Professional Documents
Culture Documents
Contoh C1-C6
Filed under: Penelitian — 3 Komentar
Maret 17, 2013
13 Votes
Pada tahun 1950-an Benyamin Bloom memimpin suatu tim yang terdiri atas para ahli
psikologi dalam menganalisis perilaku belajar akademik. Hasil pekerjaan tim ini dikenal
dengan taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom menggolongkan tiga kategori perilaku belajar
dan saling melengkapi (overlapping).
Bloom mengklasifikasi lebih lanjut kognitif menjadi 6. Keenam klasifikasi ranah kognitif bloom
adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan
2. Pemahaman
3. Penerapan
4. Analisis
5. Sintesis
6. Penilaian
berikut contoh keenam klasifikasi yang selanjutnya di singkat C1, C2, C3, C4, C5, C6
Contoh soal Hafalan/Ingatan (Recall) C1 atau pengetahuan
Jenjang ini meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur yang
telah dipelajari oleh siswa.
Kata “komputer” berasal dari kata “computare” yang artinya…………………
Contoh soal Pemahaman (Comprehension) C2
Pada jenjang ini siswa diharapkan kemampuannya untuk mengerti makna dari informasi yang
diperoleh baik berupa fakta, konsep, dan prinsip.
Berdasarkan kegunaan nya, perangkat keras digolongkan dalam tiga bagian utama yaitu……
Contoh soal Penerapan (Application) C3
Yang termasuk jenjang penerapan adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, atau
metode yang telah diketahuinya dalam situasi baru atau situasi kongkrit.
Saat mengakhiri pemakaian windows, prosedur mematikan computer yang benar adalah……
Contoh soal Analisis (Analysis) C4
Yang dimaksud jenjang analisis adalah kemampuan menguraikan suatu informasi yang
dihadapi menjadi komponen-komponennya, sehingga struktur informasi serta hubungan antar
komponeninformasi tersebut menjadi jelas.
Tuliskan secara singkat langkah-langkah membuat surat dengan Mailings
Contoh soal Sintesis (Synthesis) C5
Yang dimaksud jenjang sintesis adalah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian
terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Termasuk di dalamnya kemampuan
merencanakan eksperimen, karya tulis (laporan, artikel), menyusun cara baru untuk
mengklarifikasikan obyek, peristiwa, dan informasi-informasi lainnya.
Ada 2 syarat utama dalam pembuatan mail merge yaitu……
Contoh soal Evaluasi (Evaluation) C6
Yang dimaksud jenjang evaluasi adalah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu
pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan. Misalnya
memilih rumusan yang didukung oleh data.
Software yang digunakan untuk keperluan mengetik naskah, dokumen atau yang lebih dikenal
sebagai software pengolah kata adalah……………
DESKRIPSI TINGKAT KESULITAN SOAL ( C1, C2, C3, C4, C5, C6)
27 May 2012mirza faishalLeave a commentGo to comments
Istilah prestasi menurut Winkel dalam Nirsam (2005:20), diartikan sebagai bukti keberhasilan
yang dicapai dari kegiatan yang telah dikerjakan. Usman menjelaskan dalam Nirsam
(2005:20) bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai siswa yang dilakukan melalui tes prestasi
belajar, yang bertujuan untuk megetahui gambaran tentang daya serap siswa, untuk
menentukan tingkat prestasi belajar siswa terhadap suatu bahasan. Berdasarkan taksonomi,
tujuan pendidikan yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom dalam Nirsam (2005:21)
meliputi kognitif, afektif dan psikomotik. Dalam penelitian ini ranah yang diamati adalah
ranah kognitif. Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang berkaitan dengan penalaran
yang meliputi enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi.
Penellitian ini hanya menggunakan evaluasi ranah kognitif dengan aspek pengetahuan,
pemahaman, aplikasi dan analisis. Jadi, pengertian prestasi belajar dalam penelitian ini
adalah suatu hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar biologi
dengan menggunakan model pembelajaran TGT, yang meliputi kemampuan kognitif pada
jenajang penetahuan (C1) samapai analisis (C4) yang dinyatakan dalam bentuk skor.
Prestasi belajar biologi adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah melakukan usaha
(belajar), atau dapat diartikan sebagai hasil belajar biologi yang dinyatakan dalam nilai
setelah siswa mengikuti pelajaran biologi.
Aspek pengetahuan merupakan kemampuan berfikir yang mana mampu melihat dan
menghafal apa yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar diharapkan siswa dapat
menyerap sejumlah informasi tertentu dan keadaan tingkah laku yang diharapkan dalam
menginagat informasi tersebut.
Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makana dan arti dlam bahan yang
dipelajari, pada aspek ini siswa dapat menguraikan ini pokok bacaan. Dlam pemahaman ini
memiliki tingkat yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pengetahuan.
Aspek aplikasi merupakan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh
dalam proses belajar mengajar untuk menghadapi situasi baru yang ada dalam kehidupan
sehari-hari. Pada tingkatan ini dapat diukur kemampuan menggunakan konsep, prinsip, teori
dan metode untuk menghadapi masalah-masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Asperk analisis mencakup kemampuan siswa untuk merinsi suatu kesatuan dalam bagian-
bagian sehingga struktur keseluruhan dapat difahami dengan baik. Pada aspek ini siswa
dapat menganalisis bagian-bagian dasar yang menghubungkan antara bagian-baigan
tersebut. Analisis mencakup pemahaman dan aplikasi.
Berdasarkan uraian ditas, hasil belajar adalah prestasi belajar yang menyangkut ranah
kognitif, keterampilan motorik dan sikap yang meliputi aspek pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, sintesis, evaluasi dan prestasi belajar. Ranah kognitif tersebut dapat dilihat dari hasil
tes siswa pada mata pelajaran biologi dengan pokok bahasan tertentu
Prestasi belajar
Belajar pada hakekatnya merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan individu untuk
memebuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan
pada diri sendiri yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Istilah prestasi
menurut winkel dalam nirsam (2005:20), diartikan sebagai bukti keberhasilan yang dicapai
dari kegiatan yang telah dikerjakan. Usman menjelaskan dalam Nirsam (2005:20) bahwa
prestasi adalah hasil yang dicapai siswa yang dilakukan melalui tes prestasi belajar, yang
bertujuan untuk megetahui gambaran tentang daya serap siswa, untuk menentukan tingkat
prestasi belajar siswa terhadap suatu bahasan. Berdasarkan taksonomi, tujuan pendidikan
yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom dalam Nirsam (2005:21) meliputi kognitif,
afektif dan psikomotik. Dalam penelitian ini ranah yang diamati adalah ranah kognitif.
Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang berkaitan dengan penalaran yang meliputi
enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Penellitian ini hanya menggunakan evaluasi ranah kognitif dengan aspek pengetahuan,
pemahaman, aplikasi dan analisis. Jadi, pengertian prestasi belajar dalam penelitian ini
adalah suatu hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar biologi
dengan menggunakan model pembelajaran TGT, yang meliputi kemampuan kognitif pada
jenajang penetahuan (C1) samapai analisis (C4) yang dinyatakan dalam bentuk skor.
1. Pengetahuan (C1)
Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam taksonomi Bloom. Pengetahuan
hafalan yang perlu diingat seperti rumus, batasan definisi, istilah pasal dalam undang-
undang, nama dan tokoh, nama-nama kota dan lain-lain. Hafal menjadi prasyarat bagi
pemahaman, misalnya hafal suatu rumus maka kita akan paham bagaimana menggunakan
rumus tersebut atau hafatl kata-kata akan memudahkan membuat kalimat.
2. Pemaharnan (C2)
Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga yaitu tingkat rendah seperti menterjemah.
Tingkat kedua yaitu pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu
dengan yang diketahui berikutrya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan
kejadian. Pemahaman tingkat ketiga, yaitu pemahaman ektrapolasi yang mengharapkan
seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang
konsekuensi atau dapat memperluas.persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun
masalahnya.
3. Aplikasi (C3)
Menerapkan aplikasi ke dalam situasi baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah.
Pada aplikasi ini siswa dituntun memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu
abseksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan
dalam situasi baru dan menerapkannya secara benar.
4. Analisis (C4)
Dalam analisis, seseorang dituntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan
tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentuknya.
5. Sintesis (C5)
Pada jenjang ini seserang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan
jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada.
6. Evaluasi (C6)
Seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep
berdasarkam suatu kriteria tertentu.
Home
Biologi
Sistem Saraf
Nah teman-teman selamat datang di blog Wisnu Gilang Ramadhan, artikel ini akan
membahas mengenai kata kerja operasional kognitif, afektif dan psikomotor. Sebelumnya kita
bahas dulu pengertiannya
a. Kecakapan Kognitif
Upaya pengembangan fungsi koqnitif akan berdampak positif bukan hanya terhadap
koqnitif sendiri, melainkan terhadap afektif dan psikomotor. Ada dua macam kecakapan
koqnitif siswa yang perlu dikembangkan secara khusu oleh guru yaitu:
Dorongan dari luar (motif ekstrinsik) yang mengakibatkan siswa menggarap belajar
hanya sebagai alat pencegah ketidakstabilan atau ketidaknaikkan. Aspirasi yang
dimilikinya bukan ingin menguasai materi secara mendalam tetapi hanya sekedar lulus
atau naik kelas semata
Dorongan dari dalam (motif Intrinsik), dalam arti siswa tertarik dan membutuhkan
materi-materi yang disajikan gurunya.
Guru dituntut untuk mengembangkan dengan kecakapan koqnitif siswa dalam memecahkan
masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya dan keyakinan terhadap pesan moral yang
terkandung dan menyatu dalam pengetahuan.
b. Kecakapan Afektif
c. Kecakapan psikomotor
Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan
dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu
berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada
tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:
Memperkirak Membanding
Mengutip Menugaskan Menganalisis Mengabstraksi
an kan
Menyimpulka
Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengaudit Mengatur
n
Mengkategori
Menjelaskan Menentukan Memecahkan Menganimasi Menilai
kan
Menggambar Mencirikan Menerapkan Menegaskan Mengumpulkan Mengarahkan
Mengkategorik
Membilang Merinci Menyesuaikan Mendeteksi Mengkritik
an
Mengidentifl Mengasosiasi Mengkalkulas
Mendiagnosis Mengkode Menimbang
kasi kan i
Membanding Mengkombinasi
Mendaftar Memodifikasi Menyeleksi Memutuskan
kan kan
Mengklasifika
Menunjukkan Menghitung Memerinci Menyusun Memisahkan
si
Memberi Mengkontrasi Menominasik
Menghitung Mengarang Memprediksi
label kan an
Memberi Mendiagramk
Mengubah Membangun Membangun Memperjelas
indek an
Memasangka Mempertahan Mengkorelasi
Mengurutkan Menanggulangi Menugaskan
n kan kan
Merasionalka Menghubungka
Menamai Menguraikan Membiasakan Menafsirkan
n n
Mempertahan
Menandai Menjalin Mencegah Menguji Menciptakan
kan
Membaca Membedakan Menentukan Mencerahkan Mengkreasikan Memerinci
Mendiskusika Menggambark
Menyadap Menjelajah Mengoreksi Mengukur
n an
Membaganka
Menghafal Menggali Menggunakan Merancang Merangkum
n
Mencontohka Menyimpulka
Menim Menilai Merencanakan Membuktikan
n n
Mencatat Menerangkan Melatih Menemukan Mendikte Memvalidasi
Mengemukak
Mengulang Menggali Menelaah Meningkatkan Mengetes
an
Mengemukak Memaksimal
Mereproduksi Mempolakan Memperjelas Mendukung
an kan
Memerintahk
Meninjau Memperluas Mengadaptasi Memfasilitasi Memilih
an
Menyimpulka Memproyeksi
Memilih Menyelidiki Mengedit Membentuk
n kan
Mengoperasik
Menyatakan Meramalkan Mengaitkan Merumuskan
an
Mempersoalk Menggeneralisa
Mempelajari Merangkum Memilih
an si
Mengkonsepk Menggabungka
Mentabulasi Menjabarkan Mengukur
an n
Memberi
Melaksanakan Melatih Memadukan
kode
Menelusuri Meramalkan Mentransfer Membatasi
Menulis Memproduksi Mereparasi
Memproses
Mengaitkan Menampilkan
Mensuimulasi
Menyiapkan
kan
Memecahkan Memproduksi
Mel.akukan Merangkum
Mentabulasi Merekonstruksi
Menyusun
Memproses
meramalkan
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang
dimaksud adalah:
Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali
kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan
kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses
berfikir yang paling rendah.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal
surat al-’Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu
materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.
Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan
dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu
apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu
dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan
berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta
didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna
kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-’Ashar secara lancar dan jelas.
Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata
cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam
situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat
lebih tinggi ketimbang pemahaman.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu
memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan
sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-
bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah
setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari
kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-
tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.
Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis
merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis,
sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru.
Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu
jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan
tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.
Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi
Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada
beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan
patokan-patokan atau kriteria yang ada.
Menghayati
Menerima (Al) Menanggapi (A2) Menilai (A3) Mengelola (A4)
(A5)
Mengubah
Memilih Menjawab Mengasumsikan Menganut
prilaku
Mempertanyaka Berakhlak
Mem bantu Meyakini Mengubah
n mulia
Mengikuti Mengajukan Melengkapi Menata Mempengaruhi
Mengkompromika Mengklasifikasika
Memberi Meyakinkan Mendengarkan
n n
Mengkombinasika Mengkualifikas
Menganut Menyenangi Memperjelas
n i
Mematuhi Menyambut Memprakarsai Mempertahankan Melayani
Meminati Mendukung Mengimani Membangun Menunjukkan
Membentuk
Mendukung Mengundang Membuktikan
pendapat
Menggabungka
Menyetujui Memadukan memecahkan
n
Menampilkan Memperjelas Mengelola
Melaporkan Mengusulkan Menegosiasi
Memilih Menekankan Merembuk
Mengatakan Menyumbang
Memilah
Menolak
Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :
a. Penerimaan (recerving)
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi
peserta dan tertarik.
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian
tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Tujuan-
tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”.
d. Organisasi (organization)
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten
dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal,
mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai
teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan
dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa
CONTOH KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH PSIKOMOTOR (P1-P4)
a. Peniruan
terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang
diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya
dalam bentuk global dan tidak sempurna.
b. Manipulasi
c. Ketetapan
memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan.
Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat
minimum.
d. Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan
mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.
e. Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik
maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat
kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik
Kata Kerja untuk Ranah Afektif (A1 - A5)
CONTOH KATA KERJA UNTUK RANAH AFEKTIF (A1-A5)
Mengasumsik
Memilih Menjawab Menganut Mengubah prilaku
an
Mempertanyak
Membantu Meyakini Mengubah Berakhlak mulia
an
Mengkompromik
Memberi Meyakinkan Mengklasifikasikan Mendengarkan
an
Membentuk
Mendukung Mengundang Membuktikan
pendapat
Menggabungk
Menyetujui Memadukan Memecahkan
an
Mengatakan Menyumbang
Memilah
Menolak
Langkah-Langkah Menyusun dan Contoh Instrumen Penilaian Afektif
Labels: pbm
Penilaian afektif, bagi sebagian guru lebih sulit dilakukan dibanding penilaian kognitif atau
penilaian psikomotor. Padahal dalam dunia pendidikan seperti halnya di sekolah, ranah
afektif juga sangat perlu mendapatkan perhatian. Kenyataan selama ini di lapangan lebih
menunjukkan penilaian afektif terkesan bagai “anak tiri” dibanding penilaian kognitif
maupun psikomotor. Ada juga kasus-kasus di lapangan yang menunjukkan guru telah
melakukan penilaian afektif, tetapi tanpa panduan atau instrumen yang baik.
Pada tulisan kali ini, blog penelitian tindakan kelas (ptk) dan model-model
pembelajaran akan mencoba membahas mengenai penilaian afektif. Mari kita simak.
Ranah afektif sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Beberapa komponen penting
ranah afektif misalnya minat dan sikap terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran.
Siswa bisa memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran atau materi pelajaran tertentu, bisa
juga negatif, atau netral. Harapan semua guru tentunya, siswa mereka memiliki sikap dan
minat positif terhadap semua mata pelajaran atau materi pelajaran. Melalui sikap yang
positif ini kemudian dapat diharapkan, siswa juga akan memiliki minat yang positif. Siswa
yang mempunyai sikap positif dan minat positif terhadap suatu mata pelajaran atau materi
pelajaran akan mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk berhasil dalam kegiatan
pembelajaran.
Dalam kaitan untuk mengetahui sejauh mana sikap dan minat siswa terhadap suatu mata
pelajaran atau materi pelajaran, yang kedua termasuk bagian penting dari ranah afektif,
maka guru perlu menyusun instrumen penilaian afektif. Untuk menyusun instrumen
penilaian afektif, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pemilihan ranah afektif yang ingin dinilai oleh guru, misalnya sikap dan minat
terhadap suatu materi pelajaran.
2. Penentuan indikator apa yang sekiranya dapat digunakan untuk mengetahui
bagaimana sikap dan minat siswa terhadap suatu materi pelajaran
3. Beberapa contoh indikator yang misalnya dapat digunakan untuk mengetahui
bagaimana sikap dan minat siswa terhadap suatu materi pelajaran, yaitu: (1) persentase
kehadiran atau ketidakhadiran di kelas; (2) aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, misalnya apakah suka bertanya, terlibat aktif dalam diskusi, aktif
memperhatikan penjelasan guru, dsb.; (3) penyelesaian tugas-tugas belajar yang diberikan,
seperti ketepatan waktu mengumpul PR atau tugas lainnya; (4) kerapian buku catatan dan
kelengkapan bahan belajar lainnya terkait materi pelajaran tersebut.
4. Penentuan jenis skala yang digunakan, misalnya jika menggunakan skala Likert,
berarti ada 5 rentang skala, yaitu: (1) tidak berminat; (2) kurang berminat; (3) netral; (4)
berminat; dan (5) sangat berminat.
5. Penulisan draft instrumen penilaian afektif (misalnya dalam bentuk kuisioner)
berdasarkan indikator dan skala yang telah ditentukan.
6. Penelaahan dan meminta masukan teman sejawat (guru lain) mengenai draft
instrumen penilaian ranah afektif yang telah dibuat.
7. Revisi instrumen penilaian afektif berdasarkan hasil telaah dan masukan rekan
sejawat, bila memang diperlukan
8. Persiapan kuisioner untuk disebarkan kepada siswa beserta inventori laporan diri
yang diberikan siswa berdasarkan hasil kuisioner (angket) tersebut.
9. Pemberian skor inventori kepada siswa
10. Analisis hasil inventori minat siswa terhadap materi pelajaran
Teknik penskoran untuk penilaian ranah afektif dapat dilakukan secara sederhana. Contoh,
pada instrumen penilaian minat siswa terhadap suatu materi pelajaran terdapat 10 item
(berarti ada 10 indikator), maka bila skala yang digunakan adalah skala Likert (1 sampai 5),
berarti skor terendah yang mungkin diperoleh seorang siswa adalah 10 (dari 10 item x 1)
dan skor paling tinggiyang mungkin diperoleh siswa adalah 50 (dari 10 item x 5). Maka kita
dapat menetukan median-nya, yaitu (10 + 50)/2 atau sama dengan 30. Bila kita
membaginya menjadi 4 kategori, maka skor 10 -20 termasuk tidak berminat; skor 21 – 30
termasuk kurang berminat; skor 32 – 40 berminat, dan skor 41 – 50 termasuk kategori
sangat berminat.
Berikut ini diberikan contoh instrumen penilaian sikap siswa terhadap materi pelajaran
evolusi pada mata pelajaran IPA di kelas IX
Contoh Instrumen Penilaian Afektif
Prinsip-Prinsip Penilaian
Dalam penyusunan instrumen penilaian afektif, kita harus menggunakan kata kerja
operasional dalam indikatornya. Ini dilakukan (sama seperti instrumen penilaian kognitif dan
psikomotor) agar indikator dapat diamati / terukur. Menurut taksonomi Bloom, ada 5
tingkatan ranah afektif yaitu: (1) A1 – menerima; (2) A2 – menanggapi; (3) A3- menilai; (4)
A4 – mengelola; dan (5) A5 – menghayati. Berikut ini disajikan contoh-contoh kata kerja
operasional untuk kelima tingkatan dalam ranah afektif.
A1 – Menerima
Contoh kata kerja operasional:
Memilih
Mempertanyakan
Mengikuti
Memberi
Mematuhi
Meminati
menganut
A2 – menanggapi
Menjawab
Membantu
Mengajukan
Mengkompromikan
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Menyetujui
Menampilkan
Melaporkan
Memilih
Memilah
Mengatakan
Menolak
A3 – menilai
Mengasumsikan
Meyakini
Melengkapi
Meyakinkan
Memperjelas
Memprakarsai
Mengimani
Mengundang
Menggabungkan
Memperjelas
Mengusulkan
Menyumbang
A4 – mengelola
Menganut
Mengubah
Menata
Mengklasifikasikan
Mengkombinasikan
Mempertahankan
Membangun
Memadukan
Mengelola
Menegosiasikan
Merembukkan
A4 – menghayati
Mengubah perilaku
Berakhlak mulia
Mempengaruhi
Mendengarkan
Mengkualifikasi
Melayani
Menunjukkan
Membuktikan
Memecahkan
Pengukuran Ranah Afektif dan Psikomotor
Tuesday, June 21st, 2011 - Pendidikan
Berikut ini salah satu contoh makalah singkat membahas tentang pengukuran ranah afektif dan
psikomotor. Makalah ini cukup menarik uuntuk dibaca khususnya bagi tenaga pendidik, agar lebih
memperdalam pengetahuan dalam evaluasi pembelajaran.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemampuan berfikir merupakan ranah kognitif yang meliputi kemampuan menghapal, memahami,
menerapkan, menganalisis, mensistensis dan mengefaluasi. Kemampuan psikomotor, yaitu
keterampilan yang berkaitan dengan gerak, menggunakan otot seperti lari, melompat, menari,
melukis, berbicara, membongkar dan memasang peralatan, dan sebagainya. Kemampuan afektif
berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat membentuk tanggung jawab, kerja sama, disiplin,
komitmen, percaya diri. Semua kemampuan ini harus menjadi bagian dari tujuan pembelajaran di
sekolah, yang akan dicapai melalui pembelajaran yang tepat.
Masalah afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun implementasinya masih kurang. Hal ini
di sebabkan merancang pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran
kognitif dan psikomotor. Satuan pendidikan harus merancang kegiatan pembelajaran yang tepat agar
tujuan pembelajaran afektif dapat dicapai. Keberhasilan pendidik melaksanakan pembelajaran ranah
afektifdan keberhasilan peserta didik mencapai kompetensi afektif perlu dinilai. Oleh karena itu perlu
dikembangkan acuan pengembangan perangkat penilaian ranah afektif serta penafsiran hasil
pengukurannya.
Pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ini berarti
bahwa pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang
berhubungan dengan ranah afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan).
Pada umumnya penilaian yang dilakukan oleh pendidik lebih menekankan pada penilaian ranah
kognitif. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena pendidik kurang memahami penilaian ranah
afektif dan psikomotor.
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Hingga dewasa ini ranah afektif merupakan kawasan pendidikan yang masih sulit digarap secara
operasional. Kawasan afektif sering kali tumpang tindih dengan kawasan kognitif dan psikomotorik.
Afek merupakan karakteristik atau unsur afektif yang diukur, ia bisa berupa minat, sikap, motivasi,
konsep diri, nilai, apresiasi, dan sebagainya.
Ranah afektif adalah rana yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Rana afektif mencakup watak
prilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap
seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat
tinggi.
Rana afektif menjadi lebih rinci lagi kedalam lima jenjang, yaitu :
1) Receiving atau attending : (menerima atau memeperhatikan), adalah kepekaan seseorang dalam
menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah,
situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah : kesadaran dan keinginan
untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyelesaikan gejala-gejala atau rangsangan yang datang
dari luar.
5) Characterization by evalue or calue complex (=karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai),
yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi
dalam suatu hirarki nilai . nilai itu telah tertaman secara konsisten pada sistemnya dan telah
mempengaruhi emosinya.
secara skematik kelima jenjang afektif sebagaimana telah dikemukakan diatas, menurut A.J Nitko
(1983) dapat digambarkan sebagai berikut :
Pengukuran ranah afktif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif
kemampuan yang diukur adalah, Menerima (memperhatikan), merespon, menghargai,
mengorganisasi, dan karakteristik suatu nilai.
1) Untuk mendapatkan umpan balik (feedback) baik bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan (remedial program) bagi
anak didiknya.
2) Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai antara lain diperlukan
sebagai bahan bagi : perbaikan tingkah laku anak didik, pemberian laporan kepada orang tua, dan
penentuan lulus tidaknya anak didik.
3) Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat
pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.
4) Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku anak didik.
Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek
diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak
(negatif), dan netral. sikap pada hakekatnya adalah kecendrungan berprilaku kepada seseorang.
Pemikiran atau prilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasifikasikan sebagai ranah afektif
(Andersen, 1981:4). Pertama : prilaku melibatkan perasaan dan emosi seseorang. Kedua : prilaku
harus tipikal prilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah afektif adalah intensitas, ranah dan
target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. Beberapa perasaan lebih kuat
dari pada yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang dari suka atau senang.
Ada lima karakteristik afektif berdasarkan tujuannya, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral.
1) Sikap
Sikap merupakan kecendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek.
Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui
penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses
pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terfadap sesuatu. Penilaian
sikap adalah penilaian untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi
pelajaran, pendidik dan sebagainya.
Menurut fishbein dan ajzen (1975) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon
secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep atau orang. Sikap peserta didik
terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau mata pelajaran.
2) Minat
Menurut getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yanh
mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktifitas, pamahaman dan keterampilan
untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang
memiliki intensitas tinggi.
a. Mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk mengarahkan dalam pembelajaran,
Menurut smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan
kelemahan yang dimiliki. Target, arah dan intesitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif
yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah konsep diri
bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerahkontinum, mulai dari
rendah sampai tinggi.
Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri. Kelebihan dari penilaian diri adalah
sebagai berikut:
4) Nilai
Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan atau prilaku
yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap mengacu pada
suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu
pada keyakinan.
Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan prilaku.
Arah nilai dapat positif dan dapat negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau
rendah tergantung pada situasi dan nilai yang diacu.
5) Moral
Piaget dan kohlberg banyak membahas tenyang perkembangan moral anak. Namun kohlberg
mengabaikan masalah hubungan antara judgement moral dan tindakan moral. Moral berkaitan
dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orng lain atau perasaan terhadap tindakan
yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau mukai orang
lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu
keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai
dan keyakinan seseorang.
Kejujuran : peserta didik harus belajar menghargai kejujuran dala berinteraksi dengan orng
lain.
Integritas : peserta didik harus meningkatkan diri pada kode nilai, misalnya moral dan artistik.
Adil : peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang mendapat perlakuan yang sama
dalam memperoleh pendidikan
Kebebasan : peserta didik harus yakin bahwa negara yang demokratis memberi kebebasan
yang bertanggung jawab secara maksimal kepada semua orang.
Kompetensi siswa dalam ranah afektif yang perlu dinilai utamanya menyangkut sikap dan minat siswa
dalam belajar. Secara teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu :
Laporan diri oleh siswayang biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim,
Pengamatan sistematis oleh guru tethadap afektif siswa dan perlu lembar pengamatan.
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan
yang diukur adalah :
Istilah Psychomotor, psikomotor terkait dengan kata motor, sensory-motor, atau perceptual-
motor. Ranah psikomotor erat kaitannya dengan kerja otot yang menjadi penggerak tubuh dan
bagian-bagiannya, mulai dari gerak yang sederhana seperti gerakan-gerakan dalam shalat sampai
dengan gerakan-gerakan yang kompleks seperti gerakan-gerakan dalam praktik manasik ibadah haji.
Keterampilan lebih terkait dengan psikomotor.
Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan.
Namun biasanya pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif
sekaligus. Misalnya penampilannya dalam menggunakan termometer diukur mulai dari pengetahuan
mereka mengenai alat tersebut, pemahaman tentang alat dan penggunaannya (aplikasi), kemudian
baru cara menggunakannya dalam bentuk keterampilan. Untuk pengukuran yang terakhir ini harus
diperinci antara lain : cara memegang, cara melatakkan/menyipkan kedalam ketiak atau mulut, cara
membaca angka, cara mengembalikan ke tempatnya dan senagainya. Ini semua tergantung dari
kehendak kita, asal tujuan pengukuran dapat tercapai.
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melaluli keterampilan
manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang
berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain sebagainya.
Observasi di lakukan pada saat prodses kegiatan itu berlangsung. pengamat terlebih dahulu harus
menetapkan kisi-kisi tingkah laku apa yang hendak di observasinya, lalu di buat pedoman agar
memudahkan dalam pengisian observasi. Pengisian hasil observasi dalam pedoman yang di buat.
sebenarnya bisa diisi secara bebas dalam bentuk uraian mengenai tingkah laku yang tampak untuk
observasi, bisa pula dalam bentuk member tanda cek pada kolom jawaban hasil observasi.
Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau
kinerja (performance) yang telah di kuasai oleh peserta didik. Tes tersebut dapat nerupa tes paper
and pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes untuk kerja.
1) Tes simulasi
Kegiatan psikomotorik yang di lakukan melalui tes ini, jika tidak ada alat yang sesungguhnya yang
dapat di pakai untuk memperagakan penampilan peserta didik, sehingga peserta didik dapat di nilai
tentang penguasaan keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau berperaga seolah-olah
menggunakan suatu alat yang sebenarnya.
Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, dilakukan dengan sesungguhnya dan tujuannya
untuk mengetahui apakh peserta didik sudah menguasai/terampil menggunakan alat tersebut.
Misalnya dalam melakukan praktik pengaturan lalu lintas di lapangan yang sebenarnya.
Tes simulasi dan tes untuk kerja, semuanya dapat diperoleh dengan observasi langsung ketika
peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Lembar observasi dapat menggunakan daftar cek
(chek-list) ataupun skala penilaian (rating scale). Psikomotorik yang di ukur dapat menggunakan alat
ukur berupa skala penilaian terentang dari sangat baik, baik, kerang, dan tidak baik.
Dengan kata lain, kegiatan belajar yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor adalah
praktik di aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. Dalam kegiatan-kegiatan praktik itu juga ada
ranah kognitif dan afektifnya, namun hanya sedikit bila di bandingkan dengan ranah psikomotor.
Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan tes untuk kerja atau lembar tugas.
Contohnya kemampuan psikomotor yang di bina dalam belajar matematika misalnya berkaitan
dengan kemampuan mengukur (dengan satuan tertentu, baik satuan baku maupun tidak baku),
menggambar bentuk-bentuk geometri (bangun datar, bangun ruang, garis, sudut, dll) ata tanpa alat.
Contoh lainnya, siswa di bina kompetensinya menyangkut kemampuan melukis jaring-jaring kubus
secara psikomotor dapat dilihat dari gerak tangan siswa dalam menggunakan peralatan (jangka dan
penggaris) saat melukis. secara teknis penilaian ranah psikomotor dapat di lakukan dengan
pengamatan (perlu lembar pengamatan) dan tes perbuatan.
Dalam ranah psikomotorik yang di ukur meliputi (1) gerak reflex, (2) gerak dasar fundamen, (3)
keterampilan perceptual, (4) keterampilan fisik, (5) gerakan terampil, (6) komunikasi non diskusi
(tanpa bahasa melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup
watak perilaku seperti persaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke
dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing(4) organization (5) characterization
by evalue or calue complex.
2. Ranah Psikomotormerupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah yang
berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari8, melompat, melukis, menari, memukul, dan
sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1959) yang menyatakan
bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan
bertindak individu.
3. Ciri ranah penilaian afektif yaitu pemikiran atau perilaku harus memiliki dua criteria untuk di
klasifikasikan sebagai ranah afektif (Andersen, 1981:4). Pertama, perilaku melibatkan perasaan dan
emosi seseorang. kedua, perilaku harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah
afektif adalah intensitas, arah, dan target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari
perasaan. Beberapa perasaan lebih kuat dari yaqng lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang atau
suka. Sebagian orang kemungkinan memiliki perasaan yang lebih kuat di banding yang lain. Arah
perasaan berkaitan dengan orientasi positif atau negatif dari perasaan yang menunjukkan apakah
perasaan itu baik atau buruk. Misalnya senang pada pelajaran di maknai porotif, sedang kecemasan
dimaknai negatif. Bila intensitas dan arah perasaan di tinjau bersama-sama, maka karasteristik afektif
berada dalam suatu skala yang kontinum. Target mengacu pada objek, aktifitas, atau ide sebagai
arah dari perasaan.
4. Cakupan yang diukur dalam ranah afektif adalah adalah: menerima (A1), menanggapi (A2),
Menghargai (A3), Mengatur diri (A4), dan menjadikan pola hidup (C5).
5. Ranah afektif tidak dapat di ukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif
kemampuan yang di ukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon, Menghargai,
Mengorganisasi.
6. Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat di ukur melalui: (1) pengamatan langsung dan
penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah
mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak
dalam lingkungan kerjanya. Dalam ranah psikomotorik yang di ukur meliputi (1) gerak reflex, (2) gerak
dasar fundamen, (3) keterampilan perceptual, (4) keterampilan fisik, (5) gerakan terampil, (6)
komunikasi non diskusi (tanpa bahasa melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan
interprestatif.
7. Cakupan yaqng diukur dalam ranah Psikomotorik adalah adalah: Persepsi (P1), Kesiapan
(P2), Gerakan terbimbing (P3), Bertindak secara mekanis (P4),dan Gerakan yang kompleks (P5).
Hasil belajar peserta didik dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, psikomotor.
ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain secara aksplisit. Apapun mata pelajarannya
selalu mengandung tiga ranah tersebut, namun penekanannya berbeda. mata pelajaran yang
menuntut kemampuan praktik lebih menitik beratkan pada ranah psikomotor sedangkan mata
pelajaran yang menuntut kemampuan teori lebih menitik beratkan pada ranah kognitif dan keduanya
selalu mengandug ranah afektif.
1.
DEC
22
Tugas Kelima
KD Siswa
dapat
Mendeskrips menyimpul
ikan ciri-ciri, kan hasil
replikasi, pengamata
Tugas Lembr
dan peran nnya.
kelom penggam
virus dalam
pok atan
kehidupan
Siswa
dapat
mengenali
berbagai
bagian
tubuh virus
beserta Uraian √
Struktu fungsinya bebas
r tubuh
virus Uji tes Gambar
kerja kan
struktur
Siswa tubuh
dapat virus
menyimpul
kan hasil
pegamatan
nya
Siswa Lembar
dapat pengama
mengenali Tugas tan
cara virus kelom
bereproduk pok
si
Uraian
bebas
Reprod
Siswa
uksi
menyimpul
kan hasil Uji tes
Virus pengamata kerja Buatlah
nnya skema
gambar
perbeda
an siklus
Siswa litik dak
dapat siklus
mengenali lisogenik
bagaimana
peranan Lembar
virus pengama
dalam tan
kehidupan
sehari-hari Tugas
kelom
pok
√
Siswa
menyimpul
kan hasil
Uraian
pengamata
bebas
nnya
Amatilah
daun
Perana tumbuha
n Virus n yang
Uji tes sehat
kerja dan
yang
terinfeks
i virus di
lingkung
an
sekitar
sekolah
Lembar
pengama
tan
Tugas
kelom
pok
2 2
Lembar Penilaian Ranah Psikomotor
Petunjuk
1. Lembar ini digunakan selama siswa menggunakan alat dan bahan selama pengamatan.
2. Isilah lembar ini untuk memberikan skor keterampilan tiap siswa dalam menggunakan alat
dan bahan, dengan tanda cek (√ ) di bawah kolom skor.
Nomo Skor
r Aspek Keterampilan
butir 1 2 3 4 5
5 Menjawab pertanyaan
Deskripsi penilaian :
1 = Siswa sangat kurang terampil dalam mengamati daun tumbuhan yang sehat dan terinfeksi virus
2 = Siswa kurang terampil dalam mengamati daun tumbuhan yang sehat dan terinfeksi virus
3 = Siswa cukup terampil dalam mengamati daun tumbuhan yang sehat dan terinfeksi virus
4 = Siswa terampil dalam mengamati daun tumbuhan yang sehat dan terinfeksi virus
5 = Siswa sangat terampil dalam mengamati daun tumbuhan yang sehat dan terinfeksi virus
Diposkan 22nd December 2012 oleh m.erick sanjaya
Tambahkan komentar
2.
DEC
Analysis Disilangkan P = P = P = P =
tanaman berbunga
merah (MM) MM (merah) MM (merah) MM (merah) MM (merah)
dengan tanaman X mm X mm X mm X mm
berbunga putih (putih) (putih) (putih) (putih)
(mm),
G = Mm G = Mm G = Mm
bagaimanakah
F1= Mm F1= Mm F1= Mm
perbandingan
(merah)
fenotipnya pada F2 (merah) (merah)
bila warna merah
bersifat dominan? F1 X F1 F1 X F1
P = Mm P = Mm
(merah) X (merah) X
Mm Mm
(putih) (putih)
G = MMmm G = MMmm
F2= MM =
merah
Mm = merah
mM = merah
mm = putih
Perbandingan
febotipnya:
Merah :
putih = 3 : 1
Perbandingan:
25% golongan
darah AB
25% golongan
darah A
25% golongan
darah B
25% golongan
darah O
Tentukan
kombinasi
genotype yang
terbentuk pada F1
Skor maksimal = 16
60 – 80 = baik
40 – 60 = sedang
20 – 40 = tidak baik
Tambahkan komentar
3.
DEC
Tugas Ke-3
Nim : A2F011049
Kelas : IX
mpetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
i Dasar : 3.2 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan
yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah
2. Setelah mengalami proses pencernaan, sari makanan siap untuk diserap dan dibawa ke
seluruh tubuh oleh darah. Bagian darah yang berperan dalam pengangkutan adalah ….
a. plasma
b. eritrosit
c. leukosit
d. trombosit
e. limfosit
5. Pernyataan yang benar tentang macam sel darah putih dengan peranannya adalah ….
a. eosinofil memakan antigen dan mengontrol respon kebal
b. neutrofil mengenali antigen dan menghasilkan antibodi
c. basofil menembus pembuluh darah dan mengontrol respon kebal
d. monosit memproduksi antibodi dan menembus pembuluh darah
e. limfosit mengontrol respon kebal dan menghasilkan antibodi
7. Tekanan darah Pak Maman yang ditunjukkan oleh sphygmomanometer adalah 140/88
mmHg. Angka 88 menunjukan ….
a. tekanan darah di ventrikel
b. tekanan darah di atrium
c. darah yang keluar dari jantung
d. otot jantung waktu mengembang
e. jantung waktu menghisap darah dari pembuluh balik
8. Transfusi darah dari donor yang bergolongan darah A ke resipien yang bergolongan darah B
menyebabkan aglutinasi karena ….
a. bertemunya aglutinogen B dengan aglutinin α
b. bertemunya aglutinogen A dengan aglutinin α
c. bertemunya aglutinogen B dengan aglutinin β
d. bertemunya aglutinogen A dengan aglutinin β
e. bertemunya aglutinin α dengan aglutinin β
9. Apabila dalam sel darah merah seseorang tidak terdapat aglutinogen, tetapi dalam
plasmanya mengandung aglutinin α dan β, golongan darah orang tersebut adalah ….
a. O
b. AB
c. A
d. B
e. O dan AB
10. Seseorang yang menderita sakit akibat infeksi virus akan mengalami ….
11. Kelainan berupa pengerasan dan penyempitan pembuluh darah akibat endapan senyawa
lemak disebut ….
a. hemofilia
b. leukimia
c. varises
d. atherosklerosis
e. Arteriosklerosis
12. Sistem peredaran darah manusia terdiri dari komponen berikut kecuali:
a. Darah
b. Jantung
c. Vena
d. Arteri
e. Ginjal
13. Pernyataan di bawah ini adalah fungsi sistem sirkulasi pada manusia, kecuali…
ESSAY
No Jawaban Skor
1 A 2
2 A 2
3 C 2
4 B ` 2
5 E 2
6 A 2
7 D 2
8 D 2
9 A 2
10 B 2
11 E 2
12 E 2
13 B 2
14 D 2
15 C 2
Total 30
ESSAY
trombokinase
protrombin
trombin
a. Jantung 1
b. Vena 1
c. Arteri 1
d. Kapiler 1
5. Perbandingan jantung pada mamalia, aves, amfibi, reptil dan pisces (Point 5)
Jantung pada pisces memiliki 2 ruang, pada amfibi 3 ruang dan pada reptil, aves
dan mamalia memiliki 4 ruang.
Nilai
X 100%
LEMBAR VALIDASI
No Skor Penilaian
Dimensi
. 1 2 3 4
1. Biologi
Memahami Masalah
Mengidentifikasi
Persamaan dan
Perbedaan
Penerapan Konsep
2. Pembelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
3. Keadilan dan
Kesempatan
4. Keterbukaan
Pemberian skor
Pengembalian lembar
jawaban
Penjelasan letak
kesalahan
5. Kesimpulan
6. Koherensi
Kriteria Skor:
80 – 100 = Sangat Baik
60 – 79 = Baik
40 – 59 = Cukup
20 – 39 = Tidak Baik
Lihat komentar
4.
NOV
24
Tugas 2
Nim : A2F011049
Mikroskop
Kaca Objek
Gelas Ukur
Pipet Tetes
Silet
Manihot utilisima
Allium cepa
Aquades
8. Dilakukan hal yang sama seperti pada Manihot utilisima pada setiap bahan
yang berbeda yang telah disiapkan.
1.
2.
GAMBAR 3.
4. Dst…..
1.
2.
GAMBAR 3.
4. Dst….
V. Kesimpulan
……………………………………..
Rubrik: Rubrik ini digunakan sebagai acuan untuk menilai kinerja siswa pada waktu
mengerjakan tugas tugas dan kerja ilmiah
1 2 3 4 5
1. Knowledge
2. Reasoning
3. Skill
4. Product
5. Affect
Berperilaku santun
6. Prediction
Ketepatan prediksi
Criteria nilai:
60 – 79 ( baik)
40 – 59 (cukup)
20 – 39 (tidak baik)
Tambahkan komentar
5.
NOV
24
Tugas 2
Nim : A2F011049
Percobaan Perkembangan Tumbuhan
Mengamati Bentuk Sel Tumbuhan
Mikroskop
Kaca Objek
Gelas Ukur
Pipet Tetes
Silet
Manihot utilisima
Allium cepa
Aquades
8. Dilakukan hal yang sama seperti pada Manihot utilisima pada setiap bahan
yang berbeda yang telah disiapkan.
III. Tabel Pengamatan
1.
2.
GAMBAR 3.
4. Dst…..
1.
2.
GAMBAR 3.
4. Dst….
……………………………………..
Rubrik: Rubrik ini digunakan sebagai acuan untuk menilai kinerja siswa pada waktu
mengerjakan tugas tugas dan kerja ilmiah
N Skala Penilaian
Kegiatan Aspek Kinerja yang Diharapkan
o 5 4 3 2 1
1 2 3 4 5
1. Knowledge
2. Reasoning
3. Skill
4. Product
5. Affect
6. Prediction
Ketepatan prediksi
Keterangan:
Criteria nilai:
60 – 79 ( baik)
40 – 59 (cukup)
20 – 39 (tidak baik)
Tambahkan komentar
6.
NOV
24
Nim : A2F011049
Mikroskop
Kaca Objek
Gelas Ukur
Pipet Tetes
Silet
Manihot utilisima
Allium cepa
Aquades
8. Dilakukan hal yang sama seperti pada Manihot utilisima pada setiap bahan
yang berbeda yang telah disiapkan.
1.
2.
GAMBAR 3.
4. Dst…..
1.
2.
GAMBAR 3.
4. Dst….
IV. Analisis Data
V. Kesimpulan
……………………………………..
Rubrik: Rubrik ini digunakan sebagai acuan untuk menilai kinerja siswa pada waktu
mengerjakan tugas tugas dan kerja ilmiah
N Skala Penilaian
Kegiatan Aspek Kinerja yang Diharapkan
o 5 4 3 2 1
1 2 3 4 5
1. Knowledge
2. Reasoning
3. Skill
4. Product
5. Affect
Bersemangat dalam melakukan kegiatan praktikum
Berperilaku santun
6. Prediction
Ketepatan prediksi
Keterangan:
Criteria nilai:
60 – 79 ( baik)
40 – 59 (cukup)
20 – 39 (tidak baik)
Tambahkan komentar
7.
NOV
17
Penilaian Otentik
Dosen Pengampu
Disusun Oleh
M. Erick Sanjaya
A2F011049
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
2012
PENILAIAN KINERJA
a Pelajaran : Biologi
s/Semester : VII/ 1
Tujuan : Lembar Penilian Aspek Kognitif digunakan oleh guru untuk mengakses
(mendapatkan informasi) tentang pengetahuan dan kemampuan siswa pada saat
proses dan/atau setelah pembelajaran berlangsung.
C C C3 C
1 2 4
Petunjuk: A. Baca dan pahamilah setiap pertanyaan pada soal di bawah ini
Kunci Jawaban
4 3 2 1
b. Limbah padat
d. Limbah B3(Bahan
Berbahaya dan Beracun)
b. Limbah Transportasi
Keterangan:
4= sangat baik
3=baik
2=cukup
1=kurang
Perhitungan Nilai:
an Afektif
2. Ambil posisi tidak jauh dari kelompok/siswa yang diamati pada saat
melakukan pengamatan.
Prilaku Keteranga
Nilai
N n
Nama
o Bekerjasa berinisiati Penuh Belajar
ma f perhatian sistematis
1 A 2 3 4 3 12 3
2 B
3 C
4 D
5 E Dst………
Catatan keterangan penilaian
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Sedang
4 = Baik
5 = Amat Baik
13-16 = baik
9-12 = sedang
5-8 = kurang
Penilaian Psikomotor
Tujuan : Lembar Penilian Aspek Psikomotor digunakan oleh guru untuk mengakses
(mendapatkan informasi) tentang keterampilan psikomotor siswa saat proses
pembelajaran berlangsung.
2. Ambil posisi tidak jauh dari kelompok/siswa yang diamati pada saat
melakukan pengematan.
3. Berikan tanda (checklist) pada skor yang sesuai
Keterangan skor
Skor 4 = Tepat
Skor
No Aspek Keterampilan
1 2 3 4 5
1 Persiapan
Dst……..
2 Kegiatan pendahuluan
Dst…….
3 Kegiatan percobaan
4 Kegiatan Akhir
Dst……..