulnya afektif dan intelegensi, perhatian, reaksi untuk mencapai tujuan. minat, nakat, motof, Motivasi adalah kondisi kematangan, persiapan. psikologis yang mendorong 3) Kelelahan seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi merupakan b. Faktor – faktor Eksternal dorongan yang ada di dalam 1) Keluarga, diantaranya individu, tetapi munculnya bagaimana cara orang motivasi yang kuat atau lemah, tua mendidik, relasi dapat ditimbukan oleh antar anggota rangsangan dari luar. (Ahmadi, keluarga, suasana 1997:109). rumah, keadaan Jadi dapat disimpulkan ekonomi keluarga, motivasi untuk belajar adalah pengertian orang tua, kondisi psikologis yang latar belakang mendorong seseorang untuk kebudayaan. belajar. Menurut Prayitno yang dikutip oleh Heru (2012:10) ada 2) Sekolah, seperti: beberapa teori – teori tentang metode mengajar, motivasi menurut para ahli kurikulum, relasi guru yang dibagi menjadi 3 yaitu: dengan siswa, relasi a. Teori kebutuhan siswa dengan siswa, Teori ini mengatakan bahwa disiplin sekolah, alat manusia sebagai mahluk pelajaran, waktu yang tidak akan puas hanya sekolah, standar dengan terpenuhi satu pelajaran di atas kebutuhan, tetapi ia akan ukuran, keadaan puas jika semua kebutuhan gedung, metode terpenuhi. Walaupun semua belajar, tugas rumah. kebutuhan sudah terpenuhi pasti ia akan mengejar 3) Masyarakat (kegiatan kebutuhan yang baru. Agar siswa dalam kebutuhan tersebut EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 112 ISSN 2086 - 3918
terpenuhi, maka ia akan belajar anak didik
termotivasi untuk mencapai memegang peranan penting kebutuhan yang diinginkan. untuk mencapai hasil b. Teori humanisme belajar yang optimal, karena Teori ini percaya bahwa dengan menggerakkan hanya ada satu motivasi, motivasi dan menjaganya yaitu motivasi yang hanya dalam kegiatan-kegiatan berasal dari masing-masing yang dilaksanakan siswa individu. Motivasi tersebut akan menjadikan siswa dimiliki oleh individu itu lebih giat belajar. sepanjang waktu dan dimanapun ia berada. 4. Pengertian Strategi Pembelajaran c. Teori behavioristik Strategi pembelajaran Teori ini berpendapat bahwa terdiri dari dua kata yaitu motivasi dikontrol oleh strategi dan pembelajaran. lingkungan. Suatu tingkah Strategi menurut kamus laku yang bermotivasi lengkap bahasa Indonesia terjadi apabila konsekuensi adalah cara/ siasat perang tingkah laku itu dapat (1999 : 296). Sementara menggetarkan emosi menurut Slameto yang dikutip individu, yaitu menjadi suka oleh Yatim Riyanto (2010 : 132) atau tidak suka. dalam bukunya Adapun fungsi motivasi mengungkapkan strategi dalam belajar menurut adalah suatu rencana tentang Hamalik (2003:161) adalah pendayagunaan dan sebagai berikut: penggunaan potensi dan sarana 1. Mendorong timbulnya yang ada untuk meningkatkan kelakuan atau suatu efektivitas dan efesiensi perbuatan, tanpa pengajaran. Hal senada juga motivasi tidak akan diungkapkan oleh Rusyan timbul perbuatan bahwa strategi secara umum seperti belajar dapat didefinisikan sebagai garis besar haluan bertindak 2. Sebagai pengarah, untuk mencapai tujuan yang artinya mengarahkan telah ditentukan ( Yatim perbuatan kepada Riyanto, 2010 : 132). pencapaian tujuan yang Sedangkan pembelajaran diinginkan menurut Muhaimin yang 3. Sebagai penggerak, dikutip oleh Yatim Riyanto, besar kecilnya motivasi (2010 : 132) adalah upaya akan menentukan cepat membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran lambatnya suatu akan melibatkan siswa pekerjaan. mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Oleh karena itu, meningkatkan motivasi Dari makna tersebut terlihat bahwa pembelajaran EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 113 ISSN 2086 - 3918
merupakan interaksi dua arah merupakan terjemahan dari
dari seorang guru dan peserta Generatif Learning (GL) yaitu didik, di mana antara strategi pembelajaran berbasis keduanya terjadi komunikasi konstruktivisme, yang lebih (transfer) yang intens dan menekankan pada terarah menuju pada suatu pengintegrasian secara aktif target yang telah ditetapkan pengetahuan baru dengan sebelumnya. menggunakan pengetahuan Strategi pembelajaran menurut yang sudah dimiliki siswa Kemp yang dikutip oleh Wina sebelumnya. Sanjaya (2008 : 126) adalah Strategi pembelajaran suatu kegiatan pembelajaran generatif menuntut siswa yang harus dikerjakan guru untuk aktif dalam dan siswa agar tujuan mengkonstruksi pembelajaran dapat dicapai pengetahuannya sendiri. Selain secara efektif dan efisien. itu, siswa juga diberi kebebasan Sedangkan Dick dan Carey untuk mengungkap ide atau mengatakan, Strategi gagasan dan alasan terhadap pembelajaran adalah semua permasalahan yang diberikan komponen materi/paket sehingga akan lebih memahami pengajaran dan prosedur yang pengetahuan yang dibentuknya digunakan untuk membantu sendiri dan proses siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan pengajaran. Strategi akan lebih optimal. pembelajaran tidak hanya Menurut Sutarman dan terbatas pada prosedur Swasono dalam Made Wena kegiatan, melainkan termasuk (2011:177), pembelajaran seluruh komponen materi atau generatif pertama kali paket pengajaran dan pola diperkenalkan oleh Osborne pengajaran itu sendiri ( Yatim dan Kosgrove. Pembelajaran Riyanto, 2010;132). generatif terdiri atas empat Dari beberapa pengertian tahap, yaitu: diatas dapat ditarik a. Pendahuluan atau disebut kesimpulan bahwa strategi tahap eksplorasi, pembelajaran adalah siasat Tahap pertama yaitu tahap guru dalam mengefektikan, eksplorasi yang disebut juga mengefesienkan, serta tahap pendahuluan. Pada mengoptimalkan fungsi dan tahap ini guru membimbing interaksi antara siswa dengan siswa untuk melakukan komponen pembelajaran dalam eksplorasi terhadap suatu kegiatan pembelajaran pengetahuan, ide, atau untuk mencapai tujuan konsepsi awal yang pengajaran. diperoleh dari pengalaman 5. Pengertian Strategi sehari-harinya atau Pembelajaran Generatif diperoleh dari pembelajaran La Moma (2012: 2) pada tingkat kelas mengungkapkan bahwa, sebelumnya. Pembelajaran Generatif (PG) b. Pemfokusan, EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 114 ISSN 2086 - 3918
Pada tahap ini siswa pengertian tersebut maka yang
melakukan pengujian menjadi populasi dalam hipotesis melalui kegiatan penelitian ini adalah seluruh laboratorium atau dalam siswa kelas VIII MTs Negeri model pembelajaran yang Luragung yang berjumlah 300 lain. Pada tahap ini guru siswa. bertugas sebagai fasilisator yang menyangkut Tabel 1 – Data Populasi Peserta kebutuhan sumber, Didik Kelas VIII memberi bimbingan dan MTs Negeri Luragung Kuningan arahan dengan demikian No Kelas Jumlah Siswa para siswa dapat 1 A 38 melakukan proses sains. 2 B 38 c. Tantangan atau tahap 3 C 36 pengenalan konsep, 4 D 37 Setelah siswa memperoleh 5 E 37 data, selanjutnya 6 F 37 menyimpulkan dan menulis 7 G 37 dalam lembar kerja. 8 H 39 Kemudian Para siswa diminta mempresentasikan b. Sampel temuanya melalui diskusi Sampel adalah sebagian dari kelas. Melalui diskusi kelas jumlah dan karakteristik yang akan terjadi proses tukar dimiliki oleh populasi pengalaman diantara siswa. (Suharsimi, 2006 : 117). Adapun d. Penerapan konsep subyek sampel dalam penelitian Pada tahap ini, siswa diajak ini satu kelas dengan untuk dapat memecahkan menggunakan teknik cluster masalah dengan random. Adapun sempel yang menggunakan konsep terpilih secara acak adalah kelas barunya atau konsep benar VIII B sebanyak 38 siswa. dalam situasi baru yang c. Metode Penelitian berkaitan dengan hal-hal Metode penelitian adalah teknik praktis dalam kehidupan atau cara-cara yang dapat sehari-hari. digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya. (Riduwan, 2007 : METODOLOGI 49). Metode penelitian ini a. Populasi menggunakan penelitian Dalam memperoleh sumber data kuantitatif dengan pendekatan diperlukan suatu populasi metode eksperimen. sebagai objek penelitian, yang d. Desain Penelitian dimaksud dengan populasi Menurut Moh. Nazir (2005 : 84) menurut Riduwan (2007:54) mengemukakan bahwa desain “Populasi adalah keseluruhan penelitian adalah semua proses karakteristik atau unit hasil yang diperlukan dalam pengukuran yang menjadi objek perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Berdasarkan EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 115 ISSN 2086 - 3918
penelitian. Adapun desain Melalui tahapan-tahapan tersebut
penelitian yang digunakan siswa diharapkan dapat memahami dalam penelitian ini adalah one pengetahuan baru dengan shot case study. menggunakan pengetahuan yang e. Teknik Pengolahan Data dimiliki sebelumnya sehingga 1) Angket membantu untuk meningkatkan Angket adalah suatu alat kemampuan penalaran matematika pengumpul informasi siswa. dengan cara menyampaikan Dari hasil penyebaran angket, sejumlah pertanyaan respon siswa terhadap tertulis untuk dijawab pembelajaran dengan menggunakan secara tertulis pula oleh strategi pembelajaran generatif responden (S. Margono, diperoleh presentase sebesar 71,05% 1997:1667). memberikan respon baik dan 2) Tes 28,95% memberikan respon cukup Menurut Riduwan (2007:76) baik. Hal ini terlihat selama proses tes adalah serangkaian pembelajaran berlangsung, siswa pertanyaan atau latihan yang awalnya merasa matematika yang digunakan untuk itu membosankan, dan sulit, ketika mengukur keterampilan diterapkan strategi pembelajaran pengetahuan, intelegensi, generatif siswa menjadi lebih aktif kemampuan atau bakat dalam pembelajaran dan tertarik yang dimiliki oleh individu untuk mempelajari matematika. atau kelompok. Tes ini Dari data tes kemampuan diberikan setelah proses penalaran matematika siswa MTs pembelajaran dilakukan Negeri Luragung Kuningan kepada siswa yang menunjukkan 1 orang atau sebesar menggunakan strategi 2,64% yang mempunyai pembelajaran generatif. kemampuan penalaran yang sangat Pemberian tes ini bertujuan tinggi, 13 orang atau sebesar untuk mengetahui 34,21% mempunyai kemampuan kemampuan penalaran penalaran yang tinggi, 21 orang matematika siswa dengan atau sebesar 55,26% memiliki menggunakan strategi kemampuan penalaran cukup, dan pembelajaran generatif. 3 orang atau 7,89% mempunyai kemampuan penalaran yang HASIL DAN PEMBAHASAN kurang. Adapaun nilai rata-rata Pembelajaran matematika yang diperoleh siswa untuk tes dengan menggunakan strategi kemampuan penalaran ini adalah pembelajaran generatif merupakan 69,66, hal ini menunjukkan bahwa suatu pembelajaran yang menuntut kemampuan penalaran matematika siswa untuk aktif membangun siswa termasuk kedalam kategori pengetahuannya dengan cukup. menggunakan pengetahuan yang Berdasarkan pengolahan data sudah dimiliki siswa sebelumnya, yang dilakukan, diperoleh yang terdiri dari empat tahap, persamaan regresinya adalah Y = yaitu: pendahuluan, pemfokusan, 29,765 + 0,695X. Koefisien bernilai tantangan dan penerapan konsep. positif artinya terdapat hubungan EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 116 ISSN 2086 - 3918
yang positif antara strategi kemampuan penalaran matematika
pembelajaran generatif terhadap siswa, hal ini dikarenakan kemampuan penalaran matematika. kemampuan penalaran matematika Persamaan tersebut mengandung memerlukan pembelajaran yang arti bahwa jika tanpa strategi mampu mengakomodasi proses pembelajaran generatif maka berfikir, proses bernalar, sikap kemampuan penalaran matematika kritis siswa dan bertanya hal siswa sebesar 29,765. Koefisien tersebut dapat dilakukan salah regresi sebesar 0,695 menyatakan satunya dengan menggunakan bahwa setiap peningkatan (1%) strategi pembelajaran generatif. strategi pembelajaran generatif maka akan mempengaruhi KESIMPULAN DAN SARAN kemampuan penalaran matematika 1. Kesimpulan sebesar 0,695. Berdasarkan hasil dan Dari hasil uji analisis regresi pembahasan di atas, penelitian koefisien korelasi (R) sebesar 0,494 yang dilakukan diperoleh dan koefisien determinasi (R2) kesimpulan sebagai berikut : sebesar 0,244, hal ini menunjukkan a. Pembelajaran dengan bahwa strategi pembelajaran menggunakan strategi generatif memberikan kontribusi pembelajaran generatif sebesar 24,40% terhadap mendapatkan respon positif kemampuan penalaran matematika dari siswa. Hal ini siswa. Sedangkan 75,60% ditunjukkan ditunjukkan dipengaruhi oleh faktor lain, baik dengan presentase yang faktor dari siswa itu sendiri diperoleh dari penyebaran diantaranya motivasi dalam angket sebesar 71,05% pembelajaran, rajin berlatih memberikan respon baik, mengerjakan soal-soal, dan dan 28,95% memberikan sebagainya. Selain itu adapula cukup baik. faktor dari luar seperti perhatiaan b. Kemampuan penalaran dari keluarga, teman, dan matematika siswa MTs lingkungan sekolah. Berdasarkan Negeri Luragung termasuk hasil analisis hipotesis terhadap kedalam ktegori cukup. Hal hasil penelitian, terlihat bahwa ini ditunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan ditunjukkan dengan nilai antara strategi pembelajaran rata-rata yang diperoleh generatif terhadap kemampuan dari tes sebesar 69,66 penalaran matematika siswa. Hal termasuk kedalam kategori ini dapat dilihat dari hasil t hitung cukup. 3,413 lebih besar daripada t tabel c. Berdasarkan pengolahan 2,028, maka dapat disimpulkan data yang dilakukan, bahwa strategi pembelajaran diperoleh persamaan generatif berpengaruh terhadap regresinya adalah Y = kemampuan penalaran matematika 29,765 + 0,695X. siswa. d. Koefisien bernilai positif Berdasarkan hasil penelitian artinya terdapat hubungan ini dapat dikatakan bahwa strategi yang positif antara strategi pembelajaran mempengaruhi pembelajaran generatif EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 117 ISSN 2086 - 3918
terhadap kemampuan itu perlu dikembangkan
penalaran matematika. penelitian-penelitian Persamaan tersebut berikutnya untuk mengandung arti bahwa menemukan faktor-faktor jika tanpa strategi lain yang mempengaruhi pembelajaran generatif kemampuan penalaran maka kemampuan guna meningkatkan penalaran matematika kualitas hasil belajar siswa sebesar peserta didik. 29,765.Terdapat pengaruh c. Dalam penelitian kali ini strategi pembelajaran peneliti menghadapi generatif terhadap kendala-kendala kemampuan penalaran diantaranya adalah ketika matematika siswa pada penerapan strategi pokok bahasan bangun pembelajaran generatif. ruang sisi datar yang Peneliti awalnya merasa ditunjukkan dengan kesulitan untuk membuat koefisien korelasi r = 0,494 siswa aktif dalam dan koefisien determinasi pembelajaran, terutama r2 = 0,244. Hal ini ketika mereka harus menunjukkan bahwa mempresentasikan hasil pengaruh strategi diskusi kelompok. Karena pembelajaran generatif selama ini siswa terbiasa terhadap kemampuan dengan pembelajaran penalaran matematika matematika yang siswa adalah sebesar menjadikan mereka sebagai 24,40%. objek belajar bukan subjek. Dan untuk mengatasi hal 2. Saran tersebut peneliti mencoba Setelah pelaksanaan penelitian untuk memberikan award dan pembahasan hasil kepada siswa-siswa yang penelitian, penulis aktif, hal ini ternyata mengharapkan beberapa hal cukup efektif untuk sebagai berikut: membuat mereka aktif a. Dalam kegiatan dalam kegiatan pembelajaran matematika pembelajaran. hendaknya guru berusaha menciptakan suasana DAFTAR PUSTAKA belajar yang dapat Ahmadi, Abu. 1997. Strategi Belajar menumbuhkan Mengajar Matematika. kemampuan penalaran Bandung: CV. Pustaka matematika siswa. Setia. b. Selain strategi Aima, Zulfitri. 2010. Pengaruh pembelajaran generatif Strategi Pembelajaran ternyata masih ada faktor Generatif Terhadap lain yang mempengaruhi Kemampuan Komunikasi kemampuan penalaran Siswa Kelas VII Smp Negeri matematika. Oleh karena 2 Tanjung Emas Kabupaten EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 118 ISSN 2086 - 3918
Tanah Datar. Skripsi. Tidak Matematika. Malang: IKIP
diterbitkan. Padang: STKIP Malang. PGRI Padang, Sumatera Maran, Rafael Raga.Pengantar Barat. Tersedia online : Logika. 2007. Jakarta : Grasindo. E- admathedu.uad.ac.id/wp/?p= Book. 87 diunduh pada tanggal :23 Margono, S. 1997. Metodologi februari 2013 pada pukul Penelitian Pendidikan. 22.17 WIB Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto , Suharsimi. 2006. Marhijanto, Bambang. 1999. Kamus Prosedur Suatu Penelitian Lengkap Bahasa Indonesia Praktek..Jakarta: Rineka Masa Kini. Surabaya: Terbit Cipta. terang. Chaniago, Amran YS.2002. Kamus Munawaroh, Mumun. 2003. Fungsi Lengkap Bahasa Indonesia. Ibu Dalam Keluarga (Studi Bandung: Pustaka Setia. Komparasi antara Ibu yang Ekawati, Estina dan Sumaryanta. Berperan Tunggal dan Ibu 2011. Pengembangan yang Berperan Ganda di Instrumen Penilaian Kel. Kecapi Kec. Harjamukti Pembelajaran Matematika Kota Cirebon). Tesis. Tidak SD/SMP. Pusat diterbitkan. Bandung: Pengembangan dan Universitas Padjadjaran Pemberdayaan Pendidik dan Bandung Tenaga Kependidikan Nazir, Moh. 2005. Metode (PPPPTK) Matematika. Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Ebook. Riduwan. 2007. Belajar Mudah Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Penelitian Untuk Guru Belajar dan Mengajar Karyawan dan Peneliti (Membantu Guru dalam pemula. Bandung: Alfabeta. Perencanaan, Pengajaran, Riduwan. 2007. Pengantar Penilaian Prilaku, dan Statistika untuk Penelitian Memberikan Kemudahan Pendidikan, Sosial, kepada Siswa dalam Ekonomi, Komunikasi, dan Belajar). Bandung: Sinar Bisnis. Bandung: Alfabeta. Baru Algensindo Offset. Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Hamalik,Oemar. 2003. Proses Baru Pembelajaran (sebagai Belajar Mengajar.Bandung: Bumi referensi bagi pendidik Aksara. dalam implementasi Helma dan Yerizon. 2011. pembelajaran yang efektif Peningkatan Pemahaman dan berkualitas). Kencana Dan Penalaran Matematis Prenada Media Grup. Mahasiswa Calon Guru Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Dengan Konstruksi Mental Pembelajaran Berorientasi Apos. Laporan Penelitian Standar Proses Pendidikan. Hibah Bersaing. Padang: Jakarta: Kencana. Universitas Negeri Padang. Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Data Penelitian Belajar Mengajar Menggunakan SPSS. Yogyakarta:CV Andi Offset. EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 119 ISSN 2086 - 3918
Siregar, Eveline dan Hartini Melaksanakan Evaluasi
Nara.2010. Teori Belajar Pendidikan Matematika. dan Pembelajaran. Bogor: Bandung: Wijayakusumah. Ghalia Indonesia. Trianto. 2007. Model-Model Soekadijo, RG. 1985. Logika Dasar Pembelajaran Inovatif Tradisional Simbolik dan Berorientasi Konstruktivistik Induktif. Jakarta: PT (Konsep, landasan teoritis, Gramedia. teoritis praktis). Jakarta: Sudjana. 1997. Penilaian Proses Prestasi Pustaka Publisher. Belajar Mengajar. Bandung: Wati, Widya. 2010. Makalah PT Remaja Rosdakarya Strategi Pembelajaran Teori Sudjana. 2001. Tekhnik Analisis Belajar dan Pembelajaran. Regresi dan Korelasi Bagi Program Pasca Sarjana Para Peneliti. Bandung: Universitas Negeri Padang. Tarsito. Wina, Made. 2011. Strategi Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Pembelajaran Inovatif Bandung: Tarsito. Kontemporer Suatu Suherman, Erman dan Yaya Tinjauan Konseptual Sukjaya. 1990. Petunjuk Operasional. Jakarta : Bumi Praktis Untuk Aksara.