You are on page 1of 81

Klasifikasi Bloom Ranah Kognitif Beserta

Contoh C1-C6
Filed under: Penelitian — 3 Komentar
Maret 17, 2013

13 Votes

Pada tahun 1950-an Benyamin Bloom memimpin suatu tim yang terdiri atas para ahli
psikologi dalam menganalisis perilaku belajar akademik. Hasil pekerjaan tim ini dikenal
dengan taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom menggolongkan tiga kategori perilaku belajar
dan saling melengkapi (overlapping).
Bloom mengklasifikasi lebih lanjut kognitif menjadi 6. Keenam klasifikasi ranah kognitif bloom
adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan
2. Pemahaman
3. Penerapan
4. Analisis
5. Sintesis
6. Penilaian

Gambar untuk klasifikasi taksonomi bloom ranah kognitif

berikut contoh keenam klasifikasi yang selanjutnya di singkat C1, C2, C3, C4, C5, C6
Contoh soal Hafalan/Ingatan (Recall) C1 atau pengetahuan
Jenjang ini meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur yang
telah dipelajari oleh siswa.
Kata “komputer” berasal dari kata “computare” yang artinya…………………
Contoh soal Pemahaman (Comprehension) C2
Pada jenjang ini siswa diharapkan kemampuannya untuk mengerti makna dari informasi yang
diperoleh baik berupa fakta, konsep, dan prinsip.
Berdasarkan kegunaan nya, perangkat keras digolongkan dalam tiga bagian utama yaitu……
Contoh soal Penerapan (Application) C3
Yang termasuk jenjang penerapan adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, atau
metode yang telah diketahuinya dalam situasi baru atau situasi kongkrit.
Saat mengakhiri pemakaian windows, prosedur mematikan computer yang benar adalah……
Contoh soal Analisis (Analysis) C4
Yang dimaksud jenjang analisis adalah kemampuan menguraikan suatu informasi yang
dihadapi menjadi komponen-komponennya, sehingga struktur informasi serta hubungan antar
komponeninformasi tersebut menjadi jelas.
Tuliskan secara singkat langkah-langkah membuat surat dengan Mailings
Contoh soal Sintesis (Synthesis) C5
Yang dimaksud jenjang sintesis adalah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian
terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Termasuk di dalamnya kemampuan
merencanakan eksperimen, karya tulis (laporan, artikel), menyusun cara baru untuk
mengklarifikasikan obyek, peristiwa, dan informasi-informasi lainnya.
Ada 2 syarat utama dalam pembuatan mail merge yaitu……
Contoh soal Evaluasi (Evaluation) C6
Yang dimaksud jenjang evaluasi adalah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu
pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan. Misalnya
memilih rumusan yang didukung oleh data.
Software yang digunakan untuk keperluan mengetik naskah, dokumen atau yang lebih dikenal
sebagai software pengolah kata adalah……………

DESKRIPSI TINGKAT KESULITAN SOAL ( C1, C2, C3, C4, C5, C6)
27 May 2012mirza faishalLeave a commentGo to comments

Prestasi belajar biologi


Belajar pada hakekatnya merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan individu untuk
memebuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan
pada diri sendiri yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Istilah prestasi menurut Winkel dalam Nirsam (2005:20), diartikan sebagai bukti keberhasilan
yang dicapai dari kegiatan yang telah dikerjakan. Usman menjelaskan dalam Nirsam
(2005:20) bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai siswa yang dilakukan melalui tes prestasi
belajar, yang bertujuan untuk megetahui gambaran tentang daya serap siswa, untuk
menentukan tingkat prestasi belajar siswa terhadap suatu bahasan. Berdasarkan taksonomi,
tujuan pendidikan yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom dalam Nirsam (2005:21)
meliputi kognitif, afektif dan psikomotik. Dalam penelitian ini ranah yang diamati adalah
ranah kognitif. Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang berkaitan dengan penalaran
yang meliputi enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi.

1. Pengetahuan atau knowledge (C1)


Pengetahuan mencakup kemampuan mengenali, mengetahui dan mengingat hal-hal yang
telah dipelajari dan tesimpan dalam ingatan. Pengetahuan berkenaan dengan fakta atau
istilah-istilah, peristiwa, pengertian, kaidah, teori dan metode

1. Pemahaman atau comprehensioan (C2)


Pemahaman mencakup kemampuan untuk menyerap pengertian dari hal-hal yang telah
dipelajari. Pada jenjang ini siswa dituntut untuk mengerti dan memahami konsep yang
dipelajari.
Kemapuan memahami terdiri dari 3 tingkatan, yaitu:

1. Menterjemahkan adalah kemampuan merubah konsepsi abstrak menjadi suatu model


simbolik untuk mempermudah orang memahaminya.
2. Mengintepretasikan adalah kemampuan mengenal dan memahami ide utama suatu
komunikasi, seperti gambar-gambar, diagram, tabel, dan grafik
3. Mengeksplorasi adalah kemampuan menafsirkan, menarik kesimpulanberdasarkan
hasil terjemahan dan interpretasi.
4. Penerapan atau aplication (C3)
Penerapan merupakan kemampuan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam
kegiatan pembelajra untuk menghadapi situasi baru yang ada dalam kehidupan sehari-hari

1. Analisis atau analysis (C4)


Analisis merupakan upaya memisahkan suatu kesatuan mejadi komponen-komponen/unsur-
unsur bagian, sehingga jelas hierarkinya/eksplisit unsur-unsurnya, meliputi unsur-unsur,
analisis hubungan dan analisis prinsip yang terorganisi.

1. Sintesis atau syntesis (C5)


Sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian menjadi satu kesatuan
yang menyeluruh. Sintesis selalu menyatukan unsur-unsur baru, sehingga menyatukan
unsur-unsur dari hasil analisis tidak dapat disebut sinteis

1. Evaluasi atau evaluation (c6)


Evaluasi merupakan kemampuan memberi keputusan tentang nilai sesuatu yang ditetapkan
dengan sudut pandang tertentu, misalnya sudut pandang tujuan, metode dan materi.

Penellitian ini hanya menggunakan evaluasi ranah kognitif dengan aspek pengetahuan,
pemahaman, aplikasi dan analisis. Jadi, pengertian prestasi belajar dalam penelitian ini
adalah suatu hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar biologi
dengan menggunakan model pembelajaran TGT, yang meliputi kemampuan kognitif pada
jenajang penetahuan (C1) samapai analisis (C4) yang dinyatakan dalam bentuk skor.

Prestasi belajar biologi adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah melakukan usaha
(belajar), atau dapat diartikan sebagai hasil belajar biologi yang dinyatakan dalam nilai
setelah siswa mengikuti pelajaran biologi.
Aspek pengetahuan merupakan kemampuan berfikir yang mana mampu melihat dan
menghafal apa yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar diharapkan siswa dapat
menyerap sejumlah informasi tertentu dan keadaan tingkah laku yang diharapkan dalam
menginagat informasi tersebut.

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makana dan arti dlam bahan yang
dipelajari, pada aspek ini siswa dapat menguraikan ini pokok bacaan. Dlam pemahaman ini
memiliki tingkat yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pengetahuan.

Menurut sistematika Gagne (dalam winkel, 1987:318) kemampuan-kemampuan digolongkan


atas kemampuan dalam hal informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan
kognitif, keterampilan motorik dan sikap kemampuan itu dihasilkan karerna usaha belajar
nemun menciptakan kemampuan internal yang harus dinyatakan dan di buktikan dalam
suatu prestasi. Prestasi belajar yang dicapai siswa berdasarkan kemampuan internal yang
diperoleh.

Aspek aplikasi merupakan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh
dalam proses belajar mengajar untuk menghadapi situasi baru yang ada dalam kehidupan
sehari-hari. Pada tingkatan ini dapat diukur kemampuan menggunakan konsep, prinsip, teori
dan metode untuk menghadapi masalah-masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Asperk analisis mencakup kemampuan siswa untuk merinsi suatu kesatuan dalam bagian-
bagian sehingga struktur keseluruhan dapat difahami dengan baik. Pada aspek ini siswa
dapat menganalisis bagian-bagian dasar yang menghubungkan antara bagian-baigan
tersebut. Analisis mencakup pemahaman dan aplikasi.

Sistesis merupakan proses pemahaman terhadap unsur-unsur yang kemudian


mengkombinasikan dengan suatu cara sebagai pola yang sebelumnya tidak tampak maka
akan menjadi jelas. Siswa dituntut untuk memahami konsep, prinsip, teori dan hukum
sehingga memberikan pemahaman yang baru.

Evaluasi diharapkan siswa dapat mengambil keputusan dengan mempertimbangkan masalah


nilai, tujuan, ide, metode penyelesaian, termasuk di dalamnya pertimbangan efektifitas dan
ketepatan.

Berdasarkan uraian ditas, hasil belajar adalah prestasi belajar yang menyangkut ranah
kognitif, keterampilan motorik dan sikap yang meliputi aspek pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, sintesis, evaluasi dan prestasi belajar. Ranah kognitif tersebut dapat dilihat dari hasil
tes siswa pada mata pelajaran biologi dengan pokok bahasan tertentu

Prestasi belajar

Belajar pada hakekatnya merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan individu untuk
memebuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan
pada diri sendiri yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Istilah prestasi
menurut winkel dalam nirsam (2005:20), diartikan sebagai bukti keberhasilan yang dicapai
dari kegiatan yang telah dikerjakan. Usman menjelaskan dalam Nirsam (2005:20) bahwa
prestasi adalah hasil yang dicapai siswa yang dilakukan melalui tes prestasi belajar, yang
bertujuan untuk megetahui gambaran tentang daya serap siswa, untuk menentukan tingkat
prestasi belajar siswa terhadap suatu bahasan. Berdasarkan taksonomi, tujuan pendidikan
yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom dalam Nirsam (2005:21) meliputi kognitif,
afektif dan psikomotik. Dalam penelitian ini ranah yang diamati adalah ranah kognitif.
Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang berkaitan dengan penalaran yang meliputi
enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

1. Pengetahuan atau knowledge (C1)


Pengetahuan mencakup kemampuan mengenali, mengetahui dan mengingat hal-hal yang
telah dipelajari dan tesimpan dalam ingatan. Pengetahuan berkenaan dengan fakta atau
istilah-istilah, peristiwa, pengertian, kaidah, teori dan metode

1. Pemahaman atau comprehensioan (C2)


Pemahaman mencakup kemampuan untuk menyerap pengertian dari hal-hal yang telah
dipelajari. Pada jenjang ini siswa dituntut untuk mengerti dan memahami konsep yang
dipelajari.

Kemapuan memahami terdiri dari 3 tingkatan, yaitu:

1. Menterjemahkan adalah kemampuan merubah konsepsi abstrak menjadi suatu model


simbolik untuk mempermudah orang memahaminya.
2. Mengintepretasikan adalah kemampuan mengenal dan memahami ide utama suatu
komunikasi, seperti gambar-gambar, diagram, tabel, dan grafik
3. Mengeksplorasi adalah kemampuan menafsirkan, menarik kesimpulanberdasarkan
hasil terjemahan dan interpretasi.
4. Penerapan atau aplication (C3)
Penerapan merupakan kemampuan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam
kegiatan pembelajra untuk menghadapi situasi baru yang ada dalam kehidupan sehari-hari

1. Analisis atau analysis (C4)


Analisis merupakan upaya memisahkan suatu kesatuan mejadi komponen-komponen/unsur-
unsur bagian, sehingga jelas hierarkinya/eksplisit unsur-unsurnya, meliputi unsur-unsur,
analisis hubungan dan analisis prinsip yang terorganisi.

1. Sintesis atau syntesis (C5)


Sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian menjadi satu kesatuan
yang menyeluruh. Sintesis selalu menyatukan unsur-unsur baru, sehingga menyatukan
unsur-unsur dari hasil analisis tidak dapat disebut sinteis

1. Evaluasi atau evaluation (c6)


Evaluasi merupakan kemampuan memberi keputusan tentang nilai sesuatu yang ditetapkan
dengan sudut pandang tertentu, misalnya sudut pandang tujuan, metode dan materi.

Penellitian ini hanya menggunakan evaluasi ranah kognitif dengan aspek pengetahuan,
pemahaman, aplikasi dan analisis. Jadi, pengertian prestasi belajar dalam penelitian ini
adalah suatu hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar biologi
dengan menggunakan model pembelajaran TGT, yang meliputi kemampuan kognitif pada
jenajang penetahuan (C1) samapai analisis (C4) yang dinyatakan dalam bentuk skor.

Pengertian C1, C2, C3, C4, C5, dan C6


by Ayunda Putry on 19:07 in pendidikan, Penelitian, Pengertian, Pengetahuan

Pengertian C1, C2, C3, C4, C5, dan C6

1. Pengetahuan (C1)
Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam taksonomi Bloom. Pengetahuan
hafalan yang perlu diingat seperti rumus, batasan definisi, istilah pasal dalam undang-
undang, nama dan tokoh, nama-nama kota dan lain-lain. Hafal menjadi prasyarat bagi
pemahaman, misalnya hafal suatu rumus maka kita akan paham bagaimana menggunakan
rumus tersebut atau hafatl kata-kata akan memudahkan membuat kalimat.

2. Pemaharnan (C2)

Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga yaitu tingkat rendah seperti menterjemah.
Tingkat kedua yaitu pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu
dengan yang diketahui berikutrya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan
kejadian. Pemahaman tingkat ketiga, yaitu pemahaman ektrapolasi yang mengharapkan
seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang
konsekuensi atau dapat memperluas.persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun
masalahnya.

3. Aplikasi (C3)

Menerapkan aplikasi ke dalam situasi baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah.
Pada aplikasi ini siswa dituntun memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu
abseksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan
dalam situasi baru dan menerapkannya secara benar.

4. Analisis (C4)

Dalam analisis, seseorang dituntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan
tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentuknya.

5. Sintesis (C5)

Pada jenjang ini seserang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan
jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada.

6. Evaluasi (C6)
Seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep
berdasarkam suatu kriteria tertentu.

Home

Biologi

Sistem Saraf

Pengelompokan Saraf leher dan Fungsinya

Pengelompokan Saraf leher


dan Fungsinya
Diperbaharui pada : 5 March, 2016

Saraf di leher, secara medis disebut sebagai tulang


belakang leher, membantu mengirimkan informasi
sepanjang jalur dari sistem saraf pusat dan perifer,
termasuk proses keterampilan sensorik dan motorik.
Tulang belakang leher terdiri dari delapan set saraf yang
berbeda.

Beberapa saraf di leher termasuk saraf oksipital besar dan kecil,


saraf supraklavikularis dan nervus frenikus. Pengelompokan saraf
dalam tulang belakang leher diberi nama setelah mencocokkan
cakram serviks. Cakram atau (disk) ini diwakili oleh huruf “C” dan
angka sesuai dengan lokasi cakram antara vertebra lainnya yang
membentuk tulang belakang leher, dimulai dengan C1 di bagian
atas dan bekerja turun ke C8. Saraf di leher mengontrol berbagai
fungsi tubuh manusia.

Saraf Serviks C1 dan C2 bertanggung jawab untuk pergerakan


kepala. Sering disebut sebagai saraf suboksipital, C1 juga terkait
ke saraf lainnya berjalan melalui leher, seperti saraf vagus dan
saraf hypoglossal. Saraf C1 dan C2 milik pleksus serviks, bersama
dengan C3 dan C4.

C3, C4 dan C5 saraf serviks berada langsung di bawah C1 dan C2.


Saraf leher ini dalam bentuk saraf frenikus, yang membantu
mengontrol diafragma dan mengatur pernapasan. Cedera pada
saraf frenikus dapat menyebabkan masalah pernapasan dan
bahkan kematian.

Bersama-sama, saraf C1-C4 bekerja untuk melengkapi fungsi dari


pleksus serviks. Kelompok saraf memungkinkan untuk gerakan
seperti menekuk leher dan menelan. Semakin besar aurikularis
saraf, saraf oksipital inferior, dan saraf supravlavicular juga
berkontribusi terhadap fungsi pleksus serviks.

Saraf Serviks C5 merupakan awal dari pleksus brakialis.


Pengelompokan saraf ini menangani berbagai tanggung jawab,
termasuk mengendalikan otot tubuh bagian atas. Saraf C5-C8 dan
saraf toraks pertama, T1, termasuk dalam pleksus brakialis.
Beberapa kelompok otot mengontrol pleksus brakialis termasuk
deltoids, bisep dan otot-otot dada.
Secara khusus, saraf C5 mengontrol deltoids dan bisep. Saraf C6
mengontrol pergerakan di pergelangan tangan dan C7
mengontrol trisep. Serviks saraf C8 bekerja untuk mengontrol
tangan. Fungsi-fungsi dibantu melalui percabangan saraf dari
pleksus brakialis ke daerah yang mereka kuasai. Saraf pleksus
brakialis yang bercabang termasuk saraf radial, median dan ulnar
bertanggung jawab untuk gerakan dan sensasi menyampaikan ke
dan dari lengan, lengan bawah dan tangan.

Bersama-sama, saraf di leher bekerja untuk mengontrol gerakan


tubuh bagian atas dan ekstremitas atas. Saraf lainnya yang
berada di leher termasuk dorsal skapularis dan saraf aksila. Pada
saraf dorsal skapularis membantu mengontrol otot rhomboid,
sedangkan saraf aksilaris memberikan kontrol motorik dan
sensorik dari daerah lengan bahu dan atas.

Taksonomi Teori Bloom Kata Kerjanya itu ada 3 RANAH

1. KOGNITIF (C1 – C6),


2. AFEKTIF (A1-A5),
3. PSIKOMOTOR (P1-P4)

Nah teman-teman selamat datang di blog Wisnu Gilang Ramadhan, artikel ini akan
membahas mengenai kata kerja operasional kognitif, afektif dan psikomotor. Sebelumnya kita
bahas dulu pengertiannya

a. Kecakapan Kognitif
Upaya pengembangan fungsi koqnitif akan berdampak positif bukan hanya terhadap
koqnitif sendiri, melainkan terhadap afektif dan psikomotor. Ada dua macam kecakapan
koqnitif siswa yang perlu dikembangkan secara khusu oleh guru yaitu:

 Strategi belajar memahami isi materi pelajaran


 Strategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap
pesan-pesan moral yang terkandung didalam materi tersebut.
Strategi adalah prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan upaya
yang bersifat koqnitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan koqnitif atau kebiasaan belajar.
Pilihan tersebut yaitu menghafal prinsip yang ada dalam materi dana mengaplikasikan
prinsip-prinsip tersebut.

Ada dua prefensi koqnitif

 Dorongan dari luar (motif ekstrinsik) yang mengakibatkan siswa menggarap belajar
hanya sebagai alat pencegah ketidakstabilan atau ketidaknaikkan. Aspirasi yang
dimilikinya bukan ingin menguasai materi secara mendalam tetapi hanya sekedar lulus
atau naik kelas semata
 Dorongan dari dalam (motif Intrinsik), dalam arti siswa tertarik dan membutuhkan
materi-materi yang disajikan gurunya.
Guru dituntut untuk mengembangkan dengan kecakapan koqnitif siswa dalam memecahkan
masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya dan keyakinan terhadap pesan moral yang
terkandung dan menyatu dalam pengetahuan.

b. Kecakapan Afektif

Kebersihan pengembangan koqnitif tidak hanya membuahkan kecakapan koqnitif akan


tetapi membuahkan kecakapan afektif. Pemahaman yang mendalam terhadap arti penting
materi serta preferensi. Koqnitif mementingkan aplikasi prinsip atau meningkatkan
kecakapan afektif para siswa. Peningkatan-peningkatan afektif ini antara lain, berupa
kesadaran beragama yang mantap

c. Kecakapan psikomotor

Keberhasilan pengembangan koqnitif berdampak positif pada perkembangan psikomotor.


Kecakapan psikomotor adalah segala amal jasmaniah yang konkrit dan mudah diamati baik
kuantitasnya maupun kualitasnya. Kecakapan psikomotor merupakan manifestasi wawasan
pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya

Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan
dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu
berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada
tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:

a) Ranah proses berfikir (cognitive domain)


b) Ranah nilai atau sikap (affective domain)

c) Ranah keterampilan (psychomotor domain)

CONTOH DAFTAR KATA KERJA RANAH KOGNITIF (Cl – C6)

Pengetahuan Pemahaman Penerapan Penilaian


Analisis (C4) Sintesis (C5)
(Cl) (C2) (C3) (C6)

Memperkirak Membanding
Mengutip Menugaskan Menganalisis Mengabstraksi
an kan
Menyimpulka
Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengaudit Mengatur
n
Mengkategori
Menjelaskan Menentukan Memecahkan Menganimasi Menilai
kan
Menggambar Mencirikan Menerapkan Menegaskan Mengumpulkan Mengarahkan
Mengkategorik
Membilang Merinci Menyesuaikan Mendeteksi Mengkritik
an
Mengidentifl Mengasosiasi Mengkalkulas
Mendiagnosis Mengkode Menimbang
kasi kan i
Membanding Mengkombinasi
Mendaftar Memodifikasi Menyeleksi Memutuskan
kan kan
Mengklasifika
Menunjukkan Menghitung Memerinci Menyusun Memisahkan
si
Memberi Mengkontrasi Menominasik
Menghitung Mengarang Memprediksi
label kan an
Memberi Mendiagramk
Mengubah Membangun Membangun Memperjelas
indek an
Memasangka Mempertahan Mengkorelasi
Mengurutkan Menanggulangi Menugaskan
n kan kan
Merasionalka Menghubungka
Menamai Menguraikan Membiasakan Menafsirkan
n n
Mempertahan
Menandai Menjalin Mencegah Menguji Menciptakan
kan
Membaca Membedakan Menentukan Mencerahkan Mengkreasikan Memerinci
Mendiskusika Menggambark
Menyadap Menjelajah Mengoreksi Mengukur
n an
Membaganka
Menghafal Menggali Menggunakan Merancang Merangkum
n
Mencontohka Menyimpulka
Menim Menilai Merencanakan Membuktikan
n n
Mencatat Menerangkan Melatih Menemukan Mendikte Memvalidasi
Mengemukak
Mengulang Menggali Menelaah Meningkatkan Mengetes
an
Mengemukak Memaksimal
Mereproduksi Mempolakan Memperjelas Mendukung
an kan
Memerintahk
Meninjau Memperluas Mengadaptasi Memfasilitasi Memilih
an
Menyimpulka Memproyeksi
Memilih Menyelidiki Mengedit Membentuk
n kan
Mengoperasik
Menyatakan Meramalkan Mengaitkan Merumuskan
an
Mempersoalk Menggeneralisa
Mempelajari Merangkum Memilih
an si
Mengkonsepk Menggabungka
Mentabulasi Menjabarkan Mengukur
an n
Memberi
Melaksanakan Melatih Memadukan
kode
Menelusuri Meramalkan Mentransfer Membatasi
Menulis Memproduksi Mereparasi
Memproses
Mengaitkan Menampilkan
Mensuimulasi
Menyiapkan
kan
Memecahkan Memproduksi
Mel.akukan Merangkum
Mentabulasi Merekonstruksi
Menyusun
Memproses
meramalkan
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang
dimaksud adalah:

 Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali
kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan
kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses
berfikir yang paling rendah.

Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal
surat al-’Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu
materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.

 Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan
dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu
apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu
dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan
berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta
didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna
kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-’Ashar secara lancar dan jelas.

 Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata
cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam
situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat
lebih tinggi ketimbang pemahaman.

Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu
memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan
sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

 Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-
bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah
setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.

Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari
kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-
tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.

 Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis
merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis,
sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru.
Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu
jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan
tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.

 Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi
Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada
beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan
patokan-patokan atau kriteria yang ada.

CONTOH DAFTAR KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH AFEKTIF (A1-A5)

Menghayati
Menerima (Al) Menanggapi (A2) Menilai (A3) Mengelola (A4)
(A5)

Mengubah
Memilih Menjawab Mengasumsikan Menganut
prilaku
Mempertanyaka Berakhlak
Mem bantu Meyakini Mengubah
n mulia
Mengikuti Mengajukan Melengkapi Menata Mempengaruhi
Mengkompromika Mengklasifikasika
Memberi Meyakinkan Mendengarkan
n n
Mengkombinasika Mengkualifikas
Menganut Menyenangi Memperjelas
n i
Mematuhi Menyambut Memprakarsai Mempertahankan Melayani
Meminati Mendukung Mengimani Membangun Menunjukkan
Membentuk
Mendukung Mengundang Membuktikan
pendapat
Menggabungka
Menyetujui Memadukan memecahkan
n
Menampilkan Memperjelas Mengelola
Melaporkan Mengusulkan Menegosiasi
Memilih Menekankan Merembuk
Mengatakan Menyumbang
Memilah
Menolak
Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :

a. Penerimaan (recerving)

Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi


yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif.

b. Pemberian respon atau partisipasi (responding)

Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi
peserta dan tertarik.

c. Penilaian atau penentuan sikap (valung)

Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian
tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Tujuan-
tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”.

d. Organisasi (organization)

Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten
dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal,
mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.

e. Karakterisasi / pembentukan pola hidup (characterization by a value or value


complex)

Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai
teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan
dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa
CONTOH KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH PSIKOMOTOR (P1-P4)

PENIRUAN (PI) MANIPULASI (P2) KETETAPAN (P3) ARTIKULASI (P4)

Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Mengalihkan


Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mempertajam
Menggabungkan Merancang Memutar Membentuk
Melamar Memilah Mengirim Memadankan
Mengatur Melatih Memindahkan Menggunakan
Mengumpulkan Memperbaiki Mendorong Memulai
Menimbang Mengidentifikasikan Menarik Menyetir
Memperkecil Mengisi Memproduksi Menjelaskan
Membangun Menempatkan Mencampur Menempel
Mengubah Membuat Mengoperasikan Menskestsa
Membersihkan Memanipulasi Mengemas Mendengarkan
Memposisikan Mereparasi Membungkus Menimbang
Mengkonstruksi Mencampur
Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu :

a. Peniruan

terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang
diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya
dalam bentuk global dan tidak sempurna.

b. Manipulasi

Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-


gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa
menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.

c. Ketetapan

memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan.
Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat
minimum.

d. Artikulasi

Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan
mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.

e. Pengalamiahan

Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik
maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat
kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik
Kata Kerja untuk Ranah Afektif (A1 - A5)
CONTOH KATA KERJA UNTUK RANAH AFEKTIF (A1-A5)

Menerima Menanggapi Menghayati


Menilai (A3) Mengelola (A4)
(A1) (A2) (A5)

Mengasumsik
Memilih Menjawab Menganut Mengubah prilaku
an

Mempertanyak
Membantu Meyakini Mengubah Berakhlak mulia
an

Mengikuti Mengajukan Melengkapi Menata Mempengaruhi

Mengkompromik
Memberi Meyakinkan Mengklasifikasikan Mendengarkan
an

Menganut Menyenangi Memperjelas Mengkombinasikan Mengkualifikasi

Mematuhi Menyambut Memprakarsai Mempertahankan Melayani

Meminati Mendukung Mengimani Membangun Menunjukkan

Membentuk
Mendukung Mengundang Membuktikan
pendapat

Menggabungk
Menyetujui Memadukan Memecahkan
an

Menampilkan Memperjelas Mengelola

Melaporkan Mengusulkan Menegosiasi

Memilih Menekankan Merembuk

Mengatakan Menyumbang

Memilah

Menolak
Langkah-Langkah Menyusun dan Contoh Instrumen Penilaian Afektif

Labels: pbm

Tinjauan Umum tentang Penilaian Afektif

Penilaian afektif, bagi sebagian guru lebih sulit dilakukan dibanding penilaian kognitif atau
penilaian psikomotor. Padahal dalam dunia pendidikan seperti halnya di sekolah, ranah
afektif juga sangat perlu mendapatkan perhatian. Kenyataan selama ini di lapangan lebih
menunjukkan penilaian afektif terkesan bagai “anak tiri” dibanding penilaian kognitif
maupun psikomotor. Ada juga kasus-kasus di lapangan yang menunjukkan guru telah
melakukan penilaian afektif, tetapi tanpa panduan atau instrumen yang baik.

Pada tulisan kali ini, blog penelitian tindakan kelas (ptk) dan model-model
pembelajaran akan mencoba membahas mengenai penilaian afektif. Mari kita simak.

Ranah afektif sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Beberapa komponen penting
ranah afektif misalnya minat dan sikap terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran.
Siswa bisa memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran atau materi pelajaran tertentu, bisa
juga negatif, atau netral. Harapan semua guru tentunya, siswa mereka memiliki sikap dan
minat positif terhadap semua mata pelajaran atau materi pelajaran. Melalui sikap yang
positif ini kemudian dapat diharapkan, siswa juga akan memiliki minat yang positif. Siswa
yang mempunyai sikap positif dan minat positif terhadap suatu mata pelajaran atau materi
pelajaran akan mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk berhasil dalam kegiatan
pembelajaran.

Langkah-Langkah Menyusun Instrumen Penilaian Afektif

Dalam kaitan untuk mengetahui sejauh mana sikap dan minat siswa terhadap suatu mata
pelajaran atau materi pelajaran, yang kedua termasuk bagian penting dari ranah afektif,
maka guru perlu menyusun instrumen penilaian afektif. Untuk menyusun instrumen
penilaian afektif, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pemilihan ranah afektif yang ingin dinilai oleh guru, misalnya sikap dan minat
terhadap suatu materi pelajaran.
2. Penentuan indikator apa yang sekiranya dapat digunakan untuk mengetahui
bagaimana sikap dan minat siswa terhadap suatu materi pelajaran
3. Beberapa contoh indikator yang misalnya dapat digunakan untuk mengetahui
bagaimana sikap dan minat siswa terhadap suatu materi pelajaran, yaitu: (1) persentase
kehadiran atau ketidakhadiran di kelas; (2) aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, misalnya apakah suka bertanya, terlibat aktif dalam diskusi, aktif
memperhatikan penjelasan guru, dsb.; (3) penyelesaian tugas-tugas belajar yang diberikan,
seperti ketepatan waktu mengumpul PR atau tugas lainnya; (4) kerapian buku catatan dan
kelengkapan bahan belajar lainnya terkait materi pelajaran tersebut.
4. Penentuan jenis skala yang digunakan, misalnya jika menggunakan skala Likert,
berarti ada 5 rentang skala, yaitu: (1) tidak berminat; (2) kurang berminat; (3) netral; (4)
berminat; dan (5) sangat berminat.
5. Penulisan draft instrumen penilaian afektif (misalnya dalam bentuk kuisioner)
berdasarkan indikator dan skala yang telah ditentukan.
6. Penelaahan dan meminta masukan teman sejawat (guru lain) mengenai draft
instrumen penilaian ranah afektif yang telah dibuat.
7. Revisi instrumen penilaian afektif berdasarkan hasil telaah dan masukan rekan
sejawat, bila memang diperlukan
8. Persiapan kuisioner untuk disebarkan kepada siswa beserta inventori laporan diri
yang diberikan siswa berdasarkan hasil kuisioner (angket) tersebut.
9. Pemberian skor inventori kepada siswa
10. Analisis hasil inventori minat siswa terhadap materi pelajaran

Bagaimana memberikan skor dalam penilaian afektif

Teknik penskoran untuk penilaian ranah afektif dapat dilakukan secara sederhana. Contoh,
pada instrumen penilaian minat siswa terhadap suatu materi pelajaran terdapat 10 item
(berarti ada 10 indikator), maka bila skala yang digunakan adalah skala Likert (1 sampai 5),
berarti skor terendah yang mungkin diperoleh seorang siswa adalah 10 (dari 10 item x 1)
dan skor paling tinggiyang mungkin diperoleh siswa adalah 50 (dari 10 item x 5). Maka kita
dapat menetukan median-nya, yaitu (10 + 50)/2 atau sama dengan 30. Bila kita
membaginya menjadi 4 kategori, maka skor 10 -20 termasuk tidak berminat; skor 21 – 30
termasuk kurang berminat; skor 32 – 40 berminat, dan skor 41 – 50 termasuk kategori
sangat berminat.

Contoh Instrumen Penilaian Afektif

Berikut ini diberikan contoh instrumen penilaian sikap siswa terhadap materi pelajaran
evolusi pada mata pelajaran IPA di kelas IX
Contoh Instrumen Penilaian Afektif

Artikel Lain Yang Berhubungan dengan Penilaian Afektif :

Prinsip-Prinsip Penilaian

Kata Kerja Operasional untuk Ranah Afektif

Dalam penyusunan instrumen penilaian afektif, kita harus menggunakan kata kerja
operasional dalam indikatornya. Ini dilakukan (sama seperti instrumen penilaian kognitif dan
psikomotor) agar indikator dapat diamati / terukur. Menurut taksonomi Bloom, ada 5
tingkatan ranah afektif yaitu: (1) A1 – menerima; (2) A2 – menanggapi; (3) A3- menilai; (4)
A4 – mengelola; dan (5) A5 – menghayati. Berikut ini disajikan contoh-contoh kata kerja
operasional untuk kelima tingkatan dalam ranah afektif.

A1 – Menerima
Contoh kata kerja operasional:

 Memilih
 Mempertanyakan
 Mengikuti
 Memberi
 Mematuhi
 Meminati
 menganut

A2 – menanggapi

Contoh kata kerja operasional:

 Menjawab
 Membantu
 Mengajukan
 Mengkompromikan
 Menyenangi
 Menyambut
 Mendukung
 Menyetujui
 Menampilkan
 Melaporkan
 Memilih
 Memilah
 Mengatakan
 Menolak

A3 – menilai

Contoh kata kerja operasional:

 Mengasumsikan
 Meyakini
 Melengkapi
 Meyakinkan
 Memperjelas
 Memprakarsai
 Mengimani
 Mengundang
 Menggabungkan
 Memperjelas
 Mengusulkan
 Menyumbang
A4 – mengelola

Contoh kata kerja operasional:

 Menganut
 Mengubah
 Menata
 Mengklasifikasikan
 Mengkombinasikan
 Mempertahankan
 Membangun
 Memadukan
 Mengelola
 Menegosiasikan
 Merembukkan

A4 – menghayati

Contoh kata kerja operasional:

 Mengubah perilaku
 Berakhlak mulia
 Mempengaruhi
 Mendengarkan
 Mengkualifikasi
 Melayani
 Menunjukkan
 Membuktikan
 Memecahkan
Pengukuran Ranah Afektif dan Psikomotor
Tuesday, June 21st, 2011 - Pendidikan

Evaluasi Pembelajaran : Pengukuran Ranah Afektif dan Psikomotor

Berikut ini salah satu contoh makalah singkat membahas tentang pengukuran ranah afektif dan
psikomotor. Makalah ini cukup menarik uuntuk dibaca khususnya bagi tenaga pendidik, agar lebih
memperdalam pengetahuan dalam evaluasi pembelajaran.

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Kemampuan berfikir merupakan ranah kognitif yang meliputi kemampuan menghapal, memahami,
menerapkan, menganalisis, mensistensis dan mengefaluasi. Kemampuan psikomotor, yaitu
keterampilan yang berkaitan dengan gerak, menggunakan otot seperti lari, melompat, menari,
melukis, berbicara, membongkar dan memasang peralatan, dan sebagainya. Kemampuan afektif
berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat membentuk tanggung jawab, kerja sama, disiplin,
komitmen, percaya diri. Semua kemampuan ini harus menjadi bagian dari tujuan pembelajaran di
sekolah, yang akan dicapai melalui pembelajaran yang tepat.

Masalah afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun implementasinya masih kurang. Hal ini
di sebabkan merancang pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran
kognitif dan psikomotor. Satuan pendidikan harus merancang kegiatan pembelajaran yang tepat agar
tujuan pembelajaran afektif dapat dicapai. Keberhasilan pendidik melaksanakan pembelajaran ranah
afektifdan keberhasilan peserta didik mencapai kompetensi afektif perlu dinilai. Oleh karena itu perlu
dikembangkan acuan pengembangan perangkat penilaian ranah afektif serta penafsiran hasil
pengukurannya.

Pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ini berarti
bahwa pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang
berhubungan dengan ranah afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan).

Pada umumnya penilaian yang dilakukan oleh pendidik lebih menekankan pada penilaian ranah
kognitif. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena pendidik kurang memahami penilaian ranah
afektif dan psikomotor.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian pengukuran ranah afektif dan ranah psikomotorik?

2. ciri-ciri ranah penilaianafektif dan psikomotorik?


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGUKURAN RANAH AFEKTIF


1. Pengertian Pengukuran Ranah Afektif

Hingga dewasa ini ranah afektif merupakan kawasan pendidikan yang masih sulit digarap secara
operasional. Kawasan afektif sering kali tumpang tindih dengan kawasan kognitif dan psikomotorik.
Afek merupakan karakteristik atau unsur afektif yang diukur, ia bisa berupa minat, sikap, motivasi,
konsep diri, nilai, apresiasi, dan sebagainya.

Ranah afektif adalah rana yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Rana afektif mencakup watak
prilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap
seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat
tinggi.

Rana afektif menjadi lebih rinci lagi kedalam lima jenjang, yaitu :

1) Receiving atau attending : (menerima atau memeperhatikan), adalah kepekaan seseorang dalam
menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah,
situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah : kesadaran dan keinginan
untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyelesaikan gejala-gejala atau rangsangan yang datang
dari luar.

2) Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya parsitipasi aktif”. Jadi kemampuan


menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan drinya secara
aktif dalam fenomena tertentu dalam membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih
tinggi dari pada jenjang receiving. Contoh hasil balajar ranah afektif responding adalah peserta didik
tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih jauh atau mengenali lebih dalam lagi, ajaran-ajaran
islam tentang kedisiplinan.

3) Valuing (menilai=menghargai). Menilai atau menghargai artinya mem-berikan nilai atau


memberikan penghargaan terhadap sesuatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak
dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing adalah merupakan tingkat
afektif yang lebih tinggi lagi dri pada receiving atau responding. Dalam kaitan dalam proses belajar
mengajar, peserta didik disini tidak hanya mampu menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah
berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang
telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini berarti bahwa
peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu mulai dicamkan (internalized) dalam dirinya.
Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam peserta didik. Contoh hasil belajar afektif jenjang
valuing adalah tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku disiplin, baik
disekolah, dirumah maupun ditengah-tengah kehidupan masyarakat.

4) Organization (=mengatur atau mengorganisasikan), artinya mempertemukan perbedaan nilai


sehingga membentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur
atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi,
termasuk didalamnya hubungan satu nilai dengan nilai yang lain. Pemantapan dan perioritas nilai
yang telah dimilikinya. Contoh nilai afektif jenjang organization adalah peserta didik mendukung
penegakan disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh bapak presiden Soeharto pada peringatan
hari kemerdekaan nasional tahun 1995.

5) Characterization by evalue or calue complex (=karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai),
yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi
dalam suatu hirarki nilai . nilai itu telah tertaman secara konsisten pada sistemnya dan telah
mempengaruhi emosinya.

secara skematik kelima jenjang afektif sebagaimana telah dikemukakan diatas, menurut A.J Nitko
(1983) dapat digambarkan sebagai berikut :
Pengukuran ranah afktif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif
kemampuan yang diukur adalah, Menerima (memperhatikan), merespon, menghargai,
mengorganisasi, dan karakteristik suatu nilai.

Sedangkan tujuan penilaian afektif adalah :

1) Untuk mendapatkan umpan balik (feedback) baik bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan (remedial program) bagi
anak didiknya.

2) Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai antara lain diperlukan
sebagai bahan bagi : perbaikan tingkah laku anak didik, pemberian laporan kepada orang tua, dan
penentuan lulus tidaknya anak didik.

3) Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat
pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.

4) Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku anak didik.

Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek
diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak
(negatif), dan netral. sikap pada hakekatnya adalah kecendrungan berprilaku kepada seseorang.

Ada tiga komponen sikap :

1) Kognisi, berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek yang dihadapi.

2) Afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut.

3) Konasi berkenaan dengan kecendrungan berbuat terhadap objek tersebut

2. Ciri-ciri Ranah Penilaian Afektif

Pemikiran atau prilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasifikasikan sebagai ranah afektif
(Andersen, 1981:4). Pertama : prilaku melibatkan perasaan dan emosi seseorang. Kedua : prilaku
harus tipikal prilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah afektif adalah intensitas, ranah dan
target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. Beberapa perasaan lebih kuat
dari pada yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang dari suka atau senang.

Ada lima karakteristik afektif berdasarkan tujuannya, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral.

1) Sikap

Sikap merupakan kecendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek.
Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui
penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses
pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terfadap sesuatu. Penilaian
sikap adalah penilaian untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi
pelajaran, pendidik dan sebagainya.

Menurut fishbein dan ajzen (1975) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon
secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep atau orang. Sikap peserta didik
terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau mata pelajaran.

2) Minat

Menurut getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yanh
mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktifitas, pamahaman dan keterampilan
untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang
memiliki intensitas tinggi.

Penilaian minat dapat digunakan untuk :

a. Mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk mengarahkan dalam pembelajaran,

b. Mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya

c. Memepertimbangkan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik

d. Menggambarkan keadaan langsung dilapangan/kelas


3) Konsep Diri

Menurut smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan
kelemahan yang dimiliki. Target, arah dan intesitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif
yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah konsep diri
bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerahkontinum, mulai dari
rendah sampai tinggi.

Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri. Kelebihan dari penilaian diri adalah
sebagai berikut:

a. Pendidik mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta didik

b. Peserta didik mampu merefleksikan kompetensi yang sudah dicapai

c. Pernyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya.

4) Nilai

Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan atau prilaku
yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap mengacu pada
suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu
pada keyakinan.

Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan prilaku.
Arah nilai dapat positif dan dapat negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau
rendah tergantung pada situasi dan nilai yang diacu.

5) Moral

Piaget dan kohlberg banyak membahas tenyang perkembangan moral anak. Namun kohlberg
mengabaikan masalah hubungan antara judgement moral dan tindakan moral. Moral berkaitan
dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orng lain atau perasaan terhadap tindakan
yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau mukai orang
lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu
keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai
dan keyakinan seseorang.

Rana afektif lain yang penting adalah :

 Kejujuran : peserta didik harus belajar menghargai kejujuran dala berinteraksi dengan orng
lain.
 Integritas : peserta didik harus meningkatkan diri pada kode nilai, misalnya moral dan artistik.
 Adil : peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang mendapat perlakuan yang sama
dalam memperoleh pendidikan
 Kebebasan : peserta didik harus yakin bahwa negara yang demokratis memberi kebebasan
yang bertanggung jawab secara maksimal kepada semua orang.
Kompetensi siswa dalam ranah afektif yang perlu dinilai utamanya menyangkut sikap dan minat siswa
dalam belajar. Secara teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu :

 Laporan diri oleh siswayang biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim,
 Pengamatan sistematis oleh guru tethadap afektif siswa dan perlu lembar pengamatan.
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan
yang diukur adalah :

 Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala, kesadaran,


kerelaan, mengarahkan perhatian
 Merespon, meliputi merespon secara diam-diam, bersedia merespon, merasa puas dalam
merespon, mematuhi peraturan
 Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai, komitmen terhadap
nilai.
 Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasi nilai, mamahami hubungan abstrak,
mangorganisasi sistem suatu nilai.

B. PENGUKURAN RANAH PSIKOMOTORIK

1. Pengertian Pengukuran Ranah Psikomotor

Istilah Psychomotor, psikomotor terkait dengan kata motor, sensory-motor, atau perceptual-
motor. Ranah psikomotor erat kaitannya dengan kerja otot yang menjadi penggerak tubuh dan
bagian-bagiannya, mulai dari gerak yang sederhana seperti gerakan-gerakan dalam shalat sampai
dengan gerakan-gerakan yang kompleks seperti gerakan-gerakan dalam praktik manasik ibadah haji.
Keterampilan lebih terkait dengan psikomotor.
Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan.
Namun biasanya pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif
sekaligus. Misalnya penampilannya dalam menggunakan termometer diukur mulai dari pengetahuan
mereka mengenai alat tersebut, pemahaman tentang alat dan penggunaannya (aplikasi), kemudian
baru cara menggunakannya dalam bentuk keterampilan. Untuk pengukuran yang terakhir ini harus
diperinci antara lain : cara memegang, cara melatakkan/menyipkan kedalam ketiak atau mulut, cara
membaca angka, cara mengembalikan ke tempatnya dan senagainya. Ini semua tergantung dari
kehendak kita, asal tujuan pengukuran dapat tercapai.

Instrummen yang digunakan mengukur keterampilan biasanya berupa matriks. Ke bawah


menyatakan perperincian aspek (bagian keterampilan) yang akan diukur, kekanan menunjukkan skor
yang dapat dicapai.

1. Ciri-ciri Pengukuran Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melaluli keterampilan
manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang
berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain sebagainya.

Penilaian psikomotorik dapat di lakukan dengan menggunakan observasi atau pengamatan.


Observasi sebagai alat penilaian banyak di gunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun
proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun
dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengtukur atau menilai hasil dan proses
belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik, kegiatan diskusi peserta
didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi, dan penggunaan alins ketika belajar.

Observasi di lakukan pada saat prodses kegiatan itu berlangsung. pengamat terlebih dahulu harus
menetapkan kisi-kisi tingkah laku apa yang hendak di observasinya, lalu di buat pedoman agar
memudahkan dalam pengisian observasi. Pengisian hasil observasi dalam pedoman yang di buat.

sebenarnya bisa diisi secara bebas dalam bentuk uraian mengenai tingkah laku yang tampak untuk
observasi, bisa pula dalam bentuk member tanda cek pada kolom jawaban hasil observasi.
Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau
kinerja (performance) yang telah di kuasai oleh peserta didik. Tes tersebut dapat nerupa tes paper
and pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes untuk kerja.

1) Tes simulasi

Kegiatan psikomotorik yang di lakukan melalui tes ini, jika tidak ada alat yang sesungguhnya yang
dapat di pakai untuk memperagakan penampilan peserta didik, sehingga peserta didik dapat di nilai
tentang penguasaan keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau berperaga seolah-olah
menggunakan suatu alat yang sebenarnya.

2) Tes untuk kerja (work sample)

Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, dilakukan dengan sesungguhnya dan tujuannya
untuk mengetahui apakh peserta didik sudah menguasai/terampil menggunakan alat tersebut.
Misalnya dalam melakukan praktik pengaturan lalu lintas di lapangan yang sebenarnya.

Tes simulasi dan tes untuk kerja, semuanya dapat diperoleh dengan observasi langsung ketika
peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Lembar observasi dapat menggunakan daftar cek
(chek-list) ataupun skala penilaian (rating scale). Psikomotorik yang di ukur dapat menggunakan alat
ukur berupa skala penilaian terentang dari sangat baik, baik, kerang, dan tidak baik.

Dengan kata lain, kegiatan belajar yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor adalah
praktik di aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. Dalam kegiatan-kegiatan praktik itu juga ada
ranah kognitif dan afektifnya, namun hanya sedikit bila di bandingkan dengan ranah psikomotor.
Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan tes untuk kerja atau lembar tugas.

Contohnya kemampuan psikomotor yang di bina dalam belajar matematika misalnya berkaitan
dengan kemampuan mengukur (dengan satuan tertentu, baik satuan baku maupun tidak baku),
menggambar bentuk-bentuk geometri (bangun datar, bangun ruang, garis, sudut, dll) ata tanpa alat.
Contoh lainnya, siswa di bina kompetensinya menyangkut kemampuan melukis jaring-jaring kubus
secara psikomotor dapat dilihat dari gerak tangan siswa dalam menggunakan peralatan (jangka dan
penggaris) saat melukis. secara teknis penilaian ranah psikomotor dapat di lakukan dengan
pengamatan (perlu lembar pengamatan) dan tes perbuatan.

Dalam ranah psikomotorik yang di ukur meliputi (1) gerak reflex, (2) gerak dasar fundamen, (3)
keterampilan perceptual, (4) keterampilan fisik, (5) gerakan terampil, (6) komunikasi non diskusi
(tanpa bahasa melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup
watak perilaku seperti persaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke
dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing(4) organization (5) characterization
by evalue or calue complex.
2. Ranah Psikomotormerupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah yang
berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari8, melompat, melukis, menari, memukul, dan
sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1959) yang menyatakan
bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan
bertindak individu.
3. Ciri ranah penilaian afektif yaitu pemikiran atau perilaku harus memiliki dua criteria untuk di
klasifikasikan sebagai ranah afektif (Andersen, 1981:4). Pertama, perilaku melibatkan perasaan dan
emosi seseorang. kedua, perilaku harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah
afektif adalah intensitas, arah, dan target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari
perasaan. Beberapa perasaan lebih kuat dari yaqng lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang atau
suka. Sebagian orang kemungkinan memiliki perasaan yang lebih kuat di banding yang lain. Arah
perasaan berkaitan dengan orientasi positif atau negatif dari perasaan yang menunjukkan apakah
perasaan itu baik atau buruk. Misalnya senang pada pelajaran di maknai porotif, sedang kecemasan
dimaknai negatif. Bila intensitas dan arah perasaan di tinjau bersama-sama, maka karasteristik afektif
berada dalam suatu skala yang kontinum. Target mengacu pada objek, aktifitas, atau ide sebagai
arah dari perasaan.
4. Cakupan yang diukur dalam ranah afektif adalah adalah: menerima (A1), menanggapi (A2),
Menghargai (A3), Mengatur diri (A4), dan menjadikan pola hidup (C5).
5. Ranah afektif tidak dapat di ukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif
kemampuan yang di ukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon, Menghargai,
Mengorganisasi.
6. Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat di ukur melalui: (1) pengamatan langsung dan
penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah
mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak
dalam lingkungan kerjanya. Dalam ranah psikomotorik yang di ukur meliputi (1) gerak reflex, (2) gerak
dasar fundamen, (3) keterampilan perceptual, (4) keterampilan fisik, (5) gerakan terampil, (6)
komunikasi non diskusi (tanpa bahasa melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan
interprestatif.
7. Cakupan yaqng diukur dalam ranah Psikomotorik adalah adalah: Persepsi (P1), Kesiapan
(P2), Gerakan terbimbing (P3), Bertindak secara mekanis (P4),dan Gerakan yang kompleks (P5).
Hasil belajar peserta didik dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, psikomotor.
ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain secara aksplisit. Apapun mata pelajarannya
selalu mengandung tiga ranah tersebut, namun penekanannya berbeda. mata pelajaran yang
menuntut kemampuan praktik lebih menitik beratkan pada ranah psikomotor sedangkan mata
pelajaran yang menuntut kemampuan teori lebih menitik beratkan pada ranah kognitif dan keduanya
selalu mengandug ranah afektif.

Read more: http://www.artikelbagus.com/2011/06/pengukuran-ranah-afektif-dan-


psikomotor.html#ixzz44AmOqwCH

1.
DEC

22

Tugas Kelima

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIKUM

Satuan Pendidikan : SMA N 2 Kota Jambi

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester :X/I

Pokok Bahasan : Virus

Sub Pokok Bahasan : Reproduksi Virus

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi : Memahami prinsip-prinsip pengelompokkkan mkhluk hidup


Standar Materi Pengala Jenis Bentuk Contoh P P P P P P
Kompetensi pokok
man tagih instru instru 1 2 3 4 5 6
dan
Kompetensi belajar an men men
Dasar

SK Ciri-ciri Siswa Uji tes Uraian Buatlah √


Virus dapat kerja bebas cerita
Memahami mengetahu analogi
prinsip- i dan tentang
prinsip mengenali ciri-ciri
pengelompo berbagai virus
kkkan bentuk
mkhluk virus dan
hidup ciri virus

KD Siswa
dapat
Mendeskrips menyimpul
ikan ciri-ciri, kan hasil
replikasi, pengamata
Tugas Lembr
dan peran nnya.
kelom penggam
virus dalam
pok atan
kehidupan

Siswa
dapat
mengenali
berbagai
bagian
tubuh virus
beserta Uraian √
Struktu fungsinya bebas
r tubuh
virus Uji tes Gambar
kerja kan
struktur
Siswa tubuh
dapat virus
menyimpul
kan hasil
pegamatan
nya

Siswa Lembar
dapat pengama
mengenali Tugas tan
cara virus kelom
bereproduk pok
si

Uraian
bebas
Reprod
Siswa
uksi
menyimpul
kan hasil Uji tes
Virus pengamata kerja Buatlah
nnya skema
gambar
perbeda
an siklus
Siswa litik dak
dapat siklus
mengenali lisogenik
bagaimana
peranan Lembar
virus pengama
dalam tan
kehidupan
sehari-hari Tugas
kelom
pok

Siswa
menyimpul
kan hasil
Uraian
pengamata
bebas
nnya
Amatilah
daun
Perana tumbuha
n Virus n yang
Uji tes sehat
kerja dan
yang
terinfeks
i virus di
lingkung
an
sekitar
sekolah

Lembar
pengama
tan

Tugas
kelom
pok

2 2
Lembar Penilaian Ranah Psikomotor

Petunjuk

1. Lembar ini digunakan selama siswa menggunakan alat dan bahan selama pengamatan.

2. Isilah lembar ini untuk memberikan skor keterampilan tiap siswa dalam menggunakan alat
dan bahan, dengan tanda cek (√ ) di bawah kolom skor.

Pokok Bahasan Virus

Nomo Skor
r Aspek Keterampilan
butir 1 2 3 4 5

1 Mengumpulkan data dan menyiapkan alat dan


bahan
2
Membandingkan daun tumbuhan yang sehat dan
yang terinfeksi virus

3 Menggambar struktur tubuh virus bakteriofage

4 Melaporkan hasil pengamatannya

5 Menjawab pertanyaan

Deskripsi penilaian :

1 = Siswa sangat kurang terampil dalam mengamati daun tumbuhan yang sehat dan terinfeksi virus

2 = Siswa kurang terampil dalam mengamati daun tumbuhan yang sehat dan terinfeksi virus

3 = Siswa cukup terampil dalam mengamati daun tumbuhan yang sehat dan terinfeksi virus

4 = Siswa terampil dalam mengamati daun tumbuhan yang sehat dan terinfeksi virus

5 = Siswa sangat terampil dalam mengamati daun tumbuhan yang sehat dan terinfeksi virus
Diposkan 22nd December 2012 oleh m.erick sanjaya

Tambahkan komentar
2.
DEC

Penyerahan Tugas Ke-Empat

Nama : M. Erick Sanjaya


Nim : A2F011049

Tugas Penilaian Otentik Ke-empat

Pembuatan Soal berdasarkan Kriteria Analisis, comparison, inference


and interpretation, and evaluation

Berikut dilakukan penilaian dari pokok bahasan Genetika mengenai persilangan


dan hukum mendel Penilaian dilakukan secara tes tertulis dan percobaan secara
langsung oleh siswa di Laboratorium Biologi. Penilaian ini bermanfaat bagi guru
dalam menilai hasil belajar siswa secara kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Rubrik ini bukanlah secara keseluruhan penilaian namun bagian dari beberapa
penilaian yang dilakukan pada pokok bahasan Genetika.
Kognitif Kriteria/ Skor
Soal
Strategis 1 2 3 4

Analysis Disilangkan P = P = P = P =
tanaman berbunga
merah (MM) MM (merah) MM (merah) MM (merah) MM (merah)
dengan tanaman X mm X mm X mm X mm
berbunga putih (putih) (putih) (putih) (putih)
(mm),
G = Mm G = Mm G = Mm
bagaimanakah
F1= Mm F1= Mm F1= Mm
perbandingan
(merah)
fenotipnya pada F2 (merah) (merah)
bila warna merah
bersifat dominan? F1 X F1 F1 X F1
P = Mm P = Mm
(merah) X (merah) X
Mm Mm
(putih) (putih)

G = MMmm G = MMmm

F2= MM =
merah
Mm = merah
mM = merah
mm = putih
Perbandingan
febotipnya:
Merah :
putih = 3 : 1

Comparison Laki-laki Memberikan Memberikan Memberikan Memberikan


bergolongan darah penjelasan jawaban jawaban jawaban yang
O kawin dengan yang tidak yang benar yang benar benar dan alas
wanita benar dan namun tidak dengan alas an yang benar
bergolongan darah terkesan dengan an yang serta cara
AB, apakah ada asal-asalan alasan benar perhitungan
salah satu anaknya yang tepat
yang memiliki mengapa
kemungkinan didapatkan
untuk mempunyai hasil yang
golongan darah O demikian

Inference Apabila terjadi P: P : P : P :


and perkawinan antara
interpretatio parental A X B A X B A X B A X B
n bergolongan darah Genotip : Genotip : Genotip :
A heterozigot
I’A I’O I’B I’O I’A I’O I’B I’O I’A I’O I’B I’O
dengan B
heterozigot, maka
kemungkinan F1 : I’A I’B, F1 : I’A I’B,
golongan darah
anak-anaknya I’A I’O, I’B IO, I’A I’O, I’B IO,
adalah?
I’O I’O I’O I’O

Perbandingan:
25% golongan
darah AB
25% golongan
darah A
25% golongan
darah B
25% golongan
darah O

Evaluation Hukum pewarisan Memberikan Memberikan Memberikan Memberikan


Mendel adalah penjelasan penjelasan penjelasan penjelasan
hukum mengenai yang tidak tentang tentang tentang
pewarisan sifat sesuai tinjauan hukum tinjauan
pada organisme dengan hukum mendel I dan hukum mendel
yang dijabarkan hokum mendel I. II. I dan II
oleh Gregor Johann mendel I dan mengenai
Mendel dalam II persilangan
karyanya tanaman dan
‘Percobaan aspek dari
mengenai bagia-bagian
Persilangan hukum
Tanaman’. Hukum tersebut
ini terdiri dari dua
bagian:
berikan evaluasi
dari kedua tinjauan
hukum Mendel
Tersebut

Meta- Soal Kriteria Skor


kognitif
strategis 1 2 3 4

Planning Siapkan alat dan Menyiapkan Menyiapkan Menyiapakan Menyiapkan


bahan yang alat dan alat dan alat dan alat dan bahan
dibutuhkan untuk bahan bahan bahan dengan benar
melakukan dengan tidak dengan dengan tepat dan tepat.
percobaan benar benar dan dan benar Secara
Genetika Hukum jenis warna lengkap dan
Mendel II yang tidak rapi.
tepat

Drafting and Ambil sepasang Melakukan Melakukan Melakukan Melakukan


lrying gen merah, putih, percobaan percobaan percobaan percobaan
kuning, dan hijau. dengan tidak sesuai sesuai dengan benar,
Dalam hal ini benar dan dengan dengan teliti sesuai
warna gen merah asal-asalan petunjuk petunjuk dengan
(B) pembawa sifat dengan petunjuk dan
untuk bentuk biji benar dan menghasilkan
bulat dan dominan teliti hasil yang
terhadap putih (b) sesuai dengan
pembawa sifat teori hukum
untuk bentuk biji mendel II
keriput. Sedangkan
warna gen kuning
(K) adalah
pembawa sifat
untuk warna biji
kuning dan
dominan terhadap
warna hijau (k)
pembawa sifat
untuk warna biji
hijau.

Tentukan
kombinasi
genotype yang
terbentuk pada F1

Monitoring Melakuka analisis Melakukan Melakukan Melakukan Melakukan


and revising data dari analisis data analisis data analisis data analisis data
pencataan semua tidak sesuai dengan dengan dengan benar
percobaan yang dengan benar benar dan dan tepat
telah dilakukan dan percobaan tepat sesuai sesuai dengan
mencari dengan hasil hasil
perbandingan percobaan percobaan
untuk sehingga
mendapatkan hasil mendapatkan
deviasi hasil deviasi
dari
perbandingan.

Evaluation Buatlah Menyimpulka Menyimpulka Menyimpulka Menyimpulkan


and kesimpulan dari n hasil n hasil n hasil hasil
reflection hasil percobaan percobaan percobaan percobaan percobaan
huklum mendel II , dengan tidak dengan dengan dengan benar
serta buatlah rasio sesuai benar tetapi benar sesuai sesuai dengan
fenotip dari dengan apa kesimpulan dengan hasil hasil
percobaan. Apakah yang telah yang percobaan percobaan
sama persis atau dilakukan dituliskan yang yang
mendekati atau dalam tidak sesuai ditemukan ditemukan,
bahkan tidak sama percobaan dengan apa dan
yang menyimpulkan
didapatkan rasio fenotip
pada dari hasil yang
percobaan didapatkan
serta
menjelaskan
mengapa
demikian
dapat terjadi.
Keterangan penilaian:
Dari hasil setiap skor dijumlahkan dan ditentukan nilai akhir sesuai dengan persamaan:
Hasil = (Jumlah skor/ skor maksimal) x 100

Skor maksimal = 16

Criteria kualitatif hasil penilaian

80 – 100 = sangat baik

60 – 80 = baik

40 – 60 = sedang

20 – 40 = tidak baik

≤ 19 = sangat tidak baik

Diposkan 8th December 2012 oleh m.erick sanjaya

Tambahkan komentar
3.
DEC

Rubrik tentang 6 standard penilaian biologi

Tugas Ke-3

Nama : M. Erick Sanjaya

Nim : A2F011049

Rubrik Dengan 6 Standard Penilaian Biologi


Mata Pelajajaran : Biologi

Kelas : IX

mpetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

i Dasar : 3.2 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan
yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah

Soal Evaluasi K.D 3.2

1. Warna merah cerah pada darah manusia disebabkan oleh …


a. reaksi antara O2 dengan hemoglobin
b. leukosit yang mengandung hemoglobin
c. plasma yang mengandung hemoglobin
d. eritrosit yang mengandung hemoglobin
e. reaksi antara CO2 dan hemoglobin

2. Setelah mengalami proses pencernaan, sari makanan siap untuk diserap dan dibawa ke
seluruh tubuh oleh darah. Bagian darah yang berperan dalam pengangkutan adalah ….
a. plasma
b. eritrosit
c. leukosit
d. trombosit
e. limfosit

3. Komponen yang tidak termasuk plasma adalah


a. air
b. fibrinogen
c. trombosit
d. globulin
e. Albumin

4. Hal yang dapat memicu penghentian pendarahan darah adalah ….


a. trombosit dan faktor-faktor lainnya pada plasma menyentuh permukaan yang kasar
b. diproduksinya enzim trombin (trombokinase)
c. diubahnya fibrinogen menjadi fibrin
d. diubahnya fibrin menjadi fibrinogen
e. aliran darah yang cepat melewati kapiler

5. Pernyataan yang benar tentang macam sel darah putih dengan peranannya adalah ….
a. eosinofil memakan antigen dan mengontrol respon kebal
b. neutrofil mengenali antigen dan menghasilkan antibodi
c. basofil menembus pembuluh darah dan mengontrol respon kebal
d. monosit memproduksi antibodi dan menembus pembuluh darah
e. limfosit mengontrol respon kebal dan menghasilkan antibodi

6. Komponen pada darah yang memiliki jumlah paling banyak adalah ….


a. eritrosit
b. leukosit
c. plasma darah
d. trombosit
e. keping darah

7. Tekanan darah Pak Maman yang ditunjukkan oleh sphygmomanometer adalah 140/88
mmHg. Angka 88 menunjukan ….
a. tekanan darah di ventrikel
b. tekanan darah di atrium
c. darah yang keluar dari jantung
d. otot jantung waktu mengembang
e. jantung waktu menghisap darah dari pembuluh balik

8. Transfusi darah dari donor yang bergolongan darah A ke resipien yang bergolongan darah B
menyebabkan aglutinasi karena ….
a. bertemunya aglutinogen B dengan aglutinin α
b. bertemunya aglutinogen A dengan aglutinin α
c. bertemunya aglutinogen B dengan aglutinin β
d. bertemunya aglutinogen A dengan aglutinin β
e. bertemunya aglutinin α dengan aglutinin β

9. Apabila dalam sel darah merah seseorang tidak terdapat aglutinogen, tetapi dalam
plasmanya mengandung aglutinin α dan β, golongan darah orang tersebut adalah ….
a. O
b. AB
c. A
d. B
e. O dan AB

10. Seseorang yang menderita sakit akibat infeksi virus akan mengalami ….

a. peningkatan jumlah neutrofil dan makrofag untuk memakan virus

b. peningkatan jumlah limfosit untuk membuat antibodi

c. penurunan jumlah limfosit karena berinteraksi dengan toksin

d. penurunan jumlah neutrofil dan makrofag karena banyak yang mati

e. penurunan jumlah leukosit untuk merespon antigen

11. Kelainan berupa pengerasan dan penyempitan pembuluh darah akibat endapan senyawa
lemak disebut ….

a. hemofilia
b. leukimia
c. varises
d. atherosklerosis
e. Arteriosklerosis

12. Sistem peredaran darah manusia terdiri dari komponen berikut kecuali:

a. Darah

b. Jantung

c. Vena

d. Arteri

e. Ginjal

13. Pernyataan di bawah ini adalah fungsi sistem sirkulasi pada manusia, kecuali…

a. Mengangkut zat nutrisi ke seluruh jaringan tubuh

b. Menghantarkan rangsang ke organ-organ tubuh

c. Mengatur suhu tubuh

d. Mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat-alat pengeluaran

e. Mengedarkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh


14. Fungsi hemoglobin adalah…

a. Membawa CO2 ke jaringan

b. Membawa CO2 dari jaringan

c. Membantu dalam proses pembekuan darah

d. Mengikat oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh

e. Membawa glukosa ke seluruh tubuh

15. Zat yang menentukan golongan darah manusia adalah . .

a. aglutinin dan eritrosit

b. aglutinin dan leukosit

c. aglutinin dan aglutinogen

d. aglutinogen dan eritrosit

e. aglutinogen dan leukosit

ESSAY

1. Tuliskan Secara Jelas Skema Proses pembekuan darah beserta penjelasannya


(10 point)

2. Sebutkan Alat-alat Peredaran darah

3. Tuliskan 6 fungsi darah

4. Sebutkan komponen-komponen darah dan fungsinya

5. Bandingkan jantung pada mamalia, aves, amfibi, reptil dan pisces?

Rubrik Jawaban Ulangan Harian KD-2


Pilihan Ganda

No Jawaban Skor

1 A 2

2 A 2

3 C 2

4 B ` 2

5 E 2

6 A 2

7 D 2

8 D 2

9 A 2

10 B 2

11 E 2

12 E 2

13 B 2

14 D 2

15 C 2

Total 30

ESSAY

1. Skema Pembekuan Darah (10 point)

Trombosit pecah enzim

trombokinase
protrombin

trombin

fibrinogen benang-benang fibrin

pembentukan bekuan darah

2. Alat peredaran darah terdiri dari : Point

a. Jantung 1

b. Vena 1

c. Arteri 1

d. Kapiler 1

3. Fungsi darah yaitu: (6 ponit)

 Sebagai pembawa zat-zat makanan dari sistem pencernaan ke seluruh sel


tubuh oleh plasma darah.

 Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh sel tubuh oleh eritrosit.

 Mengangkut sisa-sisa metabolisme oleh plasma darah dan eritrosit

 Memelihara keseimbangan cairan tubuh oleh palsma darah.

 Sebagai pertahanan tubuh oleh leukosit

 Memelihara suhu tubuh oleh plasma darah.

4. Komponen darah dan Fungsinya:

 Cairan yaitu plasma darahberfungsi sebagai pelaruut, mengangkut

sari-sari makanan, dan menjaga keseimbangan cairan tubuh (5 point)


 Padatan yang berupa eritrosit berfungsi untuk mengangkut

oksigen dan karbondioksida, leukosit berfungsi sebagai pertahanan

tubuh dan trombosit yang berperan dalam pembekuan darah (5 point)

5. Perbandingan jantung pada mamalia, aves, amfibi, reptil dan pisces (Point 5)

Jantung pada pisces memiliki 2 ruang, pada amfibi 3 ruang dan pada reptil, aves
dan mamalia memiliki 4 ruang.

Nilai

Skor yang diperoleh

X 100%

Skor maksimal (65)

LEMBAR VALIDASI

No Skor Penilaian
Dimensi
. 1 2 3 4

1. Biologi

Memahami Masalah

Mengidentifikasi
Persamaan dan
Perbedaan

Penerapan Konsep

2. Pembelajaran

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar
Indikator

3. Keadilan dan
Kesempatan

Soal yang diberikan


sama untuk semua
kelas

Soal yang diberikan


sudah diberikan
pembelajaran yang
sama untuk semua
kelas

4. Keterbukaan

Pemberian skor

Pengembalian lembar
jawaban

Penjelasan letak
kesalahan

Remedial untuk siswa


yang belum tuntas

Pengayaan untuk siswa


yang tuntas

5. Kesimpulan

Tes merupakan uji hasil


belajar yang
merangkum seluruh
materi pelajaran
tertentu

6. Koherensi

Tes yang diberikan


digunakan untuk
mengetahui
pemahaman siswa
tentang system
peredaran darah

Kriteria Skor:
80 – 100 = Sangat Baik

60 – 79 = Baik

40 – 59 = Cukup

20 – 39 = Tidak Baik

≤19 = Sangat Tidak Baik

Diposkan 2nd December 2012 oleh m.erick sanjaya

Lihat komentar
4.
NOV

24

Tugas 2

Nama : M. Erick Sanjaya

Nim : A2F011049

Percobaan Perkembangan Tumbuhan


Mengamati Bentuk Sel Tumbuhan

I. Alat dan Bahan

Alat yang dibutuhkan

 Mikroskop

 Kaca Objek
 Gelas Ukur

 Pipet Tetes

 Silet

Bahan yang dibuthkan

 Manihot utilisima

 Allium cepa

 Aquades

II. Prosedur Percobaan

1. Disiapkan alat dan bahan yang telah ditetapkan

2. Disayat sampel Manihot utilisima sampai hanya menghasilkan selapis sel.

3. Diletakkan sayatan diatas kaca benda (objek glass)

4. Diteteskan satu tetes Aquades diatas sayatan tersebut.

5. Ditutup dengan menggunakan kaca penutup (cover glass)

6. Diamati dibawah mikroskop

7. Dicatat dan digambar hasil yang diamati didalam laporan sementara.

8. Dilakukan hal yang sama seperti pada Manihot utilisima pada setiap bahan
yang berbeda yang telah disiapkan.

III. Tabel Pengamatan

A. Manihot utilisima Keterangan gambar

1.

2.
GAMBAR 3.

4. Dst…..

B. Allium cepa Keterangan gambar

1.

2.

GAMBAR 3.

4. Dst….

IV. Analisis Data

Menentukan bagian bagian dari sel yag telah diamati.

Membandingkan antara sel Manihot utilisima dan Allium cepa

V. Kesimpulan

……………………………………..

Format Penilaian Kinerja

Rubrik: Rubrik ini digunakan sebagai acuan untuk menilai kinerja siswa pada waktu
mengerjakan tugas tugas dan kerja ilmiah

N Kegiatan Aspek Kinerja yang Diharapkan Skala Penilaian


o 5 4 3 2 1

1. Membawa perlengkapan praktikum


(alat dan bahan yang telah
Persiapan ditugaskan)
1
praktikum
2. Memakai jas Lab dan penampilan
rapi sesuai aturan

3. Mengambil bahan dengan rapi dan


tidak berceceran

4. Mengambil bahan praktikum sesuai


Kegiatan dengan kebutuhan
Praktikum
5. Membuat sayatan preparat dengan
 Menggunakan baik sehingga menghasilkan selapis
Alat dan Bahan sel.

6. Mengoprasikan mikroskop dengan


benar

7. Menggunakan alat dan bahan


sesuai dengan prosedur praktikum

8. Memfokuskan perhatian pada


kegiatan praktikum/tidak
mengerjakan hal-hal lain yang tidak
berhubungan dengan kegiatan
praktikum
2
 Kemauan, 9. Memiliki minat/interes terhadap
keterampilan aktivitas praktikum
mengamati
10. Terlibat secara aktif dalam kegiatan
menganalisis
praktikum
dan
menyimpulkan 11. Mengamati hasil praktikum dengan
hasil praktikum cermat

12. Mencatat dan mendokumentasikan


pengamatan

13. Menafsirkan hasil pengamatan


dengan benar

14. Menyajikan data secara sistematis


dan komunikatif

15. Menganalisis data secara induktif

16. Membuat kesimpulan yang sesuai


dengan hasil praktikum

3 Kegiatan Akhir 17. Membersihkan alat yang telah


Praktikum dipakai
18. Membersihkan meja praktikum dari
sampah dan bahan yang telah
dipakai

19. Mengembalikan alat ketempatnya


yang semula dalam keadaan kering

Rubrik Penilaian Kinerja

Praktikum Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi

No. Aspek Penilaian Skala Likert

1 2 3 4 5

1. Knowledge

Mengetahui bentuk-bentuk sel tumbuhan

Dapat mengetahui perbedaan sel yang telah diamati (Manihot


utilisima dan Allium cepa)

Mengetahui alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan.

Mengetahui prosedur percobaan dengan benar

2. Reasoning

Berpendapat tentang percobaan pengamatan bentuk sel


tumbuhan

Berkomunikasi dengan baik terhadap sesama teman


sekelompok tentang konsep yang berkaitan

Aktif bertanya tentang materi dalam percobaan pengamatan


bentuk sel tumbuhan

Berargumen secara objektif

Mampu menjelaskan kesimpulan percobaan dengan objektif

3. Skill

Teliti dalam melakukan penyayatan

Terampil dalam menyediakan alat dan bahan yang diperlukan


Mampu mengamati sel tumbuhan dibawah mikroskop

Mampu membuat pebandingan hasil pengamatan antara kedia


sel tumbuhan

Berkata dengan baik saat memberikan penjelasan

Bekerja sama sesama anggota kelompok

Aktif bertanya dan memberikan argumen

Menjadi pendengar yang baik

Menanggapi pendapat orang lain

4. Product

Hasil yang diperoleh mendekati hasil yang sebenarnya

Kesimpulan akhir yang diperoleh dapat disampaikan dengan


baik yaitu sesuai dengan keadaan sel yang sebenarnya.

5. Affect

Bersemangat dalam melakukan kegiatan praktikum

Teliti dalam membuat sayatan preparat

Sopan dalam bertanya dan memberikan argument

Cermat dalam melakukan pengamatan

Disiplin dalam mengikuti prosedur percobaan

Bekerja sama sesama anggota dengan baik

Berperilaku santun

6. Prediction

Prediksi terhadap masalah yang berbeda

Ketepatan prediksi

Memberikan prediksi terhadap permasalahan yang lain

Keseriusan dalam menyampaikan prediksi


Keterangan:

Hasil = {Skor/155} x 100

Criteria nilai:

80 – 100 (sangat baik)

60 – 79 ( baik)

40 – 59 (cukup)

20 – 39 (tidak baik)

≤ 19 (sangat tidak baik)

Diposkan 24th November 2012 oleh m.erick sanjaya

Tambahkan komentar
5.
NOV

24

Tugas 2

Nama : M. Erick Sanjaya

Nim : A2F011049
Percobaan Perkembangan Tumbuhan
Mengamati Bentuk Sel Tumbuhan

I. Alat dan Bahan

Alat yang dibutuhkan

 Mikroskop

 Kaca Objek

 Gelas Ukur

 Pipet Tetes

 Silet

Bahan yang dibuthkan

 Manihot utilisima

 Allium cepa

 Aquades

II. Prosedur Percobaan

1. Disiapkan alat dan bahan yang telah ditetapkan

2. Disayat sampel Manihot utilisima sampai hanya menghasilkan selapis sel.

3. Diletakkan sayatan diatas kaca benda (objek glass)

4. Diteteskan satu tetes Aquades diatas sayatan tersebut.

5. Ditutup dengan menggunakan kaca penutup (cover glass)

6. Diamati dibawah mikroskop

7. Dicatat dan digambar hasil yang diamati didalam laporan sementara.

8. Dilakukan hal yang sama seperti pada Manihot utilisima pada setiap bahan
yang berbeda yang telah disiapkan.
III. Tabel Pengamatan

A. Manihot utilisima Keterangan gambar

1.

2.

GAMBAR 3.

4. Dst…..

B. Allium cepa Keterangan gambar

1.

2.

GAMBAR 3.

4. Dst….

IV. Analisis Data

Menentukan bagian bagian dari sel yag telah diamati.

Membandingkan antara sel Manihot utilisima dan Allium cepa


V. Kesimpulan

……………………………………..

Format Penilaian Kinerja

Rubrik: Rubrik ini digunakan sebagai acuan untuk menilai kinerja siswa pada waktu
mengerjakan tugas tugas dan kerja ilmiah

N Skala Penilaian
Kegiatan Aspek Kinerja yang Diharapkan
o 5 4 3 2 1

1. Membawa perlengkapan praktikum


(alat dan bahan yang telah
Persiapan ditugaskan)
1
praktikum
2. Memakai jas Lab dan penampilan
rapi sesuai aturan

2 3. Mengambil bahan dengan rapi dan


tidak berceceran

4. Mengambil bahan praktikum sesuai


Kegiatan dengan kebutuhan
Praktikum
5. Membuat sayatan preparat dengan
 Menggunakan baik sehingga menghasilkan selapis
Alat dan Bahan sel.

6. Mengoprasikan mikroskop dengan


benar

7. Menggunakan alat dan bahan


sesuai dengan prosedur praktikum

8. Memfokuskan perhatian pada


kegiatan praktikum/tidak
mengerjakan hal-hal lain yang tidak
berhubungan dengan kegiatan
praktikum

 Kemauan, 9. Memiliki minat/interes terhadap


keterampilan aktivitas praktikum
mengamati
10. Terlibat secara aktif dalam kegiatan
menganalisis
praktikum
dan
menyimpulkan 11. Mengamati hasil praktikum dengan
hasil praktikum cermat
12. Mencatat dan mendokumentasikan
pengamatan

13. Menafsirkan hasil pengamatan


dengan benar

14. Menyajikan data secara sistematis


dan komunikatif

15. Menganalisis data secara induktif

16. Membuat kesimpulan yang sesuai


dengan hasil praktikum

17. Membersihkan alat yang telah


dipakai

18. Membersihkan meja praktikum dari


Kegiatan Akhir
3 sampah dan bahan yang telah
Praktikum
dipakai

19. Mengembalikan alat ketempatnya


yang semula dalam keadaan kering

Rubrik Penilaian Kinerja

Praktikum Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi

No. Aspek Penilaian Skala Likert

1 2 3 4 5

1. Knowledge

Mengetahui bentuk-bentuk sel tumbuhan

Dapat mengetahui perbedaan sel yang telah diamati (Manihot


utilisima dan Allium cepa)

Mengetahui alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan.

Mengetahui prosedur percobaan dengan benar

2. Reasoning

Berpendapat tentang percobaan pengamatan bentuk sel


tumbuhan
Berkomunikasi dengan baik terhadap sesama teman
sekelompok tentang konsep yang berkaitan

Aktif bertanya tentang materi dalam percobaan pengamatan


bentuk sel tumbuhan

Berargumen secara objektif

Mampu menjelaskan kesimpulan percobaan dengan objektif

3. Skill

Teliti dalam melakukan penyayatan

Terampil dalam menyediakan alat dan bahan yang diperlukan

Mampu mengamati sel tumbuhan dibawah mikroskop

Mampu membuat pebandingan hasil pengamatan antara kedia


sel tumbuhan

Berkata dengan baik saat memberikan penjelasan

Bekerja sama sesama anggota kelompok

Aktif bertanya dan memberikan argumen

Menjadi pendengar yang baik

Menanggapi pendapat orang lain

4. Product

Hasil yang diperoleh mendekati hasil yang sebenarnya

Kesimpulan akhir yang diperoleh dapat disampaikan dengan


baik yaitu sesuai dengan keadaan sel yang sebenarnya.

5. Affect

Bersemangat dalam melakukan kegiatan praktikum

Teliti dalam membuat sayatan preparat

Sopan dalam bertanya dan memberikan argument

Cermat dalam melakukan pengamatan

Disiplin dalam mengikuti prosedur percobaan

Bekerja sama sesama anggota dengan baik


Berperilaku santun

6. Prediction

Prediksi terhadap masalah yang berbeda

Ketepatan prediksi

Memberikan prediksi terhadap permasalahan yang lain

Keseriusan dalam menyampaikan prediksi

Keterangan:

Hasil = {Skor/155} x 100

Criteria nilai:

80 – 100 (sangat baik)

60 – 79 ( baik)

40 – 59 (cukup)

20 – 39 (tidak baik)

≤ 19 (sangat tidak baik)

Diposkan 24th November 2012 oleh m.erick sanjaya

Tambahkan komentar
6.
NOV
24

Nama : M. Erick Sanjaya

Nim : A2F011049

Percobaan Perkembangan Tumbuhan


Mengamati Bentuk Sel Tumbuhan

I. Alat dan Bahan

Alat yang dibutuhkan

 Mikroskop

 Kaca Objek

 Gelas Ukur

 Pipet Tetes

 Silet

Bahan yang dibuthkan

 Manihot utilisima

 Allium cepa

 Aquades

II. Prosedur Percobaan

1. Disiapkan alat dan bahan yang telah ditetapkan

2. Disayat sampel Manihot utilisima sampai hanya menghasilkan selapis sel.


3. Diletakkan sayatan diatas kaca benda (objek glass)

4. Diteteskan satu tetes Aquades diatas sayatan tersebut.

5. Ditutup dengan menggunakan kaca penutup (cover glass)

6. Diamati dibawah mikroskop

7. Dicatat dan digambar hasil yang diamati didalam laporan sementara.

8. Dilakukan hal yang sama seperti pada Manihot utilisima pada setiap bahan
yang berbeda yang telah disiapkan.

III. Tabel Pengamatan

A. Manihot utilisima Keterangan gambar

1.

2.

GAMBAR 3.

4. Dst…..

B. Allium cepa Keterangan gambar

1.

2.

GAMBAR 3.

4. Dst….
IV. Analisis Data

Menentukan bagian bagian dari sel yag telah diamati.

Membandingkan antara sel Manihot utilisima dan Allium cepa

V. Kesimpulan

……………………………………..

Format Penilaian Kinerja

Rubrik: Rubrik ini digunakan sebagai acuan untuk menilai kinerja siswa pada waktu
mengerjakan tugas tugas dan kerja ilmiah

N Skala Penilaian
Kegiatan Aspek Kinerja yang Diharapkan
o 5 4 3 2 1

1. Membawa perlengkapan praktikum


(alat dan bahan yang telah
Persiapan ditugaskan)
1
praktikum
2. Memakai jas Lab dan penampilan
rapi sesuai aturan

2 3. Mengambil bahan dengan rapi dan


tidak berceceran

4. Mengambil bahan praktikum sesuai


Kegiatan dengan kebutuhan
Praktikum
5. Membuat sayatan preparat dengan
 Menggunakan baik sehingga menghasilkan selapis
Alat dan Bahan sel.

6. Mengoprasikan mikroskop dengan


benar

7. Menggunakan alat dan bahan


sesuai dengan prosedur praktikum

8. Memfokuskan perhatian pada


kegiatan praktikum/tidak
mengerjakan hal-hal lain yang tidak
berhubungan dengan kegiatan
praktikum

9. Memiliki minat/interes terhadap


aktivitas praktikum

10. Terlibat secara aktif dalam kegiatan


praktikum

11. Mengamati hasil praktikum dengan


cermat

12. Mencatat dan mendokumentasikan


pengamatan

13. Menafsirkan hasil pengamatan


dengan benar
Kemauan,
keterampilan 14. Menyajikan data secara sistematis
mengamati dan komunikatif
menganalisis dan
15. Menganalisis data secara induktif
menyimpulkan
hasil praktikum 16. Membuat kesimpulan yang sesuai
dengan hasil praktikum

17. Membersihkan alat yang telah


dipakai

18. Membersihkan meja praktikum dari


Kegiatan Akhir
3 sampah dan bahan yang telah
Praktikum
dipakai

19. Mengembalikan alat ketempatnya


yang semula dalam keadaan kering

Rubrik Penilaian Kinerja

Praktikum Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi

No. Aspek Penilaian Skala Likert

1 2 3 4 5

1. Knowledge

Mengetahui bentuk-bentuk sel tumbuhan


Dapat mengetahui perbedaan sel yang telah diamati (Manihot
utilisima dan Allium cepa)

Mengetahui alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan.

Mengetahui prosedur percobaan dengan benar

2. Reasoning

Berpendapat tentang percobaan pengamatan bentuk sel


tumbuhan

Berkomunikasi dengan baik terhadap sesama teman


sekelompok tentang konsep yang berkaitan

Aktif bertanya tentang materi dalam percobaan pengamatan


bentuk sel tumbuhan

Berargumen secara objektif

Mampu menjelaskan kesimpulan percobaan dengan objektif

3. Skill

Teliti dalam melakukan penyayatan

Terampil dalam menyediakan alat dan bahan yang diperlukan

Mampu mengamati sel tumbuhan dibawah mikroskop

Mampu membuat pebandingan hasil pengamatan antara kedia


sel tumbuhan

Berkata dengan baik saat memberikan penjelasan

Bekerja sama sesama anggota kelompok

Aktif bertanya dan memberikan argumen

Menjadi pendengar yang baik

Menanggapi pendapat orang lain

4. Product

Hasil yang diperoleh mendekati hasil yang sebenarnya

Kesimpulan akhir yang diperoleh dapat disampaikan dengan


baik yaitu sesuai dengan keadaan sel yang sebenarnya.

5. Affect
Bersemangat dalam melakukan kegiatan praktikum

Teliti dalam membuat sayatan preparat

Sopan dalam bertanya dan memberikan argument

Cermat dalam melakukan pengamatan

Disiplin dalam mengikuti prosedur percobaan

Bekerja sama sesama anggota dengan baik

Berperilaku santun

6. Prediction

Prediksi terhadap masalah yang berbeda

Ketepatan prediksi

Memberikan prediksi terhadap permasalahan yang lain

Keseriusan dalam menyampaikan prediksi

Keterangan:

Hasil = {Skor/155} x 100

Criteria nilai:

80 – 100 (sangat baik)

60 – 79 ( baik)

40 – 59 (cukup)

20 – 39 (tidak baik)

≤ 19 (sangat tidak baik)


Diposkan 24th November 2012 oleh m.erick sanjaya

Tambahkan komentar
7.
NOV

17

PERFORMANCE ASSESSMENT RUBRIC

PERFORMANCE ASSESSMENT RUBRIC

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Penilaian Otentik

Dosen Pengampu

Dr. Risnita, M.Pd

Dr. Syamsurizal, M.Si

Dr.rer.nat. Rayandra Asyhar, M.Si

Disusun Oleh

M. Erick Sanjaya

A2F011049
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI

2012

PENILAIAN KINERJA

a Pelajaran : Biologi

s/Semester : VII/ 1

Tujuan : Lembar Penilian Aspek Kognitif digunakan oleh guru untuk mengakses
(mendapatkan informasi) tentang pengetahuan dan kemampuan siswa pada saat
proses dan/atau setelah pembelajaran berlangsung.

Standard Kompetensi Indikator Aspek Kognitif Bany


Kompetensi Dasar ak
Soal

C C C3 C
1 2 4

Menganalisis Menganalisis Menjelaskan pengertian 1 1


hubungan jenis-jenis dan karakteristik limbah
antara limbah dan
komponen daur ulang Menjelaskan cara 1 1
ekosistem, limbah. pengelolaan limbah
perubahan (penggunaan ulang dan
materi dan pendaur ulangan)
energi serta
Menjelaskan limbah yang 1 1
peranan
dapat didaur ulang
manusia dalam
Menjelaskan contoh 1 1
limbah organic dan
keseimbangan anorganik
ekosistem.

Bentuk Soal : Essay

Petunjuk: A. Baca dan pahamilah setiap pertanyaan pada soal di bawah ini

B. Berikan jawaban sesuai dengan pertanyaan

C. Tidak diizinkan membuka buku atau sumber belajar selama tes

1. Jelaskan 3 ciri limbah

2. Berdasarkan observasi yang kalian lakukan dilingkungan sekolah, sebutkan


minimal 3 jenis limbah. Identifikasi sumbernya dan cara pengelolaannya supaya
tidak mencemari lingkungan.

3. Deskripsikan klasifikasi limbah berdasarkan wujudnya! Lengkapi masing-masing


dengan 2 contoh!

4. Deskripsikan klasifikasi limbah berdasarkan sumbernya! Lengkapi masing-


masing dengan 2 contoh!

Kunci Jawaban

No. Kunci Jawaban skor B


Soal

4 3 2 1

1 Bersifat cair, Gas, Padat Apabila menjawab Menjawab menjawab


menjawab diantara dua dengan satu dengan
Merupakan zat sisa ketiga ciri dari tiga cirri cirri diantara jawaban
sehingga dibuang karena limbah tersebut tiga cirri yang
tidak dapat digunakan seperti kunci tersebut mengarah
jawaban diantara cirri
Dapat mencemari ketiganya
lingkungan tapi tidak
1
ada diantara
ketiga cirri
tersebut
2 a. Kertas Menjawab Menjawab Menjawab Menjawab
dengan dengan dengan dengan
Kertas berasal dari ruang dengan benar benar benar jenis
kelas, kantor. Kertas dapat benar seluruh jenis seluruh jenis limbah dan
dikumpulkan kemudian seluruh jenis limbah dan limbah cara
didaur ulang atau limbah dan cara namun cara pengolahann
dimanfaatkan kembali cara pengolahann pengolahann ya namun
pengolahann ya. Namun ya tidak hanya
b. Daun, batang, ranting dan
ya yang tidak sesuai sesuai menjawab
sisa-sisa tumbuhan. Limbah
mereka dengan dengan jenis satu jenis
ini berasal dari tanaman
temukan hasilm projek limbah limbah dan
yang terdapat dihalam
dilingkungan laporan tersebut cara
sekolah penggunaannya
sekitar yang pengolahann
dapat dibakar atau
sesuai ya.
digunakan sebagai kompos.
dengan
c. Plastik bekas. Limbah ini projek
misalnya plastic bekas laporan.
2
botol minuman air mineral,
bungkus makanan, sampul
buku, pengelolaannya
dinakar didaur ulang atau
digunakan ulang.

3 Pengelompokkan limbah menjawab Menjawab Menjawab menjawab


berdasarkan wujudnya: seluruh seluruh hanya 3 jenis hanya 2 atau
pengelompok pengelompo pengelompok satu jenis
a. Limbah cair an limbah kan limbah an limbah pengelompok
berdasarkan namun dan an limbah
Limbah cair berupa: tinnja,
wujudnya contohnya contohnya dan
oli, detergen, cat. Jika
serta tidak lengkap contohnya
meresap kedalam tanah
lengkap
akan merusak air tanah dan
dengan
dapat membunuh
contoh
organism.

b. Limbah padat

Limbah padat berupa


sampah organic. Jenis
sampah ini tidak dapat
diuraikan oleh
mikroorganisme misalnya
kantong plastic, bekas
3
kaleng minuman dan botol
air mineral
c. Limbah gas

Limbah gas dapat berasal


dari pabrik, pusat
perdagangan/pasar/ hotel
danlain-lain. Misalnya gas
sulfida, nitrogen oksida.

d. Limbah B3(Bahan
Berbahaya dan Beracun)

Sampah atau limbah dari


alat-alat pemeliharaan
kesehatan misalnya
sisaobat-obatan dari rumah
sakit dan zat-zat kimia dari
industry

4 Limbah berdasarkan Menjawab Menjawab 2 Menjawab 1 Menjawab


sumbernya: tiga jenis jenis limbah jenis limbah jenis-jenis
limbah berdasarkan berdasarkan limbah dan
a. Limbah industri berdasarkan sumbernya sumbernya tidak
sumbernya dan serta serta menuliskan
Limbah industri ini berasal
serta penjelasanny penjelasanny penjelasanny
dari pabrik-pabrik yang
menuliskan a a a
membuang sisalimbahnya
jawabannya
ke sungai dan asap-asap
hasil pembakaran produksi.
Misalnyagas nitrogen
oksida, zat asam, Hg, Cu

b. Limbah Transportasi

Limbah transportasi berasal


dari kendaraan bermotor.
Limbah yangdihasilkannya
berupa asap buangan 4
karbonmonoksida (CO) dan
nitrogenoksidac.

c. Limbah Rumah Tangga

Keterangan:

4= sangat baik

3=baik

2=cukup

1=kurang
Perhitungan Nilai:

Perhitungan Nilai Untuk Bobot

an Afektif

: Lembar Penilaian Aspek Afektif digunakan oleh guru untuk mengakses


(mendapatkan informasi tentang minat dan motivasi siswa saat proses pembelajaran
berlangsung.

uk : 1. Amati komponen afektif yang tampak dalam proses pembelajaran.

2. Ambil posisi tidak jauh dari kelompok/siswa yang diamati pada saat
melakukan pengamatan.

3. Berilah tanda angka sesuai dengan pengamatan

Prilaku Keteranga
Nilai
N n
Nama
o Bekerjasa berinisiati Penuh Belajar
ma f perhatian sistematis

1 A 2 3 4 3 12 3

2 B

3 C

4 D

5 E Dst………
Catatan keterangan penilaian

 Kelompok prilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria


berikut

1 = Sangat Kurang

2 = Kurang

3 = Sedang

4 = Baik

5 = Amat Baik

 Nilai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator prilaku

 Keterangan diisi dengan criteria sebagai berikut

17-20 = amat baik

13-16 = baik

9-12 = sedang

5-8 = kurang

1-4 = sangat kurang

Penilaian Psikomotor

Tujuan : Lembar Penilian Aspek Psikomotor digunakan oleh guru untuk mengakses
(mendapatkan informasi) tentang keterampilan psikomotor siswa saat proses
pembelajaran berlangsung.

Petunjuk: 1. Amati komponen-komponen psikomotor yang tampak dalam proses


pembelajaran.

2. Ambil posisi tidak jauh dari kelompok/siswa yang diamati pada saat
melakukan pengematan.
3. Berikan tanda  (checklist) pada skor yang sesuai

Keterangan skor

Skor 5 = Sangat tepat

Skor 4 = Tepat

Skor 3 = Cukup tepat

Skor 2 = Kurang tepat

Skor 1 = Tidak tepat

Aplikasikan skor sesuai dengan tindakan sikap di bawah ini.

Nama Siswa : ………..

Skor
No Aspek Keterampilan
1 2 3 4 5

1 Persiapan

 Membaca modul percobaan

 Mengecek kesesuaian alat dan bahan

 Mengecek limbah organic dan anorganik

 Menyiapkan kertas untuk mencatat percobaan

 Dst……..

2 Kegiatan pendahuluan

 Mengelompokkan limbah organic dan anorganik

 Merancang dalam pendaur ulangan limbah

 Dst…….

3 Kegiatan percobaan

 Membuat bahan jadi dari limbah organic berupa plastic

 Membuat mainan dari beberapa jenis limbah

 Membuat pupuk dari limbah organic


 Dst……

4 Kegiatan Akhir

 Mengecek kembali hasil-hasil percobaan

 Membersihkan alat, bahan dan tempat praktikum

 Menganalisis yang dapat bernilai ekonomis, estetika dll

 Dst……..

Contoh membuat rancangan (proposal) projek

Instrumen Penilaian Projek (proposal)


Aspek yang dinilai Indikator Skor

Kejelasan dalam Siswa mampu menjelaskan permasalahan 10


pemecahan masalah danupaya pemecahannya dengan kalimat yang
mudah dimengerti oleh peserta

Siswa mampu menjelaskan permasalahan dan 7


upaya pemecahannya tetapi kurang
bisadimengerti peserta kejelasan dalam
pemecahanmasalah

Siswa tidak mampu menjelaskan 5


permasalahan dan upaya pemecahan yang
dilakukan

Kepercayaan diri dalam Siswa mampu menjelaskan dengan percaya 5


penyampaian masalah diri dan tidak gugup.

Siswa mampu menjelaskan permasalahan, 4


namun kurang percaya diri dan agak gugup

Siswa mampu menjelaskan permasalahan, 3


namun tidak memberi perhatian kepada
peserta

Kemampuan dalam Siswa mampu mengungkapkan pendapat 10


berargumentasi/berpendap secara jelas dan sesuai permasalahan yang
at dibahas

Siswa mampu mengungkapkan pendapat 7


secara jelas tetapi kurang terkait dengan
permasalahan yang dibahas

Siswa tidak mampu mengungkapkan pendapat 5


secara jelas

Kejelasan dalam menjawab Kejelasan dalam menjawab pertanyaan sesuai 10


pertanyaan dengan maksud dan tujuan pertanyaan

Kejelasan dalam menjawab pertanyaan kurang 7


sesuai dengan maksud dan tujuan

Kejelasan dalam menjawab pertanyaan tidak 3


sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan

Diposkan 17th November 2012 oleh m.erick sanjaya

You might also like