You are on page 1of 13

PENERAPAN TATA KELOLA SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

(STUDI KASUS PADA PT. BPRS JABAL NUR SURABAYA)1)

Fachruddin ‘Aabid
Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email: aabidfachruddin@gmail.com

Noven Suprayogi
Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email: noven.suprayogi@feb.unair.ac.id

ABSTRACT:
This research aims to analyze the implementation process of good sharia governance
(GSG) in order to ensure sharia compliance. Sharia governance is a qualitative disclosure
that includes arrangements, systems, and control to ensure sharia compliance. The method
using descriptive qualitative approach with case study strategy at PT. Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS) Jabal Nur Surabaya. Data collected by in depth interview and
documentation. Validation techniques using source and technic triangulation. Analysis
techniques using Miles and Huberman’s.
Result of this research is based on seven patterns from the sharia governance process
which represents the instrumental function of the sharia supervisory board as part of the
internal governance structure of corporate governance in Islamic Financial Institutions. Based
on the analysis that has been conducted by researchers, PT. Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah Jabal Nur has been quite obedient in fulfillment guarantee of sharia compliance
based on the implementation process of good sharia governance.
Keywords: Good Sharia Governance, Sharia Supervisory Board, Sharia Governance Process,
and Sharia Compliance.

I. PENDAHULUAN
Iqbal dan Mirakhor (2008:373) terhadap inovasi, intermediasi, disiplin dan
mengungkapkan bahwa selama pengendalian resiko, sementara pada sisi
beberapa dekade terakhir, implementasi diperlukan aplikasi sistem
perkembangan keuangan Islam yang harus disesuaikan dengan regulasi,
menunjukkan perubahan dan dinamika dan kondisi perekonomian masyarakat
dramatis yang cepat. Sebagai bagian saat ini. Pengaturan tata kelola
instrumen pengembang aktivitas di perbankan syariah telah tertuang dalam
bidang ekonomi, beragam tantangan Pasal 34 ayat 1-3 UU No. 21 Tahun 2008.
dihadapi sistem keuangan Islam, seperti Hasil riset pengembangan pasar yang
pada aspek teoritis, operasional dan dilakukan oleh Bank Indonesia bersama
implementasi. Pada aspek teoritis, tahun 2007 bersama MarkPlus.co yang
dibutuhkan pengembangan prinsip, menghasilkan pemetaan segmentasi
filosofis dan fungsi sistem keuangan atas konsumen bank syariah berdasarkan
dasar pembagian keuntungan dan orientasi bank dibagi berdasarkan
kerugian (profit-loss sharing). Pada sisi segmen pada gambar 1. berikut ini:
operasional, dibutuhkan perhatian

1) Jurnal
ini merupakan bagian dari skripsi Fachruddin ‘Aabid, NIM. 041211433009, yang diuji pada
tanggal 9 Februari 2016

346
‘Aabid, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 346-358; PENERAPAN TATA KELOLA
SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN ISLAM (Studi Kasus Pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya)

Sumber: Model Bisnis Perbankan Syariah BI,


2012:71 Gambar 2.
Kriteria Pemilihan Bank Syariah
Gambar 1. Dari survei kriteria pada gambar 2.
Segmen Nasabah Bank Syariah
tersebut dapat diketahui bahwa bagi
Berdasarkan jumlah presentasi perbankan syariah Indonesia, sharia
konsumen persegmen pada gambar 1, compliance merupakan suatu faktor
maka yang terbesar adalah masih yang tidak bisa ditawar lagi. Maka
konsumen essentially conventional, atau penting untuk dilakukan pengawasan
sebesar 33.8% dan menurun pada 2010 fungsi kepatuhan syariah di industri
menjadi 21.8%. Potensi konsumen keuangan syariah yang dapat
perbankan syariah dari segmen sharia dicerminkan melalui implementasi tata
loyalis dan followers adalah masing- kelola syariah. Hal ini dilakukan semata-
masing 16.4% (total 32.8% dari total mata untuk mengontrol operasional
segmen), sedangkan yang functional perbankan syariah agar tidak keluar dari
adalah 4.3%. Pada tahun 2010 jumlah ini koridornya, disiplin, dan langkah untuk
meningkat menjadi total 42.3% dengan meminimalisir resiko perbankan serta
kenaikan pada masing-masing segmen dapat membantu meningkatkan reputasi
sharia loyalis dan followers. Sedangkan dan kepercayaan suatu industri
sebagai tambahan, survei perilaku keuangan syariah secara umum.
investasi dari kalangan konsumen Berdasarkan paparan latar belakang,
perbankan syariah yang dilakukan di rumusan masalah dalam penelitian ini
Jawa, Sumatera dan Kalimantan adalah: Bagaimana proses implementasi
menyebutkan bahwa dalam rangka good sharia governance (GSG) di PT. BPRS
memilih bank syariah, beberapa faktor Jabal Nur dalam menjamin aspek
menjadi perhatian yaitu kepatuhan kepatuhan syariah (sharia compliance)?
syariah dari bank tersebut (100%), Berdasarkan pada rumusan masalah,
kemudahan akses (53.5%), kredibilitas penelitian ini bertujuan untuk menemukan
bank tersebut (27.4%) dan profesionalisme serta menganalisa proses implementasi
(14%). GSG terhadap jaminan aspek kepatuhan
syariah di PT. BPRS Jabal Nur.
II. LANDASAN TEORI
Menurut Sudarsono (2007:27), pada
umumnya yang dimaksud bank syariah

347
‘Aabid, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 346-358; PENERAPAN TATA KELOLA
SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN ISLAM (Studi Kasus Pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya)

adalah lembaga keuangan yang usaha (responsibility), independensi


pokoknya memberikan kredit dan jasa- (independency), dan keadilan (fairness).
jasa lain dalam lalu lintas pembayaran Corporate governance pada
serta peredaran uang yang beroperasi konvensional dan syariah memiliki banyak
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. perbedaan sudut pandang (Choudury
Bank Umum Syariah (BUS) yang dalam dan Hoque, 2006). Hal yang paling pokok
kegiatannya memberikan jasa lalu lintas adalah peletakan ideologi tauhid dalam
pembayaran, sedangkan BPRS adalah perspektif syariah terhadap ideologi
bank yang melaksanakan kegiatan usaha rasionalisme dalam perspektif
berdasarkan prinsip syariah yang dalam konvensional. Selain itu, tujuan dari sebuah
kegiatannya tidak memberikan jasa usaha dalam perspektif konvensional
dalam lalu lintas pembayaran seperti pada umumnya adalah maksimalisasi
layanan giro (Rivai, 2010: 32). keuntungan, sementara pada perspektif
Sharia governance adalah hal yang syariah lebih bertujuan pada
fundamental bagi seluruh lembaga kesejahteraan umat. Penjelasan terhadap
keuangan islam dan tidak kalah penting perbedaan cara pandang dirangkum
daripada corporate governance pada
setiap institusi. Karena GSG juga bagian
dari GCG yang dikhususkan untuk
lembaga keuangan Islam. Hal tersebut
adalah suatu mekanisme untuk dapat
mengukur tingkat kepatuhan syariah
setiap lembaga keuangan Islam. Peran
sharia governance untuk memastikan
kepercayaan stakeholders terhadap suatu
pada gambar 3. berikut ini:
lembaga keuangan Islam. Selain itu,
Sumber: Choudury dan Hoque (2006)
sejarah telah menunjukkan bahwa
Gambar 3.
peningkatan aspek sharia compliance
Perbedaan Perspektif Tata Kelola Syariah
dapat membantu percepatan dan Konvensional
pertumbuhan industri keuangan Islam Sudah ada banyak upaya untuk
(Haqqi, 2014:118). standarisasi dari praktik yang diikuti oleh
Pembahasan dalam konteks industri berbagai lembaga keuangan Islam ini.
perbankan, tata kelola perusahaan yang Pedoman atau standar sharia
baik adalah sesuatu tata kelola Bank yang governance yang berlaku global saat ini
menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan adalah standar yang diterbitkan oleh
(transparency), akuntabilitas AAOIFI, IFSB, dan BNM.
(accountability), pertanggungjawaban

348
‘Aabid, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 346-358; PENERAPAN TATA KELOLA
SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN ISLAM (Studi Kasus Pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya)

Pada dasarnya, ada 7 standar dalam “An examination of the extent of an


IFI’s compliance in all its activities. The
standar tata kelola untuk lembaga
examination includes the contracts,
keuangan Islam yang dikeluarkan oleh agreements, policies, products,
transactions, memorandum and
AAOIFI adalah sebagai berikut:
articles of association, financial
(1) Sharia Supervisory Board: statements, reports (especially
Appointment, Composition and internal audit and central bank
Report, inspection), circulars, etc.”

(2) Sharia Review, Tujuan dari mekanisme ini adalah


(3) Internal Sharia Review, untuk memastikan bahwa kegiatan yang

(4) Audit & Governance Committee dilakukan oleh LKS tidak melanggar
for Islamic Financial Institutions, syariat. Anggota DPS bertanggung jawab
(5) Independence of Sharia untuk membentuk dan memberikan
Supervisory Boards, pendapat mereka tentang kesesuaian LKS
(6) Statement on Governance terhadap prinsip-prinsip syariah. Namun,
Principles for Islamic Financial
tanggung jawab untuk kepatuhan adalah
Institutions,
masih ada pada lingkup manajemen.
(7) Corporate Social Responsibility
Conduct and Disclosure for Selain sharia review, AAOIFI
Islamic Financial Institutions. menyarankan kepada LKS untuk

Menurut AAOIFI, Dewan Pengawas menerapkan secara praktis internal sharia

Syariah (DPS) didefinisikan sebagai: review atau tinjauan internal syariah.


Tujuannya adalah untuk memastikan
“An independent body of specialized
bahwa manajemen LKS melakukan
jurist in fiqh al muamalah (Islamic
commercial jurisprudence). However, tanggung-jawab mereka dalam
the Sharia supervisory board may
kaitannya dengan pelaksanaan
include a member other than those
specialized in fiqh mua’malat, but peraturan dan prinsip-prinsip syariah yang
should be an expert in the field of
ditetapkan oleh DPS. Internal sharia review
Islamic Financial Institutions (IFIs) with
the knowledge of fiqh mua’malat.” juga dapat disebut sebagai implementasi

Mengenai penunjukan anggota DPS, sharia review. Penerapan internal sharia

harus ditunjuk oleh para pemegang review diperlukan karena termasuk bagian

saham dalam Rapat Umum tahunan integral dari manajemen LKS. Internal

(RUPS) atas rekomendasi Dewan Direksi. sharia review dapat dilakukan oleh

Pemegang saham juga dapat Departemen Internal Audit atau

mengotorisasi Dewan Direksi untuk Departemen Pengendalian Internal.

memperbaiki remunerasi DPS pada El Tiby (2011:165-168) menjelaskan

Lembaga Keuangan Syariah (LKS). bahwa IFSB mengeluarkan standar prinsip

Menurut AAOIFI, sharia review atau pengelolaan tentang kepatuhan sistem

tinjauan syariah didefinisikan sebagai: tata kelola syariah untuk membantu

349
‘Aabid, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 346-358; PENERAPAN TATA KELOLA
SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN ISLAM (Studi Kasus Pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya)

kontrol tata kelola yang sudah ada dan Bagian terpenting dari tata kelola
fungsi pemenuhan dalam Lembaga Jasa syariah adalah proses. Proses tata kelola
Keuangan Islam (LJKI) atau Institutions syariah merepresentasikan fungsi
Islamic Financial Servicer (IIFS). IFSB (2009b) instrumental dewan syariah sebagai
mendefinisikan sistem tata kelola syariah bagian dari struktur badan internal tata
(sharia governance system) sebagai kelola suatu LKS. Hasan (2012:74-84)
berikut: menjelaskan bahwa terdapat proses tata
“Seperangkat peraturan kelola syariah yang dalam hal ini meliputi
institusional dan organisasional (1) Penunjukkan DPS, (2) Komposisi DPS, (3)
yang mana tiap LJKI menjamin
Kualifikasi DPS, (4) Proses Kepatuhan
adanya pengawasan yang efektif
dan independen terhadap Syariah, (5) Koordinasi Syariah, (6) Tinjauan
kepatuhan syariah akan setiap Kepatuhan Syariah, dan (7) Laporan
struktur dan proses di bawah ini:
Syariah.
a. Penerbitan pernyataan syariah
Ada beberapa penelitian sebelumnya
yang relevan tentang LJKI
b. Penyebaran informasi tentang yang mendukung penelitian ini. Berikut ini
pernyataan syariah ke anggota
merupakan salah satu penelitian
LJKI
c. Pemeriksaan atau audit internal sebelumnya yang membahas tema
kepatuhan syariah
serupa yakni International Journal of
d. Pemerikasan atau audit tahunan
kepatuhan.” Business and Social Science. Vol. 4 No. 15
Shariah Governance Framework (SGF) yang berjudul Comparative Analysis on
adalah pedoman yang berlaku untuk AAOIFI, IFSB, and BNM Sharia Governance
lembaga keuangan Islam yang Guidelines oleh Nawal Kasim dkk pada
dikeluarkan oleh Bank Negara Malaysia tahun 2010.
(BNM) pada tahun 2010. Framework ini Hasil penelitiannya ialah semua
berfungsi untuk memastikan lingkungan pedoman tidak cukup komprehensif,
operasi lembaga keuangan Islam yang seperti AAOIFI, IFSB dan BNM. Penulis
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. menyarankan bahwa LKS harus memiliki
Islamic Banking and Takaful Department satu pedoman standar sehingga akan
of Bank Negara Malaysia (2010:4-5) mudah menjadi referensi untuk pelaku
menjelaskan bahwa kerangka ini terbagi industri LKS, regulator, Penasihat Syariah
ke dalam enam bagian, yaitu: dan investor.
(i) Persyaratan umum, Persamaannya ialah menggunakan
(ii) Perngawasan, akuntabilitas, dan
standar atau pedoman AAOIFI, IFSB, dan
tanggung jawab,
(iii) Independensi, BNM untuk landasan teori tata kelola
(iv) Kompetensi,
syariah.
(v) Kerahasiaan dan konsistensi,
(vi) Kepatuhan syariah dan fungsi Perbedaannya ialah jurnal tersebut
penelitian.
hanya berfokus pada perbandingan

350
‘Aabid, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 346-358; PENERAPAN TATA KELOLA
SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN ISLAM (Studi Kasus Pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya)

standar tata kelola internasional, Ruang lingkup dalam penelitian ini


sedangkan peneliti juga membutuhkan fokus pada bagaimana proses
regulasi seperti UU, PBI, SE BI, dan POJK implementasi Good Sharia Governance
sebagai dasar pembahasan tata kelola (GSG) di PT. BPRS Jabal Nur dalam
syariah di Indonesia menjamin aspek kepatuhan syariah
berdasarkan standar serta regulasi yang
berlaku.
III. METODE PENELITIAN Berdasarkan sumbernya terdapat dua
jenis sumber data yang dapat
Berdasarkan rumusan masalah yang
dikumpulkan oleh peneliti untuk
telah ditentukan penulis, penulisan ini
mendukung penelitian yang dilakukan,
menggunakan pendekatan penelitian
yaitu:
kualitatif deskriptif dengan metode studi
1. Data pertama adalah melalui
kasus untuk menjawab pertanyaan pada
sumber primer, yaitu data yang
rumusan masalah “Bagaimana proses
diperoleh peneliti secara langsung
implementasi Good Sharia Governance
dari informan utama dengan cara
(GSG) di Bank Syariah dalam menjamin
menanyakan sesuatu atau yang
kemurnian dan kepatuhan syariah (Sharia
disebut dengan wawancara.
Compliance)?”. Menurut Yin (2009:2)
2. Data yang kedua adalah melalui
pendekatan kualitatif adalah pendekatan
sumber sekunder, yaitu data yang
dengan menggunakan data yang berupa
berunsur non-manusia sebagai
kalimat tertulis atau lisan, peristiwa-
data pendukung penelitian, data
peristiwa, pengetahuan atau proyek studi
yang dimaksud adalah data-data
yang bersifat deskriptif. Pendekatan
yang bersifat dokumen.
kualitatif dengan metode deskriptif
Unit Analisis dalam penelitian ini
adalah mengkomunikasikan realitas yang
adalah serangkaian proses implementasi
ada dengan berdasarkan sudut pandang
Good Sharia Governance (GSG) di PT.
dari informan. Alasan peneliti
BPRS Jabal Nur.
menggunakan pendekatan penelitian
Teknik pengumpulan data yang dapat
kualitatif deskriptif adalah karena
digunakan dalam penelitian kualitatif
penelitian ini bertujuan untuk menguraikan
diantaranya adalah observasi, partisipasi,
analisis pada proses, bukan untuk menguji
studi dokumen dan wawancara (Yin,
sebuah hipotesis atau pengaruh
2009:90). Pengumpulan data merupakan
signifikansi. Manfaat strategi dari metode
fase yang paling penting dalam penelitian
ini adalah untuk mendapatkan data yang
karena hal tersebut berhubungan
lebih dalam, lebih lengkap, kredibel, dan
langsung dengan masalah yang diteliti
bermakna sehingga tujuan penelitian
dan nantinya yang akan diambil
dapat dicapai.

351
‘Aabid, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 346-358; PENERAPAN TATA KELOLA
SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN ISLAM (Studi Kasus Pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya)

kesimpulan. Penelitian ini menggunakan PT. BPRS Jabal Nur diresmikan oleh
teknik pengumpulan data observasi, Deputi Gubenur Bank Indonesia Siti
wawancara dan studi dokumen atau Fadjriyah, untuk dapat menjalankan
dokumentasi. operasinya sejak tanggal 26 Oktober 2007.
Validitas adalah derajat ketepatan Penetapan nama Jabal Nur adalah
yang terjadi antara data dengan daya terinspirasi dari nama bukit di Arab Saudi
yang dapat dilaporkan pada objek yang sudah sangat dikenal oleh umat
penelitian oleh peneliti. Data yang valid Islam di seluruh dunia termasuk umat Islam
adalah data yang sama dengan data di Indonesia, baik karena cerita riwayat
yang dilaporkan oleh peneliti berdasarkan perjalanan maupun aktivitas Rasulullah
keadaan yang benar-benar terjadi. SAW dalam pengembangan agama
Penelitian ini menggunakan teknik validasi Islam.
triangulasi sumber dan teknik. Ditetapkan Kota Surabaya sebagai
Setelah dilakukan pengumpulan data lokasi kantor BPRS Jabal Nur, dengan
penelitian, maka data tersebut dianalisis pertimbangan bahwa (a) Hampir 70%
untuk mendapatkan kesimpulan. Data- asset perbankan ada di kota Surabaya,
data yang diperoleh dari proses dan ini menunjukkan, (b) Dana
wawancara, observasi, dan studi masyarakat Jawa Timur sebagian besar
dokumen kemudian di analisis dan diolah beredar di Kota Surabaya, (c) Belum
berdasarkan landasan teori dan literatur banyaknya BPRS yang berdiri di Kota
yang digunakan dalam penelitian ini. Surabaya. Segmen pasar yang dilayani
Analisis data dilakukan agar hasil yang adalah masyarakat kecil dengan usaha-
diperoleh dapat dibaca dengan mudah usaha kecil dan mikro di Kota Surabaya
dan dipahami. Teknik analisis yang khususnya dan di Jawa timur pada
digunakan dalam penelitian ini umumnya.
menggunakan teknik analisis data Ringkasan visi dan misi serta program
menurut Miles and Huberman dalam buku produk dan ringkasan informan penelitian
Sugiono (2014:91), yang menjelaskan ada di BPRS Jabal Nur dapat dijelaskan pada
tiga proses yaitu reduksi data, penyajian tabel 1. dan tabel 2. berikut ini:
data, dan verifikasi atau menarik Tabel 1.
Ringkasan Visi Misi dan Program
kesimpulan. Aktivitas dalam analisis data
PT. BPRS Jabal Nur
kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus pada
setiap tahapan penelitian sehingga
sampai tuntas, dan datanya sampai
jenuh.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

352
‘Aabid, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 346-358; PENERAPAN TATA KELOLA
SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN ISLAM (Studi Kasus Pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya)

pengendali dapat menentukan arah


pembahasan. Direksi bisa mengusulkan
melalui komisaris selaku perwakilan dari
pemegang saham, tetapi tetap
keputusan tertinggi ada di RUPS.
Pertimbangan yang digunakan oleh
inisiator ialah aspek kompetensi di bidang
Pembahasan pengawasan atau pemeriksaan, aspek
Mekanisme penunjukan Dewan ketokohan publik serta acceptable bagi
Pengawas Syariah (DPS) yang terjadi direksi atau dapat diterima dan dapat
pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat bekerja sama di semua lini manajemen.
Syariah Jabal Nur ialah dimulai dari usulan Aspek acceptable bagi direksi sesuai
nama-nama oleh peserta RUPS Luar Biasa. dengan AAOIFI yang menyatakan
Jika disetujui maka hasil usulan tersebut bahwa, DPS ditunjuk oleh pemegang
dibawa ke DSN-MUI untuk dimintakan saham di RUPS dengan rekomendasi
rekomendasi, bersamaan dengan itu pula Dewan Direksi. Kualifikasi auditor secara
dilakukan pengajuan ke OJK. Setelah umum di PT. Bank Pembiayaan Rakyat
mendapatkan surat rekomendasi dari Syariah adalah sebagai berikut.
DSN-MUI yang disampaikan oleh pihak 1. Memahami segala aturan
direksi BPRS, maka OJK melakukan yang berlaku (UU, Fatwa, SOP,
penilaian-penilaian terhadap nama calon SE, SK),
DPS tersebut. Penilaian-penilaian yang 2. Memiliki integritas,
dimaksud adalah penilaian persyaratan 3. Menaati kode etik dan
administrasi seperti dokumen sertifikasi independen,
pendidikan dasar syariah, pengawasan, 4. Memiliki mental kuat dan stabil,
hingga penilaian mengenai track record
5. Memiliki pengetahuan luas
keuangan seperti histori kredit. Selanjutnya
tentang analisa dan
terdapat fit and proper test sebagai
interpretasi.
tahap akhir sebelum OJK memberikan
Bagian yang sangat menarik untuk
keputusan beserta pengesahannya.
dibahas lebih mendalam ialah adanya
Inisiator yang berhak mencalonkan
aspek ketokohan publik sebagai salah
nama-nama DPS ialah seluruh peserta
satu aspek pertimbangan inisiator dalam
pada RUPS Luar Biasa. Peserta RUPS
memberikan calon nama-nama DPS
tersebut meliputi pemegang saham,
dalam RUPS. Aspek ketokohan publik dari
pemegang saham pengendali, serta
DPS dapat menjadi bagian dari
pengurus yang terdiri dari direksi, komisaris,
pertimbangan inisiator dalam proses
dan DPS. Seringkali pemegang saham
pemilihan calon nama-nama DPS di RUPS

353
‘Aabid, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 346-358; PENERAPAN TATA KELOLA
SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN ISLAM (Studi Kasus Pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya)

karena menurut ibu Pram selaku direktur 1. WASKAT, pengawasan melekat


menyatakan bahwa, aspek ketokohan pada sistem berupa SOP, SK,
yang dimiliki DPS dapat dijadikan sebagai SE, dan segala ketentuan
figur positif untuk bisa menambah prosedur yang berlaku.
kepercayaan publik kepada bank syariah. 2. PAL, pengawasan atasan
Proses kepatuhan syariah di PT. Bank langsung oleh setiap pimpinan
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Jabal di masing-masing lini.
Nur ditunjang dari dua aspek yang saling 3. Audit Internal, audit yang
berkesinambungan, yakni pendidikan dan dilakukan oleh fungsi
pengawasan. Selain adanya 2 aspek pengawasan PT. BPRS Jabal
tersebut, terdapat pula sosialisasi SOP dan Nur yakni oleh DPS, komisaris,
program edukasi agar proses kepatuhan dan IC.
syariah dapat berjalan dengan baik. 4. Audit Eksternal, audit yang
Standar tata kelola dan kepatuhan dilakukan oleh pihak eksternal
syariah yang diterapkan di PT. BPRS Jabal seperti KAP dan OJK.
Nur adalah berdasarkan pada Peraturan Pola koordinasi DPS dan Dewan
Bank Indonesia (PBI), Peraturan Otoritas Komisaris adalah bagian dari fungsi
Jasa Keuangan (POJK), Fatwa DSN, dan pengawasan, sedangkan antara DPS dan
Undang-Undang yang berlaku. IC ialah sama-sama memiliki fungsi
Koordinasi pengawasan pada PT. BPRS pemeriksaan. Koordinasi fungsi
Jabal Nur bertujuan untuk mengontrol pemeriksaan terdapat pada aspek sharia
operasional perbankan syariah agar tidak review dan internal sharia review. Dewan
keluar dari koridornya. Selain itu, adanya Pengawas Syariah bertanggung jawab
pelaksanaan koordinasi pengawasan untuk membentuk dan memberikan
akan membuat manajemen risiko bank pendapat mereka tentang kesesuaian LKS
dapat berjalan dengan efektif dan terhadap prinsip-prinsip syariah. Kemudian
sebagai langkah untuk meminimalisir risiko untuk memastikan bahwa manajemen LKS
perbankan syariah yakni sharia melakukan tanggung-jawab mereka
compliance risk, serta dapat membantu dalam kaitannya dengan pelaksanaan
meningkatkan reputasi dan kepercayaan peraturan dan prinsip-prinsip syariah yang
suatu industri keuangan syariah secara ditetapkan oleh DPS, maka diperlukan
umum. internal sharia review yang dapat juga
Adapun serangkaian proses disebut sebagai implementasi sharia
pengawasan di PT. Bank Pembiayaan review.
Rakyat Syariah Jabal Nur ada 4 tahapan Penilaian tata kelola syariah pada PT.
yang terdiri dari: Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
Jabal Nur terhadap jaminan kepatuhan

354
‘Aabid, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 346-358; PENERAPAN TATA KELOLA
SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN ISLAM (Studi Kasus Pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya)

syariah ialah sudah berjalan cukup baik.


Hanya saja penilaian tersebut didasarkan
pada hasil pengawasan auditor (DPS,
komisaris, dan IC), kelengkapan fungsi
struktur organisasi, dan tingkat
pemahaman pegawai terhadap
peraturan syariah. Penialaian yang telah
diungkapkan oleh jajaran pengurus belum
diungkapkan secara penuh (full
disclosure) dikarenakan seluruh dokumen
hasil audit bersifat terkendali atau rahasia.
Hanya ada piagam penghargaan dan
laporan publikasi keuangan triwulan yang
dipublikasikan di masing-masing kantor
BPRS Jabal Nur. Dalam penelitian ini peneliti memiliki
PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah beberapa keterbatasan penelitian dalam
Jabal Nur memiliki cara sendiri untuk hal perolehan data secara lengkap dan
mengkomunikasikan tata kelola syariah mendalam. Hal itu dikarenakan terdapat
yang baik dalam rangka menjamin aspek beberapa data yang memang
kepatuhan syariah, sesuai tabel 3. berikut dirahasiakan dan hanya diketahui oleh
ini. pihak PT. Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah Jabal Nur. Contohnya adalah
Standard Operating Procedure (SOP),
laporan hasil audit internal oleh IC, dan
laporan syariah yang diterbitkan oleh DPS
PT. BPRS Jabal Nur.

V. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang


dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan hasil pembahasan di
proses implementasi GSG di PT. Bank
atas, maka proses implementasi GSG di
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Jabal
PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Nur adalah sebagai berikut:
Jabal Nur dapat dirangkum dan diuraikan
1. Proses penunjukan DPS di PT. BPRS
pada gambar 4. berikut ini.
Jabal Nur diawali dari usulan
nama-nama oleh inisiator dari
peserta RUPS Luar Biasa dengan

355
‘Aabid, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 346-358; PENERAPAN TATA KELOLA
SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN ISLAM (Studi Kasus Pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya)

pertimbangan aspek kompetensi akuntabilitas dan transparansi PT.


di bidang pemeriksaan, aspek BPRS Jabal Nur, karena seluruh
ketokohan publik serta acceptable dokumen hasil audit atau
bagi direksi atau dapat diterima pemeriksaan DPS maupun IC
serta bekerja sama di semua lini bersifat terkendali atau rahasia.
manajemen. 7. Proses pelaporan dan akuntabilitas
2. Jumlah DPS yang ada saat ini yang ada di PT. BPRS Jabal Nur
berjumlah 2, terdiri dari ketua dan adalah dilakukan dengan cara
anggota. mempublikasikan laporan
3. Kualifikasi DPS sudah sesuai keuangan secara periodik di
dengan PBI No. 11/3/PBI/2009 masing-masing kantor, publikasi
Pasal 34 ayat 2, yakni integritas, piagam penghargaan,
kompetensi, dan reputasi memberikan pelayanan informasi
keuangan. terpadu terkait aspek syariah
4. Proses koordinasi dan pengawasan kepada nasabah oleh semua lini
di PT. BPRS Jabal Nur dilakukan manajemen beserta tokoh agama
oleh seluruh lini manajemen. atau ulama, dan menjalankan
Dimulai dari WASKAT, PAL, dan program edukasi kepada publik
audit internal oleh fungsi yang bekerja sama dengan OJK.
pengawasan dan pemeriksaan Saran yang direkomendasikan
antara 3 pihak yakni DPS sebagai setelah melakukan penelitian ini
auditor sharia review dan komisaris adalah sebagai berikut:
beserta IC sebagai auditor internal 1. Bagi Institusi Perbankan Syariah
sharia review, terakhir adalah audit a. Penelitian ini diharapkan bisa
eksternal oleh KAP dan OJK. memberikan masukan dan
5. Bukti nyata adanya koordinasi pertimbangan bagi perbankan
antar pengurus terdapat pada exit syariah untuk lebih
meeting yang di dalamnya meningkatkan peran pengurus,
terdapat tinjauan segala aspek khususnya dalam bidang
pengawasan dan pemeriksaan pengawasan, agar kualitas
operasional maupun aspek syariah tata kelola syariah dapat
bersama dengan direksi beserta semakin meningkat dan
jajaran manajemen terkait. terjaminnya prinsip kepatuhan
6. Hasil pengawasan kepatuhan syariah.
syariah belum diungkapkan secara b. Sekiranya opini DPS dapat
penuh (full disclosure) kepada dipublikasikan baik secara
stakeholder sebagai bentuk langsung di kantor maupun

356
‘Aabid, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 346-358; PENERAPAN TATA KELOLA
SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN ISLAM (Studi Kasus Pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya)

tidak langsung melalui laporan ________________. 2009. Peraturan Bank


tahunan (annual report) yang Indonesia (PBI) No. 11/3/PBI/2009
diunggah pada website tentang Bank Umum Syariah (BUS).
perusahaan perbankan ________________. 2009. Peraturan Bank
syariah. Hal itu diwujudkan Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009
dalam rangka meningkatkan tentang Pelaksanaan Good Corporate
tingkat akuntabilitas dan Governance bagi Bank Umum Syariah
transparansi bank syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS)
terhadap jaminan kepatuhan ________________. 2011. Peraturan Bank
syariah kepada publik. Indonesia (PBI) No. 13/2/PBI/2011
2. Bagi Peneliti Selanjutnya tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan
a. Ada baiknya peneliti Bank Umum, Tanggal 12 Januari 2011.
selanjutnya juga dapat lebih Bank Negara Malaysia. 2010. Shari'ah
mendalami faktor penerapan Governance Framework for Islamic
tata kelola syariah, terlebih dari Financial Institutions. Kuala Lumpur:
aspek ketokohan publik yang Bank Negara Malaysia.
turut serta dijadikan Coudhury dan Hoque. 2006. Corporate
pertimbangan oleh inisiator Governance in Islamic Perspective.
dalam proses penunjukan Corporate Governance 6(2): 116-128.
calon DPS di RUPS Luas Biasa. Lihat juga, Ekayadi dan Rahmadi, 2010,
h. 4-5.
Departemen Perbankan Syariah BI. 2012.
DAFTAR PUSTAKA Kajian Model Bisnis Perbankan Syariah.
Jakarta: Bank Indonesia.
AAOIFI. 2005. Governance Standards for El Tiby, Amr Mohamed. 2011. Islamic
IFIs, No 1-3. Bahrain: AAOIFI. Finance: How to Manage Risk and

Bank Indonesia. 2008. Surat Edaran Bank Improve Profitability. New Jersey USA:

Indonesia (SE) No. 12/13/DPbs tentang John Wiley and Sons, Inc.

Pelaksanaan Good Corporate Hasan, Zulkifli. 2012. Shari’ah Governance

Governance bagi Bank Umum Syariah in Islamic Banks Ch-3. Edinburgh:

(BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS). Edinburg Press Ltd.

Bank Indonesia. 2004. Peraturan Bank Haqqi, Abdurrahman RA. 2014. Shariah

Indonesia (PBI) No. 6/17/PBI/2004 Governance In Islamic Financial

tentang Bank Perkreditan Rakyat Institution: An Appraisal. Brunei

Berdasarkan Prinsip Syariah. Darussalam: Jurnal US-CHINA LAW


REVIEW SHARIA GOVERNANCE, Vol. 11.

357
‘Aabid, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 346-358; PENERAPAN TATA KELOLA
SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN ISLAM (Studi Kasus Pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya)

Ilyas, Nasirwan. 2006. Seputar Isu Yin, Robert K. 2009. Studi Kasus: Desain dan
Corporate Governance dalam Bank Metode. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Syariah, Buletin Hukum Perbankan dan Persada.
Kebanksentralan. Jakarta:
www.bi.go.id, tanggal akses 15 Oktober
2015
Iqbal, Zamir dan Abbas Mirakhor. 2008.
Pengantar Keuangan Islam: Teori dan
Praktek, terj. Oleh A.K. Anwar. Jakarta:
Prenada Media Group.
Islamic Financial Service Board (IFSB). 2009.
Guiding Principles on Shariah
Governance Systems for Institutions
Offering Islamic Financial Services.
Kuala Lumpur: IFSB
Lewis, K. Mervyn dan Algaoud, L.M. 2001.
Perbankan Syariah Prinsip Praktek dan
Prospek. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 2015.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
(POJK) No. 4/POJK.03/2015 tentang
Penerapan Tata Kelola Bagi Bank
Perkreditan Rakyat.
Rivai, Veitthzal. 2010. Islamic Banking.
Sistem Bank Islam Bukan Hanya Solusi
Menghadapi Krisis Namun Solusi dalam
Menghadapi Berbagai Persoalan
Perbankan dan Ekonomi Global.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sudarsono, Heri. 2007. Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah, Deskripsi dan
Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonisia.
Sugiono. 2014. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Undang Undang Republik Indonesia No.21
Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

358

You might also like